Assalamualaikum sahabat Author, jangan lupa yah untuk memberi like, komentar, vote dan bintang limanya juga. Hehehe biar Author makin semangat up-nya. Syukron :)
...*******...
Seorang perempuan sedang berdiri di depan meja riasnya, ia terlihat begitu sangat cantik dengan pakaian dress putih dan tidak lupa memakai penutup kepala berwarna cokelat yang akan menghindarkan dirinya dari berbagai zina para kaum adam tentunya.
"Alhamdulillah, terima kasih untuk hari ini ya Allah" ucap Kalila mengucap syukur untuk kesekian kalinya.
Senyumnya kini terukir indah memekar diwajah cantiknya. Menurutnya, hati yang merasa bahagia bisa menjadi awal yang baik untuk memulai segala aktivitasnya.
Kalila kini meraih tas selempangannya yang bergelantungan dibalik meja riasnya dan berjalan turun dari kamarnya yang berada di lantai 2.
Di lihatnya, kedua teman kosnya sudah sibuk dalam mengerjakan berbagai macam pekerjaan rumah.
"Kak Lila!" panggil Aisyah saat melihat Kalila sudah berdiri dihadapannya.
Kalila tersenyum, "Assalamualaikum" balas Kalila membuat Aisyah terkekeh.
"Hehe. Aisyah lupa kak, Waa'alaikumsalam" ucapnya yang merasa tersindir.
"Tidak apa-apa, lain kali dahulukan mengucap salam terlebih dahulu baru lainnya" kata Kalila lembut.
"Iya kak, hehehe" Adila yang berada di dapur kini menghampiri mereka yang berada di ruang tamu.
"Kalila, kuliah perdanamu pagi?" tanya Adila yang tiba disana.
Kalila menggeleng, "Tidak Dila" jawabnya.
"Lalu kenapa kamu pergi sepagi ini, apa kamu ada urusan di kampus?" tanya Adila lagi dan Kalila masih menggeleng.
"Tidak, aku hanya ingin bertemu dengan kedua sahabatku" balas Kalila membuat keduanya mengangguk.
"O gitu, iya udah kak, kalo gitu kak Lila pergi sekarang aja, siapa tau kak Sania dan kak Nur sudah disana" kata Aisya yang memang tahu akan kedua sahabat Kalila karena tidak jarang Sania dan Nur mampir ke kos mereka.
Dan benar saja, tiba-tiba ponsel Kalila berbunyi dengan cepat Kalila segera membuka tas dan meraih ponselnya dari dalam sana.
Kalila tersenyum saat melihat layar ponselnya yang bertulisan, Sahabatku Nur dengan segera Kalila pun mengangkatnya.
"Assalamualaikum, halo" kata Nur dari seberang telpon.
"Waalaikumsalam" jawab Kalila lembut.
"Kalila dimana sekarang? apa sudah dijalan?" tanya Nur.
"Belum Nur, ini aku masih di kos" balasnya jujur.
"O gitu, iya udah kamu ke depan gedung Pendidikan ya sekarang" kata Nur memberitahu.
"Gedung Pendidikan? untuk apa?" tanya Kalila balik yang merasa bingung karena letak gedung Pendidikan dengan gedung tempatnya menuntut ilmu itu bertolak belakang.
"Disana ada seminar Lila, jadi aku sama Sania ada di gedung Pendidikan sekarang" ucapnya.
Kalila mengangguk. "Baiklah, aku sekarang kesana" balas Kalila.
"Iya sudah, kami menunggu kedatanganmu Kalila. Wassalamu'alaikum" kata Nur lembut.
"Waalaikumsalam" Kalila pun menyimpan ponselnya kembali ke dalam tasnya seusai Nur memutuskan panggilan telponnya.
Sedang Adila dan Aisyah sedari tadi hanya menatap Kalila yang sedang menelpon bersama sahabatnya.
Dan saat ini Aisya menyilangkan tangan diperutnya, "Itu kan bener kak." kata Aisyah seakan-akan terintimidasi.
"Hehehe. Iya Aisyah, Aisyah memang keren deh" kata Kalila yang sengaja menyanjung Aisyah agar Aisyah tidak dibuat begitu kesalnya karena sudah tahu watak Aisyah yang sedikit pemarah.
Adila yang melihat tingkah Aisyah yang sudah terlihat kesal kini mengalihkan pembicaraan agar perdepatan ini tidak berlangsung panjang.
"Kalo gitu, Kalila kesana aja sekarang biar Nur sama Sania tidak terlalu menunggu lama" timpal Adila membuat Kalila sontak tersenyum.
"Iya kalo gitu aku pergi ya, Wa'ssalamualaikum" kata Kalila yang diangguki keduanya.
"Waalaikumsalam" balas mereka kompak.
...*******...
Hari ini adalah hari pertama Kalila masuk kuliah, ia pun sudah memasuki semester 6 dan mengambil jurusan Fashion Design disalah satu Universitas terkenal di kota Bandung. Dia juga adalah mahasiswa cerdas yang ada dijurusannya jadi tidak heran kalau Kalila dikenal oleh banyak mahasiswa dan juga dosen.
Kalila memang sejak kecil bercita-cita ingin menjadi desainer hebat, dirinya pun sangat disuport oleh sang ibunda karena memang memiliki profesi yang sama.
Iya ibunda Kalila, Ibu Fatimah adalah seorang penjahit biasa yang cuman menerima orderan dari para tetangganya saja namun itu tidak membuatnya patah semangat untuk membesarkan anak gadis satu-satunya itu seorang diri.
Ayahnya sudah lama meninggal dunia, sejak Kalila berusia tujuh tahun hingga membuat ibu Kalila harus banting tulang demi Kalila, anak semata wayangnya itu dan alhasil ibu Fatimah berhasil menyekolahkan Kalila hingga sampai di detik ini.
...*******...
Saat ini Kalila berjalan menelusuri setiap gedung yang berdiri di kampus tercintanya itu. Suasana sejuk mengiringi setiap langkah kakinya. Hatinya merasa begitu damai berjalan di kampusnya yang memang sudah beberapa bulan ini tidak melihatnya.
Langkahnya berhenti saat tiba di depan gedung Pendidikan, ia pun menoleh ke kanan dan ke kiri namun tidak melihat keberadaan kedua sahabatnya tersebut.
Kalila pun memutuskan berjalan maju lagi untuk mencari keberadaan Nur dan Sania namun alhasil belum menemuinya juga hingga tiba-tiba..
Dorrrrttt
Nur dan Sania pun keluar dari sebuah tembok besar yang berdiri tegak lurus yang berada tidak jauh dari Kalila berdiri sekarang hingga membuatnya tidak terlihat di mata Kalila.
Kalila mengusap dadanya, "Astaghfirullahalazim." ucap Kalila yang memang berhasil dibuat terkejut sedangkan Nur dan Sania tertawa renyah karena berhasil membuat sahabatnya kaget.
Saat keduanya sudah puas melihat ekspresi wajah Kalila kini mereka pun tersenyum.
"Kalila, aku merindukanmu!" Nur kini memeluk Kalila.
Sania yang tidak mau kalah ikutan memeluk Kalila, "Iya, aku juga sama" mereka pun saling berpelukan.
Dan Kalila tersenyum, "Iya, sama aku juga" balasnya.
Kalila yang berada di tengah-tengah mereka pun kini merasa sesak hingga wajahnya kini berubah menjadi merah.
"Uhuk uhuk!" Kalila pun batuk membuat sahabatnya kini melepas pelukannya.
"Ehh, Kalila kenapa?" tanya Nur yang mulai cemas.
Sedang Sania memegang kening Kalila, "Nggak panas kok" kata Sania melepas tangannya dari kening Kalila.
Dan Kalila tersenyum, "Kalian ini masih nggak berubah saja" Kalila pun berjalan meninggalkan kedua temannya saat menyadari kalau mereka bertiga kini menjadi pusat perhatian semua mahasiswa yang berada disana.
Nur dan Sania kini saling menatap lalu kemudian kembali mengejar Kalila yang kini berjalan cepat meninggalkan mereka berdua.
Brukkkk
Kalila tidak sengaja menabrak seorang lelaki hingga membuat Kalila hampir terjatuh namun dengan cepat lelaki itu menahan tubuh Kalila.
Sontak pandangan Kalila menatap lelaki yang berwajah tampan itu, "Astaghfirullahalazim" ucap Kalila sadar segera melepas sentuhan lelaki itu.
"Maafin Kalila ya Allah yang saat ini berbuat zina." ucap Kalila dalam hatinya yang kini menundukkan pandangannya.
Lelaki itu kembali tegas lurus, "Maaf" hanya kata itu yang terucapkan dari mulut lelaki tampan tersebut.
Kalila yang menunduk menggeleng cepat kepalanya, "Tidak, saya yang salah, saya minta maaf" kata Kalila yang tidak berani lagi, menatap wajah lelaki yang dia tambrak barusan.
Nur dan Sania pun menghampiri Kalila dan dibuat terkejut saat melihat sosok lelaki yang ditabrak oleh sahabatnya ternyata lelaki yang begitu tampan.
Sania mengedip-ngedipkan ke dua matanya melihat sosok lelaki yang berwajah tampan, berpakaian rapi, berkulit putih dan tentunya bertubuh tinggi itu masih berada dihadapan mereka.
"Maafkan sahabat kami, Kalila memang terburu-buru tadi" Nur yang menjawab.
Lelaki tampan itu tersenyum simpul, "Baiklah, kalau begitu aku permisi" kata lelaki tampan tersebut lalu kembali berlalu meninggalkan mereka.
Setelah merasa lelaki tampan itu sudah pergi, Kalila pun kini mendongak dan melihat wajah kedua sahabatnya yang masih menatap kepergian lelaki itu.
"Wah, dia tampan sekali" Sania dibuat terkesimah.
"Hah!! dia, apa kamu tidak tau dia itu siapa?" tanya Nur yang diangguki Sania sedang Kalila, dia hanya santai tidak terlalu memikirkan siapa lelaki yang ditabraknya tadi.
Sania pun mengangkat bahunya, "Iya, emang dia itu siapa?" Sania semakin penasaran.
Nur pum tersenyum tipis, "Dia itu adalah ... ".
*
*
*
!!Bersambung!!
Wihhh, ada yang penasaran dia itu siapa? hayo tebak
Hehehe kalo ada biar Author bocorin dikit deh :V
Dia itu lelaki tampan yang terkenal dikampus tempat Kalila kuliah jadi pasti sudah punya gambaran kan? :)
Jadi yang penasaran, silahkan lanjut baca part 2nya..
Assalamualaikum sahabat Author, jangan lupa yah untuk memberi like, komentar, vote dan bintang limanya juga. Hehehe biar Author makin semangat up-nya hehehe. Syukron :)
...*******...
Belum juga ucapan Nur terselesaikan, semua mahasiswa yang berada di depan ruangan seminar kini berlari masuk ke dalam ruangan itu membuat ketiganya ikutan masuk ke ruangan bercat putih polos tersebut.
Hampir saja Kalila, Nur dan Sania melewatkan penjelasan dari si pemateri yang berwajah tampan, berkulit kuning langsat, dan bertubuh tinggi itu, untuknya mereka masuk seusai pemateri itu memperkanalkan dirinya jadi isi materinya belum dimulai dan terlewatkan sama sekali.
Di dalam ruangan itu semua mahasiswa begitu sangat antusiasnya dalam menyahuti si pemateri yang membawakan materi seminar bertemakan, "Wajibnya Berbisnis Sehat" namun berbeda untuk Kalila, gadis cantik itu tampak biasa saja dalam menerima materi tersebut hingga si pemateri kini membuka sesi tanya jawabnya.
Si pemateri itu tersenyum, "Baiklah untuk para adek mahasiswa sekalian, dipersilahkan bertanya, jika ada yang mengganjal dipikirannya, maksimal hanya 3 orang karena berhubung kita dihimpit oleh waktu, jadi tempat dan waktunya saya persilahkan" ucapnya terlihat begitu berwibawah.
Kini sudah ada 2 mahasiswa yang memaparkan pertanyaannya jadi tersisa 1 orang lagi yang berkesempatan untuk bertanya dan Kalila yang juga memiliki pertanyaan yang mengganjal diotaknya pun saat ini menaikkan tangan kanannya sambil berdiri dibangkunya membuat semua orang kini beralih menatapnya.
Si pematei itu mengulurkan tangan kanannya ke depan, "Silahkan dek" katanya tersenyum seraya mempersilahkan Kalila.
Kalila ikutan tersenyum, "Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum" kata Kalila sengaja menjedah.
"Waalaikumsalam" jawab semua orang yang berada disana.
"Begini kak, saya ingin bertanya bagaimana pendapat kakak, soal sistem jual beli yang trending dimasa sekarang ini seperti jual beli online?" kata Kalila mengajukan pertanyaannya membuat si pemateri itu lagi-lagi tersenyum.
"Bagus, ini pertanyaan yang sangat bagus" puji si pemateri itu seraya menatap lekat wajah cantik Kalila seraya mengangguk.
Kalila yang sadar akan tatapan dari si pemateri itu segera mengalihkan pandangannya melihat kearah papan tulis lalu kembali mendudukkan dirinya.
Semua mahasiswa yang berada disana pun menepuk tangannya saat pertanyaan satu dan dua sudah tuntas terjawabkan dan kini pertanyaan terakhir dari Kalila yang berikutnya akan dijawab oleh si pemateri tersebut.
"Baiklah saya akan menjawab pertanyaan ketiga yang lebih mengarah ke hukum jual beli dalam Islam contohnya jaul beli online, begitu kan dek?" tanya si pemateri itu sengaja melihat kearah Kalila duduk yang langsung Kalila balas dengan anggukan.
Si pemateri itu tersenyum lagi, "Baiklah langsung saja, saya akan menjawabnya namun terlebih dahulu kita harus tahu apa sih itu kegiatan berbisnis?" katanya yang kini terlihat begitu seriusnya.
"Nah, kegiatan berbisnis merupakan salah satu aktivitas yang sangat dianjurkan dalam ajaran agama Islam. Bahkan Rasulullah Saw mengatakan dalam sebuah hadisnya bahwa 9 dari 10 pintu rezeki yaitu melalui pintu perdagangan. Hal ini menunjukkan melalui jalan perdagangan pintu-pintu rezeki akan dapat dibuka sehingga karunia Allah terpancar daripadanya. Maka dari itu, kegiatan jual beli merupakan kegiatan yang diperbolehkan dalam Islam, asalkan dalam kegiatan jual beli itu dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai dengan ajaran Islam. Karena itulah dalam ajaran Islam, berjual beli diberikan batasan-batasan mana yang boleh dilakukan dan manapula yang tidak boleh dilakukan" jelas si pemateri itu menjedah penjelasaannya membuat semua mahasiswa mengangguk paham.
"Kali ini kakak akan membahas 2 macam jual beli yang harus kita pahami terlebih dahulu sebelum kita membahasnya semakin mendalam yaitu yang pertama, ada yang dikatakan transaksi as-salam dan yang kedua ada yang dikatakan transaksi al-istishna" kata si pemateri itu lagi dan kini menatap bergantin kearah semua mahasiswa.
"Apa disini ada yang tahu salah satu dari kedua transaksi tersebut?" tanya si pemateri itu lagi yang dibalas gelengan kepala oleh semuanya kecuali Kalila yang saat ini mengangkat tangannya seraya kembali berdiri ditempatnya.
"Saya kak" kata Kalila yang lagi-lagi membuat semua mahasiswa terfokuskan kepadanya.
Dan begitu pula si pemateri tersebut kini kembali mengulurkan kedua tangannya kedepan, "Silahkan dek" kata si pemateri itu mempersilahkan
Kalila lagi.
Kalila mengangguk, "Transaksi as-salam merupakan bentuk transaksi dengan sistem pembayarannya secara tunai atau disegerakan tetapi penyerahan barangnya ditangguhkan. Sedangkan transaksi al-istishna merupakan bentuk transaksi dengan sistem pembayaran secara disegerakan atau secara ditangguhkan sesuai kesepakatan dan penyerahan barang yang ditangguhkan" jelas Kalila membuat si pemateri itu langsung menepuk tangan disusul yang lainnya yang juga tampak dibuat begitu takjub oleh jawaban Kalila.
Kalila pun tersenyum dan kembali duduk dibangkunya seusai memaparkan penjelasannya.
"Nah betul sekali, karena itu jual beli online sebenarnya hampir sama bentuknya dengan jual beli transaksi as-salam dan al-istishna, yaitu bentuk transaksi dengan sistem pembayaran secara tunai atau disegerakan tetapi penyerahan barangnya ditangguhkan. Atau sebaliknya pembayaran ditangguhkan tetapi penyerahan barangnya disegerakan atau dapat pula dilakukan sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Karena itu, dalam bertransaksi atau jual beli online diperbolehkan selama 4 syarat ini dilaksanakan yaitu :
Pertama, produk yang dijual halal dan baik barangnya. Artinya, produk perniagaan harus barang yang halal karena Islam mengharamkan hasil perniagaan barang atau layanan jasa yang haram, sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadis: "Sesungguhnya bila Allah telah mengharamkan atas suatu kaum untuk memakan sesuatu, pasti Ia mengharamkan pula hasil penjualannya" (HR. Ahmad)."
Kedua, kesesuaian harga dengan kualitas barang. Artinya, dalam jual beli online kerap kali dijumpai banyak pembeli merasa kecewa setelah menerima barang yang telah dibeli secara online, entah itu kualitas atau ukurannya yang ternyata tidak pas dengan badan. Karena itulah, sebelum hal ini terjadi penjual harus menyesuaikan antara harga dengan kualitas barang yang ditawarkan. Sebaiknya ketika menjual barang secara online ada baiknya dilampirkan foto real keadaan barang yang akan dijual tersebut."
Ketiga, jujur antara penjual dan pembeli. Artinya, setiap perniagaan ditekankan untuk dilakukan secara jujur baik itu dalam jual beli online maupun offline. Walaupun jual beli online dianggap sebagian masyarakat sebagai jual beli yang memiliki banyak kemudahan dan keunggulan, namun bukan berarti tanpa masalah. Berbagai masalah bisa saja muncul pada perniagaan secara online, terutama yang berkaitan dengan tingkat amanah kedua belah pihak." lagi-lagi semua mahasiswa dibuat mengangguk semakin paham akan penjelasan dari si pemateri tersebut.
"Nah, Dalam jual beli online bisa saja kan orang melakukan pembelian atau pemesanan, namun setelah barang dikirim kepadanya ia tidak melakukan pembayaran atau tidak melunasi sisa pembayarannya. Demikian pula bila Anda sebagai pembeli, bisa jadi setelah Anda melakukan pembayaran atau paling cepat mengirim uang muka, ternyata penjual berkhianat dan tidak mengirimkan barang. Bisa jadi barang yang dikirim ternyata tidak sesuai dengan gambar yang ada pada situs atau tidak sesuai dengan yang Anda pesan. Bisa dibayangkan betapa repotnya bila mengalami kejadian seperti itu. Karenanya, walaupun kejujuran ditekankan dalam setiap perniagaan, pada perniagaan secara online tentu lebih ditekankan lagi."
Keempat, status atau biodata penjual dan pembeli harus jelas. Artinya, apabila Anda ingin melakukan jual beli secara online hendaknya Anda mengetahui dengan jelas status pembeli barang yang ditawarkan atau status penjual yang barangnya akan Anda beli. Hal ini dapat mengurangi tindakan penipuan yang mungkin terjadi. Kenali dan pelajarilah berbagai kiat aman menjalankan perniagaan atau membuka toko online" jelas si pemateri yang lagi-lagi menatap semua mahasiswa yang berada disana terutama Kalila yang terlihat sudah menangkap point penting dan kini si pemateri itu tersenyum.
"Apakah ada diantara kalian yang tidak mengerti?" tanya si pemateri itu yang dibalas gelengan kepala oleh semuanya.
"Baiklah kalau begitu, saya anggap semuanya pun sudah mengerti, jadi saya harap agar ada salah satu dari adek untuk memberi kesimpulan dari apa yang tadi saya sampaikan" lanjut si pemateri itu lagi yang masih menatap semua mahasiswa yang ada disana secara bergantian namun tidak ada respon hingga Kalila pun kembali mengangkat tangan kanannya.
Si pemateri itu semakin dibuat takjub oleh kegigihan dan kecerdasan dari gadis cantik itu, "Silahkan adek" ujar si pemateri itu lagi sembari mengulurkan tangan kanannya kedepan lalu tersenyum.
Kalila yang telah dipersilahkan itu pun kini segera berdiri, "Baiklah langsung saja, saya akan memberi kesimpulan dari pertanyaan saya tadi mengenai hukum jual beli dalam Islam. Ada pun kesimpulannya yang bisa saya tangkap adalah jual beli online pada prinsipnya sama seperti jual beli offline. Namun yang membedakanya adalah proses transaksi atau akadnya dan juga media utama dalam proses tersebut. Dalam jual beli baik online maupun offline ada yang halal ada yang haram, ada yang legal dan ada pula yang ilegal. Hukum asal mu'amalah adalah al-ibaahah atau boleh selama tidak ada dalil yang melarangnya. Karena itu, hukum dasar jual beli online sama seperti akad jual beli ini akad as-salam, yaitu diperbolehkan dalam Islam. Namun, bukan berarti tidak ada rambu-rambu yang mengaturnya. Jual beli online diperbolehkan selama tidak mengandung unsur-unsur yang dapat merusaknya seperti riba, kezaliman, penipuan, kecurangan dan sejenisnya serta dalam pelaksanaannya memenuhi rukun-rukun dan syarat-syarat jual beli. Karena itu, ketika kita melakukan jual beli online tentunya banyak sekali godaan dan tantangan bagaimana kita harus berbisnis sesuai koridor Islam. Maka dari itu kita harus lebih berhati-hati. Jangan sampai karena ingin mendapat keuntungan semata lalu menghalalkan segala macam cara. Selama kita berbisnis sesuai prinsip-prinsip ajaran Islam, In sya Allah harta yang didapatkan akan menjadi berkah" ucap Kalila menyimpulkan point terpentingnya membuat semua orang yang berada disana lagi-lagi menepuk tangannya karena begitu salut akan kecerdasan yang dimiliki oleh Kalila.
Seminar itu pun sudah ditutup dan kini semua orang pun keluar dari ruang seminar tersebut kecuali mereka bertiga yang masih berkemas akan barang-barangnya.
Nur pun sudah selesai, "Kalila, kamu tadi sangat hebat pas memberikan jawabanmu" kata Nur memuji Kalila yang masih berberes.
"Iya Kalila, kamu itu sudah cantik, pinter, rajin beribadah, sama ... " omongan Sania pun terpotong karena seorang lelaki kini datang menghampirinya.
"Assalamualaikum" kata seorang lelaki itu yang sudah berada didepan mereka bertiga namun lebih tepatnya lelaki itu berdiri dihadapan Kalila.
*
*
*
!!Bersambung!!
Lelaki lagi? wah siapa lagi tuh? wihhh, makin banyak aja lelaki yang datang di kehidupan Kalila :V
Iya belum juga lelaki yang tadi, ini telah datang lelaki baru lagi, hehehe sebentar lagi bakal dilema nih kalo Kalila begini terus :)
Okeyy, bagi yang penasaran pantengin terus ya kisah dari Kalila, si wanita hijabers, cuek, super duper cuek ini :V
Bye.. Bye.. sampai ketemu di part3 sahabat Author..
"Assalamualaikum" kata seorang lelaki itu yang sudah berada didepan mereka bertiga namun lebih tepatnya lelaki itu berdiri dihadapan Kalila.
Sontak ketiganya mendongak melihat kearah sumber suara tersebut. "Waalaikumsalam" jawab Kalila, Nur dan Sania kompak.
Nur lalu berdiri, "Eh, kakak" kata Nur yang belum tahu siapa nama si kakak pembawa materi tadi karena memang tadi mereka terlambat masuk.
Kalila dan Sania pun beranjak berdiri dari tempat duduknya setelah semuanya rapi.
Sania menyilangkan kedua tangan diatas perutnya, "Ada apa ya kak?" tanya Sania. "Apa kakak juga ingin mengenal Kalila?" ucap Sania lagi yang langsung diangguki oleh lelaki tampan tersebut.
Lelaki itu tersenyum seraya mengulurkan tangan kanannya dihadapan Kalila, "Perkenalkan, nama saya Haidar" balasnya tersenyum.
Kalila menatap tangan lelaki tersebut beberapa saat, lalu mengatupkan kedua tangannya layaknya seperti wanita solehah yang memperkenalkan dirinya dalam Islam, "Saya Kalila kak" jawab Kalila tersenyum.
Lelaki yang bernama Haidar itu langsung menatap tangan kanannya ke depan wajahnya, "Maaf, saya begitu lancang" katanya seraya tersenyum membuat semuanya ikut tersenyum simpul.
Nur melambaikan tangannya, "Hai kak, aku Nur" ucap Nur memperkenalkan dirinya.
Dan Sania ikut mengangguk, "Kalo aku, Sania kak" katanya setelah Nur memperkenalkan dirinya.
Haidar masih tersenyum, "O iya, senang bisa berkenal sama kalian bertiga, terutama dengan Kalila" Haidar pun menatap wajah Kalila yang terlihat sudah menunduk dihadapannya.
"Kalila!" panggil Haidar pada gadis cantik itu.
"Iya kak, ada apa?" tanya Kalila masih dalam keadaan menunduk.
"Terima kasih ya!" ucap Haidar tiba-tiba, membuat Kalila kini mendongak melihat wajah Haidar.
Kalila menyipitkan matanya, "Kenapa kak Haidar berterima kasih?" tanyanya yang merasa bingung.
Sania pun menyenggol Kalila, "Mungkin karena tadi, Kalila kan berpartisipasi dalam senimar kak Haidar" jawab Sania asal lalu dengan segera Haidar pun menggeleng pelan kepalanya.
"Tidak, bukan karena itu dek" jujur Haidar membuat ketiga gadis berhijab itu kini menatap lekat wajah tampan Haidar.
"Terus apa kak?" tanya Nur semakin penasaran.
Dan Haidar tersenyum simpul, "Terima kasih, karena Kalila sudah masuk menyejukkan hati kakak" Haidar berterus terang masih melihat Kalila.
Kalila mendengar itu tersenyum, "Bukan Kalila yang menyejukkan hati kak Haidar tapi Allah yang membuatnya seperti itu" balasnya kini menundukkan pandangannya lagi.
Kini hati Haidar dibuat begitu terkesimah mendengar jawaban Kalila yang memang sengaja mengujinya tadi dan alhasil itu benar, apa yang ingin Ia dengarkan kini terdengarkan dari sebuah lisan seorang wanita yang berparas cantik dan tentunya sudah berakhlak dimata seorang Haidar.
Senyuman teramat manis kini terpancarkan dari wajah lelaki tampan yang berada dihadapan Kalila itu.
"Semoga kita dipertemukan lagi dek, saya pergi dulu. Wa'ssalamualaikum" pamit Haidar mengundurkan diri setelah melihat jam tangannya yang sudah hampir tertinggal salat Dhuha.
Kalila, Nur dan Sania tersenyum seraya mengangguk.
"In sya Allah kak, Waa'alaikumsalam" jawab Kalila lembut disusul Nur dan Sania.
Haidar kini melangkah menjauhi dimana Kalila berdiri, hatinya sudah begitu mantap akan kehadiran Kalila. "Semoga, dia-lah wanita yang dikirimkan Allah untuk aku jaga, kehadirannya membuat hatiku begitu tenang saat bersamanya." ujarnya seraya tersenyum.
...*******...
Kini Kalila dan kedua sahabatnya itu berjalan kearah masjid terdekat dari tempatnya tadi, namun sebelum Kalila masuk masjid, Ia terlebih dahulu mengambil air wudhu ditempat khusus para wanita.
Di kenakannya sebuah mukenah berwarna putih dengan beberapa motif bunga mawar berwarna biru muda itu membuatnya semakin terlihat begitu cantik bila Ia mengenakannya, mukenah tersebut adalah mukenah kesayangannya yang sengaja dibuatkan oleh sang ibunda sewaktu Kalila pulang kampung.
Setelah sudah siap, Kalila dan juga kedua sahabatnya itu pun menunaikan salat Dhuha-nya, salat yang setiap harinya Ia laksanakan jika tidak berhalangan oleh jam mata kuliahnya.
Posisi masjid tersebut memiliki penghalang tembok sehingga tempat kaum Adam dan kaum Hawa dibedakan oleh tembok putih terbentang luas itu namun disamping kiri dan kanannya segaja di berikan pintu agar para kaum Adam bisa masuk ke dalam sana.
Haidar yang sudah selesai salat dhuha kini berjalan dan meraih ganggang pintu yang disebelah kiri, pintu pun terbuka lebar dan dengan segera Haidar melangkah menuju pintu keluar namun tidak sengaja penglihatannya menatap kepada seorang gadis cantik yang sedang salat bersama kedua sahabatnya.
Haidar tersenyum, "Subhanallah, dia memang wanita yang terus berhasil membuatku kagum. Caranya dan tingkah lakunya seolah-olah membuatku takjub akan ciptaan-mu. Terima kasih, ya Allah karena sudah menciptakan wanita seperti dia, semoga aku bisa bersama dengannya. Aku yakin, cinta pertamaku ini akan segera ku ungkapkan kepadanya" ucap Haidar dalam hatinya masih melihat kearah Kalila berada.
Hati Haidar sangat bahagia saat memandang Kalila hingga tidak sengaja menabrak seorang mahasiswa laki-laki. "Maaf dek" kata Haidar melihat mahasiswa laki-laki itu.
Mahasiswa laki-laki itu pun langsung tersenyum seraya mengangguk, "Iya pak, tidak masalah" jawab mahasiswa itu lalu pergi meninggalkan Haidar.
...******...
"Alhamdulillah, terima kasih atas berkah yang engkau berikan kepadaku hari ini ya Allah" kata Kalila dalam hatinya sewaktu selasai salat dhuha.
Kalila, Nur dan Sania kini melipat mukenahnya dan memasukkannya kedalam tasnya yang memang bisa memuat mukenah disana.
Setelah selesai salat, mereka lalu beranjak keluar dari masjid. Nur yang melihat teman sekosnya berada di depan masjid bersama dua orang lelaki memutuskan untuk menghamprinya bersama Sania dan Kalila.
"Assalamualaikum" kata Nur, Kalila dan Sania yang memang sudah tiba disamping temannya itu sontak Farah menoleh saat mendengar suara ketiganya.
"Waalaikumsalam, eh ada Nur, Sania sama Kalila" kata Farah, teman sekos Nur yang memang mengenal Sania dan Kalila.
"Iya Farah, kamu sedang apa disini?" tanya Nur penasaran dan Farah pun tersenyum.
"Aku disini ada keperluan sama mereka" Farah menunjuk dua mahasiswa laki-laki yang ada bersamanya.
Sontak kedua mahasiswa laki-laki itu menoleh kearah Sania, Nur dan Kalila. Mereka pun dibuat terkejut saat salah satu lelaki itu adalah seseorang yang tadi pagi tidak segaja Kalila tabrak.
"Kamu!!" kata lelaki itu yang juga sama terkejutnya sama Kalila.
"Maaf" balas Kalila menunduk membuat Farah heran melihat tingkah keduanya.
"Kalian sudah saling mengenal?" tanya Farah melihat Kalila dan lelaki itu bergantian.
"Tidak" jawab mereka kompak dan semua mengganguk.
"O gitu, oh iya Kalila, Sania, dia itu adalah mas Qiyas, dia mahasiswa pindahan dari Kairo, anak dari pendiri Pondok Pesantren Al-Ikhlas" jawab Farah membuat Kalila dan Sania mengangguk sekaligus terkejut sedangkan Nur yang memang sudah tahu itu hanya tersenyum.
"Anaknya Ustadz Alhasan?" kata Sania memastikan yang membuat Farah dan juga Nur langsung mengangguk.
Farah kembali melihat kearah Qiyas, "Oh iya mas Qiyas, perkenalkan dia ini Sania dan ini ... " ucap Farah terpotong saat menunjuk kearah Kalila.
"Kalila" potong Qiyas yang memang sudah tahu akan nama dari Kalila karena memang dirinya tadi sudah mendengar Nur, teman Kalila menyebutkan nama Kalila.
"Oh, jadi mas Qiyas sudah mengenalnya?" tanya Farah lagi dan Qiyas mengangguk lalu menunjuk kearah Nur.
"Iya, tadi Nur yang mengatakannya, saat aku dan Kalila tidak sengaja tabrakan di depan gedung Pendindikan" jawab Qiyas.
Semua pun kini mengangguk, "Oh iya, kalo aku Wisnu" sahut Wisnu, lelaki yang bersama dengan Qiyas ikut memperkenalkan dirinya yang diangguki Nur, Sania dan Kalila.
Kalila yang merasa matahari sudah mulai meninggi pun memutuskan untuk pergi menuju ke gedungnya karena nanti Ia masuk kuliah pukul 13:15.
"Farah, kalau begitu kami permisi ya" pamit Kalila yang diangguki semuanya sedang Qiyas pun hanya fokus melihat Kalila.
"Oh iya, sebentar lagi masuk salat dhuzur, kita salatnya di gedung saja, sekalian menunggu jam kuliah berikutnya" jelas Nur seraya melihat jamnya.
"Baiklah, kalo gitu kami pergi dulu. Wassalamu'alaikum" ucap mereka pamit yang diangguki Farah, Qiyas dan Wisnu. "Waalaikumsalam" jawab mereka serentak.
Kalila, Nur, dan Sania kini berjalan meninggalkan Farah, Wisnu dan Qiyas. Qiyas memandangi Kalila yang masih terlihat itu hingga kini menghilang dari indera penglihatannya.
"Menarik" hanya kata itu yang terucap dalam hati Qiyas lalu kembali beralih melihat Farah dan Wisnu.
...********...
Kalila, Nur dan Sania kini berjalan menelusuri daerah kampus yang menunju kearah gedung Desain hingga mereka pun kini tiba disana.
Salah seorang mahasiswa laki-laki dan perempuan kini menghampiri mereka seraya tersenyum.
"Hai para mahasiswa cantik" sapa mahasiswa laki-laki itu membuat Kalila, Nur dan Sania menghela napas pasrah.
*
*
*
!!Bersambung!!
Hehehe, entah kenapa Author sukanya menggantung sesuatu di penghujung Part.. heheh biar kalian makin penasaran aja gitu buat lanjut ke Part berikutnya.
Okey, sampai ketemu di Part berikutnya :)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!