WELCOME ALL
SEMUA ISI,ALUR,LATAR DAN YANG LAINNYA SEBAGAI PEMENUH UNSUR CERITA AKAN DI RUBAH SEDIKIT. MASIH TAHAP REVISI 🙏
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 3
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
BAB 30
Happy Reading
4 tahun yang lalu
27 Februari 2012
"Tomi!!" Teriak gadis cantik itu sambil menangis.
"Viana tenang dulu! ini tidak seperti yang kamu pikirkan," ucap Tomi merasa was-was.
"Kita putus!" Viana melirik sinis terhadap gadis yang ada di samping Tomi.
"Jangan! ku mohon tolong." Tomi meraih tangan Viana dengan harapan gadis itu mau memaafkan dirinya.
"Kamu dan Linda sudah mengkhianati ku dengan berselingkuh. Dalam kamus ku tidak ada maaf untuk pengkhianat!!" Viana meninggalkan Tomi dan Linda di taman yang menjadi saksi bisu perselingkuhan Tomi, sekaligus putusnya hubungan Viana dan Tomi.
Viana memutuskan untuk meninggalkan semua yang dia miliki ke Korea. Di sana Viana kuliah melanjutkan S1, hingga mendapatkan gelar Sarjana seperti yang Viana impikan. Setelahnya Viana memutuskan untuk berkarier di berbagai bidang, apalagi Viana memiliki brand yang populer. Viana juga membuka cabang perusahaan dan beberapa bisnis.
Salah satu pelarian terbaik sepanjang hidupnya, bukan menangisi laki-laki yang mengkhianati dirinya. Melainkan, membalas rasa sakitnya dengan pencapaian luar biasa terlebih di usianya yang muda Viana mampu membangun nama dan melebarkan sayapnya sebagai pebisnis muda. Terutama di bidang pakaian dan perhiasan yang bernama Style beautyVin dan Vin starGlow.
____***_____
Desember 2016
Sudah empat tahun lamanya Viana berada di Korea, kini dia memutuskan kembali. Viana yang sebenarnya enggan hanya ingin membuat tante Rita senang, karena berulang kali meminta Viana untuk kembali. Viana yang awalnya senang, karena Rita sudah mulai sering untuk menghubungi dirinya. Viana sebelumnya merasa kecewa ketika Rita lebih mementingkan pekerjaan di bandingkan dirinya. Itu juga salah satu alasan mengapa Viana pergi ke Korea, tempat keluarga lainnya berada.
Ketika Viana mengutarakan keinginannya untuk pulang, sebenarnya Leha sepupu Viana tidak setuju. Namun keluarga yang menasehati dan membuat Leha mengerti. Mereka sangat menyayangi Viana, terlebih anak satu-satunya dari mending Hera dan Gavin. Sebelum naik pesawat Leha memberikan Viana coklat, karena Leha tahu ketika Viana merasa sedih coklat akan menjadi mood bosternya.
Dalam pesawat Viana memilih untuk tidur, tanpa Viana sadari ada seseorang yang duduk di sebelahnya. Viana tidur lebih awal, karena kelelahan. Laki-laki di sampingnya beberapa kali menatap Viana dengan tatapan kagum, hingga dia sendiri pun ikut tertidur.
Ketika pesawat sudah sampai, Viana terbangun dan mendapati dirinya tidur dalam bahu laki-laki yang tidak dia kenal. Melihat laki-laki itu yang sedang tidur Viana meminta salah satu pramugari yang membangunnya, sedangkan Viana sudah mendahului untuk turun.
Laki-laki itu bangun dan mendapati gadis di sampingnya sudah tidak ada. Dia pun memutuskan untuk pulang ke tempat tujuannya. Sudah ada gadis yang menunggunya, terlihat gadis itu berlari ke arahnya.
"Harry kamu sudah pulang?" tanya Linda kegirangan.
"Seperti yang kamu lihat." Harry merentangkan tangannya dan Linda memeluk Harry untuk melepas kerinduannya.
"Apa ini Harry?" tanya Linda.
"Apa?" tanya Harry balik.
"Kamu selingkuh? Apa kamu sudah tidak mencintai ku lagi?!" tanya Linda dengan berapi-api tanpa perduli dengan sekitarnya yang sudah memperhatikannya.
"Tidak-"
"Kamu bohong, kamu tidak pernah mencintai ku. Kamu pasti masih mengingat gadis masa lalu mu itu,kan?" tanya Linda dengan berurai air mata menahan kecewa.
"Linda tenang! kita bicarakan baik-baik okay." Harry meraih tangan Linda, namun di tepis.
"Kita putus!" ujar Linda yang langsung pergi.
Kandas sudah hubungan Linda dan Harry, karena sebuah kesalahpahaman. Kalung yang Linda dapati adalah milik Viana, ternyata kalung itu menyangkut ketika Viana tanpa sengaja tidur di bahu Harry. Tidak rela hubungan yang baru seumur jagung kandas di tengah jalan, Harry menyusul Linda. Sayangnya Harry mendapatkan kekecewaan, ketika melihat gadis yang mengisi harinya berpelukan dengan laki-laki yang merupakan musuh bebuyutannya. Harry yang begitu marah, memilih untuk pergi dan melupakan kenangan indah keduanya.
_____*****_____
Viana pulang ke rumahnya dengan jantung berdebar, takut jika Rita tak ada. Yang lebih Viana takuti jika laki-laki itu kembali dalam hidupnya, Viana tak rela. Laki-laki itu sudah menyakiti hati Viana dan Viana tidak mau kembali terjerembab dalam cinta yang penuh pengkhianatan.
Lega, itulah yang Viana rasakan. Rita ada di rumah dan tidak ada mantan pacarnya di sana. Viana di sambut hangat oleh tantenya dan para pembantunya. Rita mengajak Viana untuk makan bersama, tujuannya untuk memperbaiki hubungan antara tante dan keponakan.
"Viana, bagaimana pekerjaan mu?" tanya Rita mengawali pembicaraan.
"Semuanya lancar tante," jawab Viana yang sudah menyelesaikan makan.
"Vi, nanti malam siap-siap ya!" Rita kemudian menelpon seseorang ke belakang balkon.
"Ku pikir tante sudah berubah, ternyata tetap saja." Viana kemudian pergi menuju kamarnya.
Viana merebahkan dirinya, masih tetap sama. Dekorasi kamarnya tidak ada yang berubah, terkecuali semua photo mantannya yang sudah tidak ada. Tanpa terasa mata Viana terpejam hingga sore hari, ketika bangun Viana terkejut dan mengingat pesan Rita supaya dirinya bersiap-siap. Viana yang belum tahu pasti, hanya menuruti permintaan tantenya.
_____*****____
Viana turun dari tangga dengan gaun putih tanpa lengan, hal itu menambah aura kecantikannya. Di tambah Viana menggerai rambutnya, seperti model. Siapapun yang melihat Viana malam ini pasti terpesona, termasuk laki-laki yang kini duduk di kursi.
"Bagaimana nak, kamu masih mencintai Viana atau ingin meninggalkan dia?" tanya Rita memastikan.
"Aku sampai detik ini masih sangat mencintai dia," jawabnya dengan mantap.
Viana terkejut melihat laki-laki itu di meja makan, apalagi Rita tantenya juga ada di sana. Rita yang melihat Viana masih berdiri, segera memintanya untuk duduk. Viana berhadapan dengan laki-laki itu, namun pandangan Viana ke arah lain. Rita sengaja meninggalkan keduanya supaya mereka bisa bicara leluasa. Makan malam itu sudah Rita atur, karena Rita sampai saat ini tidak tahu apa yang menjadi penyebab kandasnya hubungan Viana dan Tomi.
Tomi, anak dari pengusaha kaya raya dan mamanya seorang model. Laki-laki itu di gandrungi oleh banyak gadis, terlebih sikap Tomi yang friendly. Jika di mata gadis lain, Tomi adalah sosok yang menawan. Beda halnya dengan Viana yang sudah tahu akan sikap Tomi, terlebih menyelingkuhi dirinya. Mereka makan tanpa suara, karena bagi Viana itu bukan makan malam. Itu adalah siksaan, karena harus makan berdampingan dengan pengkhianat. Tomi yang ingin kembali merebut hati Viana menyuapi Viana, berniat untuk membalas apa yang Tomi lakukan Viana juga tak kalah untuk bermain cantik.
Selesai makan, Tomi mengajak Viana untuk jalan-jalan taman Couple (Garden's Couple). Karena taman itu hanya buka ketika malam Minggu untuk pasangan, entah untuk yang sudah menikah atau belum. Tomi menyiapkan semuanya dengan sangat romantis, di tambah dengan suasana malam yang mendukung. Banyak sekali pasangan muda yang jalan-jalan juga di sekitar tempat itu. Ketika Tomi dan Viana mendengarkan musik dari beberapa pengunjung di taman Couple, seorang gadis lari ke arah Tomi.
Menyadari ada Viana di sampingnya Tomi mendorong gadis itu dengan sedikit keras, hingga membuatnya jatuh. Semua mata tertuju ke arah mereka, termasuk Harry yang juga ada di sana. Sebuah pemikiran jahil terbersit di kepala Viana, bersamaan dengan itu Harry juga melangkah ke arah mereka.
"Kalian masih pacaran?" tanya Viana melirik ke arah Tomi dan Linda.
"Tidak," jawab Tomi menggenggam tangan Viana.
"Tomi kamu masih ingat aku, kan?" tanya Linda penuh penuh pengharapan.
"Linda…kita sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi." Tomi membuang nafasnya kasar.
Mendengar ucapan itu, Harry menghentikan langkahnya dan memilih untuk pergi. Linda yang mendengar ucapan Tomi merasa sangat malu, karena mereka yang melihat tingkahnya memeluk Tomi seolah menatapnya jijik.
"Sayang, lihat gadis itu! cantik tapi tidak tahu malu," ucap seorang gadis yang meliriknya jijik.
"Sudah sayang, biarkan saja." laki-laki yang sepertinya pacar dari gadis itu membawa gadisnya meninggalkan taman.
"Sabar ya Linda, tapi memang sih kamu tidak tahu malu. Jadi tidak perlu marah seperti itu," ucap Viana dengan santai, namun pasti menyakitkan.
"Kenapa Viana menjadi seperti ini?" tanya Tomi dalam hatinya.
Linda menunduk merasa malu dan bersalah, berharap kalau Tomi akan membantunya ternyata tidak. Tomi mengantarkan Viana untuk pulang, kemudian Tomi juga pulang ke rumahnya. Bukan Viana namanya kalau akan melepaskan musuhnya. Viana tahu kalau Tomi masih menaruh simpati pada Linda, terlihat jelas kalau Tomi masih bimbang akan keputusannya.
Diam-diam Viana mengikuti mobil Tomi, kali ini Viana memang sangat berbeda. Viana tidak mau menjadi gadis bodoh yang mudah tertipu oleh ucapan laki-laki, benar apa yang menjadi kecurigaannya. Tomi pergi ke taman untuk menemui Linda, mereka terlihat berpelukan. Viana mengambil photo mereka, kemudian pergi. Tomi yang merasa kasihan mengantarkan Linda ke rumahnya, dia belum tahu kalau itu menjadi bencana untuk hubungan yang ingin dia jalin kembali bersama Viana. Di saat bersamaan, Harry juga melihat hal itu.
Bersambung
Happy Reading
Pagi harinya Viana joging untuk menjaga kebugaran tubuhnya, tanpa sengaja Viana bertabrakan dengan seseorang. Hampir saja Viana jatuh. Untuk sesaat, dunia seakan berhenti berputar. Viana terbawa suasana, hingga suara cempreng seorang gadis mengangetkan Keduanya.
"Maaf," lirih Viana.
"Tidak, harusnya Aku yang minta maaf." Laki-laki itu tersenyum dengan manis.
"Sepertinya kita pernah bertemu." Viana berusaha mengingat dimana ia pernah bertemu dengan laki-laki itu.
"Iya, kita memang pernah bertemu. Sekarang, kan kita bertemu." Kemudian mengulurkan tangannya untuk berkenalan.
"Harry," ucap Harry singkat.
"Alviana," jawab Viana.
Mereka berdua begitu cepat untuk akrab, terlihat beberapa orang menatap keduanya penuh kagum. Harry memang sengaja untuk joging, supaya bisa bertemu dengan Viana. Harry sudah mencari tahu tentang Viana sampai detail, tentang apa yang dia sukai, pekerjaannya, bahkan sampai kekasihnya. Terlebih Harry berniat untuk mendapatkan cinta masa kecilnya, termasuk membalas perbuatan musuhnya.
Harry Anderson adalah CEO tampan yang cukup dingin, memiliki perawakan tinggi, kulit putih dan mata tajam mempesona. Memiliki senyum khas yang menawan membuat Harry menjadi idaman para gadis muda, bahkan kaum hawa sampai rela merogoh kocek untuk menginap di Hotel Anderson supaya mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Harry. Sayangnya Harry tidak pernah mengubris para gadis itu, karena Harry selalu menjaga jarak dari mereka. Terutama para gadis yang membuat dirinya risih. Hatinya sudah dimiliki oleh gadis kecil masa lalunya, namun harapannya untuk bertemu sang pujaan sia-sia lantaran gadis yang dia cintai itu sudah memilki kekasih. Disaat dirinya berusaha move on, gadis yang bernama Nayla berhasil mencuri hatinya. Entah cinta sesaat atau tidak Harry berusaha mendapatkan Nayla. Kekecewaan kembali dia dapatkan lantaran Nayla lebih memilih laki-laki lain setelah tahu siapa Harry dan keluarganya.
Alviana Johan adalah gadis cantik yang manis. Alviana tinggal bersama dengan tantenya yang bernama Rita, setelah sekian lama Viana kembali dari Korea. Kembalinya Viana karena kejadian beberapa tahun yang lalu nyatanya tidak mengubah apapun, semua tetap sama. Tantenya tetap memprioritaskan pekerjaan dibandingkan Viana, apalagi mantan yang dulu menoreh luka terdalam di hati Viana kembali lagi dalam hidupnya. Yang lebih parah, tantenya meminta Viana bertunangan dengan Tomi Wiliam.
"Kak Harry,"panggil seseorang.
"Margaretha," ucap Harry dan Viana bersamaan.
"Kalian saling kenal?" tanya Margaretha.
"Iya," jawab Harry dan Viana.
"Kalian saling kenal juga?" tanya Viana pada Harry dan Margaretha.
"Hahaha, kak Harry ini kakak sepupu ku." Margaretha tertawa melihat Harry dan Viana saling pandang.
Mereka bertiga kemudian tertawa menyadari telmi sesaat itu. Margaretha dapat melihat bagaimana keakraban Harry dan Viana, perasaan Margaretha menjadi campuran aduk. Di satu sisi dia senang, kalau kakaknya bisa terbuka dengan gadis selain Linda dan Nayla. Di sisi lain, sebuah perasaan takut menyergap ke hatinya. Viana merupakan sahabat dari Margaretha, dia tidak mau terjadi hal yang buruk pada Alviana. Terlebih Margaretha mengetahui kalau Harry dan Tomi adalah musuh bebuyutan dan Viana adalah mantan pacar Tomi.
"Viana, kita pamit dulu ya. Nanti Aku akan mampir ke rumah mu." Margaretha melambaikan tangannya.
"Iya, hati-hati ya kalian!" Viana juga membalas lambaian tangan Margaretha.
Harry terus saja menatap Viana, sampai Viana benar-benar hilang dari pandangannya. Margaretha memang sengaja membawa mobil, karena dia tidak suka untuk joging jarak jauh seperti yang Harry lakukan.
"Kakak kenal Viana di mana?" tanya Margaretha.
"Di pesawat," jawab Harry singkat.
"Jadi sekarang udah sama Viana?" tanya Margaretha lagi.
"Belum sih, masih proses." Harry mengambil earphone,lalu mendengarkan musik.
Margaretha geleng kepala melihat tingkah Harry yang terkesan cuek, itu sudah biasa bagi Margaretha. Hanya saja Harry memang dingin dan irit bicara, tapi jika bersama gadis yang di sukai biasanya dia akan friendly. Supirnya menghentikan mobil setelah mereka sampai di rumah, lalu Margaretha membangunkan Harry yang tadi sempat ketiduran.
"Bangun kak!" Margaretha menggoyangkan tangan Harry.
"Sudah sampai?" tanya Harry.
"Belum," jawab Margaretha.
Bukannya menjawab dengan benar, Margaretha justru lebih memilih untuk meninggalkan Harry. Harry keluar dari dalam mobil tanpa memperdulikan Margaretha yang terlihat kesal, seperti itulah Harry kalau di rumah. Jika di kantor akan lebih dari itu, tapi jika waktunya meeting maka dia menjadi begitu menawan. Terlebih dia berwibawa, hal itu membuat orang luar sulit menebak bagaimana sifat Harry yang sebenarnya. Hanya Nielsen kaki tangan sekaligus sahabatnya yang mengenal betul bagaimana Harry.
"Harry di mana?" tanya Nielsen cepat.
"Masih di luar, mungkin sedang menelpon karyawannya." Margaretha masuk ke kamarnya dengan muka kusut.
"Margaretha pasti kesal dengan Harry," batin Nielsen dalam hatinya.
Nielsen kemudian menunggu kedatangan Harry di teras, sambil minum kopi. Tidak lama setelahnya muncul Harry, namun Harry memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sehabis joging tadinya. Lagi pula keringatnya sudah kering, ketika dalam perjalanan. Di teras Nielsen sedang menatap layar laptopnya, kemudian Harry yang sudah selesai mandi turun ke bawah untuk menemui sahabatnya itu.
"Kalau mau cari Margaretha, jangan alasan ada hal penting." Harry mengambil kripik cemilan Nielsen.
"Ck, main seruput aja." Nielsen meneguk kopinya.
"Biarin, kan bos. Jadi mah bebas dong, rumah-rumah sendiri juga." Harry kembali makan kripik dengan santai.
"Tadi kau apakan Margaretha?" tanya Niel.
"Mana mungkin Aku apa-apakan, dia adik ku." Harry menaruh keripik tadi di atas meja.
"Bukan seperti itu maksud ku," ucap Niel kikuk.
"Lalu?" tanya Harry singkat.
"Kau membuatnya kesal." Niel kembali fokus pada laptopnya.
Harry tidak merespon lagi, dia tahu Margaretha sedang kesal. Hal itu memang sengaja dia lakukan, mungkin Niel saja yang belum sadar. Harry sedang mempersiapkan acara ulang tahun Margaretha, saking cintanya Niel hingga tidak ingat. Setelah Harry mengingatkannya, barulah Niel menyadari bahwa esok adalah hari spesial gadis pujaannya.
"Brian masih di Belanda, jadi kau minta Jon untuk mengawasi keamanan IT nanti ya!" pinta Harry.
"Oke, Jon juga cukup handal. Apa pestanya akan meriah?" tanya Niel.
"Iya, kali ini spesial dan tolong kau atur sekalian juga undang keluarga Rita Johan dan keluarganya!" Harry berdiri untuk mengambil minuman di dalam kulkas.
"Tumben, jadi apa kau yakin akan mengundang Rita Johan?" tanya Niel memastikan.
"Yakinlah," jawab Harry singkat.
"Tapi Rita Johan mempunyai hubungan yang cukup dekat dengan keluarga Wiliam, kan?" Niel melirik Harry yang ada di samping kulkas.
"Aku mengundang Rita Johan dan keponakannya, bukan mengundang keluarga Wiliam." Harry bicara dengan tegas, sehingga Niel tidak berani untuk menolak.
Seperti yang Harry minta, Niel datang ke kantor Rita. Rita adalah tamu penting dari acar ulang tahun Margaretha yang sudah Harry siapkan, ketika mendatangi kantor Rita. Niel berpapasan dengan Ayahnya Tomi di dalam lift, terlihat kebencian melekat di mata Mack Wiliam. Niel terlihat cuek dan menganggap seolah tidak ada Mack di dalam sana. Ketika sampai pun di ruangan Rita tidak ada suara, barang hanya sekadar bertegur sapa.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!