NovelToon NovelToon

Jangan Panggil Aku Gendut

Bab1

Aku menyisir rambut ku yang basah setelah selesai mandi, ku biarkan rambut panjang ku terurai dengan bebas. Ku lirik jam dinding sekilas lalu melangkah menuju lantai dasar rumah ku.

Di meja makan sudah ada papa yang sedang sarapan sambil membaca berita di gadget milik nya.

Aku pun duduk di samping papa untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

Denting garpu memecah keheningan pagi itu. Papa selalu sibuk sampai tidak menyadari keberadaan ku di samping nya.

Aku melahap habis makanan ku seperti biasa. Nafsu makan ku sangat besar, perut ku selalu cepat lapar. Rasa nya ingin makan lagi dan lagi.

"Lihat penampilan mu, semakin gendut, jangan rakus, sadar diri kau itu perempuan!!!" bentak papa saat aku ingin menambah nasi lagi ke 3 kali nya.

Diam diam ternyata papa memperhatikan ku.

Aku terdiam, ucapan papa pagi ini menusuk hati ku yang paling dangkal?

Papa jarang bicara kepada ku. Sekali bicara ia sangat kasar dan selalu menyakiti ku.

Mama meninggal saat melahirkan ku, setelah itu aku di rawat nenek, tapi tidak lama kemudian nenek pun menyusul mama. Aku yang berusia baru 1 tahun itu Akhir nya ikut papa, papa dengan terpaksa mengadopsi ku padahal ia baru lulus SMA saat itu, aku putri kandung beliau tapi ia memperlakukan ku sangat kasar.

Karena perlakuan papa, aku pun tumbuh menjadi wanita yang kasar. Papa selalu memarahi ku saat ia melihat aku makan berlebihan, aku tau dia peduli dengan body ku yang semakin membengkak, tapi aku tidak peduli dengan body ku sendiri. Aku selalu melakukan hal yang membuat ku bahagia.

Nama ku Lidya Wijaya. Si wanita rakus yang doyan makan, hingga berat badan ku sekarang mencapai 75 kg.

Bertubuh gendut dan buruk rupa.

Hanya kulit ku saja yang putih. Itu pun tidak ada arti nya karena wajah dan body ku yang sangat tidak enak di pandang.

Aku selalu tidak percaya diri kemana pun. Di sekolah aku juga selalu jadi bahan bullian senior dan teman teman sebaya ku.

Tubuh yang sangat gendut di usia 17 tahun.

Aku menghela nafas berat dan berhenti mengambil makanan.

"Aku pamit " ujar ku tanpa mencium tangan papa. Aku dan dia tidak akur.

Tidak ada yang menyangka status kami sebagai ayah dan anak jika melihat betapa tidak akrab nya kami satu sama lain.

Papa seorang pengusaha terpandang dan terkenal. Tapi ia tidak mengakui keberadaan ku di depan publik. Ia malu punya anak di luar nikah nya dengan mama.

Mereka tidak menikah, aku lahir atas kesalahan mereka saat masih sekolah. Papa enggan menikahi mama saat mama hamil diri ku, karena papa saat itu masih duduk di kelas 3 SMA.

Papa dari keluarga pengusaha kaya raya, ia hanya memberi kompensasi, membiayai mama saat hamil dan melahirkan. Setelah itu mama menjadi single parents.

Papa sudah menyuruh mama menggugurkan kandungan nya tapi mama tetap mempertahan kan ku.

Mama tidak bisa berbuat apa apa selain menerima kompensasi dari keluarga papa. Mama dari keluarga miskin yang tidak berdaya.

Tapi, satu persatu keluarga ku meninggal dunia. Karena desakan dan ancaman keluarga dari mama yang tidak bisa merawat ku, akhir nya papa mau merawat ku sebagai anak nya. Meski sebatas hanya di rumah dan tertutupi dari media. Bahkan di sekolah, selain guru, tidak ada yang tau bahwa aku adalah anak dari pengusaha muda yang terkenal, usia papa saat ini 35 tahun.

Bab2

Seperti biasa aku ke sekolah naik bus.

Sebenar nya aku bisa saja bawa mobil, ada beberapa mobil di rumah, ada juga supir, tapi papa tidak mengijinkan ku membawa nya.

papa tidak ingin aku terlihat mencolok di sekolah, ia tidak ingin ada yang mengetahui bahwa aku adalah anak nya.

Jadi aku berpura pura jadi anak dari kalangan biasa saja.

Seorang anak laki laki culun berkacamata menghampiri ku.

"Hay lid, udah sarapan?" tanya Bimo pada ku.

"Udah, tapi laper lagi hehe" jawab ku.

Bimo hanya menggeleng.

Tubuh besar ku melangkah mengikuti Bimo ke dalam kelas kami.

Baru sampai di depan kelas sudah ada geng pembulli. Dia adalah Renata dan kawan kawan. Ia senior ku di sekolah.

"Bisa rusak ini pintu kalo dia masuk, liat ajja badan nya makin besar gitu" bisik Rara ke renata. Mereka tertawa.

"Maaf, jangan menghalangi pintu, saya mau masuk", aku berbicara sambil menunduk tidak berani menatap mereka.

Mereka kembali tertawa.

"Hm, ada syarat nya. " Ucap Renata tiba tiba.

Aku menatap heran ke arah nya, rencana apa lagi Renata kepada ku. Tidak puas kah ia membully ku hampir setiap hari?

Renata menarik tangan ku menuju samping koridor ruang UKS.

Baru saja ia ingin memulai membully ku, tiba tiba ada seorang anak laki laki mencegah nya.

Ia adalah Reno, senior tampan yang banyak penggemar nya di sekolah. Penampilan nya super good looking, ia juga cerdas, selalu menjadi juara di Sekolah. Dia adalah ketua OSIS di sekolah ini.

Saat ini ia tengah Duduk santai di tangga.

"Berani nya keroyokan, bikin malu senior saja" ucapan dingin dari Reno membuat Renata terdiam. Renata sebenar nya mengagumi Reno. Tapi ia gengsi jadi ia berpura pura cuek.

"Bukan urusan mu!!!" pekik Renata.

Reno hanya tersenyum sinis sambil memberi isyarat dengan tangan nya kepada Renata dan kawan kawan untuk segera pergi. Mereka langsung menurut. Siapa sih yang bisa melawan ketua OSIS?

"Terima kasih kak" ujar ku.

Saat itu juga untuk pertama kali nya aku merasa jatuh cinta.

"Gak usah ge'er, aku hanya tidak suka ada keributan di sekolah ini" jawab reno tanpa ekspresi. Ia pun melangkah pergi.

Meski pun jawaban nya seperti itu aku tetap bahagia mendengar nya.

Bel sekolah berbunyi, tanda saat nya mulai pelajaran. Aku sedikit berlari ke dalam kelas.

Karena badan besar, aku hampir sesak nafas hanya karena berlari ringan.

Pintu kelas memang kecil atau aku yang semakin besar. Hampir saja aku tersangkut di pintu. Aku melirik teman teman sekelas ku yang tertawa melihat ku kesusahan untuk masuk.

Bimo duduk di depan ku. Dengan senyum manis nya memberi ku semangat. Sebenar nya aku sudah terbiasa dengan hari hari berat di sekolah.

Aku pun membalas senyum nya.

Pak Dani memasuki kelas. Wali kelas sekaligus Guru bahasa indonesia kami.

Suasana hening, tidak seramai biasa nya. Tiba tiba ada suara kentut dan bau menyebar di mana mana. Semua bingung berasal dari mana suara itu.

"Lidya kentut pak, bau banget sumpah, ihh, jorok banget sih lidya, nda sopan!!" ,pekik Baim sambil menutup hidung nya. Baim duduk di belakang ku.

"Bukan aku!!!" teriak ku membela diri dan menatap marah ke arah Baim.

Ku lihat baim tertawa bersama teman teman lain di belakang ku. Mereka saling kompakan tangan tanda berhasil mengerjai ku.

bab3

Pak Dani menoleh sesaat ke arah ku namun ia tidak percaya dengan murid nakal seperti mereka.

"Sudah sudah, harap tenang, buka buku kalian bab 3 halaman 57" ucap pak Dani mengalihkan pembicaraan. Pak Dani adalah wali kelas yang baik, begitu lah cara nya menyelamatkan aku dari rasa malu yang hampir setiap hari mereka lakukan.

Perlakuan buruk teman teman semakin menjadi jadi kepada ku. Saat istirahat seperti biasa aku dan bimo selalu makan bersama di kantin.

"Lihat tuh 2 orang aneh, yang laki culun, yang cewe gembrot, bisa ambruk itu kursi menampung badan nya yang besar hahaha" Segerombol anak dari kelas lain pun ikut tertawa mendengar celotehan siska, ratu nya SMA cahaya, si gadis cantik tapi sombong karena anak konglomerat kata nya.

Selesai makan aku dan bimo hendak kembali ke kelas. Siska dengan sengaja mengerjai ku. Aku pun terjatuh karena tersandung kaki nya Siska. Aku ambruk menimbulkan bunyi yang besar karena badan ku yang besar.

Seisi kantin tertawa, Bimo panik dan segera membantu ku untuk berdiri. Tapi karen badan Bimo yang kecil dan aku yang terlalu berat justru membuat ia jatuh bersama ku.

Dan seisi kantin tambah tertawa melihat kami.

Ketua OSIS datang menyelamatkan aku dan bimo. Dengan sekali uluran tangan dia mampu membuat ku bangkit.

"Senang liat orang menderita? senang mempermalukan orang?" teriak Reno ke seisi kantin.

Reno menatap sinis ke arah Siska.

"Jangan mayah mayah donk kakak ketua OSIS ku" jawab manja dari Siska.

Ketua OSIS memang sangat populer, banyak yang menyukai nya meski pun dia orang yang sangat cuek dan dingin. Juga agak kasar.

Aku dan bimo berada di belakang Reno sekarang. Aku menatap punggung nya dari belakang, ia lah pria baik itu, ia bukan hanya tampan dan pintar, ia juga peduli dengan sesama, meski pun ia juga agak keras. Itu karena dia terdidik untuk tegas . Dan aku jatuh hati pada nya.

Reno mengabaikan Siska dan mengajak ku dan bimo menjauh dari tempat itu.

Akibat dari pembelaan nya kepada kami,

Reno semakin di idolakan oleh gadis gadis seantero sekolah cahaya.

Sepanjang jalan di koridor sekolah Reno tidak berhenti berceloteh.

"Tidak boleh ada tindakan kekerasan, pembulli an dalam bentuk apa pun di sekolah ini, Selama aku masih sekolah di sini akan ku pastikan tidak ada hal seperti itu" ujar Reno tegas.

Aku lekat memandang nya, dari sudut mana pun Reno sangat tampan.

Haduh apaan sih lidya, sadar diri aku ini siapa, Reno siapa. Dia pangeran sementara aku, si itik buruk rupa.

Aku menghela nafas berat.

"Lidya kamu dengar tidak apa yang aku sampaikan???' tanya Reno.

"Ah, kenapa kak?" aku bertanya balik. Selama aku melamun dengan imajinasi ku sendiri ternyata Reno banyak berbicara dan aku tidak paham karena tidak fokus.

Reno geleng geleng melihat sikap ku.

"Kamu mau gak temani aku pulang sekolah nanti?" tanya Reno.

"kemana kak?" tanya ku balik.

"Belanja keperluan sekolah" jawab nya.

Bimo mengangguk.

"Aku ikut" ujar Bimo antusias.

"Maaf yah, aku mau jalan sama Lidya saja, gak apa kan ya?" tanya Reno.

Aku dengan bahagia tentu nya mau menerima ajakan Reno si populer di sekolah.

Siapa sih yang bisa nolak kalo Reno yang ajak. Dia baik, tegas dan tidak memilih milih teman. Aku semakin mengagumi nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!