NovelToon NovelToon

Oplas

Anette

Aku reupload cerita ini guys.

...

Anette Veronica, gadis berusia 19 tahun yang saat ini sedang menatap pantulan wajahnya di cermin. Wajah bengkak pasca operasi kini telah kembali normal. Oh Tuhan, bahkan dirinya sendiri tidak mengenali wajah cantik di cermin sana. Benarkah itu dirinya? Anette meraba wajahnya perlahan, matanya meneliti setiap inci wajahnya.

"Benarkah ini aku?" Tanyanya lirih pada dirinya sendiri.

"Bagaimana perasaanmu An, apa kau bahagia?" Tanya Rachel-ibunya.

"iya buna, tapi apa ini jalan yang tepat?" Tanya Anette. Buna adalah panggilan sanyang Anette pada Rachel.

"Buna harap begitu, buna ingin Anette bahagia. Semoga Anette mendapatkan banyak teman baik."

Anette berdiri dari duduknya kemudian memeluk Rachel. "Terimakasih buna, Anette sayang buna."

"Tak ada maksud mengubah takdir Tuhan, aku hanya ingin bahagia," ucap Anette yang di angguki oleh sang ibu.

Bagi Anette jika cantik bukanlah takdirnya, maka cantik adalah pilihannya. Bukan untuk dipuji atau pun dikagumi, tapi untuk dihargai.

...

"Lihatlah, dia sangat cantik."

"Apakah dia karyawan baru?"

"Sangat cantik."

"Target baru nih."

Seakan bintang idola, setiap langkah Anette menyita perhatian penghuni lobi B&D Group. Tujuan kedatangan Anette di sini adalah untuk melakukan wawancara kerja sebagai asisten pribadi CEO walau hanya berbekal keberanian dan ijazah SMA. Yang terpenting saat ini Anette harus cepat mendapatkan pekerjaan agar bisa membantu ibunya mencari uang.

Biaya operasi tidaklah murah untuk orang biasa sepertinya. Tabungan ibunya pasti terkuras banyak. Walau sebenarnya Rachel menginginkan Anette melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, namun Anette lebih memilih untuk mencari pekerjaan. Anette cukup tahu diri, ini adalah saatnya untuk membalas budi pada ibunya.

"Dengan Anette?" Tanya sang resepsionis kantor.

"iya benar."

"Anda ditunggu CEO kami di ruangannya yang berada di lantai 40. Anda bisa menaiki lift khusus di pojok sana," sang resepsionis mengarahkan tangannya ke lift yang berada paling pojok.

"Baiklah terimakasih."

Anette memasuki lift khusus yang langsung terhubung ke lantai 40 dimana ruangan sang CEO berada. Di luar ruangan tersebut ada meja sekretaris yang merupakan seorang pria. Di name tag-nya tertera nama, Robi.

"Anette?"

"Iya pak." Anette sedikit membungkukkan badannya.

"Silahkan masuk, Pak Keanu sudah menunggu. Tak usah gugup, kau pasti bisa."

"Terimakasih."

"Ya Tuhan, lancarkanlah," doanya sebelum memasuki ruangan sang CEO.

Setelah mengetuk pintu, Anette masuk ke dalam ruangan dengan seformal mungkin. Ia hanya berharap dirinya tidak berbuat kesalahan atau memberikan kesan buruk pada calon atasannya tersebut.

Di kursi kebesarannya, sang CEO tersenyum ramah pada Anette. Laki-laki terebut masih muda dan memiliki paras tampan. Sebagai gadis normal Anette sempat terpaku sejenak sebelum menggeleng karena tersadar akan kelakuannya.

"Selamat siang," sapa Anette sambil sedikit membungkukkan tubuhnya.

"Selamat siang, silahkan duduk."

Anette sedikit canggung saat duduk berhadapan seperti ini. Walaupun dibatasi oleh meja, tetap saja yang dihadapannya saat ini adalah seorang CEO. Tampan pula.

"Silahkan perkenalkan dirimu."

"Nama saya Anette Veronica, usia saya delapan belas tahun, dan saya baru saja lulus SMA."

"Baiklah, mulai hari ini kau bisa bekerja denganku," ucap santai CEO itu membuat Anette terkejut.

"Hah?"

Semudah ini kah mendapatkan pekerjaan? Anette membatin.

"Kenapa? apa kau keberatan?"

Anette menggeleng cepat.

"Tidak, sa-saya siap bekerja hari ini."

"Baiklah, namaku Keanu Orlando, selamat bekerja denganku," Keanu mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Anette tak lupa dengan senyum manisnya.

Dengan jantung berdebar hebat Anette membalas jabatan tangan CEO tampannya tersebut.

Seketika batin Anette bersorak senang, buna! Mimpi apa aku semalam?!

...

jangan lupa like, dan komennya.

Siapa Kau?

Pagi-Pagi sekali Anette sudah berada di kantor. Ia telah menyiapkan sekotak bekal makanan dan secangkir kopi panas yang ia buat sendiri. Jujur ini memang bukan inisiatifnya, melainkan perintah dari Keanu.

"Setiap pagi kau harus menyiapkan makanan untukku. Oh iya, itu semua harus buatanmu sendiri."

Padahal memasak untuk dirinya sendiri saja Anette sangat malas, jika bukan benar-benar merasa lapar. Tapi mau bagaimana lagi, ini memang tugasnya.

"Bagus, ternyata kau cukup menghargai watu," ucap seseorang yang ternyata Keanu.

"Selamat pagi pak," ucap Anette seraya sedikit menunduk.

"Pagi, apa itu benar-benar buatanmu?" tanya Keanu.

"Iya pak."

"Baguslah. Apa kau sudah makan?"

"Sudah pak."

"Hahaha, kau tidak perlu seformal itu padaku. Santai saja, namun tetap beretika," ucap keanu sambil terkekeh.

"baik pak."

"Hahaha, jawabanmu memang selalu singkat An."

...

Siang ini Anette menemani Keanu menghadiri meeting di sebuah restoran mewah.

"Baiklah, presentasimu barusan cukup memuaskan. Dengan senang hati saya menerima kerja sama ini," ucap pria paruh baya yang merupakan rekan bisnis Keanu.

"terimakasih pak."

Mereka saling berjabat tangan setelah mendapatkan kesepakatan bersama.

"Apakah dia kekasihmu?" Bisik Tomo, rekan bisnis Keanu. Pandangannya mengarah pada Anette yang sedang merapikan berkas-berkas milik Keanu.

Keanu tersenyum dan ikut menatap Anette, "Segera," balasnya yang juga berbisik.

...

Anette dan Keanu sedang dalam perjalanan pulang menuju kantor. Dalam diam Anette terkagum dengan interior mobil mewah milik Keanu tersebut.

Sudah lama sekali Anette tidak merasakan perjalanan senyaman ini. Sudah disopiri, duduk nyaman di kursi penumpang. Apalagi di sampingnya ada Keanu, boss tampan dan baik hati. Beruntung sekali wanita yang akan bersanding dengan lelaki tersebut.

...

Setibanya Anette di ruangan Keanu, ada seorang laki-laki yang dengan santainya duduk di kursi kebesaran milik Keanu. Laki-laki itu menaruh kedua kakinya di atas meja.

Anette cukup terkejut, pasalnya tidak sembarang orang bisa memasuki ruangan ini.

Siapa dia?

"Hey, siapa kau?" Tanya Anette sedikit takut. Bisa saja orang itu berniat jahat bukan?

Laki-laki yang tadi fokus dengan tablet di tangannya pun melihat ke sumber suara. Ia juga cukup terkejut.

Dia, lirih Anette dalam hati saat mengenali wajah laki-laki itu.

"Ka-kau yang siapa?" Tanya balik laki-laki tersebut.

'CEKLEK'

"Ada apa ini?" Tanya Keanu yang baru saja memasuki ruangan. Tadi ia harus mendatangi bagian keuangan terlebih dahulu.

"Siapa gadis itu? Jangan bilang dia kekasihmu kak?" Tanya laki-laki tadi seakan menuduh Keanu.

"Oh haha, sepertinya kalian berselisih paham. Anette, kenalkan dia Juno Orlando adikku yang nakal. Juno, kenalkan dia asisten pribadiku, Anette."

"Asisten? Seorang gadis muda? Hey manusia, ada apa denganmu?" Tanya Juno tak percaya.

"kenapa? itu tidak menjadi masalah," ucap Keanu santai. Keanu berjalan menuju sofa lalu menyenderkan tubuhnya di sana.

"An, tolong buatkan aku teh hangat," Pinta Keanu.

"Baik pak," ucap Anette patuh kemudian meninggalkan ruangan tersebut.

Juno kembali memainkan tabletnya.

"Ternyata naluri lelakimu sudah kembali kak, kukira kau masih menyukai pria bertubuh besar sebagai asistenmu," ucap Juno datar tanpa beban.

"Hey, dasar adik kurang ajar! Aku pria normal! Anette cukup menarik perhatianku sejak membaca CV-nya. Siapa yang tidak tertarik melihat wajahnya," jelas Keanu.

"Aku. Aku tidak tertarik," balas Juno.

"Dan aku tidak peduli," ucap Keanu tak acuh.

...

Terimakasih telah singgah, jangan lupa like dan Komennya ya...

Mengingatmu

Anette sedang menunggu bus di halte. Pikirannya masih tertuju pada adik boss-nya, Juno. Laki-laki tersebut tidak mengenalinya, dan Anette harap tetap begitu.

Bus yang ditunggu pun sudah datang, Anette segera menaikinya.

*SMA tempat Anette sekolah sedang mengadakan pentas seni. Ruang teater sekolah telah dipenuhi oleh siswa/siswi beserta para guru. Sorakan para siswi bergemuruh saat seorang siswa laki-laki berwajah tampan menaiki panggung teater membawa sebuah gitar akustik kemudian duduk di kursi yang telah disediakan di sana. Dia Juno, penampilannya paling ditunggu-tunggu hampir seluruh dari penghuni sekolah.

Juno mulai memetik gitarnya, baru intro saja para siswi sudah bersorak kagum. Di sisi lain Anette hanya bisa menonton dari kursi paling pojok bagian atas kanan. Tiga kursi di sampingnya kosong, tak ada yang mau duduk di sampingnya. Ia juga tidak boleh menggeser duduknya oleh teman sekelasnya yang duduk berjarak tiga kursi di sampingnya.

"Cause girls like you run round with guys like me til sun down when I come through I need a girl like you, yeah yeah Girls like you love fun, and yeah, me too What I want when I come through I need a girl like you, yeah yeah.”

Suara  Juno memang tidak bisa diremehkan, siapa pun yang mendengarnya pasti akan tersenyum dengan sendirinya.

Anette juga tidak bisa mengelak akan pesona Juno. Kakak kelasnya tersebut sangat mempesona. Namun itu semua tidak berlangsung lama setelah kejadian di mana rasa itu hilang.

Saat itu Anette datang ke sekolah menggunakan riasan make up di wajahnya. Ia ingin terlihat cantik seperti teman-temannya. Anette juga ingin mendapatkan teman. Namun karena tidak pandai memoles make up, wajahnya malah semakin terlihat aneh. Lipstiknya terlalu tebal begitu pun dengan blush on-nya . Ditambah lagi eye liner yang berantakan.

“Lihatlah, ada badut yang datang ke sekolah kita sepagi ini hahaha,” ucap seorang siswa laki-laki.

“Apakah sedang ada yang berulang tahun? Hahaha," ucap siswa lainnya.

Itu hannyalah sebagian cemoohan, bahkan ada siswi yang sengaja melempar lipstiknya ke arah Anette hingga mengenai seragam sekolahnya. Mereka semua tertawa, tak ada satu pun yang membelanya.

Anette sedikit mendongakkan kepalanya. Tak sengaja pandangannya bertemu dengan sesosok siswa laki-laki yang ia kagumi, Juno. Di sana laki-laki tersebut tersenyum, Anette kembali menundukkan kepalanya lalu berjalan cepat menuju toilet. Senyuman itu, Anette mengartikannya sebagai senyum ejekan. Mulai dari situlah rasa kagumnya pada Juno benar-benar hilang*.

Anette telah tiba di kediamannya. Setelah membersihkan tubuhnya, ia langsung membaringkan tubuhnya di ranjang karena kakinya sudah cukup pegal. Hari ini cukup melelahkan baginya. Namun baru saja memejamkan mata, tiba-tiba ada sebuah pesan masuk. Dengan malas ia meraih ponselnya dari atas meja nakas.

Aku mengingatmu Anette

Itulah isi pesan dari nomor tidak dikenal tersebut. Jantung Anette berdebar tak biasa.

“Siapa yang mengirim pesan ini, mungkin kah..?”

...

Pagi ini Anette cukup terburu-buru berangkat ke kantor karena telat bangun. Semalam ia susah tidur akibat memikirkan pengirim pesan semalam. Tepat di depan pintu masuk kantor, tiba-tiba Anette menghentikan langkahnya. Astaga! Ia lupa membuat sarapan, bahkan dirinya sendiri pun belum sempat makan.

Ini hari kedua Anette bekerja di sini, bahkan baru kemarin ia mendapatkan pujian karena kedisiplinannya. Tetapi hari ini Anette malah membuat kesalahan. Semoga saja Keanu tidak memecatnya secara tiba-tiba karena masalah ini.

Seseorang tiba-tiba menepuk punggung Anette hingga membuat tubuh gadis tersebut menegang kaget.

“Mengapa kau hanya diam di sini?” Ucap seorang pria yang ternyata Keanu.

“Eh-emm selamat pagi pak,” sapa Anette gugup sambil sedikit membungkuk.

“Pagi, ayo masuk,” ajak Keanu.

Keanu yang sudah berjalan menghentikan langkah kakinya saat menyadari Anette tak ada di sampingnya. Ia menoleh ke belakang, ternyata Anette masih diam di tempatnya.

“kenapa kau masih diam di situ?” Tanya Keanu.

“Maaf sa-saya lupa membuat sarapan pak,” Anette menundukkan kepalanya, ia tak berani menatap wajah Keanu.

Keanu tersenyum manis, sangat manis. Ia berjalan ke arah Anette kemudian meraih tangan gadis tersebut. Anette cukup kaget mendapatkan perlakuan seperti itu. Ekspresi terkejutnya sangat menggemaskan.

“Tak apa, ayo masuk,” Keanu menarik lembut tangan Anette.

Percayalah, mereka berdua tidak luput dari perhatian para penghuni kantor.

“Rupanya gadis cantik itu bisa mengembalikan jiwa lelaki Pak Keanu," ucap seorang karyawan laki-laki bernama Gio.

“kukira aku punya kesempatan untuk mendekati gadis itu,” ucap lesu teman satu profesi Gio, namanya Brian.

Gio menepuk kepala Brian. “Mimpi saja kau,” ucapnya sebelum beranjak pergi.

...

Juno memutar-mutar digital pencil layaknya pemain drum. Mahasiswa jurusan arsitektur tersebut sedang mendesain suatu bangunan di tablet miliknya. Namun konsentrasinya terpecah. pikirannya dipenuhi oleh wajah baru Anette, adik kelas dua tingkat di bawahnya sewaktu SMA.

Wajah Anette boleh berubah, namun tidak dengan matanya. Bahkan saat pertemuannya dengan Anette kemarin, malamnya Juno langsung tahu bahwa itu adalah Anette. Adik kelasnya saat SMA walau hanya melihat mata dan mengetahui nama gadis tersebut.

Entah mengapa Juno sangat ingat bagaimana rupa wajah Anette dulu. Iris mata coklat jernih itu sangat polos, mata itu juga sering memancarkan kesedihan akibat ulah orang di sekitarnya yang cukup keterlaluan. Walau setiap gadis itu di bully dirinya hanya diam, gadis tersebut tak luput dari perhatiannya.

...

Nah lohhhh..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!