Seorang gadis terbangun saat sinar matahari mulai menerpa wajah cantiknya.
Gadis itu pun memutuskan untuk ke kamar mandi guna mencuci wajahnya.
Setelah itu dia mengikat rambutnya asal, dan mulai turun ke lantai bawah.
Dia berjalan mengendap-endap saat menuju ke arah dapur, dia ingin mengejutkan seseorang.
“Honey kenapa kau meninggalkanku sendiri di kamar,” kata Adelia memeluk tubuh kekar suaminya Daniel.
Daniel tersenyum mendengar ucapan dari istrinya itu, apalagi dengan nada suara manja milik Adelia.
“Sayang berhenti memelukku, aku tengah berkeringat dan bau,” kata Daniel tanpa menoleh.
“Huh.. selalu saja seperti ini, honey kau terus sibuk setiap hati,” kata Adelia melepas pelukannya pada Daniel.
“Sayang aku menyiapkan sarapan untuk kita, dan sekarang lebih baik kau bersiap oke,” kata Daniel pada Adelia.
“Honey kau jahat padaku,” kata Adelia meninggalkan Daniel dan berlari menuju ke kamarnya.
Daniel pun mematikan kompor, dan memilih untuk menyusul istrinya itu.
Daniel berhasil masuk ke kamar sebelum Adelia menutup kamar miliknya.
Daniel tersenyum saat Adelia menyembunyikan dirinya di balik selimut.
Daniel melepas kaosnya dan menarik selimut dari tubuh Adelia.
“Daniel!” Teriak Adelia terkejut.
“Kau menggodaku honey,” kata Daniel dengan suara berat.
Daniel sudah mengunci Adelia, sedang Adelia membelai wajah Daniel.
“Aku selalu suka kau menyentuhku,” kata Adelia.
Mereka pun melakukan olahraga pan*as pagi hari yang begitu cerah.
Daniel mengendong Adelia dan mendudukkan nya di bathtub setelah selesai berolahraga.
Daniel memilih mandi di guyuran shower, Daniel meninggalkan Adelia yang masih menikmati waktu berendamnya.
Adelia selalu tersenyum saat bersama Daniel, pria itu merubah seluruh jalan hidupnya.
Bahkan Adelia ingat bagaimana Daniel berhasil meyakinkan Billy, dan Gabriel untuk menikahkan mereka meski di usia muda.
Adelia mengakhiri waktu mandinya dan segera bersiap ke pabrik miliknya.
Sedang Daniel sudah siap menuju ke sekolah tempatnya mengajar, dia salah satu guru di sekolah naugan dari yayasan Wijaya.
Adelia sudah cantik dengan setelan blazer berwarna pink muda.
Sedang Daniel juga sudah siap dengan kemeja dan juga celana kain berwarna gelap.
Daniel seperti punya dua kepribadian, saat mengajar dia terlihat seperti seorang guru yang culun dan kejam.
Sedang saat bersama Adelia dia begitu modis dan romantis, bahkan tak segan melakukan hal romantis di depan umum.
“Honey, kamu mau di antar atau naik mobil sendiri?” tanya Daniel pada Adelia.
“Sebenarnya mau sih di antar, tapi apa honey tak kesiangan nanti,” kata Adelia.
“Tak masalah aku ada kelas awal di jam kedua, jadi sedikit siang,” kata Daniel.
“Baiklah tuan Daniel Sastrawinata yang tampan, hari ini bisakah mengantar istri mu ini,” kata Adelia.
“Tentu honey, apapun untuk mu,” jawab Daniel.
Mereka pun bersiap berangkat dengan mengunakan motor kesayangan dari Daniel.
Sebuah motor Nmax putih siap mengantar seorang pemilik pabrik besar di Surabaya itu.
Tak lama mereka pun sampai di pabrik milik Adelia, Daniel melepas helm Adelia.
Adelia mencium tangan Daniel, dan Daniel memberi kecupan di kening Adelia.
“Hati-hati ya mas, adek kerja dulu,” pamit Adelia.
“Iya honey, jika pulang nanti telpon mamas mu ini ya,” kata Daniel.
“Siap mamas, adek cinta sama mas,” bisik Adelia sebelum meninggalkan Daniel.
“Mamas juga mencintaimu Adelia!” teriak Daniel.
Daniel pun meninggalkan kawasan pabrik itu, saat Adelia sudah tak terlihat.
Adelia berjalan masuk dengan begitu anggun, gadis cantik putri dari Isabella Kuncoro dan Haikal Reino Wijaya.
Adelia langsung masuk ke ruangannya, tak lama Ike memasuki ruangan Adelia sambil membawa beberapa laporan.
“Ada agenda apa hari ini?” tanya Adelia sambil memeriksa berkas-berkasnya.
“Hari ini tak ada rapat nona, tapi tuan Rafa ingin bertemu dengan anda,” kata Ike.
“Bilang aku sibuk dan tak bisa menemuinya, jika dia datang usir dari sini,” kata Adelia.
“Baik nona,” jawab oke menerima berkas dari Adelia.
Daniel langsung menuju ke sekolah dengan kecepatan penuh, karena jarak nya lumayan jauh.
Saat motor sampai di sekolah, Daniel tengah melepas atribut berkendara nya.
Daniel langsung menuju ke ruangan miliknya, Daniel selalu bersikap dingin dan jarang bicara.
Itulah yang menjadikan Adjie begitu menyukai Daniel, apalagi dengan ketegasan dari Daniel berhasil membuat semua siswa memiliki sikap yang baik.
Daniel bersiap untuk menuju ke kelas yang pertama harus dia ajarkan.
Para siswa-siswi di buat deg-degan, tak lama Daniel masuk dengan wajah datar dan tatapan tajam.
Daniel berjalan ke depan kelas, “selamat pagi anak-anak,” salam Daniel.
“Selamat pagi pak,”jawab semua murid.
“Sebelum bapak mulai pelajaran nya, kumpulkan semua tugas kemarin,” kata Daniel.
Semua murid mengumpulkan tugas mereka, dan hanya ada satu siswi yang panik saat tau tugasnya ketinggalan.
Daniel menghitung buku yang terkumpul, “ada yang tidak mengumpulkan tugas, berdiri!” bentak Daniel.
Gadis itu pun berdiri dengan ketakutan, apalagi melihat Daniel yang marah.
“Kenapa kau tak mengumpulkan tugas mu,”kata Daniel.
“Maaf pak, sepertinya buku saya tertinggal di rumah,” jawab siswi itu.
“sekarang berdiri di luar sampai pelajaran saya selesai,” kata Daniel.
“tapi om... Eh maksud nya pak, jangan dong pak, jangan suruh saya berdiri di depan kelas,” mohon gadis itu.
“Kalau begitu kerjakan tugas kemarin tiga kali lipat, dan besok harus selesai,” kata Daniel.
“Baiklah pak,” jawab Dara.
“Kalau begitu duduk,” kata Daniel.
Dara pun mengikuti perintah Daniel, Dara pun tak bisa berbuat banyak melawan Daniel.
“Baiklah hari ini saya akan membahas tentang logaritma,” kata Daniel memulai pelajaran nya.
Dara sudah tak berminat lagi, apalagi dia juga harus menyelesaikan semua tugas hukuman dari Daniel.
Setelah kelas menegang kan itu berakhir, Dara langsung berlari menuju ke kelas 10A.
“Diego dasar pria menyebalkan, kembalikan buku tugasku!”teriak Dara.
“Maaf Dara, Diego sedang ada di ruang BK,”kata seorang siswi.
“Ais... Si*alan tuh cowok,” kata Dara langsung mengambil tas Diego.
Dara mulai mengacak dan mencari bukunya yang di ambil Diego, setelah dapat Dara langsung meninggalkan kelas itu.
Sedang di ruang BK, Diego sedang di beri bimbingan karena ulahnya yang sering berbuat onar.
Adjie tak pernah membantu kedua anaknya meski mendapat hukuman dari guru BK.
Adjie selalu menanamkan jika berani berbuat, maka harus berani menanggung akibatnya.
Dara sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh suami dari adik sepupunya itu.
Sedang Daniel berada di ruangannya untuk memeriksa semua tugas dari anak didiknya.
Diego keluar dengan malas, apalagi setelah mendapat ceramah dari guru BK.
Diego memilih masuk ke dalam kelas, tapi dia terkejut saat melihat tas nya sudah berantakan.
“Siapa yang berani mengacak-acak tas ku!” teriak Diego pada seisi kelas.
“Itu tadi Dara yang melakukannya,” jawab seorang siswi.
Mendengar itu Diego langsung menghampiri kelas Dara di 10C
Ya mereka memang tak satu kelas, tapi Diego dan Dara sering membuat keributan di sekolah itu, meski mereka saudara kembar yang tak pernah akur.
Tanpa di sadari oleh Adelia, Rafa datang ke pabrik, meski para satpam sudah melarang nya tapi Rafa tak bergeming.
Adelia sedang duduk di kantornya, saat Rafa menerobos masuk ke ruangan Adelia.
Ike sudah menghalangi pria itu, tapi tenaganya kalah besar dengan tenaga milik Rafa.
“Hai saudara ku yang cantik,” sapa Rafa sambil tersenyum menyeringai.
“Berhenti di sana, Kau pria menjijikkan kenapa kau datang kemari,” maki Adelia.
“Kau makin membuatku penasaran, gadis galak tapi manja seperti mu tak pantas duduk di posisi ini,” kata Rafa.
“Apalagi kau lebih tak pantas, karena kau hanya anak di luar nikah!” teriak Adelia.
“Tutup mulus mu Adelia, atau aku akan merobeknya,” kata Rafa yang terpancing emosi.
“Aku tak denganmu,” jawab Adelia.
“Kau... “ kata Rafa marah.
Tak di sangka Bayu datang karena ada urusan dengan Adelia tentang perusahaan cabang.
“Jangan berani kau menyentuh gadis itu, atau aku akan mematahkan tangan kotor mu itu,” maki bayu yang melihat tindakan Rafa.
“Cih, kau selamat Adelia, lain kali aku akan merebut segalanya,” kata Rafa.
“Berhentilah bermimpi,” jawab Adelia.
Rafa meninggalkan ruangan Adelia dengan perasaan marah, Rafa selalu gagal saat ingin mencelakai Adelia.
Aku menghela nafas saat melihat pria itu pergi, setidaknya untuk saat ini aku aman.
“Kau tak apa-apa Adelia?” tanya paman Bayu padaku.
“It’s okey uncle,” kataku sambil tersenyum.
“Adelia ada yang harus kau lihat dan pelajari.”
“Aku tau ini pasti akan terjadi, tapi aku harus bagaimana, aku tak mungkin terus merepotkan papa, om.”
Om Bayu melihat ku dengan tatapan heran.
Aku pusing dengan masalah Rafael yang terus menghantuiku, belum lagi masalah pabrik dan para penghianat di dalamnya.
“Tarik suamimu untuk membantumu, dia pasti bisa di andalkan.”
“Tidak om, aku tak ingin dia terlibat dalam semua ini, biar aku yang membereskan ini semua sendiri.”
“Baiklah Adelia kau sudah dewasa, om hanya memberimu saran agar kau bisa mengerti semua ini dengan baik,” kata om Bayu sebelum meninggal kan ruangan ku.
Aku binggung dengan semua ini, hingga tanpa sadar aku melewatkan makan siang ku.
Aku masih fokus dengan pekerjaan ku, hingga terdengar suara seseorang di luar ruangan ku.
“Ike apa istriku ada di dalam?.”
“Iya tuan, nona di dalam silahkan masuk.”
“Apa ada masalah, kenapa kau terlihat begitu lelah,”
“Maaf tuan, ada masalah besar tuan Rafael kembali mengancam nona, dan juga-“
“Mas kamu sudah datang, ayo masuk,” ajakku mengandeng suaminya.
Mas Daniel masih nampak binggung dan penasaran dengan laporan Ike.
“Kamu ada masalah honey, kau bisa berbicara denganku.”
“Tidak mas, hanya masalah kecil, aku bisa mengatasinya,” jawab ku memeluk tubuhnya.
Aku selalu tenang dengan mencium aroma tubuh suamiku, sedang mas Daniel selalu manis saat aku bermanja.
Tanpa sadar aku tertidur di pelukan mas Daniel, ya dia tempat ternyaman ku selain papa.
Aku heran dengan istriku yang selalu menyembunyikan apapun dariku.
Aku tau dia sedang memiliki masalah besar, dan masalah itu bernama RAFAEL.
Aku ingat dulu bagaimana kami bertemu dan terlibat semua ini, apalagi dengan kepolosan Adelia.
Flashback...
Samarinda...
Seorang gadis tengah begitu kesal dengan cuaca pagi ini, bagaimana tidak dia harus basah saat sampai di sekolah.
“Aku membencimu kak Gabriel,” aku mengumpat sesuka ku.
Ya bagaimana tak kesal Gabriel Harvey Kuncoro berani meninggalkan aku, hanya karena action figure yang tak sengaja rusak oleh ku.
Aku langsung melepas jaket ku agar tak masuk angin, tak lama aku merasa ada bahaya mengancam.
Tiba-tiba bulu kudukku meremang, dan, ”kak Adelia, kau melupakan bekalmu!” teriak dari Daniyal cukup keras.
“Yo gak usah teriak woy, kakak gak budeg.”
“Gak budeg, tapi tuli ya kak, dasar kakak ini perempuan, kenapa seenaknya seperti ini, Opa tadi manggil kakak sampai serak suaranya,” kata Danish duduk di kursi depanku.
“Woy sana pergi, bentar lagi bel masuk kelas, kenapa malah duduk di sini sih.”
“yey.. kakak gak tau ya, hari ini ada pertukaran pelajar tau, buat kelas tiga SMA, kakak mah kuper (kurang pergaulan),” Kata Daniyal yang malah ikut duduk juga.
“Terus apa urusannya dengan kakak, udah sana, kalian ini sana masuk kelas ih, kenapa sih suka banget main ke kelas kakak, sana tuh udah di tungguin para cewek kelas 4 tuh,” kata ku mendorong kedua adik pria ku itu.
Daniyal malah terus merengek-rengek, tak di sangka, raja setan menghampiri kami dengan tatapan tajam.
“Daniyal, Danish kembali ke kelas kalian, dan Adelia ikut kakak.”
Daniyal dan Danish langsung kabur dari kak Gabriel, dan aku sekarang sudah di bawa ke sebuah perpustakaan.
Aku di dudukkan di sebuah kursi yang di depannya sudah ada dua tumpuk buku di meja.
“kak...” memberi tatapan memohon.
“Baca, dan nanti kakak akan memberikan soal padamu, jika kau salah satu saja, maka uang jajan mu kakak potong sepuluh ribu, itu berlaku kelipatannya,” kata kak Gabriel tanpa mau didebat.
Aku pasrah dan ikhlas, apalagi saat melihat begitu banyak buku ekonomi dan matematika di sana.
Rasanya aku ingin teriak, “aku benci ini,” tapi apa daya, aku hanya seorang adik tersiksa di sini.
Kak Gabriel meninggalkan ku sendiri, dan pergi begitu saja, aku mengambil satu buku dan mulai membacanya.
Ternyata sangat menarik isi buku ini, apalagi tentang dasar ekonomi marketing dan bisnis.
Aku menyelesaikan beberapa buku, dan saat aku meregangkan otot tubuhku, tak sengaja aku melihat kak Gabriel berjalan dengan seorang pria.
Aku memperhatikan mereka, pria itu tampan tapi sedikit datar wajahnya, kak Gabriel nampak menerangkan beberapa sudut sekolah.
“Ganteng sih, Cuma kok kayak kazebo kering gitu (kaku),” kataku saat melihat pria itu.
Kak Gabriel langsung melotot saat melihatku yang malah fokus pada pria di sampingnya itu.
“Begini amat nasibku,” kataku pada diriku sendiri sambil mengambil buku lagi.
Daniel Sastrawinata, hari ini aku tiba di kota Samarinda karena menerima pertukaran pelajar.
Aku hanya seorang pemuda biasa yang tak punya siapa pun di hidupku, aku sebatang kara bukan karena aku di tinggalkan.
Tapi karena aku yang meninggalkan mereka semua, karena mereka terlalu mengatur dan mengekang diriku.
Pertama kali sampai di sekolah ini aku terkesan karena infrastruktur dan juga para pengajar yang kompeten.
Ya sekolah ini tak kalah dari sekolah ku di Jawa timur, apalagi yayasan ini di naungi keluarga Utomo.
“Daniel, kenalkan ini ketua OSIS di sekolah ini, namanya Gabriel, dan Gabriel ini Daniel, dia siswa pertukaran dari Surabaya,” kata pak Widianto.
“Baik pak, mari aku tunjukkan lingkungan sekolah,” kata Gabriel.
“Tentu,” jawab ku yang mengikutinya.
Kamu berkeliling, Gabriel begitu jelas menjelaskan setiap sudut tempat.
Tapi aku merasa ada seseorang yang melihatku, dan ternyata aku melihat seorang gadis cantik di perpustakaan.
Gadis itu tersenyum ramah padaku, aku hanya diam tak menggubrisnya.
Sedang gadis itu langsung mengalihkan pandangannya saat Gabriel memelototinya.
Aku hidup sendiri setelah pembunuhan yang terjadi pada orang tua angkat ku yang berada di Surabaya.
Aku tengah melihat sekeliling area sekolah, ya aku akan disini selama beberapa bulan saja.
Aku berjalan bersama Gabriel mengelilingi sekolah, hingga di suatu sudut kami melihat gerombolan tengah merokok.
“Kenapa kalian merokok di sini, cepat bubar, atau aku laporkan ini ke kepala sekolah,” bentak Gabriel.
Daniel melihat Sifat dari Gabriel yang angkuh, dia tau suatu saat sifat itu bisa membahayakan dirinya sendiri.
Daniel pun masuk ke dalam kelas yang kebetulan kelas nya dan Gabriel pun sama.
“Aku harus ke perpustakaan dulu Daniel, apa mau ikut?” tanya Gabriel pada Daniel.
“boleh, kebetulan aku ingin mencari beberapa buku pelajaran,” kata Daniel.
Mereka berdua masuk ke dalam perpustakaan, Gabriel duduk didepan Adel yang tengah serius belajar.
Sedang Daniel mencari buku yang dimaksud dan dia menemukannya, kemudian Daniel pun bergabung dengan Gabriel dan Adelia.
“Tak usah pedulikan aku, silahkan lanjutkan kegiatan kalian,” kata Daniel duduk di samping Adelia.
Adelia pun mencuri pandang pada Daniel yang serius belajar, bahkan Adelia merasa jika Daniel begitu tampan saat serius.
“Sudah lihatnya, sekarang jelaskan apa yang sudah kau pelajari tadi,” kata Gabriel.
Adelia terpaksa menjelaskan tentang buku yang dia baca dan juga inti dari itu semuanya.
Daniel tersenyum saat mendengar penjelasan dari Adelia yang begitu gamblang.
Gabriel mengacak rambut Adelia, “makanya lain kali hati-hati,” kata Gabriel.
“siap kak, em.. kak boleh kenalin dong temen barunya,” kata Adelia berbisik pada Gabriel.
Sedang Daniel tersenyum mendengar bisikan dari Adelia, “kenalan sendiri dong,” kata Gabriel.
Adelia langsung cemberut, tapi tak di sangka Daniel malah mengulur kan tangannya pada Adelia.
“Adelia,” kata Adel menjabat tangan Daniel.
“Daniel Sastrawinata, biasa di panggil Daniel,” jawab Daniel.
“Salam kenal kak, jika ingin jalan-jalan ajak aku ya, nanti aku tunjukkan tempat yang bagus,” kata Adelia.
“Iya Adelia,” jawab Daniel.
“ya sudah kembali ke kelasmu, Kakak masih ingin di sini,” kata Gabriel.
“bye kak Daniel,” bisik Adelia sebelum pergi.
Adelia tersenyum saat meninggalkan Gabriel dan Daniel di perpustakaan, saat di kelas dia sudah di tunggu temannya.
“Woy anak kampret lu, dari mana?” tanya Sonya pada Adelia.
“Habis kena hukuman baginda raja, ini aja untung bisa keluar,” kata Adelia.
“Emang lu habis ngapain sih, suka banget buat masalah sama pangeran sekolah,” tanya Sonya.
“aku habis buat action figure milik kak Gabriel rusak , dan kau kan tau jika action figure itu seperti harta berharga,” jawab Adelia mengeluarkan kotak makan siangnya.
“kamu sih suka banget cari masalah, sekarang tanggung sendiri akibatnya,” jawab Alexa duduk di samping Adelia.
“huh kalian mah bukan nya menghibur malah ikut nyalahin aku,” kesal Adelia.
“Oh ya Adelia, kamu tau gak cowok yang baru pindah, ya ampun dia ganteng dan lembut, suaranya begitu macho pokoknya sempurna deh,” kata Sasa yang baru bergabung.
“yey, si ratu gosip datang, emang seganteng itu emangnya, bikin gue penasaran aja lu,” kata Alexa.
“lu gak tau, dari tadi dia tuh sama kak Gabriel, dan mereka masih di perpus kayaknya,” kata Sasa.
“Adelia!” teriak Sonya dan Alexa.
“Gak usah teriak, dia memang ganteng dan lebih lembut dari kak Gabriel,” jawab Adelia memakan makan siang nya.
“Berhenti makan Adelia atau kau bisa seperti b*b* nanti, kamu ini jaga penampilan kenapa sih,” kata Alexa merebut kotak bekal Adelia.
“kembaliin, ih lu gak seru nih, aku kan laper habis kena hukum kak Gabriel,” mohon Adelia.
“Kembaliin aja Alexa, kasihan nanti dia kelaparan, kalian tau jika Adelia Kelaparan,” kata Sonya.
“Ratu drama pasti Keluar,” jawab Sasa dan Alexa.
Sedang Adelia langsung kesal karena di juluki drama queen oleh seluruh murid.
Mereka pun bercanda sambil terus menggoda Adelia, akhirnya mereka pun ikut makan bekal milik Adelia.
Setelah itu mereka berganti kaos olahraga untuk bermain voli.
Ya keempat gadis itu tergabung dalam tim voli inti SMP, bahkan bakat mereka begitu baik.
Mereka pun sudah bersiap dan ternyata ada anak SMA yang juga sedang main.
“kak kita tanding yuk, anggap saja latihan,” kata Adelia.
“Boleh, dan yang kalah harus traktir di kantin,” usul mereka.
“baiklah,ayo kita tanding, dan tim SMP semangat,” kata Adelia.
Gabriel dan Daniel baru saja keluar dari ruang perpustakaan, mereka pun ikut melihat pertandingan voli itu.
Daniel melihat ada yang salah karena wasit seperti memihak tim SMA.
“Gabriel, tim Adelia akan kalah, kau lihat bahkan wasit itu memihak anak SMA,” kata Daniel.
“Ya kau benar, ini pertandingan tak adil dari awal,” jawab Gabriel.
Gabriel pun meniup peluit dan menghentikan pertandingan itu.
“hei Gabriel kenapa kau hentikan pertandingan ini, kami hampir menang,” kata Sheila.
“hei pertandingan ini tak adil, lagi pula wasit memihak kalian, bener gak Joni?” tanya Gabriel.
Sedang Joni hanya tersenyum sambil menampilkan wajah bodohnya.
“Kalau begitu, siapa yang jadi wasit, jika kamu pasti akan memihak tim adikmu,” kata Sheila.
“biar aku yang jadi wasit, lagi pula aku tak tau dan mengenal kalian,” kata Daniel.
Akhirnya pertandingan berlanjut, Daniel begitu adil memimpin pertandingan.
Ternyata tim Adelia menang, sedang tim Sheila kalah, Sheila memberikan uang dua ratus ribu pada Adelia.
Kemudian Adelia pun bersama timnya menuju ke kantin, sedang Sheila mendekati Daniel.
“Boleh tau namanya siapa?” tanya Sheila.
“Aku Daniel, salam kenal,” kata Daniel datar.
“Baiklah permisi aku ingin ke kelas, mari,” kata Daniel meninggalkan semuanya.
“Hilangkan pikiran mu untuk mendapatkan Daniel, karena dia tak tertarik padamu,” jawab Gabriel.
“sibuk lu, udah urusin tuh begajulan sekolah, kayaknya mereka sedang merokok di belakang sekolah,” kata Erna.
“Baiklah nanti aku cek, ingat Sheila jangan ganggu Daniel,” kata Gabriel.
“Iya iya, aku tau, pergi sana,” kata Sheila mengusir Gabriel.
Daniel ternyata sudah menaruh hati pada Adelia saat pertama melihat gadis itu.
“tidak boleh Daniel, ingat dendam mu, ini semua bisa merusak rencanamu,” batin Daniel berontak.
Daniel harus fokus sekolah dan menyelesaikan sekolahnya, agar bisa cepat melaksanakan pembalasannya.
Akhirnya para guru sepakat memulangkan mereka, Daniel akan tidur di rumah tamu milik keluarga Utomo.
Sesuai permintaan Gabriel agar Daniel dekat saat ke sekolah, dan Daniel juga menyetujui usul Gabriel.
Setiap malam Daniel akan berlatih beban untuk menjaga tubuhnya, Daniel melakukan ini semua untuk menuntut balas pada para penjahat.
Daniel tak akan melepas kan satu pun musuhnya, Daniel bahkan sangat berbahaya di banding ayah nya dulu.
Sedang di sebuah kamar seorang gadis sedang memikirkan pria yang telah mencuri hatinya.
Ya Adelia tengah memikirkan tentang Daniel, yang menurutnya berbeda dengan pria-pria yang pernah ia kenal.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!