Maria Calista Ewart. Atau yang lebih sering dikenal dengan Nama Maria Calista, Karena Maria bisa dikatakan tidak pernah menggunakan nama belakang Keluarganya. Sebab Maria sendiri tidak ingin dikenal orang orang hanya karena nama besar keluarganya yaitu Ewart.
Maria anak kedua dari pasangan Henry Ewart dan Helda Ewart. Pengusaha besar asal Jerman yang sudah menetap di Indonesia tepatnya Di Kota Surabaya, sejak 10 tahun yang lalu.
Maria mempunyai Seorang Kakak laki laki yang berusia 4 tahun lebih tua darinya, Bernama Mike Ewart. Mike juga lah yang saat ini menjadi penerus dari Perusahaan milik keluarganya.
Berasal dari keluarga terpandang, dengan kehidupan yang dibilang lebih dari kata Cukup. Tak membuat Maria menjadi Sombong atas semua yang dimilikinya. Maria merupakan Gadis cantik yang Mandiri, dan tidak bergantung pada nama besar Keluarganya. Terbukti dari karir yang bisa dibilang sukses diusia mudanya.
Maria mempunyai Butik yang cukup terkenal terutama bagi kalangan menengah atas.
Usaha yang ia dirikan sejak berusia 18 Tahun, dimana Awal perjalanannya menginjakkan kaki di Ibu Kota Jakarta.
Diusianya yang tinggal menghitung hari genap 25 Tahun Ini. MC Butik sudah memiliki beberapa cabang di kota besar lainnya, Keberhasilan Maria tersebut menjadi bukti dari kemandirian nya berdiri tanpa bayang bayang nama besar Ewart.
Sosok Cantik Maria yang mudah bergaul dan ramah kepada siapapun tersebut, tentu saja membuatnya mempunyai banyak teman. Seperti Jenny, Naura, Dewi dan masih banyak lainnya. Namun dari banyaknya Teman yang Maria miliki, Mungkin Dewi lah yang paling dekat dengan Maria. Karena Selain sebagai Sahabat, Dewi juga karyawan atau lebih tepatnya orang kepercayaan Maria dalam usaha Butiknya selama ini.
Sosok Cantik, Periang, Ramah dan Baik seperti Maria, mustahil jika dikatakan Tidak mempunyai pasangan. Maria mempunyai seorang kekasih yang amat sangat dicintainya. Yaitu Reyhan Gunawan.
.
.
.
.
Reyhan Gunawan. Reyhan adalah Pria tampan yang tentunya juga Mapan.
Reyhan Berusia 29 Tahun. Menjadi tampan dan Mapan tidak membuat Reyhan menjadi seperti bos besar pada Umumnya yang dingin, Arogant dan kejam. Contohnya saja seperti kedua sahabatnya Niko dan Sean yang juga merupakan pengusaha besar Negeri ini.
Reyhan adalah Pribadi yang lembut dan juga ramah. Mungkin itu juga yang membuat Reyhan disukai oleh banyak wanita. Namun dari sekian banyaknya Wanita yang pernah Reyhan temui.
Hanya sosok Maria yang sudah menjadi kekasihnya hampir 5 Tahun inilah, yang bisa masuk dan menempati hatinya.
5 Tahun berpacaran. Jika Cinta, kenapa tidak menikah? Begitu pertanyaan sebagian orang yang mengetahui tentang hubungan mereka. Hal itu pula yang sebenarnya selalu menjadi pertanyaan Maria dihatinya. Jika benar Reyhan mencintainya, Lalu kenapa sampai saat ini tidak pernah sekalipun membahasa hubungan mereka menuju kearah yang lebih serius.
.
.
.
.
Faizan Rajesh, 29 Tahun. Pria tampan berdarah Pakistan ini bisa dibilang Merupakan salah satu Pria tampan Lainnya yang juga setara dengan Reyhan, Niko, Ataupun Sean yang wajahnya sering masuk dalam Kategori 100 Pria tampan di dunia.
Selain tampan, Faizan juga merupakan Pria muda terkaya yang mempunyai begitu banyak Bisnis dalam Industri pariwisata dalam Bidang Perhotelan, dan Lainnya. Yang tersebar hampir di berbagai Kota bahkan Negara. Itulah Bisnis yang digeluti Faizan dalam menambah pundi pundi Kekayaannya.
Faizan Rajesh Bisa dibilang juga Pria yang tidak tersentuh oleh Wanita. Karena seumur Hidupnya hanya Ibu dan Adiknya lah yang berani menyentuhnya..
Tidak ada penyebab Ataupun penyakit apapun atas sikapnya namun yang jelas hanya ibu dan adiknya lah yang diizinkan menyentuhnya.
Berani menyentuhnya sama saja artinya mencari masalah pada seorang Faizan Rajesh.
Faizan merupakan Anak pertama dari Dua bersaudara. Adiknya bernama Shakila Rajesh.
Mereka terlahir dari pasangan Aman Rajesh dan Aliza Rajesh.
Pria Yang terkenal dingin ini tidak mempunyai banyak teman. Mungkin bukan karena orang orang yang tidak ingin berteman dengannya, melainkan Faizan yang tidak ingin berteman dengan mereka. Hanya beberapa Orang saja yang dekat dengan Faizan salah satunya Ridwan. Sekretaris sekaligus asisten Pribadinya, Yang sudah bersamanya sejak 9 Tahun yang lalu.
Jangan tanyakan dimana Faizan tinggal. Karena Faizan tidak pernah menetap di manapun lebih dari satu minggu. Sebab ia akan selalu berpindah tempat memantau setiap usahanya.
Namun sesibuk apapun Faizan. 2 Bulan Sekali dia pasti akan pulang mengunjungi Keluarganya yang menetap Di Indonesia yaitu Jakarta.
Kepada Semua Readers. Author minta Tolong jangan Lupa berikan Like dalam setiap Bab yang kalian sudah baca.
Bantu juga dengan Vote, dan rate bintang nya. Masukan cerita Author dalam Favorit kalian Jika kalian menyukai cerita Author. Sekali lagi mohon Apresiasi dari Kalian agar Author semakin Semangat buat Nulis dan ngelanjutin Ceritanya.
mohon dukungannya, Terimakasih🙏🥰
Suara tangisan memenuhi kediaman Ewart.
Terlihat seorang wanita Cantik terisak menangis bersimpuh memeluk kaki seorang Pria paruh baya, yang juga tak dapat menahan tangis dan amarah yang memenuhi hatinya.
Sepasang Pria dan wanita muda lainnya, yang juga berada disana. Hanya bisa terdiam menatap drama kehidupan yang ada dihadapan mereka saat ini, tentunya dengan Air mata yang juga menetes membasahi wajah mereka.
Terlihat juga Seorang wanita paruh baya menangis tak kalah terisak, dari wanita yang masih setia bersimpuh dikaki Ayahnya.
"Ayah.... Tolong maafkan aku. Maafkan aku Yah, Aku mohon.... maafkan Aku!!" Ucap Maria Lirih disela isak tangisnya.
"Pergilah. Jangan menyebutku Ayah lagi. Aku bukan Ayahmu!" Jawab Sang Ayah, Henry Ewart. Berusaha melepaskan Kakinya dari Pelukan Maria.
"Tidak Ayah, Tolong jangan berkata seperti itu. Aku anak Ayah, Tolong ampuni Aku Yah..... Aku tidak bisa hidup tanpa kalian"
"Jika kau menganggapku Ayah mu. Harusnya kau mengatakan kepadaku sebelum memutuskan hal besar seperti ini. Aku benar benar kecewa padamu. Pergilah, Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi." Ucap Henry Lagi menelan kepedihan dihatinya dan dengan Kasar mengentakan Kakinya, hingga terlepas dari pelukan Maria. Lalu Pergi meninggalkan Maria yang masih Terisak menangis disana.
"Ayah.....Maafkan aku..." Pekik Maria dengan suara serak menatap Punggung Ayahnya yang semakin menjauh
"Ibu... Apa ibu juga akan Membuangku...?" Tanya Maria merangkak Menghampiri Ibunya yang masih menangis sesegukkan duduk diatas Sofa.
"Ibu... tolong bicaralah. Ibu.. maaf!" Ucap Maria lagi menenggelamkam kepalanya dilutut sang Ibu.
"Kenapa Mar, Kenapa kamu lakukan semua ini?" Tangis sang Ibu semakin pecah antara sedih, Marah, kecewa dan Iba menjadi satu pada Putri yang sangat disayanginya Tersebut.
"Maafkan Aku Bu.... Ampuni aku." Hanya Itulah yang dapat Maria katakan atas kekecewaan yang telah ia berikan pada Keluarganya.
"Jika kamu menganggap Aku Ibumu, Ayahmu dan Keluargamu. Harusnya kamu membicarakan semua ini terlebih dahulu Mar. Tidak melakukan hal besar seperti ini tanpa Izin ataupun memberitahukan kepada kami. Apa kamu sudah menganggap kami tiada di dunia ini?" Ucap Sang Ibu bertanya dengan nada tinggi.
Maria hanya bisa menangis dan terus menangis menerima luapan kekecewaan dari keluarganya. Ingin menyangkal namun semua benar adanya. Maria benar benar sudah melakukan Sesuatu yang membuat Keluarganya kecewa.
"Kamu memutuskan Berpindah keyakinan tanpa mengatakan atau berdiskusi kepada kami. Jika benar kami sudah tidak artinya bagimu. Maka Pergilah Mar, Kamipun tidak akan menganggapmu ada dikehidupan kami." Serkas Ibu Maria bangkit ingin pergi menyusul suaminya, namun dengan cepat Maria melingkarkan tangannya. Memeluk kaki sang Ibu persis seperti yang sebelumnya ia lakukan Pada Ayahnya sembari menggeleng gelengkan kepalanya.
"Tidak bu, Tidak. Bu.... Maafkan Aku Bu. Aku melakukan semua ini karena aku sangat Mencintai Reyhan. Aku ngin Menikah dan hidup bersamanya. Maaf karena aku melakukan semua ini tanpa persetujuan dari kalian, Aku takut kalian tidak akan menyetujui keputusanku kali ini. Tolong maafkan Aku Bu.... maaf...!!" Terang Maria mempererat pelukannya dikaki Helda Ibunya.
"Mar, Ibu dan Ayah tidak pernah mengekang Anak anak kami. Kami selalu mengizinkan Putra Putri kami memilih apapun yang ingin mereka Lakukan. Apa selama ini kami pernah melarangmu? Tidak Mar, Apapun yang kamu dan kakakmu inginkan Kami selalu menurutinya. Bahkan Kami menuruti kemauanmu untuk menetap di Jakarta.
Jika Kamu meminta Izin terlebih dahulu kepada kami, Kami tidak mungkin melarang keputusanmu. Kami tau Jika kalian sudah dewasa dan berhak memutuskan sendiri pilihan kalian. Tapi tidak dengan cara seperti ini Mar. Dengan caramu yang sama sekali tidak Meminta Izin, ataupun Memberitahu semua ini. Sama saja artinya kamu tidak mengganggap kami Ada. Itu menjadi kekecewaan besar bagi kami Mar. Kenapa kamu harus menyakiti kami seperti ini Nak? Kenapa?" Tangis Ibu semakin pecah menatap kecewa pada Putri kesayangan nya tersebut, hingga perlahan kesadarannya menghilang dan terjatuh tepat diatas sofa.
"Ibu....." Teriak Mike dan Miranda Istrinya yang sedari tadi hanya menjadi penonton. Mike dan Miranda dengan cepat menghampiri dan coba menyadarkan Ibunya yang Pingsan.
Mendengar suara teriakan Mike. Henry dengan cepat keluar dari ruang kerjanya dan berlari menghampiri Mike yang masih berusaha menyadarkan Ibunya.
Kesedihan semakin dirasakan Maria, saat Ayahnya melarang dirinya untuk mendekat ataupun melihat Ibunya.
Dengan besarnya rasa kecewa yang dirasakan Henry, membuatnya menyeret paksa Tubuh Putri yang selama ini tidak sedikitpun dibiarkannya terluka itu. Menyeret tubuh Putrinya untuk Keluar dari Kediaman Ewart.
Semua pelayan yang melihat hanya bisa terdiam menatap Iba pada Putri majikan nya tersebut. Ingin menolong tapi itu diluar kuasa mereka. Mereka juga tidak menyangka Jika Sosok Maria yang juga sangat mereka sayangi dapat memutuskan hal besar tanpa meminta persetujuan dari keluarganya. Jika saja Keluarga Ewart tidak mengetahui dari orang suruhan Mike, yang senantiasa melindungi Maria tanpa sepengetahuan Maria. Maka ntah sampai kapan Maria akan menyembunyikan fakta tentang dirinya yang sudah berpindah keyakinan tersebut.
"Ayah... Ampuni Aku Yah.. tolong ampuni Aku..." Pinta Maria tidak merasakan sakit sedikitpun atas tubuhnya yang terseret dilantai tersebut.
Setiap orang tua pasti akan merasa kecewa saat Anak yang mereka sayangi sepenuh hati. Membuat Kekecewaan yang begitu besar seperti yang saat ini dilakukan oleh Maria. Meskipun rasa sayang itu tidak mungkin menghilang dari hati mereka, namun tetap saja rasa kecewa yang besar bisa membuat Mereka melakukan hal hal yang terlihat kejam seperti saat ini. Ketahuilah disetiap ucapan dan tindakan kasar tersebut, Hati orang tuapun juga sangat terluka bahkan sangat sangat terluka hingga tak ada kata yang bisa mengungkapkan betapa hancur dan terlukanya hati dan perasaan mereka.
"Pergilah, Hiduplah dengan pilihanmu tersebut. Jangan pernah menampakan Wajahmu lagi dihadapan kami, jika kamu masih ingin Kami berada di Dunia ini." Ucap Henry mendorong tubuh Maria lalu menutup Pintu dengan sangat Kencang.
"Ingat, Jangan ada satupun dari Kalian yang mengizinkannya masuk kerumah Ini." Ucap Henry lantang.
Maafkan Kakak Mar, Kali ini Kakak tidak bisa membelamu. Percayalah apapun yang kau lakukan, kami semua akan selalu menyayangimu. Semoga kamu bahagia dengan pilihanmu Mar. Ucap Mike dalam hati menatap senduh pintu rumah yang tertutup lalu beralih menatap Ibunya yang masih tak sadarkan diri.
Aku tau Cinta akan membuat pengaruh besar seperti ini. Aku berharap Cintamu akan membawakan kebahagiaan untukmu Mar. Bersabarlah, mungkin Ibu dan Ayah dapat mengeluarkan kata kata kasar padamu. Namun percayalah tidak ada orang tua yang benar benar marah kepada anaknya. Sebesar apapun kesalahan anaknya, Mereka nanti Pasti akan memaafkan nya. Bersabarlah Mar, Dan semoga Kamu bahagia dengan Pilihanmu. Kami selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Batin Miranda Kakak Ipar Maria.
.
.
.
Selalu Author ingatkan Berikan Like kalian pada setiap Bab yang sudah kalian Baca, sebagai bentuk Apresiasi kalian atas karya Author. Jika berkenan berikan juga Vote nya. Kritik dan saran dari kalian juga dibutuhkan agar cerita ini semakin menarik.
Mohon selalu dukungan kalian. Terimakasih🙏☺️
Maria masih menangis menatap Pintu rumah yang yang sudah tertutup. Pintu Yang mungkin tertutup selamanya untuk Dirinya.
Berbagai kenangan terlintas dikepalanya, membuat Maria tersenyum meskipun air mata terus mengalir membasahi Pipinya.
Kebahagian Masa masa bersama Keluarganya masih teringat jelas dikepala nya. Sekalipun tak pernah Maria mendapatkan bentakan apalagi amarah dari Keluarganya. Ini merupakan kali pertamanya Maria mendapat Amarah Bukan hanya dari seorang, tapi dari seluruh keluarganya. Maria Sadar, Kemarahan Orang Tuanya Bukan pasal Maria yang memilih keyakinannya. Tapi kemarahan terbesar Keluarganya adalah saat Maria melakukan sesuatu Hal tanpa melibatkan Keluarganya seolah Mereka tidak ada.
Maria bangkit perlahan berdiri didepan Pintu rumah dan membungkukkan sedikit tubuhnya, sebagai bentuk penghormatan untuk Keluarganya.
"Aku pergi... semoga kalian selalu bahagia. Maafkan Aku." Ucap Maria pelan tersenyum menatap Pintu rumahnya, sebelum berbalik dan melangkah pelan meninggalkan Kediaman Ewart dengan membawa kesedihan bersamanya.
Brukk.....
Seorang Pria paruh baya yang sedari tadi mengintip dibalik gorden Jendela kamarnya, Jatuh terduduk lemas dilantai saat melihat dengan matanya sendiri. Putri kesayangannya, Putri yang selalu dijaganya dengan segenap jiwa dan Raga. Putri yang tidak sekalipun dibiarkannya menangis apalagi terluka, Pergi dari Kediamannya. Tempat perlindungannya karena Dia sendiri yang mengusir Putri kesayangannya tersebut.
Hancur, Bukan hanya Maria atau Istri dan Putranya yang sedih. Henry pun jauh lebih sedih dan kecewa saat ini. Henry sosok ayah yang begitu dekat pada Putrinya itu benar benar merasa hancur dan kecewa pada Maria.
"Maria...." Suara Helda terdengar pelan. Nama Maria terucap saat kesadarannya kembali.
Melihat di bawah Jendela Suaminya terduduk lemas memeluk lutut menangis. Membuat Helda tak bisa menahan laju air matanya yang mengalir deras bak anak sungai diwajahnya.
Helda sadar betul akan hal yang sudah menimpa keluarganya.
Dengan fisik yang masih lemah. Helda berusaha bangkit dan turun dari ranjang, Namun baru akan melangkah, Tubuh lemasnya kembali terjatuh dilantai.
Menangis dan menangis hanya itulah yang dapat dilakukan keduanya. Henry dengan cepat menghampiri Istrinya dan menangis dalam pelukan Istrinya. Helda dapat merasakan betapa Suaminya merasakan kesedihan yang lebih besar darinya. Keduanya menangis memikirkan Putri kesayangan mereka.
"Biarkan Bu, Biarkan dia hidup dengan pilihannya. Biarkan dia belajar atas kesalahannya. Ayah sangat kecewa padanya..." Ucap Henry lirih disela isak tangisnya.
"Ayah.... Apa ayah tidak menyayangi Putriku?" Tanya Helda pelan membelai lembut rambut Suaminya.
"Ayah kecewa padanya, Ayah sangat kecewa padanya....." ucap Henry lagi mempererat pelukannya.
"Baiklah.... Yah. Ibu juga kecewa padanya." Jawab Helda lagi lebih lembut agar Amarah Suaminya redup.
Nak, Dimanapun kamu berada. Ibu dan Ayah akan selalu mendoakanmu, Hiduplah dengan baik nak. Ibu janji akan membuat Ayahmu melupakan semua kekecewaannya padamu. Hiduplah dengan baik, Putriku. Kami sangat menyayangimu... Batin Helda yang juga masih menangis membelai rambut Suaminya.
.
.
.
.
Langit seakan turut merasakan Kesedihan yang dialami Maria. Rintik Hujan mulai turun membasahi Bumi.
Maria masih terus membawa langkah Gontai Nya Menapaki Aspal. Yang Ia sendiri tidak tau kemana Arah Kakinya melangkah, Bersamaan dengan derasnya Rintik Hujan yang mengalir bersama Air matanya.
Matahari mulai tenggelam. Namun Maria masih terus membiarkan Air Hujan yang membasahi Tubuhnya. Langkahnya membawa Maria tiba disebuah taman Yang terlihat sepi. Sepi pengunjung karena tidak akan ada Orang yang melakukan tindakan yang sama seperti dirinya yang membiarkan air Hujan membasahinya.
Maria berdiri di tengah tengah taman mendongakan kepalanya, menatap Langit yang mulai menghitam saat Matahari benar benar sudah tenggelam.
"Tuhan... aku tidak pernah menyesal karena sudah menjadi pengikutmu. Meskipun Niat awal ku karena Reyhan. Namun disatu sisi aku juga menyukai Ajaranmu, Aku juga mengagumi keagunganmu. Bukakanlah Pintu Maaf dari keluargaku Tuhan. Aku Siap jika mungkin ini memang hukuman dari mereka atas kekecewaan yang sudah aku berikan. Aku akan rela menerimanya, Tapi aku mohon Tuhan. Tolong lindungi dan bahagiakan selalu keluargaku, Lindungilah selalu mereka. Aku sangat menyayangi mereka."
"Ayah... Ibu.. Kakak...!! Maafkan aku..." Ucap Maria lagi memejamkan matanya membiarkan air hujan menghapus jejak air mata diwajahnya.
.
.
.
Seorang Pria tampan dengan sorot mata tajam berada didalam Sebuah Mobil mewah, yang melintasi jalan tersebut. Hanya bisa menggelengkan kepalanya, saat maniknya melihat seorang Wanita Yang bertingkah Bodoh mengundang penyakit untuk Dirinya sendiri.
"Cantik.... Tapi sayangnya Bodoh." Gumam Pria tersebut pelan namun dapat terdengar jelas ditelinga Supir yang mengemudikan Mobil tersebut.
Cantik. Siapa yang dikatakan Cantik Oleh Tuan. Sembilan tahun bersamanya baru kali ini aku mendengar ia menyebutkan kata Cantik selain pada Ibu dan adiknya. Batin sang supir Penasaran namun tetap Diam dan Fokus mengemudikan Mobilnya membelah jalanan Kota Surabaya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!