NovelToon NovelToon

Kelahiran Kembali Kultivator Abadi

Chapter 01 : Terlahir Kembali

SMA 1. Kota Chengdu, Ibukota dari Provinsi Sichuan.

SMA 1 adalah salah satu SMA favorit yang ada di Kota Chengdu, dengan beberapa anak konglomerat maupun Tuan Muda dari Keluarga besar lainnya bersekolah, dan siswa-siswa berprestasi lainnya.

Di salah satu ruangan kelas yang ada di SMA 1 tengah melaksanakan kegiatan belajar mengajar, suasana di dalam kelas sedikit bising karena gerakan tangan para siswa menulis catatan.

Seorang pemuda setinggi 165 centimeter, tampan dengan wajah halus sedikit kusam karena bekas luka, dan potongan rambut pendek tiba-tiba menyentakkan kepalanya berdiri ketika dia bangun dari mimpi buruk. "Sialan! Apakah aku tidak bisa menjadi Dewa hanya karena memiliki suatu penyesalan!" teriaknya keras di dalam kelas, mengejutkan semua siswa yang tengah mengamati papan tulis.

Sontak suasana kelas menjadi hening dan seluruh perhatian tertuju pada pemuda itu, hingga beberapa detik kemudian gelak tawa terdengar memenuhi seluruh ruang kelas.

"Hahaha! Apakah Mo Lian menjadi gila setelah dia tidak lagi menjadi kapten dari tim basket ..." ucap salah satu dari para siswa.

"Apa kalian tadi mendengarnya, dia mengatakan Dewa. Mo Lian, Mo Lian, apakah kau bermimpi menjadi protagonis disuatu Novel Kultivator? Hahaha, ini adalah dunia nyata ..."

"Cukup dengan kakimu saja yang sakit. Jangan otakmu lagi yang bermasalah, bukan hanya dikeluarkan dari tim basket. Tapi juga diputuskan oleh Xia Fei ..."

Wajah Mo Lian mengeras dengan kerutan di dahi saat melihat sekitar. Ia telah pergi selama lebih dari 1000 tahun dan kembali, namun tidak ada yang mengetahui apa yang telah dilaluinya selama ini selain dirinya sendiri.

Mo Lian melihat kalender di dinding sebelah papan tulis, "30 Maret 2020? Tahun terakhir sekolah menengah atas dan beberapa minggu sebelum peristiwa pembunuhan yang menimpa adikku!"

"Kenapa aku disini? Seingatku Aku tengah bertarung melawan Prajurit Surgawi dari Surga!"

"Mungkinkah aku terlahir kembali ke dunia fana lagi!" Ketidakpercayaan terlihat di mata Mo Lian saat ia berpikir seorang diri.

"Bagaimana aku, Mo Xianjun tidak diterima oleh Dao untuk menyebrang ke Alam Selestial dan menjadi Dewa hanya karena suatu penyesalan yang tertinggal!"

"Mo Lian! Apa yang kau gumamkan? Keluar dari kelasku sekarang!"

Terdengar teriakan kesal yang berasal dari depan kelas, bisa terlihat pria dewasa menunjuk jarinya pada Mo Lian dengan pandangan merendahkan.

Mo Lian sendiri yang diusir dari kelas hanya mengangguk kecil dan dengan senang hati keluar dari dalam kelas, berjalan terpincang-pincang karena kakinya yang terluka parah akibat mengalami kecelakaan beberapa bulan lalu.

Gelak tawa terdengar kembali memenuhi ruang kelas saat mereka semua melihat Mo Lian berjalan. Tidak sedikit pula dari mereka yang berbuat usil dengan mengulurkan kakinya untuk membuat Mo Lian tersandung.

Tapi Mo Lian melihatnya dan menghindar tanpa harus membuat keributan. Saat ini yang terpenting adalah menyembuhkan kakinya yang cacat, barulah ia dapat membalas semua hinaan yang ditujukan padanya.

Dan tidak lupa pula untuk membalas dendam terhadap salah satu dari keempat Tuan Muda Kota Chengdu, yang membuat adik perempuannya harus meregang nyawa. Serta membahagiakan orangtuanya yang hanya tersisa ibu seorang, sedangkan untuk ayahnya. Dia telah menghilang sejak lama saat menjalankan tugas kemiliteran di perbatasan negara.

***

Bukit Belakang Sekolah

Mo Lian duduk bawah pohon rindang yang tertanam di samping Danau Teratai. Di sebut Danau Teratai karena memang dipenuhi oleh tumbuhan Bunga Teratai, ia memejamkan matanya sejenak. "Aura di Bumi sangatlah tipis, bahkan hampir tidak ada. Tapi untungnya di Danau Teratai ini memiliki cukup aura, yang dapat membuatku membangun Fondasi."

Mo Lian kembali memejamkan matanya, merefleksikan ingatan terakhirnya saat berada di Galaxy Pusat yang tengah mengalami Kesengsaraan Terakhir. Saat itu ia berhasil melewatinya dan menang melawan Prajurit Surgawi, tapi sangat disayangkan Surga menolaknya naik untuk menjadi Dewa karena ia memiliki penyesalan besar di dalam hatinya.

Penyesalan terbesarnya adalah menyaksikan adik perempuannya mati didepan matanya, tidak dapat membalaskan dendam terhadap Keluarga Tang yang membuat ibu menderita dikehidupan sebelumnya, dan yang terakhir adalah membiarkan ibunya mati tanpa sempat melihat suaminya untuk yang terakhir kali.

Mo Lian lahir dari keluarga kecil di Kota Hanzhong, salah satu Kota yang ada di Provinsi Shaanxi, sekaligus Kota yang berbatasan dengan Provinsi Sichuan. Ayahnya, Mo Qian berasal dari Keluarga Militer yang ada di Kota Chongqing, salah satu Kota yang dikelola langsung oleh Pemerintah Pusat.

Disisi lain, ibunya berasal dari Keluarga Su yang terpandang di Kota Xianyang, salah satu Kota yang ada di Provinsi Shaanxi.

Keduanya bertemu di kampus, dan mereka dengan cepat jatuh cinta. Meski mendapatkan penolakan dari dua belah pihak Keluarga, hal itu dikarenakan menurut masyarakat umum, pernikahan yang dilandasi oleh cinta tidak akan dapat membuat kehidupan berumah tangga menjadi lebih baik tanpa adanya uang, maupun perjodohan dari kedua Keluarga.

Tapi meski begitu mereka berdua tetap berusaha meyakinkan kedua Keluarga, hingga akhirnya dapat menikah dan memiliki seorang putra bernama Mo Lian serta putri dengan nama Mo Fefei.

Kehidupan keluarga berjalan baik. Patriak dari kedua Keluarga juga menyambangi keluarga mereka dan memberikan hadiah saat Mo Lian lahir. Namun saat Mo Qian menghilang, perhatian dari kedua Keluarga berkurang hingga tak berselang lama Mo Lian bersama ibu dan adiknya diusir dari Kediaman Mo, yang lebih parahnya lagi mereka juga tidak diterima oleh pihak Keluarga dari ibu.

Karena menurut Keluarga Su. Su Jingmei adalah aib Keluarga Su, yang memilih untuk menikahi pemuda berpangkat rendah di kemiliteran, ketimbang harus menikahi Tuan Muda dari Keluarga Tang yang berasal dari Kota Changsha, Ibukota Provinsi Hunan.

Akhirnya Su Jingmei, ibu dari Mo Lian harus membanting tulang seorang diri, berkerja sebagai karyawan rendahan untuk membiayai hidup kedua anaknya yang masih kecil pada saat itu.

Tapi beberapa tahun dari sekarang. Lebih tepatnya awal tahun baru 2022 saat keluarga mereka hanya tersisa dirinya dan ibunya, Tang Zhao mengontak HRD tempat Su Jingmei berkerja untuk memecatnya, yang membuat hidup Su Jingmei kembali menderita.

Meski begitu, Tang Zhao tetap tidak berpuas diri. Ia mengirim orang untuk membakar aset satu-satunya mereka, dan pada saat itu pula Su Jingmei meninggal dunia dengan kesedihan yang mendalam karena tak dapat bertemu suami tercintanya.

Pada hari berkabung, barulah Keluarga Su datang berkunjung. Itupun dengan seringai dingin dan jijik memandang batu nisan Su Jingmei.

Saat hidup Mo Lian tinggal sebatang kara, terlebih lagi dengan tubuhnya yang cacat. Mo Lian banyak sekali menerima cercaan, dan yang terparah adalah ia kembali mengalami kecelakaan yang diakibatkan oleh Keluarga Tang, kemudian ia ditenggelamkan di Sungai Minjiang.

Pada saat itulah Mo Lian diselamatkan oleh Kultivator cantik yang berasal dari Bintang lain, dan mengangkatnya menjadi seorang murid.

Pikiran itu membuat rasa pahit ke dalam hatinya, ia menggelengkan kepalanya dan tersenyum masam.

"Tang Zhao! Karena kau berani membuat ibuku menderita, dendam ini akan ku balaskan berkali-kali lipat!"

"Dan untuk Keluarga Su yang telah mengusir ibu. Serta menyita seluruh aset hasil jerih payahnya, kalian tunggu saja!"

"Aku bersumpah akan membalaskan dendam ibuku pada kalian semua! Dan untuk Fang Tian, kau mengirim pembunuh bayaran untuk membunuh adik perempuanku, hanya karena dia tidak ingin menemanimu datang bersama ke Bar!"

Fang Tian adalah salah satu dari Tuan Muda di Kota Chengdu. Dia adalah remaja sombong dari keluarga kaya raya, ketenarannya tersebar bahkan ke seluruh penjuru Provinsi Sichuan. Dikehidupan terakhir Mo Lian, mereka berdua sering berselisih karena Fang Tian adalah teman dari Long Bing.

Long Bing sendiri adalah orang yang merebut kekasihnya Xia Fei, sekaligus orang yang bekerja sama dengan Fang Tian untuk mencelakai adiknya. Dan untuk Keluarga Fang adalah dalang dibalik dirinya diusir dari Kediaman Mo, karena Keluarga Fang dan Mo adalah teman baik yang menjalin kerjasama, serta musuh dari Keluarga Su.

Namun setelah ia terlahir kembali, Mo Lian tidak menyesal meski harus putus dengan Xia Fei ataupun basis kultivasinya yang telah hancur, yang membuatnya kembali menjadi manusia fana. Asalkan dapat bertemu kembali dengan kedua orang yang sangat dirindukannya.

"Kali ini aku harus berkultivasi secara perlahan sembari membalaskan semua dendam yang ada. Hingga tidak lagi meninggalkan penyesalan maupun rasa bersalah, yang mana dapat membangun iblis hati."

Mo Lian tersenyum penuh tekad dengan mata yang berapi-api.

Mo Lian merogoh kantung celananya, ia mengeluarkan sebuah ponsel kemudian menelpon seseorang yang ada di dalam kontak ponselnya.

"Halo ..." Terdengar balasan dari ponsel yang ada di Kota Hanzhong.

Mo Lian tersenyum lembut dengan air menetes dari matanya saat mendengar suara yang tidak didengarnya lebih dari 1000 tahun. Ia menghirup napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya, "Halo ibu..."

"Ada apa Lian'er? Apakah kau menangis?"

"Aku merindukan mu, bu ..." Mo Lian menjawab dengan tersedu-sedu.

"Bukankah kau baru menelpon ibu beberapa hari yang lalu? Bagaimana bisa Lian'er ibu sudah rindu? Apakah Lian'er ada masalah?"

Mo Lian terdiam sejenak. Meski yang dikatakan ibunya baru beberapa hari, tapi yang dialami Mo Lian lebih dari 1000 tahun. Ia selalu memikirkan masa lalu saat sedang berkultivasi, hal inilah yang membuat kemajuannya sangat lambat.

"Ibu. Seminggu dari sekarang aku akan pulang ke rumah." Mo Lian membalas pertanyaan ibunya.

"Benarkah? Apakah kau yakin tidak mendapatkan masalah di sana?"

"Ibu tidak perlu khawatir. Aku tidak mendapatkan masalah ... Sudah dulu ya, bu, pelajaran akan kembali dimulai."

"Baiklah ..."

Meski berkata baik-baik saja dan tidak mendapatkan masalah. Sebenarnya Mo Lian mengalami kecelakaan namun tidak memberitahukannya pada ibu maupun adiknya, agar tidak membuat mereka semua khawatir. Ia tidak ingin membebani pikiran ibunya yang sibuk bekerja dan mengurus rumah, serta adik perempuannya yang masih di bangku SMA tahun ajaran pertama.

Mo Lian kembali memejamkan matanya setelah Ia selesai menelpon orang rumah. Ia memasuki pikirannya untuk mencari Teknik Budidaya yang dapat meningkatkan kekuatannya dengan cepat namun kokoh, dan sangat cocok dipraktekkan dengan di Bumi yang mana energi spiritual sangat tipis.

...

***

*Bersambung...

Chapter 02 : Membangun Fondasi

Di dalam pikiran Mo Lian terdapat jutaan teknik rahasia yang dikumpulkannya selama 1000 tahun terakhir. Ia juga memiliki ribuan teknik yang dapat membuat Fondasinya menjadi lebih kokoh daripada saat ia pertama kali berkultivasi.

Mo Lian menelusuri semua ingatan miliknya untuk mencari Teknik Fondasi. Hingga beberapa menit terlewat, akhirnya ia mendapatkan Teknik Penempaan Tubuh dan Tulang. Dan untuk meningkatkan kekuatannya, ia mempraktekkan Budidaya Sutra Dewa, yang memungkinkannya meningkat lebih cepat meski dengan energi spiritual yang tipis.

Mo Lian membuka matanya perlahan setelah mendapatkan Teknik Penempaan Tubuh dan Tulang. "Kultivasi dibagi menjadi delapan tingkatan. Perbaikan Qi ( Fase Fondasi, Fase Mendalam, Fase Lautan Ilahi), Inti Perak, Inti Emas, Alam dan Manusia, Jiwa Emas, Dao Immortal, Heavenly Immortal, God ... untuk setiap Fase maupun Ranah memiliki 3 tingkatan. Awal, Menengah, Akhir."

Meskipun kultivasi dibagi menjadi delapan tingkat. Namun gurunya Hong Xi Ning yang telah hidup lebih dari 10.000 tahun, hanya dapat mencapai Ranah ketujuh, Heavenly Immortal. Begitu seorang Kultivator mencapai tingkat ketujuh, ia akan diberi gelar 'Dewa ataupun Dewi Abadi' dan bisa hidup lebih dari ratusan ribu tahun.

Di Alam Semesta ini, tingkat ketujuh 'Dewi Abadi' akan dihormati sebagai perwujudan kekuatan dan tak terkalahkan. Kekuatan mereka akan memungkinkan mereka untuk menghancurkan bintang-bintang, menelan Matahari, dan bahkan menciptakan dimensi lain di luar ruang dan waktu.

Dalam seribu tahun terakhir, Mo Lian telah mencapai tingkat kedelapan, God. Melampaui Gurunya dan mendapatkan gelar 'Dewa Semesta'.

Namun sangat disayangkan, ia tidak dapat meninggalkan Alam Semesta untuk naik ke Alam Selestial karena ia memiliki penyesalan didalam hatinya.

Mo Lian menghirup napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya, ia menutup matanya perlahan. "Kultivasi! Mulai!"

Seketika di sekitar Mo Lian menampilkan fenomena menakjubkan. Angin sedikit berembus, dengan aura spiritual dari Danau Teratai mengalir memasuki tubuhnya. Bersamaan dengan kulit di tubuhnya menjadi lebih halus dari sebelumnya, bercak-bercak kusam di wajahnya bekas luka kecelakaan juga berangsur-angsur menipis.

Mo Lian berkultivasi tanpa menghiraukan keadaan sekitarnya, bahkan sampai bel berbunyi tanda istirahat pun tidak dihiraukan olehnya. Menurutnya saat ini yang lebih terpenting adalah meningkatkan kekuatannya, paling tidak hingga pada Fase Fondasi tahap Akhir. Yang mana memiliki kekuatan pukulan sebesar 500 pon. (1 pon \= 0,45 kg. 500 pon \= 225 kg)

Beberapa jam terlewati dengan cepat, bersamaan dengan bel terakhir berbunyi, bertanda bahwa kegiatan belajar mengajar telah berakhir.

Saat hari sudah memasuki pukul 15.00 waktu setempat. Mo Lian tiba-tiba membuka mulutnya saat cahaya biru mengalir keluar darinya. Cahaya melonjak beberapa puluh meter ke langit, menembus udara seperti pisau tajam. Cahaya biru aneh tidak menghilang, melainkan melayang di atas kepala Mo Lian selama beberapa menit.

Mo Lian perlahan membuka matanya ketika kultivasinya akhirnya selesai. Jika ada yang memperhatikannya, mereka akan menemukan mata bocah itu bersinar seperti sepasang bola lampu. Perlahan, cahaya di mata Mo Lian redup.

"Hanya dalam kurun waktu kurang dari tujuh jam, aku telah memasuki Fase Fondasi tahap Akhir. Pada tingkat ini, aku seharusnya dapat menembus Fase Lautan Ilahi tahap Awal selama tujuh bulan!" Mo Lian berseru kegirangan.

Mo Lian beranjak dari tempat duduknya, ia berjalan menghampiri batu besar yang berada di tepian Danau Teratai.

Ia memposisikan kuda-kuda kakinya, kemudian memukulkan tinjunya pada batu besar tanpa menggunakan energi spiritual.

Boom!

Mo Lian menarik kembali tinjunya dari batu besar, terlihat dipermukaan batu membentuk lubang sedalam lima inchi. Jika pukulan ini diarahkan pada manusia, bisa dipastikan bahwa orang itu akan mati begitu saja dengan tubuh berlubang.

Ini adalah kultivasi pertamanya setelah terlahir kembali. Tidak akan membutuhkan waktu lama sampai Mo Lian dapat menghancurkan batu besar itu hanya dengan sekali pukulan. Selain itu Mo Lian tidak menggunakan energi spiritual dalam pukulannya, murni hanya dengan kekuatan tubuh.

Begitulah Teknik Penempaan Tubuh dan Tulang, dapat membangun Fondasi dengan kuat, bersamaan dengan kekuatan fisiknya yang meningkat pesat.

Apalagi ia juga mempraktekkan Budidaya Sutra Dewa. Yang mana berjasa besar bagi peningkatan kekuatannya yang telah sampai pada Fase Fondasi tahap Akhir.

Namun, Mo Lian menggelengkan kepalanya karena kecewa. Dibandingkan dengan kekuatan yang dia gunakan untuk memukul batu, hasil dari pukulannya sangat mengecewakannya.

"Aku masih harus menempuh jalan panjang." Mo Lian menghela napas pasrah.

"Setelah mencapai tingkat Fase Mendalam tahap Akhir. Aku akan dapat berjalan di atas permukaan air, menghalau tembakan peluru, dan jika telah mencapai Fase Lautan Ilahi tahap Akhir. Aku dapat melayang di atas langit selama beberapa jam lamanya ..." ucapnya kemudian terdiam sejenak.

"Tapi dengan Fase Fondasi tahap Akhir sekarang, aku telah dapat membuat Talisman serta Pil yang dapat ku jual kembali untuk membiayai hidup keluargaku yang hanya tersisa kami bertiga. Berkultivasi di Bumi dengan Dunia Kultivator sangatlah berbeda, di sana energi spiritual sangatlah berlimpah. Sedangkan di sini sangatlah tipis, Aku harus mengeluarkan banyak uang untuk mencapai Ranah Inti Perak," lanjutnya berucap.

Setelah mencoba kekuatan miliknya, Mo Lian berbalik pergi meninggalkan Danau Teratai untuk kembali ke kelasnya, mengambil tas serta barang-barang yang masih tertinggal, kemudian kembali ke apartemen murah yang ditempatinya.

Langkah kaki Mo Lian juga telah membaik, ia tidak lagi pincang seperti sebelumnya. Bahkan tinggi tubuhnya juga naik sebanyak 5 cm hanya dengan beberapa jam berkultivasi, dan dari itu semua, penampilan di wajahnya yang paling berubah.

Tanda bekas luka telah menghilang total, memperlihatkan wajah putihnya yang halus sehalus sutra, bahkan pori-pori yang sangat kecil pun tidak lagi terlihat. Jika seorang selebritis melihat penampilan wajahnya, orang itu pasti akan mengutuk Mo Lian karena iri.

***

Setelah berjalan beberapa menit. Mo Lian telah sampai di depan pintu kelas, ia melangkahkan kakinya memasuki ruang kelas. Terlihat di dalam kelas sangat kosong tanpa adanya seorangpun, hanya tersisa satu tas selempang miliknya yang digantung di atas langit-langit ruangan.

Mo Lian yang melihat itu masih bisa terdiam sembari menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Ini sudah sering terjadi semenjak ia mengalami kecelakaan yang membuat satu kakinya tidak bisa berfungsi semana mestinya, tapi kali ini berbeda, ia telah menyembuhkan kakinya yang cacat, terlebih lagi ia dapat melompat lebih dari 10 meter tingginya.

Mo Lian menggerakkan sedikit tubuhnya, dan kemudian ia melompat sangat tinggi, menggapai langit-langit ruangan dan mengambil tas miliknya yang tergantung.

"Penghinaan ini akan ku balas berkali-kali lipat," ujarnya seraya memakai tasnya dan berbalik melangkah menuju pintu keluar kelas.

Biasanya setelah menyelesaikan kelas. Mo Lian akan langsung pulang ke apartemen, namun kali ini berbeda, ia ingin mengunjungi tempat yang menurutnya adalah tempat yang sangat cocok baginya sekarang.

***

Jalan Jinli, Kota Chengdu

Jalan Jinli merupakan sebuah jalan kecil di sebelah timur Wuhao Temple, di Jalan Jinli banyak sekali orang-orang yang menjual barang-barang antik berusia lebih dari 100 tahun lamanya, dan jika beruntung maka bisa saja mendapatkan barang peninggalan dari Dinasti Qing yang sangat berharga.

Alasan Mo Lian ke sini adalah untuk mencari peruntungan, ia berharap mendapatkan barang-barang bagus yang memiliki energi spiritual, yang mana dapat diserapnya untuk meningkatkan kekuatan kultivasi.

Mo Lian mengedarkan pandangannya melihat sekitar dengan mata yang telah dialirkan energi spiritual, guna ia dapat melihat adanya energi dari barang-barang yang ada di Jalan Jinli.

Beberapa waktu telah terlewati, ia terus melihat barang dari toko satu ke toko yang lain. Namun masih tidak menemukan barang yang sedang dicarinya, ia pun kembali melangkah lebih dalam dari Jalan Jinli yang sepanjang 550 meter itu.

"Ini ..." Mo Lian menghentikan langkahnya setelah berjalan 20 langkah, ia menolehkan kepalanya ke arah kiri, melihat seorang pria paruh baya berkaus pendek tengah mengipasi wajahnya yang berkeringat seraya menjajakan dagangannya.

Mo Lian mengedarkan pandangannya melihat setiap benda yang dijual oleh pria paruh baya itu, hingga perhatiannya terfokus pada beberapa lembar kertas berwarna kuning, yang menurutnya itu adalah barang berharga untuk membuat Talisman. Terlebih lagi barang itu asli, berkualitas tinggi dengan energi spiritual yang murni di dalamnya, dengan ini ia dapat membuat Talisman tanpa khawatir akan gagal.

"Paman, berapa harga kertas-kertas ini?" tanya Mo Lian menunjuk ke arah kertas berwarna kuning.

Pria paruh baya itu melihat arah yang ditunjuk jari Mo Lian, kemudian mendongakkan kepalanya." 300 Yuan," balasnya memperlihatkan tiga jari. (1 Yuan \= Rp.2.202,00 . 300 Yuan \= Rp.660.600,00)

Mo Lian terdiam sejenak, kemudian membalas ucapan pria paruh baya itu, "80 Yuan."

Pria paruh baya itu terdiam sejenak, ia memikirkan apakah harga yang ditawarkan Mo Lian sepadan. "100 Yuan," ucapnya seraya memperlihatkan jari telunjuk.

"Baiklah! Deal!" Mo Lian mengeluarkan uang sebesar 100 Yuan dan menyerahkannya pada pria tua itu. Menurutnya 100 Yuan tidaklah banyak untuk barang berharga ini, bahkan jika harganya 10.000 Yuan untuk satu lembarnya, ia sangat yakin akan ada yang membelinya jika mereka tahu betul kegunaan dari kertas berwarna kuning ini.

Setelah selesai membeli bahan pembuat Talisman. Dengan cepat Mo Lian pergi meninggalkan lapak dagangan pria paruh baya itu, bila-bila jika pria paruh baya itu membatalkan niatnya untuk menjual bahan yang telah dibelinya.

"Hehehe. Idiot, membeli kertas kumuh dengan harga 100 Yuan, Aku sangat untung."

"Hehehe. Idiot, menjual bahan berharga berkualitas tinggi hanya dengan harga 100 Yuan."

Gumam pelan keduanya hampir bersamaan.

Mo Lian kembali menelusuri seluruh Jalan Jinli selama beberapa jam lamanya. Namun ia tetap tidak menemukan barang berharga lainnya selain kertas berwarna kuning yang telah dibelinya tadi, ia pun meninggalkan Jalan Jinli setelah membeli tumbuhan Kranberi, guna diambil inti sarinya dan membuatnya menjadi tinta.

Tinta untuk membuat Talisman sendiri haruslah dibuat sendiri dengan melumatkan tumbuhan yang berwarna merah. Mo Lian memilih Kranberi karena warna merah yang dihasilkannya sangat pekat, sehingga sangat cocok untuk membuat Talisman.

"Hari sudah mulai gelap. Aku harus kembali ke apartemen untuk membuat Talisman, dan besoknya akan ku jual di sini."

...

***

*Bersambung...

Chapter 03 : Menjual Talisman

Malam Hari, Apartemen

Mo Lian memasuki apartemen murah yang disewanya tidak jauh dari SMA 1 Chengdu.

Mo Lian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang dipenuhi bau keringat, ia berdiri di depan cermin di dalam kamar mandi. "Luka-luka di wajahku telah menghilang, kulitku juga lebih halus dari sebelumnya. Namun ini masih sangat jauh dari kata sempurna saat aku telah menjadi orang terkuat di Alam Semesta, bahkan Putri dari berbagai Kekaisaran serta Sekte besar lainnya sangat tergila-gila dengan ketampanan ku."

Karena ia sibuk berkultivasi, ia sampai mengabaikan orang-orang sekitar, banyak sekali para dewi-dewi yang sangat cantik berdatangan padanya untuk menjadi istri, maupun selir. Namun Mo Lian mengabaikan itu semua, ia yang pada saat itu hanya memikirkan ibu dan adik perempuannya yang telah meninggal karena kesalahannya.

Mo Lian keluar dari dalam kamar mandi setelah selesai membersihkan seluruh tubuhnya, ia beranjak naik ke atas tempat tidur dengan membawa kertas kuning yang menurut sejarah bernama Kertas Kuning Hu, bersamaan dengan membawa tinta dari Kranberi yang telah dilumatkan.

Saat masih berada di Dunia Kultivator, ia memiliki gelar lain selain "Dewa Semesta". Yaitu "Profesi Surgawi", hal itu dikarenakan Mo Lian dapat menguasai semua Profesi yang ada dibidang Kultivator hingga ketingkat tertinggi. Ia menguasai Alkimia, Penempaan Senjata, Array, Talisman, Tabib.

Bahkan seorang Kaisar maupun Penguasa dari suatu bintang harus menundukkan kepalanya saat melihat Mo Lian. Bagi siapapun yang menghalangi jalannya, Mo Lian akan membunuh orang itu tanpa pandang bulu, termasuk seorang perempuan sekalipun.

Pada saat itu ia tidak memperdulikan kehidupan manusia, karena ia sendiri tidak memiliki alasan lagi untuk dapat mengampuni orang lain. Didalam pikirannya hanya ada berlatih, berlatih, berlatih, berlatih, membunuh, membunuh, dan membunuh.

Bahkan ia juga pernah menghancurkan gugus bintang suatu organisasi yang terus-menerus bersinggungan dengannya, yang mana menewaskan lebih dari 100 miliar nyawa manusia berbagai usia.

"Dengan kultivasiku yang sekarang, akan sedikit sulit untuk membuat Talisman." Mo Lian mencelupkan ujung kuas ke dalam tinta Kranberi, dan kemudian menuliskan beberapa kata dari zaman Dinasti Qing di Kertas Kuning Hu menggunakan energi spiritual yang telah dialirkan ke dalam kuas.

Ketika Mo Lian mengangkat kuasnya dari Kertas Kuning Hu, kata-kata yang dituliskannya memancarkan warna putih keemasan, kemudian menyerap energi spiritual yang ada disekitar bersamaan dengan miliknya.

Kertas Kuning Hu itu melayang di udara kosong, memperlihatkan keindahannya. "Selesai, ini adalah Talisman Penyembuh, dapat menyembuhkan penyakit luar maupun dalam, ini juga dapat digunakan untuk menyembuhkan orang dengan pengidap kanker stadium akhir," tuturnya seraya mengambil Talisman yang masih melayang.

Mo Lian melanjutkan membuat Talisman selama beberapa jam. Itu dikarenakan ia harus mengisi kembali energi spiritualnya, sebelum membuat Talisman lain.

Talisman yang berada di atas kasur sudah lebih dari lima lembar, ia membuat dua Talisman Penyembuh, Talisman Pengusir Roh Jahat, Talisman Energi Qi, dan lainnya.

Talisman Energi Qi sendiri digunakan saat Mo Lian kehabisan energi spiritual dalam tubuhnya, sehingga jika ia ingin mengisinya kembali, ia hanya perlu menempelkan Talisman Energi Qi pada dadanya, dan kemudian energi spiritualnya kembali penuh.

"Saat aku menjadi Dewa Semesta. Aku dapat membuat jutaan Talisman hanya dalam kedipan mata, namun saat ini aku membutuhkan waktu lebih dari tiga jam hanya untuk membuat Talisman tingkat rendah seperti ini. Apa yang akan terjadi jika orang-orang di Dunia Kultivator mengetahui bahwa aku, Mo Xianjun kelelahan dalam membuat Talisman. Pastinya aku akan menjadi bahan tertawaan di Dunia Kultivator, bahkan di gugus bintang lainnya."

Mo Lian menggelengkan kepalanya kecewa. Ia menyimpan lima Talisman di bawah tempat tidurnya, dan kemudian merebahkan diri di atas tempat tidur, ia memandang langit-langit ruangan yang sempit. "Semoga penjualan besok memuaskan, aku berharap paling tidak bisa mendapatkan 100.000 Yuan dan membelikan pakaian untuk adik perempuanku," gumamnya kemudian menutup mata.

***

Keesokan Harinya

Hari ini adalah hari Minggu, ia berencana menjual Talisman yang telah dibuatnya di Jalan Jinli. Meskipun ia tidak percaya diri apakah Talisman buatannya akan laku, tapi tidak ada salahnya berusaha, ia sendiri yakin jika di Bumi ini memang ada seorang Tao, hanya saja berada di tingkat paling dasar jika dibandingkan dengannya.

Jarak Jalan Jinli dengan apartemen yang disewanya hanya berjarak 1 mil jauhnya. Meski terbilang jauh, tapi setelah Mo Lian menembus Fase Fondasi tahap Akhir, kecepatan larinya melebihi kecepatan mobil normal. Sehingga ia dapat sampai dalam kurun waktu kurang dari satu menit.

Pada hari Minggu banyak sekali orang-orang berbagai usia datang ke Jalan Jinli, bukan hanya mencoba peruntungan, tapi juga untuk membeli makanan tradisional yang ada dari zaman Kerajaan Shu maupun Dinasti Qing.

Mo Lian yang melihat banyaknya orang tentu saja merasa senang, setidaknya ia memiliki peluang untuk menjual satu Talisman. Ia berjalan memasuki Jalan Jinli dan menggelar karpet kecil di tepian jalan, kemudian meletakkan Talisman yang telah dibuatnya berserta papan nama yang mengatakan bahwa ia sedang menjual Talisman.

Para pejalan kaki yang melihat dagangan Mo Lian hanya bisa diam seraya menatap aneh Mo Lian, bagi mereka semua tidak ada artinya membeli kertas kuning yang sudah kusam, dan dicoret-coret dengan tinta merah.

Mereka semua berpikiran jika Mo Lian adalah orang gila, dan apabila ada orang yang membelinya, maka orang itu lebih gila lagi dari Mo Lian.

"Apa yang dilakukan anak muda itu? Dia menjual kertas kusam dan mengatasnamakan Talisman? Apakah ini zaman kuno atau cerita-cerita yang ada di Novel?" ucap salah satu dari pejalan kaki.

"Memang zaman sekarang masih ada Talisman. Namun tidak dijual di tempat seperti ini, biasanya dijual oleh keluarga-keluarga berkuasa yang ada di Chengdu, dan itupun dilelang. Biasanya keluarga itu menyewa Pendeta Tao yang sudah memiliki banyak pengalaman," sahut yang lain menjelaskan.

"Benar! Pamanku pernah menghadiri pelelangan yang ada di Paviliun Barang Antik, dan Talisman disana bisa terjual hingga 100.000 Yuan," lanjut yang lain menjelaskan.

Obrolan-obrolan tentang Talisman terus berlanjut, dan tentu saja tidak ada yang membicarakan Talisman buatan Mo Lian dengan baik, kebanyakan dari mereka hanya mengejek dan menyeringai jijik melihat Talisman Mo Lian.

Mo Lian sendiri tidak menghiraukan omongan jelek dari semua orang, semua orang berhak berbicara apapun yang mereka inginkan, pasalnya untuk saat ini ia memang belum dapat mengeluarkan kekuatan aslinya. Ia juga tidak dapat berbuat macam-macam seperti saat berada di Dunia Kultivator.

Beberapa jam kemudian, Mo Lian yang masih tidak mendapatkan pelanggan pun akhirnya memutuskan untuk pulang. Namun baru saja ia membungkus Talisman, terdengar suara feminim sedikit berteriak yang menghentikan kegiatannya.

"Tunggu! Apakah kau menjual Talisman ini?"

Mo Lian mendongakkan kepalanya melihat ke sumber suara.

Terlihat di depan matanya seorang wanita muda yang sangat cantik, jika dikira-kira wanita muda itu berusia 19 tahun, lebih tua darinya 1 tahun. Penampilan wanita muda itu berambut hitam panjang menjuntai ke pinggang, kulit halus putih bersih, dengan bulu-bulu mata yang lentik.

"Tentu. Semua yang ada di sini memang ku jual," balas Mo Lian kembali menggelar karpet dagangannya.

Wanita muda itu melihat setiap Talisman yang ada dengan tatapan bingung dan panik secara bersamaan. Seperti sedang menghadapi masalah yang tidak kunjung dapat diselesaikan.

"Talisman Penyembuh. Hanya perlu meletakkan di depan dada orang yang memiliki penyakit, kemudian teriakan kata 'Aktif', maka Talisman akan berfungsi dan menyembuhkan orang itu. Harganya sebesar 100.000 Yuan, tidak boleh kurang." Mo Lian menebak apa yang sedang dicari wanita itu dari raut wajahnya, ia telah melihat hal ini jutaan kali, sehingga ia sudah biasa menangani masalah seperti ini.

Wajah wanita itu mengeras dengan mulut sedikit terbuka lebar saat Mo Lian memperlihatkan Talisman Penyembuh, ini seperti yang memang ingin dicari wanita itu, namun wanita itu kebingungan untuk memilihnya. "Baik-" ucap wanita muda itu terpotong.

Wanita lainnya mendengus kesal, "Qin Nian! Apakah Kau gila ingin membeli kertas kumuh ini seharga 100.000 Yuan!" teriak seorang wanita muda lainnya yang berdiri di samping wanita bernama Qin Nian.

"Qin Nian? Qin?" Nama itu terdengar sangat akrab bagi Mo Lian.

"Hei! Kalian lihat di sana, bukankah itu Dewi Qin Nian? Apakah Dia sedang membeli kertas kumuh dari bocah itu?" ucap salah satu pejalan saat mendengar nama "Qin Nian".

"Benar! Itu adalah Dewi Qin Nian dari Keluarga Qin, yang merupakan Keluarga Militer terbesar di Provinsi Sichuan."

Seketika Mo Lian kembali pada pikirannya, akhirnya ia mengerti mengapa ia merasa sangat familiar dengan nama "Qin". Keluarga Qin adalah Keluarga terpandang yang ada di Kota Chengdu, bahkan seluruh Provinsi Sichuan yang statusnya lebih tinggi dari empat Keluarga besar di Kota Chengdu, Fang, Long, Chu, Zhao.

Meski Keluarga Qin adalah Keluarga terpandang, tapi mereka semua menjunjung kesetaraan. Tidak membeda-bedakan status orang lain, dan karena itulah Keluarga Qin sangat dihormati oleh semua orang dari berbagai kalangan.

Keluarga Qin juga berkontribusi besar dalam peperangan yang berada di perbatasan. Dan meski Keluarga Qin adalah Keluarga Militer, tapi juga menguasai hampir seluruh bisnis yang ada di Kota Chengdu, dan memiliki Perusahaan di luar China.

"Sudahlah Zhing Xumei. Aku tidak memiliki pilihan lagi, nenekku sudah berobat dimanapun namun tidak membuahkan hasil. Paling tidak aku ingin mencobanya meski tidak berhasil sekalipun!" tegur Qin Nan sedikit berteriak pada temannya.

"100.000 Yuan, kan? Apakah Anda menerima pembayaran elektronik?" tanya Qin Nian seraya mengeluarkan handphone miliknya.

"Tentu." Mo Lian juga mengeluarkan handphone miliknya.

[Trx Rek. 11367xxxxx : CN MASUK KE TABUNGAN ¥100.000 21/03/20 11:10:30]

Mo Lian tersenyum puas saat melihat pesan yang masuk kedalam handphone-nya.

Setelah membeli Talisman Penyembuh. Qin Nian dan temannya, Zhing Xumei pergi meninggalkan lapak dagangan Mo Lian. Mo Lian yang telah menjual satu Talisman juga mengemas lapak dagangannya, dan pergi ke Toko Herbal yang berseberangan dengan tempatnya berjualan.

...

*Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!