NovelToon NovelToon

Becoming A Princess In Ancient Times

Prologue

...✾ Happy Reading Readers ✾...

Dulunya, Ariana adalah seorang Polisi Wanita. Waktu itu, Ariana begitu percaya dengan rekan kerjanya yang ia sebut sebagai Sahabat Karirnya. Namanya Rendra, seorang pria yang sangat dekat dengannya. Mereka selalu menjalani misi berbahaya bersama-sama, juga saling melindungi satu sama lain. Hingga suatu saat, Rendra mengkhianati Ariana dengan begitu kejam.

Tentu saja hal itu membuat Ariana merasa hancur dan terkejut. Ia tidak pernah menduga bahwa sahabat karirnya akan melakukan hal seperti itu. Ariana merasa dikhianati dan kepercayaannya hancur berkeping-keping.

Dan ini semua dimulai ketika mereka berada di sebuah lorong terpisah yang harus mereka masuki.

...· • —– ٠ ✤ ٠ —– • ·...

Hari itu hujan deras, kami bersama Tim Polisi lainnya sedang menjalankan tugas yang terbilang susah. Kantor Polisi di tempat kami bekerja mendapat suatu tugas yang diberitahu langsung oleh Kantor Pusat.

Mereka memberitahu kepada kami bahwa kami akan menangkap Buronan yang telah lama hilang dari Daftar Buronan Negara. Mereka juga memberi tahu bahwa Kantor Polisi kami akan berkerja sama dengan Kantor Polisi lain.

Jadi, misi kali ini adalah Misi Terpenting. Tidak ada satupun anggota kepolisian yang tidak hadir, semua diwajibkan hadir.

Setelah berlari melalui hujan deras, Rendra dan Ria tiba di pintu belakang bangunan yang menjadi target mereka. Mereka segera bergabung dengan tim polisi lainnya yang sudah menunggu di sana.

"Kita harus bergerak dengan hati-hati" Bisik Rendra kepada Ariana.

"Buronan ini diketahui sangat licik dan berbahaya. Kita harus memastikan keselamatan tim dan menangkapnya dengan sukses." Imbuhnya.

Tim polisi bersiap-siap untuk mengepung bangunan itu. Mereka membagi tugas dan menyusun strategi dengan cermat. Rendra dan Ariana memimpin tim yang akan masuk melalui pintu belakang, sementara tim lain akan mengamankan pintu depan.

Saat Rendra dan timnya masuk ke dalam bangunan, mereka harus berhadapan dengan berbagai rintangan. Koridor yang gelap membuat mereka harus mengandalkan senter dan komunikasi yang efektif untuk tetap berhubungan.

Mulai dari sini, Rendra memecah bagian tim. Ada sebuah lorong yang terpisah di sebelah kanan dan kiri, ini membuat mereka harus memasuki lorong itu.

Rendra mulai membagi tim, ia dengan diam-diam memutuskan kontak dengan tim kepolisian yang berada di luar, tanpa sepengetahuan anggota tim lainnya.

Di dalam lorong tersebut, Ariana dan Rendra memimpin tim masing-masing. Ariana memimpin Tim Kanan, sedangkan Rendra memimpin Tim Kiri. Mereka berdua memasuki lorong tersebut dengan keyakinan dan ketegasan, tidak menyadari bahwa Rendra telah merencanakan sesuatu yang jahat.

Ketika Rendra dan timnya mencapai lantai atas, mereka mendengar suara langkah kaki yang semakin dekat. Mereka tahu buronan itu tidak jauh. Dengan hati-hati, mereka mendekati pintu di ujung koridor.

Tiba-tiba, pintu itu terbuka dengan keras, dan buronan itu muncul dengan senjata di tangannya. Dan di sinilah Rendra mulai membuka topeng aslinya.

...· • —– ٠ ✤ ٠ —– • ·...

Saat ini Tim Kanan mendekati ujung lorong, mereka mulai merasakan ketegangan yang tak terduga. Mereka merasa ada sesuatu yang tidak beres, tetapi mereka tidak tahu persis apa yang sedang terjadi.

Tiba-tiba, ketika Tim Kanan berada di ujung lorong, mereka dikejutkan oleh serangan tak terduga. Tiba-tiba saja dari kegelapan terdengar suara tembakan pistol dan muncul peluru yang menargetkan Ariana.

Tembakan itu melesat begitu cepat sebelum Ariana sempat menghindar, menyebabkan pundak sebelah kiri Ariana terluka karena tembakan dari Pistol tersebut.

"Kalian semua, cepat mundur!" Perintah Ariana dengan tegas.

Awalnya Timnya enggan untuk meninggalkan Ariana sendirian, akan tetapi, Ariana berhasil meyakinkan timnya jika dirinya akan baik-baik saja.

Di waktu yang begitu singkat, Ariana memberi perintah untuk segera memanggil bala bantuan kemari.

Setelah kepergian Timnya, seseorang datang dari kegelapan. Samar-samar, Ariana melihat wajah seseorang yang sangat ia kenal. Benar, orang itu adalah Rendra.

Ariana terkejut saat menyadari bahwa Rendra, yang seharusnya menjadi rekannya, justru bersekongkol dengan buronan yang mereka incar. Rendra telah mengkhianati tim dan berada di pihak buronan.

Ariana berusaha mengumpulkan kekuatannya, ia mencoba menghiraukan rasa sakit karena tertembak. Ariana mencoba berlari sekuat tenaga untuk melarikan diri dari bangunan tersebut. Ariana menyadari bahwa situasinya sangat berbahaya dan dia harus segera memberitahu tim polisi yang lain tentang pengkhianatan Rendra.

Dalam keadaan terluka, Ariana berusaha mencari tempat yang aman untuk bersembunyi dan menghubungi tim polisi. Dia mengeluarkan telepon genggamnya dan dengan susah payah mengetik pesan singkat untuk mengirimkan pesan darurat.

Sementara itu, Rendra berhasil mengejar Ariana. Ia menembakkan satu peluru yang tepat mengenai dada kiri Ariana.

Seketika, Ariana pun terjatuh. Ariana mulai merasakan rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuhnya, nafasnya mulai terengah-engah diakibatkan darah yang keluar begitu deras.

Rendra berjongkok tepat di sebelah Ariana.

"Bagaimana rasanya ditembak oleh rekanmu sendiri?"

"Menyakitkan bukan?"

"Hei." Ucap Ariana merasa kesal.

"Katakan sejujurnya padaku, kau satu komplotan dengan buronan itu kan?" Tanya Ariana mencoba memastikan.

"Memangnya kenapa? Toh kau hanya batu loncatan bagiku" Ucap Rendra dengan santai.

Kini Ariana merasa semakin kesal terhadap Rendra. Dalam detik-detik terakhir hidupnya, Ariana mencoba memahami alasan di balik pengkhianatan ini. Matanya terpejam, tetapi pikirannya masih berkecamuk.

"Rendra... mengapa?" desis Ariana dengan suara yang lemah.

Rendra tersenyum sinis sambil menatap Ariana.

"Kau terlalu naif, Ariana."

"Aku tidak pernah benar-benar peduli padamu"

"Aku hanya memanfaatkan kepercayaanmu untuk mencapai tujuanku sendiri."

Ariana mencoba mengangkat tangannya untuk menyentuh luka tembak di dadanya, tetapi kekuatannya semakin memudar.

"Kau... kau akan membayar... untuk pengkhianatan ini" Bisiknya dengan susah payah.

Dalam kegelapan yang semakin menghampiri, Ariana merasakan kehidupannya perlahan-lahan memudar. Ia berpikir tentang keluarganya yang akan ditinggalkannya, rekan-rekannya yang akan merindukannya, dan misi keadilan yang tak akan pernah selesai.

Dalam detik terakhir sebelum mati, Ariana berharap bahwa kebenaran akan terungkap dan Rendra akan mendapatkan hukuman yang setimpal. Namun, takdir telah menentukan akhir tragis bagi seorang polisi yang berjuang untuk keadilan.

...· • —– ٠ ✤ ٠ —– • ·...

Ariana pikir, itu adalah akhir hidupnya. Tetapi Ariana mendapati dirinya terlahir kembali di dunia lain, bahkan menjadi seorang Putri!

"Namamu adalah Ariana Calista Castello, Putri dari Kekaisaran Castello."

"Apa?!"

"Aku menjadi seorang Putri?!"

"Diriku ini?!!"

"Mengapa hal ini bisa terjadi? Bukankah aku sudah mati??"

"Lalu.... tubuhku, mengapa menjadi kecil seperti ini?"

"Apakah sekarang aku menjadi seorang bayi?!"

"Siapa Pria itu? Tatapan matanya membuatku bergidik ngeri"

"Kemana perginya Ibu yang melahirkanku?"

"Dimana aku sekarang? Mengapa aku bisa mengerti bahasa aneh kalian?"

Akh... terlalu banyak pertanyaan dikepalaku sekarang.

Aku butuh istirahat! Ya! Aku akan istirahat sekarang.

Tetapi, mengapa ada dua anak kecil yang begitu lengket bagaikan permen karet yang menempel padaku setiap hari?!

Aku ini ingin istirahat.

Kalian tahu peribahasa manusia kan?

Ku ulangi sekali lagi, aku butuh istirahat, IS, TI, RA, HAT.

Kalian bisa membacanya kan? ISTIRAHAT!

Sekarang, keluar dari kamarku dan jangan pernah mengunjungiku lagi, aku mohon.

Awalnya Ariana ingin melontarkan kata-kata seperti di atas, akan tetapi, Ariana lupa dengan dirinya yang sekarang. Ariana hanyalah seorang Bayi yang hanya bisa menangis dan merengek meminta sebotol susu.

Duh gusti.... mengapa Engkau memberiku cobaan seberat ini? Engkau kan tahu, hambamu ini hanya memiliki kesabaran yang setipis tisu. Iya, setipis tisu.

Mengapa Engkau mengirim dua anak yang bagaikan permen karet ini? Hambamu butuh Istirahat.

Oke, lupakan.

Aku seperti orang yang begitu dramatis. Tapi kalau boleh jujur, aku akan dengan senang hati menulis kata "Silahkan Adopsi dua anak kecil yang manis ini" di pinggir jalan.

Sayangnya, aku tidak bisa begitu. Siapa yang tahu jika dua anak kecil ini adalah kakak-kakak ku.

Oke, aku larat, bukan dua, tapi tiga.

APA?! TIGA??!!

Sepertinya aku memang butuh istirahat, aku bukan Baby Sitter kalian, jadi tolong berhenti menempel padaku. Aku mohon, ya?

...✾ B E R S A M B U N G ✾...

Holla!!

• Favoritkan Novel ini jika kamu Suka dengan ceritanya^^

• Berikan dukungan kamu ke karya ini dengan cara LIKE, VOTE dan KOMEN yang membangun Novel ini~

• Tandai jika ada TYPO dengan melalui Komen di Kolom Komentar.

• IG Author :

@rajengtia [Novel]

@chizy.draw [Draw]

@epeolatry_lady [Manhwa]

@Zpt_Mutiara.Luv [Zepeto]

Project On Going:

Drawing A Character of this Novel, you guys must be waited~

Ariana Revalia Pramana

...✾ Happy Reading Readers ✾...

...Kantor Polisi Selatan...

...Jam 13.26 Siang...

Terlihat seorang gadis melangkahkan kakinya menuju sebuah ruangan. Gadis ini bernama Ariana, nama lengkapnya adalah Ariana Revalia Pramana, seorang Polisi Wanita yang masih muda.

Setibanya di sana, Ariana ingin mengetuk pintu, akan tetapi, tangannya berhenti. Ariana mendengarkan sebuah pembicaraan dari dalam ruangan.

Sedang telfon ya?

Ariana melihat jam tangan miliknya.

Tersisa lima menit.

Batin gadis itu.

Sementara itu, di dalam ruangan.

"Bagaimana bisa kau menghancurkan rencana kita?!"

"Ah aku tidak percaya ini!"

"Apa? Kau ikut-ikutan?!!"

"Dasar, setidaknya bermanfaatlah bagiku, bukan malah menyusahkanku"

"Sekarang, cari tempat yang aman, biar aku urus sisanya"

...Tuuutttt ......

...(****Panggilan diakhiri****)...

"AARRGGHH-!!"

"SIAL!"

Teriak seseorang di dalam ruangan dengan sangat frustrasi.

...Sementara itu, di balik pintu....

Dia sepertinya sedang kesal, lebih baik aku kembali lagi nanti.

Saat Ariana membalikkan tubuhnya, terdengar bunyi alarm yang menandakan misi penting dari Kantor Pusat.

Ariana segera bergegas ke ruang rapat. Sesampainya di sana, Ariana langsung duduk di kursi yang sudah disediakan.

Setelah semua anggota kepolisian berkumpul, Kapten Polisi mulai berbicara. Beliau mengatakan, bahwa kita mendapatkan misi yang cukup sulit dari Kantor Pusat.

Misi itu tentang menangkap Buronan Negara yang mencuri harta museum lebih dari lima belas kali. Ariana yang mendengar hal itu sontak kaget.

Gila... keberuntungannya oke juga.

Ariana mengalihkan pandangannya ke arah Rendra, seorang pria yang tadi menelfon di dalam ruangan. Ariana memandangi wajah Rendra yang terlihat cemas sedari tadi.

Ada apa dengannya?

Ariana kembali mengalihkan pandangannya, kini ia fokus mendengarkan informasi yang disampaikan oleh Kapten.

"Kita harus menangkap buronan hari ini juga, karena Pihak dari Kantor Pusat berhasil melacak keberadaan buronan setelah penyelidikan yang intensif." Ucap Kapten Polisi dengan tegas.

"Kantor Polisi Selatan akan bergabung dengan Kantor Polisi lain untuk menangkap buronan ini" Imbuhnya.

...o0o...

Kini rapat telah selesai, seluruh anggota departemen polisi sedang bersiap-siap. Ariana yang telah selesai bersiap, menghampiri Rendra yang sedari tadi terlihat cemas.

"Hei Ren"

"Kenapa? Kok cemas gitu?" Ucap Ariana sembari menatap raut wajah Rendra.

"Siapa yang kamu maksud?"

"Aku baik-baik aja kok" Ucap Rendra dengan tersenyum.

"Yakin?" Ucap Ariana kembali memastikan.

"Yakin."

"Ayo, kita keluar." - Ucap Rendra mengalihkan pembicaraan.

Rendra langsung pergi meninggalkan Ariana.

"Dia Kenapa sih?" Tanya Ariana yang kebingungan dengan sikap Rendra hari ini.

Sebenarnya, Ariana tahu jika Rendra sedang berbohong. Kenapa dia tidak jujur saja kepada Ariana tentang kecemasannya itu?

Itulah pemikiran Ariana saat ini, dirinya tidak tahu bahwa kecemasan Rendra akan mendatangkan bahaya untuk dirinya sendiri.

...· • —– ٠ ✤ ٠ —– • ·...

Tim Polisi Selatan dan tim gabungan lainnya segera berpencar mengelilingi bangunan yang terlihat seram dan sudah lama ditinggalkan. Mereka bergerak dengan hati-hati, siap menghadapi segala kemungkinan yang mungkin terjadi.

Setelah berlari melalui hujan deras, Rendra dan Ria tiba di pintu belakang bangunan yang menjadi target mereka. Mereka segera bergabung dengan tim polisi lainnya yang sudah menunggu di sana.

"Kita harus bergerak dengan hati-hati" Bisik Rendra kepada Ariana.

"Buronan ini diketahui sangat licik dan berbahaya. Kita harus memastikan keselamatan tim dan menangkapnya dengan sukses." Imbuhnya.

Ariana mengangguk setuju dengan masukan Rendra.

Tim polisi bersiap-siap untuk mengepung bangunan itu. Mereka membagi tugas dan menyusun strategi dengan cermat. Rendra dan Ariana memimpin tim yang akan masuk melalui pintu belakang, sementara tim lain akan mengamankan pintu depan.

Ariana dan Rendra mulai memimpin timnya untuk melakukan penyisiran di dalam bangunan. Rendra memerintahkan anggota timnya untuk tetap waspada dan melaporkan setiap tanda-tanda kegiatan yang mencurigakan.

Saat mereka menjelajahi setiap sudut bangunan, mereka menemukan beberapa petunjuk yang menunjukkan bahwa Buronan Negara mungkin masih berada di dalamnya. Ada bekas jejak yang masih segar dan beberapa barang yang ditinggalkan.

Tim Ariana dengan hati-hati melanjutkan pencarian mereka. Mereka menyusuri lorong-lorong gelap dan naik ke lantai atas bangunan yang semakin rapuh. Suasana tegang terasa di udara, tetapi mereka tetap fokus pada misi mereka.

Saat mereka masuk lebih dalam, mereka menemukan sebuah lorong yang terpisah di sebelah kanan dan kiri, ini membuat mereka harus terpisah untuk memasuki lorong itu.

Rendra mulai membagi tim, ia dengan diam-diam memutuskan kontak dengan tim kepolisian yang berada di luar, tanpa sepengetahuan anggota tim lainnya.

Di dalam lorong tersebut, Ariana dan Rendra memimpin tim masing-masing. Ariana memimpin Tim Kanan, sedangkan Rendra memimpin Tim Kiri. Mereka berdua memasuki lorong tersebut dengan keyakinan dan ketegasan, tidak menyadari bahwa Rendra telah merencanakan sesuatu yang jahat.

Ketika Rendra dan timnya mencapai lantai atas, mereka mendengar suara langkah kaki yang semakin dekat. Mereka tahu buronan itu tidak jauh. Dengan hati-hati, mereka mendekati pintu di ujung koridor.

Tiba-tiba, pintu itu terbuka dengan keras, dan buronan itu muncul dengan senjata di tangannya. Dan di sinilah Rendra mulai membuka topeng aslinya.

...· • —– ٠ ✤ ٠ —– • ·...

Saat ini Tim Kanan mendekati ujung lorong, mereka mulai merasakan ketegangan yang tak terduga. Mereka merasa ada sesuatu yang tidak beres, tetapi mereka tidak tahu persis apa yang sedang terjadi.

Tiba-tiba, ketika Tim Kanan berada di ujung lorong, mereka dikejutkan oleh serangan tak terduga. Tiba-tiba saja dari kegelapan terdengar suara tembakan pistol dan muncul peluru yang menargetkan Ariana.

Tembakan itu melesat begitu cepat sebelum Ariana sempat menghindar, menyebabkan pundak sebelah kiri Ariana terluka karena tembakan dari Pistol tersebut.

Pertarungan sengit terjadi di dalam bangunan yang gelap dan berdebu. Ariana dan timnya menggunakan keahlian bertarung dan taktik yang mereka pelajari selama bertahun-tahun untuk menghadapi Buronan Negara yang licik.

Tidak berhenti sampai di situ, tiba-tiba saja hujan peluru melesat dengan cepat ke arah Tim Ariana, mengakibatkan sebagian Tim terluka diakibatkan luka gores dan luka tembak.

"Kalian semua, cepat mundur!" Perintah Ariana dengan tegas.

"Kemampuannya di atas kita!" Ucap Ariana memperingatkan Timnya.

Awalnya Timnya enggan untuk meninggalkan Ariana sendirian, akan tetapi, Ariana berhasil meyakinkan timnya jika dirinya akan baik-baik saja.

Di waktu yang begitu singkat, Ariana memberi perintah untuk segera memanggil bala bantuan kemari.

Setelah kepergian Timnya, seseorang datang dari kegelapan. Samar-samar, Ariana melihat wajah seseorang yang sangat ia kenal. Benar, orang itu adalah Rendra.

Rendra??!!

Ariana terkejut saat menyadari bahwa Rendra, yang seharusnya menjadi rekannya, justru bersekongkol dengan buronan yang mereka incar. Rendra telah mengkhianati tim dan berada di pihak buronan.

Rendra mulai mengarahkan pistolnya ke arah Ariana.

Orang ini, sudah gila.

Aku harus cepat melaporkan hal ini kepada Kapten dan lainnya.

Walau aku tidak percaya dengan apa yang kulihat sekarang ini.

Ariana berusaha mengumpulkan kekuatannya, ia mencoba menghiraukan rasa sakit karna tertembak. Ariana mencoba berlari sekuat tenaga untuk melarikan diri dari bangunan tersebut. Ariana menyadari bahwa situasinya sangat berbahaya dan dia harus segera memberitahu tim polisi yang lain tentang pengkhianatan Rendra.

Dalam keadaan terluka, Ariana berusaha mencari tempat yang aman untuk bersembunyi dan menghubungi tim polisi. Dia mengeluarkan telepon genggamnya dan dengan susah payah mengetik pesan singkat untuk mengirimkan pesan darurat.

Sementara itu, Rendra berhasil mengejar Ariana. Ia menembakkan satu peluru yang tepat mengenai dada kiri Ariana.

Gawat, aku lengah...

Seketika, Ariana pun terjatuh. Ariana mulai merasakan rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuhnya, nafasnya mulai terengah-engah diakibatkan darah yang keluar begitu deras.

Rendra berjongkok tepat di sebelah Ariana.

"Bagaimana rasanya ditembak oleh rekanmu sendiri?"

"Menyakitkan bukan?"

"Hei." Ucap Ariana merasa kesal.

"Katakan sejujurnya padaku, kau satu komplotan dengan buronan itu kan?" Tanya Ariana mencoba memastikan.

"Memangnya kenapa? Toh kau hanya batu loncatan bagiku" Ucap Rendra dengan santai.

Batu loncatan katanya?!!

Kini Ariana merasa semakin kesal terhadap Rendra. Dalam detik-detik terakhir hidupnya, Ariana mencoba memahami alasan di balik pengkhianatan ini. Matanya terpejam, tetapi pikirannya masih berkecamuk.

"Rendra... mengapa?" desis Ariana dengan suara yang lemah.

Rendra tersenyum sinis sambil menatap Ariana.

"Kau terlalu naif, Ariana."

"Aku tidak pernah benar-benar peduli padamu"

"Aku hanya memanfaatkan kepercayaanmu untuk mencapai tujuanku sendiri."

Ariana merasa kecewa dan terkhianati. Selama bertahun-tahun, mereka telah menjalin persahabatan dan bekerja sama sebagai rekan polisi yang solid. Tapi sekarang, Rendra telah mengkhianatinya demi keuntungan pribadi.

"Kau... kau tidak akan lolos dari ini" ucap Ariana dengan napas yang semakin lemah.

"Rekanku akan menemukanmu dan membawa keadilan."

Rendra tertawa sinis.

"Kau pikir aku akan membiarkan mereka menangkapku? Tidak, Ariana. Aku sudah merencanakan semuanya dengan baik. Aku akan menghilang dan hidup dalam kebebasan."

Ariana mencoba mengangkat tangannya untuk menyentuh luka tembak di dadanya, tetapi kekuatannya semakin memudar.

"Kau... kau akan membayar... untuk pengkhianatan ini" bisiknya dengan susah payah.

Dalam kegelapan yang semakin menghampiri, Ariana merasakan kehidupannya perlahan-lahan memudar. Ia berpikir tentang keluarganya yang akan ditinggalkannya, rekan-rekannya yang akan merindukannya, dan misi keadilan yang tak akan pernah selesai.

Dalam detik terakhir sebelum mati, Ariana berharap bahwa kebenaran akan terungkap dan Rendra akan mendapatkan hukuman yang setimpal. Namun, takdir telah menentukan akhir tragis bagi seorang polisi yang berjuang untuk keadilan.

...✾ B E R S A M B U N G ✾...

Holla-!!

• Favoritkan Novel ini jika kamu suka dengan ceritanya

• LIKE, VOTE Dan KOMEN yang membangun adalah bentuk dari dukungan kalian kepada Author!

• Tandai jika ada TYPO, dengan melalui Komen.

• IG Author :

@ra_sajangnim [Novel]

@chizy.draw [Draw]

@epeolatry_lady [Manhwa]

@Zpt_Mutiara.Luv [Zepeto]

Aku Jadi Bayi??!!

...✾ Happy Reading Readers ✾...

Aku pikir, itu adalah akhir dari perjalanan hidupku. Akan tetapi, aku mendapati diriku semdiri terlahir kembali di dunia lain, menjadi seorang putri!

...•••...

...••...

...•...

...Sriingg~! Trang!! Tring!! Boom!!...

Kekaisaran Castello

Malam ini menjelang fajar, di Kekaisaran Castello terdapat suatu kekacauan. Kekacauan itu disebabkan oleh sekumpulan orang yang menyatakan pemberontakan dan perang secara bersama-samaan.

Pihak dari kekaisaran sedikit kewalahan, lantaran kekacauan itu sudah melebihi satu bulan lamanya.

Pada saat yang sama, di dalam istana kekaisaran, Ratu yang sedang melahirkan merasakan kegelisahan yang mendalam. Dia tahu bahwa situasi di luar istana tidaklah aman, namun dia harus tetap fokus pada kelahiran anaknya yang tercinta.

Dokter kerajaan dan para perawat berusaha sebaik mungkin untuk memberikan perawatan terbaik kepada ratu. Mereka bekerja dengan cepat dan hati-hati, menjaga agar proses persalinan berjalan lancar. Meskipun dilanda kecemasan, Ratu tetap tenang dan kuat, menunjukkan keberanian sejati.

Sementara itu, di medan perang, Sang Kaisar dan pasukannya berjuang dengan gigih melawan para pemberontak. Mereka menggunakan strategi yang cerdas dan keahlian bertempur yang tak tertandingi. Meskipun jumlah pemberontak lebih banyak, pasukan kekaisaran tidak menyerah dan melawan dengan tekad yang kuat.

Setelah perjuangan yang panjang di dalam istana, pasukan kekaisaran yang dipimpin Duke Lawrence akhirnya berhasil mengalahkan para pemberontak dan mengembalikan ketertiban di dalam kekaisaran.

Sementara itu, situasi di dalam kamar Ratu Diane.

...Di kamar Ratu Diane Lorena Castello...

Oweek~ Oweek~ Oweek~

Setelah terdengar suara tangisan bayi yang menggema di kamar Sang Ratu, rasa senang dan lega meluap di antara orang-orang yang membantu proses kelahiran tersebut. Suasana di istana pun berubah menjadi penuh kegembiraan.

Bayi itu adalah seorang Putri yang dinantikan dengan penuh harapan oleh seluruh kerajaan. Ratu dengan penuh kelembutan memeluk bayinya yang baru lahir, ia merasa terharu dan bersyukur atas anugerah yang diberikan.

Di dalam kamar itu ada Sang Ratu, anak pertama, dokter istana, para perawat, dan satunya lagi adalah sang bayi yang baru saja lahir.

Perawat dengan cepat membersihkan sang bayi dengan lembut dan membedongnya dengan hati-hati. Dia tahu betapa pentingnya menjaga kebersihan dan kenyamanan bayi yang baru lahir.

Setelah selesai membedong bayi, sang perawat dengan lembut meletakkan bayi itu di samping Ratu yang sedang beristirahat. Ratu dengan penuh kasih sayang melihat wajah putrinya yang baru lahir dan tersenyum saat melihat wajah mungil sang bayi.

Sang Ratu dengan lembut menyentuh pipi bayi itu dan merasakan kehangatan yang mengalir dari tubuh kecilnya.

Selang beberapa menit, tembok luar dari kamar sang ratu hancur, dan keluar para orang-orang jahat dengan pakaian serba hitam bagaikan Ninja.

Mereka ingin menyerang Sang Ratu, tetapi berhasil dihalangi oleh anak pertama Sang Ratu, Violet Chatrine Castello, ia pandai bermain pedang dan pandai dalam sihir penyembuhan.

Dengan lincah dan penuh keberanian, Violet melawan para penyusup yang mengancam Sang Ratu. Ia berhasil menangkis serangan mereka dengan keahlian bermain pedang yang ia kuasai.

Sementara itu, para penyusup yang terkejut oleh keberanian dan kemampuan Violet, berusaha untuk mengumpulkan kekuatan mereka dan melancarkan serangan balik. Namun, Violet dengan cepat menangani setiap serangan dengan keahliannya yang luar biasa.

Dalam pertarungan yang semakin sengit, Violet tidak hanya melindungi Sang Ratu, tetapi juga melindungi para perawat istana dan dokter istana yang berada di sekitarnya. Ia memastikan bahwa tidak ada yang terluka dalam pertarungan ini.

Sang Ratu yang melihat hal itu memeluk bayinya dengan erat, ia berjaga-jaga bila ada salah seorang penyusup itu mengincar bayinya. Dalam hati, Sang Ratu berdoa agar Violet tetap kuat dan selalu dalam perlindungan.

Para penyusup itu kurang lebih berjumlah dua puluh tujuh orang, tiga belas orang diantara mereka sangat kuat. Saat penyusup itu mulai berkurang, tiga orang diantara mereka dengan cepat mengarahkan sihir hitam ke sang bayi yang berada didekapan sang ratu.

Lantas hal itu membuat kaget semua orang, Violet yang melihat hal itu dengan cepat menghadang tiga serangan itu bersama salah seorang perawat. Mereka berhasil menghadang dua serangan dari lawan, akan tetapi satu serangan melesat ke sang bayi.

Dan satu serangan itu mengenai Ratu Diane yang sedang melindungi sang bayi. Melihat serangan mereka gagal, mereka pun dengan cepat melarikan diri, disusul para perawat yang mengejar mereka dan meminta bantuan pada para kesatria yang sedang berjaga di luar istana.

Keadaan Ratu Diane mulai melemah, Violet membantu mengalirkan energinya ke sang ratu. Di saat bersamaan, sang bayi tersadar.

...Ariana P.O.V (Batin Ariana)...

Ukhh ... di mana aku?

Kenapa sesak sekali di sini, seperti ada seseorang yang sedang memelukku.

Tapi siapa?

Ariana mengalihkan pandangannya ke tubuhnya.

Eh? Kenapa tubuhku dililit dengan kain?

"Bertahanlah bu! Anakmu ini akan menyembuhkanmu!" Ucap violet dengan nada terisak.

Suara siapa?

Kenapa nada bicaranya begitu sedih?

Eh tunggu dulu, bukannya aku sudah mati?

Kenapa aku bisa ada di sini?

Kini Ariana berpikir, "Kenapa aku bisa berada di sini dan bukannya di akhirat?" Itu yang ia pikirkan sedari tadi.

Tak lama ia dikagetkan dengan seseorang yang datang dengan secara tiba-tiba.

...DRAP! DRAP! BRAKK!!...

Ada seseorang yang datang dengan terburu-buru, terdengar dari langkah kakinya yang cepat dan suara pintu yang dibuka dengan kasar. Ariana tidak bisa melihat wajahnya, yang Ariana tahu adalah orang itu seorang laki-laki.

Orang itu menghampiri Sang Ratu, dan secara tiba-tiba, aura hitam kemerahan keluar dari orang itu. Lalu, orang itu berteriak, menyuruh semua orang untuk meninggalkan ruangan itu.

"Tinggalkan aku sendiri di sini bersama Ratuku! Dan kalian, rawatlah mereka yang terluka! Dan panggil Castor kemari! Sekarang juga!!" Perintah Kaisar.

"Baik, Baginda Kaisar!"

Seketika ada orang yang mengangkat Ariana.

Ariana melihat mata merah menyala yang sedang menatapnya dengan menyeramkan.

Menakutkan.

Tunggu dulu.

Sepertinya ada sesuatu yang aneh.

Bukankah sekarang aku sedang digendong?!

Ariana melihat tubuhnya kembali.

Eh?

...Keesokan Harinya...

"Ah aku tidak percaya ini!" Batin Ariana dengan kesal.

Semalam Ariana menyadari bahwa dirinya berubah menjadi Bayi mungil.

Haah~

Aku tidak habis pikir, bagaimana bisa aku berada di sini?

Apakah jiwaku terlahir kembali?

Sungguh membuatku pusing tujuh keliling.

Sekarang sudah siang hari, perut Ariana sudah lapar, sepertinya ia butuh makan siang.

...Ceklek~ ...

Terdengar suara pintu yang terbuka dengan pelan, seseorang masuk ke dalam ruangan.

Oh? Apakah makananku sudah datang?

"Selamat siang Tuan Putri, sudah waktunya anda makan siang"

Tunggu dulu, apa kamu baru saja memanggilku dengan sebutan "Tuan Putri?"

Kenapa kamu berbicara dengan nada yang begitu formal padaku??

"Tapi sebelum itu, izinkan saya memperkenalkan diri saya terlebih dahulu, putri."

"Perkenalkan, nama saya Silvia Whitley, Putri dari Marquess Whitley." Ucap silvia dengan anggun dan rasa hormat.

Eh?

Apa yang baru saja kamu katakan?

Marquess?

Apa itu? Aku tidak mengerti.

"Ah, perkenalkan nama saya adalah Elena Cameron, Putri dari Viscount Cameron, Tuan Putri" Ucap Elena dengan ramah dan gugup.

Ah kamu juga sama saja.

Aku bukan seorang Putri!

Aku juga tidak paham dengan kata Viscount.

Apakah itu sebuah gelar ya?

"Mulai hari ini kami akan melayani Tuan Putri dan bertanggung jawab atas keselamatan Tuan Putri." Ucap Silvia dengan semangat.

Mohon maaf?

Melayaniku??

Apapun itu, terserah kalian deh.

Omong-omong, aku harus membalas sapaan mereka, jika tidak akan terlihat sangat tidak sopan.

Bagaimana cara bilangnya ya~?

"Uwa~"

Eh?

Heeeeeehhh??!!!

Suaraku ...

Suaraku kok jadi imut?!

Apakah aku yang sekarang ini benar-benar menjadi seorang bayi??!!

Apa-apaan dengan suaraku itu!?

SEPERTI LOLI!!!

Gila ...

"Nah, Tuan Putri, sekarang waktunya anda minum susu~" Ucap Elena sambil menggendong Ariana.

Setelah meminum susu, punggung Ariana ditepuk-tepuk dengan lembut oleh Elena, hal ini membuat Ariana bersendawa. Elena kembali menaruh Ariana di keranjang bayi.

Ukhh ...

Tadi itu sangat tidak sopan.

Bagaimana bisa aku bersendawa di depan mereka??

Tidak apalah, sekarang aku kan bayi.

Ariana kini harus menerima fakta yang mengagetkan dirinya itu, dan mau tidak mau Ariana harus menerimanya.

Aku harus apa sekarang?

Fakta yang sekarang aku hadapi adalah masalahnya. Entah karena apa, aku menjadi seorang putri di Kekaisaran. Bahkan tubuhku berubah menjadi bayi yang baru beberapa jam yang lalu dilahirkan di dunia yang aneh ini.

Dan sekarang aku masih sempat-sempatnya mendapatkan dua orang pelayan yang unik. Kalau dipikir-pikir lagi, aku penasaran dengan keluarga ku di dunia ini.

Terlebih lagi bahasa yang mereka ucapkan. Mendengarnya saja terdengar sangat asing, dan bin ajaibnya, aku bisa mengerti bahasa mereka. Itu sangat-sangat ajaib.

Jika aku sudah bisa bicara suatu hari nanti, Apakah bahasa yang akan kuucapkan akan sama dengan bahasa mereka?

Baiklah, lupakan.

Intinya aku mulai mengantuk. Mungkin karena aku kekenyangan? Dan sekarang aku harus segera menutup mataku. Selamat tidur Ria, semoga mimpi indah~

...✾ B E R S A M B U N G ✾...

Holla!!

• Favoritkan Novel ini jika kamu Suka dengan ceritanya^^

• Jangan lupa LIKE, VOTE Dan KOMEN-nya ya Readers~♡

• Tandai jika ada TYPO, dengan melalui Komen di Kolom Komentar.

• IG Author :

@ra_sajangnim [Novel]

@chizy.draw [Draw]

@epeolatry_lady [Manhwa]

@Zpt_Mutiara.Luv [Zepeto]

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!