NovelToon NovelToon

Pendekar Pedang Kembar

Perampokan

"Berhenti....berhenti.....berhenti...!! "teriak seseorang dengan suara keras dan garang.

"Berhenti ... berhenti........!!"teriak suara itu lagi makin keras.

Sementara itu di dalam kereta seorang wanita dan seorang anak kecil sedang panik dan ketakutan.

"Siapa orang orang itu kang."Tanya Wanita itu kepada di kusir.

"Tidak tahu den Ayu sepertinya mereka bukan orang baik baik "Ucap kusir kereta itu.Dengan mempercepat lari kudanya.

"Ada apa ibu"tanya si anak.

"ibu juga tidak tahu anak ku" jawab si ibu itu dengan wajah penuh kecemasan.

Braaak....... !!!terdengar suara roda kereta hancur.

Kereta kuda pun terguncang guncang setelah roda sebelah kiri hancur tidak terkendali.

"Ibu...!!!"Teriak anaknya karena ketakutan.

Sang ibu kemudian memegangi anaknya supaya tidak jatuh dan beberapa saat kemudian kereta itu pun berhenti.

"Cepat kalian ambil semua barang barangnya..!! teriak pemimpin perampok itu.

Delapan orang turun dari kuda dan langsung masuk ke dalam kereta.

Tanpa menunggu lama para anak buahnya pun langsung turun dari kuda dan menghabisi kusir kereta tadi kemudian menyikat semua barang barang yang ada dalam kereta itu.

Melihat kusir kereta di bunuh begitu saja Wanita tadi langsung ketakutan setengah mati.

"Tolong.... tolong....Tolong!!"teriak wanita itu.

"Haaahaa...,haaahaa....!!suara perampok itu tertawa buas melihat wanita itu dalam ketakutan.

" Siapa kalian dan mau apa?" kata perempuan itu penuh dengan ketakutan dan rasa panik.

"Dengarkan baik baik kami adalah gerombolan perampok macan loreng ,hahaahaa.. haaa..haaa....."kata pemimpin perampok itu dengan tertawa lepas.

Wajah perempuan itu seketika pucat pasih mendengar pengakuan dari mereka karena dia sudah mengetahui siapa mereka itu, bahwa Macan loreng adalah perampok yang sangat bengis dan kejam.

"Semua barang barangnya sudah kami bereskan ketua." kata seorang kawanan perampok itu,

"Bagus bersiap lah kembali ke markas." jawab sang ketua,

"Tapi bagaimana dengan anak dan perempuan ini ketua?"tanya anak buahnya .

Hmmm........ sang ketua perampok nampak berpikir sejenak." Terserah kalian saja dengan wanita itu mau di nikmati juga boleh atau langsung kalian bunuh juga tidak apa apa itu terserah kalian." Kata ketua perampok itu dengan acuh.

Mendengar sang ketua berkata seperti itu, para anak buahnya pun merasa senang dan bahagia karena sebentar lagi mereka dapat menikmati seorang wanita cantik.

Lalu mereka pun segera beramai ramai menyeret perempuan itu ke semak semak ,wanita itu cuma bisa meronta-ronta dan berteriak keras.

"Mau apa kalian lepas kan aku ,,,lepaskan aku...tolong.. tolong..."Teriak wanita itu sambil berteriak minta tolong.

"Lepaskan ibu ku....ibu...ibu...

kalian orang orang jahat lepaskan ibu ku!" Teriak anaknya yang masih kecil itu.

Haaahaa....haaaa...semua kawan perampok itu cuma tertawa ..tawa terbahak-bahak tidak perduli.

"Rangga lari ....lari...lari dari sini nak lari.!!."Teriak sang ibu menyuruh lari anaknya yang bernama Rangga itu.

"Tidak ibu, Rangga tidak akan lari aku akan menolong ibu..!"kata Rangga ,lalu ia kemudian mengambil sebuah batu dan di lemparkannya batu itu weesss.....plaaak..!!, lemparan Rangga itu pun berhasil mengenai pelipis salah satu perampok itu hingga berdarah.

Sontak saja perbuatan Rangga itu langsung membuat sang perampok tadi marah besar.

"kurang ajar dasar bocah sialan!!"Maki orang itu dengan sangat marah.

Orang itu segera itu segera menghampiri Rangga dan langsung memukulnya dengan keras plaaaaak....!!!! pukulan itu langsung membuatnya pingsan.

Melihat Rangga sudah pingsan ,orang itu segera menyusul teman temannya yang sedang bermain-main dengan ibunya.

Setalah puas para perampok itu menodai ibu Rangga serta mengambil semua barang barangnya ,mereka pun langsung pergi menuju markas mereka.

Setelah berapa lama kemudian Rangga pun tersadar dari pingsannya dan teringat pada ibunya .Ia langsung berlari menghampirinya ibunya yang berada di semak semak begitu ia sampai di sana ternyata sang ibu sudah tak bernyawa lagi.

Sesudah di perkosa ramai ramai ternyata para perampok itu tidak meninggalkannya begitu saja tetapi mereka membunuhnya.

"Ibu ..ibu.... bangun ..... ibu...bangun ibu...bangun...jangan tinggalkan Rangga bu..ibu..."Teriak Rangga.Dengan menangis.

Ia pun menangis sejadi jadinya ...ia tak tahu harus hidup dengan siapa lagi karena ibunya adalah keluarga satu satunya .

Ia mencoba menggoyang goyangkan tubuh ibunya berharap sang ibu bangun, tapi ternyata tetap diam saja ibunya itu.

"Ibu...ibu....ibu..." teriak Rangga sambil menangisi ibunya.

Dengan susah payah Rangga yang masih kecil itu berumur 12 tahunan membuat lubang untuk memakamkan ibunya , dengan bercucuran air mata dan Isak tangkis ia terus menggali lubang itu ,sambil sekali-kali menatap ibunya dengan harapan ibunya bangun,dan akhirnya dengan waktu yang cukup lama selesai lah lubang itu.

"Selamat jalan ibu...semoga ibu tenang di sana ,Rangga janji pada ibu Rangga akan menjadi kuat dan membasmi para orang orang jahat ibu"kata Rangga di depan makam ibunya itu.

Setelah cukup lama menatapi makam ibunya Rangga pun beranjak dari tempat itu.

Tiba tiba kakinya tanpa sengaja menginjak sesuatu ,ia pun mengambilnya benda yang di injaknya itu dan ternyata itu sebuah kalung berbentuk taring macan.Itu adalah kalung seorang perampok yang terjatuh karena di tarik ibunya sewaktu perampok itu menyeretnya.

Ia pun lalu mengambil dan menyimpannya kalung itu di dalam bajunya.

Kemudian Rangga pun melanjutkan langkahnya pergi dari tempat itu ,ia tak tahu harus kemana karena tidak tahu daerah itu.Selain jauh dari kampung tempat itu juga sangat sepi.Rangga cuma terus berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas.

Tidak terasa perjalanan Rangga sudah sampai ketengah hutan,dengan rasa lelah ,letih serta tubuh penuh luka dan lapar akhirnya Rangga pun pingsan di hutan itu. Benar benar memprihatinkan keadaan anak kecil itu.

Sementara itu di sebuah sungai ada seorang kakek yang sedang mencari ikan ,kakek itu bernama Raja Alam dia adalah seorang tokoh sakti mandraguna yang pernah membuat geger rimba persilatan .

Sepak terjangnya yang tak kenal ampun sedikitpun kepada para aliran hitam membuat ia sangat di takuti.

Tapi kini ia telah mengundurkan diri dari dunia persilatan dan memilih tinggal di hutan yang jauh dari keramaian untuk mencari ketenangan hidup.

Setelah merasa tangkapan ikannya sudah cukup banyak kakek itu pun memutus kan pulang kepondoknya.Dengan raut muka penuh keceriaan karena dapat tangkapan ikan banyak kakek itu berjalan sambil bersiul siul.

Setelah sekian lama berjalan tiba-tiba di tengah perjalanan samar samar kakek itu melihat sesosok tubuh yang tergelak yang tidak lain itu adalah Rangga.Karena penasaran lalu ia pun menghampiri dan memeriksanya.

Kakek itu kemudian menempelkan telinganya pada pada Rangga untuk mengetahui apakah masih hidup atau tidak.

"Ternyata dia masih hidup"kata kakek itu.Setelan merasakan adanya denyut jantung berdetak.

Lalu kakek itu segera membawa Rangga pergi dengan bergerak sangat cepat menggunakan ilmu meringankan tubuhnya.

Setelah sampai di pondoknya Kakek itu kemudian memeriksanya lebih teliti lagi tubuh Rangga ,ternyata tidak ada luka yang serius cuma luka memar biasa ia pun merasa lega.

"Tampaknya anak ini menderita pukulan batin yang sangat berat."kata kakek itu pada diri sendiri.

"Hmmm....kira kira apa yang terjadi dengan anak ini." kata kakek itu lagi lagi bertanya pada dirinya sendiri.

"Biarlah nanti ku tanyakan setelah ia sadar."Kata kakek itu, lalu sang kakek pun berlalu.

"Ibu....ibu...ibu...jangan tinggal Rangga ibu.." terdengar rintihan keluar dari mulut Rangga lalu ia pun tertidur lagi.

Sang kakek mendengar itu terasa terharu,ia menduga pasti telah terjadi apa apa dengan ibunya.

Beberapa hari kemudian Rangga pun sudah sehat dan membantu sang kakek mencari kayu bakar di hutan.

Kejadian beberapa waktu lalu sudah dapat ia lupakan untuk sementara waktu meskipun kadang ia merasa sedih jika teringat dengan ibunya.

"Hai..Rangga tangkap ini ."Seru sang kakek sambil dengan deras melemparkan buah buahan ke arahnya . Tapi dengan sigap dan cekatan Rangga pun menangkapnya buah itu tanpa ada yang terlewati satu pun.

"Bagus bagus ternyata fisik mu sudah ada kemajuan."kata kakek itu dengan senang.

" Oh ya bagaimana kayu bakarnya, sudah terkumpul semua atau belum Rangga ?" tanya sang kakek .

"Sudah kek sudah saya ikat semua." jawab Rangga.

"Kalau begitu mari kita pulang " ajak sang kakek .

"Baik kek"jawab Rangga seraya mengangkat kayu itu ke atas pundaknya .

Rangga segera mengikuti kakeknya yang berjalan di depan.Rangga pun membawa kayu itu tanpa kesulitan,.

Sepuluh tahun kemudian

Pagi itu langit tampak cerah di kejauhan terdengar suara orang sedang berlatih silat, dia adalah Rangga.Anak kecil yang dulu di temukan oleh sang Kakek kini sekarang sudah tumbuh mm menjadi seorang pemuda yang tampan dan tangguh setelah dua belas tahun lamanya mendapatkan gemblengan dari gurunya.

Sementara itu sang kakek memperhatikan dari gubugnya sambil mangut-mangut .

"Hmm bagus bagus, ternyata ilmu yang ku berikan sudah dia kuasai sepenuhnya."kata kakek itu senang lalu menghampiri nya.

Melihat kakeknya datang Rangga pun berhenti dan menunduk hormat,.

"Ada apa kek? " tanya Rangga.

"Besok ikut kakek ke suatu tempat ,ada yang akan kakek ajarkan padamu"kata sang Kakek itu.

"Tapi apakah jurus pedang ku ini sudah sempurna kek.?"Tanya Rangga.

"Tentu saja Rangga kalau tidak mana mungkin kakek memberikan pelajaran baru pada mu."Kata si Kakek.

"Kalau begitu baiklah kek" jawab Rangga.Ia merasa senang karena sudah dapat menguasai jurus tebasan seribu pedang yang selama ini ia pelajari dengan susah payah.

"Kek setelah ini bagaimana kalau kita pergi ke sungai untuk menangkap ikan."Kata Rangga.

"Boleh boleh saja asal kau sudah membawa kayu bakar yang kemarin kau kumpulkan itu ke rumah "Ucap si kakek.

"Mmm.. bagaimana kalau dari sungai terus pulangnya sekalian sambil membawa kayu itu kek."Kata Rangga.

"Ya baiklah,tapi awas kalau sampai lupa."Ucap si kakek.Kenudian berlalu.

Setelah kakeknya pergi Rangga segera melanjutkan latihannya hingga waktu tengah hari.Setelah itu Rangga dan kakeknya pergi ke sungai untuk mencari ikan.Dalam perjalanan menuju sungai itu sang kakek melesat cepat meninggalkan Rangga di belakang,ia ingin tahu apakah Rangga bisa mengejarnya atau tidak.Rangga yang merasa tertantang oleh kakeknya itu segera menggunakan ilmu ringan tubuhnya untuk mengejar kakeknya.

Tak lama kemudian ia pun berhasil memperpendek jarak dengan kakeknya , walaupun belum bisa mendahuluinya.

" Bagus Rangga ternyata kau cukup cepat juga."Ucap si Kakek kemudian mendarat.

"Huuuuf...haaaah....!!! tapi saya tidak bisa untuk mendahului mu kek.'Ucap Rangga dengan nafas turun naik.

"Haaa...haaaa..... mana mungkin murid bisa melawan guru Rangga, sudahlah cepat kau tangkap ikan ikan itu sementara aku mau duduk di situ untuk menunggu mu."Ucap si Kakek.

"Baiklah kek."ucap Rangga .Kemudian turun ke sungai dengan membawa sebuah bambu runcing untuk menangkap ikan ikan itu.

Rangga dan kakek gurunya kemudian pulang dari ketika hari sudah mulai senja,ia juga tidak lupa sambil membawa kayu bakar sesuai janjinya pada kakeknya.

...----------------...

ikuti terus perjalanan Rangga di episode berikutnya , sampai jumpa.

Jurus Pedang Kembar Tanpa Tanding

Keesokan paginya si kakek mengajak Rangga ke suatu tempat yang di katakan kemarin itu

Sang kakek bergerak cepat dengan menggunakan ilmu meringankan tubuhnya yang sudah mencapai taraf sempurna. sementara itu Rangga yang melihat kakeknya sudah jauh di depan,ia pun tidak mau ketinggalan.Dan juga langsung menggunakan ilmu ringan tubuhnya.

"Apakah kakek mau menguji ku lagi, seperti kemarin waktu ke sungai."kata Rangga.kemudian menambah kecepatannya.

"Suatu saat dia akan menjadi pendekar pilih tanding bahkan menjadi pendekar tanpa tanding." kata sang kakek dalam hati setelah menyadari Rangga dapat mengimbanginya .

Setelah beberapa saat kemudian sampai sang kakek dan Rangga ke tempat itu.

Melihat sang kakek berhenti Rangga pun lalu bertanya pada kakeknya itu" apakah kita sudah sampai kek? tanya Rangga ingin tahu.

"Sudah jangan banyak tanya ikuti saja kakek,"kata kakeknya dengan terus berjalan menyusuri Jalan setapak.

Akhirnya tanpa banyak bertanya lagi Rangga pun mengikuti di belakang kakeknya yang ternyata menuju ke sebuah gua .

"Ternyata gua ini masih seperti yang dulu tidak berubah sama sekali"gumam kakeknya setelah sampai di dalam gua,

"Rangga di sinilah kakek akan mewariskan ilmu kakek yang terakhir ,yaitu jurus pedang kembar tanpa tanding."kata kakek nya memberi tahu.

"Tapi sebelum aku turunkan ilmu itu pada mu ada hal hal yang harus perlu kamu ketahui, karena berhasil atau tidak nya kamu menguasai jurus ini, tergantung usaha dan kerja keras kamu sendiri"kata kakeknya menasehati.

"Oh ya Rangga perlu kau ingat, jangan pernah sekali kali kau keluar dari gua ini sebelum kau dapat menguasai jurus ini ,karena jika kamu melanggar pantangan ini kamu akan mengalami kegagalan"kata sang kakek menjelaskan .

"Saya mengerti kek "jawab Rangga .

"Baiklah langsung saja akan kakek peragakan bagian-bagian dari jurus ini kamu perhatikan baik-baik"perintah sang kakek,

"baik kek "ucap Rangga singkat.

Dengan sebatang kayu yang di pegangnya lalu sang kakek langsung memperagakan bagian -bagian jurus pedang tanpa tanding.

Sang kakek memainkan sebatang kayu dengan cepat laksana memegang sebuah pedang.Walau pun dengan sebatang kayu tapi kalau mengenai tubuh,bisa di pastikan akan mengalami luka yang serius.

Rangga yang melihat itu merasa sangat kagum meskipun sudah tua tapi gerakan kakeknya masih terlihat cepat dan gesit.

"Benar-benar luar biasa,"ucap Rangga tanpa sadar begitu melihat sang Kakek memperagakan jurus itu.

Sang Kakek mengayunkan batang kayu itu lalu menyabetkannya ke arah samping dan duuuaaarrr..... sebuah batu besar di depannya langsung hancur seketika menjadi berkeping-keping.

Sang Kakek kemudian menghentikan gerakan setelah di rasa cukup memperagakan jurus itu.

Rangga terperanjat melihat batu besar itu bisa hancur dalam sekali pukul.

"Sungguh luar biasa kekuatan kakek ini"ucap Rangga dalam hati.Sangat kagum dengan ilmu yang di miliki oleh kakeknya.

"Sekarang coba kau peragakan gerakan kakek yang barusan tadi "perintah sang kakek, lalu memberikan batang kayu yang di pakainya tadi kepada Jaka .

"baik kakek"jawab Rangga .

Tak menunggu lama Rangga pun memulai latihannya,dengan meniru gerakan gerakan yang sudah di pertunjukan oleh kakeknya .

Awalnya Rangga merasa kesulitan dengan jurus pedang itu,karena begitu rumit dan gerakan selalu berubah rubah.

Tapi setelah sang kakek memberikan beberapa petunjuk tambahan ,ia pun mulai paham sedikit demi sedikit.

Jurus pedang ini harus mengandalkan kecepatan dan ketangkasan gerakan tangan, juga harus disertai tenaga dalam yang cukup,itu yang teringat oleh Rangga atas ucapan kakeknya.

Hari demi hari berlalu tanpa terasa Rangga pun telah melalui hari yang ke empat puluh, ini adalah hari yang terakhir bagi Rangga untuk menyelesaikan latihannya .

Tiba tiba dari luar terdengar suara minta tolong ,Rangga yang mendengar suara itu cepat berlari.

Namun ketika sudah akan sampai ke mulut gua tiba tiba teringat kata kata kakeknya,"ingat Rangga selama kau masih mempelajari jurus ini janganlah sekali kali kau keluar dari gua ini" akhirnya dengan perasaan bimbang Rangga pun tidak jadi keluar gua,dan anehnya suara itu pun hilang seketika.

Genap sudah empat puluh hari lamanya akhirnya Rangga pun selesai mempelajari jurus pedang itu.

"Akhirnya selesai sudah latihan ku "ucap Rangga berniat meninggalkan gua tempat latihan itu.

Ketika Rangga hendak keluar dari dalam gua itu tiba tiba ada sebuah batu besar melayang kearahnya, langsung tanpa pikir panjang Rangga pun menghancurkan batu itu dengan kedua pedangnya , batu pun hancur menjadi keping keping kecil.

"Ternyata kau sudah berhasil Rangga,"terdengar suara dari luar, mendengar suara itu,Rangga tahu bahwa itu kakeknya lah yang datang .

Lalu ia bersujud hormat di depan kakeknya ,"bangunlah Rangga selamat kau telah sempurna menguasai jurus pedang kembar tanpa tanding itu,"kata kakeknya.

"Terima kasih atas bimbingan kakek "kata Rangga, sudah sudah ,jangan pakai peradatan seperti itu cepat bangun ayo kembali ke rumah, akan aku berikan sesuatu untuk mu,"kata kakeknya kemudian.

Tanpa menunggu lama akhirnya Rangga pun melesat dengan kecepatan yang gerakannya sangat sulit di ikuti oleh mata dan meninggalkan kakeknya, sang kakek cuma geleng geleng kepala karena kagum dengan kemajuan Rangga itu.

"Ternyata setelah empat puluh hari berlatih di sini tenaga dalamnya pun sudah meningkat pesat" kata sang kakek dalam hati , ia pun cepat melesat mengejar Rangga dengan kecepatan yang sama.

Malam itu sang kakek memberikan petuah petuah kepada Rangga,

" Rangga semua ilmu yang telah ku berikan pada mu gunakanlah dengan bijak untuk membela kebenaran dan keadilan dan perlu kau ingat jangan pernah sekali kali kau menyombongkan diri mu karena ilmu yang kau miliki itu , karena setinggi tingginya gunung masih ada yang lebih tinggi lagi yaitu langit"kata kakeknya menasehatinya panjang lebar.

" Akhir akhir ini kejahatan semakin merajalela itu sekarang menjadi tugas mu untuk memerangi mereka"lanjut kakeknya,

Rangga mendengar kan petuah dari kakeknya dengan seksama,tanpa berani memotong perkataan nya sedikit pun.

Tak lama kemudian sang Kakek mengambil sesuatu dari dalam kotak kayu (peti) lalu mengeluarkan dua buah pedang dari kotak kayu itu.

"Ambillah pedang kembar ini untuk melengkapi jurus mu , dengan ini kau bisa terbantu untuk memerangi kejahatan",, kata kakek nya sambil memberikan pedang itu.

Rangga pun menerima pedang itu dari sang Kakek lalu mengamatinya dengan kagum.

"Ada yang lebih hebat lagi dari pedang itu Rangga jika suatu saat kau berjodoh mungkin kau akan menemukan nya"terang sang kakek,

"jadi masih ada lagi pedang yang lebih hebat lagi selain pedang ini kek"tanya Rangga,

"Benar Rangga tapi kakek tidak tahu apa kau berjodoh dengan pedang itu atau tidak"jawab kakeknya.

"Agar pedang itu tidak mengundang perhatian orang -orang ,sebaiknya kau sembunyikan pedang itu pada tubuh mu" kata sang kakek.

Mendengar itu Rangga bingung dan tidak mengerti maksud kakeknya.

"tapi bagaimana caranya agar pedang ini bisa menyatu dengan tubuh ku saya kek" tanya Rangga.

"Pegang lah kedua gagang pedang itu dan berkonsentrasi lah , serta bayangkan pedang itu seperti cahaya, maka pedang itu akan menyatu dengan diri mu"kata kakek menjelaskan.

Rangga pun melakukan sesuai dengan petunjuk dari sang Kakek dan akhirnya pedang itu pun berubah jadi cahaya dan masuk ke tubuhnya.

"Ternyata pedang itu berjodoh dengan dirimu ,ketika kau akan menggunakan tinggal bayangkan saja pedang itu di kedua tangan mu,maka pedang itu akan muncul dengan sendirinya, kata kakeknya menjelaskan.

Karena malam sudah larut akhirnya sang kakek pun mengakhiri segala nasehat nya.

Awal Pengembaraan

Setelah mendapatkan semua ilmu dari kakek gurunya,kini tibalah waktunya bagi Rangga untuk turun gunung,walau pun dengan rasa berat hati dan sedih Rangga pun akhirnya menuruti semua perintah kakeknya.

Dan dengan langkah penuh kemantapan dan rasa percaya diri ia pun berjalan menyusuri jalan setapak melewati hutan belantara, terdengar suara burung burung berkicau seperti mengucapkan selamat datang kepadanya untuk menyambut dunia baru.

Setelah sekian lama berjalan di kejauhan terlihatlah rumah rumah penduduk ,ia pun memasuki perkampungan itu ,karena merasa lelah dan lapar serta haus ia pun memutuskan untuk mencari sebuah kedai untuk beristirahat dan mengisi perutnya yang sudah terasa sangat lapar.

Tak lama kemudian sampailah ia di sebuah kedai yang kebetulan hari itu tidak seramai hari biasanya yang penuh sesak dari dalam kedai itu dan tampaklah seorang pelayan datang menghampirinya.

"Mau pesan apa raden"tanya pelayan itu.

"Nasi dan minum Ki"jawab Rangga.

"Baiklah tunggu sebentar"kata aki' pelayan itu kemudian berlalu dari hadapannya.

Tak menunggu lama akhirnya pesanan Rangga pun datang.

"Silahkan ini makanan dan minuman den"kata pelayan itu.

"Terima kasih ki' "kata Rangga.

"Tunggu sebentar ki'"kata Rangga tiba tiba menghentikan langkah pelayan itu.

"Ada apa lagi den"tanya si aki pelayan kedai itu,

"Ini namanya desa apa ki'"tanya Rangga.

"Ini adalah desa Jatisari den"jawab aki' pelayan itu.

"Ada yang ingin di tanyakan lagi raden"ucap pelayan itu ganti bertanya,

"tidak ki' terima kasih,"ucap Rangga.

"Sama sama raden"jawab si aki' itu kemudian berlalu.

Sejurus kemudian Rangga pun menikmati pesanannya itu dengan lahapnya karena sudah kelaparan dan kehausan.

Sementara itu di sebuah kerajaan Martapura sang raja Dungga sedang berbincang bincang dengan putranya yaitu Arya Soma.

Raja Dungga sedang kesal dengan anaknya itu ,karena merasa dirinya sudah tua dan sering sakit-sakitan ,tapi sang anak belum mau menggantikan kedudukannya.

"Terus kamu mau bagaimana mana lagi ,terus terang saya tidak mengerti keinginan mu Arya"kata raja Dungga

"maaf romo saya sudah bilang berkali kali kepada romo bahwa saya tidak mau menjadi raja"kata Arya Soma.

"Apa kerajaan ini harus kosong tanpa pemimpin, kesaktian kamu sudah tinggi ,ilmu pemerintahan kamu sudah cukup ,apanya yang kurang"kata raja Dungga Ayahnya sangat kesal.

"Maaf sekali lagi romo ,kalau romo berkenan mengabulkan, saya punya permintaan romo" kata Arya Soma.

"Permintaan apa itu Arya "tanya Ayahnya.

"Begini romo saya mempunyai sebuah rencana untuk tidak menjadi raja tapi ,masih bisa ikut dalam pemerintahan kerajaan ini"kata Arya Soma kemudian.

"Rencana yang bagaimana maksud kamu Arya"tanya ayahnya itu tidak mengerti.

"Begini romo saya akan mengadakan sebuah sayembara ,bagi siapa saja yang bisa mengalahkan saya dan bisa mencabut keris pulang geni yang ada di halaman istana itu,saya rela dengan ikhlas memberikan hak raja saya bagi siapa yang memenang kan sayembara itu "kata Arya Soma memberikan penjelasan.

Sang raja tampak diam dan berfikir dengan perkataan Arya Soma itu .

"bagaimana jika nanti yang memenangkan sayembara itu orang jahat dan penuh angkara murka"gumam raja Dungga dalam hati.

Tapi dia percaya dan yakin bahwa siapa pun yang bisa mencabut keris pulang geni itu adalah orang yang berhati bersih dan yang di takdir kan para dewa untuk menjadi raja sesungguhnya di Martapura ini .

"Baiklah jika itu yang kau inginkan,tapi jika nanti tidak ada orang yang sanggup mencabut keris itu dan mengalahkan mu maka ,suka atau tidak suka kamu harus menggantikan kedudukan romo mu ini" kata raja Dungga ayahnya itu dengan tegas.

"Saya siap dan akan patuh pada perkataan romo jika nanti hasil dari sayembara seperti itu"jawab Arya dengan senang.

"Segeralah persiapkan segala sesuatunya untuk menyelenggarakan sayembara itu lebih cepat lebih baik"kata raja Dungga kemudian.

"Baik romo saya mohon pamit"kata Arya Soma lalu pergi dari hadapan ayahnya.

Raja Dungga tampak menggelengkan kepalanya melihat kepergian anaknya itu.

...----------------...

Di lain tempat di sebuah hutan terlihat pemuda seorang diri sedang bertarung dengan melawan sepuluh orang ,jika di lihat dari tampilannya sepuluh orang itu seperti gerombolan penyamun atau perampok.

Walaupun di keroyok tetapi pemuda itu belum juga ada tanda tanda akan kalah, malahan sepertinya ia yang mengendalikan jalannya pertarungan itu.

Jual beli serangan mu di lakukan kedua belah pihak, "ayo kerahkan semua ilmu kalian apakah cuma sampai di sini kemampuan perampok macan loreng yang katanya di takuti itu" kata pemuda itu dengan nada merendahkan.

" Ternyata macan loreng hanya sekedar macan ompong "kata lanjut pemuda itu mengompori para perampok itu.

"Kurang ajar beraninya kau berkata seperti itu ,ayo habisi dia dengan ilmu gabungan kita"teriak sang pemimpin perampok itu dengan sangat marah.

Pemuda itu tampaknya telah berhasil membuat para perampok itu kepanasan dan dia pun tidak mau main main lagi ,ia segera menghimpun tenaga dalamnya untuk menyambut serangan mereka.

"Kau akan menjadi orang pertama yang merasakan ajian andalan kami,jadi bersiaplah kau mati"kata ketua perampok itu.

Para gerombolan perampok itu segera bersiap siap mengeluarkan ilmu andalan nya,masing masing dari mereka menyilang kan kedua tangannya di depan dada tak lama kemudian bergetar tubuh mereka dengan hebat.

"Ajian petir membelah langit hiaaaat" teriak para perampok itu berbarengan melepaskan tenaga gabung mereka,tiba tiba angin bertiup sangat kencang,

"Sementara itu sang pemuda telah bersiap siap untuk melepaskan jurus andalannya yaitu ajian angin topan menyapu gunung .

Hiaaaat...... pemuda itu melepaskan pukulan nya dan dua ajian itu berbenturan terjadilah ledakan dahsyat dan besar..duuuaaarrr....duuuaaarrr..kedua belah pihak sama sama terpental kebelakang.

Si pemuda terpental sekitar dua puluh tombak dengan memegangi dadanya , sementara perampok cuma terpental sepuluh tombak kebelakang. Menandakan kekuatan gabungan para perampokan itu lebih kuat.

Mereka merasakan panas dan sesak pada dada mereka, baik pemuda mau pun para perampok sama sama merasakan hal itu.

Tanpa di sadari oleh mereka ternyata ada sepasang mata yang mengawasi pertarungan mereka itu.

Dia adalah Rangga yang secara kebetulan lewat jalan itu dan mendengar bunyi orang bertarung lalu ia memutuskan untuk berhenti dan melihat pertarungan itu.

"Ternyata bukan isapan jempol belaka, mereka benar benar perampok yang kuat "kata Rangga dari tempat persembunyiannya .

Uhuk..uhuk..pemuda itu batuk tapi tidak berdarah di lain pihak sang perampok sudah bangun dan siap siap akan menyerangnya kembali .

Dengan menggunakan ajian petir membelah langit untuk kedua kalinya,perampok itu ingin segera menghabisi pemuda itu.

Sang pemuda itu pun mencoba bangkit untuk berdiri tapi,"celaka tangan ku tidak bisa di gerakkan apakah aku akan mati di sini"kata pemuda itu dalam hati.

Dari arah depan pemuda itu ia melihat sekilas cahaya yang disertai angin kencang menuju ke arahnya,

"ternyata cuma sampai di sini pengembaraan ku maaf kan aku guru"kata pemuda pada dirinya sendiri seakan penuh dengan penyesalan.

Ia hanya bisa pasrah dan menunggu takdirnya, namun sebelum pukulan gabungan para perampok itu sampai pada pemuda itu, tiba tiba terdengar ledakan yang sangat dahsyat dua tenaga dalam berbenturan kembali duuuaaarrr......duuuaaarrr.... kali ini lebih dahsyat lagi.

Para perampok itu pun berhamburan dan terpental cukup jauh sekitar dua puluh tombak,sedangkan lawannya masih diam di tempat ,tapi tanah yang di pijak amblas setinggi lutut, menandakan tenaga dalamnya masih di atas para perampok itu.

"Uhuuk... Uhuuk..."kurang ajar siapa yang berani ikut campur dengan perampok macan loreng " kata ketua perampok itu sumpah serapah.

Asap tebal pelan pelan menipis dan hilang sama sekali lalu tampaklah seorang pemuda sedang berdiri di hadapan mereka,dia adalah Rangga.

"Ternyata hanya anak kemarin sore,mau apa kau ikut campur urusan kami"tanya ketua perampok itu.

Tanpa bicara Rangga langsung melemparkan sebuah kalung yang ia temukan pada waktu kecil dulu ke arah perampok itu , setelah ia melihat perampok itu memakai kalung yang sama.

Dan ternyata ketua perampok itu langsung mengenalinya, sebab kalung itu adalah milik salah satu anggotanya yang hilang beberapa tahun lalu.

"Apakah kalian masih ingat tentang seorang anak kecil dan seorang wanita yang dulu kalian nodai waktu itu dan kalian lalu membunuhnya"tanya Rangga.

Sang ketua perampok terdiam dan mencoba mengingat ingat kejadian itu.

"Lalu apa hubungannya dengan mu dengan wanita dan anak itu"tanya ketua perampok pada pemuda yang di hadapannya itu.

"Dengarkan baik-baik ,akulah anak itu "kata Rangga dingin.

"Apa.."!!! teriak mereka bersamaan karena terkejut .

"Jadi bersiaplah kalian untuk ku kirim ke neraka"ucap Rangga dingin tapi menakutkan.

"Oh ,,,jadi kamu mau menuntut balas, kami para perampok macan loreng tak mengenal rasa takut apa lagi sama anak kemarin sore "kata ketua perampok itu.

"Serang "teriak ketua rampok itu, lalu mereka maju bersamaan ,tanpa basa basi lagi Rangga langsung mengeluarkan kedua pedang kembarnya ,

Rangga langsung mengeluarkan pedang kembar nya dan langsung menyambut serangan para perampok itu dengan gerakan sangat cepat tanpa bisa di ikuti mata orang biasa , Rangga melewati mereka semua, dan langsung menghilangkan pedangnya kembali.

Melihat itu ,pemuda tadi yang di tolong oleh Rangga seakan akan tidak percaya dengan penglihatan matanya itu ,karena para perampok itu roboh semua tanpa kepala.

"Kapan dia melakukannya "tanya pemuda itu dalam hati,

"sungguh luar biasa kecepatannya pemuda itu"ucap pemuda itu dengan terkagum-kagum.

Setelah puas melihat para perampok itu roboh Rangga pun langsung menghampiri pemuda itu.

"Apakah andika tidak apa apa"tanya Rangga tiba tiba .

"saya tidak baik-baik dan saya ucapkan terima kasih atas pertolongan saudara pendekar"kata pemuda itu.

"Sudahlah simpan rasa terima kasih mu ,karena mereka pantas untuk mendapatkan semua itu"kata Rangga.

Akhirnya setelah itu, mereka pun saling berkenalan ,ternyata nama pemuda itu adalah lingga, dan mereka pun akhirnya berpisah untuk melanjutkan perjalanan mereka masing masing.

...----------------...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!