Suara kicauan burung dan hembusan angin sawah, menambah ketentraman di pagi hari terutama bagi keluarga sederhana Syafrial Nugraha.
Semua anggota keluarga telah berkumpul di meja makan, kecuali anak gadis satu-satunya di keluarga ini. Ia masih berada dalam kondisi unconsiousnya di alam mimpi.
Suasana pagi yang tadinya tenang seketika akan menjadi gempar dikarenakan teriakan dari seseorang.
"Rani.................bangun!!! Kamu nggak mau ke sekolah apa? Harus mama teriak-teriak tiap pagi menggantikan alarm di kamarmu itu?" (Teriak Rita dari dapurnya yang membuat kokokan ayam hilang bak tersedak sendal jepit).
Yup, inilah Rita (mama Rani yang setiap pagi harus menaikkan suaranya beberapa oktaf untuk membangunkan putri kesayangannya itu).
Mendengar teriakan tersebut akan membuat seorang gadis yang bernama lengkap Maharanisya Nugraha langsung berdiri dari tempat tidurnya dan berlari menuju kamar mandi. Yah, memang benar sebanyak apapun alarm di dunia ini tidak akan ada yang bisa mengalahkan teriakan seorang ibu ketika membangunkan anak-anaknya.
Gadis yang berusia 15 tahun ini akan segera bersiap secepat mungkin sebelum kemurkaan sang ratu kembali menggema di kamarnya. Ia membereskan segala keperluan dan menggunakan hijab yang merupakan kewajiban di sekolahnya yang merupakan SMP ter-favorite di Kota Batus.
Rani pun bergegas untuk menuju ke meja makan dengan menampilkan senyum pepsodent termanisnya kepada sang keluarga yang sudah lengkap di sana.
"Selamat pagi mamaku yang awet muda dan semakin cantik setiap harinya," (Sembari mencium kening mamanya yang sedang menuangkan nasi goreng ke piring papanya). Yang hanya dibalas dengan deheman dari sang mama.
"Selamat pagi papa dan adik-adikku yang tampan," kemudian ia mencium kilas pipi papanya dan kedua adik lelakinya.
"Pagi juga putri kesayangan papa," jawab Nugraha sembari mengelus kepala putrinya yang ditutupi hijab.
"Heleh, bilang aja lo takut kan kak dikutbahin mama.. Makanya sok manis, biar mama khilaf nggak marahin lo. Salut gue sama lo! Makin yakin gue kalau lo bisa jadi aktor drama di masa depan kak. Pasti lo bakal terkenal, karena drama lo sehari-hari udah diacungi jempol," sindir Habil adik lelaki Rani yang pertama.
Mata cokelat Rani yang seperti mata harimau itu menatap tajam pada adiknya tersebut. Tatapannya tersebut menimbulkan respon yang luar biasa dari adiknya yaitu dengan cengengesan sembari membentuk tanda v di jemarinya.
Hal ini membuat Rani tersenyum devil penuh kemenangan, ia pun menyantap sarapan lezat di depannya sembari memikirkan kalimat untuk melawan adiknya itu.
"Nggak perlu jadi aktor drama pun gue tetap terkenal kok dek udah punya banyak fans di sekolahan. Siapa sih yang nggak kenal sosok Maharanisya. Gadis cantik, manis, pintar lagi!" (Dengan gaya songongnya Rani mengibas-ngibaskan hijabnya)
"Iya soalnya mereka kenal kamu cuman pas yang lagi baiknya aja! Coba kalau tau kelakuan kamu dirumah...Pada kabur itu penggemar!" tutur Rita yang masih meredam emosinya sedari tadi.
"Ihh.. mama kok jahat sama dedek?" ucap Rani sembari mengerucutkan bibirnya.
"Kamu itu ya Ran, bentar lagi masuk SMA. Nggak malu apa kamu dengan adik-adikmu? Mereka itu lebih kecil darimu dan laki-laki pula. Tapi mereka bisa kok bangun sendiri, nggak harus nunggu mama teriak-teriak. Pusing kepala mama karena punya anak perempuan cuman satu tapi bandelnya nggak ketulungan....Kamu itu sebenarnya pingin ya lihat mama cepat tua karena marah-marah dan teriak-teriak terus tiap hari karena ulah mu, iya??" Rita menceramahi anaknya dengan penuh penekanan di setiap kata (and one hours later)...krik... krik... krik krik.
"Iya maa, maaf.... besok-besok Rani nggak usah mama yang bangunin. Nanti papa aja yang bangunin. Ya kan pa?" sambil menatap cengengesan ke papanya.
Tingkah kedua perempuan di atas rumah ini membuat papa Rani dan adiknya tepuk jidat.
"Anak kamu itu mas... nggak ngerti lagi aku!" marah Rita pada suaminya.
"Rani sayang, kamu dengar ya kata-kata mamamu itu, jadilah wanita tangguh seperti mamamu yang selalu bangun habis subuh. Mampu mengatur dirinya dengan baik, pintar masak, serta bertanggung jawab. Karena sifat mama yang seperti ini, papa makin cinta setiap harinya sama mama kalian," ucap Nugraha sembari mengedipkan sebelah matanya pada sang istri.
"Kamu memang nggak ada niat bantu aku buat mengubah anakmu ya mas! Malah ngodain aku. Untung aku juga cinta sama kamu mas, jadi nggak bisa marah lagi karena digodain...," ujar Rita masih dengan nada tegas. Padahal sebenarnya ia juga senang dipuji oleh suami dan melupakan amarahnya pada sang putri.
Ungkapan dari Rita itu membuat ketiga anaknya jengah, kisah orang tua mereka sama dengan drama cinta yang ada di TV berlangsung dari pagi sampai malam tanpa henti. Ya palingan berhentinya saat sang papa pergi dinas.
"Ya allah, Ya Rabb, tunjukkanlah jalanmu pada kakak tertuaku dan papa mama agar mereka kembali waras Ya Allah, " sekenanya Ihsyan adik Rani yg kedua berdoa dengan tampang polos dan menadah tangannya.
"Aamiin...," doa Ihsyan tersebut diaminkan oleh Habil.
Keduanya berhasil untuk membuat tiga orang yang malakoni drama di pagi hari ini melongo dan beralih menatap mereka tajam. Azab pertama dari doa mereka yaitu sentilan yang diberikan oleh Rani pada adik-adiknya ini. Belum cukup dengan itu masih ada azab selanjutnya berupa getokan sendok di kepala pas mengenai mereka yang merupakan hasil dari perilaku mamanya.
Bagaimanapun mereka berusaha menghentikan drama pagi hari, kedua perempuan di atas rumah tersebut akan senantiasa menganiaya wajah tampan dan badan indah mereka.
Nugraha dan istrinya tertawa lepas setelah melihat kedua putranya itu terdiam dan melanjutkan makannya, karena tidak ingin lagi kena imbas atas drama ini, terutama dari ratu dan putri di rumah tersebut.
"Hahaha.....Papa jadi semangat kerja, karena dapat suplemen pagi dari kalian. Sungguh keluargaku adalah surgaku, " ucap Nugraha yang merasa senang melihat adegan action di depannya.
Begitulah setiap paginya yang dijalani oleh keluarga Rani, ia dan adik-adiknya memperoleh kehangatan dari keluarganya dan membuat mereka kuat walaupun banyak permasalahan yang harus mereka hadapi.
***
Berbeda dengan keluarga Nugraha. Hangatnya sinar mentari yang menyinari dunia, tidak dirasakan oleh keluarga besar Dirgantara.
Keluarga Dirgantara memiliki sepasang anak. Anak pertama mereka saat ini berusia 20 tahun yang saat ini sedang berkuliah di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Kemudian, anak kedua mereka Immanuel Dirgantara saat ini berada dikelas 3 Sekolah Menengah Atas (SMA), pemuda ini sangat tampan dengan badan atletisnya putih, tinggi, mancung, ketampanan ini merupakan gabungan dari gen ayah dan bundanya.
Suasana rumah di pagi hari yang seharusnya dipenuhi kehangatan, hanya dipenuhi kesunyian di meja makan mereka. Tuan besar Dirgantara beserta istrinya sedang menunggu kedatangan putra bungsu mereka.
"Pagi bunda ayah...," ucap El Dan dibalas senyuman oleh bundanya.
El duduk di depan bundanya dan memakan roti bakar di depannya. Seperti biasanya, saat makan keluarga ini memang tidak akan berbicara. Diam sunyi dan dingin yang El rasakan dari ayahnya. Ya tuan Dirgantara memang memiliki sifat dingin dan berwibawa.
"Bagaimana rencanamu ke depan El?" tanya Dirgantara pada putranya setelah mereka menyelesaikan sarapannya
"Aku berencana berkuliah di tempat yang sama dengan kakak. Mengambil jurusan geofisika mungkin yah," jawab El dan di angguki oleh ayahnya.
"Bunda mendukungmu sayang." Saut Dita.
Perbincangan itu terhenti sampai disana. El pun berpamitan untuk pergi sekolah ke orang tuanya.
Pengenalan Keluarga Nugraha
Nama : Syafrial Nugraha
Usia : 45 tahun.
Pekerjaan : PNS di RSUD Kota Batus.
Nama : Rita Bahar
Usia : 35 tahun.
Pekerjaan : IRT.
Nama : Maharanisya Nugraha (Rani)
Usia : 15 tahun (3 SMP).
Nama : Habil Isya Nugraha
Usia : 13 tahun (1 SMP).
Nama : Ihsyan Isya Nugraha
Usia : 11 tahun (6 SD).
Pengenalan Keluarga Dirgantara
Nama : Dirgantara Putra.
Usia : 56 tahun.
Pekerjaan : Orang Terpandang di Kota Batus.
Nama : Dita Hanif
Usia : 48 tahun.
Pekerjaan : IRT.
Nama : Santun Anugrah Dirgantara.
Usia : 20 tahun (mahasiswa UGM)
Nama : Immanuel Dirgantara.
Usia : 18 tahun (3 SMA).
next episode... ^^
Terima kasih udah mampir
Tinggalkan vote and like yaa ....
Mohon dukungannya dari pembaca... 😇
Tempat pengalaman pertama bagi setiap orang. Masa-masa indah yang merupakan masa peralihan kanak-kanak menuju remaja ~ Masa SMP
SMPN 1 Kota Batus merupakan SMP terfavorit di kota tersebut. Murid yang bersekolah di sana pun beraneka ragam, ada yang dibedakan berdasarkan kekayaannya, kepintarannya, kecantikan atau ketampanannya. Tidak hanya itu,
mereka juga dibedakan dari tingkah konyol serta keaktifan mereka.
Rani yang baru saja sampai di gerbang sekolah segera menyalami guru piket di sana.
"Assallamualaikum pak Ucup dan buk Des," ujar Rani.
"Waalaikumussalam Rani," saut kedua guru piket tersebut.
"Akhirnya saya ketemu kamu juga," tambah Pak Ucup.
"Kenapa memangnya pak, bapak ada perlu sama saya atau mau ngasih saya hadiah pak?" heran Rani diiringi mata yang berbinar seakan mendapat undian.
"Iya saya mau ngasih kamu hadiah, dan hadiahnya adalah saat waktu istirahat nanti kamu bersihkan buku-buku Bahasa Indonesia yang ada di perpustakaan. Dan nanti jangan ulangi lagi untuk cabut saat jam pelajaran saya!" Ancam Pak Ucup.
"Hehehe, ampun pak. Rani nggak cabut kok pak minggu kemarin, cuman pergi jajan aja ke kantin soalnya belum sarapan pak. Eh setelah itu ketiduran di mushola pak," cengir Rani dan segera memasang tampang polos diiringi puppy eyes-nya.
"Hoo begitu, kamu kira bisa membodohi saya dengan wajah polos mu itu? Pokoknya kamu tetap saya hukum! Atau maunya saya panggil kedua orang tuamu ke sekolah?" menatap tajam pada Rani.
"Yaa.... jangan dong pak. Oke nanti saya bersihkan, tapi nggak semuanya ya pak? Kasian mang Dadang kerjaannya jadi berkurang," sanggah Rani.
Sebelum kemarahan pak Ucup bertambah Rani sudah lari duluan ke dalam sekolah menuju lokalnya.
"Ada aja jawab anak itu. Untung Pinter, saya jadi keinget masa saya muda dulu bu. Dulu saya juga begitu" ujar Pak Ucup berusaha menarik perhatian bu Des.
"Oo iya pak. Untungnya dia murid berprestasi," ujar bu Des. Mereka memang sudah hapal dengan perilaku Rani yang akan melarikan diri saat jam pelajaran Bahasa Indonesia, alasannya ya kalian bisa baca dibawah...
***
Di kelas 98 "Sheijin"
"Alhamdulillah bisa lari dari Guru bahasa Indonesia itu, heran gue lama-lama. Nggak cukup apa dari baru lahir belajar Bahasa Indonesia sampai segede ini pun masih aja belajar! Kapan khatamnya sih kalau belajar mulu?" omel Rani sambil meletakkan peralatan belajarnya dari dalam tas ke atas meja.
"Awas Ran, ada cicak...!!!" teriak Keke yang melihat Rani mengomel sejak masuk kelas.
"Cicak kodok eh cicak., Huaaaa... mana cicaknya?? Buang jauh-jauh dari gue!" Panik Rani yang mengibas-ngibaskan tangannya dan secara tidak sadar dirinya telah berada di atas meja.
"Ada di loteng noh Ran...Masih pada molor mereka, belum niat gangguin lo! Palingan sekarang sedang ke ganggu karena suara lo," tukas Zia yang membuat seisi kelas tertawa.
"Sialan...kesini lo berdua!!" Marah Rani yang turun dari meja dan menatap dua sahabatnya masih tertawa.
"Piss Ran...becanda doang✌damai itu indah, ya kan Ke?" ucap Zia yang di angguki oleh Keke.
Mereka berusaha menahan tawanya karena kelatahan sahabatnya apabila dikaitkan dengan cicak ataupun kodok. Rani memang sangat membenci dua hewan tersebut.
Kalau sama cicak sih wajar Rani benci banget, karena cicak adalah hewan jahat yang ngomporin api pas Nabi Ibrahim AS dibakar. Selain itu, cicak juga tu yang pada ribut pas Nabi Muhammad SAW sedang sembunyi di gua Hira. Yang author dengar sih katanya kalau kita bunuh cicak langsung mati dapat tiga pahala. Kalau traumanya sama kodok ya, jawaban Rani karena kodok itu jelek. Nggak bakalan ada tuh kodok jelek bisa jadi pangeran kayak di FTV.
Tapi author juga kurang tau ini fitnah atau fakta. Mungkin readers bisa jawab di kolom komentar 😁. Oke sekian tentang cicak dan kodok. Next...kembali ke Rani.
Rani yang masih mode on kesalnya melempar kedua sahabatnya itu dengan penghapus serta pensil yang akan ia gunakan untuk menggambar.
"Aduh, siapa nih yang lempar gue??" tanya seseorang.
"Mampus lo Ran bangunin singa tidur! Hahaha...." sahabatnya kembali menertawakan Rani.
Rani yang mendelik tajam ke dua orang yang melengkapi penderitaannya pagi ini selain mamanya dan Pak Ucup.
Ketika ia ingin meminta maaf kepada orang tadi, guru jam pelajaran pertama telah masuk. Seperti biasanya kelas sheijin yang tadinya ribut akan berubah sepi seperti kuburan saat jam pelajaran. Mereka adalah kelas unggulan yang isinya murid cerdas di atas rata-rata dan basic yang luar biasa di bidang tertentu.
***
Saat waktu istirahat, "Maaf ya Bar, gue nggak sengaja tadi. Niat awalnya ngelempar tu duo racun! Eh malah salah sasaran," ucapan maaf Rani kepada Akbar.
"It's okey honey, penghapus aja milih aku bukan dia. Masak ketampanan dan kepintaran yang aku miliki ini nggak bisa menaklukkan hati kamu honey?" gurau Akbar sembari mengedipkan sebelah matanya pada Rani, itu hanya gurauan biasa karena sosok lain dalam diri Akbar adalah ngegembel, ngereceh, ngengaleng ke setiap cewek cantik.
Akbar merupakan ketua kelas Sheijin. Ia terbilang tampan, sangat berwibawa, pintar, apalagi main catur. Kalau udah main catur, pintarnya udah ngalahin Thomas Alfa Edison. Ia sangat dekat dengan teman-teman kelasnya... Kalau diibaratkan sebuah keluarga, Akbar merupakan sosok papi dari anak-anak di kelas sheijin yang memiliki sifat kekanakannya, sedangkan maminya ya belum ketemu.
Sabar ya Bar, jodohmu ditangan author. Hehe...
"Adek juga mau dong digombalin bang Akbar! Supaya nanti sebelum tamat adek udah jadi maminya shejin," canda Keke menanggapi rayuan Akbar pada Rani.
"Maju teross ke, gue dukung! Masak iya sheijin cuman punya bapak tapi nggak ada emaknya, ya kan woi?? Jangan kelamaan jomblo deh Bar, kasian kita anak lo udah dapat bapak, tapi tanpa kasih sayang seorang ibu!" tukas Lutfi menepuk pundak temannya itu.
"Kalau udah bawa-bawa status jomblo gue mundur deh. Gue kan jomblo bermartabat yang hanya akan bersama pilihan terbaik dari Allah SWT. Nggak kayak kalian! Udah jadi jomblo ngenes, melarat pulak!" balas Akbar yang memang sensi kalau bahas status kejombloannya.
"Stop!! Ribut aja kerjaan lo pada. Makasih ya Bar udah maafin. Untuk lo berdua ikut gue!" titah Rani kepada kedua sahabatnya.
Rani menarik ujung belakang hijab kedua temannya itu hingga ke perpustakaan. Sampai di sana para sahabatnya pun diperintahkan oleh Rani untuk membersihkan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia. Sedangkan Rani bekerja di bagian menyusun buku-buku tersebut ke rak sesuai dengan tema buku.
Mereka membersihkan buku-buku itu selama 15 menitan, karena memang ketiga gadis itu gercep kalau bagian bersih-bersih.
Setelah itu baru mereka menikmati waktu istirahatnya di kantin sekolah. Mereka memesan makanan kesukaannya yaitu mie rebus dengan kuah soto plus nasi. Ada yang khawatir makan karbo plus karbo, itu tidak berlaku untuk mereka bertiga. Yah ingat slogan the girls ini "makan sebanyak apapun badan tetap body goals", entah itu karena mereka cacingan atau memang sudah takdir tuhan menciptakan mereka sebagai hasil karya yang indah.
"Lo kenapa sih Ran dari pagi mood lo jelek banget?? Trus pakai acara bersih-bersih pulak, kan jadi kumal nih kuku baru gue!" tanya Keke pada Rani.
"Sini gue potongin tuh kuku setan!" sekena Rani, ia memang sangat tidak suka melihat orang berkuku panjang karena itu tempat bersarangnya setan kata sang nenek.
"Masalah dalam hidup gue udah bertubi-tubi dalam hari inih.. hikss.. hiks...," drama Rani, yang membuat kedua sahabatnya menoyor kepala Rani.
"Nggak usah lebay lo!" ucap Keke dan Zia serentak.
"Gimana nggak lebay? Pertama, tadi pagi saat di rumah udah dikasih siraman rohani sama mama. Nah nyampek sekolah kena hukuman dari Pak Ucup, eh sampai kelas lo dan elo (sambil menekan kening kedua sahabatnya ke belakang menggunakan telunjuknya) melengkapi kesialan gue hari ini!" ucap Rani pada sahabatnya.
"Kalau di rumah mah emang salah elo Lelaaaa!!! Heran gue emak lo kok bisa punya anak macam begini? Untung cuman lo doang, nggak ke bayang deh kalau ada jelmaan lo yang lain," balas Zia sambil geleng kepala mengingat bagaimana sahabatnya ini di rumah.
"Nah kalau hukuman Pak Ucup pasti gara-gara lo cabut minggu lalu kan?? Elo juga sih, pakai sok sok an cabut!" tambah Keke, yang dibalas anggukan oleh Rani.
Kedua sahabat Rani hanya menggelengkan kepala karena tingkahnya. Mereka pun terdiam dan kembali menikmati makanannya. Namun, keheningan itu hanya sementara karena akan ada topik pembicaraan yang lain. Karena saat mereka berkumpul tidak akan ada detik tanpa topik pembicaraan. Hidup itu santai bak di pantai saat istirahat dan jam kosong, dan seperti kerja rodi saat ada kelas. Itulah mereka yang bisa mengkondisikan diri sesuai keadaan.
.
.
.
.
.
Terima kasih sudah mampir.
Jangan lupa vote and like yaa.. 😁😁😁
Masa di mana pikiran yang telah berisi rancangan masa depan dan rangkaian impian yang ingin dicapai saat dewasa kelak. Teman, sahabat, pacar adalah bumbu utama yg mewarnai masa tersebut ~ Masa SMA
"Pagi ini lo harus bantu gue red, kita akan menaklukkan hati Sifa, udah cukup 3 tahun kurang HTS-an...Hahaha," tawa El mengingat kekonyolannya karena seorang gadis sambil mengelus motor kesayangannya.
El memang sudah menyukai gadis berparas ayu dengan kulit eksotis tersebut sejak lama. Ia berusaha mendapatkan hati pujaan hati sejak kelas 1 SMA. Namun apalah daya, tangan tak sampai karena ia tidak berani mengunggapkan isi hatinya secara langsung kepada Sifa, setiap akan mencoba mengungkapkan isi hatinya pada gadis ini ia akan menjadi salah tingkah.
Ketertarikannya membuat lidahnya kelu untuk berucap dan peluh jagung akan membanjiri pelipisnya. Tetapi, pagi ini ia bertekad menjemput sang pujaan hatinya tersebut dan mengutarakan seluruh isi hatinya selama ini yang ia tutupi dengan istilah friendzone itu.
El tidak ingin hubungannya dengan Sifa berakhir dengan istilah teman saat mereka lulus nanti. Sepanjang perjalan dengan sebelah earphone di telinganya ia mendengarkan lagu yang pas dengan suasana hatinya.
~ Sheila on 7: Hari Bersamanya
Hari telah terganti...
Tak bisa ku hindari
Tibalah saat ini bertemu dengannya...
Jantungku berdegup cepat
Kaki bergetar hebat
Akankah aku ulangi merusak harinya...
Mohon...Tuhan
Untuk kali ini saja
Beri aku kekuatan
‘tuk menatap matanya
Mohon... Tuhan
Untuk kali ini saja
Lancarkanlah hariku
Hariku bersamanya
Hariku bersamanya...
Kau tahu betapa aku
Lemah dihadapannya
Kau tahu berapa lama
Aku mendambanya
Mohon... Tuhan
Untuk kali ini saja
Beri aku kekuatan
‘tuk menatap matanya
Mohon... Tuhan
Untuk kali ini saja
Lancarkanlah hariku
Hariku bersamanya
Hariku bersamanya
Tuhan tolonglah... (beri kesempatan)
Tuhan tolonglah... (beri kesempatan)
El menuju rumah pujaan hati di area perumahan tentram. Hampir dekat dengan gerbang rumah Sifa, ia harus menelan pil pahit karena melihat gadis yang ia dambakan telah dijemput oleh lelaki lain. Senyuman di wajah keduanya tak luntur dan saling menggenggam tangan menuju motor sang lelaki, terpancar rona kebahagiaan di wajah mereka.
Lelaki yang menjemput Sifa tersebut merupakan musuh bebuyutan El. Permusuhan ini terjadi karena mereka selalu berkompetisi dalam segala hal terutama dalam ekstrakulikuler yang ada disekolahan mulai dari olimpiade fisika, kimia, lomba kesenian, paskibraka, dan olahraga.
Bimo yang seakan senang merecoki hidup El, secara sukarela mendaftarkan dirinya untuk terang-terangan melawan El, walaupun nantinya tetap El yang akan menang dalam setiap kompetisi tersebut.
Namun, sepertinya hari ini dunia tidak berpihak pada El. Seorang Immanuel Dirgantara kalah dari Bimo Farelkhan dalam urusan cewek, ia merasakan hawa panas menjalar di tubuhnya, disertai dengingan keras di telinganya yang mengakibatkan wajahnya merah padam.
Kenapa harus hari ini? Kenapa harus disaat keberaniannya muncul, ia harus ditikung? Kenapa bukan pas tikungan tajam saja lawannya menikung? agar El bisa mendorong lawannya ke jurang terdalam, kalau bisa ke jurang neraka. El pun menancap gas motor ninjanya itu didepan dua sejoli dan melaju kencang tanpa menghiraukan pengguna jalan lainnya.
Hatinya bergemuruh, sedih, kecewa karena merasa dipermainkan oleh perasaan. Bukannya dirinya tak terima kenyataan, tapi dia telah menunggu momen ini dari lama. Di mana saat ini ia telah membulatkan tekad akan menyampaikan perasaannya pada Sifa.
***
SMAN 3 Kota Batus
Sesampainya di kelas El membanting tasnya ke meja, dan duduk secara kasar.
"Santai bro, hari masih pagi wajah udah panas aja kayak minyak di penggorengan," ucapan Alan itu dilirik sekilas oleh El. Kemudian mencoba untuk menstabilkan emosinya kembali. Beberapa saat kemudian, kelas menjadi hening karena proses belajar telah dimulai.
***
Jam istirahat El bergegas untuk menemui Sifa dikelasnya, mereka memang beda kelas El berada di kelas 12 IPA 3 sedangkan Sifa berada di kelas 12 IPA 2.
El ingin menanyakan tentang kejelasan hubungan mereka sebenarnya. Sebelumnya, ia singgah ke kantin untuk membelikan cokelat kesukaan gadisnya itu.
Sudah menjadi hal umum atau lebih tepatnya makanan sehari-hari bagi seluruh anak kelas 12 IPA bahwa El dan Sifa bukan hanya sekedar berteman. Mereka dianggap sebagai pasangan ter-so sweet sepanjang tahun. Kedekatan mereka yang sering membuat para jomblo ngiri karena kepintaran keduanya membuat pasangan ini terlihat serasi. El merupakan sang juara umum pertama dan Sifa mendampingi sebagai juara umum kedua. Selain itu, di setiap pementasan seni di sekolah tersebut mereka berdua merupakan tokoh utama pasangan terfavorit.
***
"Apa-apaan ini Sif?!" marah El melihat Sifa sedang disuapi oleh Bimo.
Bak kucing ketahuan nyolong Sifa dan Bimo menghentikan kemesraan mereka dan menatap pada seseorang yang berteriak di depan pintu kelas.
El yang memang sudah kesal dari pagi, menghampiri sejoli tersebut dan menarik keras tangan Sifa menuju taman belakang sekolah, meninggalkan Bimo. Ia tidak peduli dengan Sifa yang sudah meringis kesakitan ataupun tatapan murid lain terhadapnya. Hingga mereka sampai di taman belakang sekolah yang merupakan tempat mereka menghabiskan waktunya berdua yaitu belajar.
"Lepasin gue El, sakit!!!!" bentak Sifa sambil menghempaskan tangannya dari El.
"Jelaskan! Kenapa tadi pagi lo pergi sekolah bareng Bimo, pakai acara suap-suapan segala.. jengah gue liatnya! Lo anggap hubungan kita ini apa Sifa?". hardik El Yang membuat Sifa kaget.
Sifa menghembuskan nafas kasar, dan menghirup udara dalam-dalam. Ia sudah bosan dengan hubungan mereka yang tiada kejelasan, ia menganggap waktunya telah terbuang sia-sia karena ketidak gentle-an cowok dihadapannya ini.
Dua tahun ia menunggu El mengungkapkan perasaan padanya, tetapi hanya hubungan tanpa statuslah yang ia dapatkan.
"Hello.... Lo kira hubungan kita apa El? perlu lo inget kata-kata gue kita tu cuman H T S an alias hubungan tanpa status. Gue bosen El, gue capek... gue butuh kepastian, bukan cuman harapan-harapan doang! Dua setengah tahun gue nunggu lo El, gue pikir lo perlu waktu. Tapi apa? Memang lo yang kalah gentle dibandingkan Bimo, yaa gue pilih Bimo lah!" ujar Sifa
Gadis itu mengeluarkan kata uneg-unegnya dengan penekanan di kata HTS dan nggak gentle sambil menunjuk ke arah El.
El yang hanya bisa terdiam mendengarkan hal itu, kepalanya rasa berputar karena kenyataan yang sebenarnya akan ia luruskan dan mantapkan hari ini hancur seketika.
"Tapi lo sayang ke gue Sifa. Bukan ke cowok bre**sek itu! Gue hari ini mau ngungkapin isi hati gue ke lo Sifa.. Gue tau kita udah terlalu lama dalam HTS an yang kita tutupin pakai alasan pertemanan." lirih El.
El pun menekukkan kakinya berlutut di hadapan Sifa sambil meninggikan tangannya yang berisi cokelat tadi ke Sifa. "Sifa... Lo mau kan jadi pacar gue? bukan cuman sekedar pacar gue pingin lo jadi pendamping hidup gue ke depannya. Tunggu gue sampai kita selesai kuliah nanti, gue bakal nemuin bokap lo," tutur El mengungkapkan perasaanya pada Sifa.
Ia memang putus asa atas kejadian tadi. Tapi ia memang harus mengungkapkan perasaannya, setidaknya untuk melepas beban pikirannya selama ini.
Ia bersungguh-sungguh dengan wanita yang ia cintai selama ini, dan ingin wanita itu menjadi pendamping hidupnya kelak. (Yakin banget diterima sih El.. tetep aja ngotot walau tau bakal di tolak.. yah author mah diem aja liat El mohon-mohon. tontonan gratis nggak boleh dilewatin.. 🤣)
Sifa kaget dengan perbuatan El "Lo udah telat El, gue udah sama Bimo. Tentang perasaan gue ke lo, udah hampir hilang dari setengah tahun yang lalu, sisanya udah ditukar oleh perasaan dan perhatian Bimo ke gue. Maaf El, mungkin gue bukan jodoh lo," ucap Sifa lirih. Kenapa baru sekarang El disaat gue udah sama dia lo baru maju, disaat perasaan gue udah ketutup lo mencoba membukanya, suara hati Sifa dan berusaha menahan tangisnya.
"Nggak Sifa!!! Lo bohong kan? Lo jangan tega gini ke gue," sanggah El dengan menundukkan kepalanya yang berat mendengar ungkapan Sifa.
"Ini perbincangan dan pertemuan terakhir kita berdua El, gue harap lo nemuin cewek yang lebih baik dari gue, dan (ucapannya tercekat karena menahan tangis) gue harap lo bisa lupain gue. Selamat tinggal El," Sifa berlari meninggalkan El disana sendiri, dia nggak sanggup lagi nahan air matanya.
"Arghh siallllllllll...Kenapa rencana hidup gue kayak gini. Apa salah gue? kenapa gue nggak gentle dari dulu. Gue harus kehilangan cewek yang udah gue masukin ke daftar impian gue," amuk El frustasi sambil menendang yang ada disekitarnya dan membuang kasar cokelat tersebut.
El yang masih dengan emosinya memilih untuk pulang, ia tidak akan bisa menerima pelajaran disaat kondisinya seperti ini.
.
.
.
.
Terima kasih... jangan lupa like and vote ya kakk... 😇😇😇
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!