NovelToon NovelToon

Cinta Yudha

Episode 01. Pandangan Pertama

Mohon perhatiannya ya para readers yang sudah bersedia mampir di novel saya. Author mohon maaf yang sebesar besarnya jika tulisan author banyak kekurangan karena ini karya pertama saya dan saya juga mohon maaf jika ada protokol kemiliteran dan jenjang kepangkatan yang tidak sesuai dikarenakan keterbatasan pengetahuan author tentang militer.🙏🙏🙏

Happy Reading

"Yudha aku lapar nih mampir makan dulu yuk sebelum pulang ke Markas," pinta Raka.

"Oke mau makan dimana?"tanya Yudha.

"Makan di restoran biasa aja, yang agak murah maklum Bro tanggal tua," ucap raka sambil nyengir kuda. Yudha menanggapi ocehan sohibnya hanya senyum, lalu mereka sudah masuk di pelataran restoran, setelah memarkirkan mobilnya dua cowok cool itu pun segera memilih tempat duduk dan memesan makanan.

Di sela-sela makannya Yudha menangkap sosok wanita cantik berhijab duduk sendirian dengan santainya menikmati makanannya. Tetapi yang cukup menarik perhatian Yudha adalah sikap sosok cantik itu pada dua anak kecil yang terlihat kumal.

Sosok cantik tersebut bernama Yasmin Kusuma Putri. Biasa dipanggil Yasmin. Yasmin sedang menikmati makan siangnya, disela-sela makannya Yasmin melihat dua bocah yang sedari tadi melihatnya makan.

"Hai sini, Dek," panggil Yasmin pada dua bocah tersebut. Kedua bocah tersebut langsung menghampiri Yasmin.

"Siapa nama kalian?" tanya Yasmin.

"Namaku Adi, Kak dan ini Adikku Emy" jawab Adi.

"Kenapa kalian lihat Kakak makan dengan tatapan seperti itu?" apa kalian lapar?"tanya Yasmin.

Kedua anak tersebut hanya mengangguk mendengar pertanyaan Yasmin.

"Kalian duduklah!, dan kalian mau pesan apa?" perintah Yasmin.

"Samakan punya Kakak saja, tapi boleh tidak yang satu porsi dibungkus" tanya Adi dengan raut wajah takut.

"Lho, kenapa yang satu dibungkus?" tanya Yasmin heran.

"Makanan yang satu lagi mau kita kasihkan ibu di rumah, Kak. Kasihan ibu kami pasti juga belum makan," jawab Adi.

Yasmin yang mendengar jawaban Adi merasakan sesak di dadanya, rasanya ia akan susah melanjutkan makannya mendengar pernyataan Adi barusan, dengan nafas berat Yasmin berkata, "soal ibumu nanti Kakak pesankan lagi, jangan khawatir."

Mendengar perkataan Yasmin kedua Kakak Adik itupun tersenyum bahagia, lalu Yasmin segera memanggil pelayan untuk menambah pesanan. Tak lama kemudian makanan pesanan Yasmin datang. Adi dan Emy langsung menyantap makanan tersebut dengan lahab, seperti orang seminggu tidak makan.

Yasmin melongo melihat kedua anak kecil di depannya makan dengan lahapnya, melihat cara makan Adi dan Emy rasanya dia sudah kenyang.

Di sela-sela makannya Yasmin bertanya, "makan kalian lahap sekali, apa makanannya sungguh enak?."

"Enak sekali Kak, semenjak ayah meninggal, kami jarang makan enak, Kak. bisa makan satu kali sehari saja sudah bersyukur Kak" ucap Emy menimpali.

"O," hanya itu yang keluar dari mulut Yasmin menangapi omongan Emy.

"Ngomong-ngomong kalian sekolah dimana? dan kelas berapa?" tanya Yasmin.

"Kita sekolah di SDN 4, aku kelas 5 sedangkan adikku Emy kelas 2," jawab Adi antusias.

"Lalu orang tua kalian kerja apa?" tanya Yasmin lagi.

"Ibu kami bekerja sebagai buruh cuci, ya serabutan lah, Kak, siapa yang butuh bantuan ibu, selama ibu masih bisa ya diterima Kak kerjaan itu. Lumayan bisa tambah-tambah, sedangkan ayah kami sudah meninggal dua tahun yang lalu. Makanya kami kasihan pada ibu, lalu kami berinisiatif membantu ibu dengan mengumpulkan barang bekas sepulang sekolah," jawab Adi dengan raut wajah sedih tapi terlihat tegar.

Adegan dan pembicaraan Yasmin dan dua bocah tersebut tak lepas dari pandangan dan pendengaran Yudha yang sedari tadi memperhatikan mereka karena tempat duduk Yasmin dan Yudha tidak terlalu jauh. Yudha mendengar dan melihat dengan jelas percakapan Yasmin dan kedua anak kecil tersebut.

"A**mazing," satu kata terlontar begitu saja dari mulut Yudha.

Raka yang mendengar ucapan sohibnya langsung menghentikan makannya dan bertanya. Hei apanya yang amazing?, dari tadi kamu tidak segera makan, lihat apaan sih?" tanya Raka dengan nada penasaran.

Lihat bidadari dari surga," jawab Yudha enteng sambil menyesap minumannya lalu melanjutkan menyantap makanannya

"What!, bidadari surga dari mana?" tanya Raka heran."

"Itu dibelakang kamu yang sama dua anak kecil," jawab Yudha.

Mendengar jawaban Yudha, Raka langsung memutar kepalanya menoleh untuk melihat bidadari yang dimaksud sohibnya.

"Jangan bilang kamu jatuh cinta pandangan pertama, Bro!" ucap Raka dengan nada mengejek.

"Kalau ya kenapa? ini calon istri impian" ucap Yudha.

"Jangan ngawur kamu, siapa tahu tuh cewek sudah punya cowok atau barangkali sudah menikah," ucap Raka menangapi pernyataan sohibnya yang terlihat berkhayal itu.

"Makanya itu gue harus cari tahu status tuh cewek, bantuin cari caranya dong, Raka, jangan makan melulu," ucap Yudha dengan nada kesal karena Raka sepertinya tak menggubris ucapannya.

"Bukannya gue gak mau bantuin, lu. Tapi aku lagi menikmati makananku, kalau aku dah kenyang ntar aku bantuin mikir, lagian gak mungkin dengan pakaian dinas yang lengkap gini langsung nyamperin cewek begitu aja, bisa hancur reputasi kita, mengerti tidak?" ucap Raka.

Mendengar tanggapan Raka, membuat Yudha kesal seolah sohibnya itu tak peduli padanya.

Yudha memikirkan perkataan Raka" benar juga kata Raka. Nggak mungkin banget mengajak seorang cewek kenalan secara tiba-tiba dengan pakaian PDH lengkap begini.Meskipun rasanya pingin banget mendekati cewek itu. Tapi harga diri juga harus dipikirkan," batin Yudha.

Ditengah lamunannya ponsel Yudha berdering

"Kring"

"Kring"

"Ya, hallo, ada apa?" jawab Yudha.

"Maaf Pak anda diminta segera menghadap komandan sekarang juga ada rapat darurat," jawab seorang diseberang telpon.

"Baik, saya segera kesana," jawab Yudha.

"Ada apa Yud?, siapa yang telepon?, tegang banget?" tanya Raka.

"Kita disuruh menghadap sekarang juga ada rapat darurat katanya," ucap yudha.

"Oke, sekarang kita langsung aja kesana bisa kena skor kalau terlambat. Tapi gimana dengan cewek gebetan, lu?" tanya Raka dengan nada sok simpatik.

"Gimana lagi kalau tugas negara memanggil urusan lain jadi nomer sepuluh, ntar kalau jodoh juga ketemu, yuk berangkat!."

Yudha dan Raka segera meninggalkan meja mereka, dan sebelum pulang Yudha membayar tagihan makanannya, terbesit ide di otak Yudha untuk mengutarakan rasa simpatiknya terhadap gadis yang baru dilihatnya. Yudha menanyakan berapa total tagihan Yasmin pada kasir.

"Mas berapa tagihan mbak yang berjilbab biru bersama dua anak di meja itu?" tanya Yudha pada petugas kasir sambil menunjuk meja Yasmin.

"Oh sebentar, Pak". Tak lama kemudian petugas memberi nota tagihan Yasmin. "Tagihan mbak itu semuanya sembilan puluh lima ribu," jawab petugas kasir dengan menyodorkan nota tagihan.

Yudha lalu membayar tagihan Yasmin dengan iseng dia menandai nota tagihan Yasmin dengan sebuah gambar wajah tersenyum dengan menuliskan kata "Amazing Cantik."

Yudha tersenyum bercampur kecewa memandangi nota tagihan Yasmin sambil berkata dalam hati, "jika berjodoh kita pasti akan bertemu lagi cantik."

Sebelum pergi Yudha berpesan pada petugas Kasir agar menyerahkan nota tersebut pada Yasmin dan mengatakan bahwa tagihan makanannya sudah dibayar olehnya. Petugas kasir pun mengiyakan dan mengucapkan terima kasih. Dengan langkah tegap Yudha dan Raka segera pergi meninggalkan restoran. Raka memacu mobil dengan kecepatan tinggi karena ada panggilan darurat dari sang komandan. Sedangkan yang memegang kemudi adalah Raka karena sohibnya sedang tidak fokus.

____________________________________________

ini karyaku yang pertama mohon maaf jika banyak salahnya

Jangan lupa Readers mohon dukungan untuk like and vote ya

Bersambung ...

Episode 02 Tugas mendadak

Hai kakak kakak Readers, ini adalah karya pertamaku maaf kalau masih banyak kekurangan, Mohon dukungannya ya

Ikuti kelanjutan kisah cinta Yudha

Selamat Membaca

****

Mobil yang ditumpangi Yudha dan Raka sudah sampai di markas militer, mereka langsung saja masuk ke dalam ruangan yang sudah di penuhi beberapa perwira militer. Setelah memberi hormat pada Sang Komandan Yudha dan Raka dipersilahkan duduk.

"Selamat datang, silahkan duduk Lettu Yudha dan Lettu Raka!". Disini kita akan membahas pemberontakan di Propinsi P semakin gencar. Rekan-rekan kita dari Brimob dan Kesatuan lain semakin kewalahan, beberapa gugur dan belum lagi warga sipil yang menjadi korban. Jadi mau tidak mau kita harus segera menerjunkan anggota kita, tapi sebelum itu kita harus mengetahui medan tempur yang kita hadapi topografinya dan seberapa kuat jumlah personil juga persenjataan para pemberontak tersebut," ucap Sang Komandan.

"Ijin bicara komandan!" ucap salah satu perwira yang bernama lettu Dicky.

"Ya, silahkan Lettu Dicky!" perintah Sang Komandan.

"Apa tidak sebaiknya benar benar memilih anggota terbaik untuk dikirim ke sana. Salah satunya Lettu Yudha dan Lettu Antoni yang lebih mengerti tentang topografi dan pemetaan. Lettu Raka dan Letda Johan penembak jitu terbaik kita dan mereka akan di dampingi para prajurit prajurit terbaik kita lainnya. Maaf komandan kita memang dilatih secara khusus dalam kemiliteran tetapi karena ini situasi genting maka kita harus mengirimkan terbaik dari yang terbaik. Kita adakan seleksi selama dua hari untuk merekrut anggota kita agar menjadi tim yang best of the best, bagaimana komandan?" usul Lettu Dicky

"Baiklah sepertinya pendapat dari Lettu Dicky cukup bagus, kalau begitu kita akan menerjunkan 40 anggota termasuk Lettu Dicky, lettu Raka, Lettu Yudha, Lettu Antoni dan Lettu Johan. Masing masing kalian harus melatih mereka dengan lebih baik," ujar Sang Komandan

Saya berharap dengan perekrutan yang lebih selektif ini bisa meminimalisir jumlah korban dari pihak militer maupun warga sipil, mengerti semuanya!" tanya Sang Komandan dengan nada tegas.

"Mengerti Komandan!" jawab para perwira itu dengan nada yang tegas juga.

Setelah mendiskusikan beberapa hal untuk menentukan target dan strategi yang akan digunakan dalam penanganan serangan para pemberontak di Propinsi P para perwira beserta Komandan meninggalkan ruang rapat. Setelah keluar dari ruang rapat Yudha terlihat tidak bersemangat .

"Hai, sobat kenapa mukamu di tekuk begitu?, gak biasanya?" tanya Raka sambil menepuk bahu Yudha.

Dengan suara berat Yudha berkata, "kenapa dapat tugas seberat ini pas pikiranku gak fokus, Raka?. Kau tahu sendiri kalau para petinggi militer sudah memutuskan menurunkan anggota kita berarti situasi di sana pasti sangat genting."

"Ini memang sudah tugas kita, inilah dunia militer yang memang sudah jadi pilihan kita. Aku percaya sama kamu Yudha, kamu bisa melalui semua ini. Aku tahu kamu masih kepikiran cewek itu. Tapi kau harus mengesampingkan semua itu dulu, keselamatan bangsa dan negara kita lebih utama!" ucap Raka dengan nada lembut namun tegas, memberi semangat pada sang sahabat.

Dua sahabat itupun berjalan menuju asrama militer sambil berbicara, Raka sesekali menepuk pundak Yudha guna menguatkan hati sahabatnya yang sedang galau karena serangan cinta mendadak dari cewek misterius yang baru saja mereka temui.

Yudha dan Raka sama-sama belum menikah, jadi mereka tinggal di asrama militer, hanya beda kamar. Memang asrama untuk tempat tinggal para perwira akan sedikit berbeda dari segi ukuran maupun fasilitas dengan tentara lain yang di bawah perwira.

Yudha segera memasuki kamarnya, dia langsung mendaratkan tubuhnya di kasur, matanya menerawang ke langit langit kamarnya. Pikirannya berkelana entah kemana. Tiba tiba terdengar ketukan pintu

Tok-tok

Mendengar pintu kamarnya di ketuk Yudha segera bangkit berjalan menuju pintu dan membukanya

Ceklek

Setelah terbuka terlihat dua pria gagah yang masih memakai seragam PDH. Mereka adalah Lettu Dicky dan Lettu Johan.

"Boleh kami masuk Lettu Yudha?," tanya Lettu Dicky meminta ijin.

Lettu Dicky dan Lettu Johan dua tahun lebih tua dari Yudha dan mereka sudah menikah dan memiliki anak.

"Silahkan masuk letnan, maaf masih berantakan!" perintah Yudha sopan sambil mempersilahkan tamunya masuk.

Setelah Lettu Dicky dan Lettu Johan duduk. Yudha menanyakan perihal maksud kedatangan dua seniornya itu.

" Ada apa Letnan berdua kemari?" apa ada yang penting dan bisa saya bantu?" tanya Yudha dengan nada masih penuh penghormatan.

Dengan menghembuskan nafas kasar Lettu Dicky menjawab pertanyaan Yudha

"Kami hanya ingin mengobrol santai denganmu, rasanya sudah lama tidak bicara santai dan kamu tidak usah formal karena kita sudah lepas dinas, panggil saja seperti biasanya," ujar Lettu Dicky.

"Iya Bang," jawab Yudha singkat.

"Kamu itu tadi terlihat tidak fokus saat rapat dengan komandan?". Tidak biasanya kamu seperti itu, biasanya setiap ada misi penting kamu paling antusias dan bersemangat," tanya Johan menyelidik.

"Nggak ada apa apa kok bang, perasan aku biasa saja," jawab Yudha sambil bersikap se santai mungkin agar dua seniornya itu tidak curiga dengan sikapnya."

"Hahaha," tiba tiba Lettu Dicky tertawa mendengar jawaban Yudha.

"Kenapa Abang tertawa?," tanya Yudha dengan raut wajah keheranan.

"Yudha, apa kamu lupa kita siapa dan apa profesi kita?, kamu tidak bisa membohongi kita. Kita ini prajurit terlatih dan dilatih secara khusus juga, kita bisa membedakan mana orang bicara jujur atau tidak hanya dengan bahasa tubuhnya," jawab Dicky

Yudha yang mendengar jawaban Lettu Dicky, sedikit kaget karena ternyata dua seniornya itu tidak bisa di bohongi.

"Maaf Bang, hampir saya lupa kalau kita ini masuk di jajaran pasukan khusus," jawab Yudha dengan tatapan permintaan maaf pada kedua senior nya dan juga dia anggap sebagai abangnya sendiri.

"Biar kutebak, kalau tebakanku benar kamu traktir aku makan satu minggu, hahaha," ucap Dicky sambil tertawa.

"Ini masalah cinta kan?," tebak Lettu Dicky.

Mendengar tebakan abangnya Yudha langsung kaget.

"Waduh sial kenapa Abang Dicky bisa nebak tepat sasaran, ternyata Abangku yang satu ini bukan hanya jago dalam menembak sasaran, tapi jago menebak pikiran orang," batin Yudha.

Dengan suara berat Yudha menyahut ucapan Dicky.

"Iya Bang, kok Abang bisa tepat sasaran nebaknya."

" O, jadi benar ya hal yang membuat adik ku tersayang ini tidak fokus saat rapat adalah masalah cinta?," ucap Dicky menggoda.

Dicky dan johan tersenyum setelah mendengar jawaban Yudha dan bisa menggodanya.

Johan bangkit dari duduknya dan menepuk bahu Yudha sambil berkata, "kami ini juga pernah merasakan cinta apalagi kami juga sudah menikah jadi kami tahu bahkan sangat memahami apa yang kamu rasakan. Apapun itu kami berharap kamu tetap profesional dalam menjalankan tugas. Kamu salah satu prajurit terbaik di kesatuan kita jadi jangan sampai hanya masalah cinta kamu membuat kami kecewa."

Mendengar perkataan Johan yang penuh petuah itu, manik mata Yudha menatap kedua seniornya, mengangguk kan kepala tanda mengerti.

"Iya Bang saya mengerti, saya janji apa pun masalahnya, saya akan tetap bertanggung jawab dan profesional demi tugas dan kewajiban saya untuk keamanan Bangsa dan Negara."

Setelah dirasa cukup berbincang dengan Yudha, Dicky dan Johan berpamitan dan meninggalkan kamar Yudha.

______________________________________________

Akhirnya selesai juga ngetik 1000 kata lebih di episode ini, semoga tidak mengecewakan kakak-kakak readers. 😊😊😊

Jangan lupa like dan vote nya ya

Terima kasih. 🙏🙏🙏

Bersambung ...

Episode 03. Galau

Kampus

Di ruang perpustakaan seorang wanita terlihat sedang melamun.

" dor!".

"Huh, ngagetin aja kamu Din" ucap Yasmin sambil mengelus dadanya karena dikagetkan oleh suara Dinda sahabatnya.

"Melamun aja kenapa, Yas? Keliatannya banyak pikiran?" tanya Dinda penuh selidik.

Dinda Wulandari, dia adalah sahabat Yasmin di kampus, mereka sama - sama menempuh jurusan yang sama FKIP mengambil kelas Non-Reguler karena Yasmin sudah bekerja sebagai guru di sekolah swasta.

"Nggak ada masalah apa-apa kok, Din, hanya kepikiran kejadian kemaren" jawab Yasmin sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi.

"Memang ada kejadian apa sampai membuat seorang Yasmin galau? Wah jangan-jangan masalah cowok nih?" tebak Dinda dengan nada menggoda.

"Ya," jawab Yasmin.

"Wah-wah cowok dari planet mana yang bisa meruntuhkan hati seorang Yasmin Kusuma Putri," ucap Dinda sambil menggelengkan kepalanya.

"Kemarin tuh aku pulang dari toko buku mampir ke restoran ayam goreng langganan ku, terus aku lihat dua anak kecil yg kumal ngeliatin aku makan dari luar restoran karena kasihan aku traktir tuh dua bocah. Nah pas aku bayar di kasir eh ternyata dah dibayarin sama seseorang. Dan anehnya di nota tagihan itu ada gambar emoji tersenyum dan ada tulisannya "Amazing Cantik" ucap Yasmin memberi penjelasan.

"Kamu nanya nggak sama petugas kasirnya?" tanya Dinda Kepo.

"Tanya sih, kata petugas kasirnya katanya yang bayar bapak tentara gitu," jawab Yasmin.

"Kok bapak sih berarti dah tua dong?" ucap Dinda berkomentar.

"Gak tau, Din karena aku nggak nanya sama petugas kasir, aku cuma heran aja hari gini masih ada orang yang dermawan. Dan anehnya di nota pakai ditulisi gitu lagi," jawab Yasmin.

"Aku punya firasat baik nih," ucap Dinda sambil tersenyum menggoda.

"Firasat baik apaan sih?, Ngaco aja," sahut Yasmin kesal.

"Gini ya nona Yasmin, kamu nyadar nggak tulisan di nota itu kode buatmu?. Bisa jadi cowok tentara yang bayarin diam diam kamu itu naksir sama kamu."

Yasmin yang mendengarkan pendapat sohibnya hanya terdiam dia nggak nyangka sohibnya memprediksi motif tentara misterius yang sudah membayar makanannya.

"Apa benar yang di katakan si Dinda? , Naksir aku?. Kaya nggak masuk akal, selama ini aku nggak punya kenalan tentara. Ya Allah ini benar-benar membuatku jadi tidak waras mikirin orang yang aku kenal," batin Yasmin.

"Heh,Tuan Putri di ajak ngomong malah ngelamun lagi!. Awas lama-lama kamu gila baru tau rasa," ucap Dinda kesal sambil memukul lengan Yasmin.

"Gara-gara omonganmu tuh aku malah semakin galau mikir cowok yang nggak aku kenal," ucap Yasmin cemberut.

"Tunggu-tunggu perasaan kamu pernah cerita waktu jaman SMA kamu pingin banget ya punya pacar tentara?. Sekarang doa mu terkabul, Yas, kamu tidak usah susah-susah cari sudah datang sendiri, walaupun wujudnya belum pernah lihat hiihii," ucap Dinda sambil tertawa cekikikan.

"Iya sih dulu jaman SMA aku pernah punya cita-cita punya pendamping hidup seorang tentara, pada waktu itu aku punya pola pikir rasanya kalau punya suami tentara rasanya istimewa. Daripada pacaran sama teman sebaya yang masih ABG. Mau minta traktir pasti nggak punya uang, walaupun banyak teman yang mengatakan jadi istri tentara itu nggak enak, harus LDR, belum lagi kalau pulang tinggal nama. Tetapi semua itu tak membuat keinginanku punya suami tentara surut. Aku malah merasa tertantang," ucap Yasmin menceritakan cita cita masa lalunya.

Dinda yang mendengarkan cerita Yasmin hanya menjadi pendengar setia.

"Apa sekarang cita-cita mu kepingin jadi istri tentara itu masih?," tanya Dinda.

Mendengar pertanyaan sahabatnya, Yasmin menghembuskan nafas seperi ada beban di hatinya dan berkata, "sekarang aku sudah tidak kepingin lagi punya suami tentara."

"Kenapa, Yas ?" tanya Dinda penasaran.

"Pertama, aku sudah bukan ABG lagi, cara berfikir ku juga sudah berubah, kedua kondisi bundaku tahun terakhir ini semakin menurun karena penyakit kanker yang di deritanya. Kalau aku punya suami tentara pastinya aku harus ikut kemanapun suamiku di tempatkan. Pastinya dengan konsekuensi yang lebih berat daripada menjadi istri orang sipil, terus bundaku yang mau ngurusi siapa," ucap Yasmin dengan raut wajah sedih.

Dinda yang mendengar curhatan sahabatnya itu merasa prihatin

"Memang keadaan penyakit bundamu sudah sangat parah ya?" tanya Dinda.

"Parah sih nggak, tetapi perasaan beliau itu makin sensitif jadi aku harus hati hati merawatnya," jawab Yasmin.

"Memangnya kakak sama adik mu pada kemana?, apa mereka tidak ikut merawat bunda?," tanya Dinda kepo.

"Kakak dan adik ku juga ikut merawat tapi 'kan hanya sebatas, abangku sudah nikah dan tinggal di kota lain. Sedangkan Andre tahu sendirilah ngurusi diri sendiri sering error apa lagi ikut ngurusi bunda. Lagian Andre kuliah di luar kota. Jadi mau nggak mau aku sendiri dan ayah yang jagain bunda," jawab Yasmin.

"Maaf ya ,Yas. Aku nggak bermaksud buat kamu jadi sedih. Aku hanya bisa mendoakan semoga bundamu cepat sembuh," ucap Dinda sambil mengusap punggung Yasmin menenangkan. Lalu Dinda melihat jam di pergelangan tangannya ternyata sudah menunjukkan jam 11.30.

"Eh, hampir jam 12, lebih baik kita lunch yuk lapar nih, Yas" ajak Dinda.

Mendengar ajakan sohibnya, Yasmin pun hanya mengangguk serta bangkit dari duduknya. Duo cewek itupun meninggalkan perpustakaan menuju warung makan depan kampus.

****

Hari ini diadakan latihan untuk persiapan misi menangani pemberontak di propinsi P, tetapi bayangan wajah Yasmin berkelebat di pikirannya, karena kurang fokus hampir saja dia tadi hampir dikalahkan prajurit juniornya saat adu kanuragan. Dicky yang melihat performace Yudha saat latihan hanya geleng geleng kepala karena dia tahu apa penyebab menurunnya performance seorang Yudha.

Setelah dirasa cukup Lettu Dicky mengakhiri latihan sesi pertama. Dia menyuruh semua anggota beristirahat sejenak sebelum masuk sesi latihan selanjutnya yaitu menembak.

Seorang cowok terlihat beristirahat dibawah pohon sambil minum air mineral, yah dia adalah Yudha. Tentara berpangkat Lettu itu sedang mengistirahatkan sejenak tubuhnya juga berusaha membangun konsentrasi agar bayangan wanita yang sudah mencuri hatinya bisa pergi untuk sementara.

"Ya Allah, lama hamba mencari tambatan hati yang bisa mengerti aku, profesi aku yang penuh dengan resiko ini, dan akhirnya aku menemukannya, tetapi rasanya sulit sekali ku gapai. Sekedar tahu namanya saja tidak, aku hanya berharap akan ada keajaiban dari-Mu. Mempertemukan kami kembali, jadikan dia Persitku yang sejati" bantulah aku Ya Allah agar bisa berkonsentrasi pada latihan ini bangsaku sedang membutuhkan aku dan rekan rekanku. Semoga misi ini berhasil dan tidak ada korban jiwa lagi , lindungi kami ya Alla**h," batin Yudha berdoa dalam diamnya.

Hai kakak Reader tolong like & vote nya ya

Terima kasih

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!