Hujan turun diatas Kekaisaran Wei di malam hari. Gemuruh petir tak menghiraukan para pelaian dan kasim berlarian kesana kemari. Mereka terus melakukan aktivitas mereka dengan tergesa-gesa.
"Kaisar Wei, Xu Kong memasuki pavilium permaisuri"
Seorang Kasim berteriak dengan lantang ketika melihat Kaisar berjalan menuju Pavilium Permaisurinya, Jialin. Kasim dan beberapa pelaian yang ada disekitarnya membungkukkan badan mereka ketika Kaisar tiba di depan pintu Pavilium istrinya.
"Bagaimana keadaan istri dan anakku, apa mereka berdua selamat?"
"Ampun Yang Mulia, belum ada tanda-tanda dari dalam kamar yang mengatakan jika Pemaisuri telah melahirkan"
Kasim menjawab pertanyaan Kaisar, tetapi dari jawaban Kasim tersebut membuat Kaisar menjadi khawatir.
"Oee....Oeee......."
Teriakan tangisan bayi dari dalam kamar Pemaisuri membuat ketegangan semua orang menjadi sebuah kebahagian.
Kaisar segera memasuki kamar istrinya dan dia sangat terkejut dengan pemandangan dihadapannya.
"Ada apa ini sebenarnya?"
Semua orang terdiam sambil menundukan kepala tidak ada yang berani untuk menjawab. Pemandangan yang ada di hadapannya sungguh tak manusiawi. Tiga pelaian yang membantu Permaisuri untuk bersalin terkapar di lantai tanpa nyawa dengan keadaan mereka yang sangat mengenaskan, darah keluar dari hidung, mata, telinga dan mulut mereka.
"Istriku, kau tidak apa-apa?"
Keadaan Pemaisuri tidak kalah mengenaskan dari ketiga Pelaian tersebut.
Tubuh Jialin kurus seakan hanya ada tulangnya saja, ditambah tubuhnya yang perlahan-lahan berubah menjadi warna biru.
"Istriku bangun, apa yang terjadi denganmu sebenarnya?"
"IBUUUU"
Bukan hanya Kaisar yang sangat terpukul atas kejadian ini, tetapi para pangeran juga sangat terpukul ketika melihat keadaan ibunya. Ketiga pangeran itu tak henti-henti menangis ketika melihat keadaan ibunya.
Jialin dan ketiga pelaian dinyatakan meninggal dunia, tetapi tidak dengan bayi yang telah lahir ini.
"Kasim selidiki sebenarnya apa yang telah terjadi"
Para Kasim segera meninggalkan tempat mereka berdiri, Kaisar merenungkan sebenarnya apa yang telah terjadi kepada istrinya, apakah ada penyusup yang masuk ke dalam Kekaisaran Wei.
"Maaf Tuanku, Nubi membawa putri anda kehadapan Tuan"
(Nubi \= Pelaian wanita)
Kaisar menerima putrinya dalam gendongannya dan berseru.
"Aku beri nama Xu Lian"
Para pelaian hanya menjawabnya dengan anggukan kepala tanpa mengangkat kepala mereka. Kaisar memperhatikan bayinya, dan terfokuskan dengan satu titik.
Ini, kenapa bisa? kenapa tanda ini ada ditubuhnya? bukannya hanya Jialin yang memiliki tanda ini, sebenarnya apa yang telah terjadi. Siapa bayi ini sebenarnya?, tanya Kaisar dalam hati.
Para Kasim memasuki ruangan Kaisar dengan seseorang dibelakangnya.
"Kami menghadap yang mulia"
Para Kasim membungkukan badannya di hadapan Kaisar begitu juga dengan orang yang dibawa mereka. Kaisar menyerahkan bayi Xu Lian ke tangan Pelaian semula. Pelaian itupun membungkukkan tubuhnya dan segera meninggalkan ruangan tersebut.
"Apa kalian mendapatkan hasil?"
"Maaf yang mulia, kami sudah memeriksa sekeliling istana tetapi kami tidak melihat tanda-tanda ada penyusup yang masuk, tetapi kami bertemu dengan seorang pendeta yang berada diluar gerbang istana, dia mengaku jika dia mengetahui hal apa yang sedang terjadi"
Kasim itu menjelaskannya dengan secara rinci kepada Kaisar, Kaisar mengerutkan keningnya ketika ia melihat pendeta yang dimaksud oleh Kasimnya dari atas sampai bawah. Kaisar berpikir adakah pendeta yang berpakaian seperti seorang pengemis.
"Yang Mulia, biar saya memperkenalkan diri, nama saya Tao Mingrui dari Sekte Lembah awan."
"Baiklah, sebenarnya apa yang kamu ketahui tentang masalah yang sedang saya hadapi?"
"Yang Mulia, sebenarnya saya sudah mendapat ramalan ini sejak 10 tahun lalu."
"Ramalan?"
"Ia yang Mulia, isi ramalan itu ialah akan lahir seorang putri dengan sebuah kutukan yang mengalir dalam darahnya, dan saya melihat ciri-ciri kutukan tersebut ada pada putri anda."
"Omong kosong apa sebenarnya yang sedang kau bicarakan?"
"Ini bukan omong kosong Yang Mulia, kau tahu jika kematian istrimu adalah disebabkan oleh bayi itu sendiri."
Kaisar terdiam, dia merenungkan perkataan Pendeta tersebut, Kaisar mengingat dengan tanda yang ada di tubuh putrinya.
***
Beberapa tahun kemudian...
Kaisar Xu Kong, menikahi putri dari Jendral Kekaisarannya, Huanran. Ketiga putranya tumbuh dengan pesat begitu juga tingkatan beladiri mereka. Kehidupan Kekaisaran kembali normal setelah kejadian beberapa tahun lalu yang membuat Kaisar sangat terpuruk atas kematian istri tercintanya. Para pangeranpun sudah bisa menerima kematian ibunya. Tetapi, tidak dengan Xu Lian kehidupannya sangat buruk bahkan lebih buruk dari seorang pelaian. Xu Lian di juluki sebagai Gadis Kutukan, dia tidak pernah dihormati oleh semua orang walaupun statusnya sebagai anak dari Kaisar. Bahkan ayah dan saudara-saudaranya selalu menghindar jika bertemu atau berpapasan dengannya. Bahkan Xu Lian sering mendapat hinaan dari seorang pelaian. Bukan hanya karena kutukan itu, Xu Lian selalu diinjak-injak tetapi juga karena dia tidak memiliki tenaga dalam dan tulang manusia biasa. Tetapi dia juga memiliki seorang pelaian setia yang sudah dia anggap sebagai sahabatnya sendiri, yaitu Jingmi.
Xu Lian tinggal di Paviliumnya yaitu Pavilium Mawar Biru. Dia sangat suka menghabiskan waktunya dengan membaca buku.
"Sebenarnya kutukan apa yang ada didalam tubuhku?, aku harus bisa memecahkan kutukan ini."
Kehidupan pendekar tak seindah dengan sebuah film, karena dunia pendekar menggunakan hukum rimba. Siapa yang kuat dia yang menguasai dan siapa yang lemah dia yang terinjak.
Semua orang berusaha untuk menjadi pendekar paling hebat, walaupun nyawa sebagai taruhannya. Tingkatan pendekar dapat dilihat dari jenis tulangnya, tingkatan pertama ialah Pendekar Tulang Perak, dan selanjutnya Pendekar Tulang Elang Perak, Pendekar Tulang Beruang Es, Pendekar Tulang Serigala Besi dan Pendekar Tulang Singa api; Lalu tingkatan tertinggi yaitu Pendekar Tulang Naga Langit. Banyak Pendekar yang mati hanya karena meningkatkan tulangnya ke tingkatan pendekar tulang naga langit, karena itu sangat jarang seorang pendekar yang mencapai tingkatan tulang naga langit.
***
Langit yang gelap dengan hiasan malam, tak menghiraukan seseorang yang berpindah tempat dari pohon satu ke pohon lainnya. Dia berhenti didepan sebuah bangunan mewah, tepatnya sebuah istana.
"Nubi menghadap Jendral, Nubi membawakan makan malam untuk tuan."
Seorang pelaian memberikan makanan kepada Jendral Kekaisaran Wei, Wang Zeming.
"Sekarang kau bisa tinggalkan ruanganku."
Para pelaian pun meninggalkan kamar Jendral Wang.
"Kenapa kau bersembunyi dibalik tirai itu?"
Seseorang keluar dari balik tirai kamar Jendral Wang. Seseorang itu orang yang berlari diluar istana tadi.
"Rupanya kau bisa merasakan keberadaanku ya"
"Jangan pernah meremehkanku, kau ada perlu apa menemuiku?"
"Hmm, Jendral Wang jangan terburu-buru, seharusnya kau mengajakku merayakan keberhasilanmu sampai saat ini"
Pandangan Jendral Wang menjadi tajam dan raut wajah letidaksukaannya pun ia tunjukan kepada pria paruh baya dengan jubah berwarna ungu dihadapannya.
"Kau jangan pernah mengurusi urusanku"
"Ha,,ha,, bagaimana aku tidak ikut campur tentang urusanmu jika itu adalah sebuah berlian yang sangat berharga mungkin lebih dari itu."
"Bagaimana pun kau tidak akan bisa memilikinya."
"Kita lihat saja ha,,ha,,"
Pria paruh baya itu melompat keluar jendela dengan kecepatan yang sulit di tangkap panca indra.
"Sial." Jendral Wang memukul meja dihadapannya hingga hancur berkeping-keping.
"Bagaimanapun gadis itu harus menjadi milikku".
***
Halaman istana kekaisaran wei menjadi ramai, banyak para pelaian yang menghentikan kegiatan mereka dan menonton para pangeran yang sedang berlatih.
Xu Yong pangeran pertama dari kekaisaran wei, dia termasuk anak yang jenius karena dia sudah berada pada tingkatan Pendekar Tulang Serigala Besi sebelum berumur 20 tahun. Dan pangeran kedua Xu li, juga termasuk anak yang jenius dia mencapai tingkatan Pendekar Tulang Beruang Es pada usia 17 tahun yang mungkin sangat jarang ditemui di kekaisaran seseorang yang mencapai tingkatan tulang beruang es diusia semuda itu.
Xu Yong mengangkat kembali pedangnya dan langsung menyerang Xu Li, Xu Li tak ikut diam ketika dia berada pada keadaan harus bertahan. Xu Li juga memainkan pedangnya dengan akurat dan tak kalah cepat dari Xu Yong.
Xu Jiao yang melihat kakak-kakak tiri nya yang sedang berlatih dikejauhan, ia melihatnya dengan takjub. Xu Jiao sendiri berada pada tingkatan tulang elang perak, walaupun ia berada pada tingkatan ketiga tetapi itu cukup hebat untuk seorang tuan putri yang tidak mengenal dunia pendekar.
"Rupanya kau meningkat dengan cepat ya "
Ujar Xu Yong ketika ia sudah mengambil jarak beberapa meter setelah bertukar puluhan jurus dengan Xu Li.
"Aku akan selalu berlatih untuk meningkatkan tulangku, seperti kakak pertama"
"Ha,,ha,, baiklah jangan terlalu memujiku, teruslah berlatih dan tingkatkan kekuatanmu"
Tiba-tiba semuanya terdiam ketika seorang gadis memasuki halaman istana dengan wajah tersenyum seakan ia lupa dengan kepidahannya.
Xu Lian yang sedang menyiram bunga-bunga mawar yang telah ia tanam di area Paviliumnya mendengar suara bising dari kejauhan, ia bisa mendengar suara pedang yang saling beradu. Xu Lian pun tertarik untuk melihatnya, dia pun berjalan ketempat suara bising itu.
Xu Lian bisa melihat dari kejauhan kedua kakaknya sedang berlatih. Dia pun terus berjalan untuk melihatnya dari dekat. Semua orang yang melihat kehadiran Xu Lian terdiam begitu juga dengan para pangeran yang menghentikan latihannya. Xu Lian yang menyadari suasana disekitarnya menghentikan langkahnya. Semua tatapan mata menuju kearah Xu Lian, Xu Lian tidak tahu dia harus berbuat apa atau pergi dari tempat dia berdiri, dia hanya bisa menundukan kepalanya.
"Lihatlah gadis tak berguna ini, berani sekalih dia datang kemari" ucap Xu Jiao.
"Sudahlah Meimei"
"Sebaiknya latihan ini kita hentikan sampai disini saja" ucap Xu Yong lalu meninggalkan tempat ia berdiri dan diikuti seluruh orang yang ada disana, kecuali Xu Lian.
"Kenapa semua orang selalu menghindariku, apa salahnya dengan diriku?" pikir Xu Lian.
"Hei kau tak apa?" Xu Lian sadar dari lamunannya setelah seseorang menegurnya. Orang itu tak lain Jendral Wang.
"Oh Jendral Wang" ucap Xu Lian setelah menyadari kehadiran Jendral Wang.
"Sudah ku bilang jangan panggil diriku dengan pangkatku, panggil saja aku paman" Xu Lian merasa bersyukur karena dikerajaan ini masih ada yang menyayanginya selain Jingmi.
"Aku....hmmm..." Xu Lian terlihat berpikir saat ingin bertanya kepada Jendral Wang.
"Ada apa Lian, apa yang ingin kau katakan?"
"Hmm paman apakah aku boleh belajar beladiri?" sebenarnya sejak dulu Xu Lian ingin sekalih belajar beladiri, tapi baru sekarang ia berani mengatakan keinginannya kepada Jendral Wang.
"Beladiri?" Xu Lian hanya menganggukan kepala atas jawaban dari pertanyaan Jendral Wang.
"Baiklah aku akan mengajarimu beladiri, tapi kita tidak bisa belajar beladiri sekarang karena aku harus keluar istana untuk sebuah misi" ucap Jendral Wang.
"Baiklah tidak apa-apa"
Xu Lian sangat bahagia sekarang, dia ingin belajar beladiri dengan sungguh-sungguh supaya dia bisa menjadi kuat. Xu Lian ingin menjadi kuat bukan untuk balas dendam kepada semua orang yang telah mengasingkannya, tetapi untuk melindungi semua orang yang dia sayangi.
***
Dunia ini dibagi atas 12 Dinasti, 29 Kerajaan baik kerajaan besar ataupun kecil, puluhan sekte besar dan kecil, Ratusan kota-kota dan pedesaan yang tersebar luas didaerah kerajaan-kerajaan.
Semua masyarakat percaya dengan hukum angka prima, baik dari aliran putih, aliran hitam maupun dari aliran sihir. Mereka percaya jika menggunakan angka prima akan membawakan keberuntungan bagi mereka, contohnya dinasti yang berjumlah 12. Tapi mengapa kerajaan berjumlah 29, yang menyatakan angka ganjil?
30 tahun yang lalu kerajaan berjumlah 30, tetapi karena insiden penghancuran tanah es jumlah kerajaan menjadi 29. Penghancuran tanah es yaitu pembantaian kerajaan Shangri-La yang berada diwilayah bagian sebelah timur. Kerajaan ini dipercaya menggunakan aliran gabungan antara aliran putih dan hitam, oleh karena itu kerajaan ini melanggar hukum Dewa. Oleh sebab itu, kerajaan ini dihancurkan oleh kerajaan lain, baik dari aliran putih ataupun aliran hitam.
Dunia pendekar dibagi menjadi 3 aliran, yaitu yang pertama aliran Putih yaitu aliran yang menganut hukum beladiri atas nama Dewa, biasanya orang yang menganut aliran ini adalah orang-orang yang berada diwilayah kerajaan dan perkotaan ataupun sekte-sekte yang diluar dari wilayah kerajaan. Lalu yang kedua yaitu aliran Hitam yaitu aliran yang menggunakan kekuatan para iblis sebagai sumber kekuatan beladiri mereka, biasanya keberadaan mereka jarang diketahui karena aliran ini sangat tertutup. Dan yang terakhir yaitu aliran Merah yaitu aliran yang semua anggotanya menggunakan kekuatan ilmu sihir, biasanya mereka tinggal didaerah perbukitan yang jarang didiami oleh orang-orang awam.
Selain itu ada sebuah suku yang tak termasuk kedalam tiga aliran tersebut, yaitu suku Drawf yang semua anggotanya memiliki tinggi tubuh satu meteran dan senjata yang yang mereka gunakan adalah sebuah kapak genggam dengan batu inti monster. Suku ini tidak pernah tinggal di satu tempat, mereka selalu berpindah tempat untuk bertahan hidup.
Dunia Pendekar dikejutkan dengan keberadaan Kerajaan yang menganut aliran hitam, yaitu Kerajaan Beiping yang termasuk kedalam 3 kerajaan terkuat. Hal ini menyebabkan perang antar kerajaan.
Kerajaan Allepo yang pertama mengetahui hal tersebut mencoba untuk menyerang Kerajaan Beiping, tetapi Kerajaan Allepo kalah jumlah dan kekuatan. Oleh karena itu semua kerajaan yang beraliran putih mengadakan pertemuan untuk membahas permasalahan ini.
Kerajaan Beiping berada diwilayah bagian barat dari pantai, kerajaan ini berada diwilayah hutan terlarang. Kerajaan ini dipimpin oleh raja yang bernama Zhang Yuwen. Zhang Yuwen sangat berambisi untuk menguasai dunia, karena itu ia mulai melakukan perjanjian iblis. Perjanjian iblis yaitu sebuah perjanjian yang dilakukan oleh Raja Iblis dan manusia. Dalam perjanjian ini seseorang dapat meminta apapun kepada Raja Iblis baik dalam bentuk kekuatan ataupun kekayaan. Tetapi seseorang yang telah mendapatkan yang dia inginkan dari Raja Iblis mereka harus siap menjadi budak Iblis tersebut. Cara Raja Iblis sama seperti Zhuge Liang yang membiarkan perahunya dihujani anak panah dari pasukan Cao Cao untuk mengumpulkan anak panah itu.
(Zhuge Liang adalah ahli strategi dari Zaman Tiongkok Kuno, salah satu strateginya yang sangat terkenal yaitu ia membiarkan perahunya dihujani anak panah musuh untuk mengumpulkan anak panah itu).
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!