Diskripsi Author : 🌺🌺🌺🌺
Nama asli. : Lusiani
Nama Pena. : Rafizqi
IG. : @Rafizqi0202
...🌺 Happy Reading 🌺...
Disebuah Desa yang asri, indah, dan menawan dengan segala pemandangan.
Hiduplah seorang gadis bernama Dewi Astuti, biasa dipanggil hanya dengan Dewi. Dewi merupakan gadis yang paling cantik di desa, dengan rambut yang panjang lurus, kulit yang putih hingga wajahnya yang menawan hati setiap pria yang melihatnya.
Dewi biasa disebut-sebut sebagai kembang desa atau Primadona. Karena kecantikannya yang dapat menghipnotis semua pria yang ada.
Dewi hidup sebatang kara, tanpa ayah ataupun ibu. Namun Dewi masih memiliki nenek, yang selalu ada bersama dan merawatnya dari kecil hingga menjadi seorang gadis cantik seperti ini.
Banyak laki-laki yang datang kerumah Dewi, dengan niat ingin melamar dan mempersunting Dewi sebagai seorang istri.
Namun, tidak ada satupun laki-laki yang Dewi terima lamarannya. Baik itu pria yang miskin ataupun pria yang kaya.
Hingga akhirnya, datanglah seorang pria paruh baya dan merupakan rentenir dikampung itu datang kerumah Dewi, dengan niat untuk melamar Dewi agar menjadi istrinya. Pria itu dikenal galak dan penuh percaya diri dengan kekayaan yang dia miliki, pikirnya Dewi tidak akan menolak.
"Maksud kedatangan saya kesini, saya ingin melamar cucu si mbok. Dewi" Jelas Pak Jaya, ya laki-laki yang akan melamar Arumi itu bernama Pak Jaya yang sudah menginjak umur 52 tahun.
"Maaf Pak Jaya, saya tidak bisa memutuskannya. Karena semua keputusan ada ditangan Dewi" Jelas si mbok, neneknya Dewi.
"Dewi, Dewi" Panggil si mbok.
"Iya nek, kenapa?" Dewi duduk disamping si mbok, namun menatap jijik kepada Pak Jaya yang sedang mengedipkan matanya kepada dirinya.
"Pak Jaya kesini ingin melamar dirimu" Jelas si mbok. Dewi hanya diam sambil memandang wajah Pak Jaya yang sudah keriput.
"Udah tua bangka masih aja mau melamar saya" Batin Dewi.
"Maaf Pak Jaya, bukan maksud saya ingin menolak. Bukankah Pak Jaya sudah memiliki istri" Ucap Dewi
Pak Jaya tersenyum kecut, "Iya Dewi, tapi kamu jangan hawatir. Semua istri saya tidak akan mengganggu kita" Jelas Pak Jaya meyakinkan Dewi.
"Maaf Pak Jaya, maksud Pak Jaya semua istri-istri itu apa ya? Jadi Dewi akan menjadi yang ke berapa?" Tanya si mbok, yang merasa janggal dengan perkataan Pak Jaya.
"Yang ke tujuh" Jawab Pak Jaya dengan bangganya.
"Apa" Si mbok terkejut, menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Sebenarnya aku sudah tau, dan aku sengaja memancingnya bicara agar nenek tau yang sebenarnya pria tua ini tidaklah baik" Batin Dewi tersenyum tipis.
"Bagaimana Dewi, apa kamu mau menikah denganku" Tanya Pak Jaya kembali.
"Maaf Pak Jaya, saya tidak bisa menikah dengan anda. Apalagi anda memiliki banyak istri, masa depan saya masih panjang, dan saya masih bisa mencari pria yang lebih muda dari anda" Jelas Dewi sekaligus menyinggung Pak Jaya yang sudah tua bangka itu.
"Sombong sekali kamu, aku memiliki banyak harta bahkan tubuhmu itu bisa aku beli" Ucap Pak Jaya yang sudah berdiri sambil bertelekan pinggang.
"Cih, gadis seperti mu ini pasti akan hancur" Sambung Pak Jaya lagi, meludah ke sisi kanannya.
"Maaf Pak Jaya, silahkan pergi dari sini. Anda sangat tidak berkepentingan disini" Usir Dewi
"Dewi jangan seperti itu" Si mbok mencoba mencegah Dewi untuk tidak bersikap lebih kasar lagi, karena si mbok tau itu akan berdampak buruk pada Dewi.
"Biarkan saja nek, dia itu cocok nya menjadi ayah aku bukan suami aku" Teriak Dewi.
Pak Jaya yang mendengar itu semakin geram dengan Dewi.
"Kita lihat saja nanti, aku akan buat perhitungan kepada mulut pedas mu itu" Batin Pak Jaya, dan berlalu pergi dari rumah Dewi dengan membawa kekesalan.
Biasakan Like and vote ya sesudah membaca🙏🌺🌺🌺
Pagi hari, seperti biasanya Dewi pergi kesungai untuk mengambil air dan juga mencuci pakaiannya.
Ditengah perjalanan, Seperti biasanya Dewi dibuat kesal oleh beberapa pria disana. Setiap pagi Dewi pergi kesungai, selalu ada pria yang menunggu Dewi didepan rumahnya. Memberikan beberapa hadiah adalah rutinitas setiap pria yang ada disana, jika menyukai seorang gadis.
Dewi menghela nafas panjang, merasa bosan dengan kegiatannya yang selalu diganggu oleh para pria itu.
"Dewi, terimalah hadiahku ini. Aku mohon" Ucap salah satu pria itu, merengek meminta agar Dewi menerima hadiahnya itu.
Dewi mendengus kesal, "Maaf aku tidak bisa, sebaiknya kau berikan untuk gadis yang lain" Ucap Dewi lembut, dan berlalu pergi.
Di sungai, dengan air yang sejuk dan juga menyegarkan tubuh. Dewi berendam dengan senyuman yang mengembang diwajahnya.
"Ahhhh, aku sangat merasa nyaman" Ucap Dewi, sesekali menggosok tubuhnya dengan sabun.
Dewi sedikit kesal, Sungai yang biasanya ramai dengan para gadis-gadis desa, kini hanya tinggal dirinya sendiri. Karena para pria itu selalu menggoda dan mengganggunya setiap pagi. Sehingga Dewi pagi ini terlambat untuk pergi kesungai, kini Dewi hanya mandi sendiri disana.
Dewi sedang asyik dengan kegiatannya, tanpa sadar ada seseorang yang sejak tadi mengintip dari balik semak-semak itu.
Kresssss
Kresssss
Dewi yang sedang asyik mencuci pakaiannya sedikit terkejut, dan langsung menoleh kearah suara yang berbunyi.
"Siapa itu" Teriak Dewi, Dewi yakin bahwa tadi ada seseorang.
Dewi memberanikan diri untuk mendekati semak-semak itu. Dan ternyata tidak ada siapapun disana.
"Aneh" Ucap Dewi dengan lirih, kemudian kembali menuju cuciannya dan melanjutkan kegiatannya.
"Syukurlah dia tidak melihatku tadi, untung saja aku cepat pergi dari situ" Batin pria itu mengelus pelan dadanya mengatur pelan nafasnya, yang bersembunyi dibalik pohon besar.
Dewi kini sudah menyelesaikan cuciannya. Dewi memutar bola matanya, melihat disekeliling tempat itu. Setelah merasa aman, Dewi bergegas membuka pakaiannya yang basah dan menggantinya dengan yang kering.
"Tidak ada orang" Dewi membuka pakaiannya yang basah satu persatu, dan menggantinya dengan pakaian yang kering.
Pria yang dibalik pohon itu menelan salivanya, ketika melihat sebuah tubuh yang sempurna dengan bentuk lekuk-lekuk yang seksi.
"Astaga, aku tidak bisa menahannya" Batin pria itu, memegang punyanya yang sudah menonjol dibalik celana.
Dewi bergegas memakai pakaiannya, karena takut akan ada orang yang datang dan melihat tubuhnya.
Setelah selesai, Dewi mengemasi semua bawaannya dan bergegas pergi dari sana.
Pria yang mengintip Dewi sejak tadi hanya diam ditempatnya saja, menahan hasratnya yang kian memuncak.
Dewi pulang dengan diiringi beberapa lagu yang iya nyanyikan, terdengar sangat merdu dan nyaman untuk didengar.
Beri kisah kita sedikit waktu
Semesta mengirim dirimu untukku
Kita adalah rasa yang tepat
Di waktu yang salah ( Sepenggalan lirik yang Arumi nyanyikan )
Semua warga disana sangat mengenal Dewi, kepopuleran dirinya disana sangat berpengaruh di desa-desa tetangga.
Bahkan pria-pria dari desa tetangga pun datang ke kampung itu, hanya untuk melihat wajah cantik Dewi.
"Nek, aku pulang" Teriak Dewi yang baru sampai diambang pintu rumahnya.
"Iya, cepat sarapan. Setelah itu, pergi ke warung beli beras ya" Seru nenek dari dapur, entah apa yang sedang iya kerjakan.
"Iya nek" Balas Dewi
Dewi masuk kekamar miliknya, Dewi duduk disebuah bangku dengan menghadap sebuah cermin.
Dewi merias wajahnya dengan sedikit bedak dan juga lipstik, walaupun hanya ala kadarnya tapi Dewi tetap sangat cantik walaupun hanya memakai bedak dan lipstik.
Setelah selesai berdandan, Dewi bergegas menuju dapur dan mengambil sedikit tempe disana yang sudah nenek goreng dan memakannya.
"Kenapa hanya makan tempe" Tanya nenek.
"Nanti aja nek makan nasi nya, aku berangkat ya" Ucap Dewi berpamitan, dan mencium pucuk tangan nenek.
Setelah selesai berpamitan, Dewi pergi menuju warung yang sangat jauh dari rumahnya. Maklum, karena ini dikampung dan jauh dari pusat kota jadi hanya sedikit orang berjualan sembako disana.
Biasakan Like and vote ya sesudah membaca🙏🌺🌺🌺
Dewi berjalan dengan senyumnya yang ceria, ya walaupun Dewi sedikit ketus kepada setiap laki-laki ingin yang mendekatinya.
Namun Dewi merupakan gadis yang ceria dan ramah. Hingga saat ini, banyak pria bertanya-tanya tentang pria ideal yang Dewi inginkan. Namun, Dewi sama sekali tidak menunjukan laki-laki seperti apa yang iya inginkan. Hal itu terkadang membuat semua pria yang ingin mendekatinya itu kehabisan akal, hingga ada yang merasa sangat sakit hati karena cintanya selalu saja ditolak oleh Dewi.
Sampai disebuah warung, Dewi bertemu dengan Pak Jaya yang ingin melamarnya waktu itu.
Dewi terlihat santai saja, seperti tidak terjadi hal apapun antara dirinya dan Pak Jaya. Hal itu membuat Pak Jaya semakin geram melihat Dewi, yang tanpa takut melihat dirinya yang selalu ditakuti oleh orang-orang dikampung itu.
Pak Jaya terus saja memandang Dewi dari atas hingga kebawah dengan senyuman liciknya, membuat Dewi menyernyitkan sebelah alisnya.
"Ada apa dengannya" Batin Dewi, lalu bergegas pulang setelah membeli beras yang nenek pesankan tadi.
Dan ternyata, pria yang mengintip Dewi sewaktu disungai tadi pun ada bersama Pak Jaya. Pria itu sudah menceritakan semua yang iya lihat kepada Pak Jaya sewaktu disungai itu, ternyata pria itu adalah orang suruhan Pak Jaya untuk mengawasi Dewi.
Niat awalnya sih untuk mengetahui siapa tambatan hati Dewi, sehingga Dewi selalu saja menolak lamaran setiap pria yang datang kerumahnya. Namun rencana awalnya berubah, setelah pria suruhan pak Jaya menceritakan hal intim tentang Dewi.
Pria itu menatap Dewi dari belakang dengan wajah memangsanya, Pak Jaya mengedipkan sebelah matanya kepada pria itu dan dua orang anak buahnya untuk mengikuti Dewi dari belakang.
Setelah jalanan yang agak sepi, Dewi menyadari bahwa seseorang mengikutinya dari belakang.
Dengan mempercepat langkahnya, kaki Dewi malah menabrak sebuah kayu yang membuat dirinya terjatuh. Hingga beras yang Dewi bawa berceceran dimana-mana.
Kini keempat laki-laki yang mengikuti Dewi itu, sudah berdiri mengelilingi Dewi. Dewi tampak terkejut, melihat wajah mereka yang sangat Dewi kenal.
"Apa yang kalian lakukan" Teriak Dewi, ketika kedua tangannya sudah dipasung oleh kedua laki-laki bertubuh kekar itu.
"Cepat bawa dia" Perintah Pak Jaya, tersenyum licik kepada Dewi.
Dewi meronta-ronta dan berteriak meminta tolong, "Tutup mulutnya" Salah satu pria itu menutup mulut Dewi, namun na'as tangannya malah digigit oleh Dewi. Sehingga membuat pria itu mengerang kesakitan dan melepaskan pegangannya.
Dewi yang merasa mendapatkan kesempatan untuk melarikan diri itu, tidak menunggu lama dan langsung berlari dari pria itu.
Kini Dewi berlari dengan menuju jauh kedalam hutan, dengan dikejar oleh keempat laki-laki itu.
Namun, karena kaki Dewi yang sempat tersandung tadi dan masih sangat sakit, tidak kuasa untuk berlari lebih kencang.
Hingga akhirnya Dewi kembali ditangkap oleh pria-pria itu.
"Hahaha Dewi, Dewi, apakah ini kesombongan mu" Ucap Pak Jaya tertawa puas, melihat ketidak berdayaan Dewi.
"Dewi sayang, apakah kamu mau menikah denganku" Ucap Pak Jaya, membelai lembut rambut Dewi hingga menuju lehernya.
"Cuuuiiihhh" Sebuah ludahan meluncur begitu saja ke wajah Pak Jaya.
Pak Jaya mengelap wajahnya dengan kedua tangan nya, terlihat Pak Jaya sangat geram saat ini.
"Dasar wanita j*l*ng" Ucap Pak Jaya, yang sudah meluncurkan sebuah tamparan di wajah Dewi.
Dewi semakin tidak berdaya, dengan bercak darah dibibirnya karena kerasnya tamparan Pak Jaya.
"Cepat bawa dia" Perintah Pak Jaya kepada anak buahnya, untuk membawa Dewi kesuatu tempat. Anak buah Pak Jaya menglangguk dan menyeret tubuh Dewi secara paksa.
Biasakan Like and vote ya sesudah membaca🙏🌺🌺🌺
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!