NovelToon NovelToon

The Queen Of The Realm Is A Famale Villain

1. Dewa sialan

"aarghh ba****t!!, Novel sampah macam apa ini?, sungguh membuatku ingin nerobek-robek nih buku!, masa iya sih, Protagonis disini seperti penjahat, Antagonis seperti Protagonis yang baik dan polos, ah ralat hanya berpura-pura polos. lalu, Protagonis prianya a.k.a tunangannya malah membela si antagonis. jika si antagonis adalah protagonis, lalu kenapa sampulnya Protagonis yang di injak injak sih?! masa iya menunggu keajaiban datang?, itu masih lama, daripada menunggu keajaiban datang, lebih baik berjuang sendiri! toh, apa gunanya cinta? saat dirinya sendiri akan berada diujung kematian?!." ucap ku kesal pada Novel sampah yang dibeli ku.

"ada apa sih?, kenapa kau marah marah" tanya kayla

"nih novel jelek sampah yang tidak berguna, masa iya sih sampulnya Protagonis yang seperti antagonis, Protagonis yang memiliki sifat seperti penjahat. protagonis yang bergantung pada keajaiban, jika aku berada di novel dan menjadi Protagonis aku tidak akan sepertinya, aku akan bergantung pada diriku sendiri dan berjuang sendiri, dan yang lebih membuat ku kesal dan ingin menangis yaitu Protagonis prianya! dia membela si antagonis dan mengabaikan sang protagonis-nya. lalu.. saat keajaiban datang hah... Aku tidak ingin menceritakannya padamu aku cukup muak dengan Novel sampah itu" ucap ku dengan berapi api, dan langsung saja aku buang Novel sampah ketempat tong sampah yang berada di kursi taman, aku dan Kayla sedang berada di taman kampus.

"ya sudah sih, suruh siapa beli novel di toko, sedangkan di smartphone banyak, tinggal beli paket data dan kau bisa menikmatinya sepuasmu" ucap Kayla tenang.

"hmph, aku kira Novel yang di toko toko itu bagus, seperti Novel yang aku beli bulan lalu, karya Lexie." ucapku kesal

"haha, kau bodoh atau memang benar benar bodoh si?. setiap karya berbeda beda dan memiliki makna yang berbeda beda pula. oleh karena itu kau jangan membandingkannya dengan karya lain" ucap Kayla

aku mendengus kesal. memang iya sih apa kata Kayla.

"ya sudah yuk pulang, hari makin sore" ucap Kayla

aku mengangguk dan pulang bersama Kayla. namun saat di Perempatan aku dan Kayla berpisah, karena jalan rumah kami beda.

Aku menyebrang dengan santai sadar aku akan menabrak Truk!. Aku dengan cepat akan menyingkir, namun seperti dipaku oleh sesuatu dan mataku hanya melihat truk seakan akan bersiap untuk bunuh diri. namun itu tidak ada didalam pikiranku!, pikiranku ingin cepat menghindar! namun tubuhku tidak ada pergerakan! arghhh! sial, seperti ada yang menguasai tubuhku!

BRUAKK!!!

sakit benar benar sakit!

Aku terlempar sampai jauh, bau anyir memenuhi hidung ku, disekeliling ku hanya ada darah. ku pegang kepala ku dan terasa cairan kental di kepalaku, aku menjauhkan tanganku pada kepalaku dan melihat darah ditangan ku. dan pandanganku menggelap!.

****

ughh..

Aku membuka mataku dan mengerjab ngerjab kan mataku.

silau..

dan kupaksa diriku untuk duduk.

eh.. dimana ini?

Aku pun bangkit dan melihat sekelilingku,

waah pemandangan yang indah! ini seperti gambar 3D. apakah ini di surga?. waah apakah aku baik di kehidupan ku dulu?

Aku pun berkeliling menikmati pemandangan indah ini, sungguh impian setiap orang jika mati nanti akan masuk surga.

"Hei, gadis kurang ajar!" teriak seseorang tiba tiba.

akupun kaget, apakah ada orang yang memanggilku?.

aku pun berbalik dan melihat seorang lelaki berjubah pelangi.

aku menaikan alis satu, ada apa dengan orang ini?. Aku pun melihat sekitar takut aku salah paham, jika orang itu berkata padaku.

"ya, kau! aku berkata padamu!" ucapnya yang melihatku celingak celinguk

ada apa orang ini?, apakah aku ada salah padanya?

"kau yang memaki maki karya ku. kau tahu membuat karya itu sulit" ucapnya.

karya?, karya apa ya?

"Novel yang tadi kau maki maki sebelum mati!" ucap kesal orang itu

orang ini mendengar suara batinku?

"iya, aku mendengar suara batin mu. lupakan aku ingin kau bertanggung jawab!" Ucap Nya

bertanggung jawab?. bertanggung jawab apa?

"bertanggung jawab karena kau memaki maki karya novelku!"

bertanggung jawab atas memaki maki novel buatannya?, memang dia siapa?. hei.. Netizen berhak berkata apapun, kau tahu!

"aku dewa halusinasi dan khayalan. Aku yang membuat novel itu. tahu!" Ucap Nya

dewa halusinasi dan khayalan? untuk apa dia membuat novel? seperti tidak ada kerjaan saja.

"ya itu memang tugasku. namun aku sering sekali melalui perantara manusia!. namun novel yang kau maki adalah 100% buatanku. tidak melalui perantara manusia, sehingga aku kesal jika kau memaki maki novel buatan ku, aku ingin lihat jika kau menjadi Protagonis di novel itu seperti perkataanmu!. Aku akan mengabulkannya." ucap dewa itu

aku menaikan alis. Aku menjadi Protagonis novel itu?. tidak! Siapa juga yang mau menjadi lemah dan bergantung pada keajaiban!. cih bisa bisa sebelum keajaiban itu datang, aku sudah mati duluan!.

dewa itu terkekeh. "haha. pikiranmu bagus juga. memang saat itu aku membuat novel yang kau maki maki belum sepenuhnya mengerti. saat itu otak ku blank jadi, aku tidak sengaja membuat tokoh protagonis menjadi tragis hidupnya, karena alurnya juga sudah dibentuk. akan sangat sulit nantinya jika aku mengubahnya, karena Membuat setiap Chapter itu jika sudah berhasil maka tidak bisa terhapus." ucap dewa itu.

mulutku berkedut. itu seperti membuat novel jika di smartphone! yang setiap membuat Chapter jika berhasil maka tidak bisa diubah!.

lalu kenapa dewa itu tidak menulis di buku dulu saja?

dewa itu terkekeh lagi "kau tahu buku disini jika ditulis maka akan terjadi di kehidupanmu?. Aku juga harus berhati hati jika ingin menulis sesuatu"ucap nya

mulutku berkedut lagi.

apakah takdir seseorang jika sudah ditulis dan sudah terjadi, tidak bisa diubah?

"yaa kau benar. tapi setiap manusia sudah mempunyai takdir masing masing. tapi manusia juga ada yang percaya dengan adanya takdir dan ada juga yang tidak percaya dengan takdir karena di fikiran mereka hanya berusaha. seperti kau" ucap dewa itu

aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. tidak salah kan jika setiap hidup hanya dengan berusaha? jika hanya menunggu keajaiban atau keberuntungan itu akan sangat lah lama. jika ingin mendapatkan keajaiban atau keberuntungan juga harus berusaha, tidak mungkin kan langsung datang begitu saja?.

"ya kau benar.. namun jika seseorang sudah putus asa atau tidak memiliki kehidupan, akan sangat sulit untuk berusaha dengan dirinya sendiri" ucap dewa itu.

aku mengangguk. Aku juga sering mendengar setiap orang yang sudah putus asa sekali membunuh dirinya sendiri. sungguh sia sia sekali kehidupannya.

"setiap orang memiliki pemikiran sendiri, kau tahu" ucap dewa itu

aku mengangguk pasrah. memang sulit untuk mengubah pemikiran orang yang sudah putus asa akut.

"baiklah. kita mulai pada intinya saja.. Aku akan membawa mu ke dunia Novel itu. dengan izinmu atau tidak!" ucapnya langsung mengarahkan telapak tangannya dan memetik jarinya.

Tik

pandanganku menggelap. sial aku akan dibawa ke dunia Novel sampah itu! dasar dewa kurang ajar!.

****

aku membuka mataku.

argh sial!. dewa sialan itu!

saat aku membuka mataku aku melihat pemandangan yang ada di novel itu.

Mansion protagonis jahat dan akan berakhir tragis yaa walaupun akan ada keajaiban datang, namun aku akan berusaha sendiri tanpa bergantung pada keajaiban.

ya... Aku menjadi Felisya, si protagonis jahat yang akan berakhir tragis.

kenapa dia menjadi jahat ya?. yang sering ku baca adalah si protagonis yang baik, lembut. ini malah menjadi jahat.

apa aku harus berpura pura menjadi lembut?. ah, itu tidak seperti aku yang asli!. Aku Falicia yang bar bar, pintar tapi terkesan licik, selalu menang adu bacot.

ah seperti diriku saja deeh.. dewa sialan itu tidak mengatakan jika aku harus menjadi Felisya asli kan?. ya sudah, aku akan menjadi diriku sendiri saja.

saat ini diera abad yang mendekati zaman modern yaitu abad pertengahan.

aku mendudukan tubuh ku.

akh.. tubuh lemah macam apa ini?. tubuhku terasa lemas, apa tubuh ini tidak pernah berolahraga?.

"argh dewa sialan, apa aku juga tidak mempunyai kekuatan apapun?" ucapku.

kau mempunyai kekuatan jika kau terus melatihnya.

ucapan dewa sialan itu ada di benak ku. apakah dewa itu berbicara melalui batin?.

apa maksud ucapannya?. apakah aku mempunyai kekuatan? Apa kekuatan itu?

kau akan tahu nanti

arghh dasar dewa sok misterius.

aku pun tidak mendengar dewa mengatakan apa apa lagi.

baiklah.. Aku akan berusaha agar tidak berakhir tragis.

aku pun berjalan ke arah cermin berada. wajah ini persis Visual yang ada di Novel itu

Felisya, anak dari Duke alexander dan Duchcess Alexa. menjadi penjahat protagonis yang dimanfaatkan antagonis.

aku mengingat-ingat Kejadian kejadian apa saja yang ada di Novel. Pertama Felisya akan bertunangan dengan protagonis pria yang membela antagonis, yaitu Pangeran Andres, setelah bertunangan dengan pangeran Andres, masalah terus bermunculan menyebabkan Felisya akan berakhir tragis namun, ada seseorang yang mengatakan jika dirinya adalah bawahan raja mereka, dan mengatakan jika Felisya adalah calon permaisuri mereka. aneh memang kenapa tiba tiba ada yang mengatakan jika Felisya adalah calon permaisuri mereka? bertemu saja tidak, namun juga mengapa raja yang pada saat itu adalah Andres memperbolehkan Felisya dibawa oleh mereka? aneh dan penuh teka teki. karena pada saat itu aku memang membacanya sampai selesai.. dan tamat pada saat Felisya dibawa oleh orang yang mengatakan mereka adalah bawahan Raja.

haish.. apakah aku juga akan dibawa mereka?. tidak! aku tidak akan selemah Felisya yang pada saat itu hanya seorang yang sangat emosional. Aku akan dengan tenang menghadapi semuanya. karena aku tahu kehidupan ku dan mereka, kecuali aku yang merubahnya.

baiklah.. Aku akan~

"Nona, Nona! apa kau sudah sadar?. ah syukurlah, Nona jangan bangun dulu, ayo kembali ke kasur nona, karena nona mudah lelah"

pikiranku buyar karena ada suara itu yang mengganggu ku.

mudah lelah?. memang tubuh ini sangat lah lemah, tapi jika terus berbaring, akan sangat sakit rasanya. Aku harus berolahraga, aku akan melakukan pemanasan dulu.

"ah, tidak Lita, aku akan berolahraga aku akan melakukan pemanasan terlebih dahulu. namun aku butuh pakaian lelaki yang berbahan katun." ucapku. Aku tahu namanya karena dia adalah pelayan pribadi Felisya.

Lita bingung kenapa dia ingin pemanasan? Apa yang dipanaskan?. lalu untuk apa pakaian lelaki yang berbahan katun?. namun dia tetap melaksanakan perintah Felisya. yaitu mengambilkan pakaian lelaki yang berbahan katun.

Lita kembali lagi dengan membawa pakaian lelaki. Aku pun menerimanya dan mengucapkan terimakasih.

aku memakainya tidak dengan bantuan Lita, karena pakaian ini mudah untuk dipakai karena ini pakaian lelaki, berbeda dengan pakaian perempuan yang ribet nya minta ampun.

aku dan Lita berjalan ke arah taman. Aku tidak bertanya pada Lita dimana letak taman, karena aku melihat Gambar denah dan gambar kediaman Felisya.

"Nona tunggu disini, aku akan mengambil obor dan kayu dulu" kata Lita.

Aku menaikan satu alis ku "untuk apa obor dan kayu?" Tanya ku

"Nona bilang tadi ingin pemanasan, maka aku akan mengambil obor dan kayu." jawab Lita

"bukan pemanasan itu, Lita. Pemanasan sebelum olahraga, agar tubuh kita tidak kaget saat tubuh kita beraktivitas" terang ku.

"apa itu olahraga nona?" Tanya Lita.

"olahraga adalah salah satu cara agar tubuh kita tetap sehat dan bugar" jawab ku.

"ooh.. lalu olahraga apa nona?" Tanya Lita.

"olahraga lari" jawab ku.

"jika lari tidak perlu pemanasan dulu kan nona?"

aku tersenyum "Lita, apa kau pernah melihat prajurit atau ksatria dan Jendral jika latihan sering mengeluh tulang sakit atau kram?" Tanya ku.

"iya nona"jawab Lita.

"karena dia itu tidak melakukan pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan juga untuk tidak menjadi tubuh kita kaget saat beraktivitas dan tulang kita juga tidak kaget saat kita terbentur suatu benda keras"ucapku.

"baiklah.. kau tunggu disini saja, aku akan melakukan pemanasan dan olahraga sendiri" tambah ku.

Lita sedari Felisya bangun selalu saja bingung dengan sikap nonanya itu, namun dia tidak memperdulikannya, bisa jadi Nona sudah mengubah sikapnya dan itu bagus. mengangguk. kemudian aku berjalan ke arah taman yang agak panas untuk memperoleh keringat.

1. alam Reinkarnasi

"Erika ! Bangun!!," Teriak bundaku yang sedang berkacak pinggang.

Entahlah dia sedang melakukan olahraga?

"Enggh.." Aku mengerjap.

"Sebentar lagi bun!" Ucapku karena mataku masih terasa lengket.

"Kau tidak lihat?! Ini sudah pukul 06.25. Kau ingin telat masuk sekolah?!" Ucap bunda dengan menarik narik telingaku

What?!.

Aww.

Kaget bercampur sakit, itulah yang kurasakan saat ini.

"Kenapa bunda tidak membangunkan ku lebih pagi sih?" Protesku setelah melihat jam menunjukan pukul 06.26. Astaga sudah 1 menit cepat banget sih.

"Bunda ingin lihat sekali kali kau bangun lebih awal, eh malah asik molor terus. Habis apa sih kau tadi malam? Bunda dengar kau tiba tiba nangis tiba tiba tertawa ngakak ngakak malam malam seperti kuntilanak saja." Kesal bunda

Hehe memang benar semalam aku ngakak ngakak, nangis nangis nggak jelas.

"Kenapa banyak sekali buku buku berserakan? Apa ini Novel?" Tanya ibu sambil menatap buku yang berserakan di kasurku.

"Hehe iya bun" ucapku dan dengan buru buru aku membereskannya, takut bunda mengomel,

"Hehe maaf bun" ucapku cengengesan.

"Sudah cepat sana mandi!" Perintah bunda.

Aku dengan cepat beranjak dari ranjang dan membawa handuk lalu masuk ke kamar mandi.

Selesai mandi aku bergegas mengenakan seragam dan mengambil tas yang sudah kumasukan makanan buku yang sudah dijadwalkan. Lalu turun kebawah untuk sarapan.

Aku langsung lari kemeja makan dan dengan cepat menyambar roti lalu meraih gelas yang berisi susu dan meneguknya. Untuk roti, aku akan makan sambil berdiri bila tidak habis aku akan makan sambil berjalan.

"Eeeh kalau mau sarapan itu hati hati, sini duduk, dan nikmati sarapannya." Kata ayah.

"Twidak ayah, shudhah telat. nanti Erika akan terlambat." Ucapku dengan susah karena roti masih ada didalam mulutku.

Aku meneguk habis susu dan mengelap bibirku dengan sapu tangan. Ah untung saja roti nya sudah ku habis makan.

"Kak.." Aku dengan Puppy eyes meminta kakak agar mengantarku dengan mobilnya.

"Apa?" Tanya kakak ku pura pura tidak tahu.

"Ayo lah.., anterin aku ke sekolah ya? Ku mohon" pintaku masih dengan Puppy eyes

 

"Huft baiklah," ucap kakak.

"Yeay kakak Fee memang kakak aku satu satunya." Ucapku manja.

Fee berjalan dan aku bergelayut manja di lengannya. Fee adalah kakak laki laki ku satu satunya.

Aku dan Kak Fee berjalan kearah mobil dan setelah kami masuk, dia melajukannya.

"Apa di sekolahmu menyenangkan?" Tanya Fee memecah keheningan.

"Yah biasa saja, terkesan membosankan" ucapku.

Fee tersenyum mengerti. Karena dia mengerti kalau adiknya itu selalu ingin hal hal baru. Saking ingin hal hal barunya, pernah ketika Erika masih kecil suka merusakan mainannya demi mendapatkan mainan baru.

Mobil Fee sampai di sekolahan. Aku turun dan berpamitan padanya.

"Heii, Erika!! Tumben banget nggak telat?" Tanya Tania, sahabatku.

"Hehe, tadi dianter kak Fee" ucapku.

Pipi Tania memerah.

Ah, aku mengerti. Tania memang menyukai kakak ku entah itu cinta atau hanya suka, aku tidak tahu. Aku sih berharap nanti Tania akan menjadi kakak ipar ku nanti tapi kakak sudah mempunyai tunangan. Sifat Tania yang cerewet dan nakal serta berani dan sikapnya yang blak blakan menjadikan kami berdua akrab.

"Hayoo sedang memikirkan kak Fee ya?" Goda ku sambil menyenggol nyenggol kan lengan ku pada lengannya.

"Ish.." pipi Tania semakin memerah.

"Hey kalian berdua! Cepat masuk, gerbang akan segera ditutup!" Teriak anggota Osis.

Kami berdua dengan cepat melangkah masuk sebelum ditegur lagi oleh anggota osis itu yang terkenal wajah garang nya.

Aku sih sudah terbiasa akan telat, namun tidak sampai telat sekali!. Aku masuk saat bel masuk, entah itu kebetulan atau sudah biasa terjadi padaku, karena setiap aku telat bangun pagi aku akan selamat dengan namanya telat!.

Yah, saat masuk kelas tak berapa lama guru masuk dan memberi pembelajaran kepada siswa siswinya.

****

Bel pulang sekolah pun berbunyi.

Aku dengan cepat membereskan buku buku beserta para antek alat tulis untuk kumasukan dalam mulut Tas.

Aku dan Tania berpisah saat berada di perempatan. Karena rumahnya dengan rumahku adalah berlawanan arah.

Aku terus berjalan dan berhenti saat di lampu lalu lintas. Aku menunggu tanda bewarna hijau di gambar seorang pejalan kaki.

 Tapi aku tidak jadi berhenti saat melihat ada seorang Nenek nenek yang akan menyebrang, tadinya aku tidak mempedulikannya saat akan berhenti, namun dia terus berjalan, kukira akan ada seseorang yang akan menghentikannya, tapi aku tidak melihatnya.

Aduh! Nenek itu akan segera berada ditengah jalan! Dan aku melihat sebuah Truk yang melaju ke arahnya dan aku melihat dia juga sedang akan mengerem tapi tidak bisa . Sialan!

Aku dengan cepat berlari dan mendorong Nenek itu agar menjauh dari tengah jalan Raya.

Namun saat aku juga akan berlari, aku terlambat! Truk itu semakin dekat!.

Tin Tin Tin Tin Tiiiin!!!!

BRUAK..

Aku terlempar beberapa meter dan

ugrh!!! kepalaku pecah dan tulang ku remuk dibagian tengkorak, rusuk, lengan dan kaki serta darah bercecer dimana mana serta mulutku yang penuh dengan gumpalan daging dan darah.

Oh, tuhan.. beginikah rasanya sekarat?. Tolong Tuhan jika kau ingin mengambilku, segeralah, dan jika kau ingin aku hidup, tolong jangan membuatku merasa sakit seperti ini.

Pandangan ku akan menggelap sebelum itu aku mendengar sayup sayup orang yang berteriak.

Dasar! Hanya berteriak doang, apakah kalian tadi saat melihat nenek itu akan menyebrang kalian tidak menghentikannya?. Dan apa ini? Orang macam apa kalian? Kenapa tidak ada yang membantu ku? Apakah hanya berharap ambulance cepat datang? Sebelum ambulance datang aku sudah tiada!.

Sebelum aku mati pun, aku sempat sempatnya memaki maki mereka.

Urrgh pandanganku menggelap.

****

Aku mengerjab mataku. Berusaha untuk mengimbangi cahaya yang masuk ke mataku.

Urgh.. cerah sekali sih?

Aku pun berhasil dan berusaha untuk bangkit duduk.

Dimana ini?

"Kau berada di alam Reinkarnasi Miaow~"

Aku melihat seekor kucing Anggora?. Eh aku tidak bisa mendefinisikan nya, karena aku tidak tahu jenis jenis kucing. Yang aku lihat didepanku adalah kucing yang gemuk serta memiliki bulu bulu yang panjang dan lebat. Namun warnanya putih doang.

"Eh ada Hantu kucing!!!" Aku berteriak kaget. Sungguh kucing ini tidak memiliki perpaduan warna pada bulunya, bahkan matanya juga hanya berwarna putih seperti tidak memiliki bola mata.

"Kurang ajar, aku Dewa kucing paling imut dan menggemaskan, Miaow~" kata kucing itu sambil menjilati tangannya.

"Menggemaskan apanya?. Kau terlihat begitu jelek dan mengerikan" ejek ku.

"Kurang ajar kau manusia bodoh, Miaow~"

Aku semakin geram, tapi baiklah Aku ingin menanyakan sesuatu padanya.

"Dimana ini?" Tanyaku padanya.

"Apa kau pelupa? Miaow~, ini akan Reinkarnasi Miaow~"

2. Wait? jadi bayi?

"Ck. Baiklah, untuk apa aku kesini?. Bukankah aku harus ke neraka atau surga?" Tanyaku bingung pasalnya, biasanya jika orang yang sudah mati akan dibangkitkan di Neraka atau Surga. Mungkin..

"Kau akan Reinkarnasi Miaow~"

"Hah? Reinkarnasi?. Setahu ku, itu cuman ada di Novel novel yang aku baca" ucapku karena aku sering membaca Novel novel yang bergenre Time travel, Reinkarnasi, Action dan lain sebagainya, tapi yang aku sering adalah Bergenre Time travel dan Reinkarnasi, itu cerita yang benar benar membuat halusinasi ku tinggi.

"Haha, kau akan Reinkarnasi karna dewa Kematian salah mencabut nyawa seseorang. Sebenarnya yang akan mati itu Nenek yang ditolongmu Miaow~ tapi kau menolongnya dan Truk yang hilang kendali itupun menabrak mu Miaow~"

"Apa!? Sialan, Dasar Dewa tidak bertanggung jawab! Dimana Dewa Sialan itu?" Pekik ku marah karena Dewa Sialan itu salah mencabut  nyawa dan malah berakhir padaku.

"Dewa Kematian itu ada di pohon Miaow~"

Hah, pohon?

Aku mendongak dan melihat Burung.. apaan sih itu jenis burung apa? Aku tidak tahu. Burungnya bermata Biru Laut, badan nya kecil berbulu Biru langit dan putih , sayapnya panjang melebihi tubuhnya dan berwarna Biru Laut seperti matanya, Ekornya juga panjang melebihi anggota tubuh lainnya namun tidak lebat dan terlihat halus berwarna Biru langit dan putih dan kakinya kecil berwarna putih halus.

Waah indahnya~

Tapi dengan cepat aku menghapus Mimik wajah yang mengaguminya dengan ekspresi marah dan kesal karena salah mencabut nyawa orang.

"Aku tidak salah Cuit~"

Apa kata mu!

Tidak salah apanya?!

"Hey! Bagaimana bisa kau tidak salah!, kau yang salah mencabut  nyawa" pekik ku kesal

"Memang aku tidak salah Cuit~ kau yang menyelamatkan Nenek itu. Jika kau tidak menyelamatkannya kau juga tidak akan mati Cuit~"

Eh iya ya..

Tapi jika aku tidak menolongnya Nenek itu akan mati, kasihan nenek dan keluarganya jika Nenek itu mati.

Si Burung dan Kucing tersenyum mendengar suara batin Erika.

"Baiklah. Aku akan bertanggung jawab Cuit~. Aku akan me-reinkarnasimu dengan bantuan Dewa Reinkarnasi yang tak lain adalah kucing itu Cuit~"

Hah Reinkarnasi?

Aku berbinar senang! Baiklah aku akan meminta sesuatu sebagai gantinya

"Baiklah aku akan memaafkan mu jika kau me-reinkarnasi ku sebagai seorang Putri yang terkenal dan jenius" ucapku sombong

Si Burung dan Kucing berdecak kesal.

Dan kulihat mereka sedang berdiskusi melalui batin mereka.

Apa yang di diskusi mereka berdua?.

"Baiklah aku akan me-reinkarnasi kan mu menjadi seorang Putri Miaow~"

"Iya. Aku sudah meminta dewa Reinkarnasi Me-reinkarnasi kan mu menjadi putri Cuit~"

Oh mungkin mereka berdiskusi untuk menyepakati permintaanku tadi.

Tanpa aba aba Dewa kucing dan Burung itu Melemparkan ku kearah lubang entah apa itu, dengan kekuatannya.

Pandanganku menggelap!.

****

Aku membuka mataku.

Dan melihat dinding langit langit yang ada diatasku bernuansa Biru.

"ga ga?" 'Dimana ini?'.

Apa ini?

Kenapa aku bersuara seperti ini?

Apa jangan jangan aku menjadi bayi?

Aku pun melihat tanganku.

Oh tidak!!

Wait wait wait! Tubuhku kecil?

Aah, bodoh.. kalau bayi ya.. kecil. Dasar.

Tiba tiba ada seorang Pria berumur masuk dan langsung menggendongku.

"Apa bulatan daging ini putriku?" Tanya Pria itu.

Apakah dia ayahku?

Waah tidak kalah tampan dengan ayahku dulu.

Dan apa dia bilang tadi? Bulatan daging?

Heyy aku ini anakmu!

"Kau terlihat rapuh, bagaimana kalau kau belajar pedang nanti? Pasti akan sakit sakitan"

Heyy memangnya aku itu Nenek nenek apa?

Aku ini masih bayi tahu!

Ekspresi ku kesal

"Kenapa kau terlihat kesal? Apakah kau mengerti perkataanku?. Ah, ya pasti tidak lah.. Kau begitu kecil dan ku rasa kau bodoh"

Pasti aku kesal karena ucapannya tadi!

Aku tahu perkataanmu!

Aku kecil karena masih bayi!!

Dan kenapa kau Mendefinisikan kalau aku Bodoh?!.

Heyy aku ini Anak mu!.

Ingin sekali aku berteriak dengan kata seperti itu, Namun apalah daya jika aku hanya bisa berbicara tidak jelas. Tapi aku tetap melakukannya karena untuk melepaskan semua emosiku.

"Nya nya ga ga!!!" Teriak ku dengan nyaring

Ayah menempelkan pundak nya pada telinga. Menimalisir suara teriakkan ku..

"Heh, ternyata kau memiliki suara yang nyaring juga, bagus jika kau dalam masalah teriak bagus juga. Ayah akan mengajari mu cara berteriak agar suaramu semakin keras dan nyaring tanpa kau merasakan tenggorokan mu kering"

Apa? Gila..

Bukannya mengajar cara pelatihan atau pengetahuan ini malah akan melatih cara berteriak?. Hey apa ini ayah ku?. Ku rasa tidak, karena ayahku dulu adalah ayah yang sangat pintar.

"Sayang.. sedang apa kau disini?" Tanya seorang wanita dengan lembut.

Apakah dia ibuku?

Waah dia sangat cantik seperti Bunda.

"Sedang menimang, apakah Bulatan daging ini akan sanggup untuk belajar pedang?. Ku rasa tidak, lihatlah! Tubuhnya kecil sekali begini"

Ayah bodoh..

Aku ini masih bayi.. wajar saja kecil

Akupun tidak tahu aku akan menempati tubuh bayi ini.

Tunggu!. Kenapa aku mengenali wajah mereka berdua? Apakah aku sebelumnya sudah bertemu dengan mereka berdua?.

"Sayang, dia masih bayi, Wajar saja dia kecil. Jika dia langsung besar aku tidak akan sanggup melahirkannya"

Hihi, betul kata ibu.

"Ck. Cepatlah besar, ayah ingin melatihnya untuk belajar berpedang dan.. Aha Berteriak, aku akan melatih nya cara berteriak dengan keras dan nyaring tanpa tenggorokan akan kering karena tadi dia berteriak dengan keras dan nyaring sekali"

Apa?! Hei ayah bodoh aku sedang memarahimu tahu!

"Sayang, untuk apa kau melatihnya cara berteriak?." Tanya ibu.

"Tadi dia berteriak kencang sekali.. jadi aku memutuskan akan melatihnya untuk berteriak"

"Sihir saja. Dengan sihir dia tidak perlu membuang tenaga untuk berteriak, dia hanya berteriak kecil lalu ditambah dengan sihir angin, sudah bisa berteriak dangan keras." Ucap ibu

"Oh, iya ya?. Kenapa tidak kepikiran seperti itu?"

Ck. Astaga.. Ayah ku bodoh sekali dia?.

Katanya aku akan menjadi putri?

Lalu kenapa memiliki ayah bodoh seperti itu?

Apakah Dewa itu berbohong?

Dasar 2 Dewa sialan!.

"Sayang, ayo pergi, kita akan ke istana nanti" ujar ibu.

"Huh, baiklah" dengus ayah

Ayah menurunkanku dari gendongan dan meletakan ku di atas ranjang kecil yang dipagari, mungkin agar aku tidak terjatuh.

Dua orang itupun pergi meninggalkan ku.

Aku terus menguap, tapi tidak bisa tertidur.

Lama kelamaan aku ingin tidur, tapi tidak jadi karena ada suara seseorang.

Brak!  (Suara pintu ditentang)

"Dimana adik ku?" Tanya bocah kecil yang memandang pintu.

"Tuan, tuan muda. Jangan seperti itu! Nanti putri terkejut!" Ucap seorang wanita, mungkin itu pelayannya.

"Itu adik ku?" Tunjuknya padaku

"Benar tuan muda." Ucap pelayan

"Kenapa kecil sekali?" Ejek nya padaku

Ingin sekali ku hajar wajahnya.

Hey.. tidak ayah tidak anaknya! Sama sama saja.

Aku mendengus kesal.

"Wajar kecil tuan muda, putri masih bayi" bela pelayan itu.

"Cih, kata ibu kalau sudah besar nanti jika dia kuat bisa akan melindungiku, ku rasa aku yang akan melindungi nya" 

Hey, aku tidak akan melindungimu

Dan aku tidak meminta perlindunganmu

"Mungkin jika dia lebih kuat dari tuan muda, Nona muda bisa melindungi tuan muda"

"Cih. Aku ini lelaki mana mungkin meminta perlindungan dari perempuan?. Bisa rusak reputasi kaum lelaki."

Hey, kau tahu Wonderwoman?

Dia seorang perempuan kuat!

Jadi, kau tidak perlu mengejek kaum perempuan!

Setelah mengucap itu, bocah kecil itu menghampiriku dan menggendongku.

Aku menjulurkan lidahku, untuk mengejek nya.

"Kenapa kau?. Kau mengejek ku?!" Marahnya.

Iya, aku sedang mengejekmu, lalu kau mau apa?

Aku mengangkat tinggi dagu ku, sehingga wajahku naik, aku menentangnya.

"Kau! Berani sekali kau!"

"Sudah tuan muda" pelayan itu langsung merebutku dari gendongan bocah kecil itu, mungkin takut aku akan diapa apakan nya.

"Ck. Aku tidak akan memukulnya" ucap bocah kecil. "Sini, kembalikan" tambahnya

Hey, aku ini manusia bukan barang yang dikembalikan

Dengan ragu pelayan itu menyerahkan ku pada nya

"Hati hati Tuan muda"

"Waw kau sangat mungil dan tidak berat. Apa kau cacingan?" Tanya Bocah kecil itu setelah menggendong ku lagi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!