NovelToon NovelToon

I Love You Nanny

part 1 Nona kecil

"Selamat pagi Tuan," sapa Amanda di meja makan.

Tuan Gio mengernyitkan dahi lalu menoleh kepada Pak Har, kepala pelayan.

"Maaf Tuan, dia Amanda Nanny baru nona Gisela" jawab Pak Har sambil menundukkan kepala

Tuan Gio menghembuskan nafas kasar.

"Pastikan dia yang terakhir beri gaji 6 kali lipat bahkan bila perlu 10 kali lipat, saya tidak mau ada orang baru lagi di mansion ini, mengerti!" ucap Tuan Gio menatap tajam Pak Har

"Baik Tuan"jawab Pak Har masih sambil menundukkan kepalanya

"Hah! Saya mendapatkan gaji 6 kali lipat , hanya sebagai pengasuh gaji ku bisa 10 kali lipat. Wuaahh... Saya pasti bisa jadi orang paling kaya di kampung, saya bisa beli sawah bisa bangunin ibu rumah,-" ucapan Amanda langsung terhenti dengan suara teriakan Tuan Gio

"Stop! Pak Har bawa dia ke kamar Gisela."

perintah Tuan Gio penuh dengan penekanan

"Baik Tuan , maaf saya permisi" Pak Har langsung menarik tangan Amanda kasar.

Sesampainya di kamar nona Gisela, Amanda di buat menganga dengan pemandangan yang sangat berantakan, tidak terlihat sama sekali kamar ,tetapi seperti kapal pecah.

Pecahan kaca berserakan dari figura- figura yang pecah, bantal ,guling ,selimut berada di lantai, dan semua barang yang tidak sesuai dengan tempatnya.

'Jadi ini, kenapa gaji ku bisa sampai 10 kali lipat, sepertinya aku harus bekerja sangat- sangat extra. Huh, semangat Amanda kamu pasti bisa! Tapi apa yang terjadi dengan nona Gisela, kenapa seperti ini? Ah sudahlah, yang pasti aku harus selalu semangat dan tidak boleh menyerah'. batin Amanda menyemangati diri sendiri

Pak Har tersenyum melihat ekspresi wajah Amanda,

"Anda sudah paham nona Amanda?" tanya Pak Har

"Sangat paham Pak Har, saya pasti bisa bertahan, 10 kali lipat", Amanda mengulurkan tangannya dan menaik turun alisnya

Pak Har menerima uluran tangan Amanda lalu tersenyum mengangguk

Kini, hari - hari yang di lalui Amanda selalu sama. Di pagi hari nona Gisela selalu saja mengamuk, entah apa yang di inginkan nya tidak pernah ada yang tahu, tidak pernah ada kata yang keluar dari mulut nona Gisela, dia hanya mengacak acak kamarnya menurunkan semua barang barang ke lantai, hingga semua isi lemari bajunya kosong , lalu dia akan duduk diam di balkon kamar .

Sudah satu bulan Amanda berusaha berbicara mengajak mengobrol tapi tak ada satu katapun keluar dari mulut Gisela , ia hanya diam dengan pandangan lurus ke depan tapi tatapannya seperti kosong ,tanpa pernah menoleh pada Amanda yang selalu tak pernah berhenti berbicara.

Seperti saat ini ,Amanda sedang berbicara pada nona nya di balkon kamar.

" Kenapa nona begitu senang berada di kamar. Ruangan di mansion ini sangat banyak ,tapi nona bahkan tidak pernah keluar dari kamar ini, apa nona tidak ingin makan bersama Tuan di bawah?. Nona.. Saya memang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di mansion ini, Tuan Gio dan nona, kalian Ayah dan anak tinggal satu atap tapi tidak pernah saling bicara, Tuan Gio selalu memperhatikan nona dari jauh menanyakan keadaan nona setiap hari ,tapi beliau tidak pernah mengunjungi nona di kamar ini"

"Jika nona ingin marah maka marah lah. Jika nona ingin menangis maka menangis lah. Jika nona tidak suka katakan tidak suka. Jika nona ingin sesuatu katakan. Saya akan menerima bagaimanapun perlakuan Anda, pukulan ,lemparan ,cubitan, apapun itu, tapi nona harus mengatakan sesuatu , agar saya tahu dan saya bisa perbaiki kesalahan saya. Jika nona hanya diam maka saya tidak tahu apa yang nona inginkan dan semua orang di Mansion ini pun tidak tau apa yang nona inginkan".

Pertama kalinya Gisela menoleh dan menatap Amanda,

"Nona saya berjanji, akan selalu ada untuk nona kapanpun nona membutuhkan saya, saya akan selalu siap. Saya tidak akan pernah meninggalkan nona, bahkan bila perlu saya tidak akan menikah. Saya akan selalu ada di sini bersama nona. Saya ada satu permintaan, tersenyumlah nona!" Amanda menggenggam erat tangan Gisela.

Nona Gisela tidak menolak genggaman tangan Amanda , tapi dia tidak menjawab dan kembali menatap lurus ke depan.

Malam semakin larut udara dingin semakin mencekam tubuh, Amanda masih saja belum dapat memejamkan mata, pikirannya masih pada nona Gisela, ia memandangi tangannya, ada perasaan sedih yang mendalam yang dia rasakan saat menggenggam tangan nona kecilnya. Tidak dapat di ungkapkan tapi sungguh sangat nyata terasa, itu kali pertamanya melakukan kontak fisik dengan Gisela, dan ternyata Gisela meresponnya dengan baik.

Sepanjang yang dia tahu nonanya tidak pernah mau di sentuh orang lain.

"Sebenarnya apa yang nona pendam sendiri selama ini, Sungguhkah perpisahan kedua orang tuamu menimbulkan efek yang begitu mendalam padamu nona".

Tanpa terasa langkah kaki Amanda menuntunnya menuju kamar Gisela, dia sudah berada di depan pintu kamar itu, tanpa ragu dia memegang handle pintu dan membukanya. Tidak di kunci , tanpa di komando Amanda duduk di tepi ranjang menatap wajah nona kecilnya ,di usia 8 tahun gadis kecil itu sudah harus menanggung beban akibat perpisahan orang tua.

Tangannya mengulur dan mengusap kepala Gisela lembut, tak terasa setetes cairan bening lolos dari matanya.

"Mom.. Mommy.."

Suara nona Gisela menyadarkannya di tarik kembali tangannya dan menatap wajah nona nya yang masih terpejam. Ia menyadari nona nya yang mulai mengedip- ngedip kan mata langsung jongkok dan bersembunyi di samping tempat tidur.

"Mommy ... kenapa kau pergi dengan membawa cinta Daddy, kau tidak pernah memberikan cinta dan kasih sayangmu untukku, dan aku tidak lagi merasakan cinta dan pelukan hangat Daddy setelah kau pergi dari kami, jika kau tidak ingin kembali, Gisela mohon kembalikan Daddy ".

Pagi hari setelah Amanda keluar dari ruangan Pak Har dia menoleh melihat ada sosok pria berwajah tampan dengan sepasang bola mata berwarna coklat tatapan mata yang tajam seperti elang hidung mancung sempurna rahang yang keras menambah kesan gagah dalam dirinya bibir yang terlihat sangat seksi ketika sedang mengunyah makanannya, Tuan Gio yang sudah beberapa minggu ini tak pernah di lihatnya sedang duduk sambil menikmati sarapannya

'Aku pikir dia bersikap dingin hanya pada pelayan , ternyata terhadap putrinya pun seperti itu' batin Amanda lalu berpaling dan melangkahkan kakinya

Tepat saat itu Tuan Gio yang sadar ada sosok gadis yang memperhatikannya pun menoleh sebentar lalu kembali menikmati sarapannya.

Amanda sedang berdiri di depan gerbang menunggu ojek online yang di pesan oleh salah satu teman yang bekerja bersama di Mansion,karena Amanda tidak memiliki handphone.

Tuan Gio yang sedang berada di mobilnya terus melihat ke arah gadis berambut hitam panjang yang di ikat sedikit di tengah dan sisanya di biarkan nya terurai, dengan kaos bergambar Doraemon dan celana jeans berwarna biru,dia terus memperhatikan gadis itu dari kaca spion sampai benar benar tak terlihat,entah apa yang ada dalam pikirannya.

part 2 membeli handphone

Amanda telah tiba di sebuah Mall yang cukup ternama di kota itu,dia berjalan mencari konter handphone , dia ingin membeli handphone baru.

"Wah! Ternyata benar gajinya 10 kali lipat,aku harus membeli handphone baru untukku juga ibu dan adik, agar aku bisa lebih mudah menghubungi mereka,dan aku masih bisa mengirim uang lebih juga untuk mereka. Waaah..... senangnya," Amanda berbicara sendiri sepanjang jalan tanpa memperhatikan sekitar yang ramai

Hingga tiba tiba dari jauh dia melihat seorang pria yang di kejar dua orang dengan setelan jas hitam, saat pria itu akan melewatinya, dia langsung menarik tangan pria itu untuk bersembunyi.

Mereka berdua kini sedang bersembunyi di bawah gantungan baju, Amanda kemudian menengok ke depan, di lihatnya dua orang yang memakai setelan jas hitam itu telah pergi melewati mereka. Dan pria itu terus melihat sosok Amanda yang sibuk mengamati orang yang mengejarnya tanpa berkedip dan sebuah senyuman melengkung di bibirnya

'Cantik' gumamnya

"Huuh." Amanda menghela nafas lega.

"Orang- orang itu sudah pergi, tapi kenapa kau di kejar mereka, apa kau mencuri? Tapi dari wajahmu tidak terlihat seperti pencuri" Amanda menolehkan wajahnya mengamati setiap inci wajah pria yang juga sedang menatapnya.

"Salman, namaku Salman" bukannya menjawab pertanyaan Amanda, pria itu justru mengulurkan tangan dan menyebutkan namanya.

Dengan wajah kesal Amanda berdiri tanpa menghiraukan uluran tangan pria itu, dan berjalan meninggalkannya begitu saja.

Salman lalu beranjak dan mengejar Amanda.

"Hai! Maafkan aku, dan terima kasih sudah menolongku, aku bukan pencuri, mana ada pencuri berwajah tampan seperti ini" ucap Salman setelah langkahnya sejajar dengan langkah Amanda dan memegangi wajahnya sambil tersenyum manis.

"Ck narsis" pekik Amanda dengan sedikit menoleh dan kembali menatap lurus kedepan sambil terus mengayun langkah.

"Hai ,nona Dora! Kenapa jalanmu cepat sekali" Salman masih mengikuti Amanda yang berjalan tanpa menghiraukannya.

Amanda langsung berhenti lalu mengernyitkan dahi dan kembali menoleh.

Salman yang mengerti langsung ikut berhenti dan tersenyum.

"Itu .. bajumu bergambar Doraemon, kau tidak mau menyebutkan namamu nona Cantik, jadi aku panggil kau Dora." Salman mencoba menjelaskan dengan menaikan alis dan memonyongkan bibir dengan ekor mata yang menunjuk baju dan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya

Amanda langsung menunduk melihat bajunya, dia memonyongkan mulutnya dan kembali menatap tajam pria di depannya itu.

Salman semakin tersenyum lebar melihat ekspresi wajah Amanda, kemudian dia melihat dua orang berjas hitam dari kejauhan menuju kearahnya kembali,

'Ah ****!" gumamnya

"Nona.. jika nanti kita bertemu lagi kau harus menyebutkan namamu, okeh!" Salman lalu pergi berlari sambil melambaikan tangan.

Kemudian orang berjas hitam itu berhenti menatap Amanda sekilas kemudian melanjutkan berlari lagi.

'Dasar orang aneh,semoga tidak bertemu lagi' gumam Amanda sambil mengangkat kedua bahunya.

Di mansion

"Pembohong kau pembohong " itulah teriakan yang terdengar dari kamar Nona Gisela, Amanda yang kini sudah berada di depan kamar Gisela di halangi masuk oleh Pak Har.

"Sebaiknya nona Amanda jangan masuk dulu! Saya takut nanti nona Amanda akan terluka."

Amanda tidak memperdulikan ucapan Pak Har dia memaksa untuk tetap masuk dan tepat pada saat Amanda membuka pintu sebuah kotak pensil melayang dan mengenai dahi.

"Nona Amanda ,kau tidak apa -apa??,"tanya Pak Har cemas.

Amanda tidak menjawab pertanyaan Pak Har dia terus saja berjalan menghampiri Gisela dengan bantal, boneka, buku, semua yang di lemparkan mengenai tubuh Amanda tidak di hindarkan nya, dia terus saja melangkah hingga kini dia berdiri tepat di depan Gisela. Dia kemudian jongkok dan tersenyum.

"Maaf" Amanda memandang sedih dan mengulurkan tangan untuk menggenggam tangan nona kecilnya.

"Kau pembohong! Kenapa kau kembali , pergi dan jangan pernah kembali lagi!" ucap Gisela menatap Amanda, kemudian cairan bening mengalir melewati pipi tirus Gisela.

Amanda tersenyum dan semakin erat menggenggam tangan Gisela.

"Apa nona merindukanku?? tanyanya sambil masih tersenyum,

"Tidak" jawab Gisela cepat.

"Yah. Sedihnya hatiku rinduku tidak terbalaskan" Amanda memasang wajah sedihnya.

Pak Har yang menyaksikan dari jauh merasa tersentuh dia mengelap sedikit airmata nya yang jatuh.

Tanpa mereka sadari ada sepasang bola mata yang menatap mereka dari balik layar, wajahnya datar entah apa yang ada dalam pikirannya.

Tuan Gio memang sengaja memasang CCTV di kamar putrinya. Dia ingin bisa selalu memantau keadaan putrinya sendiri.

Hatinya terasa teriris melihat keadaan Gisela. Ia juga seorang Ayah yang akan merasa lebih menderita jika putrinya terluka, tapi ego mengalahkannya, dia selalu bersikap acuh dan tidak perduli di depan Gisela, dia hanya tidak ingin terlihat lemah karena kesedihan yang mendalam dengan pengkhianatan istri yang sangat di cintainya.

Nona Gisela sudah tidak lagi pendiam, dia justru lebih ekspresif , dia akan marah jika apa yang dia inginkan tidak di dapatkan. Tapi dia sudah tidak lagi hanya mengurung diri di dalam kamarnya, hari -harinya hanya di habiskan di dalam Mansion, dan masih enggan untuk keluar dari Mansion

Dan kini Amanda dan Gisela sedang ada di Gazebo di pinggir kolam renang. Amanda mengajak non kecilnya untuk mewarnai gambar- gambar hasil karya dari hobinya melukis.

"Nona kenapa memberi warna pemandangan hanya dengan warna gelap, ini pohon seharusnya Nona memberi warna hijau, dan apa ini, kenapa bunga mawar berwarna coklat,?" ucap Amanda dengan wajah kesal melihat hasil lukisannya yang jadi berantakan karena warna yang tidak sesuai dengan gambarnya

"Aku hanya suka coklat" jawab Gisela acuh.

"Tapi ini bukan makanan. Ini gambar Nona, kau harus memberi warna yang sesuai dengan gambar agar terlihat indah. Anda sudah menghancurkan hasil karyaku, Lihatlah!" ucap Amanda sambil memperlihatkan kertas gambar pada Gisela.

Nona Gisela tidak menjawab dia hanya mengangkat bahu lalu beranjak pergi

Amanda hanya bisa membalas dengan menghembuskan nafasnya kasar

Sore hari jalanan ibukota terlihat ramai, kendaraan bermotor lalu lalang di jalan silih berganti saling bersaut klakson semakin menambah kebisingan di jalan

Amanda duduk di kursi di sebuah minimarket,

Nona Gisela memintanya membelikan coklat berbagai merek, semua jenis coklat di belinya,

dia menaruh tas dan belanjaan di atas meja, dia meminum minuman dinginnya, lalu meletakan kepalanya di atas meja dengan melipat tangannya sebagai bantalan

Rasa lelahnya membuat dia tertidur di meja, tanpa di sadarinya tasnya telah di ambil pencopet yang duduk tidak jauh dari Amanda

"Nona tas anda di ambil pencuri " petugas parkir menepuk bahu Amanda pelan

"Apa??" Amanda bangun terkaget dia langsung berdiri dan melihat orang orang yang sedang mengejar pencurinya, dia pun langsung ikut berlari mengejar pencuri itu

Seorang pria yang sedang berdiri sambil memainkan ponselnya menoleh mendengar teriakan orang memanggil pencuri, Dia mengangkat kaki menjegal jalan pencuri, dan

Bruuukk

pencuri itu jatuh dan pria itu langsung mengambil tas yang di pegang si pencuri tanpa perlawanan karena langsung banyak orang yang berkerumun menangkap si pencuri

"Tas siapa ini?" kata pria itu bertanya

"Milik nona ini,"ujar salah satu orang memberi jalan

Pria itu tersenyum lebar melihat gadis yang masih setengah berdiri mengatur nafas setelah berlarian ikut mengejar pencuri, pria itu lalu berjalan mendekat ke arah gadis yang masih menunduk ngos-ngosan.

part 3 menyebutkan nama

"Hai , Dora!" sapa pria itu ikut membungkukkan badannya dan tersenyum.

Amanda menoleh lalu menegakkan tubuhnya. Dahinya sedikit berkerut melihat wajah pria yang berdiri di hadapannya. Ingatannya yang cukup bagus, langsung bisa mengenali sosok pria itu.

"Jadi benar kau adalah pencuri, tidak ku sangka wajah tampan tapi pencuri" jawab Amanda masih dengan nafasnya yang tersengal.

Pria itu tidak menjawab dia hanya tersenyum dengan lebar.

"Sekarang kau mengakui bahwa aku ini memang tampan, bukan narsis"

"Ish kembalikan tasku" Amanda mengulurkan tangan mencoba mengambil tasnya.

Tapi bukannya memberikan tas, pria itu malah menarik tangan Amanda, membawa Amanda ke kafe dekat mereka berdiri saat ini.

"Hai .. lepaskan tanganku!" Amanda memukul- mukul lengan pria yang menarik tangannya

Pria itu tidak memperdulikan teriakan Amanda,dia hanya menoleh ke belakang sambil terus tersenyum, kini mereka telah duduk berhadapan di dalam sebuah kafe.

"Sekarang kau sebutkan siapa namamu!"

"Jadi kau menarik paksa tanganku hanya untuk bertanya siapa namaku??"

"Tidak, karna aku sudah membantumu mengembalikan tasmu jadi aku ingin kau mentraktirku makan,"

"Apa kau belum bekerja sampai kau kelaparan dan meminta makan dariku"

Pria itu mengangguk cepat dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya dan terus menatap gadis di depannya seolah tak ingin sedetikpun terlewat wajah gadis yang telah mengambil hatinya dari pertama kali bertemu itu

"Baiklah,kau mau makan apa, aku yang akan bayar, tapi kembalikan tasku dompetku ada di situ" ucap Amanda sambil mengulurkan tangannya.

Pria itu bukannya menyerahkan tas Amanda malah menjabat tangan Amanda

"Salman"

"Hmm Amanda"

"Nama yang cantik, secantik orangnya"

Amanda langsung menarik kembali tangannya, dan pria itu pun mengembalikan tas Amanda,

Amanda kemudian mengambil dompet di tasnya lalu mengeluarkan uang yang masih di amplop dan memberikannya pada Salman

"Ini adalah sisa gaji ku bulan ini,ambillah semoga itu cukup untuk membayar makananmu nanti, aku harus segera pulang. Nona ku pasti akan marah karena aku terlalu lama keluar,"

Amanda langsung bangun dari duduknya, namun saat dia akan melanjutkan langkah , tangannya di tarik, Salman ikut bangun dari duduknya dan menatap kembali Amanda.

"Maaf Salman, aku benar benar harus cepat kembali,tolong lepaskan tanganku,! pinta Amanda mencoba menarik tangannya

Salman menurut dan melepaskan tangan Amanda

"Kita harus bertemu lagi Amanda"

"Aku hanya bisa keluar di hari liburku, minggu terakhir di setiap bulan"ucap Amanda lalu berlari keluar.

Salman hanya tersenyum dan terus menatap punggung gadis yang telah mencuri hatinya itu sampai tidak dapat terlihat

Di mansion

"Nona ayo bangun! Kau harus menyikat gigimu sebelum tidur, kau makan coklat sangat banyak tadi" Amanda menarik tangan Nona gisela untuk bangun

"Aku sangat mengantuk Nanny, besok pagi juga aku akan menggosok gigiku"jawab Gisela sambil terus memejamkan mata

"Kalo kau tidak mau menggosok gigi sebelum tidur gigimu akan berlubang dan kau tahu gigimu akan berubah menjadi hitam"ucap Amanda yang sudah berdiri dengan kedua tangan yang di letakan di pinggang

"Biarlah" Gisela menjawab singkat

"Kau akan jadi nona jelek nanti, dan kau tidak akan cantik lagi, apa kau mau?" Amanda mulai kesal

Tidak ada jawaban dari lagi di sana, Amanda melirik Gisela yang masih terpejam dia tahu Gisela hanya pura pura tertidur, selalu saja banyak drama yang terjadi untuk merayu nona kecilnya agar mau menyikat gigi malam sebelum tidur.

"Huft."Amanda menghembuskan nafasnya kasar

Tanpa banyak bicara lagi Amanda langsung menggendong nona kecil yang berusia 8 tahun itu ke kamar mandi dan mulai membantu Gisela menyikat gigi, dengan mata yang masih terpejam tapi senyuman tersungging di bibir mungil itu, untunglah badan Gisela tidak terlalu berat jadi Amanda masih kuat untuk menggendongnya.

Amanda sudah kembali ke kamarnya masa bekerjanya telah usai saat nonanya sudah tertidur,tidak ada jam pasti berapa waktu masa kerjanya, dia bisa bangun sangat awal sebelum nonanya bangun , menyiapkan segala keperluan nonanya adalah pekerjaan awal waktunya

Tapi Amanda tidak pernah mengeluh,dia menjalaninya dengan sangat bahagia,dia benar benar menyayangi nonany dengan hati yang tulus berawal dari rasa empati dengan keadaan nonanya di awal pertemuannya,dia berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu bersemangat dan tidak boleh menyerah dan bisa memberikan seluruh kebahagian untuk Nona kecilnya.

Dia telah selesai membersihkan diri dia kini duduk di tepi ranjang sambil mengeringkan rambutnya, dia menunduk dan melihat piyama tidurnya yang bergambar Doraemon, dia lalu tersenyum dan mengingat wajah pria yang memanggilnya dengan sebutan Dora

'Dih kenapa aku jadi mengingat pria itu ,ah lupakan, lupakan !. Kau tidak akan bertemu dengannya lagi. Siapa nama pria itu ,Salman. 'gumamnya.

Amanda mengucapkan nama itu dengan tersenyum dan mulai merebahkan diri lalu memejamkan matanya

***

Dikamar yang sangat luas di sebuah Apartemen, seorang pria duduk di sofa yang menghadap keluar , pemandangan kota di malam hari dapat terlihat dari tempatnya duduk , dia menatap amplop coklat yang ada di tangannya, lalu sebuah senyuman melengkung sempurna di bibirnya

'Dora ,aku jatuh cinta padamu,aneh bukan pertemuan pertemuan singkat denganmu membuatku tak bisa berhenti memikirkanmu, aku selalu menunggu kesempatan waktu dan berharap bisa bertemu denganmu lagi'

***

Hari ini adalah hari minggu, tapi untuk Amanda semua hari sama. Seperti pagi ini Amanda sudah berada dikamar Gisela, tidak seperti biasanya nona nya itu sudah rapih dan duduk di depan cermin sambil menyisir rambutnya. Amanda langsung menghampiri dan mengambil alih sisir di tangan nona kecilnya lalu diapun mulai menyisir lembut rambut Gisela sambil tersenyum melihat pantulan wajah cantik gadis kecil yang terlihat lebih manis dengan sedikit senyum di wajah mungil itu.

"Nona sangat cantik"

"Nona silahkan sarapannya" suara pelayan yang membawa makanan ke kamar Gisela membuat keduanya menoleh ke sumber suara.

Gisela memang tidak pernah makan di meja makan.Semenjak Nyonya Belinda memutuskan untuk pergi dan berpisah dengan Tuan Gio 3 tahun yang lalu.

"Nona mari makan dibawah , apa Nona tidak merindukan makan bersama Tuan?"

Gisela tidak menjawab lalu dia memutar badan, dan mendongak menatap Amanda, Amanda hanya mengangguk dan tersenyum mencoba meyakinkan.

Gisela sudah berada di tangga terakhir dia melihat ke arah meja makan , dilihatnya sosok yang sangat di rindukannya sedang duduk sendiri menikmati sarapan.

Tuan Gio yang melihat putrinya turun tangga menghentikan sarapannya

Kini kedua pasang mata itu saling beradu pandang ada gurat kerinduan dan kebahagian terpancar dari keduanya, inilah kali pertama mereka saling menatap kembali

Seorang gadis kecil yang masih membutuhkan kasih sayang harus merasakan keegoisan kedua orangtuanya, Mommy yang seharusnya ada saat suka dan duka justru pergi meraih impiannya, Daddy yang diharapkan menjadi pelita nya lebih memilih menghabiskan waktu untuk bekerja dan bekerja tak lagi pernah meluangkan waktu untuknya.

Gisela lalu menoleh kebelakang dilihatnya Amanda menganggukkan kepala dan tersenyum mengedipkan mata, dia kembali menatap kedepan dan melangkahkan kakinya.

Amanda langsung menarik kursi dan mempersilahkan Gisela duduk ketika mereka telah sampai di meja makan.

Tidak ada ekspresi apapun dari Tuan Gio wajahnya masih datar, dengan suaranya yang terdengar mencekam.

"Pak Har siapkan sarapan Gisela" suara Tuan Gio memecah keheningan

Pak Har ingin mendekat tapi Gisela justru memegang tangan Amanda, seolah penegasan bahwa dia hanya ingin dilayani Amanda.

Amanda yang mengerti langsung mengambil roti dan mengoleskan selai coklat kesukaan Gisela

Tuan Gio yang telah selsai sarapan segera bangkit dari kursinya

"Daddy" panggil Gisela lirih sambil menatap Daddynya yang hendak beranjak.

"Daddy ada meeting penting pagi ini,kau nikmati saja sarapanmu" jawab Tuan Gio tanpa menoleh dan melangkah pergi meninggalkan meja makan.

Amanda yang menangkap wajah sedih Gisela langsung menghampiri dan memegang bahu

"Sarapannya sangat membosankan,aku akan membuatkan sesuatu untuk nona," Amanda langsung beranjak pergi tanpa menunggu jawaban Nonanya

5 menit kemudian Amanda kembali dengan membawa omelette dengan nasi putih di piring dan menaruh didepan Gisela.

"Tarra .... silahkan di nikmati sarapannya"

"Aku tidak biasa sarapan nasi, dan apa itu,?aku tidak pernah melihatnya, Aku tidak suka" Gisela mendorong piringnya menjauh

Amanda mengambil sendok dan mulai menyuapkan kepada Gisela

"Jangan katakan tidak suka, nona bahkan belum mencobanya. Ayoo buka mulutnya"

Sendok yang sudah berada didepan mulut Gisela,mau tidak mau dia akhirnya membuka mulut dengan tatapan tidak suka dan mulai mengunyah merasakan rasa makanannya dan dia mulai menikmatinya.

"Enakkan?,aku akan membuat sarapan yang berbeda setiap hari. Nona harus mencoba makanan baru"

Ketika hendak menyuapi lagi Gisela mengambil sendok ditangan Amanda

"Kau pikir aku anak kecil, aku bisa makan sendiri" ucap Gisela sambil menyuapkan sendok kemulut nya sendiri.

Amanda hanya tersenyum menanggapi

Dari kejauhan Tuan Gio yang hendak kembali untuk menemui Gisela karena rasa bersalah telah mengacuhkan putrinya, berhenti melihat pemandangan didepannya, entah disadari atau tidak sebuah senyuman melengkung di wajah tampan itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!