NovelToon NovelToon

Perjuangan Cinta

Melaksanakan Tugas - Prolog

Beri ⭐ pada cerita.

Beri ❤️ di setiap episode.

Beri komentar baik Pada Novel Ini.

Dukung Author ya.

Follow akun Author agar dapat membaca kumpulan novel Author.

Setiap dukungan dari kalian dapat membuat Author menjadi tetap semangat.

Di sebuah bangunan mewah yang tak terawat dan dipenuhi beberapa barang rongsokan yang tak layak pakai. Disana, terlihat seorang pria yang mengenakan pakaian lengkap TNI AU. Pria itu bernama Diki Reandi adalah seorang anggota TNI AU internasional, memiliki sikap dingin dan irit bicara. Berkat, jiwa pantang menyerahnya untuk mendapatkan yang diinginkan ia harus berjuang mati-matian tanpa dukungan dari kedua orang tuanya. Diki berumur 28 tahun dan ia tinggal di apartemen sederhana tetapi ia cukup bersyukur untuk hidupnya yang dijalaninya.

Tap... Tap... Tap

Diki Reandi berjalan melewati lorongan ruangan.

"Ketika aku masih kecil, aku pikir orang seperti apa aku ini tidak pantas dipilih dan dipercayai sepenuhnya untuk menjadi seorang TNI AU Internasional. Aku bukanlah berasal dari keluarga terpandang dan jangankan mendapatkan kasih sayang, aku tidak mengetahui siapa kedua orang tuaku?" kata Diki dalam hati.

Diki berdiri di hadapan sebuah mayat yang tertutupi oleh bungkusan kain.

Hahaha...

Mayat di sebelahnya bergerak. Diki menoleh ke arah mayat itu dan ia mengambil pistol yang berada di saku celananya.

Dor! Dor! Dor!

Tembakannya tepat mengenai sasaran.

"Aku tidak pernah berpikir hidupku seperti ini!" ucap Diki menatap fokus ke arah mayat yang ditembaknya.

***

Sebuah helikopter berjalan menelusuri awan malam yang gelap gulita.Disana, terlihat seorang pria sedang mengisi peluru pistolnya, ia menyiapkan berbagai keperluan untuk siap berperang.

"Jadi kamu Criss Ricardo, ahli dalam mayat hidup. Kau adalah pahlawan besar yang mungkin banyak membunuh," ucap Daniel.

Criss menoleh ke arah Daniel yang sedang duduk di sebelahnya. "Iya, Apakah kamu mempunyai seorang teman?" tanya Criss.

"Aku memiliki teman," jawab Daniel.

"Kamu memiliki keluarga?" tanya Criss.

"Iya, aku mempunyai seorang istri, kedua orang tua dan seorang adik," ucap Daniel.

"Kau tahu, ada perusahaan yang menciptakan sebuah virus, yang dapat mengubah manusia menjadi senjata biologis. Orang-orang seperti kau dan aku, temanmu, keluargamu. Suatu hari kamu dapat memilih untuk membunuh mereka atau kau dibunuh oleh mereka," jelas Criss.

'Dan itu tidak terdengar sangat heroik, bukan?" tanya Criss.

Daniel terdiam setelah mendengarkan semua penjelasannya. Ia berpikir sejenak semua ucapan dari Criss.

"Maaf," ucap Daniel dan dibalas anggukan oleh Criss.

"Kita telah mendekati target, jadi marilah kita pergi melalui semua persiapan kita, sehingga tidak ada kesalahan fatal," ucap Raka selaku panglima TNI AU.

"Tujuan kita adalah Kenzo Albert, ia ingin melakukan penyelundupan senjata internasional. Aku hanya memiliki senjata biasa," jelas Raka membuka aplikasi pendeteksi dari ponselnya.

"Ini adalah Kenzo Albert, ia melakukan bisnis, dimanapun ada konflik besar, ia memiliki senjata biologis yang mematikan," ucap Raka di hadapan semua rekan kerjanya.

Kini helikopter yang mereka tumpangi, telah mendarat di depan mension mewah tetapi sudah lama ditinggalkan oleh pemiliknya.

Para TNI AU turun dari helikopter dan mengarahkan senjatanya di hadapan mension untuk berjaga-jaga mengamati keadaan disana.

Mereka berjalan mendekati mension "periksa komunikasi," ucap Criss melalui headset ponselnya.

"Tidak ada gerakan di luar sana dan bagikan menjadi 3 tim untuk masuk ke dalam sana," perintah Raka.

Mereka berlari ke arah pintu depan mension dan ia menyentuh pintu secara pelan-pelan.

"Ayo", ucap Criss mendobrak pintu di hadapannya.

Mereka berjalan masuk dan menelusuri setiap ruangan mension.

Criss menaiki anak tangga mension dan Ari membuka sebuah pintu kamar. Ternyata, disana merupakan ruang makan.

Criss berjalan masuk ke dalam kamar tidur. Disana, terlihat gelap dan hanya menyisakan sebuah penerangan dari pistolnya. Ia mengarahkan pistol ke semua tempat kamar.

Hari ini, telah menunjukkan pukul 03.00 dini hari,mereka terus melakukan aksinya.

Redi yang telah memasuki kamar tidur dan diikuti oleh dua rekan kerjanya. Ia menarik selimut di atas tempat tidur, disana hanyalah terlihat sebuah mobil remote mainan, ia mengambil mobil itu dan ternyata mobil itu bergerak. Mobil itu terus bergerak, ia mencari keberadaan seseorang yang sedang mengendalikan mobil remote itu.

Disana, terlihat sebuah anak kecil bersembunyi di belakang meja. Ia berjalan menunduk menuju mereka.

"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Redi seraya menatap seorang anak laki-laki yang bajunya dipenuhi oleh darah segar.

Ia mengangkat kepalanya dan menatap mereka. Ia langsung menyerang ketiga TNi itu tanpa ampun.

Dor! Dor!

Ternyata tembakannya tidak mengenai sasaran dan mereka terkena gigitan virus mematikan.

Criss yang mendengar semua suara tembakan itu, ia langsung memberikan aba-aba untuk pindah. Mereka berlari menuju tempat sumber suara itu.

Criss dan dua rekan kerjanya, masuk ke dalam kamar itu dan Angga mengambil mobil remote menuju tempat tidurnya. Ia terjatuh dan langsung ditarik masuk ke bawah tempat tidur.

Criss yang melihat Angga yang masuk ke dalam bawah tempat tidur langsung berjongkok dan mengarahkan pistol itu ke bawah tempat tidur.

Disana, ia melihat ada 2 mayat hidup yang sedang memangsa temannya. ia langsung menembak mereka tanpa ampun dan ia memposisikan diri untuk berdiri.

Criss menoleh ke arah belakang dan ternyata Bayu terkena gigitan oleh anak laki-laki. Ia melihat ada dua rekan kerja menjadi mayat hidup dan ia langsung mengarahkan tembakan menuju mereka.

Untunglah, ternyata Bayu terlepas dari gigitan dari anak kecil itu.

Mereka menatap anak kecil itu yang berdiri di hadapannya, "Tembak aku!" ucapnya.

segerombolan mayat hidup keluar dari tempat dan siap menyerang mereka, "Pindah!" perintah Criss.

Criss melempari bom tepat mengenai sasaran dan ia menutup cepat pintu kamarnya.

Dia melihat Bayu menahan rasa sakit di lengannya, ia siap mengarahkan pistol di hadapannya.

Dor! Dor! Dor!

***

Di sebuah ruang meja makan, terlihat 3 TNI AU berjalan menyelusuri ruangan tersebut.

Tiba-tiba, kaki Zack ditarik dari bawah dan ternyata ada seorang wanita merayap dan berhasil menarik kakinya. Ia spontan ikut terjatuh dan ikut tertarik.

Daren memberikan tembakan ke arah wanita itu dan ternyata ia tidak terkena tembakan.

2 rekan kerja lainnya berjalan menuju lokasi kejadian, ia melihat rekan kerjanya tewas mengenaskan di atas lantai. Ia mengarahkan tembakan menuju wanita yang tubuhnya tidak lengkap dan mereka berlari menuju sebuah ruangan. Ternyata, ruangan itu sudah disusun rapi oleh benang tajam dan mereka menghentikan langkah kakinya. Mereka menoleh dan merasakan ada sesuatu yang terlepas dari mereka. Kepalanya terlepas dari tubuhnya.dan tubuhnya terjatuh ditempat.

Disana, terlihat seorang pria sedang menatap tersenyum ke arah mereka.

Tetesan aliran darah segar membasahi lantai putih itu menjadi warna merah darah.

Pria itu berjalan keluar dari depan pintu.

Criss yang berlari ke lantai bawah menuju anak tangga. Ia melihat segerombolan warga telah menjadi mayat hidup. Ia menembaki warga yang berjalan mendekatinya dan ia berlari menuju lorong ruangan dan akhirnya ia melompati diri dari jendela kaca dan telat mendarat di belakang mension.

Criss mengisi peluru di pistolnya dan ia mengarahkan pistol itu menuju ke depan dan ternyata pistolnya ditahan oleh tangan seorang pria yang berdiri di sebelahnya.

Pria itu adalah Kenzo Albert yang menjadi sasaran utamanya dalam memecahkan persamaan itu.

Kenzo menatap intens ke arah Criss.

"Kenzo," ucap Criss dan ia langsung melayangkan pistol di hadapannya dan berhasil di tahan lagi oleh Kenzo. Terjadilah baku hantam, dengan lihaynya Kenzo mengalahkan Criss.

Kabar Mengejutkan

Beri ⭐ pada cerita.

Beri ❤️ di setiap episode.

Beri komentar baik Pada Novel Ini.

Dukung Author ya.

Follow akun Author agar dapat membaca kumpulan novel Author.

Setiap dukungan dari kalian dapat membuat Author menjadi tetap semangat.

"Kenzo," ucap Criss dan ia langsung melayangkan pistol di hadapannya dan berhasil di tahan lagi oleh Kenzo. Terjadilah baku hantam, dengan lihaynya Kenzo mengalahkan Criss.

Criss menghindari pukulan dari Kenzo, ternyata dewa fortuna tidak berpihak padanya. Pistol Criss berhasil diambil alih oleh Kenzo dan Kenzo langsung mendorong tubuh Criss hingga terjatuh.

Dor! Dor! Dor!

Kenzo menembaki tubuh Criss, Criss menahan rasa sakit di tubuhnya.

"Terima kasih kepadamu, sekarang aku bisa pindah bisnis," ucap Kenzo berdiri membelakangi Kenzo yang terbaring lemah.

Criss berusaha bangun tetapi ia menahan rasa sakit di tubuhnya. "Kau bajingan!" sahut Criss.

"Ayolah, aku pengusaha. aku menawarkan produk yang baik kepada siapapun yang ingin membelinya. Harganya pun terjangkau dan sebagai contohnya. Inilah temuan terbaruku," jelas Kenzo di hadapan Criss dan memiringkan tubuhnya untuk menoleh ketiga orang yang berjalan dari arah belakangnya.

"Rizki Ayuna," ucap Criss menatap seorang wanita cantik dengan wajah berlumuran darah di mulutnya dan dengan tubuhnya di tarik oleh seorang pria berbadan tegap berdiri di sebelah kiri dan wanita muda yang berdiri di sebelah kanannya.

Riski Ayuna adalah seorang model terkenal yang menghilang beberapa bulan yang lalu bersama dengan anak laki-lakinya dan betapa terkejutnya ia saat melihat orang yang dicarinya ternyata berdiri di hadapannya.

"Di saat-saat terakhir adalah hal yang paling indah, bukan?" tanya Kenzo melirik Criss yang berusaha berdiri dari tempatnya.

Pria berbadan tegap itu melepaskan rantai yang berada di tangannya dan Riski mulai berjalan mendekati ke arah Criss. Kenzo berjalan mendekati Riski dan Riski menghentikan langkah kakinya sejenak.

"Hal terbaik tentang senjataku adalah bahwa mereka tahu perbedaan antara teman dan musuh," ucap Kenzo melepaskan tangannya dari pundak Riski. Riski menatap tajam bak elang seperti ia melihat Criss adalah makanan lezat yang harus ia santap.

Kini, Riski melangkahkan kakinya menuju ke arah Criss. Criss berusaha mundur dari duduknya.

Rizki terus berjalan mendekati Criss dan diikuti segerombolan mayat hidup yang berjalan ke arah Criss.

Criss berusaha bangkit dari duduknya dan ia mendapati sebuah helikopter TNI AU mendekatinya. Helikopter itu memberikan penerangan untuk melihat keberadaan Criss dan bersiap untuk menembaki mayat hidup yang terus berjalan ke arah Criss.

Dor! Dor! Dor!

Dor! Dor! Dor!

Tembakan itu tepat mengenai sasaran dan terakhir, helikopter itu melemparkan bom dari arah mayat hidup itu.

Duarrr!

Criss berjalan mendekati Riski, Ia memegang kepala Riski dan mendapati Riski telah meninggal dunia.

"Tidakkkk!" teriak Criss diiringi api yang menyala besar dari belakangnya.

*Flashdisk On*

"Sayang, hari ini aku bahagia banget bersamamu, karena kita sudah sah menjadi suami-istri," ucap Sarah menatap wajah suaminya yang berpakaian jas putih.

"Iya sayang, aku juga bahagia dan aku sangat bersyukur telah mendapatkan wanita yang indah seperti dirimu," balas Kenzo menatap penuh cinta di hadapan Sarah yang mengenakan gaun pengantin yang warnanya senada dengan warna bajunya.

"Selamat ya pasangan baru yang telah menikah," teriak teman-temanya.

Prok! Prok! Prok!

"Iya, terima kasih. Terima kasih," ucap Kenzo tersenyum. Kenzo memiringkan tubuhnya untuk menatap wajah cantik istrinya yang berdiri di sebelah kanannya.

Kenzo menatap wajah Sarah tanpa berkedip, ia memberikan telapak tangan kirinya dan diterima oleh tangan kanan Sarah yang disana terlihat dua cincin pernikahan yang melingkar indah di jarinya. Telapak tangan Kenzo satunya juga ia pegang telapak tangan istrinya.

Kenzo melihat ke arah langit biru, di sana terlihat sebuah pesawat yang terbang ke arahnya dan diikuti sebuah pesawat yang berisi bom atom yang siap mendarat ke arahnya. Kenzo menatap cemas mendapati itu dan ternyata benar dugaannya.

Duarrr!

Terlihat ledakan api besar yang siap melahap acara pesta pernikahannya.

Disana, terlihat sebuah bangunan yang mewah berganti reruntuhan yang di kelilingi oleh api kecil.

Kenzo berusaha bangun dari tempatnya dan ia melihat suasana di sekitarnya. Kenzo mengangkat tangan kirinya yang masih menggenggam sebuah sepotong tangan mulus dari wanita yang dicintainya.

"Tidakkk!" teriak Kenzo menangis sejadi-jadinya.

* Flashback Off *

Kejadian itu, masih menari-nari di dalam otaknya. Kenzo masih mengingat kejadian memilukan itu. Sakit itulah yang ia rasakan selama ini, hidup sendiri dan ditinggalkan oleh wanita yang baru saja menjadi istrinya.

Kenzo berdiri di tempat balkon apartemennya, ia melihat pemandangan sekitar kota yang dipenuhi oleh bangunan tinggi dan menjulang indah.

"Semua yang aku lakukan ini, hanya untuk dirimu, sayangku. Sarah, istriku selamanya." kata Kenzo menatap fokus pandangan di depannya.

***

Hari ini, Daniel dan Jesika mengecek di ruang laboratorium di rumah sakit yang letaknya di pusat kota.

Daniel dan Jesika sedang berbincang-bincang mengenai bagaimana cara memutuskan rantai penularan virus mematikan itu. Jesika mengecek sebuah sampel di dalam video yang didapatinya. Disana, terlihat sekumpulan Masyarakat dengan tatapan laparnya memangsa seorang wanita yang berjalan di jalan raya. Wanita itu terlihat panik dan berusaha lari untuk meminta bantuan tetapi ia tidak melihat seorang pun yang dapat menolongnya. Masyarakat yang masih seperti manusia normal, mereka berlindung di rumahnya masing-masing, untung saja di setiap rumah menggunakan terali besi pada pintu dan jendela rumah jadi lebih sulit mereka di terkam oleh mayat hidup yang berkeliaran dimana-mana. Masyarakat mengunci rapat-rapat pintunya dan mereka yang mempunyai pagar rumah pun mengunci rapat-rapat.

"Tolong! Siapapun kalian, tolong aku!" teriak seorang wanita cantik yang berusaha berlari dari kejaran sekumpulan masyarakat.

Namun sayang, saat ia berusaha mencari tempat persembunyian. Ia melihat satu mayat hidup sedang memakan sisa mayat manusia dan ia menoleh ke arah wanita cantik yang berdiri tidak jauh darinya.

Mayat hidup itu menoleh dan menatap tajam bak elang, wajahnya yang terlihat mengerikan dan dihiasi oleh tetesan darah yang menempel di mulutnya membuat siapa saja yang melihatnya merasa jijik.

Wanita itu melangkah mundur ke arah belakang, saat ia menoleh ternyata sekumpulan masyarakat berdiri di hadapannya dan langsung menyerangnya tanpa ampun.

Daniel bergidik ngeri melihat sebuah video di layar komputer Jesika.

"Sepertinya aku belum pernah melihat rekaman video ini," ucap Daniel menatap wajah Jesika yang berdiri di sebelahnya.

"Video ini belum diliris, Pemerintah sengaja tidak mempublikasikan video ini karena tidak ingin masyarakat semakin takut dengan virus mematikan tersebut." jawab Jesika panjang lebar.

Jesika membuat vaksin simulasi untuk menghentikan rantai penularan virus itu dan mencoba menekan virus buatan dan untuk mengetahui penyebab dasar terjadinya infeksi.

Damian, datang dari arah pintu ruangan untuk memanggil Daniel menemani Budi untuk membelikan keperluan peralatan obat-obatan. Daniel pergi dari ruangan itu dan Jesika asyik mengecek hasil penemuan baru dari beberapa sampel yang ditemukannya.

Bertemu Virus Baru

Beri ⭐ pada cerita.

Beri ❤️ di setiap episode.

Beri komentar baik Pada Novel Ini.

Dukung Author ya.

Follow akun Author agar dapat membaca kumpulan novel Author.

Setiap dukungan dari kalian dapat membuat Author menjadi tetap semangat.

Damian berjalan menelusuri lorong rumah sakit. Disana, suasana terlihat sepi dikarenakan hanya dokter spesialis yang boleh memasuki ruangan itu. Saat Damian berjalan, ia melihat sebuah pembuka aliran kotoran ruangan. Ia menghentikan langkah kakinya dan menatap fokus ke arah itu.

Tap! Tap! Tap!

Seorang wanita cantik berambut pendek berjalan menuju Nick dan ia menarik kepala Damian hingga terjatuh.

Sementara di sebuah ruangan Laboratorium, Jesika sedang menatap layar besar pada komputer.

Komplit 100% Selesai.

Jesika menoleh ke arah belakang, ia merasakan sesuatu yang aneh. Jesika berdiri dari duduknya dan menatap layar komputer yang berada di belakangnya.

Protokol Vaksin Lengkap!

Dua jarum unit penyuntikan siap digunakan

Setelah membaca isi layar komputer, Jesika tersenyum senang dan secara bersamaan. Tiba-tiba, lampu mati, ia menoleh ke arah sekeliling ruangan. Terdengar bunyi gawat darurat dan diikuti lampu berwarna merah dan jendela ditutup secara otomatis, membuat Jesika merasa ada yang tidak beres.

Berbeda dengan ruangan lain, terlihat seorang wanita cantik berambut pendek sedang menekan tombol pengisi udara dan berputarlah udara itu mengelilingi area sekeliling tempat ruangan rumah sakit. ia berjalan keluar dari ruangan.

Udara itu terus bertebaran dimana-mana, para dokter yang berjalan di setiap lorong rumah sakit merasa sesak nafas saat mencium bau udara yang tidak sedap itu. Mereka menjatuhkan tubuhnya dan terlihat urat-urat mengerikan muncul di tangannya.

Jesika yang berada di dalam ruangan, ikut mencium bau yang tidak sedap. Ia terjatuh dan terbatuk-batuk dan terbaring lemah di atas lantai.

Jesika berusaha bangun dari tempatnya dan mencoba berjalan ke arah pintu ruangan. Ia berjalan pelan dan menghentikan langkah kakinya menuju satu ruangan. Ia memberikan telapak tangan kanannya untuk membuka kunci runagan itu, pintu ruangan terbuka secara otomatis. Jesika berjalan masuk ke dalam ruangan.

Saat masuk ke dalam ruangan, ia membuka jas dokternya dan menaruh di atas meja. Ia menekan tombol untuk mengambil sebuah pistol yang berisi vaksin pertahanan tubuh. Ia mengambil satu pistol dan mengarahkannya ke arah urat-urat mengerikan yang berjalan ke arah lengan tangannya. Ia menembaki urat itu dan ia merasa rasa sakit yang luar biasa. Seketika, tubuhnya menjadi lebih normal dan pistol itu terjatuh dari genggamannya. Ia berjalan ke arah komputer laboratorium untuk mengecek suhu tubuhnya. Ia berjalan keluar ruangan.

Disana, Jesika melihat seorang lelaki yang sangat dikenalnya. Ia menatap lelaki itu yang sedang memakan mayat rekan kerjannya. Lelaki itu menoleh ke arahnya, seketika Jesika terkejut saat ia melihat orang itu.

"Damian!" ucapnya.

Damian berdiri dari duduknya dan mulai memposisikan dirinya berjalan ke arah Jesika. Damian berjalan cepat ke arah Jesika dan Jesika dengan sigapnya menghindari serangan dari Nick. Ia bergeser ke kanan dan terjatuh. Jesika berusaha bangkit dari duduknya dan mengambil tempat tabung udara dan mulai memukuli kepada Damian yang terbaring di depannya. Ia terus memukulinya dan akhirnya, darah itu jatuh berserakan di atas lantai.

"Mengapa? Mengapa sekarang terjadi disini?" tanya Jesika pada diri sendiri.

"Rasanya seperti direncakan." lanjut Jesika.

Jesika menoleh ke arah belakang, ternyata ia melihat ada 3 rekan kerjanya berubah seperti mayat hidup yang melangkahkan kaki menujunya.

Jesika berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah belakang untuk mencari tempat persembunyian. Jesika membuka pintu ruangan, ia menolehkan kepalanya untuk melihat ruangan itu. Setelah dirasa aman, ia berjalan masuk ke dalam ruangan. Ia berjalan ke arah meja dan ia bersembunyi ke bawah meja.

Saat ia menoleh, ternyata ada 3 rekan kerjanya berjalan melewati ruangan yang ditempatinya. Jesika keluar dari bawah meja dan ia melihat ada satu botol air putih yang berdiri di atas meja. Ia mengambil meja itu dan mulai meminum air itu sampai habis. Jesika mendengar suara yang tidak jauh dari tempatnya, ia keluar dari meja itu dan mulai melihatnya dan ternyata ada satu rekan kerjanya yang menjadi mayat hidup. Ia menghindari serangan itu dan mulai mengambil gunting dari laci meja. Jesika menacapkan gunting itu di atas kepada rekan kerjanya. Rekan kerjanya terjatuh dari atas meja menuju dirinya. Untunglah, Jesika menghindar.

Wanita cantik berambut pendek itu sedang berdiri dan menjatuhkan sebuah bom ke arah dokter yang tak sadarkan diri. Ia melangkahkan kaki menjauhi tempat itu.

Tap! Tap! Tap!

Duarrr!

Dari arah belakangnya dan berhasil memecahkan jendela ruangan persembunyian Jesika. Jesika terkejut dan secara bersamaan ia melihat 3 rekan kerjanya berjalan masuk ke arah jendela. Lelaki itu langsung berlari ke arah Jesika dan Jesika dengan sigap menendang tubuh pria yang berdiri di hadapannya. Rekan kerjanya yang lain ikut menyerang Jesika dan ia terjatuh saat kepalanya berhasil tertembak dari arah belakang.

Disana, terlihat Criss dan 3 rekan kerjanya yang menggunakan pakaian lengkap TNI AU dan Pistol panjang yang dipegangnya. Mereka mendobrak pintu ruangan itu dan mulai menembakki mayat hidup yang ingin menyerangnya.

"Jesika," panggil Criss yang berdiri tepat membelakangi pintu.

Jesika bangun dari duduknya dan ia berdiri dari tempatnya "Criss," ucap Jesika.

"Apakah semuanya baik-baik saja?" tanya Criss.

Jesika menoleh ke arah belakang dan Criss mengerti maksud dari Jesika yang menunjukkan tanda jempol di tangannya.

"Ini adalah waktu yang lama," ucap Criss.

"Kau harus mengenakan pakaian pelindung atau setidaknya masker." jawab Jesika.

"Baiklah, Bagaimana kabarmu?" tanya Criss basa-basi.

"Aku baik untuk sekarang." jawab Jesika.

'Apakah aku akan di karantina?" tanya Jesika di hadapan Criss.

"Dengar, jika virus itu benar-benar menular, kita pasti sudah mati. Melakukan karantina terlalu lama dan aku membutuhkanmu sekarang." jelas Criss duduk di hadapan Jesika yang berada di depan taman rumah sakit.

"Jadi jangan khawatir, kau pasti mendapatkan mandi air panas dan makan empat sehat lima sempurna serta semuanya baik-baik saja." lanjut Criss.

"Oke Criss," jawab Jesika di hadapan Criss yang dibalas anggukan.

***

Menurut polisi, para tersangka terosis bersenjata.

Headline hari ini, teror di kampus. sejauh ini ada laporan pembunuhan masal yang terjadi di dekat kafe kampus adalah berita terbaru insiden kekerasan di daerah berkemah memiliki banyak korban. Tim gugus keamanan dan kesehatan mengumumkan situasi ini di bawah kontrol.

Jesika terus mendengarkan sebuah informasi berita dari TV di ruang kamarnya dan ia menoleh ke arah belakang untuk mencari titik lokasi kejadian tersebut.

Tok! Tok!

"Jesika, ini aku," ucap Seorang pria dari balik pintu kamarnya.

Jesika mematikan TV menggunakan remote TV dan ia berdiri dari duduknya. Jesika berjalan menuju pintu kamar dan membuka pintu kamarnya.

"Silahkan masuk," ucap Jesika mempersilahkan Criss masuk ke dalam kamarnya.

"Sepertinya, kamu tidak beristirahat," celetuk Criss berdiri di hadapan Jesika.

Jesika menutup pintu kamarnya "Mandi air panas bukanlah suatu keajaiban." ucap Jesika.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!