NovelToon NovelToon

Setelah Perceraian

01.Acuh

"Apa kau senang sudah menikah dengan lelaki kaya seperti diri ku ini?" tanya Agra dengan nada penuh penekanan.

"Maaf mas, pernikahan kita bukan atas kehendak ku." balas Mona.

Agra mendecih tidak terima dengan ucapan wanita yang sudah sah menjadi istri nya itu. "Jika kau tidak ada malam itu, mungkin pernikahan ini tidak akan pernah terjadi." tukas Agra.

"Dan jika aku tidak menolong mu malam itu mungkin kau sudah mati di hajar perampok itu. Namun orang-orang yang menolong kita salah paham atas teriakan ku."

"Wanita miskin dan bodoh seperti mu bahkan tidak bisa menjelaskan apa pun." seloroh Agra kemudian pria itu pergi begitu saja.

Sesudah menikah, Agra memutuskan untuk tinggal di rumah yang baru saja ia beli beberapa bulan yang lalu. Dia adalah bos di perusahan yang bergerak di bidang tekstil dengan cabang yang ada di mana-mana dan beberapa usaha kuliner.

Sedangkan Mona hanya pelayan di sebuah restoran. Wanita yang berusia dua puluh enam tahun itu adalah sebatang kara yang merantau di kota besar S.

Mona menghela nafas dalam, bohong jika ia tidak ada rasa pada pria yang sudah resmi menjadi suami nya sejak dua minggu yang lalu itu.

Air mata nya kembali jatuh membasahi pipi kala mengingat bagaimana ucapan kasar yang selalu di lontarkan oleh Agra. pria itu memang tidak main tangan bahkan jarang bicara. Namun jika ia bicara sudah jelas akan melukai hati Mona.

Pagi ini, seperti biasa Mona akan menyiapkan sarapan dan secangkir teh hangat untuk Agra. Wanita itu naik ke lantai dua menuju kamar suami nya untuk mengajak pria itu sarapan. Mona mengetuk pintu dan memeberi tahu jika sarapan sudah siap. Namun seperti biasa nya juga Agra akan mengacuhkan panggilan Mona.

Di meja makan, Mona menghembuskan nafas kasar lalu memakan sarapan nya seorang diri. wanita itu melihat suami nya sudah mulai turun dan bersiap akan berangkat kerja.

Ingin rasa nya wanita itu menarik tangan suami nya lalu mencium nya sebagai tanda taat seorang istri. Tapi apalah daya, jangan menatap wajah Mona, bicara pada Mona pun Agra seakan jijik.

Selesai sarapan Mona langsung berangkat kerja menggunakan sepeda motor nya. Ini adalah restoran ternama yang berada di kota S. Menjelang siang, pandangan mata Mona menangkap sosok yang sangat ia kenali. Ya, Agra baru saja menarik kursi untuk seorang wanita yang sangat cantik. Mona menarik nafas dalam, sudah biasa ia melihat pemandangan ini.

"Mona, antar pesanan ke meja nomor delapan." perintah Anna.

"Kau saja." tolak Mona.

"Aku harus ke toilet." balas Anna.

Lagi-lagi Mona hanya bisa menghela nafas dalam, selama ini Anna lah yang mengantar pesanan jika suami nya datang ke tempat itu. Agra, pria itu tidak pernah tahu jika istri nya bekerja di restoran tersebut. Tak ada yang tahu jika Mona telah menikah, bahkan ia menikah dengan pria seperti Agra.

Dengan langkah cekat Mona membawa hidangan yang di pesan oleh suami nya. Tanpa melirik ke arah Agra, wanita itu langsung meletakan pesanan itu. Agra terperangah, pria itu tak menyangka jika Mona bekerja di restoran favorit nya.

Sekilas Mona melirik ke arah suami nya, sungguh tersayat hati wanita melihat suami nya makan satu meja wanita lain namun tak pernah makan satu meja dengan diri nya. Setelah meletakan hidangan tersebut Mona langsung berlari ke belakang menuju toilet, tangis nya pecah dalam diam sungguh hari ini hati nya tergores kembali.

02.Hujan

Agra menatap dari atas balkon kamar nya ketika motor Mona baru saja memasuki gerbang rumah nya. Pria itu ingin melihat reaksia Mona ketika istri nya itu melihat diri nya sedang makan siang bersama Bella.

Mona memarkir motor nya di samping mobil mewah milik suami nya. Bukan nya masuk ke dalam rumah namun wanita itu malah mengangkat jemuran. Wanita itu langsung menyetrika pakaian diri nya dan suami nya. Setelah pekerjaan selesai, Mona kembali melakukan pekerjaan lain nya seperti menyapu dan mengepel rumah. Jam menunjukkan pukul setengah enam sore, namun wanita itu masih berkutat dengan pekerjaan dapur untuk membuat makan malam.

Meski Agra tidak pernah memakan masakan istri nya, namun Mona masih dengan sabar melayani suami nya.

Selesai memasak Mona langsung pergi mandi karena tubuh nya sudah sangat lengket. Arga yang berdiri di anak tangga dengan kedua tangan berada di saku celana nya hanya bisa memandang pintu kamar istri nya yang tertutup.

"Mas mau makan malam?" tanya Mona ketika ia baru saja membuka pintu.

Agra hanya diam, pria itu memilih kembali ke kamar nya. Lagi-lagi hati Mona bagai di sayat ribuan belati. Mona menuju meja makan, wanita itu seperti biasa makan dalam keheningan.

Seperti biasa juga Agra akan pergi keluar rumah yang Mona pun tidak tahu suami nya itu akan pergi ke mana.

Tubuh Mona sangat lelah, bekerja menjadi pelayan memang lah di pandang mudah. Namun berjalan ke sana ke mari melayani pengunjung cukup menguras tenaga. Mona menonton televisi di ruang tengah sembari menunggu suami nya pulang.

Wanita itu tiduran berselonjor sambil menonton televisi namun kantuk yang datang menyerang membuat Mona terlelap begitu saja.

Pukul sepuluh malam Agra baru lah pulang, derap langkah nya lugas dan tak membangun Mona yang tidur terlalu lelap itu. Sejenak Agra memandangi wajah istri nya. Tak begitu buruk, Mona terlahir dengan wajah cantik namun selama ini ia tak pernah merawat nya.

Agra menghela nafas dalam, tanpa membangunkan sang istri pria itu memilih masuk ke dalam kamar nya.

Pagi menjelang, hari ini Mona masuk shif sore. Wanita itu bergegas pergi mencuci namun sebelum itu ia mengumpulkan pakaian kotor milik suami nya. Tak masalah jika Mona harus masuk ke dalam kamar Agra, pria itu sudah mengizinkan nya jika Mona di perbolehkan untuk membersihkan kamar dan mengambil pakaian kotor.

Tugas pagi ini telah selesai bahkan sarapan juga sudah terhidang. Mona melihat suami nya sudah rapi dengan pakaian kerja nya langsung menawari untuk sarapan.

"Mas, sarapan sudah siap." ucap nya seperti biasa.

"Aku tidak lapar!" balas Agra dengan nada datar nya kemudian pergi begitu saja.

Jika seorang istri di nafkahi lahir batin oleh suami nya, tidak dengan Mona. Segala keperluan rumah tangga semua dari uang pribadi nya. Agra hanya membayar listrik saja, entah kenapa pria itu sangat kejam pada Mona.

Soreini hujan, untung saja Mona sudah berada di restoran. Wanita itu terus melamun sambil menatap air yang jatuh membasahi bumi.

"Apa kau punya masalah?" tanya Anna mengejutkan.

"Tidak ada!" kilah Mona.

"Jangan bohong Mona, sejak akhir-akhir ini kau sering murung." ujar Anna tidak percaya.

"Aku tidak bisa menceritakan nya pada mu.Maafkan aku." ucap Mona dengan nada kecewa nya.

"Di lihat dari raut wajah mu, seperti nya ini sangat berat."

"Tidak juga!" ucap Mona singkat. "Jika kau tahu masalah ku Anna, apa kau akan menyalahkan ku sama seperti keluarga suami ku?" batin Mona.

Hujan ini cukup deras, membuat restoran sepi dari pengunjung dan itu sudah biasa terjadi setiap tahun nya.pukul delapan malam hujan belum juga reda, semua karyawan sudah bersiap-siap untuk pulang. Mona menggunakan pakaian hujan nya agar tak basah kuyup. Dengan sangat hati-hati wanita itu mengemudikan motor nya menembus deras nya hujan dan dinginnya angin malam. Seperti biasa juga Agra akan memandang dari atas balkon jika istri nya pulang kerja. Tak ada rasa peduli dari Agra, pria itu hanya sekedar memandang lalu masuk ke dalam kamar nya.

03.Ulang Tahun Bella

"Mon, kamu tahu gak jika besok malam akan ada pesta ulang tahun di restoran ini?" tanya Anna.

"Tidak. Memang nya siapa?" tanya Mona penasaran.

"Nama nya Bella, dia model papan atas yang suka makan di restoran ini."

"Benarkah?" ujar Mona dengan senyum paksa yang ia buat.

"Iya, dan kita akan mendapatkan bonus jika pesta nya berjalan dengan lancar."

Lagi-lagi Mona hanya tersenyum menanggapi ucapan teman nya itu. Wanita itu lalu menghela nafas panjang mencoba memberi sedikit rongga pada dada yang mulai sesak.

Jam pulang akhir nya tiba, dengan langkah gontai Mona memasuki rumah yang sudah ia tempati selama dua bulan ini. Pernikahan hambar tanpa cinta bahkan bumbu-bumbu rumah tangga.

Malam ini Mona tak memasak makan malam, wanita itu hanya mengurung diri di kamar sambil meratapi nasib pernikahan nya. Seperti biasa, Agra akan turun untuk pergi keluar. Namun pandangan tertuju pada meja makan yang dengan tumben nya kosong.

"Di mana dia? apa masih bekerja?" tanya Agra dalam batin.

Pria itu hanya cuek, lalu memutuskan untuk pergi dengan melewati kamar istri nya. Dari balik jendela kamar, Mona hanya bisa memandang kepergian suami nya.

Malam berganti pagi, hari ini semua karyawan masuk termasuk Mona. Semua orang sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing. Mona yang sedang menata gelas dan piring sejenak memandang ke arah kue ulang tahun yang menujulang tunggi bertuliskan nama Bella.

Malam yang di tunggu akhir nya tiba, dengan perasaan hancur Mona mencoba menguatkan hati ketiak melihat suami nya datang dengan menggandeng mesra Bella. "Aku dan wanita itu sangat lah berbeda. Wajar jika mas Arga memilih dia." batin Mona dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Ada beberapa tamu dari kalangan selebriti yang menghadiri acara pesta tersebut. Tak lama orang tua Agra juga menghadiri pesta. Andre yang di paksa oleh Siska istri nya mau tidak mau harus menghadiri ulang tahun Bella.

"Mah pah, Agra pikir kalian tidak datang." ujar Agra.

"Mamah dan papah pasti datang dong. Inikan ulang tahun calon menantu mamah." ucap Siska namun Andre hanya diam sambil memalingkan wajah nya. Namun tiba-tiba pandangan Andre tertuju kepada Mona yang memandang nya dengan sendu.

"Mona...." lirih Andre tanpa terdengar oleh siapa pun. "Papah ke toilet sebentar." ujar Andre. Andre menarik tangan menantu nya menuju tempat yang agak sepi. "Kenapa kamu ada sini?" tanya Andre pada menantu nya.

"Mona bekerja di restoran ini pah." jawab lirih Mona.

"Jadi kau mengetahui jika suami mu dan Bella ada hubungan?" tanya Andre kembali dan Mona hanya mengangguk pelan. "Papah harus memperingatkan Agra." ujar Andre hendak pergi namun di tahan oleh Mona.

"Jangan pah, jika mas Agra tahu dia akan marah." mohon Mona.

"Tapi kau istri nya! Agra tidak bisa bersikap seenak nya seperti ini." tukas Andre.

"Sudahlah pah, mas Agra tidak pernah mencintai ku. Lagian pernikahan kami hanya sebuah kesalahan."

"Dari pada memiliki menantu seperti Bella, papah lebih senang memiliki menantu seperti kamu." ujar Andre.

"Kembali lah ke dalam pah, jangan biarkan semua orang curiga." pinta Mona dengan wajah melas nya.

Andre mengusap wajah nya kasar, mau tidak mau pria itu kembali bergabung di acara pesta yang baru saja di mulai itu. Sungguh Agra tidak memiliki hati, pria itu bahkan memberi sebuah kado dan ciuman di kening Bella tepat di depan Mona yang sedang melayani para tamu.

Mona dengan kuat nya manahan air mata yang hampir terjatuh itu. Namun demi totalitas pekerjaan, wanita itu hanya bisa menguatkan hati agar lebih tabah lagi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!