“Sebagai seorang yang tidak memiliki harta tentu saja kita harus memiliki kelebihan agar tidak diremehkan orang lain, “ itu adalah pesan ibuku yang selalu aku pegang teguh dan menjadi penyemangat ku ketika aku mulai menyerah dengan kehidupan ini.
Sejak kepergian ayah, kehidupan kelaurga kami memang menjadi carut marut. Apalagi sejak ibuku mengidap tumor ganas semua uang tabungan keluarga habis untuk biaya pengobatannya, begitu juga dengan uang tabungan untuk kuliah, terpaksa aku pakai untuk biaya operasi Ibu.
Tentu saja kesehatan Ibu lebih penting, toh aku masih bisa masuk kuliah tahun depan. Beruntungnya setelah lulus SMA aku langsung diterima kerja sebagai kasir di minimarket LUPAMART. Alhamdulillah dengan bekerja dapur keluargaku bisa tetap ngebul.
Sebagai tulang punggung keluarga , membuat aku menjadi seorang yang gila kerja apalagi ambisiku untuk masuk kuliah tahun depan membuat aku selalu mengambil lembur dihari liburku sehingga membuat aku tidak bisa bersosialisasi dengan teman sebayaku.
Di usia remaja yang seharusnya dihabiskan dengan bersenang-senang menikmati hidup, itu tidak berlaku untukku. Justru sebaliknya, jangankan pacar aku bahkan tidak mempunyai teman dekat sekedar untuk berbagi cerita atau curhat. Hidupku sudah kuhabiskan untuk mengurus ibuku dan bekerja mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk masuk kuliah.
Sebenarnya aku adalah pribadi yang mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, tetapi aku sengaja menarik diri dari pergaulan sosial sehingga orang-orang menyebutku kuper (kurang pergaulan).
Eka Setya dia adalah satu-satunya teman kerjaku yang cukup dekat dengan ku, walalupun kami tidak terlalu akrab setidaknya dia selalu mengerti aku dan mau menerimaku bergabung dengan gengnya. Dan dari dia juga aku mengenal game online tempat dimana akhirnya aku menemukan dunia baru yang membuat hidupku berubah.
MAGO, sebuah game online yang menyediakan ruang obrolan bagi para penggunanya untuk mencari teman, jodoh bahkan mendapatkan penghasilan dengan menjadi host talent.
Disinilah semuanya bermula, di dunia halu ini aku yang pendiam dan tidak punya teman menjelma menjadi seorang Primadona Online yang sangat digilai oleh para cowok. Bukan tanpa sebab aku menjadi salah satau host talent famous di game online ini, tentu saja karena aku yang ramah dan selalu membuat para pengunjung merasa nyaman di room ku. Berbagai trik sengaja aku pakai untuk menggaet banyak penggemar mulai dari memasang photo profil yang menarik perhatian, memberikan perhatian lebih kepada pengunjung untuk terutama cowok dan sedikit menggoda mereka agar mau memberikan gift untukku. Aku terkenal sebagai host super ramah kepada siapapun terutama kaum Adam, sehingga membuat para pengunjung di room ku betah berlama-lama berada di room obrolanku.
Tidak perlu menggunakan trik dengan mengobral aurat seperti yang dilakukan oleh host talent lainnya, cukup dengan kata-kata manis aku bisa menggaet jutaan followers hanya dalam waktu singkat.
Tidak perlu menggunakan siaran KTV atau live untuk menunjukkan siapa diriku dan memamerkan kecantikan ku, tapi hanya dengan suara aku menjadi satu-satunya host famous yang misterius karena tidak pernah menunjukkan wajah asliku, ataupun data pribadiku.
Dunia halu semuanya yang ada di dalamnya pasti halu, begitulah prinsip ku. Aku sengaja tidak pernah mengekspose data pribadiku karena aku tidak mau mereka menggangguku di real.
Usahaku tidak sia-sia karena keramahanku dan kebucinan yang aku ciptakan di room obrolanku membuat room aku selalu penuh dengan pengunjung hingga setiap hari untuk mendapatkan kursi di roomku harus mengantri dan selalu masuk dalam peringakt atas. Juga kekayaan dan kharismaku yang selalu meningkat karena aku selalu bisa menaklukan hati para sultan yang membantuku mengupush level dan ranking room.
Dari dunia halu membuat aku tidak perlu lagi melakukan lembur di hari libur sehingga aku bisa memiliki waktu merawat ibuku lebih banyak.
Menjadi Primadona online membuat kehidupan real ku tidak berubah. Aku memang tidak pernah membagikan nomor ponselku kepada teman onlineku karena itu adalah privasi, aku tidak mau mereka tahu kehidupan realku yang menyedihkan, aku hanya ingin mereka mengenalku sebagai Raya imut yang cantik dan periang.
“Kamu pasti habis begadang lagi ya?” tanyaku ketika melihat Eka tertidur di gudang.
“Hmmm, seperti biasa aku itu susah tidur dan aku semalam main di room Ka Senja sampai jam tiga pagi,” jawabnya sembari menguap
“Jangan sering-sering begadang, awas nanti sakit,”
"Jangan lupa nanti malam datang ke room Ka Senja, dia ulang tahun. Akan ada event bagi-bagi kantong, dan juga banyak Sultan yang datang di event itu. Kali aja ada salah satu yang nyantol Ray,"
"Ok, gue pasti datang,"
Malam harinya sengaja aku tidak siaran karena percuma juga, toh semua Sultan yang ada di room gue semuanya teman Ka Senja sudah pasti mereka akan berkumpul disana.
"Welcome Raya, cus naik?" Sapa Ka senja
"Makasih Ka, sebelumnya aku mau ngucapin selamat ultah dulu buat Ka Senja, semoga panjang umur, dimurahkan rezeki dan cepat dapat jodoh, pokoknya dia terbaik buat Kaka ," ucapku sembari memberikan emot kedip dan tersenyum.
"Thank you Raya," jawab Ka Senja memberikan emot Kiss
Setelah aku selesai mengucapkan selamat, tiba-tiba combo bucket langsung menghampiri ku ditambah puluhan love gratis yang menjadi ciri ungkapan hati para kampret untuk menunjukkan rasa sukanya padaku.
"Oh My God Raya, baru juga beberapa menit lo disini sudah bersayap aja, mengalahkan yang punya acara," ledek Ka Rama
"Hehehehe, maaf Ka Senja bukan maksudku untuk menyaingi mu tapi…."
"Halo Ka Juna, Ka Rama, Eka," sapa ku ramah
"Tidak apa Raya, justru kedatangan mu membuat ruangan ini semakin ramai liat aja pengunjungnya udah tembus seribu orang dan terkunci otomatis oleh sistem, benar-benar luar biasa kamu dek," ucap Ka Senja dengan emot tertawa
"Bee, tolong nyanyiin lagu buat aku dong," ucap Ka Senja manja
"Mahen sayang, please nyanyiin lagu buat aku," Senja mengulangi perkataannya.
Lagi-lagi tidak ada jawaban karena semuanya di mute kecuali Ka senja hanya puluhan chat berjalan yang meminta Mahen untuk menyayikan lagu ulang tahun untuk Senja.
Siapa sih Mahen kenapa Ka Senja sepertinya
"Mahen cayank tolong dong nyanyiin lagu selamat ulang tahun buat Ka Senja," ucapku dengan emot kedip
"Ok sayang," jawab Mahen memberikan emot Kiss padaku, dan aku balas emot Kiss juga.
Suara merdu Mahen membuat aku langsung memberikan Love termahal gue dan juga mic emas padanya.
"Thanks Raya," ucap Mahen
"Sama-sama, sekalian aku pamit ya guys, soalnya ada urusan bentar," jawabku sekalian pamitan.
Setelah memberikan obat kepada Ibu aku mengecek beberapa pesan masuk di MAGO.
"Kamu harus minta maaf sama Tiara dek," pesan Ka Juna
"Why?"
"Emang kamu gak tahu kalau Mahen itu cowoknya Ka Senja?"
"Gak,"
"Yaudah buruan minta maaf, kan tadi kamu manggil dia sayang, sekarang mereka lagi berantem gara-gara kamu, cepetan minta maaf,"
"Ok, Ka," Aku segera mengirimkan pesan DM ke Ka Senja untuk minta maaf secara langsung.
"Maaf Ka, aku benar-benar gak tahu kalau Mahen itu cowok Kaka, lagipula Kaka tahu kan aku emang suka manggil semua cowok seperti itu, dan aku tidak punya maksud apapun sama dia Kak, swear," ucapku mencoba meyakinkan
"Iya dek gak apa-apa, aku tahu kamu kok, kamu bukan orang yang suka nikung pacar teman sendiri,"
Jujur sejak hari itu aku selalu merasa gak enak sama Ka Senja apalagi setelah mendengar kalau ia akhirnya putus dengan Mahen.
"Lo kenapa?" tanya Eka
"Gue gak enak aja sama Ka Senja, gara-gara gue dia putus sama Mahen," jawabku sedih
"Biasa aja, lagipula mereka bukan putus karena lo kok,"
"Tapi Ka Juna selalu nyalahin aku dan seolah-olah aku yang membuat keduanya putus."
"Bukan karena Lo, lagipula saat di acara ultah Meraka emang lagi ada masalah, dahlah gak usah dipikirin, mending kita makan bakso dulu yuk sebelum pulang," ajak Eka
"Ok," Kami berdua kemudian menuju ke kedai bakso di depan minimarket sembari melanjutkan perbincangan kami.
"Btw gue ngiri sama Lo, kenapa Lo yang baru beberapa bulan gabung di MAKO sudah bisa mempunyai penghasilan dan banyak penggemar, gimana caranya?" tanya Eka
"Kan gue belajar dari kamu, lagipula itu cuma dunia halu jadi jangan terlalu baper," jawabku
"Itulah bedanya aku sama kamu, kamu bisa memperlakukan semua cowok sama dan tidak pernah baper jika ada yang memberikan perhatian lebih, tapi kau tahukan aku selalu baper jika ada cowok yang deketin aku," jelas Eka
"Kan kamu sendiri yang bilang kalau di Mako banyak Kampret dan gue harus hati-hati, tapi malah lo yang sering jadi korban kampret (lelaki hidung belang)."
"Bener, padahal lo selalu memberi tahu aku tapi aku malah gak pernah mendengarkan kamu karena sudah bucin duluan,"
"Dasar!!"
Ketika kami sedang makan bakso tiba-tiba seseorang menatap ku tajam, membuat ku jadi merasa gak enak.
"Kayaknya gue duluan Ka,"
"Bareng aja, emang mau kemana kok buru-buru?" tanya Eka
"Kamu lihat cowok itu deh, dari tadi dia ngeliatin gue mulu," bisikku, membuat Eka langsung melihat kearah lelaki itu.
"Iya Ih, jangan-jangan dia itu salah satu Sasaeng kamu lagi," jawabnya menatapku
"Mana mungkin, lagipula aku tidak pernah memberikan ponselku, alamat ataupun tempat kerja ku, kamu tahu kan semua informasi tentang aku di game itu fake, jadi gak mungkin banget deh,"
"Tapi sepertinya wajahnya familiar, seperti siapa gitu," ucap Eka
"Dahlah, aku pulang duluan papay," bisikku sembari menitipkan uang kepada Eka untuk membayar bakso.
*Tak, tak, tak!!
Aku menoleh kearah belakang ketika mendengar suara orang mengikutiku. Tapi anehnya begitu aku menoleh ternyata tidak ada siapapun dibelakangku. Karena aku ketakutan akupun berlari dari gang kecil menuju ke rumah. Seperti dugaanku, ketika aku berlari seseorang berusaha mengejarku. Tanpa menoleh kebelakang aku terus mempercepat langkahku hingga aku terjatuh karena tersandung batu.
Seseorang mendekat ke arahku dan mengulurkan tangannya.
*Tak, tak, tak!!
Aku menoleh ke belakang ketika mendengar suara orang mengikutiku. Tapi anehnya begitu aku menoleh ternyata tidak ada siapapun dibelakangku. Karena rasa takut yang menderaku membuat aku segera agar biaa segera sampai ke rumah atau mencari pertolongan. Seperti dugaanku, orang itu langsung berlari mengejarku. Tanpa menoleh kebelakang aku terus mempercepat langkahku hingga aku terjatuh karena tersandung batu.
Seseorang mendekat ke arahku membuat aku semakin ketakutan.
Jangan sampai aku tertangkap Tuhan, kirimkan seseorang yang bisa menolong ku ya Allah, aku belum mau mati.
"Kamu gak papa?" ucap seseorang mengulurkan tangannya
Aku menatap wajah lelaki itu sebelum menerima uluran tangannya.
Sepertinya dia bukan orang jahat,
"Aku gak papa kok," jawabku menerima uluran tangannya
"Kaki kamu terluka, bagaimana kalau aku antar ke Klinik?"
"Tidak usah, nanti aku kasih obat merah juga cepat sembuh, terima kasih atas bantuannya," ucapku kemudian meninggalkan lelaki itu tanpa tahu siapa namanya.
Seperti biasa setelah sholat isya aku langsung memulai siaran untuk mencari kacang (bean yang bisa ditarik sebagai penghasilan).
Malam ini room ku sangat ramai, membuat aku semakin semangat.
"Raya, polbek dong," ucap Mahen
"Done, mau naik ga?" Jawabku
"Mau,"
"Kuy!"
"Yah di rebut orang kursinya,"
"Makanya cepetan, keburu di gaet orang kan!"
"Gendong,"
"Diih manja, tunggu bentar!" seruku mengunci satu kursi dan menggendong si Mahen naik ke atas
"Berat tahu," keluhku
"Terima kasih Raya," ucapnya kemudian mengirimkan combo bucket kepada ku.
"Sama-sama, btw thanks buat bucketnya Mahen,"
"Hmmm, btw aus nih, gak ada es kelapa apa jus gitu?"
"Hmmm," aku langsung memberikan es kelapa padanya
"Satu kurang dong, maunya combo,"
"Jangan ngelunjak deh dikasih hati minta empedu sue!" cibirku
"Mati dong," jawabnya dengan emot ketawa
"Biarin aja mati sekalian aku buang ke rawa-rawa biar gak ada yang tahu," sahutku
"Diih jahat,"
"Ember,"
"Sadis oii,"
"Btw sorry ya kemarin, gara-gara gue Lo putus sama Ka Senja,"
"Oh itu, bukan karena kamu kok kita putus," jawab Mahen
"Aku benar-benar gak tahu kalau kalian pacaran, sekali lagi maaf,"
"Makanya jangan suka manggil semua cowok dengan panggilan sayang, PHP tahu. Bagaimana kalau cowok lo di panggil sayang sama cewek lain?" tanya Mahen
"Tuh kan bener, kalian putus gara-gara gue,"
"Ish, nih bocah gak nyambung amat ya, maksudnya lo jangan memanggil setiap cowok dengan panggilan sayang, coba bayangkan bila si cowok udah punya cewek terus dia lagi sama ceweknya, kan bahaya,"
"Gak dong, aku manggil sayang cuma sama cowok jomblo aja,"
"Sotoy, buktinya Lo manggil gue sayang, padahal ada pacar gue,"
"Hehehe, maaf gue kan gak tahu," ucapku membela diri
"Makannya jangan seperti itu lagi, berhentilah jadi cewek penggoda,"
"Diih, siapa yang penggoda!" ucapku geram
"Sorry, maksudnya manggil sayang ke cowok-cowok, cukup ke gue aja," jawabnya terkekeh
"Anj*r, dasar kampret!" sahutku
Begitulah awal pertemanan ku dengan Mahen hingga kami menjadi benar-benar teman karib walaupun cuma di halu.
"Raya," sapa Ka Juna
"Iya Ka, Lo jangan deket-deket sama Mahen, dia bukan cowok baik-baik,"
"Maksudnya?"
"Semua anak-anak udah pada tau kalau si Mahen itu cowok yang suka deketin Sulton, buat digeber jadi pacarnya setelah dia dapat sesuatu yang diinginkannya dia kemudian mutusin cewek itu, seperti yang terjadi sama Senja. Dan sepertinya dia sekarang sedang deketin lo, jadi hati-hati sama dia, Aku gak mau kalau kamu jadi korban berikutnya," ucap Juna
"Masa sih, selama ini dia baik kok, dia juga gak celamitan gift,"
"Itu karena dia emang lagi jaga image di depan lo, biar Lo mau jadi ceweknya,"
"Gak mungkin ah, aku gak percaya, btw makasih infonya, mulai sekarang gue bakal hati-hati sama dia tapi bukan berarti gue unfollow dia ataupun tidak berteman lagi dengan dia ya Ka, karena bagiku kalau belum melihat sendiri buktinya gue gak percya kalau Mahen orang seperti itu,"
Setelah obrolan hari itu dengan Ka Juna bukannya membuat gue makin jauh dengan Mahen justru kami semakin dekat.
"Ray, lo di cariin sama Si Mahen, katanya dia kangen, pengin curhat sama lo," tukas Eka
"Biarin aja, lagian kalau dia kangen kenapa gak dateng ke room gue,"
"Dia males kalau ada Ka Juna katanya,"
"Hmmm,"
Aku segera mengakhiri siaranku, karena banyak undangan dari Mahen.
"Kenapa kamu baru datang Ray, gak peka banget si Lo!" ucap Mahen
"Sorry gue harus siaran dulu, lo tahukan gue ini official jadi harus siaran setiap hari,"
"Iya tahu, tapi gue kangen,"
"Kenapa gak datang ke room aku kalau kangen,"
"Males Ah, kan ada Si Junot, aku gak tahu kenapa dia sekarang musuhin gue dan menjelek-jelekkan aku sama semua orang, segala nyebar berita hoak kalau aku ini playboy yang suka morotin Sulton lagi dasar brengsek!"
"Jangan marah-marah lagipula gue tahu kok Lo bukan orang seperti itu,"
"Thanks Ray, cuma lo yang ngertiin gue, btw lo harus hati-hati sama dia, sepertinya dia suka sama lo. Sekarang dia semakin benci gue karena deket sama Lo,"
"Gue udah tahu dia suka sama gue, tapi kan gue dah pernah bilang kalau aku gak mau cari pacar online,"
"Tetep aja lo harus hati-hati, gue punya firasat buruk sama dia,"
"Thanks atas perhatiannya, tapi Ka Juna itu baik kok, santuy Mahen aku pasti baik-baik saja,"
"Gue harap juga begitu,"
Hari berganti hari hubungan aku dengan Mahen tetap semakin dekat hingga banyak yang bilang kami pacaran tapi.
"Lo pacaran sama Mahen?" tanya Eka
"Gak kok, aku kan udah janji tidak akan mencari pacar online, takut kecewa kaya lo," jawabku
"Boong lo, masa di profil lo ada photo Mahen, begitu juga di profil Mahen ada photo kamu, terus di bio kamu ada nama Mahen dan Mahen juga mencantumkan nama kamu di bionya, terus apa namanya kalau bukan pacaran!" seru Eka geram
Gue langsung mengecek sendiri profil MAGO gue untuk memastikan apa yang dibilang Eka benar.
Astaghfirullah, ternyata benar. Tentu saja hal itu membuat aku marah dan langsung mengirimi DM (direct message) ke Mahen.
"Cek profile sekarang!" seruku
"Lo udah tahu Ray?" tanyanya santai
"Jadi lo udah tahu?" tanyaku penasaran
"Udah, sepertinya ada yang sengaja memfitnah kita, dengan membajak akun kita. Bagaimana kalau kita ikutin permainan orang ini, aku penasaran siapa yang sudah berani bermain api denganku," jawab Mahen
"Tapi…."
"Kalau lo rajut penggemar lo bakalan meninggalkan lo mending gak usah, biar gue yang akan bikin klarifikasi di room Rendy," sahut Mahen
"Yaudah aku mau, tapi aku harus gimana?"
"Lo harus jadi pacar boongan gue,"
"Ok, tapi cuma boongan ya," jawabku
"Iya, tapi kalau beneran juga gak papa, hehehe," sahut Mahen dengan emot ketawa
"Jangan ngarep,"
"Iya gue tahu, tapi untuk mengetahui siapa pelakunya kita juga harus bikin room klarifikasi nah disitu kita sekalian mendeklarasikan hubungan kita, tenang aja gue bakal top up supaya bisa memberikan cincin berlian buat lo," ucap Mahen
"Emang gue sematre itulah??"
"Walaupun lo gak minta tapi itu untuk membuat semua orang percaya,"
Malam harinya aku dan Mahen langsung membuka room klarifikasi dan disana kami memberitahukan kepada semua orang kalau kita sudah jadian.
Tapi alih-alih mengungkap siapa pembajak akun MAGO kami, aku justru mengalami teror di real setelah kejadian itu.
Awalnya hanya kiriman burung gagak mati di sertai tulisan dari darah.
PUTUSIN MAHEN ATAU KAMU MATI
KAU HANYA MILIKKU, TIDAK SEORANGPUN BOLEH MEMILIKIMU.
Namun semakin lama teror ini semakin banyak hingga sampai ke rumahku.
"Aku harus gimana Mahen, apa kita putus aja!" ucapku ketakutan
"Jangan dulu, setelah mendengar ceritamu aku semakin yakin kalau pelakunya itu adalah…."
Belum sempat aku selesai membaca pesan Mahen tiba-tiba aku menjatuhkan ponselku karena ada seseorang memakai baju serba hitam membungkam mulutku hingga membuat pandangan ku kabur dan gelap.
Aku mulai membuka mataku, dan menatap keseliling ruangan. Aku langsung kaget ketika menyadari berada di dalam kamar yang lebih tepatnya seperti penjara.
"Kami sudah sadar Raya," ucap seseorang terasa begitu familiar di telinga ku
"Siapa kau kenapa menyekapku!" ucapku geram
Lelaki itu membuka kacamata hitamnya dan mendekat kearahku.
"Apa kau tidak mengenaliku Raya sayang," ucapnya sembari menyunggingkan senyumnya
Aku menatapnya untuk memastikan siapa dia dari suaranya.
"Ka Juna, atau Ka Rama?" ucapku gugup
"Kau bahkan tidak bisa mengenaliku, tapi aku bisa mengenalimu hanya dari suaramu. Kau benar-benar membuatku kesal!" serunya dengan tatapan penuh kebencian kemudian
"Kenapa kau menghianatiku setelah apa yang sudah aku berikan padamu. Bukankah aku sudah bilang kalau Mahen bukan cowok baik-baik kenapa kau masih dekat dengannya dan sekarang kalian malah jadian. Dasar jal*ng!" serunya kemudian melayangkan tamparan keras ke wajahku.
*Plaaakkk!!
Aku hanya meringis menahan sakit tanpa
"Jadi selama ini yang mengirim teror ke rumah dan tempat kerja ku itu Kaka?"
"Benar, aku melakukannya karena tidak mau kehilangan kamu Raya,"
"Bagaimana kau bisa tahu rumahku dan tempat kerjaku, siapa yang sudah memberi tahukan mu?" tanyaku kaget
"Itu tidak penting sayang, sekarang putusin si Mahen, atau lo akan berakhir seperti mereka!" ucap Juna sembari menyalakan lampu kamar disebelaku. Betapa terkejutnya aku ketika melihat seorang wanita cantik yang di pasung di sebuah ranjang dengan penuh luka di sekujur tubuhnya.
"Kamu gila ya!" seruku mencoba melepaskan ikatan tangan ku.
"Aku memang tergila-gila padamu Raya," ucapnya sembari menunjukkan semua foto-foto ku di ruangan itu.
"Aku akan segera menikahi mu dan menjadikan kau Permaisuri ku dan mereka adalah para selirku!" ucapnya sambil tertawa keras
"Sekarang bersiap-siaplah, pakai baju itu dan berdandanlah yang cantik permaisuri ku," ucapnya kemudian melemparkan baju pengantin dan meke up kearah ku.
"Aku gak mau menikah dengan orang gila seperti mu!" tolakku dengan suara lantang
*Plaaakk!!
Sebuah tamparan keras mendarat di wajahku, hingga membuat bibirku berdarah.
"Maafkan aku sayang, maaf aku tidak bermaksud menyakitimu," ucapnya langsung menyeka darah di ujung bibirku dengan sapu tangannya dan menciumnya.
"Sekarang pakai baju itu atau aku akan menyakitimu lebih dari ini!" serunya sembari menjambak rambutku
"Dasar psikopat," ucapku lirih
Aku terpaksa memakai baju itu agar aku bisa selamat.
Aku harus mengikuti permainannya agar bisa kabur dari tempat ini,
Ketika aku melihat ia pergi dari ruangan ku, aku langsung bergegas keluar dari kamar untuk melarikan diri.
"Tolong keluarkan aku!" seru seorang wanita di sebelah kamarku penuh harap membuat ku iba.
Aku tahu tidak akan bisa menyematkan mereka berdua karena sulit bagiku untuk membuka pasungan mereka, tapi ketika aku berjalan meninggalkan keduanya hati nurani ku seakan tidak tega meninggalkan kedua wanita yang tidak berdaya itu. Aku langsung membuka pintu kamar kedua wanita itu yang memang tidak terkunci. Dan sepertinya Allah memberikan kemudahan kepada ku untuk menolong mereka.
"Cepat lari dari sini!" seruku mengajak mereka keluar dari tempat itu.
Aku merasa aneh ketika rumah seorang penjahat tidak memiliki CCTV ataupun penjaga untuk melindungi para tahananya, tapi semuanya tidak aku pedulikan yang terpenting adalah aku bisa keluar dari tempat ini secepatnya.
*Dor, dor, dor!!
Aku merasakan tubuhku terasa sangat sakit ketika sebuah benda kecil bersarang di punggku hingga membuat ku kesulitan bernapas dan ambruk di lantai.
"Jika aku tidak bisa memiliki mu, maka orang lainpun tidak boleh memilikimu," ucap Juna sinis dan melempakan tubuhku ke sungai.
Perlahan aku mulai membuka mataku.
"Kau sudah siuman Raden ayu!" seru seorang wanita mengusap lembut rambutku
Tiba-tiba seorang lelaki langsung memeriksa denyut nadiku, aku rasa dia adalah dokter.
"Syukurlah, masa kritisnya sudah berakhir dan dia sudah baikan, aku akan memberikan resep obat herbal untuk memulihkan kondisi Raden Ayu," ucap lelaki itu sumringah
Dimana aku, kenapa tempat ini terasa begitu asing, kenapa para wanita disini memakai pakaian adat, apa sekarang hari Kartini hingga semua perawat dan dokter di rumah sakit ini memakai kebaya.
"Aku senang sekali akhirnya anda siuman juga, setelah beberapa hari tidak sadarkan diri,"
"Siapa kamu?" tanyaku sembari menatapnya
"Saya, Layung Sari dayang yang melayani anda yang mulia selir," ucapnya ramah
"Selir??, Aku seorang selir?" tanyaku kebingungan
"Iya Ndoro Ayu, anda baru saja dinikahi oleh Senopati perang Dyah lembu Tal, apa anda lupa?" ucap wanita itu tersenyum tipis
Dyah Lembu Tal, sepertinya nama itu tidak asing, tapi apakah mungkin aku manjadi seorang selir tokoh sejarah Singosari
"Tunggu memangnya berapa lama aku tidak sadarkan diri?" tanyaku memastikan
"Sudah tiga hari Ndoro,"
"Oh My God, mungkin inilah kenapa aku berhalusinasi," aku langsung membulatkan mataku ketika menyadari pakaian yang aku pakai.
"Oh no!!" Seruku membuat semua perajurit berdatangan ke kamar ku.
"Apa yang terjadi yang mulia selir, apa ada yang ingin mencelakimu.
Aku semakin kaget melihat para perajurit itu hingga membuat aku kembali pingsan.
*Bruuugghh!!!
"Ndoro Ayu, bangun!" seru wanita di sebelahku sembari menepuk-nepuk pipiku
"Oh, apakah aku bermimpi!" Seruku sembari menepuk-nepuk wajahku
"Tidak Ndoro, anda sedang tidak bermimpi,"
"Coba tolong cubit pipiku," pintaku dan Layung Sari langsung mencubit pipiku membuat aku langsung berteriak kesakitan.
"Awww!"
"Maaf Ndoro," ucapnya langsung bersujud di bawah tempat tidurku
"Berarti aku, memang tidak bermimpi, Jika aku hidup di masa Dyah Lembu Tal, berarti sekarang tahun 1250an, apakah benar?" tanyaku
"Benar Ndoro Ayu,"
Aish, tidak mungkin aku terdampar di negeri dongeng ini, aku harus menyaksikan sendiri apakah ini benar atau mimpi,
Aku langsung berlari keluar kamar untuk memastikan kebenaran tempat ini adalah kerajaan Singosari.
"Tunggu Ndoro, jangan berlari anda masih sakit!" seru Layung Sari mengejarku
Ketika aku berada di luar ruangan aku melihat semua perajurit dan para dayang menatapku dengan tatapan aneh.
"Yang mulia kenapa berlari sangat cepat padahal masih sakit," ucap Layung Sari terengah-engah
"Tutup mata kalian!" seru Layung Sari
"Ya ampun Ndoro, anda masih pakai dalaman kok keluar kamar sih, bagaimana kalau Permaisuri tahu bisa gawat ini," imbuhnya sembari memakaikan jubah padaku
"Ada apa ini, kenapa semuanya berkumpul disini, apa yang terjadi?" tanya seorang lelaki tampan menatap lekat kearah ku.
"Yang Mulia Senopati!" seru mereka langsung menunduk memberi hormat
Senopati, apakah dia Dyah Lembu Tal tokoh yang sangat fenomenal itu.
Aku terus menatap lekat lelaki tampan di depanku itu.
Novel ini adalah fiksi belaka, semua adegan, dalam novel ini adalah murni imajinasi dari authornya jadi jangan diperdebatkan atau di samakan dengan sejarah aslinya.
"Ada apa ini, kenapa semuanya berkumpul disini, apa yang terjadi?" tanya seorang lelaki tampan menatap lekat kearah ku.
"Yang Mulia Senopati!" seru mereka langsung menunduk memberi hormat
Senopati, apakah dia Dyah Lembu Tal tokoh yang sangat fenomenal itu.
Dyah Lembu Tal atau Dyah Shingamurti, hidup sekitar abad 12 hingga abad 13, dia adalah seorang tokoh kontroversial karena ada yang menyebutnya sebagai perempuan dan ada yang menyebutnya seorang laki-laki.
Dyah Lembu Tal adalah cucu Ken Arok dari pernikahannya dengan Ken Dedes, namun banyak yang menyayangkan kenapa ia tidak menjadi Raja Tumapel selanjutnya menggantikan ayahnya Mahisa Cempaka atau Bhatara Shingamurti.
"Tidak ku sangka, aku aku akan bertemu dengan leluhurku disini, ck, ck, ck," ucapku sembari menatapnya intens
"Tidak baik berada di luar saat kau baru pulih Dinda," ucapnya sembari menggandeng tanganku dan mengajakku masuk ke dalam paviliun.
"Kenapa kau tidak memberitahukan aku jika Dinda Prameswari sudah siuman?" tanyanya kepada Layung Sari
"Mohon maaf Yang mulia Senopati, Ndoro Ayu baru saja siuman satu jam yang lalu, dan hamba tidak tahi kenapa beliau langsung menunju ke halaman pendopo," jawab Layung Sari
"Lebih baik kau istirahat dulu Dinda, aku harus menemui Kanda Kertanegara, akan mengunjungimu lagi nanti malam dan aku janji akan menginap di sini untuk menjagamu," jawabnya sembari memasang selimut dan kemudian mencium keningku
"Hmmm, pergilah," jawabku langsung mengusap keningku membuat lelaki itu menatap tajam kearahku.
"Aish, kenapa dia harus bersikap manis padaku, kenapa dia tidak bersikap dingin atau arogan saja seperti dalam novel-novel romance agar aku tidak jatuh hati padanya. Ingat Sora kau tidak boleh tergoda dengan pria tampan itu. Kau harus ingat ini negeri dongeng semuanya yang ada di sini hanya fake sama seperti di dunia halu. Sekarang yang terpenting adalah mencari tahu kenapa wanita ini bisa koma dan kenapa aku harus berada di tubuh wanita ini, baiklah untuk itu aku harus mereplay adegan sebelum aku tiba di tempat ini."
"Tunggu... sepertinya dulu ayah pernah meramalkan masa depanku," aku kemudian mencoba mengingat kembali saat ayahku melihat masa depanku.
*Flashback dua belas tahun lalu
Seorang gadis cantik memakai baju seperti putri Raja menghampiriku saat aku berusia delapan tahun. Dia mengajakku menemui ayahku yang sedang berbincang dengan Om Rangga dan Om Barra. Kalian pasti penasaran kenapa aku bisa melihat Om Barra kan?, itu karena aku adalah anak indigo mungkin kemampuan ayah dan ibu menurun padaku sehingga aku bisa melihat makhluk-makhluk tak kasat mata dari kecil
"Tidak terasa kita sudah semakin menua guys, bagaimana kita bisa menumpas kejahatan lagi, kalau tulang-tulang kita semakin rapuh," ucap Om Rangga gusar
"Benar, hanya gue yang tidak pernah menua dan tetap awet muda," sahut Barra
"Jangan takut Om, Sora akan menggantikan kalian," ucapku menghampiri mereka
"Sora kok ada disini?" tanya ayah
"Iya, tadi ada kakak cantik mengajakku ketempat ini," jawabku sumringah tapi saat aku akan menunjukkannya kepada mereka Kakak cantik itu sudah menghilang
"Jangan-jangan anakmu di bawa Wewe gombel ke sini Lang?" ucap Rangga
"Ah, gak mungkin mana ada Wewe gombel yang berani culik anak gue, kecuali Wowo gombal baru gue percaya," jawab Gilang sambil terkekeh
"Sue Lo!" seru Barra
"Emangnya Kaka cantik itu bilang apa ke Sora?" tanya Gilang
"Dia bilang aku harus jadi penerusnya dan menggantikan tugas ayah dan Om Rangga yang sudah mulai kehilangan kekuatannya," jawab gadis itu
"Wah kau benar, ayahmu adalah seorang titisan Ken Arok jadi kau juga memiliki darah kesatria darinya, jadi aku yakin kau akan menjadi wanita tangguh seperti Kaka cantik itu," ucap ayaj kemudian mengusap lembut rambutku
"Kau....!" seru ayah menggelengkan kepalanya
"Aku kenapa ayah?" tanyaku penasaran
"Kau memang akan menggantikan ayah suatu hari nanti, kau akan bisa melihat masa depan, kau akan menjadi putri yang tangguh yang bisa menyelamatkan sebuah kerajaan dari kehancuran, ayah bangga padamu nak," ucap Gilang
"Hanya satu pesan ayah, jadilah dirimu sendiri dan jangan pernah menjadi orang lain dan yakinlah pada kemampuanmu sendiri. Jangan pernah minder ataupun kecil hati karena sejatinya setiap manusia memiliki kelebihan sendiri-sendiri yang tidak dimiliki orang lain, dan itulah yang membuat dirimu berbeda dengan yang lain," ucapnya menepuk pundak ku
"Sekarang Sora masuk ke dalam dulu ya, nanti ayah akan menyusul,"
"Ok," aku segera berjalan menuju ke dalam rumah
"Apa yang kamu lihat Lang?" tanya Rangga
ucapan Om Rangga membuat aku penasaran dan menghentikan langkahku, kemudian aku bersembunyi di bawah rerimbunan bunga melati mendengarkan perbincangan ayah dan teman-temannya.
"Ada deh," sahut ayah
"Kasih tau dong, kepo nih," ucap Rangga
"Rahasia," bisik Gilang
"Diih gitu," cibir Rangga
Ayah menghela nafas panjang, dan menatap kedua sahabatnya.
"Jika suatu hari aku lebih dulu meninggalkan kalian, tolong jaga putriku dan istriku. Entah kenapa aku merasa kehidupan mereka akan menderita sepeninggal ku nanti," ucap ayah menerawang
"Aku melihat kehidupan putriku yang akan melakukan perjalanan waktu ke abad 13, dan bertemu dengan cucu Ken Arok Dyah lembu Tal yang penuh kontroversi. Dia akan menjadi selir tokoh terkuat di Singosari itu, akan tetapi dia akan menemukan banyak musuh di sana." imbuhnya menatap Barra
"Kenapa kau menatapku?" tanya Barra
"Karena hanya kau yang bisa melindunginya, jadi tolong jaga putriku, karena dari kita bertiga hanya kau yang akan hidup paling lama dan tidak pernah berubah," jawab Gilang
*Flashback off
"Aha!! aku tahu sekarang!" seruku membuat Layung Sari terkejut mendengar ucapanku
" Oh ada apa Ndoro, kenapa anda berteriak??" tanyanya penasaran
"Oh tidak apa-apa, aku hanya menemukan sesuatu yang sangat penting," jawabku sembari tersenyum dan mengangkat alisku
"Apa itu??"
"Ish kepo!" cibirku
"Kepo itu apa Ndoro?" tanyanya penasaran
"Kepo itu sama dengan ingin tahu, apa kau paham?" tanyaku menatapnya dari dekat
"Iya aku kepo, hihihi," jawab wanita paruh baya itu sambil tertawa
"Baiklah karena aku akan memberitahukan mu karena kau adalah dayang setiaku, bukan begitu?" tanyaku mendekatkan wajahku kepadanya.
"Hehehehe, iya," jawabnya meringis
"Hanya Om Barra yang bisa membawaku kembali ke dunia real dan meninggalkan negeri dongeng ini, jadi aku harus memanggilnya agar dia datang menolong ku,"
"Om Barra siapa, sepertinya aku belum pernah dengar nama itu di Tumapel maupun di Galuh Pakuan," ucap Layung Sari
"Dia adalah Om ku,"
"Om??" tanyanya semakin penasaran
"Aish, kamu pasti bingung dengan istilah Om bukan, Om itu sama dengan paman," jelasku
"Oh, tapi Ndoro...bukanya paman anda itu Senopati Rakeyan Wisanggeni, lalu Om Barra siapa?"
"Aish, dia memang dia bukan dari Galuh pakuan, jadi kau tidak mungkin mengenalnya. Tapi aku yakin hanya dia yang bisa membawaku pulang ke rumah, aku takut terjadi sesuatu dengan ibuku,"
"Pulang, apa kau ingin kembali ke Galuh Pakuan Ndoro?"
"Bukan ke Galuh Pakuan, tapi ke real, ke duniaku, ke Jakarta!," jawab ku emosional
"Real itu dimana Ndoro, apa Ndoro mau kabur lagi seperti waktu itu, tolong jangan lakukan lagi Ndoro, itu berbahaya Ndoro. Jika kemarin Ndoro bisa selamat itu adalah suatu keajaiban, tapi jangan lakukan hal itu lagi, aku mohon Ndoro," ucap wanita itu sembari bersujud di bawah ranjangku
Hmmm, sebenarnya apa yang terjadi dengan wanita ini, aku penasaran tapi ...itu tidak penting yang penting sekarang aku harus kembali. Aku harus pulang, aku takut terjadi sesuatu dengan ibuku dan aku takut akun MAGOku di bajak orang lagi,
"Ok, terima kasih atas perhatian mu dayangku, tapi saat ini yang aku butuhkan adalah sesaji untuk memanggil Om Barra, karena aku harus pulang," aku segera melompat dari ranjang ku dan menuju ke dapur.
"Ndoro mau kemana Ndoro, tunggu!" seru Layung Sari mengejarku
"Ada apa yang mulia datang ke dapur?" tanya seorang dayang
"Aku mau kopi hitam, ayam bakar sama kembang tujuh rupa, jangan lupa satu sisir pisang Mas," ucapku lantang
"Hmmm, terus apalagi ya sesaji untuk memanggil Om Barra,"
"Tambahkan bubur merah putih juga dan bawa semuanya ke kamarku," imbuhku
"Baik Ndoro!"
"Eits, satu lagi!" seruku membuat mereka bengong dan menatapku
"Apa lagi Ndoro?"
"Gak pake lama, semuanya harus cepat," ucapku kemudian meninggalkan mereka
"Baik Ndoro!" seru mereka langsung bergegas mengerjakan apa yang aku suruh
"Ah, rasanya senang juga menjadi seseorang yang memiliki kekuasaan, bisa memerintah orang seenaknya sendiri, tapi tetap saja aku harus segera kembali ke duniaku aku harus pulang, aku mau pulang!!"
Satu jam kemudian beberapa orang dayang membawa semua pesanan ku kedalam kamar.
"Ok, thank you semuanya!" seruku kemudian menutup pintu kamarku dan menyuruh mereka pergi.
"Semuanya sudah tersedia, tinggal aku membakar dupa dan memanggil Om Barra," ucapku sumringah
Aku kemudian menarik nafas panjang dan memejamkan mataku bersiap membaca mantera pemanggilan arwah.
*Braakkk!!
Aku segera membuka mataku ketika mendengar suara seseorang membanting sesuatu di depanku.
"Kau, apa yang sedang kau lakukan Dinda!" seru Lembu Tal dengan penuh amarah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!