NovelToon NovelToon

Maharani

Episode 1

Seorang wanita cantik berumur 27 Tahun. Umur yang sudah cukup untuk menikah tapi tidak dengan wanita cantik ini. Dia berjalan anggun dengan ekspresi datar menuju lift khusus CEO di Perusahaan MH Assegaf.

Mendengar nama perusahaan MH Assegaf membuat para petinggi segan terhadap CEO wanita tersebut karena itu perusahaan raksasa di Negara L dengan puluhan cabang yang tersebar di berbagai Kota dan beberapa hotel di Negara S.

TING

Pintu lift terbuka. Ia berjalan menuju ruangannya dan Sekertaris wanita cantik bernama Shilla menunggunya didepan ruangan CEO

" Selamat Pagi Nona Mira " ucap Shilla sembari membungkukkan badannya setengah

Hanya anggukan samar yg dapat dilihat dari Shilla sebagai balasan.

" Masuk ke ruangan saya " ucap Wanita cantik itu yang bernama Mira. Yap dia Mira Maharani Assegaf

Ia duduk dengan anggun dikursi kebesarannya selama 5 Tahun.

" Apa jadwal saya hari ini Shilla " Ucap Mira

" Hari ini Nona kosong tapi nanti pukul 1 siang ada kunjungan ke proyek setalah itu ada meeting dengan Tuan Shaka " Ucap Shilla

" Hm Shaka ? " ucapnya sambil berfikir. " Oh apa Dia Shaka Dirgantara ? " tanya Mira

" Benar Nona, semua berkas juga sudah saya siapkan " ucap Shilla

" Hm baiklah. Kau boleh pergi " ucap Mira

" Baik. Saya permisi "

Shilla menundukan kepala dan hanya dibalas dengan anggukan.

Mira kembali bergulat dengan berkas yang menumpuk hingga tak terasa sudah waktunya makan siang

Toktok!

" Masuk " jawab Mira

" Kakak " Sapa Fernando

" Hm. Ada apa kau kesini ? " Ucap Mira datar

Fernando Purnama Assegaf sang adik kandung Mira mencebil kesal.

" Sekali-kali senyum kenapa? Ini aku bawa makan siang buat Kakak. Tadi aku ke Restoran dan ingat Kakak belum makan dari pagi "

Mira tersenyum mendengar perhatian dari adik bungsunya. Setidaknya meski kedua orang tuanya sudah meninggal Ia masih bisa merasakan perhatian dan kasih sayang dari orang terdekatnya.

" Kau benar-benar adik kecilku yang paling baik " ucap Mira sambil berdiri dari kursi kebesarannya dan berjalan menuju adiknya.

Fernando hanya terkekeh mendengar ucapan Kakaknya. Menurutnya dia seperti adik kecilnya dulu, tapi ayolah dia sudah berumur 25 Tahun.

Mereka berdua makan sambil tertawa karna ulah adiknya yang selalu membuat lelucon konyol.

" Kak hari ini mau kemana ? " ucap Fernando

" Mau Ke Proyek. Kau mau ikut ? Sebenarnya malas sekali datang kesana" ucap Mira dengan malas

" Hm Kak bagaimana kalau aku saja yang datang Ke Proyek. Kakak di Kantor saja " ucap Fernando dengan nada semangat

Mira menyernyitkan dahinya " Kau srius mau kesana ? " ucap Mira dengan nada tidak percaya. Pasalnya adiknya ini selalu menolak diajak ke Proyek

" Iya aku srius " ucap Fernando

" Ya sudah terserah kau saja " ucap Mira pasrah

" Baiklah. Aku siap-siap dulu. Bye kak " ucap Fernando

Mira tersenyum melihat tingkah Fernando yang akhir-akhir ini agak aneh.

" Lebih baik aku kerjakan saja sisa berkas tadi " ucap Mira dan bangkit dari menuju mejanya dan langsung berkutat dengan berkas menumpuk tadi.

Karena terlalu serius hingga Mira lupa akan ada meeting dengan Tuan Shaka.

*

*

*

*

Toktok!

" Masuk " jawab Mira

" Nona 10 menit lagi rapat dengan Tuan Shaka " ucap Shilla

" Astaga. Bagaimana aku bisa lupa " gumam Mira " Baiklah. Apa semua sudah siap? "

" sudah Nona " ucap Shilla

Mira dan Shilla bergegas menuju ruang meeting menemui Tuan Shaka. Sesampai disana ternyata Tuan Shaka sudah menunggu.

" Selamat Sore Tuan Shaka" ucap Mira

" Selamat sore Nona Maharani. senang bertemu Anda " ucap Tuan Shaka ramah

Benar.. hanya beberapa segelintir Orang yang mengetahui nama asli dari pemilik Perusahaan MH Assegaf. Hanya orang-orang terpercaya yang bisa memanggilnya dengan nama Mira. Termasuk sekertaris Shilla dan beberapa anak buahnya juga Darren sang tangan kanan Mira. Jika diluar Shilla memanggilnya dengan nama Maharani atau biasa dipanggil Rani. Begitupun seluruh keluarganya.

" Baiklah kita mulai meeting kita " Ucap Mira

1 jam kemudian

" Jadi bagaimana Nona Maharani apa anda setuju bekerjasama dengan ku" Tanya Tuan Shaka

" Hm penjelasannya sangat singat padat dan jelas. Baiklah Saya setuju " ucap Mira tersenyum dan berjabat tangan dengan Tuan Shaka

" Kalau begitu Saya pamit dulu Nona. Selamat Sore " ucap Tuan Shaka

" selamat sore " ucap Mira datar

Didalam mobilnya Tuan Shaka masih memikirkan Mira yang tersenyum teduh.

' Kenapa aku memikirkannya ? ' batin Shaka sambil menggelengkan kepalanya pelan

' Semoga apa yang dikatakan anak buahku itu benar jika Maharani adalah Dia.'

" hmm aku merindukanmu Mir. Mungkin kamu lupa denganku tapi tidak denganku yang selalu mengingatmu " gumam Shaka

Kembali dengan Mira yang berkutat dengan berkas-berkas dihadapannya. Tiba-tiba Mira mengingat sesuatu.

" Shilla masuk ke ruanganku " ucap Mira pd interkom didepannya

" Ada apa Nona ? " tanya Shilla sopan

" Aku baru ingat ada perusahaan lain yang ingin bekerjasama dengan perusahaan kita. Apa benar ? "

" Benar Nona. Sebenarnya itu sudah 5 bulan yang lalu, Nona. Tapi sepertinya Anda tidak ingin bekerja sama dengan perusahaan itu. Maka dari itu Saya tidak mengajukan pertanyaan lagi. " jawab Shilla

Mira menyernyit mendengar ucapan Shilla kenapa Shilla bisa se-yakin itu. " Siapa Dia ? " ucap Mira penasaran

" euumm RK Moon Group Nona " jawab Shilla sambil tertunduk jari tangannya saling meremas satusama lain karena takut Atasan dinginnya itu marah. Namun nampaknya Mira masih berfikir dan belum menemukan apa yang difikirkan.

" Rk Moon Group ? " gumam Mira yang masih didengar oleh Shilla

" Kenapa kau bisa punya kenyakinan seperti itu Shilla ? " tanya Mira.

" euumm.. sebentar Nona " Shilla keluar dari ruangan Mira dan tak butuh waktu lama Shilla datang membawa amplop coklat Ia menyerahkannya dengan ragu. " Anda bisa mengetahuinya lewat itu Nona " ucap Shilla. Ia nampak ketakuan dengan reaksi Mira saat membaca isi amplop tersebut. Lama kelamaan mata Mira membola dan apa yang ditakutkan Shilla terjadi. Buru-buru Shilla memberikan obat kepada Mira agar Ia tak lepas kendali.

" Apa informasi ini betul Shilla ? " tanya Mira dengan wajah yang sudah kembali tenang

" Benar Nona. Itu adalah Diaa.. " ucap Shilla

' jadi dia mengganti Nama perusahaannya menjadi RK moon group. Kukira RK adalah orang lain ternyata itu kau. ' Batin Mira

*

*

*

*

Skip malam

Mira melamun dibalkonnya sembil mengulang kembali kisahnya dulu

*Flasback 8 tahun yang lalu kejadian malam kelam itu

Disebuah Club tampak Mira duduk disofa besar dan bersandar dipundaknya. Sudah hampir 5 tahun mereka berpacaran. Mira terlihat menikmati Red Wine kesukaannya. Tak tahan dengan tinggkahnya Dia memberikan obat perangsang saat Mira melihat lantai dansa. Mira yang tak tahu jika minuman itu sudah diberi obat perangsang olehnya tanpa ragu meminumnya hingga tandas. Tak lama Mira merasakan gelisah. Dia tersenyum sinis melihat tingkah Mira yang seperti itu. Tanpa basa basi Dia membawa Mira kedalam kamar yang sudah dipesannya.

" Ah kenapa panas sekali " tangan Mira ngkibas-kibas seperti sedang mengipasi dirinya.

Dia hanya tersenyum licik dan dengan santainya Dia membuka baju atasan yang memperlihatkan perut roti sobek dihadapan Mira. Mira semakin panas melihat itu. Dia mengunci pintu dan sengaja mematikan AC agar Mira menjadi tambah panas. Mira yang seperti cacing kepanasan berlari menuju kamar mandi namun naas pintunya sengaja Dia kunci agar bisa melancarkan rencananya. Tanpa berfikir panjang Mira langsung melepas seluruh pakaiannya membuat Dia yang sedari tadi menatap Mira menjadi menyeringai lebar. Tanpa memunggu lama Dia berjalan menghampiri Mira dan ******* habis bibirnya tangannya aktif bergerak pada benda yang menempel didadanya. Mira yang terbakar nafsu membalas ******* Pria itu.

Merasa nafasnya tak teratur Dia melepaskan ciumannya dan menggendong Mira menuju ranjang. Dia mengecup benda kenyal didepannya tangan satunya beralih memainkan sensitif Mira.

" Ah sayang..jaangan mmmm " tolak Mira

Dia bangun lalu membuka celana panjang serta dalamannya dan menindih tubuh Mira.

Bendanya sengaja Ia gesek-gesekan di area sensitifnya. " kenapa sayang ? Tapi kau terlihat seperti menginginkan lebih " ucap Dia dengan nada menggoda.

Setelah 10 menit menggoda Mira tak berapa lama Mira sadar dari pengaruh obat yg Dia berikan. Karena Dia hanya memberikan sedikit obat sialan itu. Dia ingin bercinta dengan Mira secara sadar. Ingin menghentikan namun terlambat, Ia tak bisa menghentikan pria diatasnya karna terpengaruh oleh rasa yang belum pernah Ia rasakan itu rasanya seperti terbang dilangit.

" Ahh.. mm.. Apa yang Ah ingin kamu Aahh lakukan Saya Aah ng " ucap Mira

" Seprti yang kamu lihat Sayang. Sudah ku katakan jika aku menginginkan tubuhmu dan juga dirimu. Sayang kita berpacaran sudah hampir 5 tahun. Dan sekarang aku tak bisa memendam hasratku lebih lama. Aku janji setelah ini akan membawa orang tuaku bertemu orang tuamu " ucap Dia santai

" jangan seka Aah rang Say Ah ang " Mira sperti cacing kepanasan

" Jadi tetap tidak mau. Padahal tubuhmu menginginkan lebih " ucap Dia. Sengaja betul bendanya Ia gesekan dengan pelan menggoda Mira.

" Ahh ya sudah. Lakukan ah "

" Apa sayang kurang jelas ? " Pria itu ingin mendengan jawaban Mira sekali lagi

" Cepat Ahh Lakukanlah ahh.. mm Sayang. Aku sudah Ah tidak mm Tahan aahhh " pasrah Mira

" dengan senang hati sayang ku " Dia mengecup dan menggigit kecil milik Mira sekilas yang sudah basah itu membuat Mira mengerang tak terhankan.

Dia membuka paha Mira lebar dan bersiap memasukan ularnya ke goa milik Mira.

Jleebb

" aahhhh sakit " teriak Mira. Beruntung kamar itu kedap suara. Jadi mau sekeras apapun Mira berteriak tak ada mendengar. Terlihat darah mengalir dari milik Mira bertanda bahwa segelnya sudah rusak

Sudah 1 jam Pria itu memompa tubuh kekasihnya. Tubuh keduanya kembali bergetar saat akan mencapai puncak untuk kesekian kalinya

" Aaahhhhhh " keduanya melepaskan puncak mereka. Nafas keduanya terengah-engah.*

Flashback off

Dan

" Aaaaaarrggghhhhhhh "

Praang !!

.

.

.

.

.

Episode 2

Bi Yati yang kebetulan melintas didepan kamar Mira terkejut mendengar teriakan juga barang-barang pecah dari kamar Mira. bgitupun Fernando yang sedang berjalan menuju ruang kerja Mira terkejut mendengar itu. Tak menunggu lama Fernando mendobrak pintu kamar Mira dan matanya menelusuri kamar Mira yang tadinya rapi sekarang semuanya menjadi sampah. Ia tambah terkejut lagi saat melihat Kakaknya yang terduduk lemas dilantai sambil menangis. Fernando langsung berlari memeluk Mira yang menangis.

" kenapa ? kenapa Tuhan memberiku cobaan yang begitu menyakitkan " ucap Mira

" Mommy dan Daddy pergi dan pria brengsek itu.. ia juga meninggalkan aku " sambungnya

" Kau laki-laki kurang ajar.. aku pasti akan membunuhmu. PASTI !! Aaaaarrgghh " teriakan Mira

" Kak.. Sudahlah Kak lupakan pria brengs*k itu. Kau tak perlu lagi mengingatnya " ucap Fernando yang mengerti apa yang ada difikiran Kakaknya berusaha menenangkan Mira. Karena ia pun takut jika Mira lepas kendali seperti ini akan ada kejadian dimasa lalu yang membuat Fernando terkadang takut menghadapinya.

" Baj****n itu Fer... " Mira semakin meraung " Ba****n itu mempermainkan aku Fer. Dia mempermainkan ku ! " jeritnya dan tangisnya yang semakin menjadi. Fernando memeluk erat Mira seraya mengelus punggungnya demi menenangkan Mira.

Bi Yati yang sedari tadi membereskan kamar Mira terkejut saat Mira berteriak histeris. Dengan inisiatif membuka meja nakas dan mengambil suntikan. Bi Yati berjalan pelan dan menyuntikan cairan bening dilengan kiri Mira, tak lama tangis Mira seakan melemah dan tenang. Fernando mengangkat tubuh mungil Mira ke ranjang King Sizenya dan menyelimuti Kakaknya itu.

" Terima Kasih Bi. Tindakanmu sangat cepat." ucap Fernando tersenyum pada Bi Yati

" Sama-sama Tuan Muda. Kalau begitu saya permisi " Bi Yati membungguk hormat dan pergi menuju dapur sembari membawa peralatannya. Sampai didapur Bi Yati dikejutkan oleh Bi Mirna karena mendengarkan Teriakan Mira di lantai tiga.

" Kenapa dengan Nona ? " tanya Bi Mirna yang begitu khawatir

" Sepertinya Nona ingat dengan masa lalu buruknya mbak. " Ucap Bi Yati dengan nada sedih " Sunguh kasihan sekali Nona, beruntung obat di laci nakasnya masih ada " sambungnya

Bi Mirna menghela nafasnya " Entah sampai kapan Nona akan sperti ini. Sungguh aku tak sanggup melihat Nona seperti tadi. Aku takut jika kejadian masa lalu terulang kembali " ucap Bi Mirna sedih.

Ke-dua pelayannya pergi menuju kamarnya masing-masing. Mengingat sudah hampir tengah malam dan harus istirahat.

Fernando yang sebelumnya sudah pergi dari kamar Mira kini sedang duduk di soffa kamarnya memikirkan bagaimana caranya agar Fernando bisa mengontrol emosi Kakaknya yang bisa saja meledak kapan saja.

" Apa yang harus ku lakukan Mom Dad. Kak Mira masih saja meledak saat mengingat dia. Aku takut jika kejadian masa lalu terulang lagi dimasa depan " ucap Fernando yang sedang memandangi foto keluarganya. Fernando menghela nafasnya pelan dan berjalan menuju ranjangnya untuk segera tidur.

*

*

*

*

Jam sudah menunjukan pukul 07.00 pagi namun Mira belum menampakan diri dan bergabung sarapan dengan adiknya. 15 menit kemudian Fernando melangkahkan kakinya menuju lift, memencet angka Tiga disana.

Ting

Ia berjalan menuju kamar Kakaknya dan mengetuk pintu. Sudah 10 menit tak ada jawaban. Fernando memutar Knop pintu dan dilihatnya sang Kakak yang duduk diatas ranjang dengan menekuk kedua kakinya, wajahnya Ia tenggelamkan dilututnya.

" Kak ? "

Hening

" Kak Mira " ucapnya sambil menepuk bahu Kakaknya.

" Ada apa Fer ? " Mira mengangkat kepalanya

" Ayo kita sarapan Kak. Dari semalam Kakak belum makan apapun. " ucap Fernando. Terlihat wajah kakaknya yang begitu kacau

" jangan membuatku khawatir kak.. aku takut kakak sakit " sambungnya.

" kau tenang Fer. Aku baik-baik saja. Jangan khawatir sebentar lagi aku akan turun " ucap Mira sembari tersenyum.

" baiklah kak. Janji kau akan turun untuk sarapan bersamaku. Makan tanpa disuapi Kakak rasanya tidak enak " gurau Fernando yg menghibur kakaknya.

Mira hanya menggelengkan kepalanya melihat adiknya yang manja.

" Kau ini yah sudah besar tapi sarapan harus ku suapi. Awas saja saat adik pulang dan kau melupakan kakak tertua mu akan ku cincang habis tubuhmu dan ku berikan tubuhmu pada singa dibelakang rumah. " ucap Mira dengan nada mengancam namun terkesan lucu dimata Fer.

" Ya Allah Kak. tega nian dirimu ini " Ucapan Fer membuat Mira terkekeh geli

" Lihat lah ekspresimu sangat menggelikan " Ucap Mira yang masih saja tertawa

" Kau ini menyebalkan sekali kak " ucap Fer pura-pura ngambek

" Hentikan pura-pura mu atau aku akan melepar mu ke kandang Singa ku "

" Hahaha. Baiklah baiklah. Dan mana mungkin aku melupakan mu Kak.. kau dan kakak songong itu selalu utama dihati Fer " ucapnya sambil memeluk Kakak tertua itu

' aku bersyukur saat kedua orang tua ku meninggal serta Dia yang meninggalkan ku setidaknya aku masih punya kedua adik yang menyayangi ku. Terimakasih Ya Tuhan. ' batin Mira

' akan ku lakukan apapun asalkan kau bahagia kak. Aku dan kakak songong itu selalu menyayangi mu. ' batin Fernando dan diam-diam Ia menitihkan air mata.

" baiklah ayo kita turun bersama " ucap Fernando

Mira hanya mengangguk sambil tersenyum. Para pelayan yang masih didapur melihat kedua atasan mereka tertawa bahagia membuatnya tersenyum.

' semoga keluarga Nona selalu bahagia. Aku lihat sendri saat Nona masih merintis usaha hingga mempunyai perusahaan Raksasa sperti sekarang. ' batin Bi Mirna orang yang sudah setia pada Mira sejak kedua orang tua Mira masih hidup.

*

*

*

*

Di Perusahaan Ferma Assegaf yang termasuk masih milik Mira hanya saja sekarang sudah diberikan pada adik bungsunya itu. Sedangkan adiknya yang pertama yang hanya beda 5 menit Ia mengelola Hotel yang ada di Negara S yang terbilang sedikit dibanding di Negara ini. Mira sedikit kualahan menghadapi semuanya hingga Ia memberikan Perusahaan cabang pada Fernando. Apalagi masih ada Restoran, Iklan, Model dan Cosmetic yang harus Mira kelola

" Sisa jadwal saya apa Di ? " tanya Fernando pada sekertarisnya setelah meeting selesai 10 menit yang lalu.

" Pukul 4 sore Anda ada meeting dengan Tuan Abraham di Perusahaannya " jawab Ardi

" Hm baiklah. Kau boleh pergi "

" Baik. Saya permisi Tuan " ucap Ardi menunduk hormat.

Toktok

" Masuk " ucap Fernando

" Sayang " sapa wanita cantik dengan rambut gelombangnya. Ia duduk disoffa diruangan Fernando.

Fer terkejut melihat kekasihnya sudah sampai. padahal kemarin ia bilang jika akan pulang Lusa.

" Loh sayang, Kamu pulang kapan ? " tanya Fernando sembari berjalan menuju kekasihnya. Ia duduk dan memeluknya sekilas.

" Aku pulang semalam. Maaf aku ngga ngabarin kamu " ucapnya

" Kamu bilang akan pulang lusa " ucap Fer

" Niatnya begitu. Tetapi aku membatalkannya. " ucapnya lalu bergelayut manja di lengan kekasihnya

" Loh kenapa ?" Tanya Fer

Tari menoleh lalu menatap mata Fer

" Aku merindukan mu " balasnya.

Fer tersenyum lalu memeluk Tari dan mencium puncak kepalanya

" Aku juga merindukan mu " Balas Fer

Pelukan mereka terlepas lalu Tari mengingat Kakak Angkatnya yang sangat Ia rindukan.

" oh iya Kak Mira apa kabar ? Aku sangat merindukannya " tanya Tari

" Dia baik. Jika ingin bertemu datang saja ke kantornya. " ucapnya

" Apa boleh ? " Tanya Tari dengan ragu. Pasalnya Tari tidak pernah menginjakkan kakinya diperusahaan Mira hingga Ia sedikit ragu untuk datang menemui Mira.

" Tentu saja boleh.. bilang saja jika kau ingin bertemu. " jawab Fernando dengan santai.

" Hmm baiklah. Kalau begitu aku mau ke kantor Kak Mira dulu. " ucapnya

" Kamu mau ikut sayang ?" tawar Tari

Fer menggeleng lalu mengusap rambut Tari " Aku ada meeting nanti. " balasnya

" Ya udah. Kamu semangat ya sayang. Bye Sayang " ucapnya sambil memeluk singkat pada Kekasìhnya itu.

" Hati-hati syang " Teriak Fernando pada Tari yang sudah dipintu. Tari membalasnya denngan senyuman manis dibibirnya

" Aku udah ngga sabar ketemu Kak Mira. Sudah satu minggu aku tidak bertemu dengannya " ucap Tari dengan langkah yang bahagia. Sesekali ia tersenyum saat karyawan Fer menyapa dirinya.

Tari memang murah senyum, berbeda dengan mantan Fer dulu yang sangat sombong. Bahkan dengan karyawan Fer pun ia enggan menyapa.

Maka dari itu seluruh karyawan Fer sangat segan dan senang pada Tari, Ia bahkan mau berbicara dan berbaur dengan mereka.

.

.

.

.

Episode 3

Sampai di perusahaan Tari melihat gedung Raksasa Milik Mira yang Tinggi dan juga sangat megah

" Aku sudah pernah menginjakkan kaki di sini tetapi saat perusahaan ini masih menjadi milik Mahardika bahkan dulu masih sangat kecil. Dan ini untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di perusahaan yang sudah menjadi milik Kakak dan sudah sebesar ini. " Gumam Tari

" Kak Mira benar-benar hebat. Aku sangat bahagia akhirnya Kak Mira bisa berada dipuncak kejayaannya. " Sambungnya

Puas melihat gedung didepannya Tari menuju meja Resepsionis.

" Ada yang bisa saya bantu, Nona. " tanya Resepsionis 1 dengan sopan dan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya menambah kesan Ramah.

" emm Saya ingin bertemu Kak Rani. Apa ada didalam ? " tanya Tari

" Apa sudah ada janji Nona ? " tanya balik

" eee.. Belum.. tapi saya minta tolong sambungkan telephonnya pada Kak Rani bilang bahwa Tari Amelia ingin bertemu " ucap Tari

" Baik. Tunggu sebentar Nona " ucap Resepsionis 1

Setelah mènunggu beberapa menit akhirnya Ia masuk menuju lift khusus CEO diantar oleh Resepsionis tadi. Tari menekan angka 40 tak lama lift bergerak ke atas membawanya ke ruangan Mira. Sampailah Didepan ruangan Mira, sang sekertaris cantik bangkit dari duduknya lalu menyapa Tari dengan sopan

" Silahkan masuk Nona. Nona Mira sudah menunggu " ucap Shilla dengan ramah

" Terima kasih Mbak " ucap Tari sembari tersenyum.

Toktok !

" Masuk " jawab Mira

Tari berjalan masuk sembari mengendap-endap hampir seperti pencuri. Mira menyernyit lalu bergumam " sepertinya ada yang mengetuk pintu. Tapi kenapa tidak ada yang masuk ". Tak lama Tari memeluk leher Mira dari belakang membuat Mira terlonjak kaget. Bukannya kesal justru Mira tersenyum karena sudah pasti Tari Amelia yang selalu jahil persis sperti Fernando.

" I Miss You Kak " ucap Tari. Tak lama Ia mencium pipi Mira. Baginya Mira seperti Kakaknya sendiri dan lagi berhubung Fernando adalah Adik Bungsu Mira.

Mira tersenyum teduh melihat Tari yang manja seperti adiknya. Dimana-mana mungkin canggung bila bertemu dengan calon Kakak Ipar tapi tidak dengan Tari. Ia justru lebih dekat dengan kedua calon kakak iparnya itu.

" Apa kabar Tari ? " tanya Mira

Tari berjalan memutari meja hingga ia berhenti dihadapannya lalu Tari memutar tubunya sendiri sambil berkata " Seperti yang Kakak lihat. Aku baik " jawab Tari sambil tersenyum.

" kau kesini sendirian ? Dimana Fer ? " tany Mira

" dia ada meeting kak. "

" bagaimana liburanmu Ri ?" tanya Mira

" lancaar.. oh iya hampir saja lupa " ucap Tari sembari meraih sesuatu didalam tasnya.

" ini untuk kakak. Semoga kakak suka " Tari mengeluarkan sebuah kotak yang dibungkus rapih dan memberikannya pada Mira.

" Terima kasih sayang.. aku buka yah " ucap Mira. Tari hanya mengangguk

Mira membuka kotak yang diberi oleh Tari tak berapa lama senyum terbit dibibir Mira. Ia langsung melepas jam tangan yang dipakainya tadi dan diganti oleh pemberian Tari. Tari yang melihatnya tersenyum karena Mira menerima hadiah yang harganya hanya seujung rambut bahkan melepaskan jam tangan mahalnya dan memilih memakai jam pemberian Tari

' Cantik ' batin Mira. " Terima kasih sayang " Mira tersenyum begitu juga Tari.

" Oh iya Kak. Bagaimana kabar Kakak Ipar disana ?" Tanya Tari

" Dia baik-baik saja. " balas Mira

" Hm kapan ya kakak ipar pulang ? Aku rindu sekali " gumamnya sendiri namun masih di dengar oleh Mira.

" Coba saja kamu tanya Fer. Dia yang lebih dekat dengannya " ucap Mira.

" Iya juga ya. Oh iya kak ayo kita makan. Aku lapar " Ajak Tari seraya mengusap perutnya

Mira terkekeh melihat tingkah Tari yang begitu lucu.

" Sebentar. Aku selesaikan ini dulu. " Mira lalu melihat jam tangannya " Emm 30 menit lagi. Sabar ya sayang " Ucapnya

Tari mengangguk lalu ia mengambil majalah yang ada dimeja kantor Mira. Ia mulai membolak balik majalah itu setelah beberapa halaman Ia nampak geram dengan foto wanita dan pria yang ada dimajalah itu.

" Tidak usah kau lihat jika itu membuat mu marah Tari " Ucap Mira

Tari tersentak saat suara Mira yang mengudara lalu menengok ke arah Mira. Ia menyernyit bingung dengan calon kakak iparnya ' bagaimana kakak bisa tahu ? sedangkan mata kakak sedang tertuju pada berkas-berkas dihadapannya ' Batin Tari

Mira kemudian terkekeh " Tak usah kau fikirkan Tari. "

" Aku bingung bagaimana bisa kakak tahu jika aku marah melihat foto wanita jal*ng itu dengan suaminya sedangkan mata kakak tertuju pada berkas-berkas itu. " ucapnya

" Sudah ku bilang jangan kau fikirkan " ucap Mira

*

*

*

*

Sesuai janji Mira kini mereka berdua berada di Restoran dan menunggu adiknya yang sebelumnya sudah diberitahu jika mereka akan makan di Restoran dekat perusahaan Fer.

" Kau mau kemana Kak ?" Tanya Tari yang melihat Mira bangun dari duduknya

" Aku mau ke tolilet dulu " Pamit Mira. Tari hanya mengangguk.

" Hai sayang " Sapa Fer yang baru tiba

"Oh hai " balas Tari

Fer melihat sekitar mencari keberadaan Mira.

" Kakak sedang ke toilet " Ucap Tari yang mengerti jika kekasihnya itu mencari Mira. Fer mengangguk.

Sementara itu Mira hendak menuju ke tempat kedua adiknya berada namun kesialan terjadi pada Mira.

" Ya Ampun. Maafkan aku Nona " Ucap pria itu yang tidak sengaja menumpahkan minuman di baju Mira.

Beruntung mood Mira sedang baik " Ah iya tidak apa-apa. Salah ku juga tidak melihat anda " ucapnya seraya mengusap bajunya yang basah

" Ini Nona " Pria itu memberika sapu tangan miliknya pada Mira

" Tidak usah tuan. Nanti akan kering sendiri " Tolaknya. Ia lalu menatap pria di hadapannya dan

" Nona Rani / Tuan Shaka " ucap mereka berbarengan.

" Nona sendirian disini ? " Tanya Tuan Shaka

" Tidak. Saya kesini dengan kedua adik ku. " balasnya

" Boleh saya gabung Nona ? " Tanya Tuan Shaka

Mira tersenyum " Tentu saja. Mari " Mira berjalan terlebih dahulu dan Tuan Shaka mengekori Mira.

" Kak kenapa lama see... " ucapan Fer terputus saat melihag Mira bersama seorang pria

" Siapa Kak ?" Tanya Fer

" Oh ini Tuan Shaka. Dia juga bekerja sama dengan ku " ucap Mira

" Duduklah disamping saya tuan " ucap Mira tersenyum

Tuan Shaka mengangguk lalu duduk disebelah Mira

" Tuan Ini Fer dan Tari. Fer adik kandungku dan Tari calon adik iparku " ucap Mira memperkenalkan

keduanya tersenyum pada Tuan Shaka

" senang bertemu anda Tuan " ucap Fer.

Mereka berempat makan dengan tenang. Sesekali Fer melirik Tuan Shaka ' Kenapa dia seperti Kak Adit ' batin Fer

Mira yang bisa mendengar isi hati orang seketika menoleh ke arah Fer dengan tatapan bingung. Namun Fer hanya mengangkat bahunya.

Sepanjang perjalanan Mira memikirkan ucapan Fer ' Apa maksud ucapan Fer tentang Tuan Shaka yang seperti Adit ?' batin Mira.

" Huh rasanya tidak mungkin " gumamnya.

Ia membuang jauh-jauh harapan itu dan menambah kecepatan mobilnya menuju perusahan miliknya.

*

*

*

*

Waktu menunjukan pukul 10 malam. Mira yang lembur hingga lupa jam jika sudah malam

" Astaga. Ini sudah malam. Kenapa aku selalu lupa waktu saat bekerja " gumam Mira. Ia membereskan mejanya lalu keluar dari ruangan seketika Mira terkejut melihat Shilla masih ada dimeja kerjanya.

" Shilla ? Kenapa kamu belum pulang " tanya Mira

Shilla yang sedang menahan kantuk seketika berdiri saat mendengar suara Mira.

" Anda belum menyuruh saya pulang Nona. Saya fikir Nona akan membutuhkan bantuan saya. " balas Shilla

" Ya Ampun.. lalu kau pulang dengan siapa ? " tanya Mira

" Ee Saya bisa memesan taxi online Nona " ucap Shilla

Mira menghela nafasnya. Sekertarisnya ini benar-benar setia.

" Lebih baik kau pulang kerumah bersamaku saja Shilla. Sangat tidak baik wanita pulang sendirian " ucap Mira

" Tapi Nona.. "

" tidak ada penolakan ! " tegas Mira memotong ucapan Shilla yang sudah pasti tidak ingin ikut dengan atasannya itu. Hingga akhirnya Shilla mengalah karena melihat wajah Mira yang nampak ingin memangsanya.

Sampai dirumah Ia membuka pintu dilihat sekelilingnya sudah sepi hanya ada Bi Mirna yang berada didapur sedang memanaskan makanan. Sebelumnya Mira sudah memberi tahu Bi Mirna agar memanaskan makan malam yang tertunda. Mira dan sekertarisnya itu makan dengan tenang hingga selesai.

" Bi, saya minta tolong kamar tamu disiapkan yah. Sekertaris saya akan menginap disini. Setelah itu Bibi antarkan dia ke kamarnya. " ucap Mira pada Bi Mirna

" Dan kau Shilla. Didalam sana ada baju pilihlah yang membuatmu nyaman. Aku tinggal dulu. "

Shilla menunduk hormat. Ia berdiri dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya dilantai 3.

Tak lama Bi Mirna datang dan mengantarnya menuju kamar tamu dilantai dua.

" selamat beristirahat Nona Shilla. Saya permisi dulu. " ucap Bi Mirna

" terima kasih Bu " ucap shilla. Bi Mirna mengangguk sembari tersenyum.

Pagi harinya Fernando terkejut melihat Sekertaris Kakaknya sedang didapur bersama Bi Yati.

" Loh Kak Shilla. Kok pagi-pagi sudah sampai disini ?" Tanya Fer lalu mengambil keripik di kulkas

" Eh selamat pagi Tuan Fer " balas Shilla lalu membungkukkan badannya.

" Semalam saya menginap disini Tuan " Sambungnya

" Ohh. Kok tumben Kak ? " tanya Fernando

Baru saja Shilla ingin bicara namun suara dingin terdengar ditelinga mereka. Siapa lagi kalau bukan Mira.

" Iya. Itu karena Shilla masih menungguku dikantor hingga pukul 10 malam. " jawab Mira

"Ohh begitu.. ingat kesehatanmu sendiri Kak Shilla. "

" iya Tuan terima kasih. Dan Nona terima kasih sudah mengijinkan saya bermalam disini " ucap Shilla

" Hmm jika sudah pukul 6 kau pulang saja Shilla. Tak usah menungguku " balas Mira

" Saya hanya tidak ingin terjadi sesuatu pada Nona." Jawab Shilla

Mira hanya menghembuskan nafasnya mengingat bahwa sekertarisnya ini selalu pasang badan didepan Mira.

.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!