♡♡♡
Suara riuh terdengar menggema dari sasana olahraga taekwondo. Pertarungan sengit antara Alleya dan Tomy menarik perhatian banyak mahasiswa kampus Universitas Yogyakarta. Bagaimana tidak, seorang gadis tomboy yang duduk di semester awal berani menantang senior sabuk merah taekwondo.
"Pikir baik-baik akibat dari lo nantang gue" Seringai licik tersungging dari bibir manis Tomy.
"Lo yang akan nyesel, dasar cowok brengsek!" Bantah Alleya dengan teriakan khasnya
Alleya melancarkan tendangannya, namun dapat ditangkis dengan mudah oleh Tommy. Bertubi-tubi Alleya gencar menyerangnya dengan memukul dan menendang. Kesabaran Tomy semakin habis, dia tersenyum sinis, memegang tangan Alleya dan menguncinya di belakang punggung.
"Nyerah gak lo!" Hembusan nafas Tommy terasa hangat memburu di telinga Alleya.
"Gak akann!!" Tatapan kebencian menghunus ke hati Tomy. Tomy sendiri terheran melihat sikap Alleya yang cenderung emosian bila dekat dengannya.
"Sebegitu bencinya lo sama gue?".
"Iya, lo cowok terbrengsek yg pernah gue kenal!".
Dengan sigap Alleya membalikkan keadaan. Kekuatan penuh ia lancarkan untuk menjatuhkan lawannya. Tomy pun akhirnya tumbang. Dia terkapar di kerasnya lantai sasana taekwondo.
"Akhirnya lo kalah juga di tangan gue" Cibir Alleya kepada Tomy. Sejenak Alleya tertipu dengan gerakan mengalah dari Tomy.
"Ini belum berakhir Alle...arghhh" Seru si Tomy
Sleepth...bughh
Tomy berhasil membalikkan keadaan, Alleya jatuh dengan posisi di bawah Tomy. Dia membisikkan kata-kata yang mungkin hanya dia dan Alleya yang mendengarnya.
"Be mine Alle?"
Wajah Alleya kian memanas, merah padam, bukan karena malu tapi kemarahan yang memuncah. Alleya mengangkat kakinya dan menendang hingga Tomy tersungkur ke belakang, dengan gerakan cepat Alleya memutar badan dan menendang Tomy untuk yang kesekian kalinya.
Ketika Tomy terjatuh Alleya langsung mengunci gerakannya. Tomy tak berkutik dan menyerah kalah. Tepukan dari orang-orang yang menonton riuh terdengar, adapula seruan cibiran semakin keras terlontarkan.
"Gimana sih bro, sama cewek aja lo kalah"
Ucap Dani pada Tomy.
"Gue sengaja men" Tomy berjalan dipapah oleh Dani karena kakinya terkilir saat dijatuhkan Alleya tadi.
"Ngeles aja lo!" Sahut Riski yg bru saja datang menyusul kedua temannya Dani dan Tomy.
Tomy, Dani dan Riski masuk ke dalam ruang ganti putra. Tomy membuka pakaian atas taekwondonya, memperlihatkan badannya yg tegap dan berotot. Tiba-tiba...
Brakkk
"Gue mau ngomong sama lo!".
Alleya masuk tiba-tiba ke ruang ganti putra, tatapan tajamnya menyapu seisi ruangan. Dengan gerakan kepala dia meminta Dani dan Riski keluar ruangan. Dani dan Riski pun menatap Alleya malas. Lalu diapun menutup pintu.
"Lo....Lo sengaja kan ngalah dari gue?". Tanya Alleya yang masih bersandar di pintu tertutup. Alleya sangat tidak terima dengan cibiran penonton cewek yang mencibirnya, berkata bahwa Tomy hanya mengalah saat bertanding dengannya.
Tomy hanya tersenyum sinis sambil meluruskan dan memijit kakinya yang terkilir. Ia selalu bersikap tenang menghadapi Alleya yang emosinya meluap-luap.
"Alle...?"
"Apa?" Jawab Alleya dengan tatapan tajam.
"Bisa gak sih kita mulai dari awal?" Tomy mulai berdiri dengan bertumpu satu kaki.
"Maksud lo apa?" Tanya Alleya keheranan.
"Gue tau lo marah karena masalah itu, pliss lupain aja, itu kebodohan gue".
Alleya terdiam kepalanya tertunduk seakan memikirkan sesuatu. Tomy semakin mendekat memandang manik mata Alleya yang sedang menatap lantai. Tomy meraih dagu Alleya. Manik mata keduanya bertemu. Adegan romantis layaknya di televisi pun mulai terbayang di benak Tomy.
Alleya keheranan dengan apa yang mau dilalukan cowok ini, wajahnya semakin mendekat, hangat nafasnya menyentuh pipi kanan Alleya. Manik mata Tomy semakin sayu dan terus memandangi bibir ranum Alleya. Alleya hanya terdiam seakan dihipnotis oleh hembusan nafas Tomy. Dan terjadilah.
PLAKK
"Awwww".
Tomy meringis merasakan panasnya tamparan Alleya tepat dipipi kirinya.
"Dasar lo...cewek tomboy, cewek urakan, gak romantis!" Kalimat itu terlontar spontan dari mulut Tomy.
"Gue gak selemah itu hingga mau lo cium, dasar cowok brengsek, mesum aja otak Lu!" Ucap Alleya sambil mengacungkan jari telunjuknya.
"Inget ya...gue gak terima lo ngalah saat tanding tadi, lo bikin gue malu, banyak anak-anak yang mencibir ke gue, gue mau tanding ulang!!" Seru Alleya.
"Gue gak mau...gue capek ladenin Lo!"
"Tanpa gue ngalah...lo pasti babak belur tau gak, secara gue ini udah sabuk merah, gue juga asisten pelatih" Sengit si Tomy menyombongkan diri.
"Hemp...lo kepedean, gue emang masih baru di taekwondo tapi gue punya ilmu beladiri". Jawab Alleya dengan tak kalah sombongnya.
Tomy hanya tersenyum tengil, dia keluar membuka pintu. Alleya buru-buru keluar tapi tidak mendapati Tomy di sana.
"Kemana tuh orang, cepet banget ngilangnya" Batin Alleya.
Alleya berjalan gontai menuju parkir motornya, dia memakai jaket hitam kebanggaannya, mengenakan helm cakil hitam, dan menunggangi motor viction warna hitam pula. Huft dasar cewek tomboy sukanya warna hitam.
Alleya memang beda dari cewek umumnya yang suka warna pink, dia justru menyukai warna hitam. Hitam melambangkan jiwanya yang kuat, mandiri dan misterius.
☆☆☆
Alleya melajukan motornya membelah jalanan Jogja menuju rumahnya di daerah Prambanan. Tepat di lampu merah dia melihat mobil Honda Jazz silver. Matanya melotot melihat pemandangan yang membuat hatinya kian memanas. Seorang cowok sedang mencium kening seorang cewek yang berada di pelukannya.
Tepat ketika lampu kuning menyala Alleya menendang pintu kemudi mobil itu. Si pemilik mobil pun menurunkan kacanya. Tatapan matanya beradu dengan mata Alleya. Rupanya yang berada di dalam mobil itu adalah Tomy.
"Brengsek Lu!!" Seru Alleya lalu melajukan motornya dengan kecepatan penuh.
Tomy hanya tersenyum tipis, entah apa yang dipikirannya. Tomy tertantang untuk melajukan mobilnya untuk menyusul Alleya. Lagi-lagi mobil Tomy dan motor Alleya berkejaran di jalan raya. Alleya berhasil mengungguli hingga Tomy tak bisa menyusulnya.
"Gue tau banget itu Lu Alle" Gumam Tomy terdengar lirih oleh Siska.
"Ouh...itu tadi si Alle cewek tomboy tengil itu ya...?" cibiran Siska.
"Hemp..."
"Kok cuma hemph, ngapain juga tadi kamu ladenin dia, cuekin aja orang kayak gitu!" Seru Siska menasehati Tomy dengan nada manjanya.
"Tom sayang...aku lapeer tadi siang belum makan, mampir dulu yuk" Kata Siska dengan manjanya.
"Ok...kita mampir ke cafe itu aja ya?" Jawab Tomy.
" Thanks you beb...you'r the best pokoknya" Puji Siska kepada Tomy.
Tomy pun meminggirkan mobilnya di depan cafe "Green Peaces".
Tomy melihat ke seberang jalan, motor hitam yang menyalipnya tadi sedang membeli sekantong buah jambu di kios tepi jalan. Rupanya benar dugaannya ternyata pengendara itu adalah Alleya. Senyum tipis tersungging di ujung bibir Tomy.
Alleya sampai di depan rumahnya, dibunyikan bel motornya berulang kalih, tin tin tin membuat gaduh saja...ish. Mang slamet keluar membukakan pintu pagar. Alleya memarkirkan motornya asal asalan, melempar kuncinya kepada Mang Slamet.
"Tolong masukin motor saya ke garasi ya Mang".
"Baik neng" Jawab mang Slamet dengan penuh hormat layaknya hormat saat upacara bendera.
Alleya lari menuju dapur, dia membuka pintu kulkas dan menaruh buah jambu di dalamnya lalu mengambil segelas juz jambu dan menegak habis minuman kesukaannya itu. Diambilnya satu batang coklat silverquen.
"Aaalah .... alah si eneng dah pulang...mau makan neng?" Tanya Bik Surti dengan lembut.
"Enggak usah Bik, Alle gak laper, Bapak sama Ibu dah pulang belum bik?".
"Belum Neng...paling magrib baru pulang" Bik Surti menjelaskan kepada Alleya.
"Mereka ada acara apa sih bik?"
Tanya Alleya.
"Kurang tau ya neng, kayaknya sih mau ketemu teman lama di Klaten". Jawab Bik Surti sambil menempelkan jari telunjuknya di dagu seperti mengingat ingat sesuatu.
"ouhh".
Alleya berjalan malas menuju ke kamarnya. Kamar yang terkesan jauh dari feminin. Dinding kamar yg dicat warna abu-abu, dengan almari besar warna hitam yang menempel di dindingnya. Diambilnya kaos oblong warna hitam kesukaannya dengan celana jin hotpant. Ya..Alleya berganti baju santai di rumah.
Dia duduk di kursi meja belajarnya, dipandangnya foto sahabat sahabatnya semasa SMA dulu. Senyum manis tersungging di bibirnya yang ranum, teringat masa SMA yang menyenangkan, tak terasa setetes air mata keluar dari pelupuk matanya yang indah.
Dimakannya coklat silverquen untuk mengusir rasa bete dia hari ini. Mengingat kejadian tadi di sasana taekwondo dan di lampu merah membuat hatinya geram. Alleya kemudian merebahkan diri di kasur empuk ternyaman versi Alleya.
Alleya menatap langit langit kamarnya yang bertaburan bintang dan bulan. Alleya menutup horden dan mematikan lampu kamar. Meski masih sore, suasana menjadi gelap hanya hiasan bintang dan bulan yang bersinar disana, membuat suasana sunyi nan menyenangkan. Alleya mulai menghitung bintang satu persatu hingga terpejam matanya.
Selamat istirahat Alleya semoga mimpimu indah hari ini...:)
*_*
Jangan lupa tinggalkan jejak para readers,,like, share, dan koment. Dukung author ya...nih karya pertama aku...semoga lancar jaya...love you all😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘
Hallow kakak kakak readers alur cerita author mundurkan ea...selamat membaca dan bersantuy ria hehehe😁😁😘
#FLASH BACK ON#
Alleya mengendarai motornya berboncengan dengan Nadia, sepupu sekaligus sahabat terbaiknya sejak SMA. Mereka kemana-mana selalu berdua. Alleya dan Nadia kuliah di kampus yang sama dan mengambil jurusan yang sama di Fakultas Ekonomi. Mereka shoulmate tak terpisahkan. Bahkan Alleya terkesan protektif dan mengayomi Nadia.
Nadia memiliki tampilan yang berbeda jauh dari Alleya. Dia sosok gadis cantik yang lembut, ramah dan feminin. Berpakaian dengan atasan tanpa lengan dan bawahan celana jins di bawah lutut. Nadia memiliki tinggi badan hanya 160 cm, namun dia selalu terlihat anggun dengan mengenakan sepatu high heels. Nadia adalah sosok cewek populer yang terkenal akan kecantikannya. Dia selalu menjadi idaman cowok-cowok di kampus.
Berbanding terbalik dengan Alleya. Alle selalu tampil casual dengan kaos oblong dipadu kemeja kotak-kotak di luarnya dan bawahan celana jins pensil. Alle terkenal cuek, dingin, terkadang ramah aja kalau moodnya lagi baik. Tidak pernah sekalipun terlihat dirinya memakai make up. Akan tetapi aura kecantikan Alle tak kalah dengan sepupunya itu. Meski tomboy Alle terlihat manis dengan senyum simpul yang sesekali terlihat ketika mereka tertawa.
Ketika sampai di parkiran motor, tiba-tiba tangan Alleya ditarik oleh seorang pria.
"Pinjem Alle sebentar ya Nad" Ucap pria itu kepada Nadia.
Alle hanya menurut mengikuti pria itu. Sentuhan lembut itu mengalir melalui syaraf syaraf kulitnya hingga membuat jantungnya berdentum tak terkendali.
Pria itu bernama Raditya Anggara Putra. Cowok keren yang sedang menempuh semester 5 di Fakultas Teknik Sipil. Raditya memiliki perawakan yang tinggi, kulit sawo matang, hidung mancung, dan tatapan warna manik coklatnya yang sangat meneduhkan. Alleya terkagum dengan sosok Raditya sedari awal masuk kuliah pertama kali. Raditya lah yang dulu selalu membela dan menolongnya saat kegiatan Ospek Mahasiswa Baru.
Raditya dan Alleya duduk di bangku taman samping kampus. Ada perasaan aneh dalam dirinya saat duduk berdua dengan Raditya. Alleya hanya bisa terdiam memandangi bunga celosia yang ada tepat di depannya.
"Alle...aku mau jujur sama kamu ,aku ingin buat sebuah pengakuan." Ucap Raditya to the point sambil memegang kedua tangan Alleya.
Alleya semakin kikuk dibuatnya, pipinya terasa panas, baru pertama kali dia merasakan jatuh cinta seperti ini.
"Pengakuan aa apa...?" Tanya Alleya tergugup.
"Aku"
"Suka"
"Sama"
"Nadia"
Ucap Raditya lirih, takut tidak mendapatkan persetujuan dari Alleya.
Degh
Jantung Alleya serasa berhenti, kepingan cermin di hati Alleya terasa pecah. Entah bagaimana menggambarkan perasaan Alleya saat ini. Tidak mungkin dia menangis histeris. Hanya senyum tipis yang terpaksa tersungging di bibir manisnya.
"Aku ingin meminta ijinmu buat pacaran sama Nadia? Nadia juga sama menyukaiku, tapi dia ragu untuk menerimaku karena kamu." penjelasan Raditya.
"Kenapa denganku?" sahut Alleya sambil tertunduk. Takut sahabatnya mencurigai perasaannya.
"Karena kamu sahabat satu satunya Nadia, dia takut kamu akan kecewa dan merasa diduakan" Raditya berkata dengan lembutnya.
"Aku tidak apa-apa, kalau kalian saling cinta aku juga ikut berbahagia" ucap Alleya dengan suara berat menahan air mata agar tidak jatuh ke pipinya.
"Terima kasih Alle, kamu adalah sahabat terbaik Nadia dan akan menjadi sahabat terbaikku juga" Raditya pun memeluk Alleya.
Ada perasaan aneh dalam diri Alleya, seakan dia terjatuh dari gedung pencakar langit. Remuk sudah hatinya. Semangatnya pun hilang.
☆☆☆
Kini Alleya selalu naik motor sendiri. Sahabatnya Nadia selalu bersama kekasihnya. Alleya hanya bisa menghela nafas kasar ketika melihat mereka berjalan berdampingan. Nadia selalu menggandeng tangan Raditya dengan manja. Seulas senyuman mereka menambah hati Alleya semakin tersayat. Tapi bagaimana lagi, cinta Alleya hanya diam bersarang di sanubarinya, cinta bertepuk sebelah tangan memang sangat menyakitkan.
Alleya mulai menghindar apabila bertemu dengan Nadia ataupun Raditya. Dia memilih memanfaatkan waktu luangnya untuk ikut kegiatan ekstrakurikuler taekwondo. Bisa memukul samsak sepuasnya memberikan energi kehidupan baginya.
Hingga pada saat latihan, pelatih taekwondo atau disebut Saboem memperkenalkan seorang asisten pelatih. Asisten tersebut adalah senior Alleya di kampus. Asisten itu bernama Tomy Hermawan. Seorang cowok berperawakan tinggi, berkulit sawo matang, rambut lurus dikucir belakang seperti layaknya orang jepang, lumayan cakep, tapi tampangnya tengil.
Tomy pun mulai memperkenalkan diri, tatapannya menyapu seisi ruangan sasana taekwondo. Tanpa sengaja manik matanya bersitatap dengan Alleya. Tomy mengedipkan sebelah matanya kepada Alleya dan hanya ditanggapi dengan datar, karena memang Alleya sedang patah hati jadi dia sedang tidak mute bercanda atau meladeni ketengilan si Tomy.
Beberapa kali sesi latihan taekwondo selalu dipimpin oleh Tomy. Sesekali Tomy mencuri perhatian Alleya tapi tidak digubrisnya. Alleya malas memperhatikan tingkah caper si Tomy. Tomy mengambil kesempatan untuk hanya menegur atau membenarkan gerakan latihan Alleya. Namun tetap saja Alleya bersikap dingin. Hingga sesi latihan berakhir.
"Alle habis latihan lo mau kemana?" tanya Tomy mendekati Alleya.
"Mau pulang!" ketus Alleya.
"Naik apa? Barengan gue mau?" Tomy gencar menarik perhatian Alleya.
"Gue naik motor!" ketus Alleya berlalu pergi membawa tas ranselnya meninggalkan Tomy.
Alleya malas menghadapi Tomy yang terkenal playboy tengil. Walaupun semua gadis memujanya, tapi sedikit pun Alleya tidak tergoda. Ya...Tomy bukan tipe idamannya. Dia tidak suka cowok tengil tapi sukanya cowok yang cool dan kalem.
☆☆☆
Pagi itu Alleya akan berangkat ke kampus menaiki motornya.
"Alleya sayang kamu gak bosen naik motor itu terus Nduk?" tanya Bapak Wijaya
"Ndak pak kereen lagi pakai naik motor ini hehee" Cengir si Alleya menjawab pertanyaan Bapaknya.
"Sekarang kamu berangkat sendiri terus, ndak pernah barengan sama si Nadia, kenapa?".
"Nadia udah punya cowok pak, jadi diantar jemput cowoknya terus" Perasaan Alleya jadi tidak enak.
"Terus kamu gimana, udah ada cowok belum?".
"Belum Pak, gak laku, pada gak berani sama Alleya hahaaa!"
"Aiissh...Kamu itu jadi anak cewek tomboy banget, coba ganti penampilan pasti banyak yang naksir hehee".
"Alle nyaman kayak gini pak, gak ribet".
"Udah lah pak, Alleya berangkat dulu ya...Assalamualaikum?" Alleya menjabat tangan bapaknya.
"Wassalamualaikum"
"Eh Nduk sebentar" Bapak Wijaya menghentikannya.
"Kalau kamu gak punya cowok, mau gak bapak jodohin sama anaknya temen bapak, dia anaknya sopan, pinter, cakep lagi" senyum si Bapak
"Ndak mau ah pak, jangan aneh-aneh. udah ya.. Alleya langsung berangkat".
Alleya melajukan motornya sampai ke kamus. Ketika sampai di pintu masuk Alleya berjalan mengendap endap seperti menghindar dari sesuatu. Ya...Dia menghindari Raditya dan Nadia. Tanpa dia sadari ada sepasang mata yang memperhatikan tingkah Alleya yang lain dari biasanya. Alleya berjalan mundur lalu berbalik dan....
buggh
Tanpa sengaja dia jatuh kepelukan Tomy. Respon Alleya cepat langsung meninju perut Tomy.
"Awwww".
"Sory sory gue reflek".
"Gila tinjumu sakit sekali" Tomy meringis memegangi perutnya.
"Lo sih maen peluk peluk gue" Alleya pun merengut.
Tomy menatap dalam Alleya dia semakin maju mendekatinya, dan reflek Alleya semakin memundurkan tubuhnya.
"Lo tadi menghindari siapa? Nadia? Pacarnya?".
Alleya tidak menjawab pertanyaan Tomy, dia hanya mengepalkan tangannya, tanda bahwa dia sedang jengkel.
"Jangan campuri urusan gue!"
Alleya berlalu pergi.
"Itu jelas urusan gue, karena gue tertarik sama lo Alleya, dan lo cuekin gue teruus" gumam Tomy tanpa ada yang mendengar.
Semenjak kejadian itu Tomy sering mematai Alleya, diam-diam dia mengamati Alleya. Tomy semakin penasaran karena memang selama ini tidak ada seorang cewek pun yang mampu menolak pesona Tomy. Hanya Alleya ya...hanya dia yang acuh pada cowok sekeren Tomy.
☆☆☆
Tring Tring Tring
Bel tanda perkuliahan seleaai pun berbunyi Alleya buru buru keluar dari ruangan.
"Alle...buru-buru amat mau kemana? dah lama lo kita gak jalan bareng, ke kantin yuk?".
"Oke".
"Eh itu kamu ditungguin cowokmu, aku duluan aja kebelet pipis" jawab Alleya sambil memegangi perut bawahnya.
"Yaudah nanti kamu nyusul ke kantin ya...aku tungguin!" seru Nadia.
Alleya berlari menuju ke toilet, lagi lagi tanpa sengaja dia bertabrakan dengan Tomy.
Bugh
"Kayaknya kita jodoh deh tabrakan melulu hehee" cengiran tengil si Tomy membuyarkan pandangan Alleya.
Tanpa meladeni si Tomy, Alleya langsung berlalu pergi ke toilet ternyata ada yang jatuh dari tas Alleya. Tomy mengambil benda tersebut yang ternyata adalah HP.
Tomy penasaran dengan HP milik Alleya, HP warna hitam dengan softcase metal tanpa ada asesoris cewek sperti HP yang lainnya. Tomy membuka Hp Alleya dengan niatan ingin mencatat nomernya.
Ternyata rasa penasarannya melebihi indra penglihatannya, Tomy mengutak-utik galeri foto Alleya. Tomy mengerucutkan keningnya, dilihatnya banyak sekali foto Alleya dan Nadia, lebih banyak lagi foto Raditya saat Ospek Maba dulu, foto kebersamaan mereka bertiga, bahkan ada foto screenshot history FB milik Raditya.
Tomy menyimpulkan sendiri bahwa Alleya terobsessi dengan Raditya, secara dia cewek tomboy yang susah jatuh cinta bahkan dengan lelaki semenarik Tomy.
Tomy mencari Alleya ke ruang kelas dan ke kantin tapi tak ditemukannya. Tomy teringat bahwa dia pernah melihat Alleya duduk di bangku taman bersama Raditya. Tomy segera menuju ke tempat itu, dan benar saja Alleya sedang disana mengobrak-abrik isi tasnya mencari HP.
"Lo cari ini?" Tomy menyodorkan hp ke arah Alleya.
Dengan cepat Alleya berusaha meraih HP nya namun ditarik oleh Tomy.
"Balikin Hp gue!" Alleya berusaha merebut Hpnya daribtangan Tomy.
"Gak semudah itu, dengan syarat" tegas Tomy.
"Apa?"
"Lo mau jadi cewek gue" Senyuman menggoda Tomy lancarkan, tapi hanya dibalas dengan senyuman remeh oleh Alleya.
"Mimpi lo...balikin gak, atau gue teriak maling" tukas Alleya.
Tomy berjalan mengitari Alleya dan berkata sesuatu di telinganya.
"Gue tau rahasia lo...lo susah buka hati lo, kareenaa...lo suka kan sama Raditya!" Senyum sinis Tomy mengembang.
"Gue sudah buka galeri foto lo ternyata isinya ada folder khusus judulnya Raditya sayang, isinya byuuh...foto Raditya semua! lo sakit ya..lo terobsesi sama dia!!"
Alleya membelalakkan matanya, emosinya memuncah. Ingin sekali dia memukul wajah tengil Tomy yang sudah lancang membuka privasinya. Tiba-tiba_
"Benarkah itu Alleya?"
Terdengar suara yang ia kenal tak jauh dari sana. Ya...suara Nadia. Alleya gemetar takut kesalahpahaman terjadi. Nadia meraih Hp yang dipegang Tomy dan membuka isinya. Betapa terkejutnya dia dengan apa yang dilihatnya.
"Nadia, kamu salah paham. aku..."
Penjelasan Alleya terputus dengan kata-kata Raditya.
"Alle..aku perhatian sama kamu tapi cuma sebatas teman, aku sangat mencintai Nadia".
Raditya datang memeluk Nadia.
Alleya bingung harus menjelaskan apalagi. Mulutnya seakan terbungkam oleh fakta di Hpnya. Alleya merasa seperti tokoh Antagonis disini. Tomy melihat kebingungan Alleya segera dia menariknya dari cinta segitiga itu. Menjauh dari taman menuju halaman depan kampus.
PLAKKK
Alleya menampar Tomy di depan semua mahasiswa yang berlalu lalang.
BRAAAkkk
Alleya melempar HP itu sampai berkeping-keping.
"GUE BENCI LO, DASAR COWOK BRENGSEK!!"
#FLASH BACK OFF#
Jangan lupa tinggalkan jejak ya readers, like dan koment aku tunggu...love you all 😘😘
Hallow para readers, nih author kasih visual cast sesuai imajinasi author ya....😘😍🥰
Alleya Wijaya
Alleya Wijaya atau bisa dipanggil Alle
Gadis berperawakan tinggi 168 cm, penampilan selalu casual cenderung tomboy. Alle tidak pernah berdandan atau make up, kecantikan alami sudah terpatri di wajahnya, senyum simpul yang jarang iya tunjukkan adalah anugrah tersendiri. Alle sosok gadis tangguh, pandai beladiri, cekatan, dan arogan.
Nadia Harun
Nadia adalah sahabat terbaik Alleya wijaya. Nadia selalu berpenampilan cantik, ramah dan tentunya seksi. Nadia selalu mengenakan pakaian feminin. Nadia termasuk mahasiswi most wanted di kampusnya.
Raditya Anggara Putra
Raditya adalah sosok mahasiswa senior di kampus. Perawakan tinggi, wajah tampan, cerdas, dan tentunya baik hati. Raditya adalah cowok yang ditaksir Alleya tetapi dia malah mencintai sahabatnya yaitu Nadia.
Tomy Hermawan
Tomy adalah mahasiswa senior sekaligus asisten pelatih taekwondo. Perawakannya tinggi, kulit sawo matang, cakep dan kereen. Senyumnya tengil banget. Dia terkenal playboy dan suka naklukin cewek cewek di kampus. Tomy sangat tergila gila dengan sosok Alleya,,karena dia gadis yang sulit ditaklukkan.
Gimana oke nggak visual cast nya, semoga bisa memenuhi imajinasi para readers heheeee
Jangan lupa tinggalkan jejak ya readers, like, share, dan koment. Jangan lupa nantikan terus update novel aku...
love you all..😘😘😘😘😘😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!