suasana rumah begitu ramai, persiapan untuk akad nikah tinggal 10 persen rampung. Tatanan bunga ada di setiap sudut ruangan. begitu pula langkah - langkah kecil bocah bermain menambah gaduh suasana rumah. sedang di halaman belakang rumah yang cukup luas dengan hamparan rumput jepang sudah di tata sedemikan rupa konsep garden party yang di pilihnya. Meja tempat ijab kabul pun sudah di tata dengan apik lampu kerlap kerlip menambah temaram di malam hari. Di sana dia dan Yusuf akan mengikat janji suci mereka bersama. "Lancarkan lah, Ya Robb." doanya dalam hati sembari melihat lihat suasana rumah. Jujur saja wanita itu sangat gugup hingga tak bisa tidur.
sudah jam 12 malam, hening sudah mulai terasa di sana, hanya ada beberapa pekerja yang mulai membereskan perlengkapan kerja mereka. ia masih duduk di kursi teras belakang rumahnya, tiba -tiba saja handphonenya berbunyi. Mas Yusuf, ada apa ya?? gumamnya dalam hati di angkatnya telponnya dengan gembira
..."Assalamualaikum...Farah" ujar Yusuf...
"Waalaikum salam, Mas... tumben banget nelpon jam segini. " ujarnya sambil senyum senyum kegirangan
"Ia.. Fa...Farah.." ucap Yusuf gusar
" ia mas.. kenapa sieh...ada apa??" timpal Farah penasaran
"Fa... bisa kita bertemu malam ini...aku sudah di parkiran depan rumah kamu nih" pinta Yusuf
" Ya ampun mas nanti kalau ibu liat gimana.. " ujarnya
" sebentar ajah.. penting.. aku mau beri tahu sesuatu ke kamu, Fa... please. " pintanya dengan nada memohon
"baiklah... aku ada di halaman belakang, mas.... mas kesini ajah.." ucapnya sambil mematikan telpon di genggamannya
Ada apa ya mas Yusuf kekeh mau ketemu? hal penting apa ya? gumamnya penasaran.
sejurus kemudian lelaki di balik telpon tadi pun muncul dengan langkah yang sedikit ragu lelaki itu melangkah dan kini berdiri tepat di hadapannya dengan raut wajah yang tak bisa di baca. wajahnya begitu cemas dan untuk kali ini wanita itu tak bisa mengartikan ekspresi pria yang ada di hadapannya. tatapan itu. Pria itu lalu duduk di bangku sebelah kanan, hening menyeruak diantara keduanya, diam cukup lama. Lalu Farah mencoba berbicara
"Mas... ada apa kok diam ajah dari tadi. katanya mas mau ngomong sesuatu yang penting apa itu mas.. " ujarnya membuka pembicaraan
"apa itu mas... Farah siap mendengarkannya, mas. " ucapnya lagi
" Fa... aku bingung mau beri tahu kamu dari mana, Mas ngak tahu mau mulai dari mana, mas bingung, Fa." ujarnya cemas, takut salah ngomong akan menyakiti hati wanita yang ia cintai
" ada apa sih.. mas" ujarnya mulai kesal
" ngomong ajah ngak apa apa, toh kita juga besok akan melangsungkan pernikahan kan, jadi mas ngak usah sungkan cerita sama aku, mas" ujarnya mencoba meyakinkan
huuuuuhhhhhffffff
" pernikahan...." ujarnya matanya mulai menerawang
"ia pernikahan kita, liat deh mas cantikkan dekorasinya. di sana tempat ijab kabul kita. " ujar Farah sambil menunjuk meja penghulu yang sudah di hias dengan apik dari kejauhan.
pria itu mulai memantapkan hatinya untuk berbicara dengan gadis yang sedang duduk di sampingnya itu.
Bismillah
" Farah... kekasihku yang luar biasanya dirimu bagiku, maaf mungkin setelah mendengar pengakuan dariku ini membuat mu membenci diriku." ujar Yusuf
deg
" Ma... maksud,mas." hatinya mulai gusar dan gemetar semoga bukan hal buruk
" farah..maafkan mas. mas telah menghianatimu. "ucapnya lirih dan penuh sesal
jantungnya serasa berhenti berdetak nafasnya tercekal di tenggorokan dadanya sesak, jantungnya berdetup tak karuan
" aaaaghh... apa mas.. aku ngak ngerti omongan mas... menghianatiku. " timpalnya tidak percaya
" ia memang benar Farah aku menghianati mu ada wanita lain yang bersamaku hingga saat ini dan... " ucapnya menggantung
" dan... apa, mas." ujarnya mencoba sekuat karang
" ia... ia... sedang mengandung anakku." ujarnya dengan tatapan yang tak bisa di artikan
ia tergugu bagai di sambar petir di siang bolong hatinya hancur, remuk, kecewa dan tak percaya apa yang telah ia dengar dari lelaki yang selama ini memujanya. ia hanya tertunduk diam tak tahu apa yang harus di lakukannya. hanya bisa beristighfar berkali kali.
Astagfirullah halazim
" mas, maksud mas selama ini apa, kok tega mas berbuat hal seperti itu kepadaku, mas. Aku punya salah apa sampai mas patahkan segalanya yang aku punya, mas. "
" Farah... mas minta maaf... Farah... mas khilaf telah melakukan kesalahan besar dalam hubungan kita. aku tahu kamu sudah melakukan banyak hal bahkan pernikahan kita. farah mas ngomong gini karena mas ngak mau kamu dengar dari orang lain tentang hal ini,farah." ucapnya sambil memegang kedua tangan kekasihnya itu
"khilaf... " suaranya memekik sambil menarik tangannya dari genggaman Yusuf
" lantas apa yang ada di pikiranmu mas saat kau berpadu kasih sama wanita itu" sambil terisak dan sesenggukan
"mas ngak pernah mikirin perasaan aku" ucapnya lagi
" Farah... sayang.. percaya lah... aku mencintaimu maafkan aku, kita akan tetap melangsungkan pernikahan kita seperti rencana yang sudah kita susun." ujar Yusuf meyakinkan Farah
Ia mendelik dan hanya menggelengkan kepalanya pelan lalu menghela nafasnya, mencoba meredam rasa yang sedang bergemuruh di dadanya itu
"menikah.... mas bilang menikah... " pekiknya
"mas, ngak mikir wanita itu sedang hamil... anak mu mas... anak kamu... " ucapnya penuh penekanan
" aku ngak mencintainya,Farah... aku cuma mau nikah sama kamu. " timpal Yusuf
" Maaaaaasss.... astagfirullah, kalau kamu ngak cinta dia kenapa sampai dia ngandung anaknya mas. Aku bukan wanita bodoh yang percaya dengan omongan kamu, mas." balasnya
" Mas pikir aku sepicik itu dan kejam....yang ngak peduli dengan wanita lain dan melangsungkan pernikahan kita, aku masih punya hati, mas." jawabnya menahan geram
" aku juga seorang wanita,mas sama seperti dia," ucapnya lagi
"Sejak kapan mas mengenalnya dan siapa wanita itu mas."ucapnya dengan keras
" setahun setelah kepergian kamu ke Surabaya,Fa..dia adalah Junior ku waktu kuliah dulu namanya Susi. aku kesini bersama dia" ucap yusuf sambil melihat ke arah parkiran di halaman samping rumah Farah yang terhubung dengan belakang rumahnya.
betapa remuk hatinya saat ini, selama ini lelaki yang dia anggap sempurna namun kenyataan yang ia dapat hanyalah sebuah kepalsuan, semenit lalu pria itu berkata tak mau meninggalkannya, tapi nyatanya ia membawa serta wanita yang menjadi duri dalam hatinya kini. *Ya Allah cobaan apa yang aku dapat saat ini*.
" bisa mas jemput dia ke mari" pintanya. sambil menatap langit yang mulai pekat dan hanya bertabur bintang yang saling beradu terang. Tanpa sepatah katapun lelaki itu langsung menjemput dan membawa wanita itu di hadapannya. Saat ini wanita itu sudah ada di hadapannya. Wanita dengan postur tubuh yang tidak telalu tinggi darinya sekitar 2 cm sja bedanya, wajahnya yang ayu sekilas ada kemiripan wajah dengannya dengan rambut tergurai panjang. kulitnya yang hitam manis dengan perut yang mulai membuncit tapi belum terlalu nampak jika di lihat sekilas. ini kah wanita yang sudah merebut lelakiku,, oh sakit rasanya hati ini. ia mencoba menguatkan hatinya. di sekanya airmata yang sebutir itu dari pipinya yang putih lalu tersenyum meski terasa kaku.
" Mas, besok pernikahan akan tetap di langsungkan sesuai rencana kita, ucapannya hanya ia dan tuhan yang tahu maksid dari ucapannya itu
Yusuf dan Susi Kaget mendengar ucapan Farah
"susi bisa kamu ikut aku ke dalam ada sesuatu yang aku pengen kasih ke kamu." ucapnya dingin, lalu pandangannya beralih pada Yusuf
" mas pulang lah, ini hampir pagi,istirahatlah untuk pernikahan mu besok, biarkan susi bersamaku, aku akan menjaganya dengan baik seperti dia yang sudah menjagamu ketika aku pergi." ucap Farah langsung berlalu bersama wanita itu.
deg
ucapan farah yang terakhir bagaikan sembilu menusuk nusuk hati Yusuf dan juga susi. sepeninggalannya mereka hanya berdiam di dalam kamar tak banyak bicara. Farah menarik nafas panjang dan mulai beranjak dari tempat duduknya, sedang Susi masih dalam posisinya, Farah berjalanmenuju almari dan membukannya, ia mengambil kebaya putih dan memberikannya kepada wanita itu. Susi hanya terdiam dan menata wajah Farah yang sedang berdiri di hadapannya dengan lekat. dia??pantas saja dulu yusuf tak pernah bisa melepaskannya.
"mungkin ini cara tuhan memisahkanku dengan mas yusuf, aku memberimu gaun ini, tanda bahwa aku menyerahkan mimpi mimpiku bersama mas yusf kepadamu, hanya ini yang bisa aku lakukan saat ini."
"maaf aku sudah menyakitimu dan terima kasih kamu sudah mengerti posisiku." ujar Susi sambil menyeka air mata di kedua pipinya itu.
ciihh, aku masih punya hati meski sekarang semua yang aku miliki, kenangan bahkan masa depan yang indah sudah kau rebut...
"istirahat lah beaok hari pernikahanmu.. " ucap farah sambil berlalu keluar dari kamar pengantin.
ia menangis seisakan dan ternyata ibunya sudah menyadarinya, sedari tadi ibunya memang sudah mendengar semua obrolan mereka dari balik pintu belakang rumah mereka. wanita paruh baya itu memeluk anaknya dan membelai rambut putrinya,Farah tak kuasa menahan tangisannya.
"bu mas yusuf... " ucapannya sambil terisak hatinya hancur lebur
" ia ibu tahu, nak jangan sedih ikhlaskan lah nak, yusuf bukanlah jodohmu, mungkin saja sekarang Tuhan sedang menyiapkan yang terbaik buat kamu dan suatu hari nanti kamu akan menemukan dengan izin-Nya
" ia bu insya allah Farah ikhlaskan mas yusuf, eeemm bu bole farah minta sesuatu"ucapnya
" apa. itu nak.. katakan.. " ujar bu Sarti
" bu besok nikahannya tetap berlangsung ya.. farah ngak mau ngecewain orang lain, bu mereka sudah susah payah bantuin farah nyiapin pernikahan ini." pintanya
"tapi nak... ya Allah..." ujarnya sambil memeluk anak sulungnya itu
" bu farah janji setelah acara nikahan selesai farah langsung ke jogja. aku bisa tinggal sama bude narti disana. ada sebuah tawaran dari agensi di sana.ibu bolehin kan.."
" ia sayang semoga dengan begitu kamu bisa melupakan sakit mu ini" ujar bu Sarti
"terima kasih bu.."
"sekarang kamu istirahat jangan lupa sholat" ujar bu sarti sambil memeluk erat anaknya
" ia bu... " ujar Farah sambil tersenyum
...***...
Suasana rumah begitu ramai, persiapan untuk akad nikah tinggal 10 persen rampung. Tatanan bunga ada di setiap sudut ruangan. begitu pula langkah - langkah kecil bocah bermain menambah gaduh suasana rumah. sedang di halaman belakang rumah yang cukup luas dengan hamparan rumput Jepang sudah di tata sedemikan rupa konsep garden party yang di pilihnya. Meja tempat ijab kabul pun sudah di tata dengan apik lampu kerlap- kerlip menambah temaram di malam hari. Di sana Dia dan Yusuf akan mengikat janji suci mereka bersama. "Lancarkan lah, Ya Robb." doanya dalam hati sembari melihat lihat suasana rumah. Jujur saja wanita itu sangat gugup hingga tak bisa tidur.
Sudah jam 12 malam, hening sudah mulai terasa di sana, hanya ada beberapa pekerja yang mulai membereskan perlengkapan kerja mereka. Ia masih duduk di kursi teras belakang rumahnya, tiba -tiba saja handphonenya berbunyi. Mas Yusuf, ada apa ya?? gumamnya dalam hati di angkatnya telponnya dengan gembira
"Assalamualaikum...Farah" ujar Yusuf
"Waalaikum salam, Mas... tumben banget nelpon jam segini. ?" ujarnya sambil senyum senyum kegirangan
"Ia.. Fa...Farah.." ucap Yusuf gusar
" Ia, Mas.. kenapa sieh...ada apa??" timpal Farah penasaran
"Fa... bisa Kita bertemu malam ini...Aku sudah di parkiran depan rumah Kamu nih" pinta Yusuf
" Ya ampun Mas nanti kalau Ibu liat gimana..!! " ujarnya
" Sebentar ajah.. penting.. Aku mau beri tahu sesuatu ke Kamu, Fa... please.!!!! " pintanya dengan nada memohon
"Baiklah... Aku ada di halaman belakang, Mas.... Mas kesini ajah..!" ucapnya sambil mematikan telpon di genggamannya
Ada apa ya mas Yusuf kekeh mau ketemu? hal penting apa ya? gumamnya penasaran.
Sejurus kemudian Lelaki di balik telpon tadi pun muncul dengan langkah yang sedikit ragu. Lelaki itu melangkah dan kini berdiri tepat di hadapannya dengan raut wajah yang tak bisa di baca. Wajahnya begitu cemas dan untuk kali ini Wanita itu tak bisa mengartikan ekspresi Pria yang ada di hadapannya. tatapan itu. Pria itu lalu duduk di bangku sebelah kanan, hening menyeruak diantara keduanya, diam cukup lama. Lalu Farah mencoba berbicara
"Mas... ada apa kok diam ajah dari tadi. katanya Mas mau ngomong sesuatu yang penting apa itu Mas..? " ujarnya membuka pembicaraan
"Apa itu Mas??... Farah siap mendengarkannya, Mas!!. " ucapnya lagi
" Fa... aku bingung mau beri tahu kamu dari mana, Mas ngak tahu mau mulai dari mana, mas bingung, Fa." ujarnya cemas, takut salah ngomong akan menyakiti hati Wanita yang Ia cintai
" Ada apa sih.. Mas?" ujarnya mulai kesal
" Ngomong ajah ngak apa apa, toh kita juga besok akan melangsungkan pernikahan kan, jadi Mas ngak usah sungkan cerita sama Aku, Mas" ujarnya mencoba meyakinkan
huuuuuhhhhhffffff
" Pernikahan....???" ujarnya matanya mulai menerawang
"Ia pernikahan Kita, liat deh Mas cantikkan dekorasinya. Di sana tempat ijab kabul Kita. " ujar Farah sambil menunjuk meja penghulu yang sudah di hias dengan apik dari kejauhan.
Pria itu mulai memantapkan hatinya untuk berbicara dengan gadis yang sedang duduk di sampingnya itu.
Bismillah
" Farah... kekasihku yang luar biasanya dirimu bagiku, maaf mungkin setelah mendengar pengakuan dariku ini membuat mu membenci diriku." ujar Yusuf
deg
" Ma... maksud,Mas?." hatinya mulai gusar dan gemetar semoga bukan hal buruk
" Farah..maafkan Mas. Mas telah menghianatimu. "ucapnya lirih dan penuh sesal jantungnya serasa berhenti berdetak nafasnya tercekal di tenggorokan dadanya sesak, jantungnya berdetup tak karuan.
" Aaaaghh... apa Mas!.. aku ngak ngerti omongan mas... menghianatiku.? " timpalnya tidak percaya
" Ia memang benar Farah. Aku menghianati mu ada Wanita lain yang bersamaku hingga saat ini dan... " ucapnya menggantung
" Dan... apa, Mas?." ujarnya mencoba sekuat karang
" Ia... ia... sedang mengandung Anakku." ujarnya dengan tatapan yang tak bisa di artikan
Ia tergugu bagai di sambar petir di siang bolong hatinya hancur, remuk, kecewa dan tak percaya apa yang telah ia dengar dari lelaki yang selama ini memujanya. Ia hanya tertunduk diam tak tahu apa yang harus di lakukannya. Hanya bisa beristighfar berkali kali.
Astagfirullah halazim
" Mas, maksud mas selama ini apa?, kok tega mas berbuat hal seperti itu kepadaku, Mas?. Aku punya salah apa sampai mas patahkan segalanya yang aku punya, Mas?. "
" Farah, Mas minta maaf... Farah... Mas khilaf telah melakukan kesalahan besar dalam hubungan Kita. Aku tahu kaqmu sudah melakukan banyak hal bahkan pernikahan Kita. Farah Mas ngomong gini karena Mas ngak mau Kamu dengar dari orang lain tentang hal ini,Farah." ucapnya sambil memegang kedua tangan kekasihnya itu
"Khilaf... ??" suaranya memekik sambil menarik tangannya dari genggaman Yusuf
" Lantas apa yang ada di pikiranmu Mas?? saat kau berpadu kasih sama Wanita itu?" sambil terisak dan sesenggukan
"Mas ngak pernah mikirin perasaan Aku??." ucapnya lagi
" Farah... sayang.. percaya lah... Aku mencintaimu maafkan Aku. Kita akan tetap melangsungkan pernikahan Kita seperti rencana yang sudah Kita susun." ujar Yusuf
Ia mendelik dan menggelengkan kepalanya pelan. Ia mencoba menahan gemuruh yang ada di hatinya
" Menikah???.... apa Mas pikir Aku sepicik dan sekejam itu menikah tanpa memperdulikan Wanita itu....dia sedang mengandung Anak mu Mas... Anak Kamu.!!" ucapnya penuh penekanan.
" Aku juga masih punya hati... aku juga Wanita sama seperti dia Mas??. "
"Tapi Aku tidak mencintainya Farah... Aku hanya ingin menikah sama Kamu." ujar Yusuf
" Apa Aku Wanita bodoh yang percaya omongan Kamu, kalau Kamu ngak cinta sama Dia kenapa bisa sampai Dia ngandung Anak Kamu Mas"
"Sejak kapan Mas mengenalnya dan siapa Wanita itu" ujarnya dengan keras
"Setahun setelah kepergian kamu ke Surabaya, Dia adalah junior Aku waktu kuliah dulu dan namanya Susi, Aku ke sini bersama Dia. " jelas Yusuf sambil menunjuk mobilnya yang terparkir di halaman samping yang terhubung dengan taman belakang rumah Farah.
Makin remuk hatinya, semenit lalu Lelaki yang dicintainya berkata ingin bertahan dengannya namun Ia datang dengan Wanita yang manjadi duri dalam hatinya saat ini. Ya Allah cobaan apa yang Aku dapat saat ini
"Bisa Mas jemput Dia" ujar Farah sambil menatap langit yang mulai pekat dan hanya bertabur bintang yang sedang beradu terang. Tanpa sepatah katapun Pria itu langsung menjemput dan membawa Wanita itu di hadapannya. Wanita dengan postur tubuh yang tidak terlalu tinggi darinya hanya beda 2 cm saja darinya. Wajahnya yang ayu sekilas ada kemiripan wajah dengannya, muka oval dengan rambut panjang terurai,kulitnya yang hitam manis dengan perut yang mulai membuncit namun belum terlalu nampak jika hanya sekilas di lihat. ini kah wanita yang sudah merebut lelakiku, oh sakit rasanya dada ini. Ia mencoba menguatkan hatinya, ia menyeka air mata yang sebutir itu dari pipinya dan mencoba tersenyum meski terasa kaku.
"Mas besok pernikahan akan tetap dilangsungkan sesuai rencana Kita." ucapnya
Yusuf dan Susi kaget mendengar ucapan Farah tadi. Hanya Farah dan Tuhan yang tahu maksud dari ucapannya itu.
"Susi bisa kamu ikut Aku ke dalam ada sesuatu yang ingin Aku kasih ke Kamu. " ucapnya lagi, lalu pandangannya beralih ke Yusuf
"Mas pulang lah ini sudah hampir pagi istirahat lah besok pernikahanmu.Biarkan Susi di sini bersamaku."
"Tenang saja aku akan menjaga Susi dengan baik seperti Dia yang jagain Kamu ketika Aku pergi." ucapnya lagi.
Kata-kata terakhir Farah seperti sembilu yang menusuk-nusuk hati Yusuf dan Susi. Yusuf hanya memandangi punggung mereka yang tengah berjalan masuk ke dalam rumah dan perlahan menghilang. Sepeninggalannya,mereka hanya terdiam di dalam kamar. Farah menarik nafas panjang dan membuangnya dengan kasar. Ia mulai beranjak dari tempat duduknya, Susi masih dalam posisi yang semula. Farah menuju almari dan mengambil kebaya putih dan memberikannya pada wanita itu. Susi hanya terdiam dan menatap lekat wajah Farah yang sedang berdiri di hadapannya. Dia?? pantas saja sejak dulu Yusuf tak pernah bisa melepaskannya.
"Mungkin ini cara Tuhan memisahkan aku dengan Mas Yusuf, aku memberimu gaun ini, tanda bahwa aku menyerahkan mimpi- mimpiku bersama Mas Yusuf kepada mu, hanya ini yang bisa Aku lakukan." ujar Farah
" Maaf karena Aku sudah menyakiti mu dan terima kasih Kamu sudah mengerti posisiku" ujar Susi lirih sambil menyeka air mata di kedua pipinya.
"Istirahat lah besok hari bahagiamu.!" ujar Farah sambil meninggalkan kamar pengantin.
Ia menangis seisakan dan ternyata Ibunya sudah menyadarinya. Sedari tadi Ibunya memang sudah mendengar semua obrolan mereka dari balik pintu belakang rumah mereka. Wanita paruh baya itu memeluk Anaknya dan membelai rambut Putrinya. Farah pun tak kuasa untuk menahan tangisannya.
"Ibu... Mas Yusuf,Bu... " ucapnya sambil terisak, hatinya hancur lebur.
"Ia....Ibu tahu Nak, jangan sedih ikhlaskan lah nak..., Yusuf bukanlah jodohmu. Mungkin saja sekarang Tuhan sedang menyiapkan yang terbaik buat Kamu, dan suatu hari nanti Kamu akan menemukan dengan izin-Nya. " ujar Bu Sarti menenangkan Putrinya.
"Ia,Bu Insya Allah Farah ikhlaskan Mas Yusuf, Bu boleh Farah minta satu hal?"
"Apa itu katakanlah Nak..!" jawab Ibunya penasaran
" Bu...besok nikahannya tetap dilangsungkan ya, Aku nggak mau buat kecewa orang lain,Bu mereka sudah bantu Farah nyiapin semua ini"
"Tapi Nak... Ya Allah..." Bu Sarti langsung memeluk Anaknya dengan erat
"Bu Farah janji setelah acara pernikahannya selesai, Farah langsung ke Jogja..Aku bisa tinggal bersama Bude Narti, kebetulan ada tawaran dari salah satu agensi di sana. Ibu bolehin kan?"
"Ia....sayang... semoga dengan begitu Kamu bisa melupakan sakit Mu ini" ujar Bu Sarti
"Terima kasih,Bu" sambil memeluk tubuh Ibunya
"Sekarang istirahat ya ,Nak jangan lupa sholat" Bu Sarti
"Ia, Bu" ujarnya sambil tersenyum
...***...
Sementara di tempat lain dan di waktu yang sama
Seorang Pria yang tengah keluar dari mobilnya dan membanting pintu dengan kasar. Ia masuk ke dalam rumah dan menuju ke kamarnya. Di dalam kamar Ia rebahkan tubuhnya yang mulai lelah tapi pikirannya masih berlomba, ia hanya menatap langit- langit kamarnya.
Farah, sejahat itu kah diriku terhadapmu, jika saja bukan Dirimu yang pernah melukaiku, Aku tak mungkin terjebak dengan Susi. Awalnya hanya pelampiasan tapi Aku juga tak bisa meninggalkannya.
"Aaaaaagggghhhhkkk... "
Lelaki itu terus memandang langit -langit kamarnya bayangan masa lalu sekelibat muncul mulai menguasai ingatannya.
flasback on
Malam semakin larut Pria itu mempercepat langkahnya menuju toko kue yang ada di seberang jalan. Ia masuk dan memesan kue tart ukuran mini dan memintanya di bungkus dengan pita berwarna pink. Hari ini adalah hari ulan tahun Wanita yang ia cintai. Senyumannya mengembang di ujung bibirnya
Pasti Dia suka
Pria itupun melanjutkan perjalanannya menuju sebuah perumahan jaraknya lumayan jauh dari toko kue yang ia singgahi tadi. Ia melajukan motornya dengan cepat. Tak lama ia pun sampai di halaman rumah yang lumayan luas ia melangkahkan kakinya. Memencet bell.
ting tong
Tak ada sahutan
"Kemana yach rumahnya kok sepi, Aku coba lagi"ujarnya sambil memencet bel kembali
ting tong
ting tong
Tak berapa lama suara pintu berdecit
Kreeeeekkkkkk
"Ada apa ya,Den" ucap Wanita paruh baya
"Eeemmm Farah nya ada Bi" ucapnya ragu
"Oooooogh non Farah, dia pergi sama Tuan dan Nyonya baru saja Den"
"Kemana. Bi"
"Ke bandara, Den kak non Farah lanjutkan kuliahnya ke surabaya den"
"Apa...??? kok aku ngak di kasih tau sieh"
"Waaaaah kalau itu Bibi juga.ngak tahu Den"
" Ya sudah kalau gitu, saya pamit ya Bi... Assalamualaikum." ujarnya lalu pergi
"Waalaikum Salam" ujar Bi Inah sembari menutup pintu rumah kembali
Sebelum pergi Pria itu mengambil handphonenya ada pesan masuk
"Assalamualaikum,Mas maaf baru kabarin kalau sekarang aku di bandara mau ke Surabaya,maaf ya Mas. " pesannya
Ia terduduk sebentar lalu melihat layar handphonenya, mencari nama Farah
tut... tut... tut...
"assalamualaikum mas. "
"Waalaikum salam, Fa kenapa mendadak gini sieh?, kenapa Kamu tega sama Aku, Fa"
"Maaf Mas, aku terpaksa ikutin maunya Papaku."
"Kamu tahu kan Aku ngak bisa kalau LDRan. " ucap Yusuf penuh kecewa
" Aku tahu Mas, tapi bisa kah mas menunggu ku setahun aja mas... Aku mohon"
" ....."
"Halo Mas Yusuf...mas"
tut... tut... tut...
flasback off
Pria itu mengusap wajahnya dengan kasar. Ia berlalu menuju kamar mandi,setelah membersihkan diri Ia lalu duduk di tepian ranjang. Pandanganya beralih pada stelan jas putih gading. Apa maksudnya Farah? pernikahan akan tetap berlangsung bukannya Dia sudah menolaknya. Ia hanya menatap langit- langit,mencoba memejamkan mata rasa kantuk mulai merajai dan terlelap.
...***...
Istana impianku kini hanya tinggal sebuah kenangan. mimpi-mimpiku kini sudah terkikis sedikit demi sedikit oleh luka. Mungkin kah selama ini karna keegoisanku menyakitimu Mas Yusuf?, sifat manjaku kah yang membuatmu tak munyukaiku, atau kah selama ini tingkahku telah membuatmu berpaling dari pelukanku. Pikiran- pikiran itu selalu terngiang di pikirannya. Ia tak bisa tidur pagi mulai menyingsing,Ia menghadap kepada Sang Ilahi meminta penguatan batin untuk hari yang luar biasa.
Kicauan burung mulai mengisi suasana pagi. Kokok jantan pun sudah mulai menyadarkan indra. Waktu berlalu begitu cepat dengan penuh perdebatan akhirnya keputusan Farah pun bisa di terima meski mereka harus mengenyampingkan ego masing- masing. semua sudah selesai suasana rumah mulai ramai para tamu undangan pun mulai berdatangan ingin mengikuti prosesi pernikahan Yusuf dan Farah. Ya itulah hal yang mereka tahu. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar pengantin. "Seharusnya Aku yang ada di sana" Ia tepis pikiran itu jauh- jauh. Ia memantapkan langkahnya yang sempat terhenti karna lamunannya
"Kamu cantik" ujar farah
" Makasih Mbak.. Aku minta maaf seharusnya Mbak yang pakai kebaya ini"ucap Susi lirih
"Sudah lah Susi, jangan di bahas lagi... Kamu tidak perlu minta maaf untuk apa yang seharusnya menjadi milik Kamu."
" Aku ajah yang bodoh selama ini ngak pernah peka kalau Lelaki yang aku cintai tersiksa, mungkin dengan cara seperti Aku belajar mengikhlaskan Mas Yusuf." ujar Farah lagi
"Tapi Mbak...!!! " ujar Susi belum sempat Ia teruskan,Farah memotong pembicaraan
"Sudah...acaranya sebentar lagi mau di mulai... Aku tunggu di luar ya!!" ujarnya sambil berlalu
Farah menutup pintu kamar saat hendak berbalik seseorang menarik lengan kanannya tiba- tiba. Namun Ia dengan cepat bisa mengimbangi orang tersebut.
"Iiiihhh apa-apan sieh Li, kamu bikin kaget ajah" ujar Farah sambil merapikan gaun yang Ia kenakan
"Heh... yang harusnya marah itu gue.. Apaan sih maksudnya calon suami di gaet sama Wanita lain bukannya ngamuk malah di nikahin lagi... otak lu nih ya rada -rada gesrek ya. " ujar Lili mengebu- gebu
"Hehehe..." ucap Farah hanya terkekeh jujur dia sudah tidak bisa menjawab pertanyaan sahabatnya itu.
"Iiiiihhh malah cengengesan...mana tuh Wanita gatel itu pengen Gua samperin pengen Gua ubek-ubek tuh..." ujar Lili Emosi
"Eeehhh udah dong,Li kasian....acaranya udah mau mulai tuh... Mas Yusuf sama rombongannya udah pada datang," ujarnya sambil nunjuk ke arah meja penghulu
" Lu, ya.... bener- bener dah... " ucap Lili kesal
" Aku janji jelasin semuanya tapi ngak sekarang...kita bantu Susi ke pelaminan ya.. ayo. " pinta Farah
Tak berapa lama mempelai Wanita pun datang. Ia melangkah tanpa ragu. Ia berjalan di antara kursi tetamu undangan. Di ikuti oleh Farah dan juga Lili. Farah tampil dengan sangat cantik. Bajunya yang simpel dengan warna salem sangat pas di kulit putihnya di padukan dengan hijab yang senada, sedikit polesan make up tipis menyamarkan mata sembabnya menambah kecantikan yang alami padanya. Sedang lili terpaksa memakai gaun yang sengaja di pilihnya untuk pernilahan sahabatnya, namun apa di kata hanya tinggal kenangan. Semua mata tertuju pada pengantin mereka di buat bingung mengapa mempelai Wanitanya berubah menjadi orang lain. dan justru pengantin yang mereka tunggu malah menjadi pendamping mempelai wanita. Farah hanya bisa tersenyum, ia percepat langkahnya akhirnya menyeimbangi jalan Susi dan berkata
"Tenang Susi, mbak ada di dekat Kamu. ini hari bahagiamu jangan hiraukan mereka ya." ujar farah " Terimakasih Mbak" ucap Susi. semburat senyum tergambar di wajahnya. Farah paham betul yang di rasakannya. ia hanya wanita asing yang datang dan tiba- tiba mengambil segala kebahagiaan dari mata yang memandangnya. Yang hadir saat itu adalah kerabat Farah dan juga Yusuf. Sejurus kemudian mereka sampai di meja penghulu.Wanita itu duduk di samping kiri Yusuf, di bantu Farah memasang kain panjang yang menjatukan tubuh mereka dalam satu naungan. Hati yang kuat ya untuk kali ini saja... please... jangan nangis airmata kamu jauh lebih berharga dari Mas Yusuf... ayo hati kuat ya... kuat ya!!!... batin Farah Yusuf hanya tergugu melihat tingkah Farah, sedang Lili sudah mulai jengah melihat tingkah sahabatnya itu, Ia lekas menarik Farah dan menuju kursi belakang agar acara segera di mulai.
"Bagaimana kedua saksi sudah lengkap"tanya Pak penghulu yang bernama Ahmat
"Sudah lengkap Pak... silahkan di mulai"ujar Rio (paman Yusuf)
" Bagaimana mempelai Pria...apa Bapak siap." ucap Pak penghulu
"......"
"Bapak Yusuf...apa Bapak sudah bersedia... Pak Yusuf" ujarnya lagi
"Eee... iiia.. ia Saya siap Pak." Yusuf
"Baik Kita bisa mulai prosesi ijab kabulnya"ujar Pak penghulu
"Bismillahi rohmani rohim, saya nikahkan saudara Muhammad Yusuf Syailendra bin Amir Syailendra dengan seorang Wanita yang bernama Susndharyani Putri binti Ahmad Majid dengan emas kawin 4 gram emas, uang 150 real dan seperangkat alat solat tunai karna Allah. " ucap penghulu di barengi jabat tangan dengan hentakkan
"Saya terima nikah dan kawinnya Susndharyani Putri binti Achmad Majid dengan emas kawin tersebut tunai karna Allah." ujar Yusuf lantang dalam satu tarikan nafas
" Bagaimana saksi sah..?? "ujar penghulu menoleh kiri dan kanannya.
Saaaaaaahhhh....
Suara teriakan itu mulai menggema di tengah ketenangan penuh hikmat. Di susul dengan tepukan gemuruh dari tamu yang hadir. Farah pun ikut larut dalam keriuhan itu meski hatinya terluka tanpa sadar kristal bening jatuh di kedua pipinya setelah mendengar lelaki yang di cintainya dengan mantap melafalkan janji suci dengan Wanita lain. Mas Yusuf,saat ini jalan Kita sudah berbeda, Aku memilih jalan yang terbaik untuk kita. jalan dimana sudah tak ada Kita bahkan mimpi- mimpi Kita. Jalan di mana Kita sudah tak saling kenal seperti sebelumnya. Berbahagia lah Mas... hapuslah aku dari hatimu. Doaku bersama Mu Mas.
...***...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!