** Plaza Senayan Mall **
"Silahkan dicoba mba parfumnya, Dijamin tahan lama dan baunya manis." Lisya mengoles kertas tester parfum berbau Peach Baby ditangan pengunjung wanita yang lewat depan sales counter nya disalah satu mall besar di Jakarta.
Qaleesya Humaira, panggilan Lisya, usia 22 tahun. Merupakan mahasiswi semester 4 disalah satu universitas swasta di Jakarta. Lisya merupakan gadis yang memiliki paras cantik, berkulit putih, dengan postur tubuh yang semampai, tidak langsing namun padat aduhai . Di kota metropolitan itu dia hidup sendiri. Lisya tinggal di kosan dekat kampus tempat dia kuliah, kosannya terletak di gang sempit yang hanya bisa dilalui satu motor saja. Namun banyak juga mahasiswa/i yang ngekos disana, mengingat harga dan fasilitas nya bisa dikatakan bagus. Baginya, asal bisa dipakai sebagai tempat istirahat ditengah kesibukannya dengan nyaman dan aman saja sudah lebih dari cukup.
Demi dapat mencukupi kebutuhan perkuliahan dan kebutuhan sehari-harinya, disela waktu kosongnya dia bekerja sebagai SPG event untuk brand sebuah parfum. Semua itu dilakukan karena dia tidak ingin membebani kedua orang tuanya yang sudah tidak mampu meneruskan untuk membiayai perkuliahannya. Kedua orang tuanya berada di Surabaya bersama adik laki-lakinya yang masih kelas 3 SMA. Setiap dua bulan sekali Lisya mengunjungi orang tuanya sekaligus memberikan hasil keringatnya selama di Jakarta. Ya, dia benar-benar hidup hemat di sana supaya dapat menabung penghasilannya untuk kebutuhan keluarganya juga, karena baginya keluarga adalah prioritasnya. Terbukti hingga diusia sekarang dia masih setia dengan status Jomblowatinya. Bukan karena tidak laku,,namun dia sengaja menutup hatinya karena dia merasa belum siap jika harus membagi perhatiannya selain untuk keluarganya.
** Gedung BR Group **
"Bawakan laporan bulanan keruangan saya sekarang juga!." Suara bariton terdengar seram dibalik telfon dan menggelegar diseluruh ruangan bergaya klasik yang didominasi dengan warna hitam dan terdapat banyak buku disudut ruangan yang tertata rapi dirak buku.
Gathan Galuh El Barra dialah pemilik suara bariton yang seram itu. Dia merupakan CEO dari BR Group perusahaan terbesar no 1 di Indonesia. Usia 30 tahun. Memiliki wajah tampan dengan jambang yang semakin membuatnya terlihat gagah, ditambah tubuhnya yang atletis dan tinggi membuat siapapun yang melihat akan terkagum.
Gathan terkenal kejam dan dingin kepada setiap karyawannya, Bahkan tidak segan-segan akan memecat begitu saja saat kinerja karyawannya tidak sesuai yang diharapkan.
Hampir seluruh karyawannya tidak berani menatap Bos besarnya secara langsung. Karena menurut mereka tatapannya saja sudah bisa menghunus jantung mereka.
Status yang masih single membuat banyak wanita dari kalangan atas mulai dari model, artis hingga anak dari koleganya berlomba untuk mendapatkannya, bahkan mereka dengan sukarela ingin memberikan 'hal berharga'nya hanya demi bisa mencuri perhatiannya sang CEO yang tampan dan tajir melintir.
Namun bukan Gathan namanya jika dia dengan muda tergoda dengan hal yang menurutnya sangat memuakkan itu. Terbukti hingga saat ini dia sama sekali tidak memiliki kekasih. Gathan hanya mempunyai satu orang yang selalu menemaninya kemanapun dia pergi, yang selalu ada saat Gathan terpuruk, yang selalu dapat diandalkan saat dibutuhkan. dia adalah Teo Permana.
Yaa,, Asisten sekaligus sahabat dari jaman SMA. Teo sengaja dijadikan sebagai asistennya karena Gathan tidak mudah percaya dengan orang baru. Banyak yang mengira jika mereka berdua adalah pasangan adu pisang, karena kemana-kemana selalu bersama. Namun Gathan tidak ambil pusing dengan prasangka itu, karena baginya itu akan membuat wanita-wanita pengganggu semakin ilfeel dengannya tanpa harus repot menolaknya.
Lalu bagaimanakah kira-kira kedua insan yang masih sama -sama menutup hati itu saling bertemu?? Siapakah yang disebut Gila?? Apakah Gathan dan Lisya akhirnya saling jatuh cinta ??.
Terus simak kelanjutannya yaaa... Karena author pun juga masih penasaran gimana kelanjutannya. Hihihi ❤️
--- Haii haiii untuk para pembaca yang budiman, Ini adalah novel pertamaku. Jadi mohon maklumi jika masih terlihat kaku . Hihihi --
.
** Plaza Senayan Mall **
"Wooiiiii deeekkkk!! Berhenti dulu!! Kakak capek inii.!! Jangan bawa itu! Bisa-bisa gaji kakak habis buat gantiin barang itu!" Teriak Lisya sambil berlari mengejar anak kecil yang entah kenapa menurutnya larinya sangat cepat.
"Siaall tubuhku yang aduhai kenapa kau berat sekali!" Gumam Lisya ditengah aktivitas larinya. Dilepasnya heels yang tingginya hanya 5cm itu supaya lebih leluasa, dan dengan tangan kanannya ia menenteng kedua heels, sedangkan tangan kiri menyingkap rok span yang dipakainya sedikit lebih tinggi dari posisi normal.
Lisya melanjutkan berlari menyusul anak itu dengan sekuat tenaga. Namun naas, saat anak yang dikejarnya melewati eskalator berlawanan arah, yang seharusnya dilewati untuk naik, dia lewati untuk turun. Mau tidak mau memaksa Lisya untuk mengikuti melewati eskalator itu ditengah kerumunan orang-orang yang hendak naik.
Karena saat itu sedang ramai pengunjung, Lisya menabrak beberapa pengunjung yang sedang berada di eskalator. Keseimbangannya hilang, hingga saat akan tiba dipenghujung eskalator paling bawah, tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang hendak naik eskalator daaann....
GUBRAKK.!!
Anak kecil yang dikejar Lisya tadi menoleh sesaat memastikan situasi di belakangnya. Melihat sang pengejar dirinya jatuh menimpa seseorang, membuat dia bernafas lega untuk melarikan diri sejauh mungkin entah kemana.
Sedangkan lain hal dengan kedua orang yang saat ini dalam posisi saling tindih.
"Awwwww! Shit!" Umpat pemilik tubuh yang saat ini ditindih oleh tubuh Lisya.
Berbeda dengan Lisya, merasa ada yang aneh dan mengganjal dibagian depan tubuhnya, sontak membuat dia melihat apa yang ada disana.
"Aaaaaaahhhhh!! Kurang ajar anda! Lepaskan tangan anda!!" Teriak Lisya sembari memukul dada laki-laki yang ditindihnya.
Sang laki-lakipun tersadar dari rasa sakitnya karena suara teriakan dan pukulan Lisya yang lumayan keras. Betapa kagetnya saat dia melihat tangan kekarnya nangkring dengan elok dan erat dikedua gundukan perempuan yang ada di atas tubuhnya.
Sepertinya rasa sakit yang dia rasakan akibat kepalanya yang terbentur di lantai mall, membuat insting kelakiannya menuntut tangan itu untuk mengerat pada pegangan yang terasa pas digenggaman.
"Oh damn!" Umpat laki-laki itu pelan, karena merutuki kebodohannya. Dhan dengan cepat memindahkan tangannya dari kedua gundukan itu lalu bangun dari posisi yang tidak seharusnya.
Hal itu membuat Lisya jatuh untuk kedua kali karena sang laki-laki sedikit mendorong tubuh Lisya supaya bisa enyah dari tubuhnya.
"Sial! Kurang ajar banget nih orang! Udah jatuh ketimpa tangga pula aku hari ini!" Umpat Lisya menahan amarah dan malu karena menjadi tontonan pengunjung mall yang lewat.
"Bos Gathan!" Panggil Teo kaget melihat kejadian yang tak disangka. Ia sebelumnya sempat menerima telfon yang membuatnya tidak fokus dengan apa yang terjadi disekitarnya.
Yaa,, Laki-laki yang secara tidak sengaja saling tumpang tindih dengan Lisya tadi adalah Gathan. Sang CEO yang kejam dan dingin.
"Ap-apa yang terjadi bos, kalian main kuda-kudaan?? ditempat umum seperti ini??" tanya Teo sambil menutup mulutnya tak percaya.
Gathan mendelik pada Teo mendengar pertanyaannya.
"Kamu bosan hidup!? Cepat bereskan kejadian barusan! Saya tidak mau kalau sampai ada yang mengenali saya diantara pengunjung disini. Dan kamuu!!" Dengan tatapan tajam mengarah kepada Lisya yang masih sibuk merapikan seragam dan rambutnya yang berantakan akibat jatuh tadi.
"Kamu gila ya!! Apa yang sudah kamu lakukan barusan membuat harga diri saya hilang!"
Sambil menunjuk tepat diwajah Lisya.
"What!! Harga diri anda hilang kata anda!?" Helloo Ga salah??. Anda yang....!!" Balas Lisya tidak terima atas pernyataan Gathan karena pada kenyataannya dirinya lah yang paling dirugikan atas kejadian memalukan tadi. Namun perkataannya terpotong.
"Maaf nona, saya potong pembicaraan anda. Anda masih ingin berbicara lebih banyak kan, maka dari itu mari kita bicarakan ditempat lain mengingat kita sedang jadi bahan tontonan orang-orang disini." Ajak Teo kepada Lisya untuk menenangkan kondisi.
Dengan menahan amarah Lisya mengangguki ajakan sang asisten Gathan karena dia sudah sangat malu ditonton oleh banyak pengunjung dari awal kejadian hingga saat ini.
Tidak berapa lama mereka sampai disalah satu tempat Meeting Room Plaza Senayan Mall itu.
Yaa, kedatangan Gathan beserta asistennya Teo memang untuk kepentingan meeting dengan pemilik Plaza Senayan Mall karena BR Group memiliki saham yang besar pada mall itu. Teo menghubungi pengurus mall untuk memberikan izin atas penggunaan meeting room selain yang akan digunakan meeting nanti.
Tak lama Gathan dan Lisya duduk berhadapan di antara kursi yang telah tersedia. Dalam diam keduanya saling pandang dengan tatapan sama-sama membunuhnya. Teo sang asistenpun bingung mulai dari mana dia akan menengahi situasi yang mencekam itu.
--- Annyeong pembaca yang budiman 💕
Jangan lupa tinggalkan komen dan jempolnya yaaa. Supaya author lebih semangat dan bisa memperbaiki tulisan untuk kedepannya.--
Biar tidak terlalu panjang, yukk kita lanjut di episode selanjutnya. Salam peluk dan cium jauh. 🤗
🌀 Flash Back On 🌀
** Gedung BR Group **
Tok.. Tok.. Tok.
Suara ketukan dari luar membuyarkan konsentrasi Gathan yang sedang membaca proposal yang akan ditandatanganinya.
"Masuk!" Jawab Gathan yang masih setia memandang proposal yang ada didepannya.
"Permisi pak, saya hendak memberikan laporan bulanan yang anda minta." Ucap salah satu karyawan yang tadi ditelfonnya.
"Letakkan di meja saya, nanti akan saya periksa setelah urusan saya selesai." Ucap Gathan yang masih anteng duduk dikursi kebesarannya dengan wajah datar dan dingin tanpa melihat kearah lawan bicaranya.
"Ba-baik pak.. Saya permisi."
Setelah meletakkan laporan diatas meja dengan jantung yang dag dig dug, diapun pamit untuk keluar dari ruangan yang menurutnya seperti neraka itu.
Tanpa ada jawaban, sang karyawan itupun bergegas keluar dengan cepat sebelum terkena siraman api panas dari mulut sang CEO.
Entah mengapa meski sudah 1 tahun dia bekerja disana, perasaan takut selalu ada setiap kali akan masuk keruangan CEO. Kalau kata karyawan lain masuk keruang CEO seperti halnya akan menyebrangi jembatan Shiratal Mustaqim, jika gagal melewati maka habis terbakar karena amukan CEO yang kejam.
Tok.. Tok.. Tok.
"Bos, sudah siap? Boleh saya masuk?" Suara bariton dari balik pintu kembali membuyarkan konsentrasinya.
"Masuklah!" Jawab Gathan yang sudah sangat hafal dengan pemilik suara diluar pintu itu. Tak lama Teo pun masuk kedalam ruangan.
Ya, suara itu adalah milik Teo Permana sang asisten sekaligus sahabat kepercayaan Gathan yang sudah setia menemaninya selama lima tahun ini didunia kerja.
Teo juga tak kalah tampan dan tinggi seperti Gathan, namun tatapannya tidak setajam Gathan. Dia tegas, namun masih memiliki toleransi yang lebih besar dibanding Gathan.
Bisa dikatakan, Teo seorang laki-laki yang penyabar dan pintar, sehingga Gathan tidak segan-segan memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada Teo. Karena ekonomi keluarga Teo yang kurang mampu, membuat Gathan semakin peduli dengannya dari saat masih jaman SMA. Gathan sering membantu dalam hal pembiayaan sekolahnya sampai kejenjang kuliah.
Untuk itu, Teo merasa sangat berhutang budi pada Gathan, sehingga dia berjanji akan mendedikasikan seumur hidupnya untuk bosnya itu dan BR Group.
"Bos, ga lupa kan kalau hari ini ada meeting di Plaza Senayan Mall?" Tanya Teo memastikan Gathan.
" Mana mungkin saya lupa." Jawab Gathan dengan bahasa formal, karena baginya meskipun Teo sahabatnya, keduanya harus berbicara menggunakan bahasa formal layaknya atasan dan bawahan. Supaya keprofesionalannya tetap terjaga.
"Bisa kita berangkat sekarang bos? Karena sebentar lagi waktu menunjukkan jam 11 Pagi." Ajak Teo sambil melihat jam tangan yang dipakainya.
"Oke kamu tunggu diluar sebentar, saya mau siap-siap terlebih dahulu." Ucapan Gathan dijawab anggukan oleh Teo dan segera berlalu meninggalkan ruangan.
Lalu tak lama mereka meninggalkan gedung BR Group dan menuju ke Plaza Senayan Mall menggunakan mobil BMW X6-2020 bewarna hitam yang dikendarai oleh supir pribadi Gathan.
** Plaza Senayan Mall **
Setelah 20 menit, akhirnya mobil Gathan sampai di depan lobby mall Plaza Senayan. Gathan dan Teo masuk kedalam mall dan bergegas menuju lift untuk naik ke lantai 4. Namun sayangnya lift sedang dalam perbaikan. Sehingga terpaksa Gathan mengajak Teo menaiki eskalator. Selama berjalan mereka membicarakan seputar pekerjaan yang tidak ada habisnya sembari sesekali menikmati keramaian disekitar mall itu.
** Sementara di lantai 3 **
"Ini enak loh buk baunya, dijamin suaminya keplek keplek sama ibu. heheh" Jurus mulut sales Lisya keluarkan.
"Ha?? Keplek keplek? apa itu?" Tanya ibu pengunjung dengan heran.
"Ituuu yang bisa bikin tak berdaye,, pengennya nempel aja terus sama ibu" Jelas Lisya sambil mengedip-ngedipkan matanya.
"Owalaaahh klepek-klepek ituu nakk. Hahah." Jawab ibu itu sambil menowel dagu Lisya.
"Duh gusti iyaa itu maksutnya. haha lidahnya keseleo buk". Lisya tertawa memperlihatkan gigi putihnya.
Saat ini Lisya sedang sibuk bekerja menjalankan tugasnya sebagai Sales Promotion Girl. Karena saat ini adalah hari Sabtu, hari dimana orang-orang ingin melepas penat, disela kegiatannya selama sepekan dengan berjalan-jalan di Mall salah satunya.
Tidak heran jika Weekend akan menjadi hari sibuknya Lisya karena perusahaan akan memanfaatkan peluang tersebut.
Hal itu terbukti penjualan yang didapat lebih banyak dibanding dengan hari-hari lainnya. Brand yang dipromosikan Lisya memang sudah memiliki nama dikalangan pengunjung, terutama pengunjung wanita.
Hal itu karena parfum yang dipasarkan memiliki kualitas yang bagus. Kebanyakan pegunjung yang diberi tester parfum mengikuti Lisya untuk mampir ke Sales Counter nya karena tertarik dengan bau parfum yang ditawarkan.
Terlihat saat ini sedang ramai pengunjung di counter nya dan itu membuat lisya dan beberapa teman SPGnya kualahan.
"Sya gue kebelet niih, tolong jagain bentar ya." Sinta menowel lengan Lisya yang saat itu sedang menjelaskan produk parfum ke ibu-ibu.
"Kebelet apa??" jawab Lisya setengah berbisik ke Sinta.
"Peace of cur.!" Jawab Sinta yang langsung ngacir meninggalkan Lisya.
Lisya yang melihat hanya tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya. Lalu kembali fokus menjelaskan kepada ibu-ibu tadi.
Sinta adalah salah satu teman SPG Lisya yang saat itu juga jaga di Counter yang sama dengannya. Lisya memiliki banyak teman SPG namun tidak memiliki teman dekat sesama SPG, hal itu dikarenakan perusahaan selalu memberikan partner jaga dengan acak.
Seperti saat ini didalam Sales Counter itu terdapat 5 Counter yang mana terdapat 2 SPG di masing-masing Counter dan selalu bergonta ganti tiap weekendnya.
Disela kesibukan Lisya yang sedang ramai pengunjung saat ditinggal Sinta ditoilet, tiba-tiba dikagetkan dengan suara teriakan ibu-ibu lain yang hendak membeli parfum.
"Mbaaaaaakkk ituu.. ituu.. anak itu ambil parfum tanpa bayar". Ibu itu sambil menunjuk anak kecil kisaran usia 9th yang berlari dari Counter sambil membawa parcel parfum berukuran kecil yang dipajang diatas etalase.
Sontak Lisya terperanjat melihat kearah yang ditunjuk ibu-ibu tadi. "Guysss,, gue nitip counter bentar.!" Teriak Lisya ke teman SPG lain sambil berlari mengejar anak tadi.
🌀 Flash Back Off 🌀
** Diruang Meeting **
"Kamu.! Sengaja kan menjatuhkan tubuhmu padaku!". Tuduh Gathan kepada Lisya dengan tatapan membunuh.
"Memangnya anda tempat tidur, sehingga membuat saya ingin menjatuhkan tubuh saya pada anda!?" Lisya tak habis fikir dengan ucapan laki-laki dihadapannya.
"Anda bisa-bisanya main tuduh seperti itu! Anda lupa, bagaimana tangan anda dengan nyamannya nangkring di ini saya!" Dengan malu-malu Lisya menunjuk bagian gundukannya dengan kedua matanya.
Seketika Gathan menegang mendengar pernyataan Lisya, karena kenyataannya memang benar. Ia tidak habis fikir kenapa itu tangannya tak ada akhlak langsung nangkring disana. Dan yang lebih memalukan lagi tangan itu memegang erat hingga pas sesuai genggaman.
"Itu semua karna keteledoran kamu! Kamu buta? Eskalator yang kamu turuni itu untuk naik! Dan kamu fikir saya tidak kesakitan akibat kejadian tadi!" Jawab Gathan tak mau kalah. Meskipun dia sadar jika salah.
"Kalau saya buta, tidak mungkin saya bisa berlari sambil menuruni eskalator itu, Anda pikir saya Roy kiy*shi yang punya mata batin. Asal anda tau yaa, tadi saya terpaksa menuruni tangga itu demi mengejar pencuri parfum di counter saya. Sekarang saya sudah kehilangan pencuri itu, dan lagi.. malah kehilangan..... kep- perawanan di ini saya! Anda pasti curi kesempatan kan!" Jawab Lisya terbata diakhir kalimat dengan emosi yang masih menggebu.
"Apa kamu bilang..??!!" Ucap Gathan tak kalah emosi.
"Boss, saya mohon bos diam saja, biar saya yang atasi ini" Potong Teo dengan suara pelan.
"Saya takut akan makin panjang urusannya. Pak Basuki sudah menunggu anda disebelah". Bisik Teo pada Gathan.
Teo tau jika didiamkan perdebatan keduanya tidak akan ada ujungnya. Mengingat sepertinya keduanya sama-sama keras kepala. Serta pemilik Plaza Senayan Mall juga sudah menunggu diruang meeting sebelah.
Teo tidak enak jika pemilik mall itu harus menunggu lebih lama lagi, meskipun sebenarnya pemilik mall tersebut tidak keberatan akan hal itu. Siapa yang berani melawan kekuasaan BR Group. Apalagi jika tahu watak CEOnya yang kejam.
"Terserah kamu. Bereskan ini semua. Waktu saya terbuang sia-sia hanya karena perempuan teledor itu!" Berjalan keluar dari ruangan tanpa memandang Lisya dan Teo.
"Siialaaann!! Dasaaarrrr Gilaa! Mesuum!" Teriak Lisya dengan mata yang berkaca-kaca. Ia sudah tidak mampu lagi menahan amarahnya.
Namun Lisya semakin emosi karena teriakannya tak digubris oleh Gathan sama sekali. Sedangkan dia masih merasa dirugikan atas kejadian tadi.
"Maaf nona, Bos saya sedang ada meeting disebelah jadi mari kita selesaikan secara baik-baik." Potong Teo saat tau bosnya sudah keluar ruangan.
"Saya memang tidak tau persis bagaimana kejadiannya, tapi menurut pernyataan dari anda berdua, kejadian tadi memang murni ketidaksengajaan antara anda dan Bos saya. Dan jika anda mencari kesalahan, sebenarnya anda lah yang salah karena anda menggunakan eskalator tidak pada fungsinya. Lalu untuk kesalahan yang bos saya lakukan, emmm.. Saya yakin itu juga karena tidak sengaja akibat mendapat dorongan secara tiba-tiba dari anda." Ucap Teo dengan hati-hati supaya tak menyinggung Lisya dan urusan cepat selesai.
Mendengar penjelasan Teo, membuat Lisya mengingat kembali apa yang terjadi sebelumnya. Dia yang nekat menuruni eskalator yang berlawanan arah, kemudian bagaimana dia kehilangan keseimbangan,lalu berakhir menimpa laki-laki yang hendak naik eskalator itu.
Perlahan emosinya mereda. Dia sadar memang semuanya karena ketidaksengajaan, namun hatinya sakit saat teringat gundukannya dipegang oleh laki-laki asing. Lisya sibuk dengan pikirannya sendiri sehingga tidak menjawab perkataan Teo tadi.
"Tapi anda tenang saja, Bos saya akan ganti rugi atas apa yang anda alami. Silahkan anda isi ini sesuai yang anda butuhkan". Teo menyodorkan satu lembar cek yang kolom nominalnya masih kosong, dan disana sudah terdapat tanda tangan Gathan dan stempel perusahaan.
Seketika Lisya membelalakkan matanya. Ia semakin emosi. Namun ketika hendak menolak cek itu, dia teringat akan sesuatu.
Tanpa pikir panjang dia mengambil cek itu dengan cepat dan ingin berlalu dari ruangan, Namun dia urungkan dan berbalik menghampiri Teo yang hanya diam saja.
"Saya tau kejadian tadi memang murni karena ketidaksengajaan, tapi tetap saja Bos anda memegang yang tidak seharusnya dipegang. Minimal ada rasa bersalah kek sama saya.! Ucap kata maaf pun tidak! Dasar tidak berkeperimanusiaan!"
Lisya berlalu meninggalkan Teo begitu saja di ruang meeting sendirian dengan emosi yang bergejolak sambil membawa cek itu. Lisya sebenarnya berharap si laki-laki itu setidaknya meminta maaf padanya. Sehingga dirinya tidak akan terlalu sakit hati seperti sekarang.
Teo yang ditinggalkan pun hanya bisa menggelengkan kepala melihat apa yang terjadi antara bosnya dan perempuan asing tadi.
"Ternyata dia perempuan yang cukup berani melawan si bos." Ucap Teo.
Tak lama Teo ikut meninggalkan ruangan lalu menghampiri bosnya yang lebih dulu memulai meetingnya.
-- Annyeong pembaca yang budiman 💕
Episode kali ini lumayan panjang yaaa. Semoga tidak membosankan yaaa. hihi --
Jangan lupa tinggalkan like dan komen serta tambahkan di Favorit kaliaan agar tidak ketinggalan kelanjutan ceritanya, Dengan begitu author lebih semangat belajar menulisnya.
Thankyou for your support. Salam peluk dan cium jauh 🤗
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!