NovelToon NovelToon

CINTA SUCI ALESHA

Bab Satu

HAYKAL AZRIL ANSA seorang lelaki berperawakan tinggi, putih dan berwajah sangat tampan.

Siapapun wanita yang melihatnya pasti akan jatuh cinta tidak terkecuali aku.

Aku ALESHA ZAHRA, seorang gadis yatim piatu yang tinggal di sebelah rumahnya. Kedua orang tuaku meninggal dunia karena kecelakaan sepuluh tahun yang lalu.

Sejak saat itu aku hanya tinggal seorang diri di rumah peninggalan kedua orang tuaku. Beruntung kedua orang tuaku meninggalkan deposito yang cukup. Sehingga dengan bunga deposito bisa buat kebutuhan hidupku.

Semasa orang tuaku masih hidup, ibu selalu mengajarkan aku pekerjaan rumah tangga, walaupun di rumah ada yang membantu.

Ibu selalu berkata, jika suatu saat aku pasti memerlukan ketrampilan memasak yang selalu ia ajarkan. Itu terbukti ketika aku ditinggal pergi, aku bisa memasak buat diriku sendiri.

Walau kedua orang tua aku sudah tiada, aku tak pernah kekurangan kasih sayang. Kedua orang tua kak Azril sangat menyayangi aku seperti anak mereka sendiri. Terkadang lebih sayang denganku dari kak Azril.

Pernah kak Azril bercanda dengan kedua orang tuanya dengan mengatakan

"Ayah, bunda.. sebenarnya anak kandung kalian aku apa Alesha mengapa kalian selalu saja membelanya dari pada aku"

Aku dan kak Azril beda usia lima tahun. Semua teman lelaki di sekolahku tak ada yang berani mendekati aku, mereka takut dengan kak Azril. Karena ia begitu posesif terhadapku. Ia tak segan memukul atau meninju siapapun yang menggangguku, ia tak akan pernah bisa memaafkan siapapun yang membuat aku menangis, sekalipun itu wanita.

Sampai aku kuliahpun ia masih selalu mengawasiku. Ia selalu menyempatkan waktu buat antar jemput diriku.

Aku ini selalu di manja dan menjadi prioritas utamanya. Sampai aku tahu, kak Azril memiliki seorang kekasih. Ia masih saja tetap perhatian.

Aku mencintai kak Azril. Walau aku tahu, cinta kak Azril padaku hanya sebatas kakak terhadap adiknya. Tapi aku tak pernah bisa menghilangkan rasa cintaku.

Terkadang dalam diam aku menangisi diriku. Aku yang terlalu mencintainya dan berharap kak Azril juga suatu saat mencintai aku sebagai seorang wanita.

Perhatian dan kasih sayang Kak Azril berubah menjadi kebencian sejak ia tahu kedua orangtuanya bermaksud menikahkan aku dengan dirinya.

Kak Azril meminta aku untuk menolak pernikahan ini. Aku bukan tidak melakukan apa apa. Aku sudah berusaha menolaknya tapi kedua orang tua kak Azril memohon padaku agar menerima kak Azril sebagai suamiku.

"Alesha ... ayah dan bunda akan merasa tenang meninggalkan kamu dan Azril jika kalian udah menjadi suami istri. Ayah sangat menyayangi kamu seperti anak kandung kami sendiri. Jika suatu saat ayah dan bunda pergi, kami akan merasa tenang karena ada Azril yang akan menjaga kamu."

"Ayah ... bunda, walaupun aku tidak menjadi istri kak Azril, aku yakin kak Azril akan tetap menjagaku."

"Apakah kamu tak mencintai Azril nak," tanya bunda.

"Bunda, aku sangat mencintai kak Azril. Tapi bunda tahukan jika kak Azril sudah memiliki kekasih. Aku tak mau menjadi penghalang diantara mereka. Aku mohon Bunda,Ayah ... biarkan aku tetap menjadi adik Kak Azril. Jangan pisahkan kak Azril dengan kekasihnya. Kak Azril sangat mencintai kak Tiara."

"Alesha, ayah sangat menyayangi kamu. Ayah tahu sebenarnya Azril juga sangat mencintai kamu, tapi Azril belum menyadarinya. Dengan pernikahan kalian ayah berharap Azril akan menyadari rasa cintanya padamu. Ayah mohon nak, terimalah pernikahan ini."

"Bagaimana dengan kak Azril, Ayah?"

"Itu menjadi urusan kami, ayah yakin kak Azril tidak akan menolak pernikahan ini."

"Ayah ... Bunda, aku tak mau kak Azril terpaksa menerima pernikahan ini. Aku tak mau kak Azril jadi tersiksa karena pernikahan ini."

"Cinta itu akan hadir dengan kebersamaan, ayah yakin Azril tidak akan pernah menyesal dengan pernikahan ini nantinya."

"Ayah, Bunda, aku tak tahu harus bagaimana?. Semua aku serahkan pada Ayah Bunda saja."

"Bagus nak, kami senang kamu akhirnya setuju dengan pernikahan ini," ucap Ayah senang.

Tiga hari menjelang pernikahan kak Azril membawa aku makan malam. Aku sangat senang, aku kira kak Azril akhirnya menerima pernikahan ini tapi ternyata dugaanku salah, ketika aku sedang makan kak Azril kembali mengingatkan aku.

"Aku tak tahu apa yang ada dipikiran kamu Lesha, kamu tahu aku memiliki seorang kekasih yang sangat aku cintai. Aku tak pernah mencintaimu. Aku hanya menganggap kamu seperti adikku, tidak lebih. Tapi ternyata kamu salah mengartikan perhatian dan sayangku selama ini. Kamu tahu Lesha, jangan pernah kamu mengharapkan aku akan mencintaimu. Aku tak akan pernah menerima kamu sebagai istriku. Pernikahan yang akan berlangsung tidak akan merubah sikapku padamu. Itu hanyalah pernikahan di atas kertas. Jadi jangan pernah berharap aku akan menjadi suami seperti yang kamu harapkan. Jika kamu ingin mundur masih ada waktu."

"Kak Azril, aku sudah berusaha menolaknya, tapi ayah bunda memohon agar aku menerima pernikahan ini. Aku tak bisa berbuat apa apa, Kak."

"Kamu pikir aku tak tahu jika ini juga maumu kan,kamu mencintai ak .... "

"Aku akui Kak, aku memang sangat mencintai kak Azril, tapi aku tahu cinta tak harus memiliki. Aku sudah berusaha menolak permintaan ayah bunda."

"Aku tak yakin itu. Kamu pasti yang meminta ayah bunda agar menikahkan kita."

"Kak Azril aku tidak serendah itu. Aku tahu kak Azril tidak pernah mencintaiku, aku tak pernah meminta ayah bunda menikahkan kita. Kakak jangan salah paham."

"Aku tak percaya dengan ucapanmu itu. Kamu tahu Alesha ... aku menyesal pernah melindungi dan menyayangi kamu jika aku tahu pada akhirnya kamu yang akan merampas kebahagiaanku. Tapi aku tak akan pernah menyerah pada permainan kamu. Kamu akan menyesal karena telah mempermainkan seorang Azril, aku pastikan kamu akan menyesal mengambil keputusan menikah denganku. Aku pastikan kamu akan menerima banyak kesakitan setelah pernikahan kita, dan pada akhirnya aku yakin kamu menyesali pernikahan ini," ucap Azril dan meninggalkan aku sendiri di restoran itu.

Kak Azril walau aku sangat mencintaimu, aku tak serendah yang ada dipikiranmu, aku tak pernah memanfaatkan kasih sayang ayah bunda agar mau menikahkan kita.

Malam itu Kak Azril benar benar meninggalkan aku sendiri di restoran. Aku pulang dengan berjalan kaki, karena tas dan dompet aku serta ponsel ada di dalam tas tertinggal di dalam mobil Kak Azril.

Aku berjalan dengan air mata yang terus jatuh di pipi..

Kak Azril maafkan aku. Aku merindukan pelukan kak Azril. Kak Azril yang aku kenal tak akan pernah meninggalkan aku sendirian begini, kak Azril tak akan pernah membiarkan aku kelelahan. Kak Azril tak akan pernah membiarkan air mata ini jatuh. Tapi semua sudah berubah... kak Azril yang dulu telah hilang.

*********************

Selamat membaca novel terbaruku ini. Semoga pembaca semua menyukainya.

Bab Dua

Alesha berjalan terus, sampai kakinya lecet, baru ia berhenti dan beristirahat di taman kota. Alesha bisa saja pulang dengan taksi dan bayar di rumahnya. Tapi ia sedang tak ingin pulang, karena itu akan mengingatkan pada semua kenangan dengan Azril.

Alesha mengingat ketika ia bersama teman temannya pergi ke mal. Mereka kehabisan uang,sehingga terpaksa pulang dengan berjalan kaki sejauh dua kilo, sampai dirumah Azril karena kecapean Alesha tertidur di kamar Azril.

Azril yang baru pulang kerja melihat ia ketiduran dengan masih memakai sepatu langsung membuka sepatunya dan melihat kakinya yang lecet Azril langsung panik.

Ia membangunkan Alesha dan menanyakan penyebab kakinya lecet.

"Apa yang kamu lakukan Lesha,kenapa kakimu lecet"

"Aku dan teman teman kehabisan uang kak, jadi kami pulang dengan berjalan kaki, emangnya kenapa kak"

"Jangan pernah lakukan hal bodoh itu lagi. Kamu bisa pulang dengan taksi dan minta bayaran dengan bunda di rumah. Besok besok jika kamu mau pergi jalan bawa kartu ATM Kak Azril"

"Aku ada uang dirumah kok kak, tapi aku lupa bawanya. Karena aku pikir cukup dengan uang di dompet, tadi kami keasyikan main jadi nggak sadar uang habis buat beli tiket"

Azril mengambil kotak obat dan mengobati luka di kaki Alesha dengan telaten. Ketika waktu makan malam, kak Azril langsung menggendongku tanpa aku minta menuju ruang makan.

Tapi saat ini aku tak yakin kak Azril masih peduli denganku,sekalipun kakiku penuh darah.

Malam semakin larut, Alesha akhirnya pulang ke rumah dengan menggunakan taksi karena kaki nya sudah lecet.

###############

Pagi hari Alesha sudah sampai di rumah ayah Azril. Ia memang selalu membantu bunda menyiapkan sarapan.

Azril yang baru bangun melihat kedatangan Alesha dengan tatapan kebenciannya.

"Selamat pagi kak, nyenyak tidurnya"sapaku.

"Hhhmmmm..... "

"Kak Azril mau sarapan, aku siapkan ya.. "

"Aku bisa sendiri"jawab Azril ketus dan mengambil sarapan sendiri.

Ayah yang baru keluar dari kamar melihat Alesha berjalan sedikit pincang langsung bertanya.

"Kenapa kakimu nak... "

"Oh ini, hanya sedikit lecet yah"

"Kenapa bisa lecet.."

"Aku memakai sepatu yang agak kekecilan yak, jadi lecet deh"

"Sudah jangan dipakai lagi. Azril kamu bagaimana sih, apa kamu nggak ada uang beli sepatu baru buat Lesha "

"Alesha nggak ada minta.. "

"Jangan tunggu Lesha minta dulu baru kamu beliin. Kamu sebagai calon suami seharusnya tahu apa yang dibutuhkan lesha"ujar Ayah

"Ayah.. nggak apa. Sepatu aku yang lain masih banyak. Itu kemarin sepatu yang paling aku suka, jadi walau sempit aku masih suka pakai. Lagi pula sepatu aku semuanya kak Azril juga yang beli"

Alesha tidak bohong, karena memang hampir seluruh sepatu aku Kak Azril yang beli. Kak Azril kerja di Jakarta,setiap akhir pekan pulang ke Bandung ia selalu membelikan baju atau sepatu buat Alesha.

"Kamu obati kakimu nak, lusa kamu sudah bersanding dengan Azril"ucap bunda

"Ya bunda, bunda jangan kuatir. Lesha kan wanita kuat, tak akan kaki jadi penghalang buat Lesha bersanding"

Lesha mendekat ke tempat Azril duduk,membuat Azril sedikit beringsut.

"apakah segitu besarnya rasa benci kamu padaku kak, sehingga kamu takut aku mendekatimu"

"Kak Azril, aku bisa pinjam kunci mobilnya kakak "

"Buat apa"tanya Azril dengan tanpa memandangi wajah Alesha

"Kemarin dompet dan ponsel aku tertinggal di mobil kakak"

"Apa.. "tanya Azril kaget.

"Apa Lesha berjalan kaki kemarin setelah aku meninggalkannya sampai membuat kakinya lecet "

"Dompet aku ada di dalam mobil kakak "ulang Alesha pelan

"Jadi kemarin kamu pergi dengan Azril nak. Kenapa kamu nggak ngelarang Lesha memakai sepatu kekecilan dan jangan jangan kamu juga nggak tahu kaki Lesha lecet begitu"ucap Ayah sedikit marah

"Ayah.. mana tahu sih kak Azril sepatu yang aku pakai kekecilan atau kebesaran, yang makai aku bukan kak Azril "

"Kamu jangan membela Azril terus Lesha, ia punya mata, apa ia tidak ada sedikitpun perhatian dengan calon istrinya"

"Ayah.. sudah,nggak boleh marah nanti sakit. Lusa ayah mau menyaksikan Lesha menikahkan."

"Iya nak... ayah nggak mau melewatkan hari bahagia itu"ucap Ayah mengusap kepala Lesha

"Kak, mana kunci mobilnya. Aku mau mengambil dompet dan ponsel aku"

Azril memberi kunci tanpa melihat ke arah Lesha. Setelah Lesha mulai berjalan menuju garasi, Azril mengikuti dari belakang.

Lesha yang akan menutup pintu mobil setelah mengambil dompetnya kaget ketika melihat Azril ada dibelakangnya.

"Apa maksud kamu.. "ucap Azril memegang pergelangan tangan Lesha dengan kuat

"Lepaskan kak, sakit.. "ucap Lesha menitikan air mata.

"Apa maksud kamu memperlihatkan kakimu yang lecet, agar semua orang rumah tahu jika aku meninggalkan kamu. Kamu bukan anak kecil lagi bukan, kamu baru aja wisuda itu berarti kamu sudah dewasa. Apa kamu bodoh, tidak menggunakan otakmu buat berpikir, kamu bisa pesan taksi bukan, mengapa harus jalan kaki "

"Maaf.. aku tak ada niat mencari perhatian keluarga kak Azril. Aku juga tidak menginginkan kakiku lecet. Mungkin memang aku bodoh karena masih aja berpikir jika kak Azril yang berdiri saat ini masih kak Azril yang dulu aku kenal. Ternyata aku salah,kak Azril yang pernah aku kenal tak seperti ini,ia tak akan tega menyakiti aku"

"Aku sudah katakan, sejak kamu menyetujui menikah denganku, sejak itu pula kamu akan memulai hidup dengan penuh penderitaan dan kesakitan yang tak pernah kamu bayangkan. Aku benci kamu"ucap Azril penuh penekanan. Dan meninggalkan Lesha sendiri.

"Kamu jahat kak, kamu bukan hanya menyakiti hatiku dengan kata katamu, tapi kamu juga sudah mulai menyakiti fisikku"

Lesha masuk ke rumah kembali dan memberi kunci pada ayah Azril.

"Yah, tolong berikan kunci mobil ini pada Kak Azril. Aku mau pulang ke rumah dulu. "

"Pergelangan tangan kamu kenapa nak, membiru begitu.. "

"Tadi ketika mau menutup pintu mobil, tanganku terjepit.Yah,aku pamit ya"ucap Lesha berbohong dan segera pergi sebelum ayah banyak bertanya.

"Apa lesha tak menyadari tangannya berada, mengapa bisa terjepit"gumam ayah.

Azril yang duduk di ruang keluarga mendengar ucapan ayah. Ia mengepalkan tangan kanannya yang digunakan buat mencengkeram pergelangan tangan Alesha tadi.

"Mengapa aku terus saja menyakiti Lesha. Apakah ini karena rasa kecewaku yang besar sehingga aku tega menyakitinya dengan kata kataku. Aku juga menyakiti fisiknya. Pasti kaki Lesha yang lecet karena ia pulang dengan berjalan kaki karena dompetnya ada di mobil. Dan tadi... apa aku sekeras itu memegang tangannya sehingga membiru . Aku tak tahu, apa ini cara yang tepat buat membalas perbuatannya yang mau menikah denganku."

*****************************

Terima kasih buat yang telah mampir ke novel ini.

Bab Tiga

Hari ini merupakan hari pernikahan Alesha dan Azril. Alesha tak tahu harus bagaimana, apakah harus bergembira karena akhirnya ia menikah dengan orang yang paling dicintai atau harus bersedih karena ia tahu, sejak ia memutuskan menerima pernikahan ini sejak saat itulah ia harus siap menerima kebencian dari Azril.

Ijab kabul telah diucapkan, itu berarti ia telah resmi menyandang status istri dari seorang Haykal Azril Ansa.

Alesha masih ingat sebelum Ijab kabul ,saat dirinya dirias, Azril mendatangi Lesha.

"Ingat Alesha ini keputusan kamu bukan, jadi kamu harus siap menerima semua konsekuensi dari keputusanmu ini. Jangan pernah berharap aku akan memperlakukan kamu semestinya seorang istri. Karena kamu tahu bukan, aku tak pernah menginginkan pernikahan ini. Aku telah memiliki seseorang yang telah mengisi seluruh hatiku. Aku tak pernah membenci seseorang seperti aku membenci kamu"

Setelah mengatakan itu Azril pergi. Tinggallsh Alesha yang dengan sekuat tenaga berusaha menahan air matanya yang ingin keluar.

"Aku tak akan pernah memperlihatkan air mata ini padamu kak. Aku akan tegar dan sabar menghadapi semua kebencian yang kau perlihatkan padaku. Aku akan terus bersabar sampai kesabaran itu sendiri lelah dengan kesabaranku "

Alesha keluar dari ruang rias menuju pelaminan dimana Azril telah menunggu. Aku diminta mencium tangan kak Azril.

Setelah acara akad selesai dilanjutkan dengan pesta pernikahan di gedung yang sama.

Para tamu kebanyakan teman temannya ayah bunda dan para tetangga. Alesha tak mengundang satu orang pun temannya. Begitu juga dengan Azril.

Azril mengatakan pada Alesha jika ia tak akan mengundang satu orang pun temannya agar tidak ada yang tahu jika ia telah menikahi Alesha.

"Ingat Lesha, aku tak mengundang satu orang pun temanku karena yang mereka tahu kamu adalah adikku dan aku telah memiliki Tiara sebagai kekasihku. Jadi aku harap kamu jangan pernah memberitahukan temanku jika kita menikah "

Alesha masih mengingat perkataan Azril, dan sebab itulah ia tak mengundang temannya agar nanti tak ada yang tahu mereka telah menikah.

Malam harinya sekitar pukul sepuluh semua tamu dan keluarga telah kembali ke rumah mereka.

Alesha dan Azril menginap di hotel tempat pesta berlangsung. Alesha masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Dengan handuk yang hanya menutupi separuh badannya Alesha keluar dari kamar mandi.

Alesha tidak tahu jika Azril telah berada di kamar dan duduk bersandar di kepala ranjang.

Karena sudah terlanjur keluar dengan memakai handuk, Alesha pura pura acuh. Ia mengambil pakaian tidur yang ada di dalam kopernya.

"Bukankah kami telah sah menjadi suami istri, aku tak perlu malu. Kak Azril suamiku "

Alesha mengganti pakaiannya di depan Azril tanpa sungkan. Azril terus memandangi semua gerak gerik yang dilakukan Alesha.

"Apa kau ingin menggodaku ALESHA ZAHRA"ucap Azril dengan penuh penekanan.

"Mengapa aku harus menggoda kakak"

"Harus kau ketahui Alesha, aku tak akan bernafsu melihat wanita manapun kecuali kekasihku Tiara. Sekalipun kau telanjang didepanku seharian,aku tak akan pernah tergoda dengan tubuh mur*hanmu itu"

"Kau keterlaluan kak Azril, siapa yang kau katakan mur*han"ucap Alesha mulai tersulut emosi

"Apa sebutan yang pantas bagi seorang wanita yang mencoba menggoda lelaki yang telah memiliki kekasih yang sangat dicintainya"

"Apa kak Azril lupa, jika kak Azril adalah suamiku, jadi apakah pantas seorang istri yang mengganti pakaian didepan suaminya disebut mur*han"

"Apa kau lupa Alesha, aku tak pernah menganggap pernikahan ini ada"

"Kak Azril mengakui atupun mau menyangkalnya, tapi menurut agama dan negara pernikahan kita sah"

Alesha lalu pergi meninggalkan Azril sendiri.Ia berjalan menuju balkon kamar. Ia tak ingin berlama lama berdua dengan Azril. Karena ia takut, ia tak bisa menahan tangisnya. Alesha tak ingin terlihat lemah di mata Azril

Sampai di balkon Alesha langsung terduduk dilantai dengan memegang kedua lututnya, ia akhirnya tak bisa menahan tangisnya lagi.

"Papi, mami... Alesha rindu. Seharusnya ini menjadi malam bahagia buat Lesha, karena bisa menikah dengan lelaki yang paling Alesha cintai. Tapi itu hanyalah ada di mimpi Lesha saja. Kenyataannya sangat menyakitkan. Lesha bukan saja tak dianggap seorang istri tapi Lesha juga harus menerima penghinaan dari suami Lesha... Papi... mami.. jemput Lesha "

Alesha menangis sampai akhirnya ia tertidur di lantai balkon. Azril yang telah tertidur, terbangun ditengah malam dan tidak melihat Alesha berada di dalam kamar.

"Kemana Lesha pergi. Apa kah ia pulang ke rumah. Ayah bunda tidak boleh tahu jika aku memperlakukan Alesha dengan tidak baik. Maaf Lesha.. aku harus melakukan ini agar kamu tidak bisa bertahan lama dengan pernikahan kita ini . Aku ingin nanti kamulah yang akan meminta cerai denganku, agar aku tidak disalahkan ayah bunda. Aku tahu Lesha,aku keterlaluan, tapi aku terpaksa melakukan ini. Agar kamu menyadari kesalahan kamu karena telah memaksa orang tuaku menikahkan kita"

Azril tidak bisa memejamkan matanya. Ia teringat kata katanya yang mengatakan jika Alesha wanita murahan. Dulu ia tidak akan segan menghajar siapapun yang berkata menyakiti Alesha, tapi kini ia sendiri yang melakukan itu.

Azril berjalan menuju balkon. Ia terkejut melihat Alesha yang tidur di lantai.

"Dasar wanita bodoh, jika aku tadi memang berkata menyakitimu bukan berarti kau juga harus menyakiti dirimu sendiri. Kamu tahu, kamu bisa sakit jika tidur dilantai dengan udara dingin begini"

Azril menggendong tubuh Alesha, ia meletakan diatas ranjang. Setelah itu menyelimutinya.

"Baru dua minggu yang lalu aku menggendongmu, tapi mengapa sekarang tubuhmu terasa jauh lebih ringan. Apakah kau juga tertekan dengan pernikahan ini. Bukankah ini kemauanmu"gumam Azril sambil menatap wajah Alesha.

Azril melihat mata bengkak Alesha dan sisa air mata yang masih membasahi pipinya.

Azril menghapus air mata itu.

"Aku tak boleh iba. Mungkin saja ia berpura pura menangis, agar aku kasihan padanya dan mau menerima pernikahan ini"lirih Azril.

Azril melangkah menuju sofa. Ia tidur di sofa itu. Azril mencoba memejamkan matanya kembali.

Pagi harinya Alesha terbangun, ia heran melihat dirinya tidur di atas ranjang.

"Bukankah kemarin aku di balkon. Kenapa aku bisa berada disini pagi ini. Apakah kak Azril yang memindahkan aku"

Alesha dikagetkan dari lamunannya ketika mendengar suara pintu dibuka.

"Kau telah bangun. Cepatlah mandi, kita akan segera menuju jakarta hari ini juga. Sebelum berangkat kamu bisa mengambil pakaian kamu terlebih dahulu"

"Apakah tidak terlalu cepat kita berangkatnya kak, nggak menunggu besok"

"Aku tak bisa menunggu. Tiara sudah meminta aku cepat kembali. Aku tak mau nanti ia menjadi marah. Jika kamu tak mau ikut, kamu bisa tinggal. Tapi kamu harus meyakinkan ayah bunda, katakan jika kamu yang tak ingin ikut denganku"

"Baiklah kak, sebagai seorang istri, aku harus mengikuti kemana pun kakak pergi"ucap Alesha dan bersiap pergi mandi.

**************

Terima kasih

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!