NovelToon NovelToon

FORGOTTEN LOVE On The Train

27 Hours : The Best Valentine

Aku Leyka Paquito Fernandez, tapi aku jarang memakai nama Fernandez ( Paquito, Kaya sabun mandi kesukaan Author Gendeng, wanginya awet, mahal, tahan lama, yang warna putih ya, malah iklan.. tapi semua warna wangi beud kok).

Aku urakan, agak berandalan, tidak punya sopan santun, aku susah di atur, aku melakukan semua hal semauku sendiri, aku selalu menciptakan kekacauan, aku lari dari kehidupanku yang sebenarnya, aku meninggalkan Ibuku bersama laki - laki yang dicintainya, aku tidak punya Ayah, aku kehilangan Ayahku sejak kecil, karena sakit keras. Ayahku bernama Geralldo Paquito Fernandez, Keluarga Fernandez adalah keluarga dari kalangan biasa saja, 'Rakyat Jelata' adalah julukan Ibuku kepada Ayahku, bila mereka sedang sedang bergurau.

Keluarga Fernandez adalah keluarga pekerja keras dan itu di turunkan kepada Ayahku dan itu mendarah daging di tubuhku, aku tidak bisa diam! Hanya uang yang ada di pikiranku, itu karena aku punya tujuan, yaitu pergi ke Afrika Selatan naik kereta The Blue Train, salah satu Kereta dengan route durasi terpanjang, kereta wisata dengan 27 jam perjalanan. Itu semua karena Ayahku, seorang masinis The Blue Train.

Kami tinggal di Palma, salah satu daratan terbesar di Spanyol, kota dengan hawa dingin dan terkadang membekukan, kota dengan banyaknya jalur track kereta api, Ayahku bekerja di perusahaan kereta api terbesar di kota Palma, namun setiap tiga bulan sekali Ayahku akan pergi selama satu bulan ke Afrika Selatan, membawa wisatawan berlibur.

Afrika Selatan negara dengan hawa panas dan itu seperti surga bagi kami orang - orang Palma, saat Ayahku pulang dari Afrika Selatan, aku hanya mendapatkan cerita tentang keindahan Capetown hingga Petroria dan itu adalah route perjalanan The Blue Train, kereta dengan kemewahan Hotel berbintang yang berjalan di atas bantalan rel kereta api.

Banyak paket yang ditawarkan di perusahaan kereta api wisata itu, bisa 3 hari bisa 2 hari tapi aku memilih perjalanan 27 jam dan aku akan menetap di Petroria selama 10 hari, menemui kawan Ayahku seorang warga Afrika Selatan, berkulit hitam, bernama Jack Helbert. Kata Ayah kalau aku sempat kesana satu kali seumur hidupku, aku harus menemuinya.

Aku ingin kesana! Aku hanya ingin mengenang Ayahku melalui keindahan yang pernah ia ceritakan kepadaku semasa kecil. Tuhan terlalu cepat memanggil Ayahku, sehingga Ayahku mengingkari janjinya untuk membawaku kesana. SOUTH AFRICA, adalah TUJUAN HIDUPKU.

Aku tidak mengenal sosok Ayah, rumahku seperti di neraka, Ella Gusmo adalah anak dari laki - laki yang dicintai Ibuku, yang selalu saja memancingku untuk membuat kekacauan. Aku kurang perhatian, Ibuku selalu tunduk kepada laki - laki itu. Aku lupa menyebutkan namanya, tapi itu tidak penting, aku tidak pernah memanggilnya Ayah, karena keinginannya hanya satu MENYINGKIRKAN AKU!

Sebenarnya namanya Locky Gusmo tapi aku senang memanggilnya Loco (Baca ;Loko) dalam bahasa Spanyol itu artinya Gila! Memang segila orangnya, bagaimana tidak, demi kepentingan bisnisnya, aku akan dijodohkan dengan sepupunya yang umurnya tidak jauh dari si Loco itu.

Aku cantik, sexy dan penuh tipu muslihat, tidak akan aku biarkan diriku jatuh ketangan Keluarga Loco yang mempermainkan kecantikan dan harta Ibuku, Rosemary Manuello Felipe itu nama Ibuku. Keluarga Manuello, adalah keluarga yang mewariskan banyak kekayaan pada Ibuku.

Rosemary, adalah tanaman bumbu dapur pewangi dan penyedap makanan. Pengharum dan penyedap makanan bakar bakaran, seperti sapi, kambing, domba, ayam, kalkun dan lain sebagainya. Sering pula digunakan untuk tanaman dekorative penghias kebun, serta tanaman yang berkemampuan untuk pest kontoil pengusir serangga dan nyamuk, akibat kuatnya aromanya.

Tanaman ini, juga memiliki legenda menarik. Dewi aphrodite yang bersampir dan terhias bunga serta tanaman Rosemary, ketika muncul atau mentas dari permukaan laut, lahir dari cairan semen/ma*ni dewa Uranus.

Mitologi lainnya menceriterakan bahwa Bunda Maria mengibaskan jubah birunya ke atas semak semak Rosemary yang sedang berbunga, saat Ia beristirahat dan bunga bunganya langsung mekar membiru. Maka, sejak itu tanaman bumbu itu dikenal sebagai tanaman "Rosemary" dan Ibuku penyuka warna Biru.

Di abad pertengahan, Rosemary sering di gunakan dalam acara perkawinan sebagai asesori pria dan wanita, karena dianggap sebagai pesona cinta.

Aku Leyka Paquito, aku memanipulasi keuangan kuliahku dengan menipu si Loco itu yang menguasai keuangan Ibuku. Aku menabung sen demi sen di sebuah Agen tour and travel terkemuka di Palma selama 4 tahun lamanya, aku akan menjadi wisatawan atau turis selama sepuluh hari dengan kelas bisnis, setelah menyelesaikan kuliahku, aku akan berlibur dan kalian tahu tujuanku! SOUTH AFRICA!

...***...

Dan aku Valentino Gallardiev. Aku pria mapan dengan karir cemerlang, sejak dahulu keluarga Gallardiev secara turun temurun dikenal sebagai Locomotive Machine. Yaitu pembuat mesin kereta api. Dari kakek buyutku hingga Ayahku semua berkecimpung di pabrik pembuatan lokomotif terbesar di Eropa. Namun aku tidak tertarik. Aku hanya tertarik membuat gedung pencakar langit, seperti Generali Tower atau Velasca Tower di Italy.

Aku hampir menikahi wanita yang aku pikir dia sangat mencintaiku, dua tahun aku menjalani hubungan yang serius. Rebecca Pallazo adalah tunanganku yang meninggalkanku demi pria lain yang ternyata telah dicintainya selama satu tahun.

Mereka bermain dibelakangku dan mereka memanfaatkan semua fasilitas yang aku berikan pada Rebecca. Aku telah merancang pernikahan termasuk bulan maduku dengan kelas VIP ke Afrika selatan, selama tiga minggu.

Aku membayar mahal untuk itu dan kini seenaknya Rebecca pergi meninggalkanku. Namun aku berterima kasih, berarti Rebecca bukan jodohku. Dan mungkin itu semua adalah salahku, aku terlalu sibuk dengan karirku yang meroket di perusahaan konstruksi terbesar di Italy, Cosmir Industrial Construction. Sebuah perusahaan dengan berbagai bidang usaha dan aku yang mengendalikan divisi pembangunan gedung pencakar langit, di perusahaan itu.

Dengan mengajukan cuti selama satu bulan aku tetap akan pergi ke Afrika Selatan tanpa pasangan. Tidak mengapa, aku terlanjur memesan kamar VIP dan aku tidak mau rugi. Anggap saja aku berlibur, karena aku juga tidak mau meratapi kisahku bersama Rebecca.

Aku Valentino Gallardiev, aku akan bersenang - senang, semoga aku mendapatkan jackpot di Afrika Selatan. Jackpot bagiku adalah sebuah perusahaan yang mungkin saja ingin membangun gedung pencakaran langit karena aku adalah ahlinya.

...*****...

Stasiun Capetown, Afrika Selatan

Leyka terus memegangi buku panduan beserta passport dan visa serta sebuah kartu mirip kartu ATM untuk membuka gerbang otomatis dengan penutup yang berputar dan tervalidasi tiket untuk memasuki stasiun kereta, setelah menempelkan pada permukaan gerbang yang ada sensornya, gerbang otomatis yang setinggi pinggangnya itu terbuka dan Leyka masuk ke gerbang berikutnya dengan tas ransel dipunggungnya.

Perjalanannya akan di mulai dari stasiun Capetown menuju stasiun Pretoria, Leyka akan menginap 10 hari di Pretoria lalu kembali ke Capetown, sebagai wisatawan.

Dan ruang berikutnya adalah tempat boarding dimana semua wisatawan yang menaiki Blue Train akan di periksa passport dan visanya serta selembar kertas yang dikeluarkan bagian Departemen Imigrasi negara setempat.

Biasanya selembar kertas itu di tulis tangan oleh para wisatawan yang berisi tentang dimana dan berapa lama mereka berada di kota Pretoria dan menginap dihotel mana.

Para wisatawan wajib mengisinya dan dibubuhi tanda tangan sesuai kartu identitas mereka. Setelah melewati gerbang boarding, tiba saatnya semua penumpang menaiki kereta dan di ambang pintu kereta akan di cek kembali tiketnya.

Bila tidak ada tiket maka wisatawan tidak bisa memasuki kereta The Blue Train, sekalipun sudah di periksa di ruang boarding bila tiket wisatawan hilang maka mereka akan kehilangan kesempatan emas untuk menaiki kereta The Blue Train. Para wisatan perlu waktu mengurusnya di Agen Travel yang membawanya.

Leyka sibuk dengan kemarahan Rosemary Ibunya, diponselnya. Puluhan pesan dan panggilan telepon diabaikan dan Leyka menon aktifkan ponselnya dengan mode pesawat atau mode 'silent', kedua tangannya penuh membawa ponsel, dompet, pasport, visa, kartu identitas, peta, brosur dan kertas Imigrasinya.

Leyka jenis perempuan yang sangat berantak, semua dokumen perjalanannya kini di berada tangannya dan ia sangat kebingungan.

Sehingga seorang pria dewasa menabraknya dan semua yang dipegangnya terburai berantakan jatuh di sekitarnya.

"Breng*sek!" maki Leyka melihat sekilas pria dewasa itu sambil memungut satu persatu barang - barang yang berserakan.

"Passport.. Visa.. Kartu Validasi.. Peta.. Kartu identitas.. Handphone.. Dompet.. apalagi ya.. Hmm.. Ohh Kertas Imigrasiku.. Dan buku panduan perjalananku" gumam Leyka memasukkan satu persatu ke dalam tas slempang yang menutupi perutnya.

Leyka mengikat rambutnya dan memakai topi baseballnya, kemeja kotak - kotak dengan bahan flanel dibiarkan terbuka, dengan tanktop hitam didalamnya, dipadu dengan celana blue jeans ketat dan robek di lututnya yang membalut sempurna dengan thigh high boots, (boots sampai betis) penampilan rock n roll dan serampangan selalu dipilihnya. Ia menganggap itulah jati dirinya.

"Gara - gara pria breng*sek itu aku jadi antri belakangan" gerutu Leyka dengan bergumam.

"Umm.. Tiket.. Setelah ini cek tiket" sambil antri dan maju perlahan - lahan, Leyka mencari tiketnya.

Ticket.. Ticket.. Ticket.. Five more minutes.. (lima menit lagi)

Petugas itu terus bercicit tentang tiket dan jadwal keberangkatan tinggal lima menit lagi dan itu membuat Leyka semakin panik, Leyka tidak menemukan tiketnya!

Usahanya selama 4 tahun tidak mungkin ia sia - siakan begitu saja, bukan Leyka kalau gagal, Leyka tidak pernah mengenal kata gagal, otaknya berputar dengan ribuan cara agar segala sesuatu yang ia kerjakan berhasil.

Leyka mencari ke semua sudut tasnya namun nihil, tiket itu raib ditelan bumi, padahal baru beberapa saat yang lalu, tiket itu digunakan untuk memasuki gerbang otomatis, bila tidak ada tiket maka wisatawan tidak akan sampai ruang boarding.

"Ticket.. Ticket.. Five minutes" petugas berkulit hitam itu kembali bercicit.

"Sorry.. But.. I lost my ticket"

(Maaf.. Tapi.. Aku kehilangan tiketku)

"Okay.. Goodbye" Petugas itu membalikkan tubuhnya dan akan menutup pintu, itu membuat Leyka diserang kepanikan. Bagaimanapun juga Leyka tidak mau kehilangan kesempatannya.

"Gendut, tua bangka.. Main goodbye saja, semua gara - gara pria itu, breng*sek!" gumam Leyka mengencangkan ikatan tas ranselnya yang menaut perutnya dan menubruk petugas itu yang nyaris terjerembab, beruntung petugas itu memegang handle pintu, menahan berat tubuhnya hingga sikunya menyentuh lantai.

Leyka seharusnya berlari ke kanan kearah kelas bisnis namun keadaan jatuh si petugas itu, menghalangi sebagian jalan ke arah gerbong bisnis dan tidak memungkinkan Leyka berlari ke arah kanan, Leyka berlarian ke arah kiri, kelas Vip.

Kelas Vip sangatlah mewah, hotel berjalan di dalam kereta api ini memiliki fasilitas seperti hotel berbintang, lengkap dengan kamar mandi di dalam, dengan ranjang yang sangat nyaman. Biasanya wisatawan yang memesan kamar itu untuk berbulan madu.

Sementara Leyka memesan kelas bisnis, satu sofa yang bisa ditarik menjadi bed dengan ruangan yang lumayan lega, karena Leyka hanya sendiri.

Dan ini adalah kelas ekonomi kereta wisata, dengan berderet kursi yang nyaman namun kehilangan privacynya, wisatawan akan berbaur dengan wisatawan lainnya.

Leyka tidak mau memilihnya, karena Leyka ingin menikmati kesendiriannya, padahal dilihat harganya, kelas ekonomi jauh lebih murah. Leyka ingin menikmati hidupnya dan lari dari kenyataan.

Leyka terus berlari kencang sambil membuka pintu demi pintu kamar Vip namun semua terkunci, petugas itu tampak ngos - ngosan dibuatnya. Saat menunduk memegangi perutnya Leyka menghilang dari pandangan petugas yang memantaunya dari jauh, petugas itu akhirnya berjalan kaki dengan mengetuk pintu demi pintu dan mencari Leyka.

"Berandalan cilik.. Dimana kamu!" gumam petugas itu dengan kesal. Dan keretapun berjalan perlahan seiring peluit panjang yang memekakkan telinga.

Sementara Leyka membuka tuas pintu kamar Vip secara acak dan masuk begitu saja lalu menguncinya. Terdengar dengan jelas petugas itu mengetuk satu persatu pintu dan memeriksa kamar demi kamar.

"Hei apa yang kau lakukan disini!" Seorang pria dengan balutan handuk di pinggangnya keluar dari kamar mandi, Leyka menoleh ke arah suara dan sama terkejutnya, pria di hadapannya adalah pria yang menabraknya.

"Kau sendirian?" tanya Leyka mengedarkan pandangannya dan matanya tertuju pada gerombolan bunga mawar yang berbentuk hati, dengan meja nampan champange diatasnya.

"Iya memangnya kenapa?! Apa yang kau lakukan di kamarku?!"

Ranjang honeymoon, tapi kenapa sendirian? Honeymoon sendirian dengan tangannya? Atau mencari mangsa di kereta ini?

"Kebetulan!" kata Leyka sambil melepas tas ranselnya dan di letakkan di almari dengan pintu geser.

"Heii apa yang kau lakukan?!"

"Sstt Diamlah!" Leyka melepas kemejanya dan melepas balutan celana jeansnya dengan buru - buru, pria itu semakin bingung dengan mulut ternganga. Paha mulus pantat sintal terpampang di hadapannya dan Leyka dengan seenaknya meletakkan semua pakaiannya masuk ke dalam almari, berikut sepatunya boots kesayangannya.

"Hei!!"

Leyka tidak perduli perkataan pria itu, telinga terfokus pada langkah kaki petugas yang kian mendekati pintu kamar pria itu.

"Heiii! Apa kau bisa bertingkah seenaknya! Gadis Liar!" Pria itupun mendekati Leyka dengan mencengkeram lengannya dan menatap tajam kearahnya, Leyka membuka topinya rambutnya meluncur tergerai meriap dan membalas tatapan matanya, pria itu meregangkan cengkeramnya dan menelan salivanya.

Aroma sabun pria itu mengusik naluri kewanitaan Leyka, aroma nafasnya seperti serpihan bunga lily di musim semi, sementara pria itu mencium wangi shampo Leyka yang menyeruak dibalik topinya dan parfum Leyka dengan aroma vanila jasmine yang lembut dan sesaat menghanyutkan.

"Kau harus menolongku-- bisik Leyka dengan memainkan jari telunjuknya dengan kuku tajam dan digesekkan ke hidung, bibir, dagu lalu menuruni leher dan dada pria itu, memainkan titik - titik air ditubuh pria itu masih terlihat membasahi tubuh tegap dan sexy.

Tubuh pria Italy yang menjadi idaman kaum hawa, butiran air itu bagai butiran embun, SEXY! pikir Leyka --Karena kau berhutang budi kepadaku" Pria itu tersihir oleh jemari Leyka yang menuruni dadanya dan memainkan bulu - bulu dadanya serta puncak dadanya yang terlihat mengeras, Leyka terhipnotis tatapan dalam pria itu, untuk menguasai debarannya Leyka menancapkan kukunya disana.

"Aawww! Shiittt!.. Kau?! Beraninya kau?!" Pria itu meringis dan memegangi dadanya yang perih karena ulah Leyka. Pria itu kembali mencengkeram kedua lengan Leyka dan menghimpit tubuh Leyka pada almari pakaian yang telah tertutup rapat, Leyka terkekeh manis dan membuat pria itu semakin kesal.

"Memang hutang budi apa?! Gadis Liar! Kau membuat kesalahan terbesar dalam hidupmu karena telah berurusan denganku! Dan aku harap kau tidak akan menyesalinya!!"

"Wahh, aku menyukainya.. Ini akan menjadi THE BEST VALENTINE ku" Leyka tersenyum nakal dengan menggigit bibirnya.

"Kauuu menantangku?!" dan Pria itu semakin menunjukkan kejengkelannya, tangan pria itu semakin mencengkeram lengan Leyka hingga memerah

"Iya aku menantangmu.. Apaa, kau ingin bercinta dengan ku? Karena aku yakin pria sepertimu sudah biasa melakukannya bersama wanita asing"

"Hahh-- Pria itu menyeringai dan menatap tajam kearah Leyka "Hutang budi apa yang harus aku bayar?! Aku saja tidak mengenalmu!!"

"Kau menabrakku! Dan menghilangkan tiketku! Kau harus menolongku!-- Tiba - tiba pintu kamar itu diketuk dan mereka menoleh kearah pintu secara bersamaan, kemudian mereka kembali saling tatap dengan jarak yang cukup dekat.

"Kau hampir menghilangkan kesempatanku untuk menaiki kereta ini! Apa kau tahu aku menabung 4 tahun untuk ini! Kau seenaknya menabrakku dan berlari begitu saja!" kata Leyka penuh penekanan dan suaranya nyaris berbisik.

"Jangan - jangan kau memang tidak punya tiket!" balas pria itu dengan penekanan dan ikut mengecilkan suaranya.

"Bodoh! Kalau aku tidak punya tiket mana bisa aku sampai ruang boarding! Pikirrr!" kata Leyka dengan mendelikkan matanya.

"Excuse me, Sir.. (permisi Tuan) " pintu kembali diketuk dan mereka terdiam saling pandang, hanya terdengar dengusan demi dengusan kekesalan dari keduanya.

"Mereka petugas dan mencariku karena aku kehilangan tiketku! Kalau kau tidak mau menolongku-- Aku akan membuat keributan sehingga kita di lempar keluar dari The Blue Train, itu ada di buku panduan nomer 7, apa kau tidak membacanya? Aku akan kehilangan impian dan kenanganku dan kau akan kehilangan solo honeymoonmu" Bisik Leyka dan kini tangan Leyka berada diperut bawah pria itu yang dipenuhi bulu - bulu hingga ke pusarnya, Leyka mencengkeram handuk pria itu dengan sangat kuat dan siap ditariknya.

Pria itu membelalakkan matanya, tidak sanggup berkata apa - apa, matanya tertuju pada tangan Leyka yang tanpa Leyka sadari, jemari tangan itu telah bersarang dirimbunnya hutan lindung, tempat kediaman para Naga Api terlelap dalam tidurnya. (kek Avatar)

"Kau pilih mana?" bisik Leyka mengeratkan cengkeramannya.

-

Bila kamu menyukai Novel ini, Jangan Lupa Dukungan Vote, Like, Komen, Koin, Poin dan Rate bintangku yaa Reader Tersayang.

Biar aku semangat nulis lagu disela - sela waktu jadwal kuliahku yang padat. Terima kasih Reader tersayang 😘😘🥰🥰💕💐

27 Hours : Jagung Bakar Afrika Selatan

"Kau pilih mana?"

"Apa bunyi peraturan nomer 7?" Suara pria itu melembut, suara yang bergetar, suhu tubuhnya memanas seketika, mata manik Leyka begitu menusuk, begitupun manik mata abu - abu pria itu, ciri khas orang Italy. Pria itu meregangkan cengkeram di lengan Leyka.

"Barang siapa bertengkar dan membuat keributan maka keduanya sudah mengganggu kenyamanan seluruh wisatawan di kereta ini, maka petugas akan menurunkan keduanya, sebentar lagi kita akan memasuki padang sabana dan mereka akan menurunkan kita disana lalu kita akan mati kehausan atau dimakan singa" bisik Leyka dengan memajukan wajahnya ke telinga pria itu, penuh keyakinan lalu kembali memandangi wajah pria itu.

Lumayan tampan.. Menggairahkan.. Tapi ini seperti pria mapan.. Bertampang buaya.. Pria seperti ini banyak dikelilingi wanita.. Hmm.. semua pria sama saja...

Sangat cantik.. Aku tidak pernah bertemu wanita secantik ini.. Menarik.. Tidak membosankan.. Kenapa aku semakin ingin menggalinya ke kubangan dan aku akan tenggelam bersamanya.. Shitt.. Ini tidak boleh terjadi.. Semua perempuan sama saja..

"Lalu apa yang bisa kamu lakukan untuk membuat kita di keluarkan dari kereta ini" Pria itu kembali menatap tajam manik mata Leyka hingga Leyka susah mengedipkan matanya.

"Aku bisa menggigitmu dan berteriak histeris, aku bisa melakukan apapun diluar nalarmu" jawab Leyka dengan hati penuh debaran. Pintu kembali diketuk dan itu membuat Leyka semakin berdebar, negosiasi ini rasanya berjalan lambat dan tidak membuahkan hasil. Pria dihadapannya ini seperti tidak ada tanda - tanda untuk menolongnya.

"Menarik" gumam Pria itu terdengar parau di telinga Leyka.

"Siapa namamu"

"Leyka.. Leyka Paquito dari Spanyol-- Dan kau?"

"Valentino Gallardiev, aku dari Italia"

"Baiklah Valentino, kau mau menolongku?"

"Tidak ada keuntungan bagiku bila aku menolongmu" Valentino menyeringai dan itu membuat Leyka kesal.

Sir... Open the door, please.. (Tolong buka pintunya, Tuan)

Mereka melirik kearah pintu dan kembali berpandangan ketika petugas itu mengetuk pintu dan memanggil dari luar.

"Tidak ada keuntungan, tapi kau bisa sangat rugi ketika hanya kau yang dikeluarkan di kereta ini-- Kelamaan!"

"Bagaimana bis-- Leyka menarik handuk Valentino dan membuka tanktop hitam yang melekat di tubuhnya dan mengigit leher Valentino lalu menghisapnya. Valentino membelalakkan matanya, pertahanannya seakan lemah saat handuk itu terlepas begitu saja.

Leyka terus mendorong tubuh Valentino yang masih shock ke arah ranjang dengan taburan kelopak bunga. Leyka memindahkan nampan berisi champhange ke nakas dan kembali menghempaskan tubuh Valentino yang masih kebingungan kemudian mengungkung dan duduk di perut Valentino.

Sir.. I will open the door with my own key.. Sir.. please.. (Tuan, saya akan membuka pintu dengan kunci yang saya miliki.. Tuan saya mohon)

Leyka melepas gigitannya dengan nafas tersengal dan mata mereka kembali menatap arah pintu dan kembali berpandangan.

"Aarrgh, Kau gadis liar yang pernah ada di muka bumi ini!" desis Valentino.

Apa yang ada di pikiran gadis ini? Aku semakin penasaran.

"Petugas itu akan membuka pintu dengan kunci mereka, kata Ayahku mereka berwenang bila penumpang tidak lekas membuka pintu"

"Aku ingin tahu isi kepalamu setelah petugas itu membuka pintu, Ley-ka" kata Valentino semakin tertarik dengan permainan Leyka.

"Aku akan menjerit.. Menangis.. Dan menendang 'senjata laras pendekmu' itu.. Lalu kau yang akan di depak dari kereta Blue Train ini" Valentino tertawa dan dengan kekuatannya Valentino memeluk punggung Leyka dan berguling.

"Aww! Val!" Leyka menjerit dan Valentino menutup mulut Leyka dengan telapak tangannya, Leyka memucat saat Valentino kini berada diatasnya, mengungkung tubuh Leyka dan menatap tajam kearah manik mata coklatnya.

"Senjata laras pendek katamu? Apa kau ingin tahu jagung bakar di Afrika Selatan?-- Leyka membalalakkan matanya --Kau akan segera mengetahuinya" bisik Valentino tepat ditelinga Leyka dan membuat Leyka bergidik ngeri.

"Sebesar apapun itu, tidak ada untungnya bagiku" Leyka meronta berusaha melepaskan diri dari jeratan tangan Valentino yang mencengkeram lengannya. Tubuh atletisnya terasa berat, Leyka merasa sangat sesak dadanya.

"Buktikan saja, kau akan beruntung gadis liar, karena kau yang pertama melihat dan akan segera merasakannya" Leyka meremang mendengarnya.

"Tidak mungkin, pria sepertimu layak dijuluki Don Juan" Leyka mendelikkan matanya saat mendengar Valentino terkekeh pelan.

"Aku rela menyerahkannya padamu karena aku yakin kau pernah melakukannya"

"Kenapa kau bisa berpikir begitu? Apa kau punya kacamata yang bisa menembus Vagy ku"

"Imajinasimu terlalu tinggi-- dari sikapmu, kau liar dan kau melakukan apapun semaumu, kau tidak risih melihat pria telanjang, aku yakin kau telah biasa melihatnya"

Iyaa.. Sangat biasa di film panas, bodoh.. Leyka.

"Buktikan saja-- Ehm, bagaimana kalau aku masih Virgin dan memangnya kenapa kalau aku masih virgin?"

"Itu tidak mungkin Gadis Liar! Gadis sepertimu bahkan kehilangan virginmu sejak sekolah dasar, tapi itu tidak masalah bagiku.. Karena bila kau masih virgin, itu akan menjadi beban, aku akan mengingatnya seumur hidupku, akan lebih baik aku mencobanya denganmu.. Kau memancingku"

Sir, I will count down... (Pak saya akan menghitung mundur)

"Menarik, aku mendapatkan jackpot.." Leyka menyeringai.

Five.. (lima)

"Iya kau mendapatkan jackpot di Afrika Selatan dan di hari Valentine.. Hari ulang tahunku"

Four.. (empat)

"Bagaimana kalau aku benar - benar masih virgin" Leyka penasaran dan kembali bertanya.

"Aku tidak akan menyentuhmu.. Dan di lihat dari caramu, kau telah kehilangan Virginmu.. Dan mungkin kau kesini untuk mengenangnya, seperti yang kau bilang dari awal.. Anggap saja kita berpetualang, setelah itu kita bisa saling melupakan yang telah terjadi" Leyka terkekeh mendengar celoteh Valentino yang meremehkan dirinya.

Saling melupakan.. Aku akan mengingatnya dan akan selalu ku ingatkan!.. Itu mau mu.. Leyka.

Three.. (tiga)

"Kau pintar meramal.. Aku akan mengambil Jackpot ku.. Tapi kau harus menolongku"

Two.. (dua)

"Kalau tidak?" Valentino mengerlingkan matanya.

"Aku akan menjerit"

One.. (satu)

Ceklek!

"Maka-- menjeritlah" bisik Valentino dan Leyka menjerit lirih.

"Aaaarrgghh.. Vaa-ll" mulut Leyka terbungkam saat mulut Valentino melu*matnya dengan penuh nafsu.

Ohh.. Sorry.. Soryy.. Sir..

Petugas itupun langsung pergi dan menutup pintu itu kembali, Valentino melihat sekilas dan kembali membenamkan mulutnya.

Bibirnya manis sekali

Val..Kau telah salah sangka.. Im still a virgin.. Kau akan mendapatkan Jackpotmu.. Itu karena kau salah menilaiku.. Aku tidak seperti yang kau pikir.. Aku akan memberimu beban itu, Tuan Sok Tahu..

Valentino melepas dua balutan terakhir Leyka dengan kasar hingga robek dan kembali menindih tubuh Leyka lalu meng*hisap bibir Leyka yang terasa manis lalu Valentino meng*hisap lidah Leyka hingga udara disekitarnya seakan menipis, Valentino melepaskan cengkeraman bibirnya perlahan.

"Aahh.. Kau merobek rancangan Victoria Secret ku" kata Leyka mengatur nafasnya saat Valentino memandanginya.

"Aku akan membelikan untukmu saat di Petroria, kau akan tetap bersamaku karena aku tiketmu pulang kembali ke Capetown" Valentino merenggangkan himpitannya, matanya menjalari tubuh Leyka yang diam - diam ia kagumi.

"Aku 10 hari di Pretoria"

"Maka disanalah aku berada" bisik Valentino di telinga Leyka kemudian mencumbu menuruni lehernya, desahan Leyka terdengar membakar tubuh Valentino.

Valentino menyusuri jengkal demi jengkal tubuh Leyka dan sampailah pada buah dada Leyka yang padat dan berisi, sesaat Valentino melihat pemandangan yang menakjubkan dihadapannya.

"Val petugas sudah pergi.. Kita tidak perlu melakukannya"

"Biarkan saja.. Aku tidak perduli.. Aku akan memberimu sesuatu yang berharga, gadis asing! Aku sudah memutuskan, Honeymoonku bersamamu" mata Valentino yang liar kemudian perlahan mendekati buah dada itu, Valentino membelainya mengusap kasar dan mere*masnya.

Kenapa tidak ada pu*tingnya? Masih mulus begini? Pu*tingnya nyaris tak terlihat.. Apa kekasihmu payah

"Ohh Ley.. Apa para kekasihmu payah? Sampai tidak bisa membentuk pu*tingmu?" Valentino terkekeh sambil menghisap - hisap ujung dada Leyka.

"Aaah Val.. Aaah.. Bodoh.. Ahh" Bodoh! Itu karena tidak ada yang menyentuhnya.. Begitulah dada Virgin.. Wuuufh.. Bodoh..

"Kau cantik Ley.." Valentino kembali memandangi wajah Leyka dengan menelan salivanya. Bibir sensual Leyka sangat menggodanya.

"Dunia mengakui itu Val dan aku sexy, Ahh" desah Leyka saat Valen kembali menghi*sap pu*ting Leyka dan memilinnya dengan lidahnya.

"Narsis" desis Valen dan sambil menggeser tubuh Leyka hingga headboard ranjang yang berupa jeruji besi, dipan klasik dari besi namun eksotik.

Valentino merentangkan kedua tangan Leyka keatas dan membuat Leyka mencengkeram jeruji itu dengan kedua jemari tangannya dan tangan Valentino menahan lengannya, sampai Leyka mengerti bahwa Valentino ingin Leyka berpegangan pada jeruji itu.

Untung kau tampan.. Kalau tidak, aku tidak akan mau bercinta denganmu.

Valentino kembali mere*mas dada Leyka dan menyesapnya, tubuh Leyka terus menggeliat menahan namun memasrahkan serangan demi serangan yang kian panas dari Valentino. Leyka semakin merintih lirih saat Valentino terus menghisap dan menggesekan bulu kasar di dagunya ke ketiak Leyka secara bergantian. Ujung dada Leyka telah memerah dan semakin terlihat timbul untuk sesaat.

"Aahh.. No Val.. No.. Aaahh" Jeritan Leyka semakin terdengar keras saat Valentino menyusuri perut Leyka dan membuat tanda kemerahan, Valentino terus menuruni padang rumput yang indah, tertata rapi dan menyegarkan diantara paha Leyka yang putih mulus. Leyka semakin membelalakkan matanya dan mencengkeram kuat jeruji besi di headboard ranjang.

Hummft, mengapa bentuknya masih ranum begini.. Dan aromanya seperti Hummft.. Segar sekali.. Apakah memang seperti ini.. Aahh Shiitt.. Aku tidak bisa menahannya..

Semoga si bodoh ini tidak curiga..

"Aaahh Vaaaall.. Noooo.. Aaahhhhh" Leyka mendesah panjang saat Valen membenamkan hidung dan mulutnya ke miliknya yang hangat, Leykapun menjepit pahanya dan menjambak rambut Valen.

"Kenapa? Apa para kekasihmu tidak pernah melakukan ini?"

"Aaahh.. Aku tidak bisa menahannya"

"Aku akan memasukkan lidahku saja"

"Aaahh Tidak.. Aku tidak bisa Val.. Aku tidak bisa menahannya" Leyka semakin merapatkan paha mulusnya, sementara Valen terus menggesekkan dagunya di paha dan di milik Leyka yang ditumbuhi bulu - bulu halus.

"Baiklah, aku akan memperlihatkan jagung bakar Afrika Selatan yang kau bilang senjata laras pendek" Valentino pun bangkit merangkak ke atas tubuh Leyka dan membentangkan kedua paha Leyka dan saat Valentino duduk Leyka terbelalak matanya.

Mulutnya terbuka melihat senjata laras pendek itu menjadi jagung bakar Afrika Selatan, Besar! batin Leyka dan membayangkan jemari tangannya tidak akan bertemu satu sama lain ketika memegangnya.

Aahh Shiit.. Itu.. Itu mengerikan.. Aku tidak pernah melihat sebesar itu di film porno! Leyka bersiaplah.. 'Dia' akan merobekmu.. batin Leyka mulai berperang.

"Kau tidak bisa menutup mulutmu?" Wajah Leyka memerah seketika dan otomatis mulut Leyka tertutup sambil menelan salivanya. Valentino meraba perlahan bibir sexy Leyka yang telah membuatnya tenggelam.

Valentino mulai mencengkeram miliknya dan Leyka menahan nafasnya dengan menggigit bibirnya, Valentino tersenyum tipis dan kembali mengarahkan miliknya. Valentino menekan perlahan, ke liang sensitif itu yang telah basah.

"Berapa lama kau tidak melakukannya sampai susah begini" Valen terus menekan kuat namun tak kunjung berhasil lolos.

"Aahh Val... Aahh.." gesekan gesekan itu membuat Leyka menggelinjang, sengatan aliran kenikmatan menjalari tubuh Leyka dan berpusat ke arah pangkal pahanya.

"Leykaa.. Ketat sekali.. Aahh.. Sempit Ley.." Valentino menggigit bibirnya, keringat perlahan muncul dipermukaan kulit wajahnya.

Valentino pun menghentakkan pinggulnya dan baru ujung kepala miliknya yang masuk, Leyka meringis kesakitan, Valentino terus mendorongnya dengan kuat dan betapa terkejutnya saat miliknya seperti menerobos sebuah pagar dan cairan hangat itu terasa mengalir.

"Leey.. Kauu.. Kauu.. Membohongiku!!" saat Valentino ingin mencabutnya, kaki Leyka justru menaut di pinggang Valentino, lalu memajukan pinggulnya dan jagung bakar Afrika selatan itu, melesak seluruhnya dan seutuhnya.

"Aaahh.. Selamat Ulang tahun Val.. KAU telah mengambil Jackpotmu.. Aaahh!" Leyka kembali mencengkeram besi di headboard ranjang dan memejamkan matanya, bibirnya yang membengkak di gigit lagi, menahan sesaknya milik Valentino yang membuatnya tidak bisa bernafas dengan baik.

"Leykaaa.. Shiit!.. Kau menyebalkan Aargh!!" Valentino akhirnya menggoyangkan pinggulnya perlahan lahan.

"Aaaaargh! Vaaall... Aahh perihh.. Aahhh Vall"

"Kau gilaa!! Kau bohoong!! Kau masih virginn!" sudah kepalang basah Valentino terus memompa milik Leyka tanpa perduli Leyka menahan rasa perih dan meringis kesakitan. Dengan penuh rasa sesak, Valentino terus memutar pinggulnya.

"Ley.. I am coming.. Leyy.. Lepaskan kaki mu.. Leyy.. Aarghh sempit sekali Ley.. Oughh ketat sekali.. Ley.. di luar Ley, jangan di dalam.. Leyy"

"Aaargh Vaalennntino.. Aaarggh.. Aaaaa" rasa sakit itu berubah menjadi rasa nikmat, kaki Leyka mengejang, pinggulnya menggeliat saat Valentino terus memompa dirinya, hingga Leyka mengangkat pinggulnya dan memeluk tubuh Valentino sangat erat dan menggigit pundaknya.

"Leyy oohhh.. Leeykaa.. Aargh.. Tidak bisa lepas.. Leey.. Aargh jangan didalam"

"Vall.. Aaaaaarrhh... Aaaaa" luruh sudah kenikmatan yang digapai Leyka di titik puncaknya, dengan mengerang Leyka menggigit dada Valentino. Denyutan milik Leyka membuat Valentino membelalakkan matanya, kehangatan dari dalam milik Leyka yang mengalir berlahan dan membuat Valentino tak kuasa lagi.

Valentino menyerah pasrah dan meledakkan benihnya, menyiram penuh kehangatan di dalam rahim suci milik Leyka

"Aaarrghhh Leykaaaaaa!" Valentino menjerit parau diceruk leher Leyka yang telah lemas, Leyka perlahan menurunkan pahanya dan mengendurkan pelukannya. Mereka berdua terdiam dan menoleh ke arah kaca dengan mengatur nafas mereka.

Leyka membelai rambut bagian belakang Valentino, sesekali Valentino menciumi leher Leyka dengan tatapan nanar kearah Tanzania Hills, bukit hijau dengan padang rumput terhampar seperti berada di tengah batu zamrud yang berkilau.

"Kenapa kau membohongiku, Ley?"

"Aku tidak membohongimu, kau yang meramal aku pernah melakukannya"

"Kenapa kau tidak menyangkalnya"

"Aku ingin kau membuktikannya sendiri, seperti aku membuktikan jagung bakar Afrika Selatan dan aku lebih suka memakannya dengan Mayonaise"

"Kau membodohiku"

"Karena kau memang bodoh.. Bodoh dalam meramal.. Kau tidak tahu aku seperti apa"

"Kau liar" kata Valen sambil memainkan rambut Leyka dengan di gulung - gulung di jari telunjuknya.

"Padahal aku hanya minta tolong"

"Kau menyesal Ley?" Valen mengangkat kepalanya dengan wajah berkeringat di dada Leyka.

"Sama sekali tidak-- Aku memang ingin membuang sial di Afrika"

"Membuang sial?"

"Hmm.. Virgin hanya membawa petaka di keluargaku.. " kata Leyka masih menatap hamparan hijau sepanjang Tanzania Hill.

"Ley.. Apa yang kau alami?"

"Tidak penting"

"Sekarang akan menjadi penting-- 27 jam perjalanan, kita akan banyak bercerita tentang siapa kita"

"Kita hanya orang asing Val" Leyka menatap sayu manik mata Valentino dan itu menggetarkan hati Valentino yang kian menghangat, entah apa itu namun sulit digambarkan.

"Aku akan membuatnya tidak asing, kita akan mengenal satu sama lain, tapi-- setelah jagung bakarku memuntahkan mayoinaisenya lagi" Valentino kembali melahap pucuk buah dada Leyka yang sekal dan mere*mas perlahan, sambil mengayunkan pinggulnya dengan cepat, miliknya telah kembali bangkit didalam kehangatan milik Leyka yang masih bersarang disana.

"Aahhh Vall.. Ahh pelan.. Sepertinya.. Ahh milikku robek" Leyka meringis dengan menggigit bibirnya tangannya mencengkeram lengan Valentino

"Ley.. Apa begini nyaman" Valentino mengayun perlahan - lahan, dengan lidah yang memutari dan menyapu puncak buah dada Leyka.

"Hmmm.. Aahh Vaall...sangat nyaman"

-

Bila kamu menyukai Novel ini, Jangan Lupa Dukungan Vote, Like, Komen, Koin, Poin dan Rate bintangku yaa Reader Tersayang.

Biar aku semangat nulis lagu disela - sela waktu jadwal kuliahku yang padat. Terima kasih Reader tersayang 😘😘🥰🥰💕💐

27 Hours : Pria Italia vs Wanita Spanyol

"Ley keretanya melambat" Leyka yang masih telanjang akhir bangkit dari ranjang dengan menahan sakit dipangkal pahanya dan menuju ke sofa dan duduk di dekat jendela yang berkaca lebar dengan menyuguhkan pemandangan yang sangat menakjubkan. Valentino yang telah melilitkan handuk di pinggangnya duduk di seberangnya. Leyka mengangkat kedua kakinya, menekuknya hingga lututnya menutupi dadanya.

"Akan banyak hewan di belantara sabana yang Blue Train lewati, mereka biasanya menyeberangi rel kereta, ada rusa, ada gajah, bahkan ada singa, ada harimau--

"Dan ada naga api" kata Valentino menyela dan melirik kebawah pangkal pahanya yang ditutupi handuk.

"Hisst" dan Valentino terkekeh dengan mengerlingkan matanya saat Leyka mendengus kearahnya sambil mengambil teropong binocular yang tersedia di seluruh ruangan kereta api Blue Train. Leyka menempelkan teropong itu di mata indahnya dan melihat pemandangan yang terhampar di sisi kereta api itu.

"Ada zebra... Indah sekali.. Ini seperti yang Ayahku ceritakan"

"Ley apakah ada orang, kau telanjang Ley"

"Mungkin ada.. Ada banyak Ranger yang bertugas di sabana ini, mereka penjaga hutan yang menjaga keamanan di daerah ini" Leyka terus mengintai lewat teropongnya dan pandangannya mengikuti Valentino yang telah berlarian ke almari mengambil bathrope.

Hmm.. Sexy.. batin Leyka saat melihat pantat Valentino dari belakang dan Leyka terkejut saat Valentino berbalik ke arahnya dan Leyka sontak mengarahkan kembali ke sabana yang di lewati Blue Train.

"Mesumm, dasar gadis liar-- Apa yang kau lihat? Pantat sexyku?" kata Valentino melempar bathrope ke arah Leyka hingga menutupi kepalanya.

"Vaall!!" Leyka buru - buru meletakkan teropongnya dan memakai bathropenya saat ingin mengambilnya, teropong itu sudah pindah ke tangan Valentino yang sedang mengamati dirinya.

"Valll.. Mana teropongnya.. Kenapa kau ikut- ikutan.. Kamu membalas dendam ya.. Mana ihhh!" Valentino akhirnya duduk lagi dan terus meneropong ke arah Leyka.

"Ley.. Kamu cantik Ley kalau di amati satu persatu wajahmu"

Sumpah kau cantik Ley.. Aku jadi betah melihatnya..

"Val, aku terlahir cantik dan sexy dari bayi.. Dan kau orang yang ke 100 juta dollar yang mengatakannya.. Vall.. Mana teropongnya!" kata Leyka dengan bersungut dan mengulurkan tangannya meraih teropong itu namun tangannya tidak sampai karena mereka dipisah meja yang bisa dilipat.

"Narsis"

"Seluruh dunia mengakuinya, kalau tidak mengakuinya itu tandanya dia buta.. Cepaat Val.. Manaa teropongnya!"

"Ley, lubang hidung kamu ada upilnya Ley" kata Valentino dengan terkekeh. Leyka pun mengambil kotoran di lubang hidungnya dan menggulung - gulung dan dijentikkan ke arah Valentino.

"Leykaaaaa!! Jorok sekali kamu!" Valentino meletakkan teropong yang dipegangnya lalu bangkit berdiri dan menghampiri Leyka yang telah tertawa terbahak - bahak lalu menghimpit tubuh Leyka dan mencengkeram pinggangnya, Leyka semakin tertawa kegelian dibuatnya.

"Okay ampuuuunnn Vall" Valentino akhirnya duduk berdesakan disamping Leyka dan melingkarkan tangannya di perut Leyka.

"Ley, berapa umurmu?" Tanya Valentino sambil menyingkirkan rambut Leyka dari pundaknya agar Val bisa mendaratkan dagunya disana, sementara Leyka yang membelakanginya mengambil teropong dan memainkannya.

"22-- Kau?"

"27"

"Tua" jawab Leyka singkat dan Valentino mencubit pinggang Leyka.

"Heeii.. Aku masih muda.. Tua - tua begini aku masih strong"

"Kamu di Italy dimananya, Val?"

"Roma-- dan Spanyolmu dimana Ley?"

"Palma"

"Kota yang menyenangkan" cicit Valentino.

"Tidak untukku" jawab Leyka membuat Valentino mengernyitkan alisnya.

"Kau bekerja?" tanya Valentino lagi.

"Tidak, aku baru lulus Val.. Dan kau.. Kau seperti pria mapan, sampai kau menyewa room honeymoon untuk diri sendiri, menyedihkan" ejek Leyka membuat Val merasa jatuh harga dirinya sebagai laki - laki.

"Shit.. Aku menyewa ini memang untuk honeymoon, bersama calon istriku.. Yang sekarang menjadi mantan calon istri, kami telah bertunangan selama dua tahun, tapi kandas" kata Valentino sambil mengecup pundak Leyka, mata Valentino masih menatap wajah Leyka dari samping, yang sibuk dengan teropong binocular.

"Jadi kau tidak jadi menikah? Ha..Ha..Ha.. Jadi kau meratapi tempat ini.. Wah Val, Kau kembali berhutang budi padaku, lihat saja tidak ada kesedihan di wajahmu" ledek Leyka lagi membuat Valentino mendengus kesal.

"Kenapa kau menyebalkan sekali? Kau tahu kalau aku sudah kesal suka membanting apapun di depanku"

"Wahh menarik" goda Leyka.

"Apanya"

"Didepanmu adalah aku Val" Leyka terkekeh dan Valentino menggigit kecil pundak Leyka dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Aaaw Val-- Leyka menggedikkan bahunya saat Valentino menggigitnya, gelenyar demi gelenyar berlarian menghampiri pangkal pahanya --Val ada cheetah.. Lihat!" Leyka mengalihkan dan meletakkan teropongnya langsung ke mata Valentino.

"Itu seperti dirimu, Ley"

"Aku?"

"Hmm-- Valentino memberikan teropongnya dan kembali memeluk Leyka dan mendaratkan dagunya di pundak Leyka dekat dengan leher Leyka --Kau liar, hatimu susah ditakhlukkan"

"Kenapa kau bisa menyimpulkan begitu?"

"Karena kau ternyata masih virgin, aku tidak bisa bayangkan semua pria menjauhimu" Valentino tergelak penuh kemenangan, Leykapun mendelik kesal.

"Dan hanya kau yang mendekatiku seperti ini" Leyka kembali sibuk dengan meneropong, memandang kehidupan sabana yang ada di depan matanya, pemandangan itu begitu menyihirnya.

"Karena ternyata gadis liar itu menyenangkan" kata Valentino menghirup aroma tubuh Leyka dengan mata terpejam, keindahan di luar sana tidak ia perdulikan, karena keindahan yang sesungguhnya ada didepan matanya.

"Ternyata??-- Leyka menoleh ke arah Valentino lalu tertawa. --Aku bisa bayangkan mantan tunanganmu, seorang wanita bangsawan yang berdandan menor, berambut rapi, berhigheels, berdress norak penuh renda - renda, penuh sopan santun menjaga bicaranya dan kalau duduk atau berjalan selalu tegap dan mengangkat kepalanya-- Membosankan" Valentino tertawa dibuatnya.

"Kau benar - benar peramal ulung, Ley.. Sepertinya kau tahu kehidupan para bangsawan, tapi mantan tunanganku bukan dari bangsawan, tapi perilakunya seperti itu"

"Wahh wanita seperti itu penuh ambisi"

"Kenapa kau cepat sekali menilai orang yang belum kau kenal, kau melihatnya juga belum-- Tapi tebakanmu benar" kata Valentino dengan gemas dan mencium pipi Leyka.

Kenapa hatiku berdebar Val.. Kau lembut sekali seperti Ayahku..

"Karena aku dikelilingi orang seperti itu di Palma dan aku bukan orang bodoh sepertimu, Val.. Yang salah meramal" sarkas Leyka membuat Valentino kembali kesal.

"Mulai menyebalkan!" Valentino mengeratkan pelukannya. "Mulai menarik" dan Leyka senang sekali menggodanya.

"Leey!!" Valentino mere*mas pinggang Leyka dan menancapkan giginya di puncak bahu Leyka, siap menggigitnya.

"Hahahah Okay.. Okay.. Ampuuunn" Valentino melepaskan dan kembali mendaratkan dagunya di pundak Leyka sesekali Valentino meniup - niup telinga Leyka dan membuat Leyka menggeliat.

"Ibuku, keturunan seorang bangsawan Val.. Hidupnya penuh peraturan yang rumit, tapi Ibuku mencintai lelaki biasa, seorang masinis"

"Hmm.. Pantas saja-- Tapi mengapa kau bisa liar begini?"

"Ayahku seorang masinis di Palma, tapi Ayahku setiap 3 bulan sekali menjadi masinis di Blue Train, di kereta ini"

"Wah ckck.. Itu amazing Ley.. Aku ingin berkenalan dengan Ayahmu, ehm.. Ehh.. Tentu saja kalau kau tidak keberatan"

"Benarkah?"

"Iyaa" jawab Valentino diujung telinga Leyka.

"Ehm.. Kaca jendela ini sangat besar dan bisa di buka, kau bisa melompat di jembatan tertinggi yang akan dilalui blue train, kau bisa menyusul Ayahku dan sampaikan rasa rinduku,Val.. Karena Ayahku telah meninggal"

"Leeyykaaa!" dan Valentino kembali mendengus kesal sementara Leyka terus tertawa. Valentino akhirnya merebut teropong itu dan menggendong paksa tubuh Leyka dan di hempaskan ke ranjang, Valentino merangkak ke atas tubuh Leyka lalu menarik handuknya kemudian menindihnya. Leyka terus tergelak.

"Kenapa kau menyebalkan sekali, tapi aku tidak bisa marah padamu, kamu semakin membuatku penasaran"

"Val, please.. Kamu mau apa.. Percayalah aku tidak mau berakhir dengan desahan"

"Mengapa?"

"Karena aku sangat lapar"

"Kasian, Dolcezza mia (Manisku).. Tapi aku juga sangat lapar" kata Valentino dengan melirik kebawah, dimana jagung bakar Afrika Selatan itu telah menjulang mengerikan, Leyka bergidik ngeri.

"Bagaimana kalau aku pingsan"

"Ley, kamu menyebalkan dan penuh tipuan" Valentino penarik tali bathrope Leyka, titik - titik kemerahan telah tersemat dimana - mana dan itu membuat Valentino semakin terbakar.

"Valentino, aku bersumpah aku sangat lapar dan ini masih sangat perih"

"Baiklah aku akan memesan makanan, kau mau makan apa?" tanya Valentino sambil menciumi dada Leyka.

"Hmm ahh.. Val.. Ehm aku mau steak saja.. Itu makanan favoritku" kata Leyka lagi dan lagi berkhianat pada hasratnya yang tersulut buaian Valentino.

"Aku akan memesan juga sama denganmu" kata Valentino merebahkan tubuhnya disebelah Leyka dan meraih ganggang telepon kemudian memesan makanan. Valentino kemudian bangkit berdiri dan menyambar handuknya kemudian membuka champange dan dituangkan ke dalam dua gelas champange, lalu Valentino kembali ke ke ranjang dan memberikan satu gelas untuk Leyka, yang telah duduk dengan bathropenya yang terbuka.

"Ini champange terbaik yang pernah aku minum" ujar Leyka.

"Ley, itu karena kau minumnya bersamaku-- Happy Valentine Ley"

"Happy Valentine, Val" mereka pun mendentingkan gelas dan menyesapnya perlahan.

"Ley, lalu bagaimana Ibumu?"

"Ehmm.. Ibuku menikah lagi"

"Sepertinya kau tidak menyukai.. Ehmm.. Dari nada bicaramu"

"Val, aku tidak pernah menceritakan apapun kepada orang asing-- Tapi itu tidak ada salahnya saat ini, karena setelah masa liburan berakhir, kita akan saling melupakan.. Apa yang kau ceritakan padaku dan apa yang aku ceritakan padamu, kita tidak akan mengingatnya"

Jadi itu maumu Ley.. Kau benar.. Tapi .. Ahh sudahlahh..

"Ehm.. Untung kamu disini cuma 10 hari Ley, coba lebih lama sedikit, kita pasti tidak akan saling melupakan" Valentino meletakkan gelas yang ada ditangannya ke nakas dan mengambil gelas yang ada di tangan Leyka karena telah kosong, lalu diletakkan juga ke nakas.

Valentino memiringkan tubuhnya dan merapatkan ke tubuh Leyka yang setengah bersandar di headboard ranjang.

"Val, selama apapun aku bisa menjadikanmu orang asing"

"Sadis.. Kita bisa berteman Ley"

"Aku tidak percaya pada hubungan apapun, teman, sahabat atau kekasih, aku hanya percaya hubungan antara orangtua dan anaknya, bahkan persaudaraan aku tidak percaya"

"Ley, apa hidupmu sangat mengerikan?" tanya Valentino sambil menyingkirkan anak rambut yang berkeriap hingga ke dadanya.

"Tidak juga.. Tapi menyebalkan-- Lalu bagaimana denganmu Val, ceritakan tentang kegagalanmu menikahi tunanganmu" Leyka merubah posisinya, menarik tubuhnya dan memiringkan tubuhnya berhadapan dengan Valentino, sejurus pandangannya mereka saling menatap.

"Namanya Rebecca, aku menjalin hubungan dengannya selama dua tahun, aku di kenalkan temanku, sejak saat itu dia selalu saja muncul dihadapanku.. Aku sangat sibuk, Ley.. Aku tidak punya waktu untuk mencari kekasih, Rebecca hadir dan membuatku nyaman"

"Nyaman? Apakah itu Cinta, Val? Kalau nyaman itu Cinta, saat aku berada disini bersamamu, aku nyaman itu berarti juga Cinta? Saat aku bicara pada petugas dan menimbulkan rasa nyaman, apakah itu juga Cinta? Kau gila Val!" Leyka tergelak kemudian.

"Tapi dalam Cinta ada kenyamanan Ley"

"Menurutku lebih dari itu.. Kalau hanya nyaman itu bukan Cinta.. Menurutku lebih dari itu, Cinta harus ada sesuatu yang besar Val.. Sangat besar melebihi dunia ini dan sangat sulit di jelaskan, tidak ada alasannya tapi hanya bisa dirasakan, perasaan itu akan merasuk hingga menguasai seluruh jiwa raga hatimu sampai meluap dan kau tidak bisa membendungnya.. Kalau hanya nyaman, aku pasti menerima laki - laki seumuran si Loco (Loko ; Gila) itu untuk menikah dengannya.. Tapi aku memilih terbang kesini dan berakhir disini dan entah mengapa aku sangat nyaman, tapi ini bukan Cinta Val"

"Ley? Si Loco itu siapa?"

"Pria yang menikahi Ibuku"

"Maafkan aku.. Aku jadi mengingatkan sesuatu yang tidak seharusnya"

"Its Okay, Val.. Kau ingin mengenalku kan? Dan kita akan melupakan setelah liburan ini"

"Bagaimana bila aku tidak ingin melupakan?" Valentino merapatkan tubuhnya, menghimpit tubuh Leyka kemudian mendorong perlahan hingga tubuh Leyka hingga kini ai berada diatasnya, menindihnya.

"Itu urusanmu, karena bagiku laki - laki sama saja, kecuali Ayahku" kata Leyka sambil membelai rahang Valentino dan memandangnya dengan mata sayu yang menyusuri wajah Valentino yang memiliki garis wajah yang tegas.

Mata abu - abu khas pria Italia, mata tajam yang meruntuhkan hati para wanita, alisnya dan hidung mancungnya dengan batang hidung yang tegas, rambut hitam pekat dengan bulu - bulu kasar yang memenuhi dagu rahang jambang dan diatas bibirnya, menyempurnakan wajah bak dewa ketampanan yang di buang dari nirwana.

Valentino mengecup perlahan bibir Leyka dengan mata tajamnya, Leyka kemudian membelai bibir itu, Leyka diam - diam mengagumi bibir yang mempunyai kekuatan melumpuhkan pertahanannya. Valentino pencium yang handal, bahkan suatu survey dari 100 wanita yang di lansir dari sebuah majalah terkenal 'Vogue' mengatakan, Pria Italia pemilik ciuman yang handal, mereka pemilik ciuman mematikan yang tidak pernah bisa dilupakan.

"Kau pencium yang handal, Val.. Siapa saja yang pernah mendapatkan ciumanmu" kata Leyka dengan suara lembut dan lirih, Valentino tersenyum lebar mendengarnya.

"Apa kau percaya bahwa kau yang pertama bagiku Ley?"

"Tidak mungkin" desis Leyka.

"Ley, bibir Wanita Spanyol adalah bibir yang menjadi incaran Pria Italia, saat melihatmu tadi aku yakin kau dari Spanyol, aku tahu dari aksenmu dan benar saja, gadis liar ini dari Spanyol dan aku selalu ingin mengicipi bibir Spanyol-- Valentino kemudian melu*mat bibir Leyka, lalu dilepaskan --kau harus berhati - hati dengan Pria Italia, Ley"

"Mengicipi? Baji*ngan kau Val"

"Aku sudah katakan dari awal, kau membuat kesalahan dengan memasuki kamar ini" bisik Valentino.

"Kau yang harus waspada, Wanita Spanyol pandai mematahkan hati dan meremukkan jantungmu" ujar Leyka sambil mendorong tubuh Valentino dan mengubah posisinya diatas tubuh pria Itu. Valentino tersenyum dengan mata takjubnya.

"Ku akui.. Tubuhmu sangat sexy" kata Valentino dengan membelai kedua dada Leyka yang menggunung.

"Dunia mengakui Val.. Bahkan jagung bakar Afrika Selatanmu, telah mengatakannya padaku, padahal belum pemanasan" ujar Leyka merasakan milik Valentino telah mengeras saat mendudukinya. Sementara pipi Valentino telah memerah dan merutuki jagung bakar Afrika Selatan itu dalam hatinya.

"Narsis" desis Valentino dengan menarik lengan Leyka hingga tubuh Leyka menekan dada Valentino dan menekan tengkuk Leyka, melu*mat bibir sexy Leyka dengan ganas.

-

Bila kamu menyukai Novel ini, Jangan Lupa Dukungan Vote, Like, Komen, Koin, Poin dan Rate bintangku yaa Reader Tersayang.

Biar aku semangat nulis lagu disela - sela waktu jadwal kuliahku yang padat. Terima kasih Reader tersayang 😘😘🥰🥰💕💐

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!