NovelToon NovelToon

Jangan Katakan TIDAK!

BAB 1 PERNIKAHAN TAK DI INGINKAN

Hujan deras mengguyur kota Jakarta. Tampak sebuah mobil BMW putih melintasi jalan yang basah, menghasilkan cipratan air ke sisi jalan. Mobil melintas sangat cepat, seperti terburu-buru menuju suatu tempat. Seolah tak peduli dengan derasnya hujan, tetap menerobos begitu saja tanpa beban.

_____

Sementara di tempat yang berbeda.

"Bi! Aku gak mau nikah muda, apalagi aku sama sekali gak kenal dengan orang itu! Tolong jangan paksa-paksa aku!" Seorang gadis bernama Aryn terlihat memberontak dari balik pintu kamar yang terbuat dari kayu. Pintu yang sudah berlobang karena rayap dan terlihat sudah rapuh itu menjadi saksi bisu tangis Aryn yang memecah ruangan.

Gadis yang bertubuh kecil itu terlihat mengenakan kebaya putih, rambut yang di sanggul di hiasi bunga-bunga melati khas orang yang akan segera melangsungkan acara pernikahan.

Lalu wanita paruh baya membuka pintu kamar, menemui Aryn. Segera gadis itu bersujud di kaki wanita yang bernama Riany yang merupakan Bibi Aryn sendiri.

"Denger ya, Ryn! Bibi ini udah capek ngurusin hidup kamu sejak kecil hingga sekarang kamu dewasa. Sekarang saatnya kamu membalas budi kepada Bibi. Menikahlah dengan orang itu. Bibi sudah mengambil uang maharnya. Jangan permalukan Bibi. Mungkin dengan begini Bibi bisa merubah kehidupan yang selalu miskin ini." Riany terlihat tak perduli dengan Aryn yang masih bersimpuh di kakinya. Dia hanya memperhatikan Aryn dengan tangan yang di lipat ke dada.

"Bibi menjual ku?" Arin menatap nanar, air mata membanjiri pipinya.

"Kadang hidup juga harus kejam."

"Bibi jahat!" Teriak Aryn. Pundaknya semakin terlihat bergetar karena tangis yang semakin menjadi.

"Ibumu saja tak perduli dengan mu! Seharusnya kamu itu berterimakasih pada Bibi, dan tau balas budi karena Bibi kamu bisa hidup sampai sekarang." Riany semakin tinggi nada bicaranya.

Kemudian dia meninggalkan Aryn, kembali mengunci kamar itu dan membiarkan Aryn di dalam sana. Tak perduli gadis itu yang masih saja berteriak memprotes semua yang dia lakukan.

Beberapa saat, Aryn seperti semakin kehilangan kesadaran.

Hingga sayup-sayup dia mendengar kata "SAH" dari luar kamar.

"Hidupku... sekarang hancur!"

"Aku benci! Aku benci semuanya!!!"

Aryn tak sadarkan diri.

_________

Kamar luas berdinding beton dengan cat biru, serta langit-langit kamar yang berwarna putih dengan lampu kamar yang sungguh mewah menyambut pengelihatan Aryn saat dirinya terbangun. Sekarang dia dalam keadaan sepenuhnya sadar.

Aryn bangkit, dia duduk di tepi ranjang dengan kasur berukuran big size. Kasur yang begitu empuk serta tak menimbulkan bunyi sama sekali ketika beringsut dari sana.

Tangan Aryn tak sengaja menyentuh kelopak-kelopak bunga yang bertaburan di atas kasur yang sedang dia duduki. Sangat banyak.

Aryn baru sadar, kamar ini di hiasi banyak bunga mawar merah. Di atas kasur, di bagian kepala ranjang, di setiap sudut kamar banyak terdapat bunga itu. Baunya juga semerbak, sangat wangi.

Aryn terlihat bingung. Dia bangkit dari kasur itu. Apalagi dirinya sekarang masih mengenakan baju kebaya putih yang dia kenakan sebelum tak sadarkan diri. Dia berusaha mengingat, tapi nihil. Yang terakhir dia ingat adalah kata "SAH" itu.

"Apa ini adalah kamar pengantin? Apa aku sudah menikah? Lalu... siapa? Siapa orang itu? Siapa yang menjadi suamiku?"

Lutut Aryn terasa lemas. Kembali dia terduduk di atas kasur. Badannya kembali bergetar menahan semua perasaan. Sedih, kecewa, takut semua berbaur menjadi satu.

Hingga terdengar suara derit pintu. Seseorang membuka pintu dan masuk ke dalam kamar. Kemudian mematikan lampu.

Belum sempat Aryn melihat wajahnya, tapi keadaan sudah tak terlihat lagi.

Gelap.

"Kamu siapa?" Teriak Aryn, sangat panik.

Langkah kaki semakin mendekat ke arahnya. Semakin membuat dirinya ketakutan. Ketakutan karena membayangkan hal-hal yang tidak di inginkan.

"Berhenti! Jangan mendekat! Atau aku akan berteriak!!!" Aryn mengancam, namun bayangan itu seolah tak perduli.

Sekarang mereka seperti sedang berhadapan. Aryn tak bisa melihat dengan jelas, hanya samar-samar melihat sosok yang lebih tinggi dari dirinya karena terhalang minimnya cahaya.

Aryn semakin tak bisa berkutik saat tangan orang itu sudah melingkar di pinggangnya.

"Astaga! Apa ini?"

BAB 2 PELARIAN ARYN

"Hei! Jangan kurang ajar, ya! Lepaskan aku!!!" Teriak Aryn berusaha melepaskan diri dari pelukan orang yang sama sekali tak dikenalinya itu.

Perlahan, pelukan itu semakin melonggar yang sebelumnya sangat erat. Terdengar langkah kaki menjauh yang dari Aryn. Deritan pintu yang menandakan orang itu sudah melewatinya dan sudah keluar dari kamar itu.

Aryn meraba-raba, mencari saklar lampu untuk menyalakan lampu yang sudah di matikan oleh orang tadi.

Cahaya kembali normal. Tapi jantung Aryn yang sekarang tidak normal. Jantungnya berdebar kencang karena ketakutan yang teramat sangat. Napasnya tidak teratur dan tersenggal-senggal.

"Aku sebenarnya dimana?"

Hingga seseorang kembali masuk. Aryn terperanjat kaget. Tapi kali ini orang yang jelas terlihat berbeda dari sebelumnya.

Dua orang wanita memakai baju yang sama. Baju terusan rok menutupi lutut, berwarna hitam berlengan panjang, berkerah dan memiliki kancing di bagian dada. Serta terdapat renda-renda putih di ujung rok dan di ujung lengan.

"Ka--kalian siapa?" Aryn terlihat bingung, saat kedua orang itu semakin mendekati dirinya.

"Maaf, Nona Aryn. Kami adalah pelayan di sini. Kami di tugaskan Tuan untuk melayani Nona dengan baik."

"T--tuan?" Aryn semakin bingung.

"Iya, suami Nona."

"Su--suami?"

Tanpa banyak basa-basi, segera pelayan yang bernama Susi masuk ke dalam kamar mandi menyiapkan air hangat, sedangkan pelayan yang satunya lagi--Susan menyiapkan baju untuk Aryn.

Aryn terbelalak saat Susan membuka lemari pakaian yang besar itu. Isinya semua baju-baju wanita. Berbagai bentuk dan warna tersusun rapi, sangat memanjakan mata.

Aryn sangat penasaran dengan sosok yang kini menjadi 'Suaminya' itu.

Namanya siapa?

Seperti apa orangnya?

Kenapa orang itu mau menikahinya?

Gak! Aku gak mau melihat orang itu!

"Nona, silahkan mandi. Airnya sudah siap." Susi membuyarkan lamunan Aryn.

Kedua pelayan itu masih mematung di sana Seperti menunggu Aryn, memastikan Aryn melakukan hal yang mereka sebutkan yang tentunya atas perintah 'Tuan' mereka.

"Maaf, bisa kalian tinggalkan aku sendiri?" Aryn melirik kedua pelayan itu secara bergantian.

Kedua pelayan itu saling tatap dan mengangguk.

"Iya, Nona. Kalau sudah selesai, segera ke bawah. Tuan sudah menunggu."

"Iya." Jawab Aryn singkat,

Segera Aryn mengunci pintu saat kedua pelayan itu sudah keluar dari kamar.

Aryn mondar-mandir. Memikirkan siasat ingin kabur dari sana. Dia terlihat menggigit jari telunjuk, bingung memilih cara yang tepat.

"Aku gak mau jadi istri orang yang bahkan aku gak kenal. Biarpun dia kaya sekalipun. Aku tetap gak mau. Percuma bergelimang harta tapi aku tidak bahagia."

"Di tambah, ntar suamiku itu ternyata seorang kakek-kakek yang sudah bau tanah yang masih haus dengan tubuh seorang gadis. Hiiiy!" Aryn bergidik.

Segera Aryn berjalan mendekati pintu kamar yang menuju balkon. Menyibak tirai berwarna Gold yang menutupi pintu itu. Nyali Aryn seketika tertantang ketika melihat ke bawah.

Sangat jauh, untuk menginjakkan kaki ke tanah. Dia ternyata sedang berada di kamar atas yang sangat tinggi. Jika nekad sekalipun nyawanya bisa saja terancam kalau saja salah dalam memilih langkah.

"Astaga! Ini rumah atau apa sih? Tinggi banget! Sepertinya orang itu sengaja biar aku gak bisa kabur." Aryn sangat dongkol. Dia mengepal tangan dan berdecak. Mulutnya mengeluarkan kata-kata umpatan tak henti-henti yang pasti di tunjukan untuk orang yang telah menikahinya itu.

"Nona! Apa Nona sudah selesai?" Terdengar Suara Susi mengetuk pintu.

Aryn semakin bergegas menaiki pembatas balkon, sempat terhalang karena rok kebayanya yang membuat sulit untuk memanjat. Hingga Aryn merobek rok itu hingga ke bagian paha.

Segera Aryn bergelantungan di pembatas balkon. Tangan dan kakinya terlihat sangat lincah melompat dari satu atap ke atap lainnya.

Pelayan lain yang melihat Aryn dari bawah sana segera melaporkan pada Tuan mereka.

"Yuhu! Bisa bebas!!!" Aryn kegirangan, karena merasa dirinya tidak akan ketahuan dan akan segera terbebas dari sana.

Hingga akhirnya, tangannya merasa sakit dan kram karena tidak kuat menahan berat tubuhnya. Aryn seperti akan terjatuh dengan ketinggian yang bisa membuat tulang patah jika terjatuh.

"Astaga! Sepertinya aku akan terjatuh! Akh! Padahal sedikit lagi." Aryn memejamkan mata, seperti pasrah dengan keadaan. Tangannya semakin tidak kuat menahan beban.

"Gak apa-apa aku mati! Dari pada menderita karena takdir hidup yang tidak aku inginkan..."

Aryn seperti melayang di udara. Tubuhnya akan terhempas ke bawah sana.

Hingga sosok yang terhalang dengan sinar matahari siang itu menangkap tangan Aryn. Aryn tak bisa melihat sosok itu dengan jelas karena silau oleh cahaya. Sosok yang sedang bergelantungan di tangga yang tersambung dengan helikopter yang yang sedang terbang. Seperti sengaja ingin menyelamatkan Aryn.

Seorang pria membawa Aryn ke pelukannya, pelukan yang sangat erat. Terdengar jantung Aryn yang berdetak kencang. Aryn membalas pelukan erat itu, takut akan terjatuh lagi.

Perlahan tangga itu naik, masuk ke dalam helikopter.

"Astaga! Apa kau pangeran penyelamatku? Yang akan membawaku pergi ke dunia bahagia yang sebenarnya?" Ucap Aryn memegang tangan pria yang baru saja menolongnya itu. Menatap dengan senyuman dan mata berbinar.

Pria tampan dengan wajah yang begitu teduh. Hidung mancung, putih, rambut tertata rapi memakai tuxedo hitam. Membuat mata Aryn seolah ingin terus menatapnya.

"Bodoh! Jangan lakukan hal yang bisa membahayakan dirimu sendiri!" Ucap pria itu terlihat kesal dengan Aryn.

Perlahan helikopter turun. Pria itu memboyong Aryn masuk ke dalam rumah.

"Loh...loh? Kok? Kok masuk ke rumah ini lagi?"

"Iya, karena ini rumah kita. Aku suamimu!"

"A--apa?" Arin terbelalak, seketika Aryn tak sadarkan diri.

BAB 3 PIKIRAN JAHAT

Aryn tersadar.

Dia kembali berada di tempat yang sama sebelumnya. Kamar.

"Apa yang sudah terjadi? Apa tadi aku mimpi? Bertemu seorang pangeran yang ternyata suamiku?" Aryn bergumam. Mengusap-usap mata. Tanpa dia sadari ada seorang pria yang kini berada di sampingnya memperhatikan dengan sangat serius.

Dia adalah Avkha. Orang yang menjadi suami sah Aryn.

"Lama banget kamu pingsan. Aku sampai pegel nungguin." Ucap Avkha, masih memperhatikan Aryn.

Aryn melotot mendengar suara yang jelas-jelas suara pria itu.

"Astaga! Kamu?!" Arin terperanjat.

Avkha menyunggingkan senyum.

Astaga! Sangat tampan!

Tidak, tidak! Aku tidak boleh terhipnotis dengan ketampanan orang ini. Dia adalah orang yang menghancurkan hidupku! Merenggut kebahagiaanku! Merenggut masa depanku!

Seenaknya menikahi ku. Kenal aja enggak! Dasar laki-laki jalang yang pasti hanya menginginkan tubuhku.

Aryn mengepalkan tangan. Segera bangkit dari kasur. Hendak keluar dari kamar itu. Tapi, pintu terkunci.

Aryn mendekati Avkha, menadahkan tangan.

"Mana kuncinya?!" Pinta Aryn ketus.

"Kunci apa?"

"Kunci pintu lah! Pake nanya-nanya lagi!"

"Mau kemana?"

"Mau keluar! Mana boleh laki-laki sama perempuan berada di dalam satu ruangan. Apalagi hanya berdua."

"Tapi kita sudah menikah."

Aryn terdiam. Benar juga apa yang di katakan pria itu, pikirnya.

Aryn berusaha mencari alasan supaya bisa pergi, dan tidak dalam keadaan berdua dengan Avkha di dalam kamar ini.

"Sekarang mau kamu apa?!" Aryn menyandarkan diri di pintu. Sebisa mungkin menjaga jarak dengan Avkha.

Avkha bangkit dari kasur. Mendekati Aryn yang semakin menempel di pintu kamar itu.

"Jangan macem-macem, ya! Aku bakal teriak!"

"Teriak saja! Gak bakal ada yang menolong."

Kini Avkha tepat berada di depan Aryn. Aryn hanya menatap. Tatapan yang penuh dengan ketakutan, serta badan yang terlihat bergetar.

"Kamu akan di cap jadi orang jahat karena memperk*sa seorang gadis." Ucap Aryn seperti memperingatkan Avkha.

Avkha malah terkekeh mendengarnya.

"Astaga! Ingat, kamu sekarang adalah istriku. Jangan pernah berkata tidak jika aku menginginkan dirimu." Balas Avkha,

Avkha berlalu menuju kasur, meninggalkan Aryn yang masih mematung. Dia merebahkan diri. Memejamkan mata dan segera terlelap.

Aryn masih berdiri di dekat pintu. Sesekali melirik Avkha. Memperhatikan dan memastikan kalau pria itu sudah tertidur lelap.

Aryn masih tidak percaya pria tampan itu adalah suaminya. Padahal sebelumnya Arin berpikir suaminya adalah seorang kakek-kakek berjiwa ABG.

Tapi Aryn masih penasaran, kenapa pria itu menikahi dirinya. Ingin menanyakan tapi Aryn tak ingin berbicara padanya. Dan sangat muak dengan Avkha karena sepertinya sudah bersekongkol dengan Bibinya---Riany memperjual-belikan dirinya.

Atau, dia itu emang orang yang menampung gadis-gadis bermodal ketampanan. Di beli, lalu di nikahi, lalu di hancurkan, dan di tinggalkan.

Aryn merinding sendiri dengan pikiran-pikiran jahat yang memenuhi otaknya.

Aryn berjalan mendekati Avkha yang tertidur pulas.

Benar-benar tampan! Tapi, aku tak akan tertipu dengan ketampanan mu!

Terdengar bunyi geraham Aryn, sepertinya dia benar-benar membenci Avkha.

Benci,

Tapi masih suka melirik Avkha diam-diam.

_________

Pagi,

Aryn heran, entah bagaimana... saat dia terbangun dia sudah berada di atas kasur. Aryn melihat sekeliling tapi tak menemukan sosok Avkha.

Pikiran jahat lagi-lagi menghantui Aryn, dia meraba tubuhnya. Memeriksa apakah dia masih mengenakan pakaian. Memastikan kalau semalam tidak terjadi apa-apa antara dirinya dan Avkha.

"Syukurlah, orang itu gak ngapa-ngapain aku. Tapi kemana dia?"

Pikiran Aryn berkecamuk. Inilah yang terjadi, jika tidak mengenal pasangan secara keseluruhan. Akan timbul banyak pertanyaan-pertanyaan.

Begitu juga Aryn, dia sangat penasaran dengan sosok pria yang seharusnya di kenalnya terlebih dahulu sebelum mereka menikah.

Setidaknya dia mengetahui nama, umur, asal usulnya.

Tapi, nihil.

Siapa Avkha saja dia tidak mengetahui.

Yang jelas dia adalah orang yang suka membeli gadis-gadis!

Itu yang ada di pikiran Aryn tentang sosok Suaminya itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!