...⚠️ Warning ⚠️...
...Awas berhati-hati karena typo bertebaran dimana, kata-kata kasar, vulgar atau apapun tetapi author berusaha menutupinya, kalo author lupa berarti khilaf 🤫🤭☺🥰...
...Hati-hati juga di akhir cerita selalu bikin gantung dan penasaran 🤭😚😍🤩😘...
...♡♡♡♡♡...
Perusahaan Pusat AG Corp di negara C.
Di ruangan Ceo, seorang gadis cantik dan baby face berusia 20an sedang memeriksa berkas yang menumpuk di atas meja kerjanya. Gadis itu mendongak dan melihat meja satunya lagi juga berisi berkas tumpukan lain.
"Ck.. Kapan Kelarnya ini berkas?! Tiap hari, tiap jam, tiap menit, tiap detik selalu datang silih berganti?! sumpah pengen liburan gue, mumet tau otak gue selalu dapat makanan berkas yang gak ada habis-habisnya?!" Gumam gadis itu mengeluh dan menggerutu.
Ceklek
Pintu ruangan ceo terbuka membuat gadis itu mendongak. Dia melongo tak percaya melihat seorang gadis cantik terkesan judes berusia 20an memasuki ruangan dengan setumpuk berkas di kedua tangannya.
"Permisi bu, ini ada berkas baru." Sopan Gadis Cantik terkesan judes itu meletakkan berkas menumpuk di sebelah meja lain.
"Mel, itu berkas baru lagi?" tanya gadis berwajah baby face agak memelas.
"iya, nona Gava. Ini berkas baru lagi dari cabang perusahaan." Jawab Amel tersenyum manis.
Alayya Gavaputri, di sapa Ayya atau Gava. Gadis berusia 20an dengan wajah Cantik dan baby face terkesan manis dan polos. Sikapnya agak barbar + agak tomboy, cerewet + pecicilan, acuh pada sekitar + ceplas ceplos, jahil + kadang lola sebenarnya gadis yang susah di tebak.
Amel Mahfuz, di sapa Amel. Gadis berusia 20an dengan wajah cantik terkesan judes. Sikapnya feminim + ramah pada sekitar, cerewet + petakilan + ceplas ceplos + jahil sebenarnya kejam dan psikopat.
Amel adalah asisten sekaligus sahabat Gava. Amel akan memanggil nona kalo di lingkungan kerja tetapi kalo hanya berdua akan manggil Gava berbeda kalo sudah di luar kerja akan memanggil Gava.
"Boleh gak berkas itu di singkirin dulu? Gue mumet sumpah." melas Gava puppy eyes.
"ck.. lo mau singkirin nih berkas, terus nanti lembur dong." Delik Amel. "pokoknya tanda tangani gak tuh berkas, agar gue gak lembur." lanjut Amel membereskan berkas yang sudah diperiksa Gava.
"Gue keluar dulu, mau kerjain yang lain." Ucap Amel dengan membawa tumpukan berkas ke arah pintu ruangan ceo.
Lagi dan lagi Gava harus berkutat dengan berkas. Waktu terus berlalu tak terasa sudah jam makan siang.
Ceklik
Pintu ruangan terbuka membuat Gava mendongakkan kepalanya. Gava melihat sepasang anak kembar berusia 5an memasuki ruangan dengan langkah kecil.
"Mama !!! Alana datang. Yuhu mana red carpetnya !!!" Teriak suara cempreng bocah perempuan memekakkan telingan membuat Gava menutup telinga dengan erat.
"Na, gak usah teriak-teriak. Mama gak tuli." Tegur bocah lelaki berusia 5 tahun dengan wajah datar terkesan lembut dan hangat.
"Ish ... Alan protes mulu kamu. Mama aja gak protes." Kesal Alana ke Alan, seorang bocah lebih tepatnya adik kembarnya dengan nada menggerutu.
Alana Valeria disapa Alana, seorang bocah perempuan berusia 5an berwajah cantik terkesan imut dan polos memiliki sikap feminim + agak barbar, cerewet + ramah pada sekitar serta jahil.
Alan Vegar di sapa Alan, seorang bocah laki-laki berusia 5an berwajah tampan terkesan datar dan tenang memiliki sikap irit bicara + acuh pada sekitar, dingin + judes, serta jahil sebenarnya manja + hangat dan lembut + protektif dan posesif ke orang terdekat.
Alana Valeria dan Alan Vegar merupakan keponakan Gava. Alana dan Alan memiliki IQ di atas rata-rata.
"Alana. Alan. Kalian kesini kok gak bilang-bilang mamah?! terus kalian kesini sama siapa?! Kalian gak sendiriankan?!" Tanya Gava kaget dan beruntun.
Alan maupun Alana hanya melongo pertanyaan Gava bak rap berjalan.
"Mama ngerap ya. kok pertanyaannya banyak banget." polos Alana.
"huft ... ya sudah. Kalian kesini sama siapa?" tanyanya dengan pandangan menyelidik.
"Uncle Adam." Jawab Alana dan Alan polos.
"Nona Gava." Sahut seorang lelaki tampan terkesan kaku dan datar berusia 21an memasuki ruangan Gava.
Gava mendengar panggilan menoleh ke arah pintu ruangan dengan wajah syok dan terkejut. Bagaimana tidak, lelaki tersebut dengan santainya membawa kedua tas anaknya dan dua kantong plastik berukuran besar.
"Ka Adam mau bikin pesta?! Kok belanjaan kakak banyak banget?!" ceplos dan celetuk Gava syok.
Adam menggelengkan kepalanya dan menunjukkan kepalanya ke arah si kembar. Gava menoleh dengan pandangan meminta penjelasan ke arah si kembar.
Adam Nurwahid, di sapa Adam. Pria berusia 21an dengan wajah tampan terkesan kaku dan datar memiliki sikap irit bicara + dingin, acuh pada sekitar sebenarnya kejam dan arogan. Adam merupakan tangan kanan sekaligus asisten pribadi Gava. Sikap Adam akan berubah hangat + lembut kepada orang terdekat.
"Mah, kami minta maaf tidak memberitaukan dulu, awalnya ke kantor langsung karena mama, aunty Amel, Aunty Miko dan uncle Adam belum makan siang jadi Alana dan Alan berinisiatif membeli makanan dulu." Lirih Alana dengan wajah polos, Alan disampingnya menggenggam tangan kembarannya.
Gava yang tidak tega melihat raut wajah putrinya langsung bangkit dari kursinya dan menuju tubuh Alana. Dia memeluk Alana dan Alan dengan penuh kasih sayang.
"Mama bangga padamu princess." lembut Gava sambil menghelus pucuk kepala Alana.
"Alana sama Alan beli apa aja sama uncle Adam?" lanjutnya dengan bertanya.
"Beli nasi goreng, seblak, batagor, es krim, burger, ayam goreng, kentang goreng, susu coklat, susu stroberry, jus mangga, jus strowberry dan air mineral." Jawab Alana dengan mata berbinar.
Gava melongo mendengar ucapan Alana. Banyak sekali makanan yang dibeli kedua anaknya ini.
"Ka adam, panggil Amel dan Miko." Ucap Gava.
"Baik nona." Jawab Adam berlalu.
Emiko Shinju, di sapa Miko adalah sekretaris sekaligus tangan kanan dari Gava. Gadis cantik terkesan teduh dan tenang berusia 20an dengan sikap feminim + tenang + ramah pada sekitar. Sebenarnya pembunuh berdarah dingin.
...☆☆☆☆☆...
Beberapa menit kemudian Miko, Amel dan Adam datang ke ruangan ceo.
"Rezeki nomplok, tumben Gav, Lo pesan banyak." Ucap Amel saat melihat banyak makanan di atas meja.
"Rezeki nomplok, ini bukan pesanan gue. Anak gue noh." Kesal Gava sambil menunjukkan Alana yang tersenyum manis.
"Wah ... ponakan Aunty makasih, princess." Ucap Amel tak tau malu memeluk Alana.
"Sama-sama aunty Amel." ceria Alana.
Amel dan Miko duduk di depan Gava, Alana dan Alan sedangkan Adam duduk di kursi single.
Selesai makan, kedua bocah kembar malah tertidur. Gava menggendong Alan yang tertidur di kursi sebelahnya dan membawanya ke kamar pribadinya.
"Mel, lo taruh Alana di kamar pribadi gue." Titah Gava.
"Iye iye. Makanya kalo punya anak cukup satu aja." ceplos Amel menggendong Alana.
Setelah Amel dan Gava mengantarkan si kembar ke kamar pribadi Gava. Mereka berempat sedang membicarakan masalah serius.
"Gav, lo serius nih mau mengembangkan perusahaan AG Corp di negara A terus tuh lo mau mindahin aset perusahaan pusat di sini ke sana." Ucap Amel serius.
"Gue serius mel, gue ingin membuka perusahaan gue di negara A." mantap Gava seperti tak bisa di bantah.
"terus nih perusahaan siapa yang handel?" tanya Amel.
"Lo." tunjuk Gava polos.
Seketika Amel melotot kaget saat Gava dengan mudahnya menunjuk dirinya sebagai Ceo sementara di perusahaan AG corp, dimana perusahaan AG corp termasuk nomor 4 di dunia.
"Gue gak mau Gav." tolak Amel.
"Kenapa?"
"Lo kira ngejaga perusahaan lo yang maju ini gak bikin gue stress apa?! jadi asisten lo aja gue stress kadang-kadang apalagi gantiin lo." Jelas Amel kesal dan frustasi.
"Mau gimana lagi. Gue maunya lo yang gantiin gu sementara." kekeuh Gava teguh dengan pendiriannya.
"Lebih baik kamu yang gantiin Nona Gava untuk sementara, aku rasa kamu sanggup kok." Jelas Miko berusaha menyakinkan Amel.
"Tapi kenapa harus gue?" tanya Amel serius.
"Entahlah. Gue rasa lo cocok aja ngegantiin gue sementara. Kalo lo nyuruh Miko atau kak Adam takutnya mereka malah frustasi." acuh Gava.
"lo gak percaya Gav sama mereka?!" tanya Amel seketika LoLa.
Gava berdecak kesal mendengar pertanyaan unfaedah dan kelolaan Amel. Dia melirik Miko yang paham maksud perkataan Gava.
"Gini mel. Diantara kita bertiga hanya kamu paling berpotensi untuk bisa menghandel perusahaan AG corp. Kalo aku atau Ka Adam, kami masih butuh pengalaman. Kamu tau sendiri nona Gava seperti apa. Aku atau kak Adam aja kadang-kadang bingung sendiri." jelas Miko panjang lebar.
Amel hanya membulatkan mulutnya "O". Gava berdecak sebal dengan Amel.
"dasar sahabat laknat, Miko panjang lebar jelasin malah cuman O doang." batin Gava menggerutu.
"Gav, si kembar tau lo mau ke negara A?" tanya Amel hati-hati.
"Ya, malahan si dua krucil mau ikut gue ke negara A." jawab Gava santai.
"Ehh bangsul. lo panggil mereka krucil, lo apa kabar." ucap Amel menjitak kepala cantik Gava.
"hehehehe......." Gava cengengesan.
"Kapan berangkat Nona Gava?" tanya Adam datar.
"Minggu depan soalnya ada yang harus gue urus." jawab Gava bangkit dari tempat duduknya.
"Sebaiknya kita pulang hari sudah mulai sore. Ka Adam angkat Alan biarkan Alana gue yang gendong." lanjutnya menuju ke kamar pribadi diikuti Adam.
Setelah Gava dan Adam menggendong si kembar, mereka keluar dari ruangan ceo menuju mansion utama.
...♡♡♡♡♡...
...Season 1 author revisi sementara, agar menyambung season 2 🤭 ...
...Jangan lupa di follow terus tinggal jejak dengan tekan vote, like serta koment agar author semangat up 😊😚😘...
...⚠️ Warning ⚠️...
...Awas berhati-hati karena typo bertebaran dimana, kata-kata kasar, vulgar atau apapun tetapi author berusaha menutupinya, kalo author lupa berarti khilaf 🤫🤭☺🥰...
...Hati-hati juga di akhir cerita selalu bikin gantung dan penasaran 🤭😚😍🤩😘...
...♡♡♡♡♡...
Mansion Utama AG Negara C
Pagi hari di ruang keluarga Gava, Alana, Alan dan Adam sedang menunggu kedatangan Miko dan seorang pria yang di pilih Gava untuk menemaninya ke negara A.
"Ma, jangan tinggalin Alana dan Alan." Isak Alana memeluk tubuh Gava di samping Kanan.
"Mama, hanya ke negara A saja sayang. Mama di sana bekerja bukan liburan." Ucap Gava mengelus kepala Alana.
Sedangkan Alan memeluk tubuh Gava dari samping kiri.
"Kalian berdua dengerin nasehat mama ya. Selama mama tidak ada di sini, kalian jangan nakal dengerin aunty Amel." nasehat Gava lembut. Alana dan Alan mengangguk saja.
"GAVAAAAAA !!!!!!" Teriakan menggelegar dari lantai 2 memenuhi mansion membuat Gava dan si kembar terkejut bahkan para maid dan bodyguard juga terkejut.
Seorang gadis berusia 20an baru saja turun dengan wajah kesal dan marah.
"kamu apa-apaan sih mel?! teriak seperti orang utan?! ini mansion?! " omel Gava saat Amel turun dari lantai 2.
Sekilas info : Gava dan yang lain akan memanggil aku-kamu kalo bersama si kembar.
"ck.. kesal aku sama kamu Gav." decak Amel dengan wajah kesal.
"Kesal Kenapa aunty?" Beo Alana dan Alan.
"Tanya aja sama mama kalian." dengus Amel bak orang PMS.
Si kembar menoleh ke Gava untuk meminta penjelasan. Gava menghela napas dan menceritakan ke si kembar selama seminggu ini sebelum keberangkatan tapi tidak dengan mafia Askala.
Flashback On
Di markas mafia Askala bagian Utara, Gava dan 2 orang pria tampan berbeda usia yaitu 19 tahun dan 20 tahun memandang Gava dengan artian berbeda.
"Lo serius?" Tanya pria seumuran Gava.
"Iya, gue serius Lou." Acuh Gava.
"Tapi lo tinggalin kembar kampret, kenapa lo gak suruh Amel, Kak Adam atau Miko yang ke negara A. Jadi lo bisa pantau dari sini." gerutu Lou kesal.
Louvain Rian, di sapa Lou. Pria tampan dan gagah berusia 20an memiliki sikap bunglon, kejam, dan arogan. Sikap cerewet, jahil, lembut dan hangat, posesif + protektif untuk di tunjukkan ke orang terdekat. Lou merupakan ketua mafia Askala. Lou juga sepupu kandung Gava tepatnya adik.
"Makanya gue kesini nyuruh lo buat jaga mereka. lo kan sudah dianggap daddy oleh mereka. Lagipula ada Amel juga di mansion jadi sekalian jadi baby sitterlah." acuh Gava polos.
pletak
Lou dengan gemes sekaligus kesal menjitak dahi Gava.
"auuu .... lo kenapa jitak dahi gue kampret." marah + kesal Gava sambil mengelus dahinya.
"Lo yang kampret. Lo dengan gampangnya nyuruh gue dan Amel jaga si kembar jadi baby sitter lagi." Sewot Lou kesal.
"Diam." Sahut pria tampan berwajah datar berusia 19an.
Gava melirik pria datar itu kemudian tersenyum manis sekali. Lou yang melihat senyuman itu hanya menghela napas.
"Vo sayang." Sahut Gava dengan nada manja.
Pria yang di panggil 'vo' menoleh dengan pandangan bertanya.
"Lo ganteng deh." lanjutnya lagi merayu.
"Vori, lo jangan kemakan tuu hasutan malaikat berwajah iblis." Peringat Lou yang tau maksud sepupunya ini.
Alvori Christopher, di sapa Vori. Pria tampan dan gagah terkesan datar + tajam berusia 19an memiliki sikap irit bicara + pedas + dewasa + acuh pada sekitar + psikopat berdarah dingin. Sikap Vori akan berubah menjadi posesif + protektif + cerewet apabila bersama orang kesayangannya. Vori wakil dari mafia Askala sekaligus si psikopat berdarah dingin. Vori memiliki julukan mayat hidup berjalan oleh Gava.
"Ada apa kak?" datar Vori hangat.
"Gue mau lo ikut ke negara A menjadi asisten dadakan plus bodyguard gue." Mohon Gava dengan puppy eyes.
Vori menoleh Lou meminta saran dan persetujuan. Lou mau tidak mau menyetujui permintaan Gava. Vori menatap Gava kembali kemudian mengangguk.
"Serius Vo. Lo gak bercanda kan sama gue. Lo ikut gue kan ke sana." Ucap Gava berbinar.
Sekali lagi Vori mengangguk dengan senyum amat tipis membuat Gava mendengus.
"Vo, bisa gak sih ekspresi wajah lo gak lempeng bak mayat hidup." Protes Gava frustasi.
Vori hanya memasang wajah datar dan dingin bak mayat hidup.
"Hahahahahahahaha" Lou tertawa terbahak-bahak mendengar nada protes sekaligus frustasi Gava.
"Lou. Lo dapat dari mana nih si human satu. Irit banget kalo ngomong terus tuh ya wajahnya lempeng banget bak mayat hidup." Gerutu Gava ke Lou.
"Vori emang seperti itu Gav. Lebih banyak bergerak daripada berbicara." jawab Lou acuh.
"cih." decak Gava kesal.
"nyesel lo?" tanya Lou terkekeh.
Wajah Gava benar-benar kesal saat ini. Lou hanya menghela napas pasrah.
"lebih baik ngalah daripada iblis ngamuk." batin Vori menghembuskan napasnya.
"Berapa lama kak Gava?" datar Vori memulai pembicaraan.
"Gak tau." Jawab Gava geleng-geleng kepala.
Vori dan Lou saling pandang kemudian sama-sama menghela napas.
Flashback End.
"Jadi daddy Lou akan tinggal di mansion ini mah?" Ceria Alan.
"Iya, jadi kalian gak akan kesepian lagi." Balas Gava.
"Yee akhirnya daddy tinggal disini." Teriak Alana bersemangat.
"Ada yang manggil daddy nih?" Sahut Lou di ikuti Vori dibelakangnya.
Gava, Amel, Miko, Adam dan si kembar menoleh ke pintu ruangan keluarga.
"Daddy Lou, Uncle Vori." Sahut Alana berlari ke arah Lou dan Vori di ikuti Alan.
Lou merentangkan tangannya untuk menyambut Alana dan Alan. Alana dan Alan berada seketika berada di gendongan Lou.
"Kangen gak sama daddy?" Tanya Lou lembut.
"Banget." Sahut Alana dan Alan memeluk leher Lou.
"Uncle Vori juga ikut?" Tanya Alana ke Vori.
"Iya." lembut Vori.
"Alana, Alan. Ingat ya pesan mama." Nasehat Gava.
"Iya mama cantik." Sahut Alan dan Alana.
"Kita harus cepat ke bandara. Sejam lagi akan take off." Ucap Miko melihat jam di pergelangan tangannya.
Semuanya mengangguk mengiyakan lalu ke mobil masing-masing yang sudah di siapkan.
...☆☆☆☆☆☆☆...
Di perjalanan menuju bandara, Alana memeluk Gava di samping kiri sama halnya Alan juga memeluk Gava di samping kanan.
30 menit kemudian, mereka tiba dibandara. Alana dan Alan masih memeluk tubuh Gava seperti prangko.
"Alan, Alana. Yuk sama daddy. Sebentar lagi mama akan berangkat." Bujuk Lou.
"Gak mau. Alana mau sama mama." Isak Alana.
"Princess, dengerin mama. Mama di sana kerja. Nanti kalian akan menyusul bersama Daddy Lou, aunty Amel dan uncle Adam." nasehat Gava berusaha menenangkan Alana.
"Mama janji ya." Lirih Alana sambil menunjukan jari kelingking.
Gava mengaitkan jari kelingkingnya ke jari putri kecilnya. Gava berdiri lalu menghadap Lou.
"Lou, gue nitip mereka ya." Lirih Gava.
"Iya, lo tenang aja." Ucap Lou menenangkan Gava.
Pesawat penerbangan ke negara A akan segera berangkat. Gava, miko dan Vori beserta beberapa anak buah Askala menemani keberangkatan mereka karena di utus oleh Lou.
...☆☆☆☆☆...
...Jangan lupa di follow terus tinggal jejak dengan tekan vote, like serta koment agar author semangat up 😊🥰😍🤩😘...
...⚠️ Warning ⚠️...
...Awas berhati-hati karena typo bertebaran dimana, kata-kata kasar, vulgar atau apapun tetapi author berusaha menutupinya, kalo author lupa berarti khilaf 🤫🤭☺🥰...
...Hati-hati juga di akhir cerita selalu bikin gantung dan penasaran 🤭😚😍🤩😘...
...☆☆☆☆☆☆☆...
Bandara Internasional Negara A
Pesawat pribadi yang membawa Gava, Miko dan Vori baru saja mendarat. Gava turun dengan pakaian kasual dengan memakai penutup hoodie.
"Nona Gava, tunggulah beberapa menit di ruang tunggu. Saya akan mengambil koper nona, saya dan Vori." Ucap Miko.
"Serah lo. Gue mau ke kafe beli susu coklat." Sahut Gava acuh.
"Vori, jaga nona Gava dengan baik. Saya hanya sebentar." ucap Miko menatap Vori dimana Vori mengiyakan.
Saat menuju Cafe bandara, wajah Gava menunduk karena mengecek ponselnya tanpa melihat sekitar sehingga tanpa sengaja bertabrakan dengan tubuh seorang pria berusia 25an.
"Aduh, pantat gue." ringis Gava saat tubuhnya terduduk dengan sempurna.
Penutup hodie yang menutupi kepala Gava terbuka sehingga menampilkan wajah cantik dan baby Face. Pria yang ditabrak Gava hanya memandang datar dan dingin.
"Kak Gava tidak apa-apakan?" datar Vori cemas.
"hmm." angguk Gava menggosok pantatnya.
Vori membantu tubuh Gava. Gava mendongakkan kepalanya.
"woy,, om. seenggaknya bantuin kek. nih malah diam macam patung." decak Gava tak terima.
Pria berusia 25an itu hanya menatap datar dan dingin sama sekali tidak berbicara.
"om bisu ya?" polos Gava.
Lagi-lagi pria berusia 25an itu diam tak berbicara, dia berlalu begitu saja. Lalu seorang pria tampan berusia 27an menghampiri pria berusia 25an.
"tuan Leo, anda tidak apa?" tanya pria berusia 27an dengan khawatir. Pria yang di panggil 'Leo' hanya mengangguk saja.
"gadis kecil, maafkan tuan saya." Ucapnya ramah.
Gava dan Vori saling pandang saat Gava di panggil gadis kecil. Gava terkekeh kemudian :
"Tidak apa-apa kok om. Saya maafin." ramah Gava tersenyum manis.
Kedua pria itu berlalu begitu saja setelah salah satu pria itu meminta maaf. Gava dan Vori berjalan ke arah Cafe bandara sambil menunggu Miko. Beberapa menit kemudian, Miko datang ke cafe bandara dan memberitahukan bahwa mobil dan koper kita sudah siap di bawa ke mansion Utama AG yang baru di negara A.
...♡♡♡♡♡♡♡♡...
Mansion Utama AG negara A
Mobil yang di tumpangi Gava, Miko dan Vori memasuki pintu gerbang mansion utama. Gava memasuki mansion di sambut para maid dan beberapa bodyguard.
"Kalian berdua pilihlah kamar sesuai keinginan kalian, kecuali kamar yang sudah di beri nama." Ucap Gava menaiki lantai 2.
Di lantai 2, Gava menghempaskan tubuhnya di kasur Kingsize kamarnya.
Drett Drett
Ponsel Gava bergetar dan membukanya ternyata Amel menelponnya secara video call.
"Halo"
"Lo udah tidur apa belum?"
"Belum. Ada apa?"
"Ada perusahaan yang hampir bangkrut. Lo beli aja perusahaannya lalu lo ubah sesuai selera lo."
"Serius?! cepat amat kerjaan lo?! Belum juga gue sehari disini lo udah dapat perusahaan yang hampir bangkrut?!"
"Gue gitu lo." sombong Amel di seberang telpon
"sombong lo." cibir Gava.
"Haha gue harus sombong dan angkuh agar tidak ada macam-macam. Eh tapi gaji gue naikkan?"
"Ckck.. Iya gaji lo 2× Lipat. Btw perusahaan siapa?"
"Perusahaan Lacerta Corp, pemimpinnya bernama Kenan King Lacerta. Yang gue dapet datanya dia itu jenius dalam bidang bisnis tetapi sayang terlalu polos dan mudah di tipu. Apalagi perusahaan Lacerta Corp baru 2 tahun dibangun.
"Perusahaan baru ya. Bisa juga tuh, kalo masalah pemimpinnya bisa tuh jadi anak buah gue kan lumayan." Gava tersenyum manis.
"Sadis lo, lo gak kasian apa sama pemimpinnya? Lo itu sudah banyak anak buah masa mau nambah lagi, serakah lo." omel Amel di Video Call.
"Hehehe gue gitu lo." sombong Gava.
"Gini nih punya atasan sekaligus sahabat memiliki pikiran yang susah ditebak."
"Lo ikuti alur aja deh, Mel."
"iya iya nona Gava."
"Itu ajakan, gue matikan ya mau istirahat."
"Woy Kampret jangan di tutup dulu. Gue mau ngomong sama lo."
"Apa?!"
"Gue mau bilang restoran cabang TwinA di negara A sudah hampir 2 tahun berdiri."
"Apa?! Maksud lo restoran twinA sudah masuk di negara A?! Kapan lo lakuinnya?! Bukannya restoran TwinA di negara C sudah cukup?!"
"Lo ngerap ya. Tanya tuu satu-satu pinter. Gue gak bisa menjawab panjang lebar seperti lo."
"Iya iya mangap deh bu, jawab aja kenapa sih."
"Gue bikinnya pas liburan 2 tahun lalu pas lo nyuruh gue libur ke negara A."
"Okey, besok gue kesana sama vori."
"Serah lo. Lo kan nyokap mereka."
"Iye iye bawel. Dah gue mau tidur."
"Dah mak."
"Dasar lo. Dah."
Tit
Ponsel dimatikan Amel secara sepihak. Gava menuju kamar mandi, setelah selesai Gava berbaring di ranjang kingsize kemudian terlelap.
...♡♡♡♡♡♡...
Mansion Utama AG
Pagi hari, Miko memasuki kamar Gava dimana sang empu masih tidur dan tak terusik sama sekali.
"Nona Gava." Miko membangunkan tubuh Gava. Gava masih sama tak bergerak sama sekali alias KEBO.
"Hah?! Maafkan saya nona?! Huffftt .... NONA BANGUN ADA KEBAKARAN !!!!!" Teriaknya menggelegar.
Gava mendengar teriakan tiba-tiba seketika :
"HAH?! DIMANA KEBAKARAN?! VORI MIKO AYOK KITA KELUAR SELAMATKAN DIRI KALIAN!!!" Teriak Gava menggelegar dengar nada panik.
Gava akhirnya sadar dan melihat sekitar seketika Gava memicingkan mata ke arah Miko. Wajah Miko langsung mengalihkan pandangan dari Gava.
"Ck." Ucap Gava agak kesal.
"Maaf nona. Habisnya Nona gak bangun-bangun." Ucap Miko merasa bersalah.
Di ruang makan Gava, Miko dan Vori makan pagi bersama. Setelah selesai makan Gava menyuruh Miko dan Vori ke ruang keluarga karena ada pembahasan serius.
Di ruang keluarga, raut wajah Gava terkesan serius tidak ada wajah polos dan manisnya saat ini.
"Tadi malam gue dan Amel video call." Ucap Gava serius. Vori dan Miko menatap Gava dengan serius.
"Gava mengatakan ada sebuah perusahaan yang hampir bangkrut akibat pemimpinnya yang terlalu polos dan mudah ditipu." Ucap Gava serius.
"Nama perusahaannya nona Gava?" tanya Miko.
"Perusahaan Lacerta Corp, pemimpinnya Kenan King Lacerta." Ucap Gava memberikan tabletnya ke Miko.
Miko mengambil tablet Gava kemudian membaca dengan sangat hati-hati dan teliti.
"Kapan kita akan kesana?" Tanya Miko.
"Lebih cepat lebih baik. Gue ingin lo yang urus berkasnya Mik." Titah Gava menyeringai.
Miko mengangguk dan berdiri agar dapat mengurus dokumen yang akan di ajukan untuk perusahaan Lacerta Corp.
"Vori, lo ikut gue." Titah Gava bangkit
Vori mengangguk saja dan mengikuti Gava di belakang.
...☆☆☆☆☆☆...
Di dalam mobil, Vori di kursi kemudi sedangkan Gava di kursi belakang duduk manis.
"Kemana?" Singkat Vori Datar.
"Bisa gak sih lo ngomong agak panjang?! gue gak paham bahasa planet lo?!" semprot Gava kesal.
"kita mau kemana kak?" tanya Vori datar agak panjang.
"Ke restoran TwinA." Jawab Gava polos.
Seketika Vori mengerem mendadak mobil yang mereka tumpangi membuat Gava hampir saja terbentur di kursi depan.
"Woy balok es berjalan, lo kalo mau ngerem ati-ati dong. Syukur jalanan masih sepi." Kaget Gava dengan nada ngegas.
"Maksud Kakak restoran TwinA itu restoran si kembar?" Tanya Vori datar agak panjang.
"Hmm. Lo jangan banyak tanya untuk sementara waktu. Gue aja baru tau dari Amel tadi malam." Jawab Gava melihat Vori di kaca mobil.
Vori mulai menjalankan mobilnya. Dia tidak mau bertanya lebih jauh.
Beberapa menit kemudian, Gava sudah berada di depan restoran TwinA. Gava memasuki restoran TwinA dengan anggun dan acuh tak acuh. Sebelumnya manajer restoran di beritahu bahwa pemiliknya datang. Dia menyambut hangat Gava.
"Selamat datang nona muda." Sapa manajer restoran. "Mari ikuti saya. Saya akan menunjukkan sebuah ruangan untuk nona muda." Lanjutnya ramah.
"Baik. Ralat untuk kedua anak saya." Ucap Gava acuh pada sekitar.
Gava mengikuti manajer restoran sebuah ruangan yang bertulis pemilik restoran.
Ceklek
Manajer restoran, Gava dan Vori memasuki ruangan manajer. Gava terkesan melihat interior restoran sederhana terkesan glamor, unik dan kreatif.
"Saya Alayya Gavaputri, panggil saja Ayya, atasan dari nona Amel." Ucap Gava memperkenalkan diri.
"Baik nona muda, nona Amel sudah memberitahukan saya bahwa anda akan datang kesini." Ramah Manajer restoran.
"Bagaimana keadaan restoran?" Tanya Gava to the point.
"Berkembang pesat bahkan para pengusaha kalangan atas selalu meeting di restoran ini." Ucap manajer restoran memperlihatkan berkas tentang kinerja restoran selama ini.
Gava memeriksa berkas yang diberikan manajer restoran. Raut wajah Gava terkesan takjub karena baru 2 tahun berdiri restoran ini menjadi restoran favorit di negara A. Tiba-tiba saja Miko datang. Dia kaget bahwa seorang pria atau manajer restoran adalah orang yang dia kenal.
...♡♡♡♡♡♡...
...Jangan lupa di follow terus tinggal jejak dengan tekan vote, like serta koment agar author semangat up 🥰😍🤩😘...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!