NovelToon NovelToon

Keinginan HQQ

(perkenalan)

BAB 1

Dalam menjalani kehidupan, memang tidak semudah dan seindah yang di bayangkan.

Sama hal nya dalam kehidupan seorang Wanita Muslimah bernama “Anna,"

Anna di didik dengan baik oleh kedua Orangtuanya. Tentang bagaimana cara bersosialisasi yang baik dan benar.

Karna kedua Orangtua Anna sangat condong terhadap urusan Agamis nya, Anna pun di didik untuk selalu mengingat Sang Pencipta. "Alloh s.w.t".

Singkat cerita Anna pun tumbuh dewasa sesuai harapan Orangtua nya. Anna berkepribadian sangat sopan dan menjadi seorang Wanita Muslimah seutuh nya.

“Di pagi hari yang sangat cerah”

“Tok..tok..tok" Ibunda Anna mengetuk pintu terdengar suara dari dalam kamar itu.

“Iya…..Bunda !!” jawab Anna lembut.

“Bunda tunggu di bawah ya sayang ??”

Begitu lembut nya, Ibunda Anna berbicara terhadap anak sulung nya itu.

Anna pun segera bergegas memenuhi panggilan dari Bunda kesayangan nya itu.

Anna sudah siap, dengan setelan kerjanya. Di padu dengan hijab dan cadar menghiasi tubuh yang sangat ideal nya itu.

“Pagi semu nya??” sapa Anna lembut dan ceria.

Dan sebuah senyuman manis, tulus dan kagum pun terpancar dari Ayah Anna.

Ayah Anna pun menyambut hangat sapaan dari Anak wanita nya itu.

“Pagi sayang***subhanalloh ! Anak Ayah dan Bunda sangat indah. tetap pertahankan ya Sayang?”

Anna pun tersipu malu mendengarnya.

"Sebelum ber aktivitas,sebaik nya kita sarapan terlebih dahulu ,dan jangan lupa berdoa” sahut ayah Anna.

Sarapan pagi pun telah selesai.

“Ayah,Bunda aku pamit ya??” dengan mata yang sangat indah, Anna menatap kedua Orangtua nya itu..

“Hati-hati sayang, sukses kerja di tempat baru nya ya? mudah mudahan semua di permudah!!” sambung Ibunda Anna.

“Aamiin, terima kasih Bunda. Doa kalian sangat berarti sekali buat ku” jawab Anna.

Anna pun mencium tangan kedua Orangtua nya dan melambai kan tangan "Da*****H"

Anna pun tiba di loby perusahaan yg bergerak di bidang Eksport-Import.

Dengan keyakinan dan berbekal ilmu yang dia dapatkan dari Perguruan Tinggi nya.

Anna yakin. "Pasti bisa."

Anna pun tiba di sebuah meja Resepsionis.

“Assalammualaikum, pagi mba saya Anna!! saya mendapatkan panggilan pekerjaan. dan di suruh menghadap langsung kepada Pimpinan perusahaan ini." Dengan sopan Anna menyapa, dan memperkenalkan dirinya dengan penuh keyakinan.

“Pagi, silahkan duduk!!” jawab wanita yang bertugas sebagai Resepsionis itu dengan nada cuek. ”tunggu sebentar, saya sambungkan terlebih dahulu kepada Pimpinan kami”.

“Terima kasih”jawab Anna sopan."

Anna pun menunggu dan duduk di tempat yang telah di sediakan.

Tatapan demi tatapan, kini tertuju pada Anna entah itu tatapan baik atau pun sebalik nya.

Kelihatan nya, Tidak sedikit orang sedang membicarakan Anna saat itu, pasti nya tentang cara berpakaian Anna.

Anna dengan rok panjang yg longgar namun pas di pinggang nya.

Kemeja yg di balut blazer kerja nya, dan di hias dengan balutan hijab dan cadar yang begitu soft.

Hanya telapak tangan, dan mata nya saja yg terlihat.

Anna pun menyadari, bahwa tatapan dan bisikan itu tertuju pada diri nya.

Kepercayaan diri Anna sempat menyusut.

Anna pun memperhatikan keadaan sekitar.

Terlihat jelas bahwa, memang hampir semua karyawan perusahaan itu beda sekali cara berpakaian nya.

Ya bisa di bilang super duper sexy, dengan pakaian super duper ketat.

Seketika Anna pun, memperhatikan sejenak pakaian yg ia kenakan.

Dengan segala keyakinan, Anna membangun lagi kepercayaan diri nya.

“OK“ Anna pun memberikan motifasi kepada dirinya sendiri.

“AKU HARUS TETAP BANGGA,TERHADAP KEPRIBADIAN KU INI,SEPERTI BANGGA NYA ORANG TUA KU TERHADAP KEPRIBADIAN KU INI !!” gumam Anna, menegaskan di dalam hati nya.

Tiba tiba suara ajakan terdengar..

“Mari ikut saya, saya antar keruangan nya Pak Devan !!”

Anna pun segera berdiri dan mengikuti langkah perempuan tersebut.

Dalam hati Anna. ”Subhanalloh begitu cantik nya."

Anna menebak. ”Perempuan ini pasti sekertaris nya Pak Devan deh”

"Tara*****," Tebakan Anna 100% benar.

Dia adalah Sekertaris nya Pak Devan, panggil saja nama nya "Ibu Dewi."

“Silahkan masuk” Bu Dewi pun mempersilahkan Anna masuk.

“Terima kasih Bu!“ Dengan ciri khas Anna yang sangat lembut dan sopan.

“Assalammualaikum, permisi Pak??” Anna menyapa Laki-Laki yang ada di ruangan itu

Dengan tegas Laki-Laki itu menjawab. ”Silahkan duduk. "

Anna pun segera duduk

Tida di pungkiri Laki-Laki yg kini duduk di depan Anna terlihat sangat tampan, kelihatan nya umur nya pun tida jauh beda dengan Anna, namun Pangkat nya sajalah yg berbeda.

Pertanyaan demi pertanyaan di tunjukan kepada Anna, dan Anna pun menjawab dengan baik dan benar.

Tiba-tiba, Laki-Laki itu terdiam sejenak.

Dan pertanyaan pun kembali keluar dari mulut Devan, dengan nada yg tegas dan sinis Devan bertanya.

“Apa kamu yakin dengan cara berpakaian kamu? Apa kamu tida merasa risi? Sedangkan pekerjaan ini memerlukan kegesitan yang ekstra?.” Devan seperti tidak percaya.

Anna pun tida sengaja melirik kearah Devan,

Entah itu karna dia kesal, mendengar nya karna dia merasa di remeh kan atau pun, di sepelekan, hanya karna gaya berpakaian nya.

Anna sedikit drop dan kecewa.

Devan pun sedikit terperangah, karna Devan pertama kali nya melihat tatapan mata Anna.

Memang dari tadi Anna hanya menundukan kepada nya, seperti Anak yg sedang di marahi oleh Ibu nya.

Anna pun menjawab.Meskipun Anna sedikit kecewa namun Anna terima.

Karna menurut dia, itu Hak Pak Devan.

Mau bertanya apapun itu hak nya.

“Mohon maaf Pak, apa Bpk sedang meragukan kinerja saya? Tanpa Bpk, belum melihat hasil saya bekerja?” Anna menjawab nya dengan nada tegas namun tetap tenang.

Devan pun langsung bangun dari lamunan nya, dengan tegas dan wajah wibawa nya devan menjawab. "Tidak, sama sekali tidak, saya hanya ingin tau jawaban dari mu."

“Insya Alloh saya tidak merasa terganggu, dan tidak akan pernah risi sedikit pun Pak!!Insya Alloh, saya akan menyelesaikan pekerjaan yang di emban kan Perusahaan ini kepada saya.” jawab Anna dengan penuh keyakinan.

Devan pun kembali, menghajar Anna dengan pertanyaan yang lebih rumit. membuat Anna kesal dan drop.

“Tapi, apabila perusahaan ini, menuntut kamu untuk merubah, cara berpakaian kamu bagai mana? Ya contoh lah, seperti para pekerja yang lain nya, mungkin kamu sudah melihat beberapa Orang tadi??”

"Deggg…"Hati Anna pun semakin drop,tak di pungkiri badan Anna pun lemas.

Anna pun tertengun dan berpikir. “Mungkin keinginan dan keberuntungan ku, untuk bekerja di perusahaan ini tidak akan semudah yang di bayangkan." Anna menghela nafas.

Entah kekuatan dari mana. Anna kembali pulih dan yakin atas keinginan nya itu.

Anna pun menjawab, karna rasa ingin nya yang begitu besar, Anna yakin dengan apa yang ada pada diri nya.

“Apabila, perusahaan yang Pak Devan pimpin menuntut saya seperti itu. Mohon maaf Pak dengan segala hormat. Saya tidak bisa.” Dengan nada yang sedikit di tekan namun tetap tenang Anna menjawab nya.

“Lalu apa alasan nya??”Tanya Devan dengan nada tegas..

Tiba tiba terbesit di pikiran Anna.

“Sebenar nya aku bisa mewujudkan keinginan itu, asal kan aku mau memenuhi tuntutan Per usahaan, untuk mengubah gaya ber pakaian ku ini. Bagai mana ini??” Anna pun mengeluh dalam hati nya, dengan muka tertunduk lesu dan perasaan yang tidak karuan.

Anna mempertimbangkan nya, beruntunglah muka lesu Anna tida terlihat oleh Devan, karna terhalang oleh cadar yang ia kenakan.

“Deggg****." Tiba-tiba, Anna pun teringat oleh perkataan Ayah dan Bunda nya tadi pagi.

Anna pun, seketika seperti mendapatkan kekuatan berupa keyakinan atas keinginan nya itu. ”Bahwa ini aku, tida ada yang bisa merubah atau berhak atas diriku kecuali Alloh, dan itu pun atas ijin dari mu Ya Alloh."

Anna pun siap menampar Devan dengan jawaban nya.

“Ambisi saya untuk menjadi wanita Muslimah lebih besar, di bandingkan ambisi saya untuk berkerja di Perusahaan Pak Devan. Terima kasih.“ jawab Anna tegas, padat dan jelas.

Wajah Devan pun seketika berubah.

Sekarang giliran perasaan Devan yang tida karuan, karna tentu saja baru kali ini dia mendapat kan tamparan dari pertanyaan nya sendiri.

Biasa nya, apa yang dia tuntut kan kepada karyawan nya, tidak pernah ada yang menolak, apalagi kaum Hawa.

Jangan kan tuntutan kecil, tuntutan besar pun akan mereka penuhi, apa lagi setelah melihat semua yang Devan punya, terutama saat melihat wajah Devan yang sangat tampan,pasti semua akan setuju, dan segera menyetujui tuntutan yang Devan berikan.

Tapi tidak pada Anna.

"Deggg***.” Anna sadar bahwa sekarang Devan sedang memperhatikan nya.

Anna pun segera membuang pikiran nya itu.

Suasana pun menjadi hening.

Anna segera membuka pembicaraan kembali.

Agar suasana kembali normal.

“Mohon maaf Pak, apabila perkataan saya sedikit tidak nyaman di hati dan telinga Bpk. Dan saya sangat berterima kasih atas waktu dan kesempatan ini." Anna bermaksud untuk pamit.

Anna sudah yakin tanpa mendengar keputusan dari Devan pun, Anna sudah pasti tidak akan di terima.

(mulai terpikat)

BAB 2

Devan pun langsung terperanjat dalam lamunan nya itu..

Devan pun menggerutu dalam hati nya.

"Apa yang sedang aku pikirkan? apa aku sedang kagum, dengan sosok wanita bercadar yang ada di depan ku ini? tapi itu tidak mungkin, dia bukan tipe ku." Devan pun sedikit mengusap wajah nya dan menggelengkan kepala nya.

Devan pun memberikan keputusan.

Dengan ketegasan nya Devan berkata. "Baik lah, kamu saya beri kesempatan untuk kerja di perusahaan saya ini!!" kamu bisa memulai bekerja hari ini !!" Tegas Devan sambil mengulurkan tangan nya, untuk bersalaman dan mengucapkan selamat karna Devan sudah menerima Anna sebagai karyawan baru nya.

Anna pun tersontak kaget dan replek langsung memandang Devan.

Devan pun semakin ta karuan saat melihat tatapan Anna.

"Haduh tuh kan kenapa lagi sih gue?"tanya Devan kesal pada dirinya.

"Alhamdulilahh" Anna menjawab,tanpa menyambut uluran tangan Devan.

Anna melipatkan kedua telapak tangan nya, dan mengangguk tanda terima kasih kepada Bos baru nya itu.

"Terima kasih, karna Pak Devan telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada saya. untuk bergabung di perusahaan ini,semoga saya bisa memegang kepercayaan Bpk, dan saya akan memanfaat kan kesempatan ini dengan baik." dengan senang nya Anna berterima kasih pada Devan.

Devan pun bisa merasakan bahwa Anna saat ini sangat gembira.

Devan pun tida menghirau kan atau pun marah Kalau uluran tangan nya tida di sambut oleh Anna.

Justru Devan semakin kagum, tapi dengan pintar Devan menyembunyikan semua nya itu dengan kewibawaan nya,ketegasan nya,dan ketenangan nya sebagai Big Bos perusahaan nya sendiri.

"Baik Pak, kalau begitu saya sudah bisa mulai kerja? dan boleh tau ruangan kerja saya sebelah mana??" tanya Anna ta sabar, namun tetap tenang.

"Tentu saja, nanti saya suruh Sekertaris saya untuk menunjukan nya !!"tanpa sedikit senyuman, Devan mengatakan nya. Sungguh pintar Devan, memanipulasi keadaan.

Anna pun mengucap kan salam saat hendak keluar dari ruangan Devan.

Anna hampir keluar dari ruangan Devan.

Tapi seketika Anna berhenti, karna dengan samar Anna mendengar Devan menjawab salam nya itu.

Memang tida aneh, namun Anna sedikit kaget karna memang dari awal masuk perusahaan. hingga masuk ke ruangan Devan, tida ada yang berusaha untum menjawab salam nya itu.

"Ya sudah lah, alhamdulilah kalau di jawab" Anna menganggap hal itu sangat biasa.

Anna pun tiba di sebuah ruangan, yang hanya ada beberapa karyawan saja di ruangan itu.

Anna pun berterima kasih kepada Ibu Dewi selaku Sekertaris Pak Devan.

Sekarang semua mata karyawan yang ada di ruangan itu, tertuju kepada Anna.

Anna pun langsung memperkenal kan diri nya.

"Assalammualaikum" Anna mengucapkan salam saat hendak masuk keruangan itu.

"Perkenal kan saya Anna, karyawan baru di perusahaan ini, semoga saya bisa bekerja sama dengan baik bersama kalian." dengan sopan, dan lembut nya Anna memperkenal kan diri nya.

Bisikan demi bisikan, kini terdengar samar di telinga Anna.

"Lagi-Lagi tentang cara berpakaian !." Gerutu Anna dalam hatinya, tapi Anna santai menanggapi itu, mungkin Anna sudah terbiasa.

Tiba tiba terdengar suara wanita dari meja sebrang tempat Anna berdiri.

"Waalaikumsalam,kami senang mendapat kan anggota team baru,semoga kita bisa bekerja sama dengan baik."

"Saya Linda." Sambil mengulurkan tangan ke arah Anna,

Anna langsung menjemput sambutan dan uluran tangan Linda."saya senang bisa bergabung dengan kalian," sambung Anna dengan gembira.

Hari demi hari Anna pun semakin terbiasa dengan keadaan dan suasana perusahaan Devan.

Ta terasa Anna sudah hampir setengah tahun bekerja di perusahaan devan.

Anna semakin solid dengan anggota team nya dan karyawan lain nya.

Tiba-tiba suara Tlp di meja Anna berdering.

Anna seketika mengangkat tlp itu.

"Assalammualaikum" dengan lembut Anna mengucapkan salam.

"Setelah makan siang, kamu keruangan saya" perintah Devan sangat tegas.

Oh ternyata Pak Devan yang tlp.

"Oh ya Pak baik."

Jam makan siang pun tiba...

"Ann makan siang yu??" ajak Linda.

"Ayo..." Jawab Anna..

Mereka pun duduk berdampingan..

"Ann boleh tanya sesuatu ga??" tanya Linda serius.

"Ko mau tanya pake nanya dulu sih Lin." canda Anna menanggapi pertanyaan Linda.

"Ann.apa kamu, tida kepanasan dengan cara berpakaian kamu?? Apa kamu tida terganggu saat Beraktifitas??." tanya Linda penasaran.

Anna pun tertawa geli.

"Kemana aja sayang, ko baru nanya nya sekarang sih. Kemarin kemarin kemana aja?." Anna pun tertawa kembali.

"Ih ko malah tertawa sih Ann, serius tau aku nanya nya." Linda sedikit kesal.

"Lin. wanita itu indah, wanita itu mulia.

ini lah cara ku menjaga semua itu agar aku tetap istiqomah di jalan Alloh. dan aku bangga menjadi wanita muslimah.

Tapi, bukan berarti wanita yg tida berhijab bukan wanita yang tidak mulia, namun mereka belum menyempurnakan hijab nya saja, mungkin belum saat nya!” jawab Anna sangat tenang.

"Gue salut sama lo Ann, di jaman sekarang masih ada orang yang kaya lo"

"Hust..."jawab Anna...

"Aku juga masih belajar lin. Coba deh kamu Lin, pasti tambah cantik." rayu Anna.

"Gue Ann? berpakaian kaya lo? untuk sekarang kaya nya gue belum siap Ann." jawab Linda, dengan muka ta yakin.

"Loh kenapa??" tanya Anna lembut.

"Duh gue ga kebayang sama gerah nya Ann!!" jawab Linda.

"Kamu bisa bayangin ga Lin, panas nya di akhirat nanti?? ya walaupun aku juga sebenar nya ga tau bagai mana panas nya nanti, api ya aku yakin, panas nya memakai hijab ini, lebih panas lagi di akhirat nanti" jawab Anna, dengan nada ketakutan nya.

"Ih ko lo jadi ke sana sih arah pembicaraan nya Ann, serem tau," gerutu Linda.

"Cepat atau lambat kita pasti pulang lin !!” jawab Anna tenang.

Makan siang pun telah usai..

Anna pun segera ke ruangan, Bos Devan.

"Tok.....tok....tok.." Anna mengetuk pintu ruangan Devan.

"Masuk...!!" jawab Devan.

Anna pun langsung menghadap Devan.

"Ann hari ini kamu ikut saya metting!!" tegas Devan cuek.

"Ha****h. Metting Pak??" jawab Anna gugup.

"Kenapa?? kamu ga bisa? apa kamu sibuk?kamu lupa Bos di sini siapa?" tanyaa Devan kesal.

"Enggga Pak, maaf Pak memang Ibu Dewi nya kemana?" tanya Anna heran.

"Dewi untuk sementara waktu, ijin tida bisa masuk karna sakit, kamu siap siap saya tunggu di parkiran" tegas Devan sangat cuek.

"Baik Pa" jawab Anna...

"Ihhh Ya Alloh ko aku sih, masa aku harus pergi sama Pak Devan berdua lagi, Ya Alloh Ya Robb lindungi aku" gumam Anna dalam hati.

Anna pun segera ke ruangan nya, untuk mengambil beberapa barang.

Pendekatan

BAB 3

Linda pun melihat Anna yang sedang sibuk mengambil beberapa berkas.

"Ann. mau kemana??" tanya Linda santai.

"Di suruh temenin pak devan, Lin metting" jawab Anna sedikit ragu.

"What****ko lo sih??" Linda kaget dan heran.

Anna pun menggelengkan kepala nya.

"Aku pamit ya Lin" Anna pun pamit pada sahabat nya itu..

Linda melihat Anna seperti khawatir, karna Linda tau bahwa Anna tida terbiasa berdua an sama Laki-laki, jangan kan berdua an melirik Laki-laki pun dia ga pernah.

"IST ok...Ann,semua baik baik saja,Pak Devan orang nya baik ko," Linda coba menenangkan hati Anna.

Anna pun seketika bangkit. "Terimakasih Lin doa in ya? semoga selamat, dan metting nya sukses" sambung Anna.

"Iya siappp buu." jawab Linda sambil tertawa lepas.

Sebelum Anna menemui Devan. Anna ke toilet ter lebih dahulu untuk mengambil air wudhu, karna Anna belum sempat sholat dzuhur.

Devan pun sudah berada di dalam mobil.

"Tok...tok....tok." Anna mengetuk kaca mobil Devan.

Devan pun menengok.”Ini kan mobil,bukan ruangan,masuk aja langsung” Devan sangat jutek.

Anna pun masuk ke dalam mobil Devan.

"Mohon maaf Pak, klo menunggu lama, tadi saya ke toilet dulu"dengan sopan Anna meminta maaf.

Devan pun tida menjawab.

"Kamu siapin materi yg sudah di simpan Dewi di map itu" ketus Devan.

"Baik pak" Anna menjawab sangat lembut.

Anna pun memberanikan diri untuk bertanya.

“Maaf Pak, ko Bpk nyetir sendiri??” tanya Anna penasaran.

Devan pun melirik Anna. "Kamu takut pergi berdua sama saya?? tenang saya gak bakalan macam-macam, saya masih punya akal sehat, ingat saya, minta kamu dampingi saya karna Dewi tida ada, kalo Dewi ada saya gak mungkin nyuruh kamu!." tegas Devan kesal.

Anna pun langsung kaget dan replek mengenyampingkan tubuh nya.

"Ya alloh Pak, bukan maksud saya begitu, mohon maaf Pak, saya yakin ko Pak Devan orang baik, saya hanya khawatir aja sama Bpk, takut nya bpk kecapean, saya senang bisa membantu tugas nya mba Dewi." dengan nada gugup, dan merasa bersalah Anna mengatakan nya.

Tanpa Anna sadar, apa yang sudah dia katakan.

"Deg" hati Devan syok setelah mendengar

Ke khawatiran Anna.

"Hah demi apa?? perempuan ini khawatir sama gue?." Gumam Devan dalam hatinya.

Devan pun melihat Anna tertunduk di sampingnya, Devan pun merasa bersalah oleh perkataan nya.

Tapi demi, menjaga harga diri nya dengan menyembunyikan perasaan nya. "Saya sanggup, tanpa minta bantuan sopir!!" lagi lagi Devan menekan cara bicara nya itu.

"Duh salah lagi gue. Ampun ko gue jadi baper gini sih ? oh My God." gumam Devan dalam hatinya.

"Mohon maaf Pak!!" Anna mengatakan nya dengan lesu.

"Duh kaya nya gue keterlaluan deh." Devan merasa bersalah. namun gengsi untuk meminta maaf.

Keadaan pun menjadi canggung dan hening.

Tiba tiba Anna ingat kalo dia belum sholat dzuhur.

Dengan nada terbata bata Anna meminta ijin pada Devan. "Pak, saya mau minta ijin untuk sholat dzuhur sebentar!"

"Apa,kita mau berhenti dulu di mesjid??" ajakan Devan, kali ini sangat tenang.

"Tidak usah Pak, saya bisa sholat sambil duduk!!" jawab Anna.

"Baik lah, silah kan" jawab Devan cuek.

"Terima kasih Pak !"

Anna pun segera mengambil mukena di dalam tas nya.

Dalam sholat Anna terlihat sangat khusu,

Devan pun melirik Anna, dan Devan pun tersenyum saat melihat Anna.

"Ingin rasa nya gue berhenti in ini mobil, dan melihat pemandangan yang indah dan alami ini. Ko ada ya? di jaman sekarang cewe kaya dia," dalam hati Devan kagum.

"Oh Tidak-tidak, Dev apa sih yang lo pikirin Dev??" Devan pun ingin segera menyangkal pikiran dan perasaan nya itu namun tetap saja tidak bisa.

Anna pun selesai menunaikan ibadah sholat nya.

Tiba tiba terdengar alunan sholawat.

Ternyata dari ponsel nya Anna.

Anna pun segera melihat nya.

"Hahhhhhh...no tidak di kenal!! siapa...??" Tanya Anna dalam hati.

"Ga papa, jawab aja dulu, siapa tau penting" sahut Devan cuek.

"Iiiya pak," jawab Anna.

"Hallo, Assalammualaikum??" Anna menjawab tlp itu.

"Waalaikumsallam Ann, kamu dimana??"

Deg, suara cowo. "Devan tida sengaja mendengar suara cowo dari hp Anna.

”Siapa dia?” Devan sangat penasaran.

"Ini siapa??" tanya Anna herann.

"Ini aku rizal Ann,"

"Ya alloh aku kira siapa," Anna pun menghela nafas.

"Aku nemenin pak Devan meeting

.ada apa Zal?? ko tumben tlp??" tanyaa Anna.

"Ga ko Ann, aku cuma heran aja ko kamu tumben ga ada di ruangan." jawab Rizal.

"Oh...kirain ada apa" sambung Anna.

"Ya udah hati hati ya Ann, cepet kembali ya..??" tegas Rizal.

"Hahhhhhh.**"ya-ya" jawab Anna heran.

Panggilan mereka pun terputus..

"Siapa??". tanya Devan tegas namun jutek m, kalo Anna bisa perhatiin ,Devan sedang memasang muka kesal, tapi sayang Anna tida melihat nya..

"Oh ini rizal!! " jawab Anna.

"Pacar kamu ya??" tanya Devan judes.

"Lahh ko jadi kepo gini sih Pak Devan? " dalam hati Anna, Anna heran mendengar pertanyaan Devan.

"Bukan Pak. lagian saya tidak di ajarkan oleh orangtua saya, dan tidak di perboleh kan untuk mengenal yang nama nya pacaran." Anna sopan menjawab nya.

Devan pun tidak tau kenapa lega mendengar nya.”syukur lah“ dalam hati Devan.

"Memang nya kenapa Pak??" tanya Anna sedikit tertawa.

"Hah.****duh jawab apa gue?" dalam hati Devan serba salah.

"Emm***engga, cuma pengen ngingetin aja, kalau memang pacaran. Jangan di kantor!" jawab Devan tegas.

"Entah masuk akal, atau tida jawaban gue ini, yang penting gue ada jawaban" dalam hati Devan.

Akhir nya mereka pun sampai pada tujuan nya...

Metting pun segera di mulai.

Dengan beberapa rekan bisnis Devan, Anna pun cukup andil di dalam metting itu, malahan Anna mengutarakan pendapat nya, dan pendapat nya itu, sangat masuk akal dan di setujui oleh rekan bisnis Devan.

Semua pun bertepuk tangan.

Anna hanya menganggukan kepalanya, dengan sopan.

"Wah hebat Dev, lo dapet sekertaris se pintar dia" ejek Reyhan.

Reyhan adalah rekan bisnis Devan namun mereka sangat akrab.

"Maaf Pak*****." Anna ingin menjawab kalo dia bukan sekertaris Devan. namun di potong oleh Devan.

"Iya dong, sejak kapan gue kalah sama lo Rey?" Ejek Devan.

"Ah lo memang pintar, dalam hal memilah dan memilih" ucap Reyhan, sambil menepuk bahu Devan.

"Iya dong" jawab Devan sombong.

"Dev? kalo masih jomblo, kenalin gue dong?" Reyhan berbisik jelas pada Devan.

Devan pun melirik Anna. dan Devan yakin Anna mendengarnya.

Anna pun mengalihkan perhatian nya untuk membereskan map nya yang berantakan.

"Sudah lah Rey, Lo tuh udah ada Vina, masih aja lo mau cari yang lain" jawab Devan kesal.

"Ini beda sob, sosok wanita ini sangat beda, bikin gue penasaran." ucap Reyhan, sambil memperhatikan tubuh Anna dengan mata nakal nya.

Sekali lagi Anna mendengar nya, dan Anna kesal dan sudah tidak nyaman.

"Permisi Pak!! saya tunggu di luar." jawab Anna terburu buru, Anna kesal mendengar nya.

"Sialan lo!! awas jangan macem macem, dia cw Baik-baik, kalau lo berani lo berhadapan sama gue!!!!" Devan mengancam, dan kesal sambil nunjuk ke arah muka Reyhan.

"Wesssss santai Dev. ko lo jadi parno sih, ga kaya biasa nya, kenapa lo?? gue kan bicara gini sudah biasa!! ohh jangan jangan lo****." canda Reyhan menggoda Devan.

Devan pun bingung dengan sikap nya sendiri.

"Ahhh, sudah lah, gue buru buru. Takut ke sorean." jawab Devan terburu buru.

"Wowww sahabat gue kali ini menunjukan sifat dan sikap yg aneh." gumam Reyhan, dia pun paham kenapa Devan seperti itu.

Devan pun segera menghampiri Anna.

Devan melihat Anna sangat kesal.

"Ann??" tanya Devan.

"Iya Pak!" jawab Anna, tidak memperlihatkan kekesalan nya, namun Devan sangat paham kalo Anna sedang kesal dan tak nyaman.

"Mau langsung pulang, atau mau makan dulu??" tanya Devan, sambil menawarkan Anna makan bareng, secara tida langsung.

"Emm*** kalau Bpk mau makan, silahkan Pak. Saya tunggu di mobil, sampe Bpk selesai makan!!" jawab Anna, sebenar nya Anna sudah ta nyaman ingin segera pulang, namun ta enak sama Bos besar nya itu.

Karna Devan paham, Devan pun memesan minum dan makanan ringan untuk di bungkus.

Devan pun segera masuk ke dalam mobil.

"Loh ko di bungkus sih Pak??" tanya Anna heran.

"Kalau makan di sini, takut kelamaan dan terjebak macet." alasan Devan. Pada Anna, padahal sebenar nya bukan itu.

"Oh ya Pak" jawab Anna sopan.

"Ini di makan Ann sama ini minuman nya, lumayan buat ganjel perut biar ga masuk angin. Maaf saya asal ambil, karna saya ga tau kamu mau nya apa!!" Devan menawarkan kepada Anna dengan lembut namun tetap cuek.

"Duh** Ya Alloh terima kasih Pak, padahal ga usah, kan saya jadi ngerepotin Pak Devan" Anna merasa tidak enak pada Devan.

"Sama-sama, gaa papa itu hanya minuman sama makanan kecil aja ko" jawab Devan, sambil fokus nyetir.

Tapi tida di pungkiri Anna lebih senang melihat Devan seperti ini, kelihatan Kalo dia seorang yang sangat perhatian.

Anna pun memperhatikan wajah Devan tanpa Devan ketahui.

"Subhanalloh, sungguh indah ciptaan mu Ya Alloh. Astagfiruloh.” Anna langsung membuang tatapan nya itu pada Devan, dan membuang jauh jauh pikiran nya itu.

"Kalo Bpk mau berhenti. berhenti saja dulu Pak sejenak, makan dulu!" Anna memberikan saran.

Dan Devan pun melirik Anna sejenak dan fokus kembali melihat jalanan.

"Nanti saja, kebetulan saya belum laper!!" jawab Devan cuek.

Demi menjaga harga diri nya Devan selalu cuek.

"Kalo kamu mau makan! makan saja ga papa!!" Saran Devan oun sama pada Anna.

"Ya Pak, terima kasih nanti saya makan" jawab Anna sedikit Malu-malu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!