NovelToon NovelToon

Rasa Itu...

Bab 1

"Naya berangkat dulu ya yah.. doain Nay bisa keterima kerja!" pamit Kinaya kepada seorang pria paruh baya Rudy Kusuma, yang sedang duduk di atas kursi roda.

"Selalu sayang,, doa terbaik untukmu.." ucap Rudy sambil menatap anak gadisnya yang tengah berlutut di depan kursi roda. Kinaya tersenyum melihat ayahnya.

"Thanks ayah.. udah siang ni,nanti Kinaya telat interview.. assalamualaikum"", ucap Kinaya sambil mencium punggung tangan Rudy. Kemudian berlalu pergi keluar rumah.

"Waalaikumsalam..," jawab Rudy,sambil menatap punggung putrinya yang sedang menuju pintu keluar.

Kinaya Putri adalah putri tunggal dari pasangan Rudy Kusuma dan Lina Handayani. Gadis cantik dengan tinggi 165cm dan bertubuh kecil,bekulit putih dan mempunyai wajah yang mungil dan imut dengan hidung yang mancung,sehingga tak akan bosan jika harus memandangnya lama lama. Gadis berusia 23 tahun itu memiliki sifat yang polos, periang dan baik hati. Kinaya selalu membuat orang merasa senang bila berada di dekatnya. Namun dibalik itu semua dia juga seorang gadis tangguh dan pekerja keras. Bagaimana tidak di usia 10 tahun ibunya meninggal karena sakit. Sedangkan ayahnya harus berada di atas kursi roda sejak 2 tahun lalu karena kecelakaan. Untungnya Kinaya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya. Kini Kinaya harus menjadi tulang punggung keluarganya.

Sejak ayahnya kecelakaan Kinaya sudah kuliah sambil kerja.Dan setelah kelulusannya setahun yang lalu,Kinaya bekerja di 2 tempat pagi hari di toko emas dan malamnya bekerja di cafe. Bukan karena Kinaya tidak ada perusahaan besar yang mau mempekerjakan Kinaya,tapi dia yang tidak bisa. Yaaa.. dengan mendapat nilai terbaik di kelulusannya,banyak perusahaan yang menawarinya pekerjaan. Namun semua ditolak oleh Kinaya dengan alasan Ayahnya,karena Kinaya ditempatkan di luar kota. Kinaya tidak bisa meninggalkan ayahnya sendirian di rumah,meskipun ada mbok ijah sih,pembantu mereka. Dan hari ini Kinaya mengikuti interview di perusahaan tempat sahabatnya bekerja.

tin tin tin.. !

Hingar bingar suara klakson mobil yang saling bersahutan menjadi musik khas ibu kota di pagi hari. Kinaya sedang menunggu Grab di tepi jalan. Yaa.. khusus hari ini Kinaya naik grab karena gak mau telat untuk interview kalo naik bus ato angkot bakal lama.

"Mana sih Grabnya.. Katanya tadi udah deket.." gerutu Kinaya. Sambil terus melihat ke jalan raya.

Terdengar bunyi handphone Kinaya dari dalam tasnya.

"Hallo san...." jawab Kinaya,ternyata yang sedang menelpon itu adalah Santi,sahabat dekatnya. Santi bekerja di SANJAYA GROUP ,perusahaan di mana Kinaya akan melakukan interview.

"Iya san ini__" sebelum menyelesaikan kalimatnya,tiba-tiba ada sebuah mobil hitam berhenti di depan Kinaya. Sontak saja Kinaya langsung masuk mobil itu.

"Berangkat pak..!" ucap Kinaya pada pengemudi mobil.

"Ni baru mau OTW ke kantor.. udah dalam mobil," lanjut Kinaya berbicara dengan sahabatnya itu di telpon.

"Lho kok gak jalan si pak? Buruan pak.. Udah telat ni!" kata Kinaya heran,karena dari tadi mobil itu hanya diam di tempat. Pengemudi mobil itu tampak kesal dan bingung,namun tetap mengikuti perintah Kinaya untuk melaju.

"Siapa sih ni cewek? Main masuk mobil orang!" gumam si pengemudi mobil sambil melihat spion mobil untuk memperhatikan Kinaya yang masih sibuk dengan telponnya.

"He em san. Ni aku udah di jalan. Ya udah kita ketemu di sana ya.. bye..!" kinaya menutup telponnya.

Kinaya memejamkan mata dan menarik nafas dalam dalam lalu menghembuskannya.

"Huuufff.. moga-moga lulus interview hari ini..amin"

Kinaya memperhatikan interior mobil yang sedang dia tumpangi.

"Kok mobil ini mewah banget si interiornya? gak seperti grab biasanya," gumam Kinaya yang baru sadar kalau yang di tumpanginya itu mobil mewah yang sangat mahal.

"Mobil mewah gini kok buat nge-grab

sih pak?" tanya Kinaya pada sang pengemudi.

" Mau kemana?" bukannya jawab pertanyaan Kinaya malah pengemudi itu balik tanya.

"Lho.. Kan udah jelas di aplikasi kalau tujuan saya mau ke SANJAYA GROUP," ucap Kinaya heran.

"Owh.." jawab si pengemudi.

" Ternyata dia mau interview di sana! Berani beraninya dia anggap aq sopir Grab,awas saja dia," lanjutnya dalam hati.

"Aneh banget sih ni sopir? Tapi ya udah lah masa bodo.." Kinaya tak ambil pusing dengan sikap pengemudi itu.

Tak lama kemudian mereka sampai di sebuah gedung yang besar dan tinggi. Entah ada berapa tingkat itu.....hehe..

"Ni pak uangnya.. makasih pak," Kinaya turun dari mobil setelah memberikan uang pada pengemudi itu.

Kinaya segera berlari masuk ke dalam gedung SANJAYA GROUP. Di lobi kantor sudah ada Santi yang menunggu kedatangannya.

"Aku gak telat kan?" seru Kinaya sambil merapikan penampilannya.

" Enggak kok,masih ada 10 menit lagi," sahut Santi. mereka berdua lalu menuju lift.

"Tempat interviewnya ada di lantai 30. Sory aku gak bisa nganterin,soalnya tempatku di lantai 17 ," lanjut Santi dengan nada menyesal karena tak bisa mengantar sahabatnya itu. Karena selain beda lantai,Santi juga masih harus mengerjakan laporan.

"Gak pa-pa San, aku bisa sendiri kok, doain ya biar aku lolos.." kata Kinaya.

"Sipp ! Semangat kamu pasti bisa Nay..! Semangat!!" ucap santi menyemangati sahabatnya sambil mengepalkan tangan.

"Semangat ! " seru Kinaya sambil melakukan gerakan yang sama dengan Santi.

"Aku udah nyampe ni.. Semoga berhasil Nay," Santi keluar dari lift. Kini tinggal Kinaya dalam lift menuju lantai 30.

"Bismillah... mudah mudahan lolos.. amin.."

∆#∆#∆# jangan lupa kasih cinta dan komen ya guys,,biar author makin semangat nulisnya ❤❤💕💕😘

Bab 2

"Selamat pagi pak," sapa sekuriti depan pintu masuk kantor.

Seorang pria melangkah masuk,tanpa memperdulikan sapaan sekuriti itu.

"Selamat pagi pak Elang," sapa beberapa pria depan resepsionis. Yang memang menunggu kedatangan bosnya itu. Namun pria di depannya itu diam dan tetap meneruskan langkahnya menuju lift dan diikuti seorang pria, Yohan namanya. Dia adalah assisten dari Elang Sanjaya,anak dari pemilik perusahaan SANJAYA GROUP.

Elang Sanjaya adalah anak pertama dari pasangan Kevin Sanjaya dan Rania Sanjaya. Pria berusia 28 tahun dengan perawakan tinggidan tampan bak artis korea itu dikenal dengan sikapnya yang dingin dan hampir tidak pernah tersenyum. Sebelumnya Elang memiliki hati yang lembut dan murah senyum,namun semua hilang ketika sang ibu meninggal 6 tahun lalu karena sakit. Ibunya itu sangat berarti bagi Elang. setahun kemudian adik laki laki kesayangannya juga meninggal karena kecelakaan. Kehilangan dua orang yang penting dalam hidupnya secara berturut turut membuat senyumnya itu hilang dan membuat Elang menjadi dingin seperti es. Sedangkan ayahnya tinggal di luar negri untuk melupakan kenangan buruk itu.

Dan ternyata mobil yang dinaiki Kinaya tadi adalah mobil Elang dan menganggap Elang sebagai sopir grab.

"Sial!!" ucap Elang setelah sampai di ruangannya dan menghempaskan diri pada kursi.

"Semua karena si udin yang tiba tiba cuti,jadinya harus bawa mobil sendiri. Eeehh.. Malah ketemu cewek stres yang main naik mobil orang!" lanjutnya dalam hati.

sedangkan Yohan,hanya mengerutkan dahi dengan tatapan heran kepada bos yang ada di hadapannya itu.

"Apa agenda hari ini?" tanya Elang pada Yohan,yang masih memandangi bosnya itu dengan heran.

"Yohan! " seru Elang karena belum mendapat jawaban dari Yohan.

"Eh..? Hari ini ada acara makan siang bersama pak Hendra dari perusahaan ABDI PRATAMA," sahut Yohan. Elang hanya mengangguk.

"Hari ini ada interview?" tanya Elang setelah mengingat gadis yang naik mobilnya tadi.

"Benar pak, hari ini ada interview di bagian pemasaran," jawab Yohan.

"Antar aku ke tempat interview!" seru Elang sambil berdiri dan hendak keluar ruangan. Tapi Yohan masih mematung di tempat,karena tidak mengerti kenapa bosnya ingin lihat interview yang tidak ada kaitannya dengan Bosnya itu.

"Ayo?!" seru Elang yang membuyarkan lamunan Yohan.

"Tapi pak.. itu kan untuk bagian pemasaran?" tanya Yohan memberanikan diri.

"Trus? Aku tidak boleh kesana?" sahut Elang.

"Bukan..bukan begitu maksut saya tapi___"

"Cepat. ayo ke sana!" sahut Elang sebelum Yohan menyelesaikan kalimatnya.

"baik pak," akhirnya Yohan pun mengikuti Elang menuju bagian pemasaran. Meskipun dalam hati masih bingung dan bertanya tanya akan sikap bosnya itu.

"Ada apa dengan bos hari ini?" gumamnya.

"Apa?" tanya Elang yang mendengar asistennya itu bergumam.

"Tidak pak," jawab Yohan sambil terus mengikuti langkah bosnya itu.

* * *

"Yess..! Diterima ! " ucap Kinaya kegirangan setelah keluar dari ruang interview.

"Besok udah bisa mulai kerja.. Duuh.. Udah gak sabar !" serunya sambil berlari kecil sambil melompat lompat meninggalkan tempat itu.

Brukkkk

"Auww!!" Kinaya menabrak seseorang yang ternyata adalah Elang,hingga tubuhnya jatuh terduduk di lantai.

"Maaf..maaf.. Saya tidak sengaja," ucap Kinaya sambil berdiri dan mumbungkukkan badannya. Tapi orang yang di tabrak nya malah pergi begitu saja.

"Sombong!" gumam Kinaya tapi masih terdengar oleh Elang. Elang pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Kinaya dengan tatapan yang tajam sehingga terasa langsung bisa membunuh orang yang ditatapnya. Seketika Kinaya menutup mulutnya.

"****** nih! Kenapa mulut ini gak bisa dijaga sih!" kutuk nya dalam hati.

"Maaf nona," ucap Yohan yang dari tadi di belakang Elang.

"Ehm..iya.. saya yang salah. maaf!" jawab Kinaya sambil tersenyum kepada Yohan. Elang memperhatikan mereka,lalu meneruskan langkahnya.

"Permisi nona," pamit Yohan dan menyusul bosnya.

"Siapa sih cowok itu? Sombong! Dingin! Dan tatapannya itu lho... Herrr..!" gerutu Kinaya sambil bergidik.

"Kayak pernah lihat.. tapi dimana ya.." Kinaya mengingat ingat. Tapi dia lupa dimana pernah bertemu cowok yang ditabrak nya tadi.

"Entahlah.." ucap Kinaya sambil mengangkat bahunya,kemudian pergi meninggalkan tempat itu.

* * *

Malam ini Kinaya mau mentraktir Santi di cafe tempatnya bekerja. Hari ini hari terakhir Kinaya kerja di cafe itu,karena besok dia sudah mulai bekerja di kantoran. Sepulang interview tadi Kinaya juga sudah berpamitan keluar dari pekerjaannya di toko emas.

"selamat ya Nay !" ucap Santi pada sahabat yang ada di depannya itu

" Thanks juga udah traktir ," lanjutnya.

"Kan semua juga berkat kamu.." kata Kinaya sambil memeluk Santi.

"Thanks," lanjutnya.

"Kita bakal sering ketemu nih," celetuk Santi.

"Gimana kabar bokap ? Udah 1 bulan ini aku gak maen kesana?" lanjutnya.

"Masih sama," ucap Kinaya dengan mata sendu.

"Kamu yang sabar ya Nay. aku tau kamu cewek yang kuat!" Santi menggenggam tangan Kinaya untuk menyemangati sahabatnya itu agar tidak bersedih. Santi sangat tau keadaan Kinaya,karena mereka sudah bersahabat sejak duduk di bangku SMA. Kinaya mengangguk kecil,menyembunyikan wajahnya yang muram.

"Ya udah, kamu makan gih ! Kok jadi melow gini sih! " sahut Kinaya dengan senyuman tipis.

"He em... Kamu harus tetep bahagia gak pake melow..hahaha.." gelak tawa Santi yang membuat Kinaya ikut tertawa.

.

.

.

.

∆*∆*∆* terima kasih udah baca novel aku. Jangan lupa kasih vote,like dan komen ya guys..❤❤💕😘

Bab 3

Kinaya berjalan di belakang seorang pria yang memperkenalkan namanya sebagai Yohan tadi waktu bertemu dengan Kinaya. Dengan pikiran bingung dan tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Karena kemarin waktu interview katanya dia akan bekerja di bagian pemasaran. Tapi tiba-tiba hari ini Kinaya harus menjadi sekertaris pribadi Direktur Utama.

flashback

Setelah tabrakan dengan Kinaya, Elang menuju ruang interview bagian pemasaran.

"Aku ingin lihat CV peserta yang lolos," kata Elang kepada manager personalia.

"Eh..? Iya pak. Ada 3 peserta yang lolos ini CV mereka," kata manager itu sambil memberikan beberapa berkas pada Elang. Walaupun dalam benaknya begitu banyak pertanyaan akan sikap Direktur Utama itu.

Elang melihat-lihat berkas itu,dan gerakannya berhenti pada satu berkas CV peserta.

"Biarkan dia jadi sekertaris pribadi ku," ucap Elang sambil menyerahkan satu CV yang dilihatnya tadi.

"Tapi pak__"

"Lakukan yang aku katakan!" sahut Elang dengan tatapan tajam sebelum manager itu melanjutkan kalimatnya.

"Ba_baik pak," jawab manager itu gugup sampai keluar peluh didahinya.

Elang pun keluar dari ruangan itu,berjalan menuju ruangannya dengan diikuti Yohan dari belakang.

"Bukannya bapak tidak memerlukan sekertaris? kenapa bapak merekrut karyawan baru?" tanya Yohan tidak mampu menutupi keingintahuannya akan sikap bosnya itu.

"Apa aku perlu melaporkan semua keputusanku kepadamu?" kata Elang membuat Yohan diam,dan menekan rasa ingin tahunya.

"Maaf pak".

"Lanjutkan pekerjaanmu!"

"Baik,permisi pak," Yohan meninggalkan ruangan.

Elang mengangkat sedikit sudut bibirnya membentuk senyum tipis.

"Tunggu saja pelajaran dari ku gadis kecil. Agar tidak main masuk mobil orang sembarangan dan tadi juga sudah menabrak ku,"ucap Elang lirih.

flashback off

"Sebenarnya mau dibawa kemana sih? dari tadi kok belum nyampe juga?" batin Kinaya.

Yohan tiba-tiba berhenti di sebuah ruangan dan mengetuk pintu. Setelah mendengar sahutan " masuk..!!" dari dalam,Yohan pun melangkah masuk disusul dengan Kinaya di belakangnya.

"Permisi pak,ini sekertaris baru yang bapak minta," ucap Yohan.

"Hah? " Kinaya terkejut karena ternyata orang yang ditabrak nya kemarin adalah Direktur Utama di sini.

Kinaya sontak menutup mulutnya karena mendapatkan tatapan tajam dari Elang.

"Mati aku..mati !" gerutunya dalam hati.

"Kamu boleh pergi!" ucap Elang sambil menggerakkan tangan menyuruh Yohan keluar ruangan.

"Baik pak".

Suasana pun hening dan mencekam sepeninggalan Yohan. Kinaya hanya menunduk dan sesekali melirik cowok yang ada di depannya itu.

"Ya ampun..! Kok kayak film horor gini sih.. merindiing," batin Kinaya sambil bergidik.

"Kenapa? Dingin?" tanya Elang yang melihat sikap Kinaya. Sedangkan Kinaya hanya menggeleng pelan.

" Nama?"

"Na-ya..eh Ki-Kinaya Putri pak," jawab Kinaya gugup.

"Yohan sudah jelaskan pekerjaanmu kan?"

"Sudah pak"

" Itu meja kamu," tunjuk Elang pada sebuah meja dan kursi di sudut ruangan itu.

"Di sini pak? Bukankah harusnya di luar?" tanya Kinaya karena tadi Yohan bilang mejanya ada di depan ruangan tadi. Kenapa sekarang jadi di dalam?

Elang memicingkan mata menatap Kinaya.

"Eh.. baik pak," sahut Kinaya cepat.

"Astaga!! Rasanya mau mati dilihatin kayak gitu," batin Kinaya. Ketika Kinaya benjak dari tempatnya berdiri hendak menuju meja kerjanya,tiba-tiba dikagetkan suara Elang.

"Buatkan kopi ..!!" ucap Elang dengan pandangan masih fokus dengar berkas kerja yang ada dihadapannya.

"Hah? Kopi pak?" tanya Kinaya seakan meyakinkan diri kalau pendengarnnya tidak bermasalah. Seketika Elang langsung menatapnya tajam.

"Kamu gak dengar?" seru Elang.

"Dengar pak. Tapi kopi? Itu kan bukan pekerjaan saya pak? Lagian ini baru jam 10 masak bapak mau minum kopi? Bapak udah ngantuk?" celetuk Kinaya.

"Kerjakan saja apa yang saya suruh, jangan banyak tanya!" bentak Elang dengan nada agak tinggi dan tegas sambil terus menatap Kinaya. Kinaya langsung menundukkan kepala karena agak ngeri lihat tatapan bos di depannya itu. Tubuhnya sedikit bergetar,karena terkejut dengan bentakan Elang.

"******..! Kenapa sih ni mulut gak ada remnya," gerutu Kinaya dalam hati.

"Baik pak, permisi!" Kinaya pun meninggalkan ruangan itu dan menuju ke Pantry.

Kinaya pun membuatkan kopi untuk Elang. Setelah selesai membuat kopi, Kinaya segera membawa kopi itu ke ruangan Elang dan meletakkan kopi itu di atas meja. Elang pun mengambil kopi itu dan meminumnya.

Brussshhyyy

Elang menyemburkan kopi yang tadi dia minum.

"Kamu mau buat saya darah tinggi?" teriak Elang lalu minum air putih yang ada di atas mejanya. Kinaya masih belum mengerti maksut dari bosnya itu.

"Kamu gak bisa bedakan gula dengan garam,hah?" lanjut Elang. Seketika mata Kinaya membelalak,seakan paham yang dimaksud bosnya itu.

"Ya ampun..!! gak mungkin aku salah ambil garam kan? Tamat sudah riwayatku," batin Kinaya. Karena terlalu kesal dan bingung akan perintah Elang,Kinaya jadi kurang fokus saat membuat kopi tadi.

"Ma_maaf pak,"ucap Kinaya gugup.

"Buatkan lagi !"

"Baik pak," Kinaya segera mengambil gelas kopi tadi dan bergegas menuju pantry dan membuatkan kopi.

Satu jam lebih kemudian Kinaya masih sibuk dengan tugas pertamanya yaitu membuat kopi. yaa kopi?!. Entah sudah ke berapa kali Kinaya membuat kopi,tapi ada saja alasan Elang untuk mencari kesalahannya.

Kopinya terlalu manis!

Terlalu pahit!

Kurang manis!

Alasan-alasan itulah yang muncul dari mulut Elang. Padahal Kinaya sudah mencoba kopi itu baik-baik saja. Tapi kenapa bosnya seakan sedang mengerjainya.

"Sepertinya aku sedang dikerjain nih!, tapi salah apa coba aku?" kata Kinaya pada diri sendiri sambil mengaduk kopi.

"Rasanya tanganku mati rasa,dan betis ku lama lama segede tales bogor nih!" lanjutnya kesal merasakan kakinya capek karena dengan sepatu high heelsnya,meskipun tidak terlalu tinggi Kinaya harus bolak balik ke pantry untuk membuat kopi.

"Ini yang terakhir, awas saja kalau masih salah," gerutu Kinaya kesal sambil berjalan menuju ruangan Elang.

"Silahkan pak!" Kinaya meletakkan cangkir yang berisi kopi itu di atas meja.

"Emmm," jawab Elang dan meneguk kopi itu.

"Kamu boleh kembali ke meja mu," ucap Elang.

"Terima kasih pak," Kinaya lega akhirnya bosnya itu tidak membuat masalah lagi.

"Huuhh.. akhirnya bisa duduk.." gumam Kinaya menghempaskan diri ke kursi kerjanya.

"Aduh sakit sekali.." lanjut Kinaya sambil memukul-mukul betisnya dan melepas sepatunya. Terlihat kakinya lecet karena harus bolak balik dari tadi.

"Bos yang kejam!" gerutu Kinaya.

Elang dari tadi memperhatikan tingkah Kinaya. Sebenarnya Elang mendengar gumaman Kinaya,tapi dia tidak mempermasalahkan hal itu ketika Melihat Kinaya meringis menahan sakit pada kakinya,terbesit rasa bersalah dalam hatinya.

"Pake ini!" seru Elang yang kini sudah ada di samping Kinaya sambil memberikan sebuah salep.

"Eh??" Kinaya yang masih bengong. Entah karena kaget karena tiba-tiba Elang ada di sampingnya atau heran karena Elang memberinya salep. Sebelum sempat Kinaya berterima kasih,Elang sudah kembali lagi ke meja kerjanya.

Kinaya mengangkat bahunya,tak mau ambil pusing sikap Elang. Kinaya pun mengoleskan salep itu pada kakinya yang lecet,sesekali Kinaya meringis menahan rasa perih saat salep itu menempel pada lukanya dan meniup luka itu.

"Lucu.." gumam Elang yang memang memperhatikan ekspresi Kinaya dari tadi. Tanpa disadarinya sudut bibirnya terangkat membentuk senyum tipis.

Tunggu dulu?

Sejak kapan Elang tersenyum..apalagi bilang lucu..! hanya untuk tingkah kecil seorang gadis.

Sudah waktunya makan siang. Kinaya masih fokus dengan komputer dan mengerjakan berkas dari Elang,walaupun tidak begitu banyak,karena ini hari pertama dia masuk kerja. Namun dari tadi dia belum sempat mengerjakannya karena harus membuat kopi,jadinya dia mengejar waktu biar tidak lembur. Sesekali Kinaya melirik Elang yang masih sibuk dengan berkas nya. Hari ini memang tidak ada jadwal Elang untuk keluar kantor.

kruukkkk..!

Ups!.. suara apa tuh?. Ternyata perut Kinaya sudah keroncongan minta diisi.

Kinaya menundukkan kepala,takutnya Elang mendengar suara perutnya itu.

"Laperr..!" gumam Kinaya sambil memegang perutnya sambil melirik bosnya itu yang belum bergeming dari posisinya tadi. Kinaya melihat arloji ditangannya, udah mau lewat jam makan siang. Handphonenya juga bergetar dari tadi,selama bekerja Kinaya mengatur handphonenya itu jadi mode getar tanpa suara. Mungkin yang menghubunginya itu Santi,karena tadi pagi mereka sudah janjian makan siang bareng. Kinaya membuka beberapa pesan yang masuk dari Sahabatnya itu.

Santi_kece

Kamu dimana?

Aku tunggu di lobi.

Santi_kece

Nay,kamu di mana sih?

Udah jamuran nih!

Santi_kece

😠😠😠

Nay_cute🐰

Sorry sorry,baru baca pesan kamu.

Kamu duluan aja,aq masih nungguin pak Elang nih,dia belum keluar juga.

Santi_kece

Lho bukannya kamu di bagian pemasaran? Kok jadi ada pak Elang?

Nay_cute🐰

Panjang ceritanya.. ntar aja aku ceritain.

Kamu makan siang duluan aja,kayaknya aku gak makan siang deh😢😢

Padahal perutku udah laperrrr hiks hiks😭😭

Santi_kece

Sabar bu..!! 😁😁

Aku makan dulu yaaa,..

Kamu makan bos depan kamu aja

Bye..😂😂😂

Nay_imut🐰

😡😡😡

"Haishhh!" Kinaya menghela nafas karena diledek sahabatnya itu.

"Kenapa?" suara Elang yang mengagetkan Kinaya.

"Eh..? Itu pak..anu.. bapak tidak makan siang kah?" ucap Kinaya memberanikan diri. Elang menatap jam tangannya.

"Kenapa kamu tidak makan siang? Ini sudah lewat 30 menit!" seru Elang.

"Karena bapak masih disini jadi saya tidak keluar,takutnya bapak masih membutuhkan saya"

"Saya bukan atasan yang kejam,tidak mengijinkan pegawainya makan,"kata

Elang dengan nada dingin seperti biasa.

"Pergi makan siang sana dan jangan sampai telat kembali," lanjut Elang. Kinaya pun bangkit dari duduknya.

"Huh! Dasar!! Padahal aku telat juga karena dia yang gak keluar - keluar. Gak tau apa,Perut aku juga udah keroncongan dari tadi," gerutu Kinaya dalam hati sambil melangkah menuju pintu keluar. Kinaya hendak membuka pintu,tapi gerakannya terhenti karena suara Elang.

"Tunggu..!!" Elang berjalan menuju Kinaya.

"Ikut denganku!" lanjut Elang kemudian membuka pintu dan keluar. Sedangkan Kinaya masih mematung menatap bosnya itu.

"Ayo!!" seru Elang membuat Kinaya langsung sadar dari lamunannya. Kemudian mengikuti langkah Elang.

.

.

.

.

∆*∆*∆* jangan lupa vote,like dan komennya ya guys.

Thanks U..👍👍❤❤💕😘😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!