NovelToon NovelToon

MENGEJAR SUAMI IMPIAN

Merasa Tersaingi

Assalamualaikum, readers yang baru menemukan novel pertamaku ini. Terima kasih sudah mau mampir di novel MENGEJAR SUAMI IMPIAN.

Banyak yang bilang novel ini beda dari novel lainnya. Tidak ada perselingkuhan, tidak ada pelakor, namun kisahnya yang ringan, manis dan bikin baper.

Pencapaian novel ini sebagai novel pertama mudah2an bisa jadi rekomendasi kalian untuk tetap membaca novel ini sampai bab terakhir, makasih🙏

Pengenalan Tokoh

- Natasha Alexandrina

Seorang pebisnis muda, pemilik Alexa Butique, berusia 26 tahun, dia begitu terobsesi untuk menikah dengan Andra Hadiwijaya,

- Prayoga Atmajaya

Seorang Driver ojek online yang juga berprofesi sebagai Mahasiswa S2 berusia 26 tahun dan merupakan kakak tingkat dari Adelia Gusnadi.

- Andra Hadiwijaya

Seorang CEO muda berusia 28 tahun, calon tunangan Natasha, yang mencintai wanita lain bernama Adelia Gusnadi.

- Adelia Gusnadi

Seorang mahasiswa berusia 21 tahun, wanita yang dicintai Andra, dan diam-diam disukai oleh Yoga, kakak tingkatnya.

- Gavin Richard

Suami dari Nyonya Agatha berusia 28 tahun, yang ditugasi oleh istrinya menangani kerja sama dengan Alexa Butique, yang secara tak diduga jatuh hati pada Natasha.

- Nyonya Agatha.

Seorang desainer berusia 46 tahun yang merupakan istri dari pria muda bernama Gavin Richard, yang sangat tertarik menjalin kerjasama bisnis dengan Natasha.

_________________________________

Ting..

Pintu lift terbuka, tampak seorang wanita cantik mengenakan mini dress ketat warna fuschia di atas lutut memperlihatkan lekuk tubuhnya, berjalan menuju ruangan Andra.

" Selamat siang, Nona Natasha ..." sapa Anggi, sekretaris Andra saat melihat kehadiran  Natasha. Natasha memang sering datang ke kantor Andra, jadi tak heran jika Anggi dan sebagian karyawan di perusahaan milik Andra sangat familiar dengan Natasha, karena mereka menganggap jika Natasha adalah kekasih Boss mereka.

" Siang, Andra ada?" sahut Natasha seraya memindahkan kacamata hitamnya ke atas kepala.

" Ada ..." Belum selesai Anggi menjawab, Natasha sudah berlalu memasuki ruangan Andra.

Natasha mendapati Andra, lelaki pujaannya itu masih nampak serius dengan laptopnya. " Hai, sayang ..." sapa Natasha dengan nada riang, tak lupa memamerkan deretan gigi putih dan tersusun rapi menampilkan senyuman yang mampu menggetarkan jiwa dan memikat hati kaum Adam untuk bertekuk lutut padanya, namun sayangnya hal itu tak berlaku untuk Andra.

Andra yang melihat Natasha tiba-tiba muncul di ruangannya hanya menatapnya malas. " Kamu? Ada apa kemari?" tanyanya dingin.

" Iisshh ... kamu tuh, ya! Calon tunangan datang bukannya disambut peluk atau cium, ini malah disambut jutek begitu." Natasha mencebik sambil berjalan mendekati Andra, kemudian menyandarkan bokongnya di tepi meja kerja Andra. " Aku itu ke sini mau ajak kamu makan siang," lanjutnya, sementara tangannya terulur mengelus halus pundak Andra.

" Sorry, aku masih sibuk!" Andra dengan cepat menepis tangan Natasha. " Lagi pula aku sudah ada janji makan siang dengan orang lain." Andra segera berdiri Dia sangat tidak nyaman dengan posisi tubuh Natasha saat ini. Bukan karena ia takut tergoda, tapi dia justru takut jika Natasha akan melakukan hal-hal nekat, mengingat betapa beraninya wanita itu dalam usaha mendapatkan perhatiannya.

" Ada janji sama klien? Relasi bisnis kamu? Aku ikut, ya?!" Andra merasa risih saat tiba-tiba tangan Natasha sudah bergelayut manja di lengannya. Sekali lagi Andra berusaha melepaskan tangan wanita itu dari tubuhnya.

" Nat, berhentilah bersikap seperti anak kecil! Dan berhentilah mencari perhatianku!" tegas Andra kesal.

" Memangnya kenapa? Aku ini calon tunanganmu. Apa salah aku mencari perhatian darimu?" Natasha melipat kedua tangan di dadanya, perkataan Andra benar-benar merusak moodnya.

" Nat, berapa kali aku mesti bilang jika aku tidak mencintaimu?! Sampai kapan kamu akan bisa memahami jika aku hanya mencintai Adelia?!"

" Cih ... gadis kampung itu lagi." Natasha memalingkan wajahnya. Rasanya dia tidak terima tersaingi oleh gadis yang status sosialnya jauh di bawahnya.

Andra perlahan mendekat ke arah Natasha, kedua tangannya terulur memegang bahu Natasha. " Kamu cantik, Nat. Aku yakin akan banyak pria yang ingin memiliki dirimu, mendapatkan cintamu. Carilah pria lain yang mencintaimu, dan jangan buang waktumu percuma hanya untuk mendapatkan cintaku. Itu tidak akan berhasil, karena hatiku sudah menemukan pemiliknya ..." Andra bisa merasakan kekecewaan Natasha, karena itu dia berusaha memberi pengertian pada wanita cantik di hadapannya itu.

Drrtt Drrtt Drrtt

Andra menjauhkan tangannya dari bahu Natasha, saat merasakan suara getaran ponselnya dari arah meja kerja. Andra tersenyum saat nama My Love yang muncul di layar ponselnya.

Hallo sayang ...

.....................

Iya, iya aku ingat, kok. Ini aku baru mau ke sana...

.....................

Iya sayang, aku jemput kamu sekarang ya, love you...

Andra mengakhiri obrolan teleponnya dengan Adelia, Sementara Natasha sudah bisa dibayangkan, bagaimana wajahnya merah padam dan hatinya terbakar cemburu mendengar setiap perkataan Andra di telepon dengan orang di seberang sana.

" Kamu akan menemui dia, dan meninggalkan aku di sini?!" tanya Natasha menatap tajam ke arah Andra.

" Apa kata-kata aku tadi kurang jelas?!" sahut Andra balas menatap Natasha dengan tajam. " Jangan merendahkan dirimu dengan mengemis cinta pada pria yang sama sekali tidak mencintaimu!"

" Tapi aku ini calon tunanganmu, Andra! Mamamu sendiri yang meminta aku untuk dijodohkan denganmu!" tegas Natasha menaikkan nada bicaranya.

" Aku tak perduli, mau kau atau siapapun yang mama jodohkan untukku, aku tetap akan menikahi Adelia!" tegas Andra tak mau kalah.

" Kamu keras kepala ...!!"

" Kamu juga keras kepala ...!!"

" Iya, aku keras kepala! Karena itu aku tidak akan menyerah begitu saja! Aku akan berusaha agar kau dan wanita kampung itu tidak bisa bersama!"

Andra tersenyum sinis mendengar ucapan Natasha, " Silahkan kau lakukan apapun sesuka hatimu, tapi ingat ...!" Andra mengacungkan jari telunjuknya ke depan wajah cantik Natasha. " Jika sampai kamu menyentuh atau menyakiti Adelia, aku pastikan hidupmu akan terasa seperti di neraka! Dan satu lagi ..." Andra mencengkram keras dagu Natasha. " Jangan pernah menyebut Adelia sebagai wanita kampung! Dia jauh lebih berharga dari kamu!"

Andra kemudian beranjak menuju pintu. " Aku ingin menemui kekasihku, terserah kau ingin tetap di sini atau pergi," ucapnya santai sembari melangkahkan kaki meninggalkan Natasha sendiri di ruangan Andra.

" Sialan ... sialan! Dasar wanita kampung sialan!" Natasha menjejakkan kakinya ke lantai dengan kesal, sebelum akhirnya diapun pergi meninggalkan kantor Andra.

***

" Del ..." sapa suara bariton saat Adelia duduk di bangku depan kampusnya. Dia sedang menunggu Andra yang berjanji akan mengajaknya makan siang.

" Kak Yoga??" Adelia tersenyum membalas sapaan Yoga, seniornya di kampus dia kuliah.

" Mau pulang? Mau aku antar? Mumpung nggak ada orderan nih, gratis."

Adelia tertawa kecil mendengar tawaran Yoga, " Rugi dong kalo gratis?"

" Buat kamu, sih, nggak ada kata rugi, Del." Yoga  terkekeh menyandarkan tubuhnya di bangku sebelah Adelia.

" Kak Yoga gombal, deh."

" Jadi gimana? Mau aku antar pulang nggak?"

" Nggak deh ..." Adelia mengedarkan pandangan ke sekitar. " Tuh lihat, cewek-cewek fans Kak Yoga melihatnya pada sinis gitu memperhatikan kita. Nanti aku dimusuhi lagi di kampus ini."

" Kamu takut banget sama mereka."

" Bukan takut, Kak. Cuma nggak nyaman saja." Adelia mengedikkan bahunya. " Lagian aku juga udah mau dijemput, kok. Sebentar lagi juga datang."

" Iya deh paham, beda dong dijemput mobil mewah sama diantar tukang ojol, iya, kan?"

" Apaan sih, Kak Yoga ..." Adelia mengerucutkan bibirnya, merasa tak suka dengan ucapan Yoga tadi.

Tin Tin...

Tiba-tiba sebuah mobil Range Rover Sport warna silver berhenti di depan Adelia yang sedang berbincang Dengan Yoga.

" Nunggu lama, ya? Maaf tadi ada sedikit masalah kecil di kantor," ujar Andra seraya melirik penuh selidik ke arah Yoga yang sudah berdiri di samping Adelia.

Adelia tersenyum. " Nggak kok, Mas. Kebetulan tadi ada Kak Yoga yang nemenin aku ngobrol sebentar. Oh ya, Kak Yoga kenalin ini Mas Andra, Mas Andra ... ini Kak Yoga senior aku di sini." Adelia saling memperkenalkan mereka.

" Andra ...."

" Yoga ...."

Tangan mereka saling terulur dan menjabat tapi tatapan mereka sangat tidak bersahabat seakan sama-sama tidak suka dengan kedekatan pria di hadapannya dengan Adelia.

*

*

*

Bersambung......

Jangan lupa tinggalkan like & komennya ya, kalo gift seikhlasnya aja, kalo vote tiap reader udah punya jatah setor sendiri² ke novel favoritnya, jd otor ga berharap banyak 🤭 makasih🙏

Happy reading😘

Minta Bantuan Calon Ibu Mertua

" Kamu tadi lama ngobrol sama cowok itu?" tanya Andra saat mobil sportnya mulai meninggalkan area kampus Adelia.

" Nggak kok, Mas. Kak Yoga tadi cuma nawarin tumpangan saja."

Andra menautkan kedua alisnya sambil melirik ke arah Adelia, " Dia ajak kamu pulang bareng?"

Adelia mengangguk. " Iya, Kak Yoga itu 'kan driver ojek online juga, mengisi waktu senggang bilangnya." Adelia mencoba menjelaskan. " Dia juga jadi tutor di salah satu tempat Privat English gitu, kadang juga kasih bimbel ke mahasiswa lain. Selama ini aku juga banyak dibimbing sama dia kok, Mas. Alhamdulillah nilai aku bagus selama ini. Banyak yang bilang cara dia menerangkan lebih enak dibanding dengan dosen yang ngajar. Dia itu tipe anak muda pekerja keras, malah banyak dosen yang meminta dia ikut ngajar juga di kampus."

Andra mendengus kesal, ada rasa tak suka di hatinya mendengar wanita yang dicintainya itu terang-terangan sedang membicarakan bahkan terkesan memuji pria lain di depannya.

" Kamu sering diantar dia?"

" Dulu sih iya, kadang kalau kamu nggak sempet antar jemput aku, terus aku buru-buru, aku suka minta tolong di ...."

" Mulai sekarang jangan suka minta tolong dia untuk antar kamu!" Andra memotong cepat ucapan Adelia. " Kalau aku sibuk aku akan suruh Pak Salim yang jemput kamu!" tegasnya.

" Kamu cemburu?" tanya Adelia tersenyum. Dia menyadari jika kekasihnya itu sudah mulai posesif terhadapnya. Disentuh dan dibelainya lembut rahang tegas milik Andra yang mulai ditumbuhi bulu-bulu halus.

" Tentu saja aku cemburu. Aku tak ingin ada laki-laki lain yang mencoba mendekatimu dan mengalihkan perhatianmu dariku." Andra meraih tangan Adelia dan dikecupnya punggung tangan wanita itu dengan mesra.

" Aku nggak punya perasaan apa-apa dengan Kak Yoga kok, Mas. Aku hanya menganggap dia teman, nggak lebih ..." Adelia kembali mencoba meyakinkan.

" Kamu mungkin hanya menganggap teman, tapi dia? Aku bisa lihat tatapan mata tak nyaman dia tadi, sepertinya dia nggak suka lihat aku jemput kamu."

" Itu hanya perasaan kamu aja, Mas. Percaya deh, Kak Yoga itu baik." Adelia menarik tangannya yang masih digenggam erat Andra, kemudian dia mengelus lembut lengan pria tampan itu seolah mengalirkan rasa nyaman yang mampu meredakan emosi Andra.

" Iya, semoga saja kekhawatiran aku itu tidak benar." Andra kembali fokus ke depan menyusuri jalanan yang padat dengan kendaraan-kendaraan lainnya.

Adelia mengangguk kecil, dia memalingkan wajahnya ke arah luar jendela. Dia bukannya tidak tahu bagaimana perasaan Yoga terhadapnya, walau tidak pernah terucapkan secara langsung, tapi dia bisa melihat dan merasakan bentuk perhatian-perhatian kecil yang Yoga berikan selama ini. Tapi tidak mungkin dia ceritakan semua itu kepada Andra, karena dia paham bagaimana sifat Andra.

Dia tak ingin ada kesalah pahaman antara Andra dan Yoga, dua orang pria yang selama ini dia kenal bersikap baik terhadapnya.

***

Natasha melempar clutch-nya ke arah meja, sekembalinya ia dari kantor Andra. Sepanjang perjalanan pulang tak hentinya umpatan dan sumpah serapah keluar dari mulutnya. Bahkan beberapa pengendara motor beberapa kali kena omelnya hanya karena terlihat menghalangi laju kendaraannya, padahal situasi jalan saat itu memang sangat padat.

Dia menghempaskan tubuhnya ke sofa, tangannya mengusap kasar wajahnya. Sungguh penghinaan yang dia dapatkan hari ini membuat dadanya bergejolak. Bayangan melewati makan siang romantis dengan pria pujaannya kandas begitu saja. Dia kembali bangkit dengan posisi duduk. heelsnya mengetuk lantai yang beralaskan karpet tebal.

" Aku nggak boleh diam saja. Aku mesti bilang Tante Melly atas perbuatan Andra tadi!" Natasha segera meraih kembali clutch hitamnya dan mengambil ponselnya, dia mulai mencoba mencari nama yang ingin segera dihubunginya.

" Hallo, Tante ..." Setelah beberapa saat panggilan itu tersambung.

" Hallo Nat, gimana sayang? Sukses lunch-nya ?" tanya suara wanita di seberang sana.

Natasha memutar bola matanya. " Boro-boro sukses, Tan. Yang ada aku diusir sama Andra."

" Apa?? Andra ngusir kamu???" Natasha sampai menjauhkan ponsel dari telinganya saat mendengar nada suara setengah berteriak mamanya Andra.

" Iya, Tan, Andra malah memilih pergi dengan wanita kampung itu! Aku sakit hati banget, deh, Tan. Diperlakukan Andra kaya gini. Tante sendiri 'kan yang minta aku dekatin Andra. Tante yang minta aku berjodoh dengan Andra, tapi kalau perlakuan Andra ke aku seperti ini, sepertinya aku nyerah aja, deh, Tan." Natasha mendramatisir suaranya sesedih mungkin.

" Tidak sayang, kamu jangan nyerah, Nat! Tante nggak akan sudi menerima wanita kampungan itu sebagai menantu keluarga Hadiwijaya."

" Tapi, Tante ...."

" Kamu jangan khawatir, Sayang, Tante pasti akan bantu kamu, kok. Tante nanti akan bicara sama Andra agar dia minta maaf dan bisa bersikap lebih baik ke kamu."

" Tapi kalau Andra tetap bersikap seperti itu, Natasha mikir-mikir lagi, deh. Aku nggak jamin mau atau nggak dijodohkan sama dia"

" Kamu tenang saja, Tante janji, Sayang, Tante janji akan secepatnya melangsungkan pertunangan kamu dengan Andra."

" Oke Tante, semoga Tante bisa mengubah pendirian Andra, ya, Tan ..."

" Iya, Sayang ...."

" Ya sudah, deh, Tan. Aku mesti melanjutkan kerjaan lagi. Bye, Tante ...."

" Bye, Sayang ...."

Natasha menutup teleponnya. Seringai tipis terukir di bibir ranum Natasha, sepertinya mempengaruhi calon mertuanya itu tidaklah sulit.

" Andai saja wanita kampung itu tidak hadir di antara aku dan Andra mungkin saat ini aku adalah wanita paling bahagia," gumam Natasha.

Entahlah Natasha sendiri merasa heran kenapa Adelia bisa begitu mudah mendapat tempat di hati Andra. Dirinya saja yang sejak lima tahun lalu berusaha keras bisa mendapatkan cinta Andra rasanya susah sekali. Apalagi setahun belakangan ini setelah kehadiran Adelia, rasanya jalan untuk menjadikan Andra sebagai calon suami impiannya itu semakin terjal. Walaupun dia mendapat dukungan dari orang tua Andra.

Natasha kadang rela menjatuhkan harga dirinya, berusaha menggoda Andra. Kadang dia seperti orang yang tak tahu malu selalu gencar berusaha agar selalu dekat dengan Andra.

Dia sampai meluangkan waktu mengunjungi kantor Andra padahal butiknya sendiri membutuhkan bantuannya karena mulai ramai didatangi pelanggan. Tapi Natasha selalu mengabaikan hal itu. Saat ini prioritasnya adalah mengejar cinta Andra.

Tok tok tok

" Permisi, Bu, tamu yang kemarin janji datang kemari sudah menunggu di depan," ucap Sinta, sekretarisnya saat pintu ruangan Natasha terbuka.

" Tamu siapa, Sin??" Natasha mengernyitkan keningnya, seingatnya dia tidak membuat janji dengan siapa pun hari ini.

" Itu loh, Bu. Nyonya Agatha yang kemarin memberikan beberapa desain baju, yang ingin kita bantu memasarkan pakaian-pakaian rancangannya."

" Ah iya, aku sampai lupa ..." Natasha menepuk keningnya, bisa-bisanya dia melupakan hal-hal yang bisa semakin mengembangkan usahanya itu. " Suruh dia masuk, Sin!"

" Baik, Bu ..." Sinta kembali menghilang dari pintu

Sedangkan Natasha beranjak ke arah wastafel mencoba merapihkan kembali riasan wajah dan rambutnya agar kembali tampak fresh setelah tadi dia mengalami hal yang membuat moodnya berantakan di kantor Andra.

*

*

*

Bersambung...

Jangan lupa tinggalkan like & komennya ya, kalo gift seikhlasnya aja, kalo vote tiap reader udah punya jatah setor sendiri² ke novel favoritnya, jd otor ga berharap banyak 🤭 makasih🙏

Happy Reading😘

Rencana Tante Melly

Pukul sembilan belas lewat empat puluh lima menit Andra sampai di rumahnya. Andra bergegas  berlari kecil menaiki anak tangga menuju kamarnya. Rasanya dia sudah tidak sabar untuk membersihkan badannya yang terasa lengket akibat aktivitas seharian.

" Andra, Mama mau bicara ..." suara Mama Andra menghentikan langkah kaki Andra. Andra menoleh ke bawah tangga terlihat mamanya di ruangan keluarga berjalan mendekat.

" Andra mandi dulu, Ma. Nanti Andra temui Mama setelah mandi," ucap Andra meninggalkan mamanya. Andra sudah bisa menebak apa yang akan dibicarakan mamanya, pasti soal Natasha.

Ini bukan kali pertama, setiap Natasha gagal membuat kekacauan, wanita itu pasti akan mengadu kepada mamanya Andra. Sungguh wanita licik, itu yang ada di pikiran Andra. Hal ini mungkin salah satu yang tidak dia sukai dari Natasha, selain sikapnya yang terkesan sombong, angkuh dan selalu meremehkan orang-orang yang dia anggap tidak sebanding dengannya.

Setengah jam berlalu....

" Papa belum pulang, Ma?" tanya Andra saat melihat hanya ada mamanya saja yang sedang duduk bersantai di sofa santai sambil menonton sinetron televisi.

" Belum, tadi papamu telepon sedang dalam perjalanan dari Bandung bersama Om Rudy dan Om Sandy," jawab Mama Andra. " Duduklah ..." Mama Andra menepuk sofa kosong di sampingnya.

" Apa yang ingin Mama bicarakan ini tentang Natasha?" Nada bicara Andra terdengar dingin.

" Andra, kenapa kamu tidak pernah bisa bersikap baik kepada Natasha? Dia itu calon tunanganmu. Mama sudah pilihkan wanita terbaik untuk menjadi istrimu."

" Apa yang terbaik untuk Mama belum tentu terbaik untuk Andra, Ma. Lagipula Andra yang menjalaninya, jadi Andra yang tahu siapa yang cocok dan siapa yang paling Andra butuhkan untuk menjadi pendamping hidup Andra!" tegas Andra mantap penuh keyakinan.

" Natasha itu mencintai kamu, Andra."

" Tapi aku tidak!"

" Apa karena wanita itu?? Dia itu tidak sepadan denganmu. Dia pasti sudah meracuni pikiran kamu, kamu nggak sadar, hah??" Mama Andra mulai kesal.

" Ma, berhentilah menghina dan berburuk sangka terhadap Adelia. Dia tidak pernah meracuni pikiranku, justru Natasha lah yang sudah meracuni pikiran Mama!" balas Andra tak kalah sengit.

" Andraaa!!" bentak Mama Andra. Selama ini dia tidak pernah melihat putranya bersikeras seperti ini menentangnya. " Kamu pikir Mama anak kecil yang bisa dipengaruhi orang lain?? Kamu bahkan berani berbicara dengan nada tinggi terhadap Mama, hiks ..." Air mata langsung mengalir di wajah wanita paruh baya itu.

" Ma ..." Andra segera merengkuh tubuh mamanya, ada rasa bersalah yang menggelayuti hatinya. Mamanya adalah wanita yang selama ini dia sayangi, tentu dia tidak akan tega melukai wanita yang telah melahirkannya ke dunia ini.

" Hiks ... hiks ...."

" Maafkan Andra, Ma. Maaf .. " Andra mempererat pelukannya. Sakit hatinya melihat mamanya menangis karena sikap dan perkataannya tadi. " Andra nggak bermaksud menentang Mama ...."

" Ma-ma ... ha-hanya ingin ka-kamu bahagia hiks ..." ucap Mama Andra terbata-bata masih terus terisak

" Iya Ma, Andra mengerti." Andra menghela nafas berat. " Sekarang Mama istirahat dulu, ya, di kamar, dan jangan pikirkan masalah ini dulu." Andra menuntun mamanya berjalan ke kamar untuk beristirahat.

***

" Hah??? Apa?? Tante sampai harus berakting nangis supaya Andra nurut??" Natasha tertawa sembari merebahkan tubuhnya yang terasa penat di kasur berukuran king size. Siang tadi pertemuannya dengan Nyonya Agatha, wanita berusia empat puluh tahunan itu, dia tidak hanya berminat memberikan rancangan pakaiannya saja, tetapi ternyata wanita itu berniat menanamkan modal untuk membuka cabang butik milik Natasha itu di luar Jakarta.

" Seharusnya kamu lihat Tante tadi, Nat. Sudah cocok dapat piala Oscar deh kayaknya." Mama Andra terkekeh geli mengingat kejadian tadi saat harus bersandiwara, bahkan sampai mengeluarkan air mata hingga membuat Andra terlihat menyesal.

" Aku nggak bisa bayangin deh, Tan. Seandainya Andra tahu tentang hal ini ...."

" Dia pasti akan marah besar, Nat."

" Menurut Tante, apa ini akan berhasil membuat Andra mau nerima aku, Tan?"

" Harus dong ...! Kamu juga jangan kendor untuk dekatin Andra."

Natasha terkekeh. " Pepet terus sampai dapat ya, Tan?!"

" Hahahaaa ... iya, sayang, " balas Mama Andra. " Oh ya Nat, lusa datanglah ke sini. Kamu makan malam di sini. Tante akan suruh Andra jemput kamu, sekalian kita akan bicarakan soal pertunangan kalian."

Natasha langsung bangkit dari tidurnya mendengar ucapan Mama Andra. " Serius Tante? Membicarakan soal pertunangan kami??"

" Iya, Sayang. Tante rasa harus segera dilakukan secepatnya, jangan sampai, wanita kampung itu leluasa mempengaruhi Andra."

" Oh tante ... big hug untuk Tante."

" Nat, sudah dulu, ya. Takut Andra tiba-tiba masuk ke kamar, karena khawatir sama Tante yang tadi nangis."

" Iya, Tante ... bye Tante ...."

" Yess .. !! yess ...!!" Natasha berjingkrak melompat-lompat di atas spring bed layaknya seseorang yang baru saja  memenangkan Jackpot. Satu menit dia bereuforia sebelum akhirnya dia  membiarkan tubuhnya melayang dan terjatuh di atas empuknya kasur king size di kamarnya. " Andra, I love you ..." Sedetik kemudian dia mencium foto profil WhatsApp milik Andra.

***

Dua hari kemudian...

" Non, ada Den Andra di depan," suara Bi Surti dari luar kamarnya terdengar.

" Tunggu sebentar, Bi. Suruh duduk saja dulu, sediain minum, sama suguhi red velvet di showcase yang aku beli siang tadi, Bi ..." Natasha langsung melakukan touch up pada riasan make up-nya, tentu saja dia tidak ingin penampilannya mengecewakan malam ini. Dia ingin membuat Andra terpesona dengan tampilannya yang sudah dia siapkan dari satu setengah jam lalu.

" Baik, Non ...."

Setelah seperempat jam Natasha berputar-putar di depan cermin, mencari kata perfect pada penampilannya malam ini, akhirnya Natasha keluar kamar untuk menemui Andra.

" Bi, bagaimana penampilanku?" Natasha meminta pendapat asisten rumah tangganya saat dia berpapasan dengan Bi Surti saat baru keluar kamar.

" Cantik Non ..." Bi Surti mengangkat jempolnya menyempurnakan pujiannya.

" Semoga Andra suka ..." gumam Natasha berlalu meninggalkan Bi Surti.

" Hai, sayang ... maaf ya, menunggu lama."

Andra menoleh ke arah asal suara Natasha terdengar, sejenak dia menatap penampilan tidak biasa Natasha. Saat ini wanita itu terlihat cantik dan feminim mengenakan Lace dress perpaduan warna broken white dan dark grey, dengan rambut panjang sebahu dibiarkan tergerai dengan ujung dibentuk curly. Dengan riasan wajah warna nude yang terlihat natural sehingga membuatnya terlihat lebih fresh dan muda dari usianya yang sekarang ini menginjak dua puluh enam tahun.

Natasha menarik sudut bibirnya sedikit ke atas, melihat Andra yang tak berkedip menatapnya, membuat hatinya berbunga-bunga. Dia sudah menduga jika Andra akan terpesona dengan penampilannya dengan gaun yang dia pakai malam ini. Dia sengaja tidak memakai gaun yang seksi yang memperlihatkan keindahan lekuk tubuhnya yang sering dia kenakan.

Dia ingin terlihat lebih manis dan sopan karena akan bertemu dengan kedua orang tua Andra.

" Berangkat sekarang?" tanya Natasha saat Andra tak juga memutus pandangan darinya.

Sesaat Andra tersadar dan mulai menguasai dirinya. " Hmmm ..." jawabnya sambil melangkah keluar apartemen milik Natasha, sehingga membuat Natasha ternganga.

Baru saja dia melambung ke atas awan saat mendapati Andra tertegun melihat penampilannya. Sekarang dia merasa terhempas ke bumi karena ditinggal begitu saja oleh Andra.

*

*

*

Bersambung....

Jangan lupa tinggalkan like & komennya ya, kalo gift seikhlasnya aja, kalo vote tiap reader udah punya jatah setor sendiri² ke novel favoritnya, jd otor ga berharap banyak 🤭 makasih🙏

Happy Reading😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!