NovelToon NovelToon

OB KERUDUNG BIRU

Hari Kelulusan

Hari ini Syafira Alkatiri akan mendapatkan amplop kelulusannya, dia berangkat ke sekolah pagi-pagi sekali karena jarak rumah pamannya dengan sekolah lumayan jauh, kira-kira 4 km dan itu harus dilaluinya dengan berjalan kaki.

Yaa selama 3 tahun Fira melakoni kegiatan sekolahnya dengan berjalan kaki tanpa pernah merasa kelelahan dan mengeluh pada mamaknya (paman), karena dia sudah sangat bersyukur bisa disekolahkan oleh paman dan istrinya, padahal paman masih banyak tanggungan dengan ketiga anaknya.

Belum lagi biaya hidup yang makin hari makin tinggi saja. Andai saja orang tuanya masih ada mungkin hidupnya tidak akan seperti sekarang ini. Orang tua Syafira Alkatiri meninggal saat dia masih kelas 8 SMP, karena kecelakaan maut bis yang mereka tumpangi, saat mau melakukan perjalanan ke kota untuk berkunjung ke salah satu kerabat ayahnya yang berada di kota.

Saat itu Fira sangat terpukul karena diusianya yang masih remaja dia harus kehilangan kedua orang tuanya, tempat dia berkeluh kesah dan tempatnya berlindung.

Tak terasa kaki Fira sudah memasuki gerbang sekolah, dia meletakkan tasnya kedalam laci meja, lalu minum air putih yang selalu dibawanya dari rumah.

Hari ini lumayan mendebarkan untuknya, walaupun dia termasuk anak yang sangat pintar tetapi tetap saja dia merasa deg-degan untuk menerima amplop yang akan dibagikan wali kelas nanti.

Bel tanda masukpun berbunyi semua anak kelas 12 menuju kelas masing-masing termasuk Syafira Alkatiri.

"Fir, kamu nanti mau melanjutkan kuliah dimana?" tanya Airin kawan sekelasnya sekaligus tetangga Fira.

"Mungkin aku akan mencari kerja dulu Rin, soalnya pamanku udah nggak sanggup lagi jika harus membiayai kuliah ku, apalagi sepupu ku juga butuh biaya yang banyak," jawab Fira.

"Mmmm... kalau aku nggak salah kak Santi pulang hari ini dari kota, nanti coba aku tanya yaa, mana tau dikantor dia ada lowongan kerja untuk mu Fira," ucap Airin.

"Aamiin, Mudah-mudahan ado yo Airin, jadi ambo bisa pulo ma agiah mamak untuak biaya ipa ambo nan basikola (mudah-mudahan ada ya Rin, jadi aku juga bisa bantu paman ku untuk biayain sepupuku yang masih sekolah)," harap Syafira.

"Fira, aku bangga sama Kamu lho, udah pintar, baik, terus sayang lagi sama keluarga padahal mereka kan cuma keluarga paman mu" ucap Airin.

"Buat aku , mereka adalah segalanya. Jika paman tidak merawat ku dan tidak menolongku, mungkin sekarang aku jadi orang yang terlunta-lunta Airin, kan Kamu tau sendiri kalau sejak ayah dan ibu meninggal, aku sudah nggak punya siapa-siapa lagi selain paman ku, alhamdulillah paman ku orang yang sangat baik," ungkap Fira.

"Eh pak Irwan masuk tuh ...." ucap Airin.

Kelas menjadi hening sesaat sampai pak Irwan membagikan amplop kelulusannya kepada seluruh siswa. Pak Irwan berpetuah:

"Bapak berharap kalian semua bisa melanjutkan pendidikan kalian ke jenjang yang lebih tinggi, gapailah semua cita-cita kalian, agar bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain, terlebih manfaat untuk diri kalian sendiri." Ucap wali kelas Fira dengan panjang lebar memberikan petuah untuk para anak didiknya.

Setelah menyampaikan petuah pak Irwan berlalu dari kelas dan tinggal para siswa yang membuat lokal menjadi riuh dan ribut. Syafira membuka amplop yang dibagikan pak Irwan tadi dan pelan-pelan dia membukanya.

"Bismillah." Fira menyobek tepi amplop putih itu dan membuka kertas yang ada didalamnya, tertulis "Selamat Anda Lulus."

"Alhamdulillah ... akhirnya aku lulus juga dari SMA," ucap Fira sambil memeluk amplop kelulusannya.

"Rin, kamu lulus juga kan?" tanya Fira sama sahabatnya Airin.

"Alhamdulillah aku lulus kok," jawab Airin.

"Oh ya, nanti kita pulang bareng ya, soalnya tadi aku bawa motor sendiri, gak ada yang bisa ngantarin soalnya, makanya terpaksa bawa motor sorang," ajak Airin sama Fira.

"Ok. Pasti mau dooong timbang aku jalan kaki hehe," jawab Fira sambil tertawa renyah.

"Fir, gimana dengan beasiswa untuk kuliahmu. Hangus dong jika nggak dilanjutkan," tanya Airin sambil mereka berjalan ke arah parkiran

"Mau gimana lagi Rin, pamanku nggak mengizinkan, soalnya kata paman biaya hidup di kota itu tinggi, jadi ya nggak mungkin lah aku ambil, tapi benar ya tanyain kak Santi lowongan kerja untuk ku," ucap Fira penuh harap.

"Aman tuu pasti ku tanyain Fir, tapi kamu tau kan jika ijazah SMA itu palingan dapat kerjaan jadi cleaning servis, alias OB apa kamu nggak malu tuh?" tanya Airin sambil mengangkat kedua alisnya.

"Ngapain harus malu, yang penting kerjaannya halal," jawab Fira sungguh-sungguh.

Pokoknya aku akan membalas jasa paman dan bibi sebisaku dan jika aku kerja aku bisa membantu mereka untuk tambah tambah beli sembako.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Assalamu'alaikum maaf jika masih ada kesalahan typo dan lainnya karena Author masih belajar jadi seorang penulis. Silahkan reader mengkritik atau beri saran.

Like, komen dan vote yang banyak ya trimakasih

Izin Untuk Bekerja

Syafira sudah berada di halaman rumah pamannya

Kali ini aku harus bisa mendapatkan izin dari paman, agar bisa untuk pergi kerja ke kota, aku kan udah besar dan aku ingin mengumpulkan uang agar bisa melanjutkan kuliah

Itulah isi pikiran Fira yang sekarang sedang ada didalam otaknya. Fira melangkahkan kakinya dan masuk ke rumah.

"Assalamu'alaikum."

Fira melihat paman dan bibinya sedang berada di ruang keluarga, sambil menonton televisi dan di depan mereka terlihat cemilan yang mereka makan sambil menonton.

Bantuaknyo mamak jo etek sadang santai, mungkin kini wakatu nan tapek tok mintak ijin dari urang tu, ya Allah Mudah-mudahan mamak amuah maijinnan. (Sepertinya paman sama bibi lagi bersantai, mungkin ini waktu yang tepat untuk meminta izin dari mereka, ya Allah mudah-mudahan paman mau ngizinkan, bismillah.)

"Wa'alaikumussalam warohmatullah, udah pulang sayang gimana kamu pasti lulus kan?"

Fira menghampiri paman dan bibinya, mencium punggung tangan paman dan bibinya.

"Alhamdulillah lulus Bi, ini amplop keluluusannya."

Fira memberikan amplop warna putih yang tadi dibagikan sama walikelasnya di sekolah.

"Etek senang sayang, kamu akhirnya lulus juga dari sekolah menengah atas, itu tandanya sekarang kamu sudah tambah besar dan harus bisa menjadi contoh yang lebih baik lagi buat adik-adik mu," ucap bibinya.

"Ia, Etek, bukannya selama ini Fira juga selalu jadi contoh yang baik buat mereka ya, hehehe."

Fira memang selalu menjadi anak yang sangat penurut sama paman dan bibinya, karena sejak orang tuanya meninggal, Fira sudah tidak memiliki keluarga lagi, buat dia paman dan bibinya adalah segalanya buatnya.

"Syafira, paman minta maaf ya, soalnya paman hanya mampu menyekolah kan mu sampai tamat sekolah menengah atas saja, paman harap Fira mengerti ya sayang," ucap pamannya dengan nada sangat sedih.

"Ia, Mamak. Nggak apa-apa kok, Fira sudah sangat terima kasih sama Mamak dan Etek yang selama ini nggak pernah ngebedain Fira sama sepupu Fira, padahal Fira disini cuma numpang," ucap Fira sambil menangis.

"Kamu nggak boleh ngomong seperti itu sayang. Buat etek, kamu adalah anak tertuanya mamak dan etek, jadi nggak boleh ngomong seperti itu lagi ya, sini peluk etek dulu." Bibinya merentangkan kedua tangannya dan Firapun datang ke dalam pelukan bibinya sambil menangis, sehingga suasana terasa sangat haru.

"mamak itu sudah menganggap kamu seperti anak mamak sendiri, coba Fira ingat! Apa pernah mamak membedakan kasih sayang mamak sama sepupu mu? Nggak kan ... jadi mamak dan etekmu ini sekarang adalah orang tuamu, jangan pernah sedih lagi ya." Pamannyapun datang ke dekat bibi yang sedang memeluk Fira dan mengbelai rambut keponakannya itu.

"Mamak, Fira boleh bekerja ke kota ya ...?"

Dengan sedikit ragu Syafira mengungkapkan keinginannya untuk bekerja kepada pamannya.

"Kerja ... ndak ... ndak. Kamu masih kecil untuk kerja, mamak nggak mengizinkan, Kamu cukup bantu etekmu di rumah saja sampai nanti jika sudah saatnya tiba, mamak akan mencarikan jodoh yang baik untuk mu," ucap pamannya.

"Mamak ... Syafira sudah besar, lagian Fira ingin kuliah di kota, jika Fira hanya dirumah, mana bisa mengumpulkan uang untuk biaya kuliah, masa nggak boleh ... etek bantuin ...." Syafira memohon bantuan kepada bibinya dengan gaya mulut berkerucut dan mata memelas.

"Pa, yang dibilang Fira benar, lagian selama ini kita kan tau kalau dia selalu berprestasi, lagian sekarang aja sebenarnya Fira rugi lho Pa, karena ekonomi kita nggak mampu jadinya Fira nggak bisa mengambil beasiswanya, biar ajalah Fira kerja, mana tau takdirnya nanti bisa berubah jadi lebih baik," ucap bibinya meyakinkan pamannya.

"Tapi Syafira itu bakal kerja apa di kota sana ma. Lagian yang sarjana saja banyak yang menganggur, apalagi cuma tamat SMA, palingan ijazahnya hanya bisa buat dia jadi tukang sapu kantor atau bikin kopi orang-orang kantor." Ucap pamannya masih belum setuju jika keponakannya itu pergi untuk bekerja.

"Tapi paman, jika aku nggak kerja aku nggak bakalan pernah bisa untuk kuliah lagi. Aku ingin kuliah paman, pokoknya aku mau kerja titik," ucap Fira mulai agak melawan pamannya.

"Pa, kita nggak mampu membiayai kuliah untuk Syafira, gaji Papa itu nggak mencukupi untuk itu semua, biarkanlah dia kerja, demi mengumpulkan uang untuk kuliahnya di tahun berikutnya, jangan egois Pa, kita nggak boleh melarangnya, lagian selama ini Fira nggak pernah melawan apapun yang kita suruh," ucap bibinya memberi pengertian kepada suaminya.

"Tapi paman nggak mau kamu nanti kenapa-kenapa Fir, kita nggak punya siapa-siapa di kota sana yang bisa menjagamu, paman khawatir bakal terjadi sesuatu disana terus bagaimana?" ungkap paman.

"In syaa Allah Fira nggak bakal kenapa-napa kok paman, kan ada Allah yang bakal jagain Fira, jadi paman nggak usah khawatir lagi ya, pokoknya Fira janji bakal ngubungin paman sama bibi sesering mungkin." Ucap Fira penuh semangat, karena sudah nampak lampu hijau di depan mata.

"Ya sudah, paman izinin Kamu untuk kerja, tetapi kamu harus bisa jaga diri di sana, jangan mengikuti pergaulan bebas yang ada dikota, jangan lupa sama pesan-pasan paman sama bibi, terus kamu harus ingat tujuan kamu bekerja di kota hanya untuk mengumpulkan uang agar bisa kuliah lagi," ucap pamannya.

"Ia paman, Fira ngerti kok paman tenang aja, Fira pasti bisa jaga diri baik-baik di kota." Ucapan Fira akhirnya membuat pamanya lega.

"Sekarang Kamu masuk kamar sana! Mandi, terus jangan lupa makan ya, tadi bibi masak makanan kesukaan Kamu, pecel lele dan sambal lado palik asam," bibi menyuruh Fira bergegas.

"Ia Bi pasti." Firapun melangkah meninggalkan paman dan bibinya yang masih asik ngobrol berdua di depan televisi, merekapun sekali-kali terdengar tertawa bersama, sungguh paman dan bibi adalah pasangan yang harmonis, Fira ingin suatu saat nanti bisa memiliki pasangan seperti pamannya yang setia, penyayang dan juga bertanggung jawab sama keluarga.

Syafira masuk ke dalam kamarnya dan membuka kerudungnya, karena hari ini lumayan panas, dia mengambil handuk terus masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa sangat lengket.

Sehabis mandi, Fira memakai baju gamis yang terbuat dari bahan kaos, agar tidak terlalu panas, dia merebahkan badannya sebentar di atas tempat tidur kecil yang hanya muat untuk 1 orang saja.

Kring

Kring

Kring

Handphone Fira berdering, hingga memenuhi ruangan kamarnya, karena hape Fira adalah hape jadul yang sudah ketinggalan jaman yang hanya bisa sms dan telfon, jangan pernah tanyain whatshap apa lagi bertanya facebook karena Fira tidak punya hehehe.

"Assalamu'alaikum halo Airin, ada apa nih nelfon aku? Ada kabar bagus nggak?" tanya Fira sama Airin yang menelfon di ujung sana.

"Wa'alaikumussalam warohmatullah, Fira kamu kesini nanti ya, kak Santi rupanya sudah datang sewaktu kita di sekolah tadi, jadi kamu kesini saja! Tanya langsung sama kak Santi, kamu datang langsung aja ke sini jadi nanti habis shalat ashar datang kerumah ya," ucap Aurin di ujung telfon sana.

"Ok boss, siap laksanakan," jawab Syafira yang membuat mereka akhirnya tertawa bersama di telfon.

"Ya sudah, aku tunggu di rumah ya Fir, mudah-mudahan lowongannya cocok dengan mu," kata Airin yang akhirnya menutup telfon nya.

"Amiin. " Jawab Fira.

______________________________________________

Sementara di rumah airin dia sedang asik becanda dengan kakanya Santi, sambil makan jajan yang sengaja di bawa Santi dari kota untuk keluarganya.

Santi adalah kakak dari sahabat Fira, Santi orangnya sangat lembut dan baik hati, Santi juga baik sama Fira, dia sudah bekerja di kota selama 4 tahun sebagai manager sebuah perusahaan yang sangat besar yang bergerak di bidang fashion dan juga lainnya.

Airin mulai membuka percakapan dengan kakaknya.

"Kak, ingat sama Fira nggak?" tanya Airin untuk membuka percakapan.

"Ya ingat lah Dek, Fira itu kawan mu yang selalu juara 1 itu kan?" jawab kakaknya tanpa menoleh.

"Dia kasian lho kak, dapat beasiswa tapi malah bakalan di biarkan gosong sama dia," kata airin.

"Apaan kamu yang gosong, hangus kali mana ada beasiswa sampai gosong, emang gorengan apa pakai gosong segala," ucap Santi.

"Yee sama aja kali kak, gosong ama hangus tuh kakak beradik" ucap Airin gak terima disalahkan.

"Emang kenapa dibiarkan hangus sama Fira, sayang lho orang pada susah buat kuliah, ikut bimbel, tes eeehh kadang malah gak lulus juga nah Fira kenapa gak mau?" tanya Santi yang akhirnya jadi penasaran

"Kakak tau kan, kalau selama ini Fira yang biayain hidupnya paman dan bibinya, nah sekarang mereka udah nggak sanggup untuk ngasih biaya hidup Fira jika tinggal di kota, jadi tadi pagi di sekolah Fira ngomong, katanya mau kerja kak, di perusahaan Kakak ada lowongan gak tuh?" tanya Airin sama Santi.

"Ada sih Rin, tapi kan Fira baru tamat sekolah menengah atas, yang ada cuma jadi OB, apa dia mau jadi pesuruh di kantor Kakak, dia nggak malu gitu?" tanya Santi sedikit ragu.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Maaf ya jika banyak terjadi kesalahan dalam karya ini. Maklum saya baru belajar.

Jangan lupa like, komen, rate 5 dan vote ya. Terima kasih

Bertemu kak santi

Syafira menuju dapur untuk makan siang karena perutnya juga sudah terasa lumayan lapar, namun ketika masuk ruangan dapur dia kaget melihat banyaknya piring yang kotor, mungkin bekas makanan adik-adiknya dan juga bekas bibi memasak tadi pagi.

Ah sebaiknya aku makan aja dulu baru nanti mencuci piring-piring kotor ini, lagian perut ku sudah di penuhi cacing yang lagi kelaparan kwkwkw.

Akhirnya Fira mengambil piring, mengisinya nasi dan lele goreng tak lupa Fira mengambil sambal terasi dan lalapan kol mentah dan petai goreng mmm nyami.

Fira makan dengan sangat lahapnya sampai dia nggak sadar jika salah satu sepupunya sudah berada di meja makan yang sama.

"Iih, Uni kelaparan ya, makan sampai kayak gitu nyampe nggak sadar Alif datang, " ucap salah satu anak pamannya yang paling bungsu.

"Alif, Uni bukan lagi kelaparan, tapi lagi ngelamun dikit.. Nggak banyak kok segini aja" jawab Fira sambil memperlihatkan 3 jarinya.

"Uni apaan sih, Alif nggak ngerti. Alif mau makan aja, lapar habis main kelereng sama kawan tadi eeeh masa Alif kalah ni, padahal biasanya Alif selalu menang." Alif sepertinya sedang kesal sama kekalahannya.

"Kalah sama menang itu biasa sayang, lagian kan cuma main kelereng, nggak usah dipikir lagi ya adek Uni yang ganteng. Kalau Alifnya cemberut nanti nasinya marah terus jadi susah di telan," hibur Fira pada sepupunya.

"Emang begitu ya Uni, Alif kok gak pernah dengar mama ngomong begitu." Memang dasar anak baru masuk TK jadi Fira gampang mengakalinya.

"Itu karna mama nggak tau sayang. Kalau Uni kan tau dari Pak Ustadz, lagian main pakai taruhan itu nggak boleh sama Rasulullah sallallahu'alayhi wassallam jadi itu sama saja Alif lagi belajar main judi," nasehat Fira pada adiknya.

"Oooh gitu ya Uni, ia deh Alif nggak bakal main pakai taruhan lagi nanti sama teman-teman Alif," ucapnya.

"Ya sudah baguslah, kalau gitu Uni lanjutin nyuci piring dulu ya, Alif harus makan yang banyak agar nanti bisa pintar seperti ini, ok." Fira membuat Alif bersemangat untuk menghabiskan makannya.

Setelah Fira membersihkan semua rumah, tak terasa hari sudah sore, azan Ashar terdengar merdu di telinga Fira yang berasal dari masjid Nurul Iman yang tak begitu jauh dari rumahnya. Dia bergegas mandi dan melaksanakan shalat Ashar, setelah itu dia keluar rumah dan berjalan pergi ke rumah Airin untuk bertemu dengan Kak Santi.

Mudah-mudahan Kak Santi bisa membantu ku untuk mendapatkan pekerjaan di kota, aku harus bisa meyakinkan Kak Santi, agar dia percaya kalau aku mampu untuk melakukannya.

Syafira sudah berada di depan pintu rumah Airin, dia menghela nafas dengan panjang agar bisa lancar ketika sedang berhadapan dengan Kak Santi nantinya.

Tok

Tok

Tok

Fira mengetuk pintu rumah Airin.

"Assalamu'alaikum." Fira mengucapkan salam dan langsung dijawab oleh kawannya Airin si pemilik rumah.

"Wa'alaikumussalam masuk Fira, udah di tunggu tuh sama Kak Santi.

"Gimana kabarnya Kak, sehat?" tanya Fira sambil mencium punggung tangan Kak Santi tanda hormat.

"Alhamdulillah baik Fira, o ya apa benar yang dibilang sama Airin kalau kamu menolak beasiswa mu?" Santi langsung bertanya sama Fira.

"Ya begitulah kak, tapi belum ku batalkan sih cuma sepertinya bakalan batal, karena aku nggak punya biaya untuk hidup disana," jawab Fira agak sedikit lesu.

"Lah katanya kamu mau kerja minta bantuan kakak?" tanya Santi kembali.

"Itu benar Kak, Aku memang ingin kerja untuk ngumpulin uang terlebih dahulu, agar bisa ikut kuliah di tahun berikutnya," jawab Fira tegas.

"Maksud kakak gini loh Fira, jika Kamu mendapatkan pekerjaan, ngapain pula kamu harus nggak lanjut kuliah, Kamu bisa kerja sambil kuliah loh ...," terang Santi yang sebelumnya nggak pernah terpikirkan oleh Fira.

"Emang bisa kayak gitu ya Kak, Fira nggak tau jika kuliah bisa berbagi waktu sama kerja, lagian Airin juga nggak pernah cerita tuh" jawab Fira sambil menoleh pada Airin.

"Lhhaa aku juga nggak tau kok," bela Airin.

"Makanya sekarang kalian bisa tau kan ... Kalau kita udah kuliah itu selagi nggak pas jamnya kuliah, ya bisa aja kita gunakan untuk bekerja. Jadi Kamu harus tetap mengambil beasiswa mu itu ya Fira, sayang lhoo otakmu itu encer nggak kayak ini nih otaknya kayak batu es." Santi mengerucut kan mulutnya ke arah Airin adiknya.

"Apaan sih Kak Santi, walau aku nggak dapat beasiswa, yang pentingkan Aku udah lulus dari SMA," jawab Airin nggak mau dibuly kakaknya sendiri.

"Jadi gimana Kak, Apa aku bisa ikut kakak ke kota untuk kerja?" tanya Fira penasaran.

"In syaa Allah bisa, asal dalam 3 hari ini kamu persiapkan lamarannya beserta ijazah dan juga nilaimu, satu hal lagi! Lengkapi semua prosedur untuk ngelanjutin beasiswamu, nanti di kota biar Kakak bantu mengurusnya," ucap Santi yakin.

"Tapi Fir, kamu yakin untuk bekerja, malu nggak kira-kira soalnya kerjaan mu saat ini baru bisa jadi OB, kalau untuk kerjaan yang lain kamu harus jadi sarjana terlebih dahulu," kata Santi mengingatkan.

"What ever lah Kak, yang penting kerja apalagi bisa nyambi kuliah udah senang aku tuh, " jawab Fira.

"Baiklah. Aku akan menyiapkan semua keperluan untuk kerja dan juga untuk kuliah nanti. Terima kasih ya Kak, berkat Kakak aku bakalan tetap bisa kuliah dan aku juga bisa menghasilkan uang, eeehhh tapi kak emang berapa sih gaji OB di kota kok bisa bikin aku tar nggak bakal nyesel ngelanjutin kuliah?" tanya Fira sedikit penasaran.

"Biasanya untuk trening kamu akan dapat gaji Rp 2.500.000 tiap bulan, tetapi kalau kerjaan mu bagus, terus kamu juga bisa ngambil hati orang, nanti juga bakal banyak yang ngasih kamu tips. Naah setelah 3 bulan percobaan gajimu akan naik menjadi 3 juta, cukup kan untuk mu kuliah?" Santi menjabarkan.

"Waah kalau gitu mah cukup laah Kak, mungkin sama aku bisa lebih malah," jawab Fira.

"Entar kalau lebih kamu transfer ke sobat mu ini yaa," ucap Airin sambil tertawa.

"Aman, rekening diamankan." Jawab Fira dan mereka pun tertawa bersama seiring dengan tawa mereka, datang minuman dingin dan beberapa cemilan yang di bawakan pembantunya Airin.

Mereka akhirnya memakan cemilan sambil cerita banyak hal tentang kehidupan di kota, tak terasa sudah begitu banyak hal yang mereka bicarakan.

Hari sudah hampir menjelang maghrib, Fira pun berpamitan dengan Kak Santi dan Airin dan Santipun tidak lupa mengingatkan, agar Fira segera melengkapi berkas yang dibutuhkan untuk kuliah dan melamar kerja nanti.

Akhirnya Fira kembali mencium punggung tangan Kak Santi dan mohon pamit untuk pulang, karena rumah merekapun hanya berjarak sekitar 500 meter.

Di perjalanan Fira melamun sambil berfikir

Alhamdulillah akhirnya aku bisa mengenyam bangku kuliah, ayah ... Ibu ... Aku sebentar lagi akan duduk di bangku kuliah, kalian disana harus mendo'akan anakmu ini, agar suatu saat nanti bisa bersedekah yang banyak untuk ayah dan ibu ... Tunggu aku gajian.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Maaf Aku masih penulis yang masih belajar. Jangan lupa like, komen dan vote ya. Terima kasih.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!