NovelToon NovelToon

Ayah Yang Tak Pernah Menua

Terus Terang

Alkisah, Di awal mula tahun 2018 seorang remaja berusia 19 tahun mengikuti lomba karya ilmiah Sains yang sedang di selenggarakan di Sekolahnya. Remaja tersebut bernama Evan ia menjadi salah satu peserta yang ikut dalam lomba karya ilmiah Sains tahun itu.

Dia sendiri mendapati nomor urut 21 yang sebentar lagi akan di panggil, setelah peserta nomor 20 selesai melakukan presentasi. Sambil menunggu panggilan tersebut, Evan pun mengevaluasi lagi karya ilmiahnya dengan ketelitian.

Selang beberapa waktu, ketika Evan masih mengevaluasi karya ilmiahnya. Tak di duga ia dijumpai oleh teman sekelasnya yang rupanya kebetulan sedang melihat pameran Sains dan menyaksikan peserta lomba yang sedang mempresentasikan karya ilmiahnya.

Evan di jumpai oleh seorang perempuan cantik dengan rambut panjang menjuntai yang dikenal sebagai Dewi Sekolah, karena populer di kalangan para pelajar.

Rahel adalah teman dekat Evan, serta Evan menaruh rasa kepadanya.

Disaat itulah Evan merasa canggung sekaligus gugup, karena Dewi Sekolah di sampingnya. Dia sendiri menghampiri Evan dan langsung melihat apa yang akan Evan presentasikan.

Oh ya, nama gadis itu adalah Rahel, hampir lupa, awalnya Evan agak canggung tapi kemudian Evan yang memulainya, ia berkata.

"Hai Rahel apa kabar...?" seru Evan agak sedikit canggung seolah ia menatap ke arah lain.

Rahel membalikkan badan dan menjawab "Hai juga Evan.. kabarku baik hm.. oh ya, bagaimana dengan karya ilmiahmu Evan? Aku mau tau apa hasil karyamu?" ucap Rahel yang ingin tahu karya Sains Evan, dia sampai penasaran dan mendekat ke arahnya.

Seperti merasa terganggu melihat Evan bersamaan dengan Dewi Sekolah, para penonton pria yang sedang fokus menyaksikan presentasi karya ilmiah. kini teralihkan pandanganya kepada Evan dan juga Rahel, yang saat itu sedang membicarakan sesuatu. Mereka melihatnya sambil memelototi Evan dengan tatapan tajam seolah akan menerkam Evan, tapi Rahel tidak mengetahuinya.

Mata Evan melirik sedikit kearah mereka sambil ia berkata dalam hatinya.

"Sebenarnya seberapa benci mereka kepadaku?" ucap Evan bertanya dalam hatinya, karena mengetahui mereka yang sedang mengamatinya.

Evan menjawab perkataan Rahel tadi "Karyaku lumayan menarik hel, entah mereka akan percaya atau tidak!" ujar Evan.

Mendengar Evan menjawabnya yang seakan tak percaya diri, Rahel pun berusaha menasehatinya dengan penuh rasa semangat.

"Evan, akankah kau tau seberapa pun bagus atau jeleknya karyamu! Itu akan mempengaruhimu. Jadi.. kamu harus optimis ya dan jangan menyerah dengan cita-cita mu, aku percaya padamu kok...!" ucap Rahel agar dapat meyakinkan Evan.

"Rasanya sudah lama Rahel tidak berkata seperti itu, apalagi hal yang berhubungan dengan cita-cita," ucap Evan dalam hati.

Mendengar nasehat Rahel barusan, membuat Evan tergugah oleh perkataan Rahel yang penuh dengan semangat dan artian. Kini membuatnya kembali optimis pada karya ilmiahnya.

Waktu terus berjalan, tiba saatnya bagi Evan untuk mempresentasikan karyanya di depan para juri dan juga penilai.

Evan pun naik ke atas panggung diiringi tepuk tangan penonton. Sembari mempersiapkan dirinya pada saat presentasi, Evan lalu menghembuskan nafasnya perlahan agar rileks.

Dengan optimis Evan lalu menjelaskan karyanya kepada penilai dan juri yang dari Universitas Sains hingga akhir.

Beberapa saat setelah Evan selesai mempresentasikan karyanya di hadapan para siswa, juri, maupun penilai. Suasana yang kini di hadapkan nya adalah suasana hening tanpa suara. Juri pun dibuat tak percaya dengan hasil karya Evan yang barusan dia presentasikan. Hingga akhirnya.

Salah satu juri berkata kepada Evan.

"Inikah hasil karya ilmiah mu nak?" sambil melihat pandangannya ke arah meja tempat Evan menaruh hasil karyanya.

"Benar inilah karya ilmiah ku! 'Ramuan Tak Pernah Menua' apa ada yang salah tuan juri?" dengan percaya diri Evan menjawab.

"Maaf, sebagai pihak juri kami disini menilai suatu karya yaitu karya ilmiah Sains. Jika karya tersebut memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut."

1.Dengan data rinci

2.Sesuai dengan beberapa tema

3.Tidak dengan kajian aneh dan nyeleneh.

Evan faham apa yang barusan juri katakan, namun ia lebih memilih untuk diam. Dan Kata-kata juri tersebut sangat menyayat hatinya, pasalnya juri berhenti berkata di bagian nomor 3 padahal masih ada 3 kriteria lagi.

Akhirnya dengan berat hati, juri pun mendiskualifikasi Evan.

Evan yang kini optimis menjadi kesal dengan hasil penilaian juri maupun penilai, ia pun membuktikannya dan mencoba meminum karya ilmiahnya. Pemandu acara yang berada di samping Evan tak menduga, jika Evan akan melakukan aksi yang terbilang nekat itu. Dengan cepat Evan langsung menengguk karya ilmiahnya.

Tak lama kemudian, Evan jatuh pingsan. Lalu ia segera dilarikan kerumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama, karena minimnya beberapa pasilitas dan alat medis di Sekolah.

Beberapa saat kemudian, setelah kejadian terjadi dan Evan sudah di bawa ke rumah sakit, atau sekitar 1 jam sesudah kejadian. Evan pun siuman dan terbangun dari pingsannya. Setelah membuka matanya, orang yang pertama kali ia lihat adalah Ayahnya yang sedang menatapnya dengan raut wajah penuh amarah.

Tak lama kemudian Ayahnya berkata "Evan!! Ayah tak hanya mengundang guru les pribadi untukmu. Ayah juga memudahkan segalanya untuk memudahkan cita-citamu, tapi apa yang Ayah dengar dari gurumu kalau kamu membuat suatu karya ilmiah yang tidak jelas seperti itu, ramuan tak menua. haha Ayah jadi geli mengucapkannya," ucap Rohan memarahi anaknya dan tertawa geli membahayakan karya Evan.

Lalu Evan menjawabnya.

"Ayah benar memang karyaku itu terdengar aneh dan tidak masuk akal ...tapi.. apa Ayah tidak berpikir bahwa itu adalah karyaku, yang sudah aku selesaikan dengan keringat serta usaha. Ayah mala seperti mereka yang hanya bisa mengomentari karyaku tanpa pengetahuan sedikit pun, dan yang lebih keterlaluan lagi adalah, Ayah menanyakan hal itu tanpa memerhatikan dulu keadaanku. Apa itu pantas disebut Ayah!!" nada suara Evan meninggi.

Amarah serta keluh kesah Evan luapkan bersama dengan kata-kata dan hasil jerih payahnya. Dan di dengar langsung di hadapan Ayahnya yang kini termangu seusai Evan berkata demikian.

Dengan nada yang berbeda dari sebelumnya Ayah Evan, ia menghela nafas lalu berkata.

"Baiklah Evan, Ayah minta maaf! Harusnya Ayah tidak langsung memarahi mu tadi, sungguh! Ayah hanya menginginkan yang terbaik untukmu.. itu saja," amarahnya pun memudar dengan raut wajah sayu.

Evan pun sama, ia meminta maaf kepada Ayahnya perihal perkataan tadi yang kurang enak di dengar. Setelah itu ia pun langsung memeluk Ayahnya.

Evan menjawab sambil beranjak bangun dari tempatnya.

"Aku juga minta maaf Ayah, atas apa yang aku katakan tadi. Serta perkataan dariku yang kurang enak di dengar oleh Ayah.. aku minta maaf. Tapi aku memang harus menyampaikan hal tersebut kepada Ayah!" jawab balik Evan lirih namun perkataannya sempat terpotong.

"Iya, Ayah mengerti. Ayah tadi sedang di selimuti oleh rasa amarah sehingga lupa untuk berpikir jernih dan mengendalikan emosi, sampai Ayah membentak mu tadi. Mendengar perkataan mu barusan membuat Ayah sadar sekaligus belajar."

Kemudian mereka berdua pun berbaikan

dan apa yang selama ini Evan pendam dalam perasaannya sudah tersampaikan.

Mungkin ketika kita sedang marah, seseorang hanya bisa mengendalikan emosi sendiri agar apa yang akan dia lakukan seterusnya tidak salah langkah. Dari sini Ayah Evan berhasil menahan amarahnya yang sudah meluap yang tak biasanya ia lakukan.

...****************...

Author butuh saran dari kalian supaya karya Author lebih baik lagi untuk kedepanya.

🙏🙏🙏

Suatu Masalah Di Hari Minggu Yang Cerah

Setelah menyelesaikan masalah diantara hubungan Ayah dan anak, Evan memutuskan untuk menekuni hal yang akan menjadi cita-citanya kelak, hari ini adalah hari minggu, Evan keluar untuk mencari referensi di hari liburnya. Di tengah perjalanan Evan melihat Rahel yang sedang duduk di bangku Taman, terlihat dia sendirian duduk disana diantara para orang-orang yang lewat. Evan yang melihatnya berniat untuk datang menghampirinya.

"Bukanya itu Rahel kenapa dia sendirian di sana dan kenapa dia terlihat murung begitu?" sambil berjalan menuju bangku Taman tempat Rahel duduk.

Evan lalu duduk disebelahnya. Hanya saja Rahel tidak mengetahui jika Evan ada di sampingnya, kehadirannya bahkan seperti angin, sehingga Rahel tidak sadar jika Evan sudah duduk bersebelahan dengannya.

Tatapan Rahel kosong dia seperti sedang melamun memikirkan sesuatu. Evan juga melihat ada air yang mengalir di wajahnya, selepas ia mengakhiri tatapan kosongnya. Evan pun menelan ludah lalu berkata.

"Bukannya kamu selalu terlihat ceria kenapa sekarang kamu terlihat murung hel?, apa ada masalah. uhm coba kamu ceritakan kepadaku mungkin saja aku bisa membantumu!" tanya langsung Evan kepada Rahel.

Mengetahui hal senada yang disampaikan oleh Evan membuat Rahel agak terkejut, sambil tangannya mengusap air mata di wajahnya.

"Kya, rupanya kamu.. Evan maaf ya.. aku tidak mengetahui kehadiranmu. hm itu karena keluargaku yang sedang dalam masalah" ucapnya berterus terang dengan berpura-pura senyum.

"Dia berusaha menutupi kesedihannya, padahal baru saja aku melihatnya menangis." ucap Evan dalam hati.

Evan terdiam dia terlihat memikirkan sesuatu untuk dapat membantu Rahel, sekian beberapa saat setelah keduanya terdiam dalam keadaan canggung Evan akhirnya berkata.

"Bisakah kamu ceritakan kepadaku masalah apa yang tengah di hadapi oleh keluargamu hel, dan apa dampaknya?"Tanya Evan.

Kemudian Rahel mengatakan jika keluarganya memiliki masalah di sebuah Perusahaan tempat Ayahnya bekerja yang kini sedang diambang kebangkrutan. Rahel pun mengatakan seberapa besar masalah yang tengah di hadapi oleh keluarganya dan sedetail mungkin kepada Evan.

Menurut Rahel ada seseorang yang diam-diam membocorkan aset penting milik Perusahaan Ayahnya, lalu menggunakan data tersebut secara ilegal yang berdampak buruk bagi Perusahaan.

"Masalahnya ternyata lebih sulit dari yang aku kira bukan cuma penyelewengan dana, data pribadi Perusahaan pun ikut bocor. parahnya lagi di gunakan sebagai alat untuk perdagangan ilegal." ucap kesal Evan dalam hatinya.

Beritanya pun kian merebak pasca seseorang yang dengan sengaja membocorkannya, ada juga laporan penggunaan data Perusahaan secara ilegal.

Setelah mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh Perusahaan milik Ayah Rahel. Evan berencana untuk membantunya melalui kerjasama antar Perusahaan.

"Berarti situasinya sekarang bisa di katakan genting karena beritanya yang sudah menyebar. awak media pun akan menyorotinya pasti!" Gumam Evan.

"Apa kamu punya solusi Evan?" melihat kearah Evan.

"Aku katakan, mungkin solusi ini sudah lebih di dapat oleh satf karyawan di sana, tapi tidak ada salahnya aku memberitahukanya!" ujar Evan.

"Apapun itu aku akan menyampaikannya pada Ayah!" ucap Rahel.

"Hhm.. Rahel sangat berharap sekali kepadaku!" Ucap Evan dalam hatinya.

"Untuk menekan laju berita biasanya Perusahaan melakukan tindakan seperti menghapus seluruh berita yang menyebar, pada berita-berita yang tak layak untuk disebarkan karena mencakup data pribadi. bisa di katakan jika berita tersebut masih memenuhi standar maka berita yang tersebar masih bisa di hapus peredarannya!" jelas Evan.

Rahel agak kebingungan mendengar apa yang sudah di sampaikan oleh Evan. Namun ia mencoba untuk memahaminya sambil mengangguk paham.

"Jika saja ada beberapa petunjuk yang bisa dijadikan sandaran.." tapi ucapan Evan di potong langsung oleh Rahel.

"Aku ingat, katanya pelayan disana kerap melihat orang berjaket hitam dengan membawa sebuah koper di tangannya!"

"Pria ' apa dia orang dalam Perusahaan?, maksudku dia salah satu dari anggota."

"Kalau itu.., aku belum mengetahuinya."

"Ya, gini saja bagaimana kalau kita membuat kesepakatan sekarang.."

Lalu mereka berdua pun berpisah dan menyampaikan apa yang sudah disepakati bersama.

...----------------...

Evan pun langsung pulang ke rumah seusai bertemu dengan Rahel dan berjanji akan membantunya.

Sampai di rumah ia pun langsung mandi membersihkan badannya, setelah lari kecil dari rumah menuju ke Taman.

Selesai mandi.

Evan lalu mengenakan setelan baju rapi ala bos atau CEO dengan di tambah sedikit style remaja, maka ia bergegas pergi ke Perusahaan Ayahnya. Bersama seorang penasehat umum yang di sewa khusus oleh Ayahnya.

Dia di panggil Sein mantan anggota militer.

Di tengah perjalanan menuju Perusahaan si penasehat bertanya kepada Evan.

"Tuan muda, ada perlu apa sampai tuan harus datang sepagi ini ke Perusahaan?" melihat ke arah Evan sambil tangannya memegang alih kemudi stir.

Evan menjawab "Sederhana aku datang ke Perusahaan untuk berbicara kepada Ayah mengenai suatu hal penting, kau pasti sangat ingin tau kan Sein!" Evan menunjukkan senyumanya ke arah Sein.

Sein juga menjawab dengan rasa keingintahuannya "Tuan muda memang selalu tepat dalam memprediksi,"Jawabnya sambil balas senyum.

Evan pun menjelaskan secara rinci alasan kedatangannya ke Perusahaan sepagi ini. Sein terlihat mengangguk faham saat Evan menjelaskannya.

"Tuan aku faham, maksudnya tuan ingin berbicara langsung kepada Presdir mengenai kerja sama antar Perusahaan. tapi ada satu hal terkait kerja sama antar Perusahaan, bahwa kerja sama itu berlaku jika Perusahaan milik Ayah Rahel mempunyai bukti untuk melawan balik, maaf atas kata-kataku tuan aku cuma mengingatkannya!" ujar Sein.

Evan menjawab "Ya, kau benar sekali Sein tapi aku sudah memperkirakan hal tersebut dari awal dan juga beberapa informasi dari Rahel yang aku catat. kau bisa membacanya pada saat melakukan penyelidikan, mungkin saja aku butuh bantuanmu untuk menyelidiki orang-orang yang ada di Perusahaan Han terlebih dahulu" ucapnya sambil menjelaskan dengan gerakan tangannya.

Dengan rasa penasaran Sein menjawab "tunggu tuan apa tuan sudah memiliki bukti yang mengarah ke Perusahaan Han".

"Ada, namun belum di pastikan kuat dan butuh beberapa bukti lain yang pasti lebih menonjol, dan aku nanti akan memberi tahu mu!" ujar Evan serius dengan perkataannya.

Perjalanannya menuju ke Perusahaan di bumbui oleh perbincangan hangat seputar berita yang beredar mengenai Perusahaan Han.

Dari informasi yang diberikan Rahel saat berada di Taman Evan menangkap spekulasi yang bermunculan di pikirannya. Lalu ia menuliskannya kedalam secarik kertas yang ia berikan kepada Sein sebagai pegangannya nanti.

Perjalanan menuju Perusahaan pun memakan waktu karena faktor kemacetan.

Terlepas dari pembicaraan mereka membuat waktu terasa cepat dan akhirnya mereka sampai di Perusahaan Wallis Every Perusahaan(milik Ayah Evan) di kota yang memiliki julukan si pengabdi masyarakat.

Seperti biasa aku akan memberikan informasi seputar karakter tokoh, Sein memiliki sifat yang

cool, dia hanya akan menjalankan perintah jika itu adalah tugasnya, Sein berumur 23 tahun.

Hai guys jangan lupa like👍 dan komen💬 ya, aku juga butuh ulasan📝 dari kalian juga agar aku bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam cerita.

Mencari Titik Terang Dalam Menyelesaikan Masalah

Setelah perjalanan yang lumayan jauh dari rumah ke Perusahaan, Evan dan Sein bergegas menuju ruang pribadi tempat Presdir bekerja untuk membicarakan soal hubungan kerja sama antar Perusahaan.

Di tengah jalan Evan melihat orang dari Perusahaan Han. Sontak Evan agak terkejut, apakah mereka sudah terpikirkan untuk menjalin kerja sama antar Perusahaan atau ada maksud lain. Disaat itu juga Sein melihat sekelompok wartawan dari atas Perusahaan yang berombongan tengah membicarakan sesuatu.

Dalam batinnya Evan bertanya-tanya sebenernya siapa dalang di balik pembocoran aset Perusahaan Han. Apa orang tersebut ada hubungannya dengan Perusahaan itu sendiri.

Langkah Evan selanjutnya adalah mencari petunjuk dalang pembocoran aset, agar masalah dapat cepat terselesaikan dan tidak berdampak lebih bagi Perusahaan.

Sesampainya di ruang pribadi atau kantor tempat Ayahnya bekerja, Evan langsung masuk ke dalam, sembari menyapa beberapa bodyguard di luar pintu. Alasan para bodyguard mengizinkan Evan masuk karena mengenal Evan yang akan menjadi calon pengurus Perusahaan mendatang. Ia lalu membicarakan sedikit kedatangannya ke Perusahaan yang dinilai datang sepagi ini, dan untuk yang kedua kalinya kedatangan Evan ke Perusahaan.

Memasuki ruangan Evan melihat beberapa orang yang keluar dari kantor Ayahnya, mungkin mereka datang dengan urusan pribadi atau menawarkan bisnis kepada Perusahaan. Dan Evan mengenal betul mereka dari stelan jas yang di kenakannya.

Terlihat Ayahnya yang kini membereskan beberapa dokumen yang ada di depan mejanya.

Evan menyapa Ayahnya lalu duduk di sebuah kursi khusus tamu. Ayahnya juga menyuruhnya untuk duduk sembari menunggunya membereskan buku-buku yang ada di mejanya.

Jemari Evan berkutik perlahan menunggu Ayahnya selesai.

Sein duduk di sebelah Evan dia juga ikut dalam pembicaraan Evan dengan Ayahnya. pembicaraan itu memfokuskan tujuan kedatangannya kemari supaya lebih jelas di mengerti oleh Presdir. Evan pun langsung ke inti pembicaraan.

"Maaf atas kedatanganku yah, bahkan sepagi ini. Itu karena ada sesuatu yang ingin aku sampaikan kepada Ayah!"sambil menatap ke arahnya.

Lalu Ayah Evan langsung menjawabnya "Tidak apa Evan, Ayah senang kamu datang toh kelak kamu akan menjadi penerus Ayah selanjutnya!"

Ucap Ayah Evan sambil tersenyum.

"Aku serius yah, Perusahaan Ayah temanku sedang membutuhkan bantuan sekarang!" ucap Evan yang terlihat serius dan agak kaget.

Sein yang duduk disebelah Evan terlihat sedang memikirkan sesuatu di dalam pikirannya, karena Sein adalah orang yang suka dalam berhipotesis maka dari awal Evan memberikan waktu untuknya.

Di dalam pembicaraan mereka Evan meminta agar Ayahnya secepat mungkin membantu Perusahaan Han terlebih dahulu, Ayah Evan lalu berkata.

"Nak, Perusahaan Han memang Perusahaan yang baik tapi, karena pembocoran aset dan penyalahgunaan dari sih pelaku maka Perusahaan Han menjadi runtuh dalam sekejap. serta banyak rumor yang mengaitkan Perusahaan Han selama ini hanya berkedok belaka!" ujar ayah Evan.

Dengan tatapan serius Evan berkata.

"Yang aku tahu mereka seperti sengaja menyebar rumor di tengah permasalahan Perusahaan. jika benar, mungkin di antara mereka ada yang menyebarkan isu secara diam-diam kepada khalayak yang akhirnya menyebar luas!"sembari menghela nafas dan kembali tenang.

Saat itu Sein juga menyampaikan hal yang di temukannya melalui pembicaraan mereka dan hipotesisnya. Dengan nada yang lugas Sein berkata.

"Dugaanmu memang benar Tuan, bahwa diantara para wartawan ada yang memang sengaja menyebar rumor terkait bocornya aset Perusahaan. yang pasti tujuannya untuk menyudutkan Perusahaan supaya staf karyawan lebih fokus untuk menanggapi para isu, ketimbang mengarah ke pelaku pembocoran aset!" ucap Sein.

"Benar sekali hipotesis mu Sein jika saja tujuan selanjutnya untuk mengalihkan perhatian para anggota, pasti sekarang mereka sedang menuju langkah selanjutnya!"

"Mereka' berarti bukan hanya 2 dua orang saja, melainkan lebih?" ujar Sein.

"Sepertinya pelaku pembocoran aset memiliki banyak tangan kanan dan kalian bisa lihat dari berita ini." sambil menunjukkan berita yang di bicarakan-nya.

Evan lalu melihat berita tersebut yang dikatakan jika pelaku pembocoran aset Perusahaan bersumber dari sebuah akun yang menyebarkan informasi dalam Perusahaan secara rahasia, dalam arti mereka menggunakan akun fake.

Berita lain mengatakan tentang bagaimana kondisi sekarang Perusahaan Han yang sedang di landa krisis keuangan.

"Berita ini terlihat mencurigakan. kurasa kita bisa mencari petunjuk dari sana." ucap Evan dalam hatinya.

Ayah Evan yang terlihat berpikir kembali, karena tak habis pikir dengan anaknya yang gigih dalam membaca berbagai berita seputar masalah Perusahaan Han, lalu ia berkata.

"Kemungkinannya seperti itu dan jika dilihat lagi rumornya sangat buruk cepat menyebar luas. benar jika si pelaku memiliki tangan kanan dan jika di biarkan bisa sangat merepotkan Perusahaan dan berdampak buruk yang signifikan, Hmm..kalau begitu Ayah akan membantu mereka, hanya saja akan sedikit rumit jika Ayah memikirkannya sendiri, Hahah mungkin Ayah akan menyewa para detektif!"tawa kecil Ayah Evan.

"Presdir bukanya para detektif sedang disibukkan dengan berbagai kasus pembunuhan saat ini, akan lebih sulit jika meminta bantuan mereka. apalagi di kota ini sangat sedikit jasa seorang detektif!"

"Aku baru ingat jika mereka memang sedang di sibukkan oleh beberapa kasus, tapi menurutku kita tidak sedang mencari benang di tumpukan jarum kan." gumam Ayah Evan.

Sein terlihat senyum mendengar apa yang barusan Ayah Evan katakan.

Evan yang fokus membaca tidak menunjukkan ekspresi apa-apa hanya melontarkan kata" ya ", itu terserah Ayah selagi mau membantu dan terimakasih untuk waktunya!" sembari menatap wajah Ayahnya.

Setelah meninggalkan Perusahaan Evan pun kembali ke rumah dan langsung menghubungi Rahel di perjalanan pulangnya. Serta melihat info terkini mengenai berita yang meliput atau membicarakan tentang Perusahaan Han.

Evan memberikan tugas kepada Sein untuk menjadi seorang wartawan guna mencari tahu si penyebar rumor yang sudah membuat para khalayak salah paham kepada Perusahaan Han.

Sesampainya di rumah Evan melanjutkan aktivitasnya di hari liburnya meski masalah membantu Perusahaan Ayah Rahel masih belum selesai, tapi melalui bantuan teman dan orang sewaan dari Ayahnya, membuat Evan bisa tenang karena sebelumnya Evan merasa sangat khawatir, walaupun itu bukan urusanya tapi jika menyangkut tentang Rahel baginya itu adalah urusanya juga.

Evan memiliki sifat yang ramah, mudah bergaul dengan teman sebaya maupun para senior, walaupun waktu itu Evan sempat di kucilkan akan tetapi Evan tetap berpegang teguh pada pendiriannya, sehingga hari demi hari Evan bisa melewati hari-hari itu dengan tenang dan optimis.

Evan juga memiliki teman yang memiliki kemampuannya sendiri seperti, ada yang ahli dalam pemrograman, menghack, serta pintar dalam menganalisa.

Ken

Dikenal sebagai pria acuh yang menyibukkan dirinya dengan jejaring sosial. Namun pintar dalam mengunakan komputer di Sekolah, ia bisa menghack, melacak, bahkan menanamkan sebuah virus ke suatu perangkat. Dan dia seorang Hikikimori.

Hyouga

Anak pertama di keluarganya yang lumayan handal dalam menganalisa. Ia juga ahli dalam beladiri karena sering berlatih di tempat kakeknya. Sayangnya memiliki pendirian yang berubah-ubah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!