NovelToon NovelToon

Bermula Dari Cafemart

Eps 1. Tokoh

Ahmad Salim mempunyai seorang istri yang bernama Aini Sudarto. Mereka dikaruniai dua orang anak yang bernama Ari Salim dan Meira Salim.

Darmawan mempunyai seorang istri yang bernama Rita Suharto. Mereka juga memiliki dua orang anak yang diberi nama Raditya Darmawan dan Sagita Darmawan. Keluarga ini tinggal di kota Yogyakarta.

Ahmad Salim seorang pungusaha yang termasuk sukses. Bumbu instan adalah salah satu usaha Ahmad Salim yang sekarang dipegang oleh Ari Salim. Ahmad sendiri memegang kendali perusahaannya yang lebih besar.

Sedangkan Darmawan usahanya bergerak di bidang perhotelan. Keluarga Darmawan ini termasuk orang sukses di kotanya karena cabang hotelnya bukan hanya di kota itu saja.

Keluarga Ahmad Salim walaupun sekarang tinggal di kota besar tetapi masih sering singgah di tanah kelahirannya yaitu di kota Yogyakarta. Karena masih ada seorang ibu yang selalu menunggu kehadiran sang anak. Ahmad Salim pindah ke kota besar pada saat usia anak pertamanya yaitu Ari Salim berusia 10 th yang sekarang usianya sudah 19 th duduk di bangku kuliah tahun ke dua.

Ari Salim mempunyai sahabat yang bernama Toni kekasih Dina dan teman masa di bangku sekolah menengah atas. Sedangkan Dina mempunyai sahabat yang bernama Salsa gadis manis yang sederhana dan menyenangkan yang sekarang sedang dekat dengan Radit.

Ari di kampus bersahabat dengan Toni dan Radit serta Dina dan Salsa. Ari di kenal dengan orang yang dingin jika berurusan dengan para gadis. Pernah suatu waktu ada teman kampusnya yang bernama Bela mendekati Ari karena tahu bahwa Ari anak orang kaya. Bela selalu berteman dan mencari pacar hanya dengan anak orang kaya. Karena dianggapnya jika anak orang kaya maka pacaranpun akan lebih menyenakan, bisa minta segala sesuatu untuk dibisa dibelikan. Sedangkan Bela sendiri dari keluarga yang sebenarnya kurang mampu. Tetapi Ari buka orang yang mudah untuk didekati seorang Bela.

"Hai Ri, lama kelihatan kamu sekarang sudah jarang ketemu Bela" tanya Toni pada saat mereka bertemu di kantin.

"Ngapain juga harus sering ketemu dia, yang ada hanya mengganggu saja" jawab Ari acuh.

Sedangkan Ari sendiri tidak begitu menyukai perempuan yang terlalu agresif seperti Bela yang hanya menginginkan uangnya saja.

"Yuk kita masuk, tuh dosen kita sudah masuk juga" ajak Ari ke Radit dan Toni setelah melihat dosen mereka masuk ke kelas.

Mereka duduk di bangku depan karena bangku yang masih tersisa hanya di urutan depan. Maklum jika ada dosen galak, pasti para mahasiswa duduk dibangku belakang atau tengah dan suasananya pun juga hening tak ada yang berani berbisik. Jadi bangku yang tersisa hanya di paling depan.

Selesai kuliah banyak mahasiswa berkumpul di kantin. Termasuk tiga cowok ganteng ini yaitu Ari, Toni dan Radit sambil menunggu Salsa dan Dina.

"Dit siang ini loe ada acara ga?" Tanya Ari

"Tidak ada sih, memangnya kenapa?" Jawab Radit sambil melihat Ari dan Toni yang duduk disebelahnya secara bergantian.

"Kita jalan yuk ke mall XY mau ga" ajak Ari ke kedua sahabatnya ini.

"Boleh, tapi nanti loe anter gue pulang ya" jawab Radit.

"Beres Dit kalau cuma anter pulang saja, asal jangan minta anterin untuk deketin Salsa saja, gue tidak bisa bantu" sindir Ari yang membuat Toni jadi terbahak-bahak mengingat bagaimana awal Radit mendekati Salsa. Radit hanya tersenyum merasa diledekin sahabatnya.

"Yuk berangkat sekarang saja" ajak Ari ke sahabatnya.

"Kalian duluan saja, nanti gue menyusul sama Dina dan Salsa. Karena Dina masih nemenin Salsa ke perpustakaan dulu" kata Toni menunggu pacarnya.

"Okey, gue duluan ya sama Ari" kata Radit kemudian mereka berangkat ke mall XY dengan Radit yang menyetir mobil Ari dan Ari duduk di sebelah Radit.

Radit memiliki usaha minimarket dari sejak masih usianya 16 tahun yang dikelola bersama Sagita adiknya yang sering dipanggil Gita.

Walaupun minimarketnya tergolong kecil, tapi usahanya ini lancar dan sudah memiliki 3 gerai di kota Yogyakarta dan Semarang. Radit berencana membuka gerai minimarketnya itu di Jakarta dekat kampusnya yang sangat strategis dengan menambahkan cafe didalamnya.

Ponsel Radit berbunyi pada saat Radit masih perjalanan pulang dari mall XY bersama Ari sahabatnya.

"Halo dik tumben jam segini telp, ada apa?" Tanya Radit

"--------" Gita

"Iya mas belum sempat buka email semalam, nanti deh kakak telp ya" kata Radit

"-----" Gita

"Mas masih di jalan sama temen, ini baru mau pulang ke kost" jawab Radit kemudian panggilan diakhiri

"Adik loe atau pacar loe di tempat lain?" Goda Ari karena tahunya Radit baru mendekati Salsa.

"Adik gue, kan loe tahu gue sama seperti loe masih jomblo fan baru deketin Salsa." Jawab Radit

"Sialan loe ngatain gue jomblo" kata Ari terkekeh.

"Gue kan mau melebarkan sayap usaha gue dengan Gita adik gue didekat kampus kita Ri" kata Radit bercerita.

"o gitu, bagus dong. Gue bisa ikut kerjasama tidak Dit?" Tanya Ari yang tertarik ikut usaha sahabatnya.

"Serius loe mau kerjasama dengan gue?" Tanya Radit heran. Karena Ari anak orang kaya di Jakarta mana mungkin mau kerja yang hasilnya tidak sebanding pasti dengan uang saku yang diberikan orangtuanya selama ini. Itu yang ada di batinnya Radit melihat Ari.

"Serius dong, lagian gue juga pengin punya usaha sendiri tanpa mengandalkan uang dari orang tua gue" kata Ari.

"Iya bener juga Ri. Milik orang tua biarlah mereka yang menikmati, walaupun orang tua itu sebenarnya lebih senang melihat anaknya menikmati jerih payahnya agar anaknya tidak kesusahan" kata Radit

"Iya, lagian mereka sudah bersusah payah memeras keringat, masak sih kita sebagai anak hanya bisa menghabiskannya." kata Ari.

Eps 2. Mempunyai kemiripan

Ari memang anak orang kaya yang tidak pernah tidak terpenuhi apabila menginginkan sesuatu tanpa melihat nominal harga. Tapi Ari bukanlah orang yang senang mengandalkan kekayaan orang tuanya dengan menghambur-hamburkan uang yang sudah diberikan orang tuanya.

Radit dan Ari mempunyai kemiripan yang sama-sama tidak suka mengandalkan kekuatan dan kekayaan orang tuanya. Mereka sama-sama punya prinsip harus bisa mandiri tanpa menyusahkan kedua orangtuanya. Apa yang sudah didapat oleh kedua orang tuanya itulah milik orang tua mereka dan bukan miliknya.

"Memangnya nanti usaha yang mau loe buka disini kerjasama dengan adik loe juga Dit?" Tanya Ari setelah mereka sampai di kost Ari

"Iya makanya adik gue Gita bikin proposal yang dikirim lewat email karena semua minimarket gue hasil kerjasama kami berdua juga" jawab Radit.

"Memangnya adik loe kuliah di Jogja sambil ngurusin usahanya?" Tanya Ari

"Adik gue masih umur 17th dan baru kelas 12. Tapi awal usaha kami dulu gue sendiri yang ngurusin. Karena Gita masih belum paham sebab saat itu Gita masih di kelas 9. Jadi Gita hanya ikut saweran modalnya saja. Kemudian sedikit-sedikit Gita belajar dan sekarang sudah bisa gue lepas. Jadi 2 gerai kami yang Jogja Gita yang ngurusin" jawab Radit sedangkan Ari jadi penasaran dengan adiknya Radit anak masih kecil sudah bisa berpikir untuk usaha.

Radit dan Ari sudah sampai di kost Radit dan masih melanjutkan obrolannya.

"Memangnya sekarang ada berapa gerai yang loe punya Dit?" Tanya Ari

"Baru 3 gerai Ri, 2 di Jogja dan 1 di Semarang. Makanya aku sekarang mau mencoba merambah ke sini siapa tahu perkembangannya bagus nantinya." Jawab Ari

"Nanti deh kita bicarain lagi bertiga sama adik gue ya kalau loe jadi ikut kerjasama. Dan kita bisa sama-sama membuat proposal untuk rencana ke depannya" kata Radit

"Okey nanti gue buat proposalnya dan kapan kita akan ada pertemuan sama Gita, loe kasih kabar gue ya" kata Ari semangat.

"Okey siip" kata Radit

"Gue mau cari makan malam dulu ke kantin sana, loe mau ikut atau gue beliin saja?" Tanya Radit karena waktu sudah masuk makan malam.

"Gue ikutan aja deh dari pada di rumah mau ngapain, Meira lagi keluar kota jadi rumah sepi kalau anak itu tidak ada batang hidungnya" kata Ari. Radit tertawa karena tahu kalau Meira itu memang cerewet dan manja sekali. Ada saja bahan yang akan jadi omongannya jika bertemu dengan orang yang sudah dia kenal. Makanya rumahnya Ari kalau tidak ada Meira selalu sepi.

Toni setelah mengantar Dina dan Salsa pulang ke kost dari mall XY soee tadi langsung menyusul ke kantin dekat kost Radit setelah menghubungi Radit.

"Kirain loe tadi anterin Salsa saja ke kost kemudian langsung jalan lagi sama Dina" kata Ari.

"Lagi males gue jalan, lagian tadi kan juga sudah jalan" jawab Toni

"Ton loe nanti jadi asisten gue mau ga kalau gue buka usaha?" Tanya Ari. Karena Ari tahu Toni orangnya bisa dipercaya dan punya tanggung jawab besar, apalagi dia sudah tak punya orang tua tetapi masih harus menghidupi seorang adik laki-lakinya yang seumuran dengan Gita dan Meira.

"Gue siap aja, memangnya loe mau buka usaha dimana dan apa Ri?" Tanya Toni

"Nanti dulu, gue belum bikin proposalnya atau malam ini loe ke rumah gue deh" jawab Ari. Toni menganggukkan kepalanya dan memberikan jempolnya tanda setuju.

Ponsel Radit berdering ada panggilan dari adiknya.

"Ya sayang, mas Radit belum sempat buka email, nanti malam sayangku" kata Radit menjawab telp dari Gita.

"Ih mas gitu deh, kan Gita jadi ga sabar dong" kata Gita.

"Eh ini mas lagi makan malam diluar ya, kok suaranya rame" kata Gita

"Iya lagi makan bareng temen mas makanya nanti malam saja ya" kata Radit.

"Kamu ijin dulu ke mama, kalau jadi minggu depan libur dan mau ke sini" kata Radit lagi

"Iya Gita sudah ijin ke mama dan libur 10 hari, jadi bisa buat jalan-jalan semingguan" jawab Gita

"Okey, nanti kasih kabar mas Radit ya biar bisa mas jemput" jawab Radit

"Okey mas, daaah" kata Gita mengakhiri panggilannya.

"Sepertinya minggu depan Ri, kita ketemuan lagi buat ngebahas kelanjutannya." kata Radit ke Ari

"Okey, gue siap kapanpun Gita adik loe datang" kata Ari. Toni mendengar perkataan Ari heran membuatnya mengkerutkan dahinya.

"Memang loe kenal adiknya Radit ya Ri?" Tanya Toni

"Nggak gue mau ada bisnis sama Radit dan adiknya Radit" jawab Ari santai.

"Adik loe cowok apa cewek Dit?" Tanya Toni

"Ngapain loe nanya begituan, memang kalau cewek mau loe deketin?" Sahut Ari

Radit bukannya menjawab pertanyaan temannya tetapi malah jadi tertawa.

"Ya nggaklah, kan gue sudah ada Dina. Sedangkan Radit kan lagi pendekatan sama Salsa. Nah loe kan belum ada Ri, siapa tahu jodoh loe Ri jadi adik iparnya Radit?" Ledek Toni yang tahu kalau sahabatnya yang satu ini agak kurang bisa untuk deket sama cewek. Radit hanya tertawa mendengar ocehan sahabatnya ini.

"Kaya loe tahu jodohnya orang saja" kata Ari males menanggapi.

Memang Ari tipenya malas cari pacar, dimata Ari cewek itu mau deket sama cowok hanya karena uangnya saja. Karena dia sering melihat sepupunya dan ayahnya juga didekati cewek-cewek yang hanya mau uangnya saja.

"Gue jadi penasaran seperti apa nanti cewek idaman loe Ri" kata Toni. Ari tak menanggapinya dan Radit hanya menepuk punggung sahabatnya saja.

"Tidak semua perempuan itu mau dekat dengan lawan jenisnya karena uangnya, loe lihat mama loe, adik loe bisa buat loe membuka mata seperti apa cewek itu" kata Radit membuka pikiran Ari agar tidak terlalu menghakimi kaum cewek, walaupun memang sebagian besar perempuan memandang cowok dari segi uang seperti Bela.

Eps 3. Bisnis

"Eh Ri, Bela kenapa sekarang jarang deketin loe dan ngajak loe makan sih, soalnya gue denger katanya ga pernah loe ajak makan di resto ya?" Tanya Toni penasaran, apakah yang dia dengar selama ini benar.

"Iya gue ajak dia ke warung-warung tenda aja, kadang gue ajak ke rumah makan kecil itupun kalau lagi hujan" kata Ari kemudian cowok ganteng bertiga ini tertawa bersama.

"Kalau lagi ngajak ke mall dan dia minta belanja ke butik, aku selalu bilang uang ga cukup walau hanya untuk beli 1 baju" kata Ari lagi sambil tertawa. Radit dan Toni yang mendengar cerita sahabatnya ini jadi ikutan tertawa.

"Pantesan sekarang Bela tidak lagi ngejar loe, bagus juga ide loe ya. Sepertinya perlu di ikuti deh" kata Toni masih tertawa.

Melihat alroji di pergelangan tangannya dan waktu sudah malam kemudian Ari pulang.

"Gue pulang dulu ya, kan loe juga masih ada janjian sama adik loe dan gua akan siapkan proposal minggu depan" kata Ari kemudian keluar dari kantin.

"Okey, siap bos gue tungguin ya semoga kita bisa kerjasama dengan baik" jawab Radit. Dan Ari memberikan kedua jempolnya.

Ari sampai di rumahnya bersama Toni sahabatnya yang akan menjadi asistennya nanti dengan mobil yang beriringan.

"Kok sepi, dimana si cerewet Ri?" Tanya Toni

"Meira lagi ikut pergi nyokap bokap gue ke luar kota" jawab Ari.

Mereka duduk di teras belakang rumah dekat kolam renang.

"Loe mau bisnis sama Radit?" Tanya Toni

"Iya, gue mau kerjasama dengan Radit dan Gita adiknya. Nanti loe jadi asisten gue ya buat ikut ngurusin bisnis perdana gue ini?" Jawab Ari

"Okey, gue siap bantu teman" kata Toni

"Tapi loe jangan cerita sama nyokap bokap gue dulu, mereka belum tahu karena gue maunya mereka tahu pada saat gue sudah kelihatan hasilnya" kata Ari.

"Okey bos, kira-kira bisnis apa yang mau kalian kerjakan?" Tanya Toni

"Buka cafemart yaitu minimarket yang ada cafenya. Lumayan bisa buat ngumpul yang muda-muda. Makanya besok aja deh kita ketemu di apartemen gue mulai kerja bikin proposal" kata Ari agar tidak diketahuan orang tuanya jika dia sedang belajar berbisnis.

"Okey, kalau begitu besok gue ke apartemen loe" kata Toni kemudian Toni pamit pulang karena waktu sudah larut malam dan besok mereka masih ada kuliah pagi.

Ari masuk ke kamarnya setelah Toni pulang.

Ari masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang lengket dan gerah. Selesai mandi Ari merebahkan tubuhkan di ranjang.

"Semoga usaha ini nanti dapat berjalan lancar" doa Ari untuk dirinya sendiri.

"Tapi dahsyat juga tuh adiknya Radit, masih kecil bisa kepikiran buka usaha. Jadi penasaran gue, seperti apa sih adiknya Radit itu" gumam Ari sambil membayangkan tipe Gita yang menurut pemikirannya sendiri.

"Apa Gita orangnya jutek, tapi kan Radit kakaknya saja baik dan tidak sombong. Pekerja keras lagi tuh Raditnya" gumam Ari sendiri yang penasaran dan membayangkan Gita orangnya seperti apa.

"Mestinya sih Gita tidak akan jauh beda sifatnya dari Radit kakaknya. Tapi kata orang perempuan itu kalau sudah bisa mencari uang sendiri akan berubah sifatnya ada yang jadi sombong bahkan. Jadi lebih ngatur, gampang main perintah..." Ari jadi membayangkan Gita main perintah padanya. "hah main perintah... Ogah gue diperintah anak kecil, Meira main suruh-suruh gue aja gue tidak terima apalagi orang lain" kata Ari bicara pada dirinya sendiri.

"Ahh ngapain gue ngebayangin Gita, kenal aja nggak." Ari merasa heran dengan dirinya sendiri

"Gue kan hanya penasaran saja, anak masih remaja tapi sudah bisa punya pemikiran untuk bisnis. Yah gue kan hanya penasaran saja" Ari bicara sendiri kemudian tertidur.

Kampus

Paginya ketiga cowok ganteng ini bertemu di kampus untuk mengikuti kuliah pagi. Dan selesai kuliah Toni dan Ari ke apartemen beryemu di apartemen Ari setelah Toni mengantar Dina pulang ke kosnya sekalian makan siang berdua.

"Salsa tunggu" panggil Radit setelah Salsa keluar dari perpustakaan.

"Ya ada apa Dit?" Salsa berhenti dan menengok ke arah Radit.

"Loe sekarang mau kemana?" Tanya Radit

"Mau pulanglah Dit, memangnya kenapa?" Kata Salsa

"Loe belum makan kan, kita ke kantin yuk aku juga belum makan soalnya" ajak Radit

"Memangnya loe nggak pulang bareng Ari dan Toni tadi?" Tanya Salsa sambil mereka berjalan menuju kantin

"Nggak, Toni kan bisanya anterin Dina dulu sedangkan Ari sepertinya langsung pulang deh" jawab Radit

Salsa diam saja mendengar jawaban Radit.

"Loe mau makan apa Sa, biar sekalian gue pesenin" tanya Radit

"Gue somay aja deh sama es jeruk" jawab Salsa santai kemudian duduk di bangku yang kosong.

Radit memesankan apa yang tadi disebutkan Salsa sekalian dia pesan untuk dirinya sendiri. Kemudian duduk di depan Salsa.

Sambil menunggu pesanan, Radit melihat ke ponselnya. Setelah pesanan dateng mereka berdua menikmati makannya.

"O iya Sal gue mau pinjam catatan kuliah kemarin dong, catatan gue ga tahu kemana ada yang kurang sepertinya. Boleh ga?" Kata Radit

"Ya gue ga bawa dong Dit, besok ya gue bawain" kata Salsa

"Aku ambil saja nanti sore ke kosan loe aja Sal, biar gue foto copy sebentar" kata Radit

"Okey" kata Salsa sambil makan somaynya

Sorenya Radit ke kosan Salsa untuk meminjam buku.

"Gue pinjem sebentar ya buat di fotocopy atau loe ikut gue aja yuk ke fotocopy nanti aku anterin loe pulang ke sini lagi. Tapi gue naiknya motor ya" kata Radit sengaja memancing Salsa, apakah jika Radit tidak ada mobil Salsa masih mau dengannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!