"Aaaaa aku kesiangan, " Jerit Naya panik saat setelah melihat jam dinding, karna sudah pukul 06. 00 pagi, Naya langsung terbirit-birit lari ke kamar mandi, mandi pun dia buru-buru, hanya sekedar saja yang penting sudah kena air, pikir nya.
" Ini karna aku semalam ngga bisa tidur, terlalu memikirkan ospek ku hari ini, " Naya keluar dari kamar mandi dengan berlari menuju lemari baju nya, dan tiba-tiba saja Naya terpleset.
" Awwww, " Meringis, mengusap-ngusap pantat nya yang terbentur lantai. Dengan gerak cepat yang dipaksakan Naya kembali berdiri dan segera memakai baju ospek nya.
Setelah selesai, mengepang rambut nya yang di belah dua, dengan kaca mata kesayangan nya, Naya langsung berlari ke meja makan menghampiri ibu dan ayah nya yang sedang makan.
" Aku buru-buru, aku pamit, " minum susu, dan langsung mencium pipi ibu dan ayah nya.
" Sarapan dulu, " Teriak ibu.
" Nanti saja di kampus, " jawab nya berlari.
Di kampus.
Naya berlari dengan kencang nya, rambut nya yang di kepang dua berayun-ayun, membuat semua peserta dan panita tertawa meledek melihat penampilan Naya yang cupu.
"Telat 1 menit," Ucap sang ketua panita yang bernama Arkan. suara nya terdengar berwibawa tetapi juga dingin.
Naya berhenti berlari, melirik-lirik di sekeliling nya, ya, ternyata semua sudah berkumpul di lapangan kampus, hanya dia dan satu orang wanita yang juga sama telat nya.
"Maaf Kak, " Ucap Naya, dengan wajah menunduk pasrah. pasrah dengan hukuman yang mungkin akan di terima nya.
Arkan mendekat ke arah Naya dan satu wanita yang bernama Risa, karna memang hanya mereka berdua yang telat.
Arkan memicingkan mata nya, melihat penampilan Naya dari ujung rambut sampai ujung sepatu, terlihat jelas sekali ekpsresi wajah Arkan yang tidak suka dengan penampilan Naya.
"Apa kamu tidak bisa berdandan, culun seperti ini, " Menyentuh ujung rambut Naya yang di kepang. semua menahan tawa nya, melihat rambut Naya yang di kepang dua, ditambah kacamata nya yang cukup besar, Naya yang aneh, padahal ini sudah kuliah, tapi tetap saja ada orang culun yang tidak bisa berdandan. pikir mereka.
" Ini hak aku Kak, mau berdandan seperti apa, " Jawaban Naya lolos begitu saja, ia juga langsung menutup mulut nya, bisa-bisa nya dia menjawab seperti ini.
" Sudah telat, masih berani menjawab, " Mendekat kan wajah nya pada Naya, sampai-sampai Naya memundurkan wajah nya kebelakang," Hari pertama kamu sudah membuat saya tertarik, " bisik nya, Menaikan sudut bibir nya," Menarik untuk selalu membully mu. " Menjauhkan kembali wajah nya.
Naya diam, ia menatap lekat Arkan, Arkan yang memang tampan, berkarisma, Naya yakin pasti banyak wanita yang mengidolakan nya. Naya sendiri pun begitu kagum dengan ketampanan Arkan.
Kamu memang tampan tapi menyebalkan. batin Naya.
" Siapa Nama mu?, " tanya teman Arkan yang bernama Riza, yang sejak tadi berdiri di samping Arkan . dia juga termasuk panita Ospek.
" Sebutkan nama kalian, " titah kak Riza.
" Aku Naya Karisma, " Menjawab dengan lugas.
" Aku Risa Putri. "
" Hari pertama ospek, kalian sudah telat, tidak bisakah kalian mencontohkan sikap disiplin pada yang lain nya? , " Menatap Naya dan Risa secara bergantian.
Naya dan Risa hanya menunduk diam.
" Apa kalian tidak punya mulut?, " Geram Arkan melihat Naya dan Risa hanya diam.
" Aku bingung mau menjawab apa, karna memang aku salah," Naya yang cerdas dan polos langsung menjawab.
"Bagus kalau kamu sadar, " jawab Arkan. memasukan tangan nya kedalam saku celana nya. Terlihat sekali karisma Arkan dan wibawa nya, sampai-sampai semua wanita menatap nya dengan kagum dan terpesona, termasuk satu wanita cantik yang sekarang sedang berdiri di belakang Arkan tak lain adalah teman kelas Arkan yang memang cukup dekat dengan Arkan.
"Apa kalian tahu hukuman apa bagi siapa saja yang telat?, " Teriak Arkan pada semua peserta.
Semua peserta ospek menggeleng.
"hukumanya lari keliling sekolah sebanyak 20 kali dan setelah itu sit up sebanyak 20 kali," Jawaban Arkan mampu membuat semua melongo termasuk Naya dan Risa, sebanyak itu? ini lapangan luas loh, itu pasti cape. gumam mereka dalam hati.
Semua panita juga menoleh ke arah Arkan, bukan kah tadi saat breeping hukuman nya hanya 10 kali saja.
Riza mendekat ke arah Arkan dan berbisik, "Ar, kenapa kau tambah? bukan nya hanya 10 kali?."
"Ssstt.. aku senang mengerjai nya, biarkan saja," dengan santai nya Arkan menjawab. Yang di maksud Arkan mungkin bukan Risa tapi Naya.
"Kenapa? kaget?, " menatap Naya dan Risa," Biar kalian tambah sehat dan kuat. " tersenyum simpul.
Akhir nya Naya dan Risa pasrah dan memulai hukuman nya, berbeda dengan peserta lain nya, sedang medengarkan arahan dari para panitia.
" Naya, tunggu sebentar, " Teriak Risa, Setelah berkenalan tadi, Risa yang baru saja kenal Naya akhir nya mendekatkan diri pada Naya.
Naya menengok kebelakang, wajah nya yang penuh dengan keringat membuat nya semakin terlihat kusam.
" Ada apa,?, " tanya nya berhenti untuk bensejajarkan tubuh nya pada Risa.
" Apa kamu ngga cape? ini kita sudah 10 kali kan? aku lelah banget, " Risa yang memang berasal dari keluarga kaya dan manja sejak tadi mengeluh.
" Ya, aku juga cape, tapi mau gimana lagi, ayoo 10 kali lagi, semangat, " Naya kembali berlari, dirinya juga cape, apalagi ia belum sarapan, tapi pantang bagi Naya untuk mengeluh.
" Oh Tuhan, apa dia salah satu kembaran samson wati?, " Gumam Risa kembali berlari, menyusul Naya.
Dikantin.
" Nay, apa kamu tidak kenyang pesan mie ayam di tambah bakso dan juga cake coklat, belum lagi itu minuman jus alpukat, " Risa begitu heran, dia baru pertama kali melihat wanita serakus Naya. Berbeda dengan dirinya yang hanya memesan satu porsi bakso dan jus jeruk.
Naya tertawa," Aku memang biasa makan banyak, "Melahap kembali mie ayam di campur bakso, sampai mulut Naya penuh.
" Apa kamu tidak malu sama yang lain, lihat mereka memperhatikan kamu, karna kamu makan banyak begitu, " Bisik Risa.
Naya berhenti mengunyah, melirik orang-orang yang sedang menoleh ke arah nya," Apa mereka tidak punya kerjaan lain, selain memperhatikan aku?, " Gerutu Naya," Aku laper Risa, apalagi tadi aku tidak sempat sarapan."
"Jelas kamu saat ini jadi sorotan meraka, ditambah_" Risa menjeda ucapan nya, " maaf maaf nih yah, ditambah penampilan kamu yang culun seperti ini, apa kamu tidak merasa malu atau gimana gitu?." Sebenar nya Risa tidak enak untuk mengatakan ini, tapi ia tidak mau teman baru nya yang baru kenal baik jadi bahan tontonan.
Mendengar ucapan Risa Naya menunduk, memperhatikan penampilan nya, setelah nya ia menegakan wajah nya menatap Risa dan orang-orang yang penampilan nya jauh berbeda dengan nya.
"Mau bagaimana lagi, aku sudah tebiasa seperti ini, " menghembuskan nafas pelan.
Tiba-tiba saja Arkan menghampiri Naya.
"Lihatlah semua nya," Menepuk-nepuk tangan, sebagai tanda kode, "selain culun dia juga makan dengan porsi banyak, apa kamu belum makan satu bulan?," Arkan tertawa meledek.
Semua ikut tertawa, Naya seperti bahan tontonan.
Naya berdiri manik mata nya yang bulat menatap mata Arkan yang berwarna hitam pekat.
"Apa Kakak tidak punya kerjaan lain selain membully aku?, " Mata Naya sudah berkaca-kaca," lagi pula aku tidak merugikan kakak untuk membayar semua ini, ini hak aku, " Naya langsung berlari, menyeka air mata nya yang sudah basah di wajah nya, di depan Arkan mungkin Naya mencoba untuk terlihat kuat, tapi ia juga perempuan yang punya hati dan harga diri.
Risa hanya menatap Arkan dengan tatapan tidak suka, andai ini bukan Hari Ospek pasti dia sudah melawan nya, Risa langsung berlari mengejar Naya yang ternyata menuju toilet.
"Ar, kasihan tuh si Naya, " Ucap Dika sahabat nya Arkan.
" Iya, sejak tadi kau terlihat membenci nya, Kenapa sih?, " tanya Riza bingung.
" Aku juga tidak tahu, sejak pertama lihat dia tadi, dengan penampilan nya yang seperti itu, aku merasa ilfil, masih ada wanita jelek seperti nya," jawab Arkan, yang memang dirinya juga tidak tahu kenapa setiap melihat Naya rasanya ingin sekali dia mencari gara-gara pada Naya.
Teman-teman nya hanya bisa geleng-geleng kepala, Arkan yang memang tidak pernah dekat dengan wanita manapun, padahal banyak wanita yang selalu mencoba untuk mendekati nya bahkan sudah ada yang berani menyatakan cinta pada nya, tapi Arkan selalu menolak.
***
Mksih yg udh mampir ke novel aku yang baru, mari kita saling bekerja sama, bersimbiosis mutualisme, mendukung dan mensuport, berupa saran dan yang pasti Vote nya hehe biar aku lancar dan semangat menulis novel baru nya.. Trima gajih 🙏😅🙈 sayang kakak2 readers cemuaaaa 😘😘
Ospek sudah tiga hari Naya lewati dengan lancar, walau setiap hari Arkan selalu mencari kesalahan Naya walau sekecil apapun agar Naya dihukum.
hari ini adalah hari terakhir semua peserta melaksanakan Ospek yang mana mereka sebentar lagi akan di sebut dengan sebutan Mahasiswa.
Semua peserta di wajibkan untuk ikut Ospek terakhir, karna akan berbeda dari Ospek biasanya. Lokasi ospek bukan lagi di kampus, melainkan puncak, mereka semua akan menginap dengan tema Out dor.
Saat ini Naya dan yang lain nya baru saja sampai puncak. Perjalanan yang cukup jauh membuat Naya begitu pegal dan pusing. Maklum Naya jarang menaiki bus, dia terbiasa naik motor matic milik nya.
Sore hari Naya dan yang lain nya baru sampai Puncak.
"Hemmm udara nya segar sekali, " Ucap Naya, yang baru saja turun dari bus, menikmati suasana segar nya puncak, apalagi ini kali pertama Naya pergi ke Puncak.
" Berkumpul semua nya, " Ucap Arkan selaku ketua panita, ia menggunakan microphone.
Semua menoleh dan seluruh peserta berbaris rapih di hadapan para panitia.
" Setelah ini silahkan kalian memasang tenda, nanti malam kita akan ada api unggun, " Ucap Arkan membuat semua bersorak senang. Ya, siapa yang tidak senang dengan acara api unggun. acara yang terbilang santai dan yang pasti selalu ada kejutan-kejutan di dalam nya.
Semua peserta mulai memasang tenda, pandangan Arkan tak lepas dari Naya, senyum menyeringai muncul di bibir nya.
"Kau mau ngapain?, " Tanya Riza bingung. Bukan nya membantu memasang tenda, Arkan malah sibuk mencari barang yang ada di dalam tas nya.
" Nah ketemu, " Arkan tertawa, mengambil ular mainan.
" Kau mau apa, Ar? apa kau mau menjahili Naya lagi?, " Riza mulai curiga.
Arkan hanya menaikan sudut alis nya, menghampiri Naya, dan tiba-tiba saja langsung melempar ular mainan itu pada tubuh Naya.
" Ular.. awas ada ular, " Ucap Arkan seolah kaget, Naya yang membelakangi Arkan langsung menjerit dan refleks melompat ke dalam tubuh Arkan.
" Aaaa mana ular nya, aku takuut, " Naya menjerit, menyembunyikan wajah nya di dada bidang Arkan, tanpa sadar, karna saking takut nya.
Arkan terdiam, seperti terhipnotis oleh sentuhan Naya, semua melebarkan mata nya, apalagi ada Marisa yang terlihat cemburu, Marisa teman sekelas Arkan, yang sejak dulu menyukai Arkan, tidak pernah bisa mendapatkan hati Arkan.
"Berani sekali kau menyentuh tubuh ku, " Suara Arkan terdengar dingin. Ia benar-benar malu bukan main, bagaimana bisa Arkan bisa bersentuhan dengan wanita jelek dan culun seperti Naya. ini kali pertama ada Wanita yang memeluk nya, apalagi di depan banyak orang seperti ini.
" Ma-maaf, "Naya gugup, langsung melepas diri, menjauh dari Arkan," Aku terlalu takut ular Kak, maaf, "Naya menunduk, ia pasrah, jika Arkan akan menghukum nya ia akan terima dengan lapang dada.
"Jangan pernah lagi menyentuh tubuh ku, saya tidak suka, apalagi di sentuh oleh wanita jelek seperti mu," Arkan langsung pergi meninggalkan Naya yang masih saja menunduk.
Semua kembali fokus pada pembuatan tenda, masing-masing dari mereka berspekulasi berbeda-beda, ada yang berpendapat jika Naya wanita tidak punya malu, ada juga yang merasa beruntung menjadi Naya karna bisa memeluk lelaki setampan Arkan.
"Nay, lagian kamu kenapa meluk kak Arkan segala, " Ucap Risa.
" Mana ku tahu kalau itu Kak Arkan, Sa, aku refleks langsung memeluk nya, karn aku takut ular, "Naya tidak mau di salahkan.
"Aaah curi kesempatan kamu yah, bisa peluk-peluk cowok sperti Kak Arkan yang tampan nya ngga ketulungan," celoteh Risa menyenggol perut Naya.
"Apaan sih, kamu tahu sendiri kan sejak awal Kak Arkan terlihat jengkel dan selalu membully aku, dia selalu mencari gara-gara, dan itu membuat aku jengkel sama pada nya, pria yang menyebalkan," Jelas Naya, terlihat sekali wajah nya yang kesal ketika menyebut nama Arkan.
"Tapi kamu juga mengagumi ketampanan nya kan?, " Mencolek dagu Naya dengan tertawa.
"Ya dia memang tampan, tapi sayang tampan saja ngga cukup, sikap nya nol di mata ku."
"Eh, eh bentar Nay, " Mata Risa terfokuskan pada ular mainan, lalu Risa mengambil nya," Jadi ini ular mainan? kamu di jahili, Nay. "
"Ular mainan? aku kira memang ada ular di area tenda kita, Kak Arkan benar-benar keterlaluan," Naya marah, ia tidak tahu jika Arkan yang melempar ular mainan tersebut, Naya langsung merebut ular mainan dari tangan Risa, dan berjalan cepat ke arah tenda Arkan.
"Nay, kamu mau kemana? jangan gegabah, " Risa memperingati, ini masih ospek, Arkan bisa saja menghukum Naya sesuka hati nya.
"Kak Arkan," Panggil Naya dengan kesal, Arkan menoleh, membalikan badan nya.
"Apa lagi?, " bertanya dengan malas.
"Jadi ini ular mainan? Kak Arkan sengaja menjahili ku?," terlihat sekali Naya menahan amarah.
"Iya," Arkan begitu santai menjawab, melipat kedua tangan nya di dada bidang nya.
Naya menggeleng, " Kak Arkan memang tidak punya perasaan, kau tahu? ular ini bisa berdampak buruk dengan trauma ku," Air mata Naya lolos begitu saja, "Berfikirlah sebelum bertindak, Kakak ini senior di sini, juga ketua panitia, tidak pantas mencontohkan sikap seperti ini di hadapan peserta lain nya," "Naya melempar Ular pada tubuh Arkan dengan amarah, padahal Naya terbilang cukup pendiam, dan tidak gampang marah, tapi sikap Arkan kali ini benar-benar keterlaluan, karna kejadian Ular tadi membuat Naya kembali mengingat kejadian ayah nya dulu yang hampir meninggal karna ular. Naya langsung meninggalkan Arkan yang sejak tadi diam.
"Tunggu, gadis culun, " Suara Arkan terdengar menahan amarah, langkah Naya terhenti, dengan mata terpejam, mengatur nafas nya yang saat ini sedang memburu.
Arkan mendekat, menghadap Naya, manik mata mereka beradu," Berani kamu mempermalukan saya di hadapan umum seperti ini, " Arkan mengepalkan tangan nya, merasa malu dengan ucapan Naya tadi, karna saat ini mereka sedang memperhatikan nya dengan Naya.
" Aku tidak akan mempermalukan Kakak seperti ini jika Kakak tidak memulai nya, " Ucapan Naya sudah terdengar Formal, karna Naya tahu, siapa lawan bicara nya sekarang. Naya selalu bisa menyesuaikan dengan siapa dia bicara," Jika Kakak merasa malu aku minta Maaf. "
" Maaf mu saja tidak cukup gadis culun, " mencengkran kuat pergelangan tangan Naya sampai Naya meringis kesakitan, " Bersiaplah untuk menerima hukuman dari ku, " langsung pergi dengan menyeringai.
" Sabar Nay, sabar, " Naya mengusap-ngusap dada nya, mencoba menenagkan hati nya, dan kembali melangkah menuju tenda.
" Ar, kali ini kau memang keterlaluan, Ar, " Ucap Riza.
" Ya, Ar, kau tau tadi, Naya bilang dia trauma, bagaimana jika terjadi hal buruk pada Naya saat kamu lempar ular mainan tadi, " Dika ikut menimpali.
"Apa kalian mengomel hanya untuk membela nya? sudahlah tidak perlu di fikirkan, lebih baik sekarang kita breeping untuk mempersiapkan acara nanti malam, suruh yang lain berkumpul di sini, " Arkan duduk di sebuah kayu kecil.
***
Malam pun tiba, acara api unggun sedang di mulai, semua peserta berbaris membentuk sebuah lingkaran, dengan di tengah-tengah api yang cukup besar, membuat tubuh mereka sedikit menghangat.
Arkan berdiri di tengah-tengah peserta, dengan menggenggam micropone.
"Seperti yang sudah kami katakan tadi, masing-masing dari kelompok harus menampilkan kreasi apapun, apa kalian sudah siap?, " Teriak Arkan dengan antusias.
" Siap Kak, " Semua peserta nampak bersemangat, dan mulai ke kelompok nya masing-masing.
Acara kreasi sedang di mulai, ada yang menampilkan drama lucu, ada yang menampilkan puisi berantai, ada juga menampilkan dance terbaik nya.
Semua bertepuk tangan, dengan sangat gembira.
"Tibalah kita di acara yang di tunggu-tunggu, " ucap Arkan, membuat semua merasa penasaran, termasuk para panitia, bukankah acara nya sudah selesai? tanya mereka dalam hati.
" Mau ngapain lagi si Arkan?, " Bisik Riza pada Dika.
" Aku juga tidak tahu, atau jangan-jangan dia mau mencari gara-gara lagi dengan Naya?, " jawab Dika waspada.
" Kata nya ada yang ingin menampilkan sesuatu di sini, " lanjut Arkan, pandangan mata nya tak lepas dari Naya. Semua nampak menunggu, siapa lagi yang akan menampilkan kreasi, sampai Kak Arkan sendiri yang mempersilahkan seolah orang ini adalah spesial.
" Baiklah kita sambut, Naya Karisma, beri tepuk tangan nya, " Sambut Arkan dengan senyum puas nya.
" Aku?, " Naya bingung, masih diam di tempat.
" Ya kamu, tadi kamu bilang mau menampilkan sebuah lagu yang indah, ayoo ke depan, " Ajak Arkan dengan senyum nya.
Aku sama sekali ngga bilang mau nyanyi, dan aku juga ngga bisa nyanyi, bagaimana ini? gumam nya panik dan gugup.
***
Happy Reading
Naya begitu gugup dan panik, apa ini yang di maksud Arkan harus siap menerima hukuman dari nya?.
"Maju.. maju.. maju.. " Semua bersorak riuh, mereka sangat penasaran dengan penampilan Naya si gadis culun.
"Nay, emang nya kamu bilang mau nyanyi?," tanya Risa.
"Ngga Sa, aku juga ngga tahu, kenapa Kak Arkan menyuruhku untuk bernyanyi di depan, mana aku ngga bisa nyanyi, gimana dong?, " Naya semakin gugup, apalagi semua tak henti-henti nya untuk memanggil nama nya.
" Hemm, kamu pasti di kerjain Kak Arkan, Nay, " Risa menghembuskan nafas, melirik Arkan yang sejak tadi memunculkan senyuman yang entah tahu apa makna nya.
Naya menghembuskan nafas kasar, bangun dan berdiri, dengan langkah pelan dan menunduk, ia maju, mendekat ke arah Arkan.
" Nikmati hukuman ku ini?, " Bisik Arkan pada telinga Naya, Arkan langsung kembali berdiri di samping Riza.
" Aku harus apa? aku harus nyanyi apa?, " gumam nya dalam hati, meremas ujung baju nya dengan kencang, setelah menautkan jemari nya, untuk memberikan kekuatan.
Naya mulai bernyanyi, suara nya sangat fals, tidak enak di dengar, semua mentertawakan Naya, dan menyoraki Naya dengan celaan.
Huh dasar gadis culun.
Ngga bisa nyanyi, kok ingin nyanyi ke depan.
udah pulang saja sana.
Tidak berguna.
maluu..maluu woooy.
Itulah hinaan dari teman-teman peserta.
"Stop!, berhenti untuk membuat keributan,!" Tegas Riza, langsung maju, berdiri di dekat Naya. Semua langsung berhenti dalam sekejap.
" Kamu bisa kembali ke tempat, " Lanjut nya pada Naya.
Naya mengangguk, mata nya sudah basah, Risa langsung memeluk Naya, mengusap punggung yang sedang berguncang.
" Nay, yang sabar yah, " Risa mencoba menenangkan," Kamu jangan perdulikan orang-orang yang sekarang menghina kamu. "
Naya mengangguk tanpa mengeluarkan kata, enggan untuk berbicara, hati nya merasa pilu.
" Sebenar nya apa salah ku pada Kak Arkan? kenapa dia selalu mencari gara-gara terhadap ku, " Naya menangis.
" Aku juga ngga tahu kenapa Kak Arkan sampai segitu nya sama kamu, tapi kamu harus nya tadi ngga usah maju kalau ngga bisa nyanyi. "
" Aku bingung harus gimana, semua menyudutkan aku untuk maju, " Melepaskan pelukan nya, menarik nafas dalam," Tidak masalah, aku tidak boleh sedih, aku sudah terbiasa dari sejak SMA aku memang selalu di bully oleh teman-teman ku, jadi untuk apa aku bersedih, " Tersenyum getir.
Risa menatap Naya dengan nanar, sungguh malang nasib teman yang baru di kenal nya ini, "Jangan terlalu di fikirkan, oke, " mengusap lengan Naya.
"Perhatikan semua nya, " Riza nampak serius," seharus nya kalian tidak usah mencela teman kalian sendiri, seperti Naya tadi, semua mempunyai kekurangan dan kelebihan, termasuk dalam bakat, mungkin Naya tidak berbakat dalam bernyanyi, mungkin ada bakat lain yang kita tidak tahu. Saya berharap kalian bisa bersikap lebih dewasa lagi, apalagi kalian sekarang sudah menjadi mahasiswa. Kalihan paham?, " Tegas Riza. Semua peserta mengangguk.
"Oke acara malam ini sudah selesai, silahkan kalian beristirahat, " lanjut nya.
Semua peserta memasuki tenda kelompok masing-masing.
Riza menghampiri Arkan yang saat ini sedang duduk mengusap-ngusap telapak tangan nya di depan api unggun.
" Arkan?, " panggil Riza.
" Ada apa?."
"Kali ini kau benar-benar keterlakuan Ar, ini ide kamu untuk mempermalukan Naya lagi kan?, " Duduk di samping Arkan.
"Tadi sore dia sudah mempermalukan ku di hadapan yang lain, setimpal kan," Bangun dan berdiri.
"Tapi itu karna kau yang memulai duluan pada Naya, apa kau tidak kasihan pada Naya? tadi dia nangis karna menahan malu, semua mencela nya, " Sudah mulai emosi, tidak mengerti dengan jalan pikiran sahabat nya.
" Kenapa kau selalu membela nya? oh atau jangan-jangan kau menyukai gadis culun itu,?, " Arkan terbahak," Apa kau tidak punya tipe gadis cantik?. " Bahu Arkan berguncang dibarengi dengan tawa nya.
Riza terdiam beberapa saat,"Aku membela nya bukan berati aku menyukai nya."
"Hey jangan lupakan aku sahabat mu yang sejak dari smp," Ucap nya dengan penekanan, "kau selalu membela Naya dalam berbagai alasan, " Arkan menaikan sudut alis nya," Kau benar-benar menyukai nya?. " tanya Arkan dengan raut wajah serius.
Riza diam kembali, dia juga tidak tahu, setiap melihat Naya bersedih, Riza selalu merasa tidak tega, diri nya ikut merasakan apa yang Naya rasakan.
" Kau diam, itu artinya kau menyukai nya, " Arkan tertawa, menggelengkan kepala," Cammon bro, banyak gadis lain yang cantik, pintar dan berkualitas, kau suka apa nya dari gadis culun seperti dia?, Aneh. "
" Sudahlah tidak penting aku menyukai nya atau tidak, yang terpenting kau jangan mencari gara-gara lagi pada nya, kasihan dia. " Riza langsung meninggalkan Arkan, memasuki tenda nya, kebetulan hanya ada dia sendiri, karna yang lain sedang memasak mie instan.
" Aku tidak mungkin menyukai Naya kan?, " Gumam nya, merebahkan tubuh nya, menopang kepala nya dengan kedua tangan nya," Dia tidak cantik, penampilan nya juga aneh, masa iya aku menyukai nya, " Lanjut nya," Tapi dia unik, berbeda dari yang lain, senyum nya juga manis, " Riza senyum-senyum sendiri," Ah sudahlah mungkin aku hanya kasihan saja pada nya, " Riza bangun dan kembali menghampiri teman-teman nya.
***
Di rumah Risa.
Setelah acara ospek yang di selenggarakan di puncak selesai, Naya menginap di rumah Risa, karna rumah Naya cukup jauh dari kampus.
" Rumah mu besar banget Sa, " Naya begitu kagum melihat rumah Risa yang memang mewah, berbeda sekali dengan rumah nya yang hanya satu lantai dan terbilang sederhana.
" Ya begitulah, rumah besar tapi penghuni nya sedikit, " terlihat sekali raut wajah Risa yang muram.
" Kenapa? kenapa kamu terlihat sedih?. "
" Nanti saja aku ceritakan, sekarang kita ke kamar ku, bersih-bersih dan tidur. " Risa mulai menaiki tangga, di ikuti oleh Naya dari belakang. Mata Naya tak lepas dari berbagai pernak pernik yang menempel di setiap sudut rumah, sungguh mewah dan elegan.
Setelah Naya dan Risa selesai membersihkan diri, Risa langsung merebakan tubuh nya di kasur, "Uuh pegal sekali," Risa meregangkan otot-otot nya," Kenapa berdiri di situ? ayo kita tidur, " Risa menatap Naya yang sejak tadi hanya berdiri mematung di tepi ranjang.
" Aku tidak apa-apa tidur bareng kamu di kasur kamu yang mewah ini? amu tidur di sofa juga ngga apa-apa, " Naya yang berasal dari pedesaan mulai mengeluarkan kepolosan nya membuat Risa tertawa terbahak.
" Naya, masa kamu tidur di sofa, ya di sini lah bareng aku, Ayoo naik, " menepuk ruang kosong di samping nya.
Naya tersenyum mengangguk, mulai membuka kaca mata dan ikat rambut milik nya.
Risa yang sejak tadi memperhatikan Naya langsung melongo dan bangun.
" Nay, Nay tunggu, sebenar nya kamu tuh ngga jelek-jelek amat, " Ceplos Risa.
" Ngga jelek-jelek amat berati aku jelek begitu?, " Naya mengerucutkan bibir nya.
Risa langsung tertawa," Kamu sebenar nya cantik Nay kalau kaca mata dan ikat rambut kamu di lepas, " Jelas Risa, langsung mengambil sisir dan merapihkan rambut Naya agar tergerai.
" Sa, ih kamu tuh apaan sih, aku ngga betah berpenampilan seperti ini, " Gerutu Naya.
" Diam dulu sebentar Nay, "Masih merapihkan rambut Naya" Ih sebenar nya kamu tuh ngga nyisir berapa bulan sih? " Gerutu Risa saat menyisir rambut Naya yang memang terbelit.
" Enak aja berapa bulan, rambut ku ikal, jadi agak susah di sisir, maka nya aku jarang nyisir hehe."
"Tuh kan Nay, kamu tuh cantik kalau rambut nya di gerai kayak gini, apalagi ngga pake kaca mata, coba deh kamu rubah penampilan kamu, " Risa mengakui jika memang wajah Naya cantik, wajah yang terlihat natural.
" Ngga mau, Sa, malah aku malu kalau berpenampilan kayak gini. "
"Itu karna belum terbiasa."
"Aku tetap ngga mau, lebih nyaman seperti penampilan ku yang biasa nya, lagi pula karna aku mau tidur aja rambut dan kaca mata aku di lepas. "
Risa menghembuskan nafas," Yasudah terserah kamu. "
Tiba-tiba saja bel rumah berbunyi.
" Nay, kamu yang bukain yah, aku cape mau tidur hehe, pelayan ku juga kayak nya udah tidur, " Risa langsung menjatuhkan kembali tubuh nya pada kasur.
"Ih dasar, " Naya langsung ke luar kamar, tanpa menggunakan kaca mata dengan rambut yang tergerai.
Naya membuka pintu, merasa terkejut dengan siapa yang baru saja datang.
"Kak Riza?, " gumam Naya.
Sosok lelaki yang di panggil Naya, langsung memicingkan mata nya.
Bersambung
Happy Reading
jgn lupa jempol nya.. 😘😅
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!