Disinilah Sakia Anindia Putri menangisi Kehidupan nya yang malang, Ketika ia Kembali menata hidup nya karna kehilangan kedua orang tua nya dengan Sosok Pria yang sangat mencintai nya, Kembali menelan Pahit Dunia, Saat melihat pria yang sangat ia cintai bermesraan dengan sahabat nya sendiri saat ia sedang berbadan dua.
"Kenapa Dunia begitu kejam padaku?.. Apa Aku tidak bisa bahagia..." Teriak Sakia dengan hati yang begitu sakit.
Flash Back On
Sakia dengan wajah berseri memasuki Mall, Ia akan membeli Hadiah untuk Laki-laki yang sangat ia cintai, Hari ini adalah Ulang tahun Arka, Ia Akan membeli sesuatu untuk pacaran nya itu.
Setelah membelikan Arka hadiah, Sakia memilih pulang karna hari hampir siang, Sampai di Apartemen, Sakia masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan Badan nya, Ia Akan menemui Arka setelah ia beristirahat sebentar.
Sakia memang tinggal sendiri, Karna dia adalah Anak Yatim Piatu, Setelah kepergian Kedua orang Tua nya Ia hidup sebatang kara,
Jam Menunjukkan pukul 2 Siang, Sakia sudah berdandan cantik untuk Pria nya,
Ini adalah hal yang membahagiakan untuk Kedua nya, Bukan hanya karna Ulang tahun Arka, tetapi Ini adalah hari ulang tahun hubungan mereka yang ke 6 tahun.
Setelah memastikan Penampilan nya sudah cantik, Ia berjalan keluar dari Apartemen membawa Paper Bag yang berisi hadiah untuk Arka, Sakia menunggu taksi yang sudah ia pesan.
Setelah taksi yang ia tunggu datang, Segera saja Sakia masuk.
"Mau kemana Non?.."Tanya Supir Taksi.
"Ke Jalan Kenanga Pak." Jawab nya sopan, Supir pun mengangguk dan menjalankan Mobil meninggalkan Basemen Apartemen.
Sekitar 30 menit, Akhir nya Mobil sampai juga, Setelah membayar, Sakia turun dari taksi, Ia berjalan dengan bahagia.
"Selamat Siang Nona Kia." Sapa Security melihat Sakia berjalan kearah nya.
"Selama Siang Pak."Sapa nya balik seraya tersenyum manis.
"Saya keatas dulu Pak."Pamit Sakia sopan.
"Silakan."
Sakia kembali melanjutkan langkah nya menuju Lift, Sakia masuk kedalam Lift dan menekan angka yang ia tuju.
Ting
Pintu Lift terbuka, Sakia keluar dan berjalan kearah dimana Apartemen Arka, Ia langsung menekan Password Apartemen Arka, karna memang Arka memberi tahu nya.
Clek pintu terbuka, Sakia masuk dengan senyum mengembangkan, Ia berjalan menuju Ruang Tamu, tidak ada Arka disana, Ia berniat untuk kekamar Arka, Karna biasa nya jika Arka tidak ada diruang Tamu, Pria itu ada dikamar.
Belum sampai Sakia Ke Tangga, ia mendengar Suara Arka didapur, Ia tidak jadi Kamar, Sakia memilih melangkahkan Kaki nya menuju dapur.
Jrekk....
Sakia terdiam, Air mata nya mengalir tanpa diminta, hati nya sangat sakit melihat Arka pria yang sangat dia cintai Berpelukan bahkan berciuman,
Sakia menutup mata nya berharap ini hanyalah mimpi, Tetapi sayang, Ini adalah Nyata.
"Arka..."Teriak Sakia dengan Kencang, Arka terlonjat kaget, Ia mendorong Wanita yang sedang ia cium, Wanita yang bersama Arka bangkit, Ia merapikan Rambut dan baju nya yang berantakan, Ia berbalik menghadap Sakia.
Sakia Semakin terkejut melihat Wanita yang baru saja Berpelukan bersama Kekasih nya.
"Tia.."ucap nya terkejut, Tia adalah Sahabat baik nya saat Di Bangku SMA sampai Kuliah.
"Kia, Aku bisa jelasin, Ini..."
"Cukup Arka, Aku melihat semua nya, Aku tidak menyangka kamu mengkhianati cinta kita." Ucap Sakia dengan air mata yang membanjiri Pipi manis nya.
"Maafkan Kami Kia!!, Kami tidak bermaksud untuk menyakitimu." Pinta Tia mendekati Sakia, Ia mencoba memeluk Sakia, Tetapi Tanpa ia duga, Sakia mendorong nya hingga terbentur ke meja makan.
"Apa yang kamu lakukan pada nya Kia," Bentakan Arka membuat Sakia terkejut, Ia tidak menyangka, Arka membentak nya, Arka yang baru tersadar pun menghampiri Sakia berniat untuk memeluk nya tetapi Sakia menepis nya.
"Aku benar-benar tidak percaya ini, Kamu mengkhianati aku." Ucap nya lirih, Hati nya benar-benar sakit melihat orang yang sangat ia cintai tega mengkhianati nya.
"Aku minta Maaf, Kia, aku sudah mengkhianati cinta Kita, Aku dan Tia saling mencintai." Ucapan Arka bagai petir yang menyambar Langsung kedalam hati Sakia, Sakit benar-benar sakit.
Sakia tidak bisa lagi mengucapkan satu kalimat pun, Hari yang seharusnya menjadi hari yang begitu bahagia untuk nya dan Arka menjadi Hari yang menyakitkan untuk nya, Ingin sekali dia berteriak tetapi ia tidak bisa.
"Maafkan Aku Kia,mungkin hubungan kita cukup sampai disini, Aku sudah capek bertahan dengan mu, Aku sangat mencintai Tia,..." Sesak di dada Sakia benar-benar terasa, Seperti ribuan batu menghantam Hati nya, Air mata nya tak dapat ia bendung, lagi,Sakia menjatuhkan Paper Bag yang ia bawa.
"Aku mohon, jangan katakan seperti itu, Aku tau kamu hanya bercanda, Aku Sedang..."
"Cukup Sakia, Aku lelah bertahan denganmu yang sangat manja, Aku muak denganmu." Bentak Arka melepas Tangan Sakia yang memegang nya.
Sakia Semakin terkejut, Perkataan Arka benar-benar menyakiti hati nya.
"Baiklah Arka, aku tidak akan menggangu kehidupan kamu lagi, terima kasih atas Goresan luka yang telah kamu berikan padaku, Aku berjanji tidak akan pernah menemui dan mengganggu lagi-lagi, Dan Terima kasih, dengan sikap kamu ini, Aku bisa mengetahui bahwa kamu ayah yang tidak bisa bertanggung jawab."Ucap Sakia Lirih, ia berlari keluar dari apartemen Arka, hati nya benar-benar hancur.
Sedangkan Arka terdiam mematung, mencerna Ucapan Sakia, sampai Tia menghampiri dan memeluk nya.
"Maafkan Aku Ka." Ucap Gadis itu melihat wajah Arka yang menahan amarah, Arka hanya mengangguk seraya membalas pelukan Tiara.
Flash Back Off
Sakia menepuk Dada nya yang terasa sakit, mata nya sudah bengkak karna terlalu lama menangis,Di Taman sangat sepi, karna Hari hampir petang, sedangkan Sakia sama sekali tidak berniat untuk bangkit.
"Apa yang harus aku lakukan Sekarang, Arka sudah tidak mau bertemu dengan ku lagi, sedangkan aku sedang mengandung anak dari nya." Sakia mengusap perut nya yang masih datar, Air mata nya kembali mengalir, ia menengadah menghadap ke langit, hati dan cinta nya telah hancur.
"Ayah ibu, Maafkan Sakia, Sakia udah ngelakuin Dosa besar, Maafkan Kia ayah Ibu.." ucap Sakia lirih, Alam benar-benar tidak adil pada nya, dulu Dia kehilangan kedua orang tua nya secara bersamaan, Dan Arka datang sebagai pengobat kepergian Orang tua nya, Dan sekarang Ia harus kehilangan Pengobat nya itu.
"Apa aku memang dilahirkan untuk terus menderita."Tanya nya dengan tangan terkepal, rasa nya ingin sekali dia mengakhiri hidup nya, Tetapi ada kehidupan yang ada dalam perut nya, Anak yang tuhan titip kedalam Rahim nya.
Sakia membereskan Pakaian nya, Ia sudah memutuskan untuk pergi jauh dari Tempat yang membuat kehidupan nya menderita, Ia Akan berusaha melupakan Masa lalu nya dan membuka lembaran baru bersama Anak nya, Walaupun dia tidak tau akan pergi kemana dia sekarang, yang jelas dia harus pergi meninggalkan Kota itu, Kota yang penuh kenangan Bahagia dan juga Kenangan pahit.
"Lebih baik Aku tinggal 1 malam saja disini, Besok pagi-pagi sekali Aku akan pergi."Ucap Nya saat melihat jam didinding Kamar nya menunjukkan pukul 9 malam.
Sakia menatap Foto diri nya bersama Arka, Foto yang menunjukkan Betapa bahagianya dia bersama Arka, Air mata nya kembali menetes saat mengingat Kejadian dimana hubungan nya hancur, Ia berharap ini hanyalah mimpi, Mimpi yang sangat buruk untuk nya, tetapi sayang Ini Adalah Nyata, Kekasih yang begitu ia cintai telah mengkhianati Cinta Suci nya bersama dengan Sahabat nya sendiri.
Jam menunjukkan pukul 6 pagi, Sakia sudah bangun dan membersihkan badan nya, Ia sudah siap pergi dari tempat dimana Kenangan manis bersama Arka tersimpan, Lagi dan Lagi air mata Sakia luruh tanpa diminta,Hati nya bagai disayat sembilu, Kenangan yang sangat indah, Kini hanya kenangan,
Sekali lagi Sakia melihat Seisi apartemen nya, Dia tidak membawa barang barang atau hal yang berkaitan dengan Mantan pacar nya, ia akan mencari tempat tinggal yang sangat jauh dari Keluarga Damian.
"Selamat Tinggal, Arka semoga kamu bahagia."Ucap nya seraya melihat kearah foto yang terpasang indah didinding, Perlahan foto itu menghilang ditelan pintu.
Sakia Sekarang sudah ada Di Halte menunggu Bis datang, Ia juga sama sekali tidak tau kemana ia akan pergi, tetapi tidak ada yang bisa ia harapkan di kota ini, Pergi Mungkin lebih baik.
Setengah jam menunggu Akhir nya Bis datang juga, ia mengangkat Tas nya kedalam Bis, Sakia memejamkan mata nya saat merasakan Bis mula pergi meninggalkan Halte, Air mata nya kembali menetes, sekarang ia benar-benar pergi meninggalkan kota yang penuh kenangan itu, Kenangan Bersama kedua orang tau nya, Kenangan bersama Arka.
"Aku merindukanmu Burung Beo." Burung Beo adalah panggilan sayang untuk Arka, karna Arka cerewet saat bersama nya.
"Kamu benar-benar Bodoh Sakia, Untuk apa kamu merindukan dia, Jelas-jelas dia sudah mengkhianati kamu" Hati Sakia berteriak Seakan sisi jahat nya berkata, Sakia perlahan menutup mata nya masuk kedalam Mimpi, Hati dan pikiran nya sangat lelah mengikuti Alur kehidupan yang telah dibuat untuk nya.
Sakia turun dari Bis, Ia melihat sekeliling, Tempat Asing ini akan menjadi tempat Dia dan Anak nya nanti hidup bersama, Jauh dari Kota nya yang penuh dengan luka.
Sakia berjalan mencari Warung makan, Sejak pagi ia belum mengisi perut nya, Dan sekarang sudah menunjukkan pukul 8 malam, Sakia berhenti tepat didepan penjual Nasi Goreng.
"Nasi Goreng nya satu Buk!!."Ucap nya dengan ramah, Sang penjual pun mengangguk antusias, Ia segera menyiapkan nasi goreng untuk pelanggan nya, Setelah menyiapkan Nasi goreng pesanan Sakia, Ibu penjual itu memberikan nasi Goreng yang ia buat untuk Sakia.
"Makasih Buk.."Ucap Sakia menerima piring yang berisi Nasi goreng dan memakan nya, Ibu penjual itu melihat Tas yang ada disamping Sakia.
"Kamu hendak Kemana membawa Tas?.."Tanya Ibu itu.
"Saya ingin mengunjungi Saudara saya Bu."Jawab Sakia tersenyum, Setelah membayar Nasi Goreng nya ia berjalan menyusuri jalan, Hari sudah sangat Larut, dan Sakia sama sekali belum menemukan Tempat tinggal.
"Aduh, hampir tengah malam lagi, Mana tidak ada Kontrakan Kosong..."Sakia memilih untuk istirahat didepan ruko, Ini adalah pertama kali nya Sakit tidur ditempat seperti ini, Demi ingin pergi jauh dari laki-laki yang sudah menghancurkan Kehidupan nya.
Pyaar....
Sakia terlontar kaget saat pemilik tokoh menyiram nya dengan Air, Sakia mengusap wajah nya yang tersiram air.
"Pergi kamu dari sini!! dasar gembel, kurangin Rezeki saja.."Usir ibu-ibu itu memelototkan mata nya kearah Sakia.
"Maaf Buk, Saya akan pergi..."Ucap Sakia bangkit dan pergi dari depan Ruko itu, Sakia melihat Dompet nya yang tinggal 500 ribu rupiah.
Sakia berjalan menuju rumah makan yang ada diseberang jalan, perut nya sudah keroncongan minta diisi,Sakia mengusap perut nya yang masih rata.
"Maafkan Mama Sayang, kamu harus susah karna Mama.."Air mata Sakia menetes, Entah mengapa Setiap kali mengingat Arka kebencian nya bertambah berkali-kali lipat.
Sakia menghela Nafas panjang, Ia mengusap air mata nya dan melangkah menuju Rumah makan yang ada diseberang Jalan, Selepas makan, Sakia kembali mencari Kontrakan.
"Assalamualaikum Bu."Salam Sakia dengan wajah ceria.
"Waalaikumsalam, cari apa ya dek?..''Tanya Ibu itu melihat Sakia dari ujung Kaki sampai ujung kepala, Sakia yang dilihat seperti itu hanya menunduk menahan air mata nya, ini adalah tempat kelima yang Ia datangi tetapi malah diusir dan diteriaki gembel.
"Maaf Bu, Tadi saya melihat Rumah yang dikontrak, Saya tanya-tanya warga sini kata nya Ibu pemilik nya.."Ucap Sakia sopan.
"Itu memang kontrakan saya, memang nya kenapa??.."Tanya Ibu itu dengan nada ketus.
"Jika Ibu mengizinkan saya ingin menyewa Kontrakan itu, tapi uang saya tinggal 500 ribu, Nanti sisanya saya akan bayar.."Ucap Nya sopan, Sakia benar-benar berharap Ibu yang ada didepan nya ini mau membantu nya, dia ingin segera beristirahat, Tubuh nya sudah sangat lemah.
"Hahaha, 500 ribu?... untuk apa uang segitu, Rumah itu biasa nya dikontrakkan 3 juta dalam satu bulan, dan kamu ingin 500 ribu, Cih pergi kamu dari sini, dasar pemulung...."Lagi dan lagi Sakia diusir dan diejek, hanya air mata yang menjadi teman yang ia temani berjalan, entah kemana ia akan pergi.
Sakia mengusap peluh keringat di dahi nya, Cuaca hari ini sangat panas, sedangkan wanita hamil itu belum menemukan tempat untuk tinggal, kaki nya sudah pegal untuk berjalan.
"Kepalaku pusing sekali...."Ucap Sakia lemah, sambil memijit kepala nya yang seakan berputar, penglihatan nya buram, Dan seketika.
Bugkk..
Sakia tergeletak pingsan dipinggir jalan, Orang yang melihat nya hanya acuh menganggap bahwa itu hanya modus belaka untuk mendapatkan perhatian dari warga.
****
Sakia mengerjap-ngerjapkan mata nya, samar-samar ia melihat Lampu yang sangat silau, Saat Sakia membuka mata nya ia terkejut saat menyadari jika dirinya berada di sebuah kamar, Kamar yang tidak terlalu besar, terdapat 1 lemari yang hanya memiliki 2 pintu, dan disamping tempat tidur terdapat sebuah meja yang tinggi nya sebanding dengan tempat tidur yang ia tiduri.
"Kamu sudah Bangun??.."
"Kamu siapa?.."Tanya Sakia merapikan baju nya, Wanita yang berdiri diambang pintu hanya tersenyum melihat tingkah Sakia, Ia pun berjalan menghampiri Sakia yang terlihat takut.
"Kamu jagan takut, Aku bukan orang jahat, Aku yang membantumu saat tergeletak pingsan dipinggir jalan..."Ucap Wanita itu duduk ditepi ranjang berhadapan dengan Sakia.
"Terima kasih mbak, Karna sudah menolongku..."Ucap Sakia bersyukur, Wanita didepan nya hanya mengangguk.
"Perkenalkan namaku Winda, tidak usah sungkan padaku, Aku pikir Usiaku tidak beda jauh dengan mu..."Ucap Winda mengulurkan tangan nya, Sakia pun tersenyum dan membalas uluran tangan Winda.
"Sakia Mbak..."Jawab Sakia tersenyum tulus.
"Kamu dari mana, Kok Bawa tas segala..."Winda yang teringat tas Sakia pun bertanya.
"Dari Kota B kak, Aku pindah kesini karna ingin memulai kehidupan baru.." Sakia tersenyum, tetapi senyuman itu membawa luka, Walaupun dia tersenyum Tetapi Rasa nya Winda melihat senyum hampa...
"Apa yang terjadi..."dari pada kepo, Winda lebih baik bertanya, Sakia yang ditanya hanya menggelengkan kepala, dan tersenyum, Ia tidak ada niatan untuk membagi lukanya kepada orang lain.
"Tidak apa jika kamu tidak ingin cerita, Kalau begitu bagaimana kalau kita makan dulu, Aku takut janin mu kenapa-kenapa.."Sakia benar-benar terkejut saat Winda Mengatakan Janin, apakah Perempuan yang ada didepan nya tau jika ia sedang hamil?? Tapi dari mana ia bisa tau Sakia tidak pernah memberitahukan nya, Sakia terdiam sampai Tangan Winda menyentuh wajah nya yang terdapat Air mata.
"Aku memiliki Sahabat seorang dokter kandungan, Walaupun terdengar bodoh karna aku menyuruh Seorang dokter kandungan memeriksa keadaan seseorang yang sedang pingsan ,tapi dia tetap memeriksa mu, tapi tau-tau kamu hamil..."Winda yang mengerti kebingungan Sakia pun menjelaskan bagaimana ia bisa tau kalau dia sedang hamil,Air mata Sakia semakin mengalir, Ia sangat bersyukur dipertemukan oleh orang sebaik Winda.
"Apa boleh aku memelukmu Mbak??...."Tanya Sakia ragu, Winda mengangguk seraya merentangkan tangan nya, Sakia pun langsung masuk kedalam pelukan Winda, Pelukan yang sangat nyaman, Sakia terus memeluk Winda dan menahan tangis nya, Hati nya sangat lemah begitupun Tubuh nya, Ia seperti tak memiliki sandaran untuk hidup, Beribu-ribu batu seperti menghantam jantung nya.
"Menangislah Sakia jangan ditahan, lepaskan biar kamu lebih tenang, Aku akan siap mendengarkan ceritamu, tetapi setelah itu kamu harus melupakan semua kenangan yang menyakitkan itu, masih ada Janin yang ada dalam perutmu, Kamu harus kuat!!,..."Ucap Winda Mengelus lembut punggung Sakia, tak berselang lama, tangisan itu semakin pecah, Winda hanya bisa mengelus Punggung nya memberikan Kekuatan. Sakia terus menangis di pelukan Winda sampai ia terbatuk-batuk.
"Apa Sudah tenang, sudah merasa baikan??..."Tanya Winda melihat Sakia bangkit dari pelukan nya dan menghapus sisa air mata nya, Sakia pun mengangguk dan tersenyum.
"Sekarang Ceritakan hal yang membuatmu sedih, setelah itu Buang semua kenangan pahit dan buka lembaran baru bersama adikmu.."Sakia mengelus dan sekali lagi memeluk Winda, baru kali ini Sakia mendapatkan Pelukan kasih sayang setelah kedua orang tua nya meninggal, Sakia bangkit dan memperbaiki Posisi duduk nya.
"Sekarang aku sendiri Kak, Kedua orang tua ku meninggal sejak umurku 12 tahun, perlahan aku bangkit dan memperbaiki hidupku, Hari-hariku penuh dengan hinakan dan ejekan dari teman-temanku tapi aku tidak ingin putus asa, aku yakin Akan ada hari bahagia yang menanti, sampai suatu ketika, Aku masuk sekolah menengah, aku bertemu dengan pemuda tampan, baik dan penyayang..." Sakia menghentikan cerita nya dan menarik nafas dalam-dalam dan membuang nya perlahan, Hati nya kembali sakit saat mengingat Arka yang begitu menyayanginya, melindungi dan mencintai nya,
"Kami menjalin hubungan selama 6 tahun, Selama itu dia tidak pernah marah padaku, dia selalu menjaga dan mencintai aku, banyak kenangan indah bersamanya, tapi saat ulang tahun dirinya dan Ulang tahun hubungan kami yang Ke 6 kali nya, Dia Berselingkuh dengan sahabatku sendiri, Dia bahkan tidak mengejar ku menanyakan maksud ucapan ku yang mengatakan dia ayah yang tidak bisa bertanggung jawab dia lebih memilih bersama wanita itu , Hati aku sakit Mbak, Seperti disayat sembilu, Benar-benar sakit..."tanpa sadar Winda mengeluarkan air mata saat mendengar cerita Sakia, dia saja yang hanya mendengarkan merasakan sakit apalagi Sakia..
Sakia terus menangis sesenggukan, Tetapi ia sedikit lega, karna rasanya sedikit nyaman saat menceritakan nya, Winda selalu setia menjadi tempat sandaran nya.
"Sudah Gih, Kamu yang sabar, Masih ada Si Dede Bayi yang harus kamu jaga, dan seorang ibu yang baik tidak boleh kelaparan itu tidak baik untuk Bayinya.."Sakia mengangguk, Winda pun mengajaknya keluar kamar dan mengajak Sakia kemeja makan...
Sakia memperhatikan Dapur yang sangat nyaman, Walaupun kecil tetapi sangat bersih, Barang-barang juga tersusun rapi, Setelah duduk, Winda mengambilkan nya Nasi dan Sayuran beserta Ikan yang sudah ia goreng.
"Makasih Mbak, saya tidak akan pernah melupakanmu Kebaikan Mbak kepada saya, Tapi apa boleh saya meminta bantuan mbak satu kali lagi??..."Tanya Sakia terlihat ragu, Winda pun mengangguk..
"Apa saya bisa minta tolong, mbak carikan saya Kontrakan, ngak apa-apa kalau kontrakan itu kecil.."Ucap Sakia serius, ia sudah lelah mencari Kontrakan tetapi tidak ada yang mau membantu nya, Mungkin Winda memiliki Kenalan yang menyewa kontrakan.
Winda tersenyum dan menggenggam tangan Sakia.
"Kamu Tidak perlu cari kontrakan, disini ada 2 kamar, dan mbak juga tinggal sendiri, kmu tinggal disini saja!!..."Sakia menggeleng, dia sudah terlalu banyak merepotkan Winda.
"Maaf mbak Bukan nya saya men....."
"Aku Mohon Sakia, tinggallah disini, aku ingin memiliki Teman ngobrol.."Sakia terdiam sejenak, jika ia menolak belum tentu juga ada yang memberi nya tempat tinggal dengan uang sedikit, Sakia pun mengangguk, dan memeluk Winda,Sakia benar-benar bersyukur bisa bertemu dengan Winda, Mungkin Wanita yang sedang ia peluk Adalah malaikat yang Tuhan kirim untuk nya..
"Aku berjanji Mbak, Aku akan cari pekerjaan dan membantu Mbak membayar sewa rumah, Sekali lagi terima kasih..."Ucap Sakia Tulus, Winda menggelengkan kepala nya mendengar Sakia ingin bekerja.
"Ingat Sakia!! Kamu sedang mengandung, Kamu tidak boleh terlalu lelah, Masalah Rumah, tidak ada yang perlu dibayar, Karna ini adalah Rumahku sendiri..."
"Tapi biarkan aku bekerja Mbak, Bagaimanapun nanti aku butuh uang yang banyak untuk biaya persalinan dan biaya baju dan perlengkapan untuk anakku..."Sakia tidak bisa bersantai dan merepotkan Winda, bagaimanapun mereka butuh uang yang lebih untuk biaya persalinan Sakia, Winda sedikit berpikir sebelum ia menganggukkan kepala..
"Terima kasih Mbak!!.."Ucap Sakia, Winda pun mengangguk dan merekapun makan dan sesekali mengobrol...
.
.
.
..
.
**HAY KAKAK-KAKAK JANGAN LUPA LIKE, KOMEN AND VOTE NYA,SUPAYA AUTHOR SEMANGAT UNTUK MENULIS..
DAN JIKA ADA YANG BELUM MEMBACA KARYA PERTAMA AUTHOR SILAKAN CARI"KETIKA CINTA BERTAHTA."
TERIMA KASIH, SALAM SAYANG UNTUK KALIAN**..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!