Pagi hari yang cerah seorang gadis cantik dengan rambut di kepang 2 yang menjadi ciri khas nya baru keluar dari kamarnya dengan wajah yang ceria, dia berjalan menuju meja makan dimana kedua orang tuanya sedang menunggu.
“Selamat pagi Ayah, Selamat pagi Ibu” ucapnya dengan semangat
“Pagi” jawab kedua orang tuanya serempak
“Ingat jangan sampai telat !!” Kata Alya memperingati kedua orang tuanya.
“Iya Al, ya Ampun sudah berpuluh kali kamu bilang itu sama ayah sama Ibu” jawab Ibunya sembari geleng-geleng kepala melihat kelakuan anaknya, sementara sang Ayah hanya tersenyum.
Namanya Alya Nisa Putri, wanita cantik berkulit putih, dengan tinggi badan 160 Cm, dia gadis yang ceria, di sekolah dia terkenal dengan siswi terpandai, bagaimana tidak, dia sering mewakili sekolahnya untuk ikut lomba.
“Habiskan sarapan nya Al, Susunya jangan lupa di minum !!” kembali sang Ibu berkata di sela-sela mereka sarapan.
“Iya Bu” jawab Alya.
“Alya berangkat duluan ya !!” Pamit Alya setelah menghabiskan sarapan nya, tak lupa sebelum pergi Alya akan mencium punggung tangan kedua orang tuanya, serta mengucapkan Salam.
*
*
*
SMA Nusa Bangsa adalah tempat Alya menuntut ilmu, 3 tahun ini banyak sekali pelajaran yang ia dapat selama berada di sekolah sana, Alya memasuki sekolahnya dengan wajah yang berbinar, Sekarang sekolah itu tengah ramai, hari ini para orang tua dari seluruh murid kelas X11 akan datang ke sana untuk mengambil surat kelulusan anak-anak mereka.
“Alya” Panggil seseorang yang sangat Alya kenal.
Alya menoleh, benar saja kedua sahabatnya tengah berlari ke arahnya.
“Udah lama datang nya ??” Tanya Dewi.
“Belum, kalian ??” Alya balik bertanya.
“Kita mah baru sampai Al” jawab Fina.
“Ke kelas Yok !!” Ajak Alya kepada kedua sahabatnya.
Mereka bertiga menuju kelas mereka, ada rasa sedih yang tiba-tiba hinggap di hati 3 gadis cantik itu, padahal kemaren-kemaren mereka selalu berdoa agar cepat lulus, lagu kisah-kasih di sekolah terus di putar di sana hingga mengingat kan kenangan-kenangan mereka yang baru pertama kali masuk SMA.
*
*
*
Sementara di tempat lain seorang pria tampan yang selalu memikat hati lawan jenisnya tampak tergesa-gesa menuju mobilnya, beberapa saat yang lalu sang kekasih mengabarinya untuk menjemputnya di Bandara.
Kenan Putra Abraham seorang Ceo di perusahaan Abraham grup, Pria tampan yang menjadi incaran para wanita, Pria blasteran Thailand dan indonesia itu memang sangat memukau, wajahnya yang putih dan bersih.
Hari ini dia akan ke Bandara untuk menjemput sang kekasih yang baru pulang dari luar negeri karena ada pemotretan di sana, maklum lah kekasihnya adalah seorang model terkenal.
Ponsel milik Kenan kembali bergetar tanda ada panggilan masuk, buru-buru Kenan melihatnya dan ternyata Kekasihnya lagi yang menelfon, Ya ampun padahal baru 5 menit yang lalu mereka memutuskan sambungan telfon mereka.
“Iya sayang” ucap Kenan setelah menjawab panggilan dari kekasihnya, benda pipi itu di tempelkan di daun telinga nya sementara satu tangan yang lain nya menarik pintu mobil.
“Udah dimana ?? aku udah lama ini nunggu kamu, capek tau” jawab orang di seberang sana dengan nada kesal.
“Sabar sayang ini aku udah dijalan” masih dengan nada yang sangat lembut Kenan menanggapi kekesalan kekasihnya.
“Perasaan di jalan terus tapi gak sampai-sampai” masih dengan nada kesal yang Kenan dengar.
“Iya ini aku ngebut” balas Kenan sembari menambah kelajuan mobilnya.
“Aku tunggu 10 menit lagi, kalau kamu gak juga datang aku pulang duluan, dan ingat kamu tidak boleh ketemu sama aku selama 1 bulan” lagi-lagi ancaman itu yang menjadi senjata nya.
“Iya sayang” hanya itu balasan Kenan.
Setelah panggilan Telfon terputus Kenan benar-benar membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi, Klakson mobil terus dia bunyikan agar kendaraan di depan nya menghindar, karena sangat terburu-buru, Kenan tidak begitu memperhatikan ada kendaraan Roda dua yang melaju di depan nya.
Hingga..
Brruuggghh..
Mobil Kenan menabrak kendaraan roda dua itu, dengan cepat Kenan menekan Rem mobilnya.
“Astaga gue nabrak orang” ucap nya frustasi..
Kenan dapat melihat motor di depan nya sudah jatuh, dua orang yang berada di atas motor itu sudah tergeletak di atas aspal, Kenan tidak Tau apakah mereka masih hidup atau sudah tidak bernyawa.
Dalam 10 menit kamu harus sampai disini.
Kembali Kenan ingat kata-kata kekasihnya, hingga pikiran jahat pun merusak pikiran nya yang ingin menolong orang yang di tabrak nya, Hingga Kenan berniat meninggalkan mereka, Kenan kembali melajukan mobilnya tanpa peduli orang-orang berteriak menyuruhnya berhenti.
“Semoga mereka gak papa” doa nya dalam hati.
Tubuh Kenan bergetar, ada rasa takut di hatinya, bagaimana kalau kedua orang itu meninggal dan Kenan pasti akan di laporkan ke Polisi, oh tuhan apa yang harus Kenan lakukan ??
Kenan mengusap wajahnya dengan kasar, seandainya saja kekasihnya tidak mengancam nya begitu pasti kecelakaan itu tidak akan terjadi.
Tidak lama Mobil Kenan memasuki parkiran Bandara, dia keluar dengan terburu-buru, hingga dapat iya lihat seseorang yang dia rindukan selama 1 bulan ini.
“Sayang” Ucap Diana Manja sembari memeluk tubuh kekar Kenan.
“Bagaimana kabar kamu ??” tanya Kenan.
“Baik” jawab Diana masih dalam pelukan Kenan.
“Ayo kita pulang, aku anterin ke apartemen ya?? setelah itu aku harus kembali ke kantor masih banyak kerjaan ku di sana” jelas Kenan dengan wajah yang sedikit pucat.
“Kamu kenapa Ken ??” tanya Diana yang melihat kekasihnya seperti gelisah.
“Gak Papa” jawab Kenan Gugup..
Mereka berdua berjalan menuju parkiran, Tangan Kenan menarik koper milik Diana, setelah tiba di depan mobil Kenan, Diana dapat melihat depan Mobil kekasihnya yang rusak, Diana tidak bodoh dia yakin kalau itu abis tabrakan.
“Mobil kamu kenapa ??” tanya Diana masih memandangi kap depan mobil itu.
Kenan menghampiri setelah sebelumnya dia memasukan koper Diana kedalam kursi belakang, Mata Kenan melotot melihat kap depan mobilnya yang rusak, sekarang dia yakin kalau tabrakan itu tadi sangat kencang.
“Oh itu tadi karena terburu-buru aku gak sengaja nabrak trotoar depan kantor” jawabnya berbohong.
“Oh, tapi kamu gak papa kan ??” Diana tampak membolak-balik kan badan Kenan untuk mengetahui apakah kekasihnya tak ada yang terluka.
“Aku gak papa !! ayo katanya mau pulang”.
*
*
*
Alya masih menuggu kedua orang tuanya, sudah jam 09:30 dan setengah jam lagi acara pembagian kelulusan akan segera di mulai, tapi kedua orang tuanya belum juga hadir, kedua orang tua sahabatnya bahkan sudah hadir setengah jam yang lalu, saat ini mereka sedang berfoto-foto.
Ponsel milik Alya berdering, dengan cepat Alya melihat itu, siapa tau ayahnya.
Alya mengernyit bingung, manakala nomor tidak di kenal menghubunginya.
“Halo” ucap Alya setelah menggeser menu hijau di layar HP nya.
“Benar ini dengan mbak Alya ??” tanya seseorang dari seberang sana.
“Benar” jawab Alya, tapi detak jantungnya sudah berdegup sangat kencang.
“Kami mau mengabarkan kalau kedua orang tuamu mengalami kecelakaan, sekarang sedang berada di rumah sakit Xxx”
Deeeggggg
********
**LIKE
KOMEN
VOTE**..
Alya langsung berlari meninggalkan sekolah nya, tujuan nya saat ini hanya rumah sakit, dia ingin segera sampai di sana untuk mengetahui bagaimana keadaan Ayah dan Ibunya.
Alya langsung menghentikan seorang tukang ojek untuk mengantarnya ke rumah sakit, Air matanya terus menetes membasahi pipi mulusnya.
“Bisa cepat dikit gak Mang ??” ucap Alya dengan suara bergetar.
“Ini udah ngebut Neng, kalau terlalu ngebut nanti kita kecelakaan” jawab sang sopir dengan sedikit berteriak supaya Alya bisa mendengarnya, karena dengan keadaan ngebut di tambah ada Helm yang melekat di kepala nya sulit untuk mendengar suara masing-masing.
Alya kembali diam, benar memang jika mereka sangat ngebut bisa jadi mereka akan mengalami kecelakaan juga.
Air mata Alya terus menetes seiring laju nya motor yang ia tumpangi, entah kenapa rasanya perjalanan nya kali ini terasa sangat jauh, padahal biasanya itu sangat dekat mungkin karena pikiran Alya sedang kacau makanya dia berperasaan seperti itu.
Setelah motor berhenti di depan sebuah Rumah sakit yang di beritahukan oleh si penelpon tadi, Alya segera membayar biaya ojeknya tak lupa dia menyerahkan Helm yang masih ia pakai.
“Terima kasih Mang” bahkan dalam keadaan genting seperti ini Alya masih sempat mengucapkan kata terima kasih kepada orang yang telah mengantarnya.
Alya berlari memasuki rumah sakit tersebut, detak jantung nya semakin kencang, dia benar-benar takut sekarang, takut kalau terjadi sesuatu kepada kedua orang tuanya.
“Sus mau tanya apa ada korban kecelakaan yang masuk ke sini beberapa jam yang lalu” tanya Alya kepada Suster yang berjaga di sana.
“Oh iya ada dek, pasien atas nama bapak Haris dan Ibu Halimah saat ini masih berada di IGD, keadaan nya kritis”
Deeeggghhh..
Rasa takut semakin menjalar di diri Alya. Dengan cepat Alya melangkahkan kaki nya lagi untuk segera sampai di IGD, setelah sampai di ruangan itu Alya melihat seorang bapak-bapak berdiri.
“Mbak Alya ya ??” tanya pria paruh baya itu.
“Iya Pak” jawab Alya dengan raut wajah yang cemas.
“Kedua orang tua mbak masih di tangani oleh dokter, semoga tidak terjadi apa-apa sama mereka, berdoa saja !! tapi mbak Alya harus tau kalau kecelakaan yang menimpah kedua orang tua mbak itu di sebabkan karena tabrakan dari belakang” jelas pria itu lagi.
“Maksud bapak kedua orang tua saya di tabrak gitu ?? terus mana penabrak nya ??” tanya Alya.
“Itu dia mbak, si penabrak berhasil kabur”
Oh tuhan sungguh kejam orang itu, tidak tau kah olehnya kalau mereka yang di tabrak adalah orang yang sangat berarti dalam hidup Alya.
“Kalau begitu saya permisi mbak”
“Iya pak terima kasih karena sudah membawa kedua orang tua saya ke rumah sakit”
Setelah pria paruh baya itu pergi, Alya duduk di bangku tunggu di depan ruang IGD, dalam hati dia terus berdoa semoga kedua orang tuanya baik-baik saja.
Setelah 1 jam menunggu akhirnya Dokter yang menangani kedua orang tuanya keluar, dengan cepat Alya berdiri dan menghampiri Dokter tersebut.
“Bagaimana keadaan Ayah dan Ibu saya dok ??” tanya Alya tak sabaran.
Dokter itu menghela nafas nya sebelum menyampaikan sesuatu kepada Alya. “Maafkan kami !! kedua orang tua mu tidak bisa di selamatkan”
Alya menutup mulutnya, air mata terus mengalir dengan derasnya, dia memundurkan langkahnya.
“Tidak !! ini tidak mungkin !! Ayah___ Ibu,, hiks---Hiks----Hiks” ucap Alya.
“Sabar ya mbak” ucap Dokter dengan nama Diki Kurniawan tersebut.
Tanpa menjawab perkataan dokter Diki, Alya segera masuk kedalam ruangan dimana kedua orang tuanya berada, benar saja kedua orang tuanya sudah di tutupi dengan kain putih polos, Alya tak kuasa melihat itu.
“Ayah___Ibu, Hiks---Hiks---Hiks, Kenapa kalian ninggalin Alya ?? kenapa ?? Kalau kalian pergi Alya sama siapa di sini ??” tangis Alya pecah di samping jenazah kedua orang tuanya.
🥀
🥀
🥀
Sementara di tempat lain, setelah mengantar kekasih nya ke apartemen, Kenan menuju bengkel terkenal milik salah satu sahabat dekatnya yang bernama Zaki Maulana yang usia nya di bawah satu tahun dari Kenan.
Zaki melotot melihat mobil mewah sahabatnya yang rusak, walaupun tidak terlalu parah.
“Mobil lo kenapa ??” tanya Zaki heran.
“Gue abis nabrak orang” jawab Kenan lesu, raut ketakutan masih terus dia rasakan.
“What ?? Nabrak ?? siapa ??” Zaki memberikan pertanyaan beruntun yang membuat Kenan tambah pusing.
“Gue juga gak tau Ki, tadi tuh gue buru-buru karena harus menjemput Diana di Bandara, lo tau sendiri kan gimana dia marah kalau gue sampai telat” jelas Kenan sembari memijit keningnya karena terlalu pusing.
Zaki mengangguk-anggukan kepalanya, dia paham betul bagaimana kekasih sahabatnya itu marah kalau Kenan tak menuruti keinginannya “Terus bagaimana kabar orang yang lo tabrak ?? dia gak papa kan ??” kembali Zaki bertanya.
“Itu yang bikin gue bertambah takut Ki, pasalnya mereka langsung gue tinggalin gitu aja”
“Apa ?? wiihh parah lo Ken, itu namanya gak bertanggung jawab, terus tadi apa yang lo bilang mereka ?? berarti yang lo tabrak ada berapa ??” Zaki tidak mengerti jalan pikiran sahabatnya itu.
“2 orang, Kayaknya mereka pasangan suami istri” jawab Kenan.
“Astaga” ucap Zaki.
“Mobil gue lo beresin dulu, lo umpetin tuh mobil kemana aja, Gue gak mau masuk penjara” ucap Kenan sembari berdiri hendak meninggalkan Zaki.
“Lo mau kemana ??” tanya Zaki saat melihat Kenan sudah berjalan menjauh darinya.
“Pulang” jawab Kenan
🥀
🥀
🥀
Alya masih menangis, sekarang jenazah Ayah dan Ibunya sudah berada di rumah, para tetangga yang mengenal keluarga Alya sudah mulai berdatangan untuk membantu Alya mengurus jenazah kedua orang tuanya, kedua sahabat Alya juga sudah di sana untuk menemani Alya.
“Sabar ya Al” ucap Dewi sembari mengelus punggung sahabatnya.
“Iya Al, lo harus kuat” timpal Fina.
Tapi Alya tidak menjawab, dia terus menangis di samping tubuh Ayah dan Ibunya yang sudah terbungkus kain putih.
“Hiks---Hiks---Hiks, Ayah, Ibu” kembali Alya memanggil nama kedua orang tuanya.
Pemakaman kedua orang tua Alya akan segera di laksanakan sore itu juga, berhubung cuaca yang cera.
“Nak Alya, Jenazah kedua orang tua kamu sudah akan di bawa” ucap Pak Ustadz.
Alya tak menjawab, tapi tubuhnya bergeser, untuk mempermudah orang mengangkat tubuh kedua orang tuanya.
Tangis nya kembali pecah saat kedua orang tuanya sudah di bawa orang untuk menjauh dari rumahnya.
“Sabar Al” hanya kata itu yang keluar dari mulut kedua sahabatnya..
Alya mengikuti langkah kaki orang yang membawa keranda kedua orang tuanya, Dewi dan Fani tetap setia menemani Alya, memberikan semangat kepada sahabatnya, bahkan kedua orang tua Dewi dan Fani juga turut hadir di sana.
*
*
*
**LIKE
KOMEN
VOTE**.
Hari sudah semakin sore, tapi Alya enggan untuk pergi meninggalkan rumah baru kedua orang tuanya, gundukan tanah merah dengan di taburi bermacam bunga yang masih segar menjadi sebuah jawaban yang menyakitkan untuk Alya..
“Al ayo kita pulang, hari sudah semakin sore” ajak Fina yang masih duduk di samping Alya.
“Iya Al.. Besok kita kesini lagi” saut Dewi.
Tapi Alya tak menjawab, kaki masih sangat berat untuk meninggalkan makam kedua orang tuanya, Kenapa secepat ini ?? kenapa kedua orang tuanya harus meninggalkan Alya yang masih sangat membutuhkan mereka ?? tapi semua itu adalah takdir, sekuat apapun kita menolak kematian akan segera menghampiri kita, untuk kita yang di tinggalkan boleh bersedih tapi jangan berlebihan.
“Al” kembali Dewi memanggil..
Alya menoleh, melihat wajah lelah dari kedua sahabatnya akhirnya Alya mengangguk kan kepalanya. Walau sebenarnya dia belum ingin pulang ke rumah, tapi Alya tidak boleh egois, kedua sahabatnya sudah menemaninya dari tadi.
“Ayah, Ibu-- Alya pulang dulu ya” pamit Alya kepada kuburan kedua orang tuanya.
🥀
🥀
🥀
Sementara di rumah Alya, sebuah mobil mewah berhenti di depan rumah Alya, seorang laki-laki paruh baya keluar dengan tampak gagah, dia mengernyit heran melihat ada bendera kuning yang terpajang di depan rumah itu.
“Apa aku salah rumah ya ??” tanya nya pada diri sendiri.
Tak ingin meras penasaran, akhirnya dia bertanya kepada tetangga yang kebetulan ingin berjalan ke arah nya.
“Maaf bapak siapa ya ??” tanya bu Ratih tetangga Alya.
“Saya Bayu, emm, saya mau tanya apa betul ini rumahnya bapak Haris ??” sembari memperkenalkan diri, pria paruh baya yang menyebutkan nama nya Bayu tersebut, juga bertanya.
“Betul, tapi bapak siapa nya ??” Bu Ratih masih penasaran dengan lelaki yang hampir seumuran dengan pak Haris Ayah Alya tersebut.
“Saya teman nya Pak Haris” jawab Pak Bayu dengan rama
“Oh.. apa bapak belum tau kabar yang menimpah pak Haris sama istrinya ??”
Pak Bayu bingung dengan pertanyaan sang ibu itu, kabar apa ?? pikirnya.
“Memang ada apa bu ??” kembali pak Bayu bertanya.
“Pak Haris sama Ibu Halima kecelakaan tadi pagi pak, dan meninggal dunia, sore ini baru selesai pemakaman nya” jelas bu Ratih yang berhasil membuat pak Bayu terkejut.
“Apa ?? kecelakaan ??” ucap pak Bayu terkejut.
Bu Ratih hanya mengangguk, membenarkan perkataan nya.
Tidak berapa lama Alya bersama kedua sahabatnya muncul, Pak Bayu dapat melihat kesedihan di wajah gadis mungil itu.
“Nah itu Alya” tunjuk Bu Ratih “Anak nya Pak Haris” lanjutnya lagi..
Tapi Pak Bayu tak menjawab, dia langsung pergi dari hadapan bu Ratih kemudian berjalan menghampiri Alya.
“Siapa Al ??” tanya Fina saat melihat lelaki paruh Baya mendekat ke arah mereka.
Alya hanya menjawab dengan gelengan kepalanya, tanda dia sendiri pun tidak kenal siapa dia.
“Apa rentenir Al ?? kayak di Film-Film gitu” celetuk Dewi yang berhasil membuat Alya ketakutan..
Bagaimana kalau ucapan Dewi benar ?? apa yang harus Alya lakukan jika ternyata Ayah nya meninggalkan beban hutang kepadanya.
“Apa kamu Alya ?? anak nya pak Haris ??” tanya laki-laki paruh bayah itu yang Alya dan teman-teman nya yakini kalau dia ternyata rentenir.
“I___Iya Pak” jawab Alya gugup.
“Kenalkan saya Bay--” belum sempat Pak Bayu berkenalan suara cempreng Dewi menghentikan nya.
“Pak tolong dong ngerti dikit, teman saya ini lagi berduka, bapak bisa gak datang nya besok lagi aja ?? saya tau bapak rentenir kan ??” ucapan Dewi membuat Pak Bayu melongo.
Apa katanya tadi ?? Rentenir ?? apa wajah pak Bayu terlihat seperti orang penagih hutang ??
“Oh bukan-bukan, saya bukan rentenir, saya ini Bayu teman dekatnya Haris”
“Berarti Bapak bukan penagih hutang ??” tanya Alya dengan polos.
“Bukan” jawab Bayu dengan gelengan kepalanya.
Oh lega rasanya hati Alya, ketakutan nya beberapa menit yang lalu seolah-olah membuat aliran darah nya berhenti.
“Turut berduka cita atas kepergian kedua orang tuamu, Maaf karena baru tau sekarang” ucap Bayu tidak enak.
“Mari masuk aja Pak, kita ngobrol di dalam saja” ajak Alya dengan sopan.
Pak Bayu mengangguk, kemudian mengikuti langkah kaki Alya dan kedua teman nya untuk masuk kedalam rumah minimalis bercat biru muda tersebut.
🥀
🥀
🥀
Kenan terus kepikiran dengan kejadian yang menimpa nya tadi pagi, seumur-umur dia belum pernah menabrak orang lain.
Kenan sadar kalau itu adalah kesalahan nya, tapi dia terlalu takut untuk mengakui hal tersebut, dia takut masuk penjara dan semua karir nya selama ini akan hancur, di tambah Papa nya pasti akan murka.
“Semoga mereka baik-baik saja” selalu doa itu yang Kenan ucap kan.
Suara ketokan pintu membuatnya harus menormalkan detak jantungnya, dia tidak ingin ada yang curiga.
Sebelum membuka pintu Kenan kembali menarik nafas kasar kemudian menghembuskan nya dengan pelan.
Ceklek (pintu di buka)
Ternyata itu adalah adik nya Rian Almer Abraham, yang sangat mirip dengan mendiang sang Ibu, seperti biasa Kenan akan menampilkan senyum ceria kepada adik yang selama ini selalu dia gendong.
“Kenapa ??” tanya Kenan, dia hapal betul kalau sang Adik sudah menemuinya seperti ini pasti Rian sedang ingin sesuatu.
“Gak Papa Kak, Kakak kenapa sih dari pulang tadi gak keluar kamar ?? kakak sakit” tanya Rian sembari menyentuh kening sang Kakak dengan punggung tangan nya.
“Kakak gak papa, Kakak hanya capek” jawab Kenan dengan menurun kan tangan adik nya.
“Oh gitu, Kak aku boleh pinjem mobil kakak gak malam ini ??” tanya Rian dengan sedikit rasa takut.
Kenan mengernyit bingung, buat apa adik nya ingin memakai mobilnya kalau dia sudah punya sendiri “Buat apa ? terus mobil kamu kemana ??” tanya Kenan beruntun.
“Ada sih, tapi pingin coba mobil Kakak aja”
“Gak ada, lagian mobil Kakak masih di bengkel” jawab Kenan apa adanya.
Rian terlihat kecewa.
“Pakai saja mobil kamu sendiri Yan, kenapa harus pakai mobil kakak ??” ucap Kenan dengan nada yang sangat lembut.
“Iya Kak” jawab Rian.
🥀
🥀
🥀
“Ada apa ya Pak ??” tanya Alya sembari meletakkan Secangkir kopi untuk tamunya.
“Ada yang ingin bapak bicarakan sama kamu, dan ini penting” jawab Pak Bayu dengan serius.
Melihat keseriusan pak Bayu, membuat jantung Alya berdetak sangat kencang.
“Ada apa ya pak ??” tanya Alya lagi.
“Bapak sama Ayah mu sudah sepakat untuk menikahkan kamu dengan anak sulung saya” ucap Pak Bayu to the point.
“Hah” Alya melongo, entah terkejut atau apa hanya dia yang tau, “ Menikah” lanjutnya lagi.
“Iya” jawab Pak Bayu lagi.
“Tapi saya belum siap Pak” bantah Alya.
“Tapi kamu harus siap, ini adalah kesepakatan kami berdua” sahut Pak Bayu lagi.
🥀
**Like...
Komen...
Kali ini author gak minta Vote dulu sama kalian, Author hanya minta kalian Like dan Komen dengan kata-kata lanjut, udah itu aja, itu juga udah buat Author pingin joget-joget tau gak 😁😁😁**
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!