NovelToon NovelToon

GAME LOVE

bab 1 pengenalan tokoh.

Liliana Az Zahra, seorang gadis yang manja, apa pun keinginannya harus dituruti, dan apa pun barang miliknya tak boleh dibagi dengan yang lain, jika ada yang berani mengusik ketenangannya maka ia akan berubah menjadi singa betina yang siap memangsa buruannya.

Karena merasa kasih sayang kedua orang tuanya diambil oleh seorang anak laki laki yang usianya 4 tahun diatasnya, maka ia sangat membenci anak itu hingga mendarah daging dan selalu berusaha untuk menyingkirkan anak laki laki itu dari

keluarganya

.

REZA MAULANA

Seorang anak yatim yang ditinggal ibu kandungnya, dan dititipkan pada keluarga saudara angkatnya, karena ia ingin putranya memiliki keluarga yang utuh dan tak ikut menderita bersamanya, karena ia hamil korban perkosaan, dengan berat hati ia menitipkan putranya itu pada keluarga Sanjaya.

Karena bimbingan dan asuhan keluarga Sanjaya, Reza menjadi orang yang ulet dan sangat cerdas, namun ia tumbuh menjadi pemuda yang dingin dan pendiam, namun dibalik itu semua ia sangat menyayangi seorang wanita yang selalu menjadi bidadari dihatinya yaitu Liliana meski gadis itu selalu mencari masalah dengannya.

SALSABILA KIRANA

Seorang model ternama di negara itu, orangnya yang ramah dan supel mampu mencuri hati siapa saja, ditambah parasnya yang cantik menjadi aset berharga dirinya memasuki dunia entertain, ia merupakan sahabat Reza di kampus dan juga merupakan kekasih dari Reza, namun karena silau harta ia pun meninggalkan Reza dan memilih berhubungan dengan seorang Presdir yang merupakan saingan dari P.T SANJAYA GROUP.

Karena itu Reza semakin tak percaya akan cinta, hingga ia menerima game yang ditawarkan oleh Liliana untuk menjadi suami kontraknya.

ABYMANA ALFARIZI

Presdir P.T INDORAYA GROUP, seorang Presdir yang menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan lawannya, sifatnya yang arogan dan dingin mampu membuatnya ditakuti oleh lawan bisnisnya, namun tidak dengan seorang Liliana Az Zahra, karena terobsesi dengan wanita ini maka ia berniat membuat gadis ini bertekuk lutut di kakinya dengan menghancurkan perusahaan ayahnya, karena penolakan yang pernah ia terima dari gadis sombong yang mampu mencuri hatinya.

Karena usahanya tak berhasil, ia pun memanfaatkan kekasih wakil Presdir Sanjaya, dengan menjebaknya dalam cinta palsunya, yang membuat model ternama itupun jatuh ke dalam permainannya, meninggalkan kekasih yang tulus kepada dirinya.

Inilah visual tokoh utama dalam cerita ini, moga sesuai dengan karakter masing masing, karena aku juga bingung, he,, he,, he,, jika ada rekomendasi silahkan, he,, he,, he,,

******

Di sebuah kampus ternama di kota ini, nampak seorang gadis cantik memakai celana jeans dan kaos serta jaket hitam, keluar dari parkiran dengan menaiki motor sport nya, tak lupa ia menggulung rambutnya dan memakai helm hitamnya, setelah itu ia pun mulai memacu motor sportnya meninggalkan parkiran kampus.

Jalanan yang nampak padat merambat membuat gadis ini mengambil jalan pintas yang melewati gang gang sepi agar tak terlambat di tempat yang akan dituju.

Hampir tiga puluh menit ia berkendara akhirnya ia memasuki sebuah hotel yang merupakan milik keluarganya. Setelah memakirkan motornya ia pun berlari menuju lobby hotel dan langsung menuju lift khusus pemilik hotel, beberapa karyawan yang berpapasan dengannya pun mengangguk hormat.

Karena diburu waktu ia tak menghiraukan karyawannya dan langsung masuk ke dalam lift yang telah terbuka.

"Ting,,,"

Pintu lift pun tertutup dan ia pun menekan tombol paling atas. Tak lama pintu lift pun terbuka.

"Ting,,,"

Segera ia berlari ke kamarnya yang merupakan kamar khusus milik keluarga Presdir, karena dalam lantai itu hanya ada tiga kamar, yaitu miliknya, ayahnya dan satunya milik kuman yang selalu membuatnya jijik dan ingin mengusirnya tiap kali melihatnya.

Ya kuman itu adalah Reza Maulana, Wakil Presiden di Perusahaan Sanjaya Group.

Bergegas ia membuka pintu kamarnya dan melangkah masuk, nampak di atas tempat tidur gaun yang begitu indah telah tertata rapi disana, ia pun mengambil handuk dan segera ke kamar mandi membersihkan dirinya, seperempat jam kemudian ia keluar dengan memakai handuk yang melilit di dadanya.

Langkahnya pun menuju ke tempat tidur dan mengambil gaun itu lalu memakainya, memoles make up senatural dan setipis mungkin, sungguh cantik ciptaan Yang Kuasa.

Setelah memastikan penampilannya ia pun segera keluar setelah mengambil tas pestanya dan mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

Tak lama terdengar nada sambung diseberang, sambungan pun diangkat oleh empunya ponsel.

" Hallo sayang, kau sampai dimana, semua tamu undangan telah datang, tapi kamu belum juga datang, cepatlah! Tak enak ddngan para undangan yang menunggumu sayang,,,"

Suara kecemasan terdengar dari seberang sana, dan gadis itu tau maksud dari yang diucapkan penerima tlp barusan.

" Ma,,, biarkan mereka menunggu, sapa suruh Papa ngadain acara yang tak ku suka, Mama tau itu dengan pasti, jadi jangan salahkan aku."

Balasnya sambil menutup tlpnya.

" Dasar nenek sihir, suka melebihkan sesuatu,,," seringai tipis terbit dibibirnya.

Dengan tergesa gesa ia menuju lift namun langkahnya tercekat saat melihat dan mendengar pemandangan di depannya.

Nampak dua orang insan sedang berciuman dengan ganasnya, tangannya terkepal menyaksikan adegan di depannya, dan setitik airmata jatuh dipipi yang putih dan mulus itu.

Perlahan ia mengambil ponselnya lalu merekam semua adegan yang terjadi di tangga darurat itu. Dirasa cukup ia pun melanjutkan langkahnya menuju aula utama yang ada di Hotel tersebut.

Nampak pesta yang cukup meriah, para tamu undangan sangat menikmati hidangan yang tersedia, sambil menunggu acara inti yang akan digelar.

Tuan Sanjaya dan Nyonya Zahira pun tersenyum melihat kedatangan putri tercinta mereka, yang berjalan dengan santainya ke arah mereka, seolah olah tiada beban dosa. Padahal semua orang hanya menunggu kehadirannya.

" Nah ini dia sang putri yang dinanti,,"

celetuk seorang pria paruh baya yaitu Tuan Alfarizi ayah dari Abymana Alfarizi.

" Malam Om,, malam Tante,,, malam Papa,, Mama,, dan,,"

katanya menggantung saat melihat si kuman tepat di samping Papanya.

Ia pun memalingkan wajahnya tak suka karena itu.

" Dasar penjilat, tunggu saja sampai aku bisa mengusirmu dari keluarga dan perusahaan Papaku,,"

gumamnya lirih lalu tersenyum pada semua orang yang memberi ucapan selamat kepadanya.

" Happy Birthday Lili, maaf aku tak bisa memberikanmu kado sebuah barang, tapi aku akan memberikanmu seluruh hidupku untuk mencintaimu, will you marry me?"

Abymana sudah memegang tangan kanan Liliana dengan tangan kirinya, dengan posisi dia jongkok, lutut kaki kanannya sebagai tumpuan, dan tangan kanannya membawa sebuah cincin berlian yang siap ia sematkan di jari manis Liliana setelah mendapat persetujuan gadis itu.

Semua orang bersorak gembira,"terima,,, terima,,, terima,,,"

suara tamu undangan memenuhi aula tersebut.

Sesaat Liliana memandang ke arah orang tuanya, lalu orang tua Abymana, dan terakhir memandang pria yang kini tengah berjongkok di depannya. Ia pun tersenyum dan berucap,,,

" Aku terlalu berharga untuk jadi istrimu, nikahi saja wanita jalan9mu!"

Ucapnya lirih namun penuh dengan penekanan dan menarik tangannya dari genggaman Abymana.

Bagai disambar petir di siang hari, semua tamu undangan tak percaya dengan ucapan yang baru saja keluar dari seorang LILIANA, yang merupakan kekasih Abymana dan pesta ini memang disiapkan untuk acara ulang tahun dan tunangannya dengan Abymana.

Abymana hanya terdiam saat mendengar ucapan Lili, sungguh ia tak menyangka jika ia akan dipermalukan di depan rekan bisnis dan juga karyawannya. Karena ia yakin lamarannya tidak mungkin di tolak oleh gadis yang telah di pacarinya selama dua tahun ini.

Wajahnya memerah menahan malu dan marahnya, ia pun bangkit dan berdiri tepat di depan Lili, dan tangannya ingin meraih tangan Lili namun segera dihempas oleh Lili.

" Jangan paksa aku untuk menunjukkan keburukanmu, anggap saja kita tak pernah bertemu dan saling kenal,,, karena bagiku kau sudah mati,,,"

Liliana tak bisa menahan luka hatinya lagi, ia pun berlari keluar dengan airmata yang berderai, membuat orang tuanya cemas dan menyuruh Reza untuk mengusulnya, karena mereka tau hanya Reza yang bisa membujuk gadis itu.

bersambung🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

kalau suka tolong kasih jempolnya ya,,🙏 rate5, like, komen, fav juga mkasih🙏

bab 2 pulanglah

Malam semakin larut, dan jalanan ibu kota ini pun mulai sepi, hanya sesekali nampak lewat kendaraan yang melintasinya, namun gadis ini tak menghiraukan keadaaan yang begitu mencekam itu, buliran bening terus saja mengalir dari pelupuk matanya, rasa sakit yang ia sembunyikan dan tahan sedari tadi melihat pengkhianatan yang dilakukan oleh kekasih yang telah bersamanya mengisi hari hari mereka dengan cinta kasih selama dua tahun terakhir ini.

Dengan langkah gontai ia terus menyusuri jalan, tanpa ia sadari saat kakinya melangkah ada jeruji aspal dan high hellsnya pun terperosok ke dalamnya, dengan susah payah ia mencoba mengangkatnya namun terasa berat, karena ia sudah cukup lelah, energinya terasa terkuras karena terlalu lama berjalan dan menangis.

Akhirnya ada tangan yang mengangkat kakinya dan mengambil high hells tersebut, kemudian memasangkan di kakinya. Mereka berdua hanya saling pandang,

Tanpa adanya kata atau ucapan, yang tercipta hanya keheningan, gadis itupun mengakhiri tatapan mereka dan kembali berjalan, namun buliran bening itu sudah menghilang dari wajahnya yang kini terlihat sangat pucat.

Ia terus melangkah dan akhirnya sampai pada taman kota yang ditengahnya terdapat danau yang terlihat indah tertimpa sinar lampu kota yang berwarna warni. Ia pun duduk di taman, memandang ke arah danau yang memantulkan cahaya lampu dan rembulan.

Tak berselang lama Reza pun duduk disampingnya, ia menatap kasihan pada gadis di depannya sekarang, meskipun ia sangat manja dan suka seenaknya bahkan sering menghinanya sebagai benalu di keluarga itu, namun Reza tetap sabar dan selalu bisa menjinakkan macan betina itu.

" Ayo pulang, Om dan Tante sangat mencemaskanmu, apa masih kurang jalan jalannya?"

Ucapnya lembut dengan terus memandangi wajah gadis di depannya.

Namun Lili tetap saja Lili, ia tak akan mendengarkan omongan seorang Reza, ia tetap membisu dengan mata yang tetap fokus pada danau. Namun sekarang tubuhnya terguncang lagi dengan isak tangis yang semakin menjadi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas bangku dan membenamkan kepala dilengannya sebagai penyangga.

Reza pun bangkit dan melangkah pergi, beberapa menit kemudian ia kembali lagi dengan membawa kerikil kerikil kecil dan mulai melemparnya ke tengah danau satu persatu, menciptakan bunyi di air yang tenang itu. Membuat Lili mendongak dan melihat ke arahnya.

Reza yang melihatnya pun tersenyum dan menghampiri Lili.

"Saat aku kecil, dan ada beban yang menghimpit di kalbu, akan kuambil batu dan ku anggap batu itu bebanku, lalu ku genggam erat dan melemparnya jauh jauh ke dalam air, agar bebanku bisa hilang, cobalah!"

Reza meraih tangan Lili lalu membuka pergelangan tangannya dan memberikan beberapa kerikil padanya. Lili hanya memandanginya dengan sendu. Dengan senyum tipisnya Reza pun mengangguk, seakan membenarkan kata katanya tadi.

Lili pun turun dari bangku dan melangkah ke pinggir danau, lalu menggenggam kerikil itu kuat kuat dan melemparnya.

"Aku membencimu Abymana Alfarizi,,, aku membencimu seumur hidupku,,,kau sudah mati bagiku,,,"

Teriaknya sambil melempar kerikil kerikil itu.

Sekilas kenangan saat bersama dengan orang yang menyakiti hatinya terbayang di pelupuk matanya. Namun dengan cepat ditepisnya kenangan itu dan dikuburnya dalam dalam ke dasar danau beserta dengan kerikil yang dilemparnya terakhir kali.

Cuaca yang mulanya tak mendung tiba tiba saja turun hujan dengan derasnya, Lili pun memeluk tubuhnya yang terasa dingin karena hujan yang menerpanya, karena saat ini ia menggunakan dress yang terbuka bagian dadanya, dan tak berlengan.

Tiba tiba saja ia merasakan ada tangan yang menutupi tubuhnya dengan menggunakan jas yang tadi dipakainya,

Untuk sesaat pandangan mereka saling bertemu, dan entah untuk berapa lama mereka saling pandang dan akhirnya tanpa disangka oleh Lili, Reza mengangkat tubuhnya dan membawanya berjalan menyusuri jalanan kota yang sudah sunyi dan senyap itu.

" Lepaskan aku bodoh, beraninya kamu mengangkatku, turunkan aku,,"

Lili meronta ronta dalam gendongan Reza, namun ia tak berhasil melepaskan dirinya dari pelukan Reza yang semakin kuat dan erat.

"Diam,," bentak Reza.

" Menurutlah kalau tidak aku akan memperkosamu disini, kau tahukan ini sudah tengah malam, dan tak seorangpun yang akan tahu jika aku memperkosamu, lalu ku tinggalkan kau disini sendirian dalam keadaan pingsan, biar para pemabuk yang kita temui tadi memangsamu hidup hidup,,,"

Ucapan yang penuh ancaman itupun bisa membungkam mulut Lili dan pasrah saat Reza menggendongnya menyusuri jalanan di bawah guyuran hujan.

Karena ia tau pasti ada segerombolan pemabuk tadi yang mereka jumpai saat berjalan ke arah taman kota. Dan ia masih bisa berpikir jernih saat ini, bagaimana jika karena egonya ia akan berakhir seperti yang Reza bilang.

" Aku bukannya takut dengan ancamanmu, tapi aku terlalu lelah untuk berdebat denganmu."

Ucapnya lirih namun bisa di dengar oleh Reza, dan senyuman penuh kemenangan tersungging di bibir pria ini.

" Kalau kau bisa bersikap manis seperti ini padaku, maka aku rela menjadi budak cintamu,,,"tuturnya sambil tersenyum penuh arti pada Lili.

" Kau,,, jangan karena kamu sudah menolongku malam ini kau jadi ngelunjak ya,, selamanya aku tak akan pernah mau menjadi istrimu,, ih,,, membayangkannya aja aku sudah mau muntah,,"

Lili bergumam dengan wajah yang cemberut, dan saat air hujan menerpa wajahnya ia pun bersembunyi di balik dada bidang Reza.

" Ucapan dan tindakan tidak berjalan beriringan Nona manja, kau tidak sadar itu,,"

sindir Reza namun tidak dihiraukan oleh Lili, dan Reza penasaran karena tak mendapat respon dari wanita yang paling menyebalkan di hidupnya itu.

Dengan sedikit menundukkan wajahnya ia melihat ke arah Lili dan ternyata gadis itu sudah tertidur dengan pulasnya.

Reza hanya bisa menarik nafas kasar melihat ulah gadis ini, namun senyuman licik tersungging dibibirnya.

"Kapan kau akan mengerti, kalau aku menyayangimu melebihi siapa pun di dunia ini, karena kaulah duniaku selama ini, princessku yang manja,,,"

Gumamnya pelan lalu mencium kening Lili dan membawanya kembali berjalan.

*******

Malam telah beranjak dari peraduannya, berganti sinar surya yang menyinari dengan kehangatan cahayanya. Semilir sang bayu menyusup di balik tirai yang jendelanya telah terbuka, menampar wajah cantik yang masih lelap dan setia dengan mimpinya.

Kicauan burung yang mengalunkan melody yang indah ditelinga pun membuatnya tersadar dari buaian mimpinya, perlahan ia mengerjabkan matanya. Setelah itu ia menggeliat meregangkan otot ototnya yang terasa kaku, dan saat matanya telah terbuka dengan lebar ia pun terkejut karena ini bukanlah kamarnya.

Saat ia menoleh ke samping, matanya membulat melihat pria yang kini tengah tertidur dengan memeluk perutnya.

" Reza,,,,"

teriaknya sekeras mungkin dan membuat si empunya nama langsung bangun dengan gelagapan.

" Api,,, api,, api,,,"

Reza yang masih belum sadar sepenuhnya malah mengambil air yang ada di dalam gelas dan menyiramnya ke arah Lili.

" Rezaaaa,,,,"

teriak Lili lebih kencang lagi memekakkan telinga dan sepertinya akan terjadi goncangan hebat seperti gempa bumi. Tatapan gadis itu sangat tajam ke arah Reza dengan kedua tangan yang sudah berkacak pinggang ke arahnya.

Reza yang telah tersadar dari alam bawahnya pun terkejut dengan pemandangan di depannya. Ia bukannya takut malah tertawa terpingkal pingkal melihat kondisi Lili yang rambutnya acak acakan dengan wajah yang telah basah terguyur air minum tadi.

" Ha,,, ha,, ha,,, kau lucu sekali Lili,,, seperti kucing kecil yang tercelup ke dalam air,,, ha,, ha,, ha,,,,"

Tawa Reza memenuhi ruang kamar itu.

"Kauuu,,,"

Lili pun dengan marahnya mengambil bantal dan memukul mukul tubuh Reza berulang kali hingga gerakannya terhenti saat Reza sudah berhasil mengambil alih bantal itu dan melemparkannya ke lantai, lalu ia mendekati Lili dengan tatapan yang tak dapat diartikan oleh gadis itu, membuatnya mundur dan terus mundur saat Reza mendekatinya hingga,,,

" *gubrakkk,,,"

" Aaaaaaa,,,,"

Apa yang terjadi ya,,🤔

bersambung🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

jangan lupa jempolnya , tinggalin jejak,, mkasih🙏*

bab 3 senyum kemenangan

Pagi yang begitu cerah, namun tak secerah raut wajah gadis ini, dengan langkah yang sedikit dihentak hentakkan, ia berjalan memasuki mobil yang telah menunggunya. Disamping mobil Lamborgini merah itu sudah menanti cowok yang tampan dan sangat cool.

Sebenarnya ia menahan senyumnya menyaksikan kelakuan gadis ini.

Dengan isyarat tangannya membuka pintu mobil berharap sang gadis mau duduk di kursi depan samping pengemudi, namun gadis ini lebih memilih duduk di kursi belakang, saat ia membuka pintu belakang dengan cepat si pria menutup pintu mobilnya, membuat sang gadis membelalakkan matanya, dan pandangan mereka bertemu untuk kesekian kali.

Sang pria pun memberi isyarat dengan melirikkan matanya ke arah kursi depan, namun gadis itu malah menghembuskan nafasnya kasar sambil bersedekap dada.

" Memang kamu siapa mengatur hidupku, aku mau duduk dimanapun terserah aku, ini mobil milik Papaku yang sudah kau curi, kalau kau tau malu pasti sudah mengembalikan semuanya pada kami, kamu itu hanya anak pungut, semua kemewahan yang kau punya ini milik Papaku, dan juga jabatanmu itu, tak pantas kau terima, aku yang seharusnya memimpin Perusahaan bukan kamu."

Ucapnya menatap tajam ke arah Reza, manik mata mereka saling bertemu, dan saling menyelami dalamnya satu sama lain. Reza pun mendekatkan tubuh dan wajahnya ke arah Lili membuat gadis itu terkejut dan memundurkan wajahnya.

" Sudah ceramahnya, kalau sudah cepet masuk, ku tak punya waktu banyak, ada meeting di kantor, dan waktuku terbuang sia sia hanya untuk mengurusi gadis manja yang nyebelin, kalau bukan karena Om dan Tante, sudah kutinggalin kamu dari semalam, biar jadi santapan pemabuk semalam, cepet masuk, kalau tetep keras kepala jangan salahkan aku mengulang kejadian tadi,,,"

senyuman licik dan penuh kemenangan tersungging di bibir Reza.

Lili pun tanpa menjawab dengan muka marahnya dan cemberut segera masuk dalam mobil dan duduk di depan, di kursi samping pengemudi. Reza pun tersenyum tipis, lalu menutup pintu mobilnya.

Iya ancamannya akan selalu berhasil membuat gadis sombong dan nyebelin ini menurut kepadanya. Tahukah kalian ancaman apa itu?

Iya,, Lili tidak ingin Reza menyentuh tubuhnya, ia sangat jijik dan menganggap Reza kuman yang bisa menyebarkan virus penyakit, karena besarnya kebencian yang tertanam di hati Lili untuk Reza.

Itupun bukan murni kemauan Lili, karena sedari kecil nenek Lili sudah menanamkan rasa benci di hati dan pikiran cucunya pada seorang anak laki laki yang merupakan cucu angkatnya, karena nenek menganggap ibu Reza itu jalan9 yang mencoreng nama keluarganya, dan meninggalkan benih haramnya di rumah mereka, sedangkan ia mengejar prianya, anak yang tak diinginkan kelahirannya sendiri oleh ibunya untuk apa mereka merawatnya, karena itu Nenek sangat benci pada Reza, dan membuat Lili juga membencinya. Karena Nenek selalu bilang kalau Reza akan mengambil semua yang ia miliki, dan itu benar dirasakan oleh Lili.

Kasih sayang orang tuanya, juga Perusahaan orang tuanya kini dalam pengawasan dan kepemimpinannya. Kebencian Lili semakin menjadi pada Reza saat kedua orang tuanya selalu membela Reza dan memuji muji tentang kepintaran Reza.

Dan Lili pun bertekad untuk merebut semuanya kembali dan mendepak Reza dari hidup mereka. Dan itupun atas perintah dan persetujuan Nenek.

Suasana hening tercipta di dalam mobil itu, Lili yang masih dalam lamunannya memandang ke luar lewat jendela mobil. Sesekali Reza melirik kearah Lili, sekilas senyuman tipis terbit dibibirnya yg merah merona itu, teringat kejadian tadi pagi saat mereka bangun tidur.

Sungguh ia tak menyangka akan mendapat kejutan besar dipagi hari dari seorang Liliana yang sangat membencinya .

Ia pun meledek gadis itu memecah keheningan yang tercipta.

" Apa pantatmu masih sakit?"

Reza memandang ke arah Lili, seperti biasa omongan Reza tak digubris dianggapnya hanya sebagai angin lalu. Membuat pria tampan itu membuang nafasnya kasar.

" Jika masih sakit kita ke Dokter sebentar, aku takut terjadi apa apa sama kamu, gimana kalau rahimmu bermasalah, bisa bahaya nanti untuk anak keturunan kita, gimana kalau kamu mandul akibat jatuh tadi."

Senyuman tipis kembali terbit dibibir Reza, karena ia berhasil menggoda gadis itu dengan kata katanya.

Lili yang awalnya menganggap omongan Reza hanya angin lalu, kinipun mulai berpikir akan kata kata Reza, bagaimana kalau benar akibat terjatuh tadi ia bisa mandul, ia pun berpikir keras akan kemungkinan itu.

Perlahan ia memegang perutnya dan mencengkramnya pelan," aku nggak mau jadi wanita yang tak sempurna,,," bisiknya dalam hati.

Apa gunanya harta berlimpah kalau harta yang paling berharga ia tak memilikinya, dan pasti pasangannya akan menuntut itu, dan pasti akan menceraikannya atau menjadikannya istri tua dan menikahi istri muda dengan alasan itu, ia pun menggeleng gelengkan kepalanya, lalu berteriak," Aku tak mau jadi istri tua dan tak mau dimadu,,,"

Reza yang melihat sikap Lili dan mendengar kata katanya hanya terkekeh pelan. Ia menahan tawanya dan merubah mimiknya menjadi seserius mungkin. Tanpa menoleh kearah Lili ia pun berkata,"aku akan bertanggung jawab dan pasti akan menikahimu, karena kau terjatuh karena aku."

Lili menatap tajam kearah Reza, tatapan yang sangat mematikan bagai pedang yang telah mengeluarkan kilau tajamnya.

" *Meskipun di dunia ini hanya kau yang tersisa, aku tak akan pernah menikahimu, urungkan saja niat busukmu itu untuk menguasai harta kekayaan keluarga kami, karena kutak akan membiarkan itu."

" Dasar munafik, di mulut bilang tidak tapi dicium tak menolak*,,,"gumam Reza pelan sambil menggigit bibir bawahnya menahan tawa, mengingat kalau tadi pagi ia telah merasakan bibir manis Liliana.

" Rezaaaa,,, kau,,,," teriak Liliana sambil menunjuk ke muka Reza. Matanya membelalak tak berkedip menatap pria di sampingnya saat ini.

" Tak perlu marah, toh kenyataannya kamu tak menolak saat kucium tanpa sengaja tadi,,,"

Wajah Lili menjadi merah pedam, rasa malu dan marah menyatu dalam hatinya saat ini, jika ia meneruskan perdebatan tak akan ada habisnya, pasti ia yang tersudut dengan ucapan Reza karena itu memang benar.

Kenapa tubuhnya tak menolak saat Reza jatuh menimpanya tadi saat ia memukul Reza dengan bantal, niat ingin menghindari Reza yang terus mendekat padanya justru ia malah jatuh dari tempat tidur dan menarik kain selimut yang dipakai Reza, alhasil pria itu ikut terjatuh karena tak menyangka kalau Lili akan menarik selimutnya, apa lagi ia dalam posisi berlutut, maka keseimbangannya kurang, karena ia fokus mencondongkan tubuhnya ke arah Lili.

" Brrruuggghhh"

"Aaaa,,,"

Teriak Lili berbarengan dengan tubuh kekar yang jatuh diatasnya.

Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah perumpamaan yang dialami Lili, sudah jatuh dan merasakan sakit ia harus tertimpa tubuh yang kekar itu dan bersamaan dengan itu bibir mereka saling bertemu untuk sementara, karena terkejut keduanya masih berada di posisi itu untuk waktu yang lumayan hingga kesadaran gadis itu kembali dan mendorong tubuh Reza ke belakang, hingga tercipta jarak antara mereka.

Saat Lili ingin menampar Reza, tangannya lebih dulu tercekat oleh tangan yang kekar namun halus itu, lalu menepisnya dan mendekatkan wajahnya kembali ke arah Lili seakan ingin mencium gadis itu membuat nya mengambil langkah seribu yaitu melarikan diri ke kamar mandi. Dan saat di kamar mandi ia pun berteriak sekali lagi.

"Rezaaa,,,,"

Ia sangat marah melihat penampilannya di cermin, bukan karena wajahnya yang tersiram air atau rambut yang acak acakan tapi karena gaunnya telah berubah dengan kemeja Reza yang kebesaran, namun bisa memperlihatkan paha atasnya.

" Oh Tuhan,,, dimana semua bajuku, lalu siapa yang menggantikannya, jangan jangan si kuman itu, Oh Tuhan,,,"

jeritnys dibdalam hati membayangkan jika Reza telah melihat seluruh tubuhnya, ia pun menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

" Dasar brengsek,,, kuman sialan,,,," teriaknya meluapkan semua amarahnya dan suaranya menggema di dalam kamar mandi.

Sedang Reza yang mendengarnya di dalam kamar hanya tersenyum penuh kemenangan. Sambil menyandarkan tubuhnya di kepala tempat tidur.

" He,, he,,he,,, kau pasti mengira aku yang melakukannya,,," dengan senyum penuh arti.

bersambung🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

jgn lupa kasih jempolnya dan tinggalin jejak, makasih🙏

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!