Part 1#
Zeva, karyawan salah satu perusahaan kabel terkemuka berskala internasional cukup sukses mengejar karirnya. Di usia dua puluh enam tahun, zeva berhsilenduduki posisi sebagai supervisor di kantornya dengan mengandalkan talenta dan kecerdasannya. Tapi mimpi Zeva tak sampai disitu, dia masih berambisi untuk mencapai posisi lebih tinggi. Dan saat ini ia memiliki peluang dan kesempatan besar untuk menempati posisi sebagai kepala divisi. Tapi apa daya zeva harus berhadapan dengan Ryan yang menjadi penentu nasibnya.
Ryan atasannya yang resek dan sok ganteng itu seperti tak percaya akan kemampuannya hanya karena dia perempuan.
Zeva begitu terpuruk saat ayahnya meninggal ketika ia masih SMP, tapi dia harus menjadi wanita yang tangguh demi membantu ibunya memberikan kehidupan ang layak bagi ia dan kedua adiknya.
Zeva terpaksa bekerja keras bil menempuh pendidikan. Hingga akhirnya zeva menjadi wanita karir yang ambisius. Namun karirnya terancam mentok di tangan Ryan menjernya yang super resek dan menyebalkan.
Siska hanya ingin menikmati masa muda di tahun terakhirnya sebagai mahasiswa. Siapa sangka hal tersebut malah menjerumuskan Siska pada pergaulan yang mengakibatkan penyesalan mendal baginya.
Setelah bertahun-tahun mendam penyesalan, Siska mulai menata kenali hatinya untuk melupakan kejadian malam itu.
Tapi siapa sangka, pria yang menjadi mimpi buruknya hadir kembali. Ia berniat bertanggung jawab atas kesalahan di masa lalu.
Namun yang Siska inginkan hanyalah cinta yang tulus. Ataukah ia harus menerima kiat baik pria yang ingin bertanggung jawab.
"Aku sekarang tengah memetik buah dari apa yang kutanam selama ini. Aku harus belajar ikhlas menerima semua yang terjadi dalam hidupku akibat kesalahan masa lalu. Aku tak boleh egois," lirih perempuan itu dengan mata berkaca-kaca.
"Hentikan mas. Ini bukan sepenuhnya salah Mas Rey. Aku juga punya andil atas kejadian ini."
"Jika kamu mau menyalahkan suamiku berarti kmu juga arus menyalahkan aku."
"Harus menyalahkan papa. Aku mohon tolong beri aku kebebasan untuk menjalankan hidupku yang sekarang. Aku bahagia. Aku bahagia sekarang. Aku sangat bahagia menjadi istri mas Rey."
Rey memeluk istrinya dan mengecup keningnya dengan segenap jiwa. "I love u my dear."
"Dasar perempuan bodoh. Aku tidak akan membiarkan kalian berdua begitu saja. Kalian akan lihat apa yang bisa aku lakukan."
"Akan ku buat lihat kalian menyesal seumur hidup."
"aku tidak km membiarkan kamu berbuat sekehendak hatimu." Desisnya. "Jangan kira aku takut padamu!"
Lelaki itu lantas memggebrak meja dengan keras hingga minuman di dalam gelas di atas meja itu tumpah berhamburan untung saja gelas itu tak terjatuh dan membuat kegaduhan semakin meraja Lela.
Sementara sepasang suami istri hanya bisa terdiam seraya menahan geram. Ingin rasanya meladeni pria di hadapan mereka. Hanya saja itu akan semakin memperumit masalah.
Dengan Gea mereka meninggalkan tempat itu dan kembali kerumah. Bagaimana pun mereka harus mempersiapkan diri menghadapi ancaman lelaki tadi yang sudah dapat dipastikan akan benar-benar dia laksanakan.
Meski agak gusar perempuan itu hanya bisa diam dan terpaku. Bagaimanapun ia percaya bahwa sang suami tercinta akan melindunginya dengan segenap jiwa dan raga. Ditambah lagi lelakinya juga bukanlah orang sembarang yang tidak bisa diremehkan begitu saja.
"Sudahlah. Sebaiknya kamu beristirahat. Jangan pikirkan apapun. Serahkan semuanya padaku. Aku akan segera membereskan semua masalah ini dengan cepat."
"Aku hanya takut terjadi sesuatu terhadapmu. Bagaimana kalau dia berbuat nekat?"
"Tidak usah khawatir. Dia tidak akan berani bermuat macam-macam terhadap mu."
"Bukan itu yang aku takutkan. Aku khawatir dia justru berbuat sesuatu padamu."
"Tenanglah sayang. Itu tidak akan terjadi. Semuanya akan baik-baik saja."
Zeva, karyawan salah satu perusahaan kabel terkemuka berskala internasional cukup sukses mengejar karirnya. Di usia dua puluh enam tahun, zeva berhsilenduduki posisi sebagai supervisor di kantornya dengan mengandalkan talenta dan kecerdasannya. Tapi mimpi Zeva tak sampai disitu, dia masih berambisi untuk mencapai posisi lebih tinggi. Dan saat ini ia memiliki peluang dan kesempatan besar untuk menempati posisi sebagai kepala divisi. Tapi apa daya zeva harus berhadapan dengan Ryan yang menjadi penentu nasibnya.
Ryan atasannya yang resek dan sok ganteng itu seperti tak percaya akan kemampuannya hanya karena dia perempuan.
Zeva begitu terpuruk saat ayahnya meninggal ketika ia masih SMP, tapi dia harus menjadi wanita yang tangguh demi membantu ibunya memberikan kehidupan ang layak bagi ia dan kedua adiknya.
Zeva terpaksa bekerja keras bil menempuh pendidikan. Hingga akhirnya zeva menjadi wanita karir yang ambisius. Namun karirnya terancam mentok di tangan Ryan menjernya yang super resek dan menyebalkan.
Siska hanya ingin menikmati masa muda di tahun terakhirnya sebagai mahasiswa. Siapa sangka hal tersebut malah menjerumuskan Siska pada pergaulan yang mengakibatkan penyesalan mendal baginya.
Setelah bertahun-tahun mendam penyesalan, Siska mulai menata kenali hatinya untuk melupakan kejadian malam itu.
Tapi siapa sangka, pria yang menjadi mimpi buruknya hadir kembali. Ia berniat bertanggung jawab atas kesalahan di masa lalu.
Namun yang Siska inginkan hanyalah cinta yang tulus. Ataukah ia harus menerima kiat baik pria yang ingin bertanggung jawab.
"Aku sekarang tengah memetik buah dari apa yang kutanam selama ini. Aku harus belajar ikhlas menerima semua yang terjadi dalam hidupku akibat kesalahan masa lalu. Aku tak boleh egois," lirih perempuan itu dengan mata berkaca-kaca.
"Hentikan mas. Ini bukan sepenuhnya salah Mas Rey. Aku juga punya andil atas kejadian ini."
"Jika kamu mau menyalahkan suamiku berarti kmu juga arus menyalahkan aku."
"Harus menyalahkan papa. Aku mohon tolong beri aku kebebasan untuk menjalankan hidupku yang sekarang. Aku bahagia. Aku bahagia sekarang. Aku sangat bahagia menjadi istri mas Rey."
Rey memeluk istrinya dan mengecup keningnya dengan segenap jiwa. "I love u my dear."
"Dasar perempuan bodoh. Aku tidak akan membiarkan kalian berdua begitu saja. Kalian akan lihat apa yang bisa aku lakukan."
"Akan ku buat lihat kalian menyesal seumur hidup."
"aku tidak km membiarkan kamu berbuat sekehendak hatimu." Desisnya. "Jangan kira aku takut padamu!"
Lelaki itu lantas memggebrak meja dengan keras hingga minuman di dalam gelas di atas meja itu tumpah berhamburan untung saja gelas itu tak terjatuh dan membuat kegaduhan semakin meraja Lela.
Sementara sepasang suami istri hanya bisa terdiam seraya menahan geram. Ingin rasanya meladeni pria di hadapan mereka. Hanya saja itu akan semakin memperumit masalah.
Dengan Gea mereka meninggalkan tempat itu dan kembali kerumah. Bagaimana pun mereka harus mempersiapkan diri menghadapi ancaman lelaki tadi yang sudah dapat dipastikan akan benar-benar dia laksanakan.
Meski agak gusar perempuan itu hanya bisa diam dan terpaku. Bagaimanapun ia percaya bahwa sang suami tercinta akan melindunginya dengan segenap jiwa dan raga. Ditambah lagi lelakinya juga bukanlah orang sembarang yang tidak bisa diremehkan begitu saja.
"Sudahlah. Sebaiknya kamu beristirahat. Jangan pikirkan apapun. Serahkan semuanya padaku. Aku akan segera membereskan semua masalah ini dengan cepat."
"Aku hanya takut terjadi sesuatu terhadapmu. Bagaimana kalau dia berbuat nekat?"
"Tidak usah khawatir. Dia tidak akan berani bermuat macam-macam terhadap mu."
"Bukan itu yang aku takutkan. Aku khawatir dia justru berbuat sesuatu padamu."
"Tenanglah sayang. Itu tidak akan terjadi. Semuanya akan baik-baik saja."
Zeva, karyawan salah satu perusahaan kabel terkemuka berskala internasional cukup sukses mengejar karirnya. Di usia dua puluh enam tahun, zeva berhsilenduduki posisi sebagai supervisor di kantornya dengan mengandalkan talenta dan kecerdasannya. Tapi mimpi Zeva tak sampai disitu, dia masih berambisi untuk mencapai posisi lebih tinggi. Dan saat ini ia memiliki peluang dan kesempatan besar untuk menempati posisi sebagai kepala divisi. Tapi apa daya zeva harus berhadapan dengan Ryan yang menjadi penentu nasibnya.
Ryan atasannya yang resek dan sok ganteng itu seperti tak percaya akan kemampuannya hanya karena dia perempuan.
Zeva begitu terpuruk saat ayahnya meninggal ketika ia masih SMP, tapi dia harus menjadi wanita yang tangguh demi membantu ibunya memberikan kehidupan ang layak bagi ia dan kedua adiknya.
Zeva terpaksa bekerja keras bil menempuh pendidikan. Hingga akhirnya zeva menjadi wanita karir yang ambisius. Namun karirnya terancam mentok di tangan Ryan menjernya yang super resek dan menyebalkan.
Siska hanya ingin menikmati masa muda di tahun terakhirnya sebagai mahasiswa. Siapa sangka hal tersebut malah menjerumuskan Siska pada pergaulan yang mengakibatkan penyesalan mendal baginya.
Setelah bertahun-tahun mendam penyesalan, Siska mulai menata kenali hatinya untuk melupakan kejadian malam itu.
Tapi siapa sangka, pria yang menjadi mimpi buruknya hadir kembali. Ia berniat bertanggung jawab atas kesalahan di masa lalu.
Namun yang Siska inginkan hanyalah cinta yang tulus. Ataukah ia harus menerima kiat baik pria yang ingin bertanggung jawab.
"Aku sekarang tengah memetik buah dari apa yang kutanam selama ini. Aku harus belajar ikhlas menerima semua yang terjadi dalam hidupku akibat kesalahan masa lalu. Aku tak boleh egois," lirih perempuan itu dengan mata berkaca-kaca.
"Hentikan mas. Ini bukan sepenuhnya salah Mas Rey. Aku juga punya andil atas kejadian ini."
"Jika kamu mau menyalahkan suamiku berarti kmu juga arus menyalahkan aku."
"Harus menyalahkan papa. Aku mohon tolong beri aku kebebasan untuk menjalankan hidupku yang sekarang. Aku bahagia. Aku bahagia sekarang. Aku sangat bahagia menjadi istri mas Rey."
Rey memeluk istrinya dan mengecup keningnya dengan segenap jiwa. "I love u my dear."
"Dasar perempuan bodoh. Aku tidak akan membiarkan kalian berdua begitu saja. Kalian akan lihat apa yang bisa aku lakukan."
"Akan ku buat lihat kalian menyesal seumur hidup."
"aku tidak km membiarkan kamu berbuat sekehendak hatimu." Desisnya. "Jangan kira aku takut padamu!"
Lelaki itu lantas memggebrak meja dengan keras hingga minuman di dalam gelas di atas meja itu tumpah berhamburan untung saja gelas itu tak terjatuh dan membuat kegaduhan semakin meraja Lela.
Sementara sepasang suami istri hanya bisa terdiam seraya menahan geram. Ingin rasanya meladeni pria di hadapan mereka. Hanya saja itu akan semakin memperumit masalah.
Dengan Gea mereka meninggalkan tempat itu dan kembali kerumah. Bagaimana pun mereka harus mempersiapkan diri menghadapi ancaman lelaki tadi yang sudah dapat dipastikan akan benar-benar dia laksanakan.
Meski agak gusar perempuan itu hanya bisa diam dan terpaku. Bagaimanapun ia percaya bahwa sang suami tercinta akan melindunginya dengan segenap jiwa dan raga. Ditambah lagi lelakinya juga bukanlah orang sembarang yang tidak bisa diremehkan begitu saja.
"Sudahlah. Sebaiknya kamu beristirahat. Jangan pikirkan apapun. Serahkan semuanya padaku. Aku akan segera membereskan semua masalah ini dengan cepat."
"Aku hanya takut terjadi sesuatu terhadapmu. Bagaimana kalau dia berbuat nekat?"
"Tidak usah khawatir. Dia tidak akan berani bermuat macam-macam terhadap mu."
"Bukan itu yang aku takutkan. Aku khawatir dia justru berbuat sesuatu padamu."
"Tenanglah sayang. Itu tidak akan terjadi. Semuanya akan baik-baik saja."
Zeva, karyawan salah satu perusahaan kabel terkemuka berskala internasional cukup sukses mengejar karirnya. Di usia dua puluh enam tahun, zeva berhsilenduduki posisi sebagai supervisor di kantornya dengan mengandalkan talenta dan kecerdasannya. Tapi mimpi Zeva tak sampai disitu, dia masih berambisi untuk mencapai posisi lebih tinggi. Dan saat ini ia memiliki peluang dan kesempatan besar untuk menempati posisi sebagai kepala divisi. Tapi apa daya zeva harus berhadapan dengan Ryan yang menjadi penentu nasibnya.
Ryan atasannya yang resek dan sok ganteng itu seperti tak percaya akan kemampuannya hanya karena dia perempuan.
Zeva begitu terpuruk saat ayahnya meninggal ketika ia masih SMP, tapi dia harus menjadi wanita yang tangguh demi membantu ibunya memberikan kehidupan ang layak bagi ia dan kedua adiknya.
Zeva terpaksa bekerja keras bil menempuh pendidikan. Hingga akhirnya zeva menjadi wanita karir yang ambisius. Namun karirnya terancam mentok di tangan Ryan menjernya yang super resek dan menyebalkan.
Siska hanya ingin menikmati masa muda di tahun terakhirnya sebagai mahasiswa. Siapa sangka hal tersebut malah menjerumuskan Siska pada pergaulan yang mengakibatkan penyesalan mendal baginya.
Setelah bertahun-tahun mendam penyesalan, Siska mulai menata kenali hatinya untuk melupakan kejadian malam itu.
Tapi siapa sangka, pria yang menjadi mimpi buruknya hadir kembali. Ia berniat bertanggung jawab atas kesalahan di masa lalu.
Namun yang Siska inginkan hanyalah cinta yang tulus. Ataukah ia harus menerima kiat baik pria yang ingin bertanggung jawab.
"Aku sekarang tengah memetik buah dari apa yang kutanam selama ini. Aku harus belajar ikhlas menerima semua yang terjadi dalam hidupku akibat kesalahan masa lalu. Aku tak boleh egois," lirih perempuan itu dengan mata berkaca-kaca.
"Hentikan mas. Ini bukan sepenuhnya salah Mas Rey. Aku juga punya andil atas kejadian ini."
"Jika kamu mau menyalahkan suamiku berarti kmu juga arus menyalahkan aku."
"Harus menyalahkan papa. Aku mohon tolong beri aku kebebasan untuk menjalankan hidupku yang sekarang. Aku bahagia. Aku bahagia sekarang. Aku sangat bahagia menjadi istri mas Rey."
Rey memeluk istrinya dan mengecup keningnya dengan segenap jiwa. "I love u my dear."
"Dasar perempuan bodoh. Aku tidak akan membiarkan kalian berdua begitu saja. Kalian akan lihat apa yang bisa aku lakukan."
"Akan ku buat lihat kalian menyesal seumur hidup."
"aku tidak km membiarkan kamu berbuat sekehendak hatimu." Desisnya. "Jangan kira aku takut padamu!"
Lelaki itu lantas memggebrak meja dengan keras hingga minuman di dalam gelas di atas meja itu tumpah berhamburan untung saja gelas itu tak terjatuh dan membuat kegaduhan semakin meraja Lela.
Sementara sepasang suami istri hanya bisa terdiam seraya menahan geram. Ingin rasanya meladeni pria di hadapan mereka. Hanya saja itu akan semakin memperumit masalah.
Dengan Gea mereka meninggalkan tempat itu dan kembali kerumah. Bagaimana pun mereka harus mempersiapkan diri menghadapi ancaman lelaki tadi yang sudah dapat dipastikan akan benar-benar dia laksanakan.
Meski agak gusar perempuan itu hanya bisa diam dan terpaku. Bagaimanapun ia percaya bahwa sang suami tercinta akan melindunginya dengan segenap jiwa dan raga. Ditambah lagi lelakinya juga bukanlah orang sembarang yang tidak bisa diremehkan begitu saja.
"Sudahlah. Sebaiknya kamu beristirahat. Jangan pikirkan apapun. Serahkan semuanya padaku. Aku akan segera membereskan semua masalah ini dengan cepat."
"Aku hanya takut terjadi sesuatu terhadapmu. Bagaimana kalau dia berbuat nekat?"
"Tidak usah khawatir. Dia tidak akan berani bermuat macam-macam terhadap mu."
"Bukan itu yang aku takutkan. Aku khawatir dia justru berbuat sesuatu padamu."
"Tenanglah sayang. Itu tidak akan terjadi. Semuanya akan baik-baik saja."
Zeva, karyawan salah satu perusahaan kabel terkemuka berskala internasional cukup sukses mengejar karirnya. Di usia dua puluh enam tahun, zeva berhsilenduduki posisi sebagai supervisor di kantornya dengan mengandalkan talenta dan kecerdasannya. Tapi mimpi Zeva tak sampai disitu, dia masih berambisi untuk mencapai posisi lebih tinggi. Dan saat ini ia memiliki peluang dan kesempatan besar untuk menempati posisi sebagai kepala divisi. Tapi apa daya zeva harus berhadapan dengan Ryan yang menjadi penentu nasibnya.
Ryan atasannya yang resek dan sok ganteng itu seperti tak percaya akan kemampuannya hanya karena dia perempuan.
Zeva begitu terpuruk saat ayahnya meninggal ketika ia masih SMP, tapi dia harus menjadi wanita yang tangguh demi membantu ibunya memberikan kehidupan ang layak bagi ia dan kedua adiknya.
Zeva terpaksa bekerja keras bil menempuh pendidikan. Hingga akhirnya zeva menjadi wanita karir yang ambisius. Namun karirnya terancam mentok di tangan Ryan menjernya yang super resek dan menyebalkan.
Siska hanya ingin menikmati masa muda di tahun terakhirnya sebagai mahasiswa. Siapa sangka hal tersebut malah menjerumuskan Siska pada pergaulan yang mengakibatkan penyesalan mendal baginya.
Setelah bertahun-tahun mendam penyesalan, Siska mulai menata kenali hatinya untuk melupakan kejadian malam itu.
Tapi siapa sangka, pria yang menjadi mimpi buruknya hadir kembali. Ia berniat bertanggung jawab atas kesalahan di masa lalu.
Namun yang Siska inginkan hanyalah cinta yang tulus. Ataukah ia harus menerima kiat baik pria yang ingin bertanggung jawab.
"Aku sekarang tengah memetik buah dari apa yang kutanam selama ini. Aku harus belajar ikhlas menerima semua yang terjadi dalam hidupku akibat kesalahan masa lalu. Aku tak boleh egois," lirih perempuan itu dengan mata berkaca-kaca.
"Hentikan mas. Ini bukan sepenuhnya salah Mas Rey. Aku juga punya andil atas kejadian ini."
"Jika kamu mau menyalahkan suamiku berarti kmu juga arus menyalahkan aku."
"Harus menyalahkan papa. Aku mohon tolong beri aku kebebasan untuk menjalankan hidupku yang sekarang. Aku bahagia. Aku bahagia sekarang. Aku sangat bahagia menjadi istri mas Rey."
Rey memeluk istrinya dan mengecup keningnya dengan segenap jiwa. "I love u my dear."
"Dasar perempuan bodoh. Aku tidak akan membiarkan kalian berdua begitu saja. Kalian akan lihat apa yang bisa aku lakukan."
"Akan ku buat lihat kalian menyesal seumur hidup."
"aku tidak km membiarkan kamu berbuat sekehendak hatimu." Desisnya. "Jangan kira aku takut padamu!"
Lelaki itu lantas memggebrak meja dengan keras hingga minuman di dalam gelas di atas meja itu tumpah berhamburan untung saja gelas itu tak terjatuh dan membuat kegaduhan semakin meraja Lela.
Sementara sepasang suami istri hanya bisa terdiam seraya menahan geram. Ingin rasanya meladeni pria di hadapan mereka. Hanya saja itu akan semakin memperumit masalah.
Dengan Gea mereka meninggalkan tempat itu dan kembali kerumah. Bagaimana pun mereka harus mempersiapkan diri menghadapi ancaman lelaki tadi yang sudah dapat dipastikan akan benar-benar dia laksanakan.
Meski agak gusar perempuan itu hanya bisa diam dan terpaku. Bagaimanapun ia percaya bahwa sang suami tercinta akan melindunginya dengan segenap jiwa dan raga. Ditambah lagi lelakinya juga bukanlah orang sembarang yang tidak bisa diremehkan begitu saja.
"Sudahlah. Sebaiknya kamu beristirahat. Jangan pikirkan apapun. Serahkan semuanya padaku. Aku akan segera membereskan semua masalah ini dengan cepat."
"Aku hanya takut terjadi sesuatu terhadapmu. Bagaimana kalau dia berbuat nekat?"
"Tidak usah khawatir. Dia tidak akan berani bermuat macam-macam terhadap mu."
"Bukan itu yang aku takutkan. Aku khawatir dia justru berbuat sesuatu padamu."
"Tenanglah sayang. Itu tidak akan terjadi. Semuanya akan baik-baik saja."
"
Zeva, karyawan salah satu perusahaan kabel terkemuka berskala internasional cukup sukses mengejar karirnya. Di usia dua puluh enam tahun, zeva berhsilenduduki posisi sebagai supervisor di kantornya dengan mengandalkan talenta dan kecerdasannya. Tapi mimpi Zeva tak sampai disitu, dia masih berambisi untuk mencapai posisi lebih tinggi. Dan saat ini ia memiliki peluang dan kesempatan besar untuk menempati posisi sebagai kepala divisi. Tapi apa daya zeva harus berhadapan dengan Ryan yang menjadi penentu nasibnya.
Ryan atasannya yang resek dan sok ganteng itu seperti tak percaya akan kemampuannya hanya karena dia perempuan.
Zeva begitu terpuruk saat ayahnya meninggal ketika ia masih SMP, tapi dia harus menjadi wanita yang tangguh demi membantu ibunya memberikan kehidupan ang layak bagi ia dan kedua adiknya.
Zeva terpaksa bekerja keras bil menempuh pendidikan. Hingga akhirnya zeva menjadi wanita karir yang ambisius. Namun karirnya terancam mentok di tangan Ryan menjernya yang super resek dan menyebalkan.
Siska hanya ingin menikmati masa muda di tahun terakhirnya sebagai mahasiswa. Siapa sangka hal tersebut malah menjerumuskan Siska pada pergaulan yang mengakibatkan penyesalan mendal baginya.
Setelah bertahun-tahun mendam penyesalan, Siska mulai menata kenali hatinya untuk melupakan kejadian malam itu.
Tapi siapa sangka, pria yang menjadi mimpi buruknya hadir kembali. Ia berniat bertanggung jawab atas kesalahan di masa lalu.
Namun yang Siska inginkan hanyalah cinta yang tulus. Ataukah ia harus menerima kiat baik pria yang ingin bertanggung jawab.
"Aku sekarang tengah memetik buah dari apa yang kutanam selama ini. Aku harus belajar ikhlas menerima semua yang terjadi dalam hidupku akibat kesalahan masa lalu. Aku tak boleh egois," lirih perempuan itu dengan mata berkaca-kaca.
"Hentikan mas. Ini bukan sepenuhnya salah Mas Rey. Aku juga punya andil atas kejadian ini."
"Jika kamu mau menyalahkan suamiku berarti kmu juga arus menyalahkan aku."
"Harus menyalahkan papa. Aku mohon tolong beri aku kebebasan untuk menjalankan hidupku yang sekarang. Aku bahagia. Aku bahagia sekarang. Aku sangat bahagia menjadi istri mas Rey."
Rey memeluk istrinya dan mengecup keningnya dengan segenap jiwa. "I love u my dear."
"Dasar perempuan bodoh. Aku tidak akan membiarkan kalian berdua begitu saja. Kalian akan lihat apa yang bisa aku lakukan."
"Akan ku buat lihat kalian menyesal seumur hidup."
"aku tidak km membiarkan kamu berbuat sekehendak hatimu." Desisnya. "Jangan kira aku takut padamu!"
Lelaki itu lantas memggebrak meja dengan keras hingga minuman di dalam gelas di atas meja itu tumpah berhamburan untung saja gelas itu tak terjatuh dan membuat kegaduhan semakin meraja Lela.
Sementara sepasang suami istri hanya bisa terdiam seraya menahan geram. Ingin rasanya meladeni pria di hadapan mereka. Hanya saja itu akan semakin memperumit masalah.
Dengan Gea mereka meninggalkan tempat itu dan kembali kerumah. Bagaimana pun mereka harus mempersiapkan diri menghadapi ancaman lelaki tadi yang sudah dapat dipastikan akan benar-benar dia laksanakan.
Meski agak gusar perempuan itu hanya bisa diam dan terpaku. Bagaimanapun ia percaya bahwa sang suami tercinta akan melindunginya dengan segenap jiwa dan raga. Ditambah lagi lelakinya juga bukanlah orang sembarang yang tidak bisa diremehkan begitu saja.
"Sudahlah. Sebaiknya kamu beristirahat. Jangan pikirkan apapun. Serahkan semuanya padaku. Aku akan segera membereskan semua masalah ini dengan cepat."
"Aku hanya takut terjadi sesuatu terhadapmu. Bagaimana kalau dia berbuat nekat?"
"Tidak usah khawatir. Dia tidak akan berani bermuat macam-macam terhadap mu."
"Bukan itu yang aku takutkan. Aku khawatir dia justru berbuat sesuatu padamu."
"Tenanglah sayang. Itu tidak akan terjadi. Semuanya akan baik-baik saja."
Zeva, karyawan salah satu perusahaan kabel terkemuka berskala internasional cukup sukses mengejar karirnya. Di usia dua puluh enam tahun, zeva berhsilenduduki posisi sebagai supervisor di kantornya dengan mengandalkan talenta dan kecerdasannya. Tapi mimpi Zeva tak sampai disitu, dia masih berambisi untuk mencapai posisi lebih tinggi. Dan saat ini ia memiliki peluang dan kesempatan besar untuk menempati posisi sebagai kepala divisi. Tapi apa daya zeva harus berhadapan dengan Ryan yang menjadi penentu nasibnya.
Ryan atasannya yang resek dan sok ganteng itu seperti tak percaya akan kemampuannya hanya karena dia perempuan.
Zeva begitu terpuruk saat ayahnya meninggal ketika ia masih SMP, tapi dia harus menjadi wanita yang tangguh demi membantu ibunya memberikan kehidupan ang layak bagi ia dan kedua adiknya.
Zeva terpaksa bekerja keras bil menempuh pendidikan. Hingga akhirnya zeva menjadi wanita karir yang ambisius. Namun karirnya terancam mentok di tangan Ryan menjernya yang super resek dan menyebalkan.
Siska hanya ingin menikmati masa muda di tahun terakhirnya sebagai mahasiswa. Siapa sangka hal tersebut malah menjerumuskan Siska pada pergaulan yang mengakibatkan penyesalan mendal baginya.
Setelah bertahun-tahun mendam penyesalan, Siska mulai menata kenali hatinya untuk melupakan kejadian malam itu.
Tapi siapa sangka, pria yang menjadi mimpi buruknya hadir kembali. Ia berniat bertanggung jawab atas kesalahan di masa lalu.
Namun yang Siska inginkan hanyalah cinta yang tulus. Ataukah ia harus menerima kiat baik pria yang ingin bertanggung jawab.
"Aku sekarang tengah memetik buah dari apa yang kutanam selama ini. Aku harus belajar ikhlas menerima semua yang terjadi dalam hidupku akibat kesalahan masa lalu. Aku tak boleh egois," lirih perempuan itu dengan mata berkaca-kaca.
"Hentikan mas. Ini bukan sepenuhnya salah Mas Rey. Aku juga punya andil atas kejadian ini."
"Jika kamu mau menyalahkan suamiku berarti kmu juga arus menyalahkan aku."
"Harus menyalahkan papa. Aku mohon tolong beri aku kebebasan untuk menjalankan hidupku yang sekarang. Aku bahagia. Aku bahagia sekarang. Aku sangat bahagia menjadi istri mas Rey."
Rey memeluk istrinya dan mengecup keningnya dengan segenap jiwa. "I love u my dear."
"Dasar perempuan bodoh. Aku tidak akan membiarkan kalian berdua begitu saja. Kalian akan lihat apa yang bisa aku lakukan."
"Akan ku buat lihat kalian menyesal seumur hidup."
"aku tidak km membiarkan kamu berbuat sekehendak hatimu." Desisnya. "Jangan kira aku takut padamu!"
Lelaki itu lantas memggebrak meja dengan keras hingga minuman di dalam gelas di atas meja itu tumpah berhamburan untung saja gelas itu tak terjatuh dan membuat kegaduhan semakin meraja Lela.
Sementara sepasang suami istri hanya bisa terdiam seraya menahan geram. Ingin rasanya meladeni pria di hadapan mereka. Hanya saja itu akan semakin memperumit masalah.
Dengan Gea mereka meninggalkan tempat itu dan kembali kerumah. Bagaimana pun mereka harus mempersiapkan diri menghadapi ancaman lelaki tadi yang sudah dapat dipastikan akan benar-benar dia laksanakan.
Meski agak gusar perempuan itu hanya bisa diam dan terpaku. Bagaimanapun ia percaya bahwa sang suami tercinta akan melindunginya dengan segenap jiwa dan raga. Ditambah lagi lelakinya juga bukanlah orang sembarang yang tidak bisa diremehkan begitu saja.
"Sudahlah. Sebaiknya kamu beristirahat. Jangan pikirkan apapun. Serahkan semuanya padaku. Aku akan segera membereskan semua masalah ini dengan cepat."
"Aku hanya takut terjadi sesuatu terhadapmu. Bagaimana kalau dia berbuat nekat?"
"Tidak usah khawatir. Dia tidak akan berani bermuat macam-macam terhadap mu."
"Bukan itu yang aku takutkan. Aku khawatir dia justru berbuat sesuatu padamu."
"Tenanglah sayang. Itu tidak akan terjadi. Semuanya akan baik-baik saja."
Zeva, karyawan salah satu perusahaan kabel terkemuka berskala internasional cukup sukses mengejar karirnya. Di usia dua puluh enam tahun, zeva berhsilenduduki posisi sebagai supervisor di kantornya dengan mengandalkan talenta dan kecerdasannya. Tapi mimpi Zeva tak sampai disitu, dia masih berambisi untuk mencapai posisi lebih tinggi. Dan saat ini ia memiliki peluang dan kesempatan besar untuk menempati posisi sebagai kepala divisi. Tapi apa daya zeva harus berhadapan dengan Ryan yang menjadi penentu nasibnya.
Ryan atasannya yang resek dan sok ganteng itu seperti tak percaya akan kemampuannya hanya karena dia perempuan.
Zeva begitu terpuruk saat ayahnya meninggal ketika ia masih SMP, tapi dia harus menjadi wanita yang tangguh demi membantu ibunya memberikan kehidupan ang layak bagi ia dan kedua adiknya.
Zeva terpaksa bekerja keras bil menempuh pendidikan. Hingga akhirnya zeva menjadi wanita karir yang ambisius. Namun karirnya terancam mentok di tangan Ryan menjernya yang super resek dan menyebalkan.
Siska hanya ingin menikmati masa muda di tahun terakhirnya sebagai mahasiswa. Siapa sangka hal tersebut malah menjerumuskan Siska pada pergaulan yang mengakibatkan penyesalan mendal baginya.
Setelah bertahun-tahun mendam penyesalan, Siska mulai menata kenali hatinya untuk melupakan kejadian malam itu.
Tapi siapa sangka, pria yang menjadi mimpi buruknya hadir kembali. Ia berniat bertanggung jawab atas kesalahan di masa lalu.
Namun yang Siska inginkan hanyalah cinta yang tulus. Ataukah ia harus menerima kiat baik pria yang ingin bertanggung jawab.
"aku tidak km membiarkan kamu berbuat sekehendak hatimu." Desisnya. "Jangan kira aku takut padamu!"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!