NovelToon NovelToon

Pernikahan Kedua

Kangen

Ternyata menjadi seorang single parents tak semudah seperti apa yang dibayangkan Pras. Pria tampan yang memiliki seorang anak perempuan, dan ibunya meninggal dua hari setelah melahirkannya.

Zylva Salsabilah adalah gadis kecil yang saat ini berusia lima tahun. Di tahun ini pula dia akan memulai pendidikan formal pertamanya di Taman Kanak - kanak.

Dia selalu bermain dengan koleksi bonekanya seorang diri. Hanya nenek yang biasa menemaninya jika sedang di rumah.

Kriing..kriing... suara telepon pun berbunyi.

"Hallo, assalamualaikum..maaf dengan siapa ya?" sapa Zylva dengan ramah. Dia beranjak dari tempatnya bermain setelah mendengar suara telpon berdering. Yang terletak di atas meja disudut ruangan.

"Waalaikumsalam sayang..Zylva kan?" jawab wanita yang sedang berbicara ditelepon. Suaranya sudah tidak asing terdengar.

"Neneeek...!" teriak Zylva kegirangan.

"Nenek kapan pulang? Zylva kangen sama nenek..," ucap Zylva sedikit manja.

"iya..nenek juga kangen sama Zylva. Insya Allah besok nenek sudah pulang, jadi bisa nemenin Zylva main..," sahut nenek.

"Beneran ya nek, gak boleh bohong lho..kalau nenek bohong nanti dimarah Allah," lanjut Zylva.

"Hehee..iya deh Nenek janji. Sampai ketemu besok ya sayang, salam buat ayah. Assalamualaikum," ucap nenek mengakhiri pembicaraan.

"Waalaikumsalam nenek..," jawab Zylva sambil meletakkan gagang telepon itu semula.

Zylva kembali asik dengan bonekanya.

"Mini..hari ini Zylva seneng banget, besok nenek pulang, berarti Zylva bisa main bareng nenek lagi," percakapannya dengan boneka mini mouse kesayangannya.

Atmosfer ruangan itu seketika berubah, keceriaan yang redup selama beberapa hari kini kembali terpancar di wajah imut bocah berambut sedikit pirang dan berkulit putih itu.

Pras hanya duduk memandang dan mendengarkan percakapan nenek dan cucu. Seolah mereka sudah berabad lamanya tidak bertemu.

Perempuan kecil itu tidak menyadari kehadiran ayahnya yang sedari tadi duduk tepat didekatnya. Seorang Ayah yang selalu memperhatikan tumbuh kembang anaknya dan sangat menyayanginya.

Seorang ayah yang tegas, rela melakukan apapun demi kebahagian anak semata wayangnya. Selama masih dalam batas kewajaran.

"Seneng banget anak ayah.." ucap Pras tiba - tiba dari belakang membuat Zylva terkejut.

"Ayah..!" rengek Zylva.

"Kenapa..kaget ya? hehee..maafin ayah ya," jawab ayah sambil tersenyum.

Zylva hanya menganggukkan kepalanya, dan kembali asik dengan bonekanya.

Pras mencium kepala putrinya.

Sayang, seandainya kamu masih ada, pasti kamu akan bahagia melihat buah cinta kita tumbuh dan berkembang dengan baik. Dia cantik, pintar, dan Insyaallah dia juga soleha.

Dia adalah penyemangat hidupku, aku akan selalu berusaha membuatnya bahagia. ucap Pras dalam batinnya.

Dan tanpa terasa bulir air mata menetes di pipi ayah satu anak itu.

"Ayah..ayah menangis..?" tanya Zylva perlahan sambil menatap dan mengusap air mata di wajah sang ayah.

"Ayah kenapa..?" lanjut Zylva.

Pras semakin terharu dengan kelembutan sikap Zylva. Dia pun semakin memeluk erat putrinya, betapa dia sangat merindukan istrinya, satu - satunya wanita yang mampu mencuri seluruh ruang di hati Pras.

"Ayah nggak apa - apa sayang, cuma rindu aja sama mama..,"terang Pras.

"Kalau orang rindu itu, harus menangis ya yah?" tanya Zylva lagi.

"Sini sayang..," Pras menarik Zylva duduk di pangkuannya.

"Nanti kalau sudah besar, baru Zylva mengerti dan memahami, tapi.. untuk saat ini kalau Zylva sedang rindu..sama siapapun, cukup berdo'a sama Allah, minta agar orang - orang yang Zylva rindu itu selalu dalam lindungan Allah dan selalu dalam keadaan sehat," ungkap Pras tersenyum.

"Oh..jadi kalau masih kecil kayak Zylva dan kita rindu..lalu kita berdo'a minta sama Allah, kalau udah ayah - ayah..kalau kita rindu baru boleh nangis, gitukan yah?" ucap Zylva berusaha menyimpulkan.

Pras yang tadinya menangis karena menahan rindu selama bertahun tahun, seketika tertawa geli mendengar kesimpulan anaknya. Kecerdasan cara berpikir dan nalar anaknya yang masih berusia 5 tahun membuat Pras takjub.

Wkwkwkwkk....

"Kamu tuh pinter banget ya..,"ucap Pras sambil mengelus kepala Zylva.

"Bukankah ayah sendiri tadi yang bilang begitu," jawab Zylva.

Pras mengangguk membenarkan ucapan anaknya.

"Pasti nanti kalau kamu sekolah akan jadi juara kelas. Kamu anak yang cerdas, ayah bangga sama kamu sayang," ucap Pras memberi pujian pada anaknya.

"Kata ayah, tahun ini Zylva akan masuk sekolah kan yah?, Zylva akan punya banyak teman nanti..," ujarnya dengan penuh harap.

"Iya sayang..ternyata anak ayah sudah besar sekarang, udah mau masuk sekolah," kata Pras.

"Nanti kalau nenek sudah pulang, kita ajak nenek untuk beli perlengkapan sekolah kamu ya..?" lanjut Pras.

"Hore....asik...." teriak Zylva kegirangan.

"Zylva senang..? Nah, sekarang rapikan kembali boneka - bonekanya, waktunya untuk tidur," ucap Pras.

"Oke ayah.. tapi ayah harus bacain cerita untuk Zylva ya?" pinta Zylva.

Pras hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Ayo yah, Zylva sudah merapikan kembali mainan Zylva," ucap Zylva.

"Ayo.. let's go.. ," Ucap Pras. Tapi Zylva masih terdiam dan hanya menggelengkan kepalanya.

Pras sedikit membelalakkan matanya.

"Gendong...," rengekan Zylva meluluhkan hati ayahnya.

Akhirnya Pras menggendong buah hatinya sampai ke tempat tidurnya.

"Jangan lupa, gosok gigi, cuci muka, tangan dan kakinya juga ya sayang. Dan kalau boleh Zylva ambil air wudhu dulu sebelum tidur" ucap Pras kepada Zylva.

"Kenapa harus mengambil air wudhu, yah? Kan mau tidur bukan mau sholat?" tanya Zylva yang masih belum faham.

"Iya sayang, jadi kalau kita berwudhu sebelum tidur, malaikat akan selalu menjaga kita dari gangguan syaitan. Dan kita tidak akan bermimpi yang buruk atau mimpi yang jelek. Bahkan malaikat akan berdoa kepada Allah, meminta untuk kebaikan kita," jelas Pras kepada anaknya yang masih ingin selalu tahu tentang banyak hal.

"Oh.. begitu, Zylva mau dong di sayang Allah, biar Zylva nggak mimpi buruk lagi," ucap Zylva sambil pergi ke kamar mandi. Dia akan mengaplikasikan ilmu yang baru saja dia dapatkan.

"Good.. pinter anak ayah. Cepetan ya sayang. Ayah tunggu disini," ucap Pras.

Tak lama kemudian Zylva sudah keluar dari kamar mandi nya. Dia segera bergegas naik ke atas tempat tidurnya, bersiap untuk mendengarkan cerita yang akan di bacakan ayahnya.

Pras suka membacakan cerita - cerita islami, kisah tentang para nabi. Pras hanya berusaha menanamkan pembelajaran agama sedini mungkin. Sebagai bekalnya dikemudian hari.

Pras pun asik membacakan kisah tentang nabi Nuh, perlahan tapi pasti. Suara Zylva nyaris tak terdengar lagi dan dapat dipastikan bahwa Zylva telah tertidur pulas.

Pras mengelus rambut anaknya. Memandangi wajah imut bidadari hatinya.

"Tumbuh lah menjadi anak yang baik, sholehah, dan berilmu" doa Pras yang terucap untuk mengantarkan putrinya tidur.

Pras beranjak dari tempat tidur Zylva. Menutup dan menyimpan kembali bukunya.

"Selamat tidur sayang, mimpi indah ya.. mmuuuach" kecup Pras di kening anaknya dan berlalu pergi meninggalkan Zylva Salsabilah .

Pulang

Tidak seperti hari - hari biasanya. Kali ini putri kecil itu masih nyaman dengan bantal dan selimutnya serta beberapa boneka kesayangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 7.30 WIB, namun Zylva masih tertidur pulas.

Pras hanya tersenyum melihat putrinya. Kali ini Dia membiarkannya sampai terbangun sendiri. Karena Zylva terbiasa bangun saat suara adzan berkumandang. Itu dikarenakan rumah mereka yang tidak jauh dengan mesjid.

Pras pun bergegas memulai aktifitas hariannya setiap akhir pekan. Mulai dari membersihkan rumah juga pekarangan. Maklum dia tidak mempunyai asisten rumah tangga untuk melakukan pekerjaan itu.

Bukan karena pelit atau tidak memiliki uang untuk membayar asisten. Tapi dia memiliki sedikit trauma dengan adanya orang asing yang tinggal serumah dengannya. Dia akan memanggil jasa cleaning service jika dia memang tidak punya waktu untuk melakukannya sendiri.

Pras mengawali pekerjaannya dari dapur. Bisa dibilang dia adalah chef handal di dunia perdapuran. Dia pernah bekerja paruh waktu di rumah makan ternama ketika dia kuliah. Karena ibunya adalah seorang single parents, jadi dia harus membantu ibunya agar dapat menyelesaikan kuliahnya.

Tiba - tiba terdengar suara bel berbunyi..

Ting..tong.. assalamu'alaikum..

Ting..tong.. assalamu'alaikum..

"Seperti suara bel berbunyi," ucap Pras lirih. Dia pun segera mematikan kompor dan bergegas menuju pintu.

Ckleeekk... Pras membuka pintu.

"Assalamualaikum.." sapa ibu yang muncul dari balik pintu.

"Waalaikumsalam.." jawab Pras sambil mencium tangan ibu,"Kenapa ibu tidak menelpon Pras, kan Pras bisa jemput ibu di stasiun"lanjut Pras.

"Sudah..nggak apa - apa, ibu sengaja mau ngasih kejutan sama cucu ibu," ucap ibu sambil memendarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Tapi ibu belum menemukan sosok mungil yang dicarinya.

Sementara Pras membawakan koper ke kamar ibu.

"Iyaa.. kalau terjadi sesuatu dengan ibu gimana.." ucap Pras lagi.

"Toh nyatanya ibumu ini sehat, selamat sampai di rumah toh? jangan terlalu mengkhawatirkan ibu, ibu masih bisa melakukannya sendiri. Oh ya, mana cucu ibu?" tanya ibu.

Hhmmmm...Pras hanya bisa menghela nafas mendengar penjelasan ibu.

"Dia masih tertidur pulas, bu," jawab Pras.

Ibu pun menuju kamar tempat tubuh mungil itu terbaring. Ibu menyibakkan tirai jendela kamar Zylva. Pancaran sinar matahari pun menari, membelai wajah imut nan cantik yang mengusik tidur lelapnya.

Perlahan Zylva membuka kedua matanya. Ketika dia sadar, dia pun berteriak kegirangan,"Nenek...!!"

"Zylva kangen banget sama nenek," ucap Zylva sambil memeluk erat tubuh neneknya.

"Nenek juga kangen sama Zylva, tapi...tumben cucu nenek yang cantik ini bangunnya siang..kamu sakit sayang, atau lagi gak enak badan?" tanya nenek.

"Zylva gak apa - apa kok nek.. Zylva cuma mimpi ketemu sama mamah, mama ajak Zylva jalan - jalan, makan es krim, nemenin Zylva main boneka juga.., Zylva seneng banget," jawab Zylva.

Seketika ibu memeluk hangat tubuh Zylva. Ibu merasa sedih mendengar cerita Zylva. Ibu ikut merasakan kesunyian yang Zylva rasakan.

"Ya sudah, ayo bangun..terus mandi.. bau acceeemm..," kata nenek sambil menggoda cucunya.

Sementara Pras menyiapkan sarapan di ruang makan. Menata meja dengan apik. Nasi goreng khas spesial pun telah tersaji dan siap disantap.

Ibu memperhatikan putra tunggalnya itu dengan rasa iba. Dia selalu melakukan semua pekerjaan seorang diri. Ibu hanya tidak ingin nasib cucunya sama seperti Pras_ayahnya.

"Pras.. sudah 5 tahun kamu hidup sendiri, apa gak kepikiran untuk cari pengganti baru?" tanya ibu dengan suara lembut.

"Ya..ibu rasa sudah waktunya kamu memikirkan kebahagiaan kamu dan Zylva, anakmu juga butuh kasih sayang dan didikan seorang ibu.." lanjut ibu lagi.

"Kan ada ibu.. toh ibu juga perempuan yang bisa memberikan kasih sayang dan kebahagiaan untuk Zylva," jawab Pras dengan acuh.

"Tapi ibu sudah tua, tidak selamanya ibu bisa mendampingi kalian. Ibu hanya ingin melihat kamu bahagia Pras. Jangan melakukan kebodohan yang sama seperti yang ibu lakukan terhadap mu!" lanjut ibu lagi.

"Pras minta maaf, Bu. Pras belum bisa melakukannya," kata Pras.

"Tapi mau sampai kapan kamu sendirian terus?? Setidaknya kalau kamu punya istri, ada yang mengurus semua kebutuhanmu, kebutuhan Zylva. Ada teman untuk berbagi dan bertukar pikiran ketika ibu tiada nanti," kata ibu.

"Memangnya ibu mau pergi kemana..? memang tega apa ninggalin anak ibu yang setampan ini?" jawab Pras sambil mengedip - ngedipkan kedua bola matanya.

"Idiiiihh.. kamu ini, kalau diajak ngomong serius bercanda mulu.. sebel," jawab ibu sembari menunjukkan wajah manyun.

"Hehehe..sekali lagi Pras minta maaf, Bu. Hati Pras belum siap.. Jangan cemberut gitu dong, nanti keriput di wajah cantik ibu semakin akut loh," kata Pras menggoda ibu.

Tak lama muncul Zylva dari kamarnya. Dengan kaos berwana soft pink dipadukan dengan celana pendek berwarna hitam.

"Selamat pagi..ayah - nenek, assalamualaikum..," sapa Zylva dengan ceria.

"Selamat pagi.. Waalaikumsalam cantik.." jawab ibu dan Pras bersamaan.

"hmmm...kelihatanya yummy.." ucap Zylva setelah berada di meja makan bersama ayah dan neneknya.

"Jelas dong..siapa dulu chef-nya.. Ini khusus ayah masak untuk menyambut kepulangan nenek, nasi goreng khas spesial" ucap Pras dengan PeDenya.

"Terima kasih... ayo kita santap.." ucap nenek.

"hmmm..lezat.."ucap Zylva setelah memakan sesuap nasi.

"Wajib habis ya.."kata ayah tersenyum.

"Siiipp,"jawab Zylva.

Nenek pun tersenyum.

Mereka bertiga menyantap sarapannya dengan lahap. Nasi goreng yang memang super endulita yang menjadi best seller rumah makan tempat Pras bekerja dulu.

"Hmm, mestinya dari dulu kamu nih yang jadi koki di rumah makan ibu. Rasanya nagih," kata ibu.

"Alhamdulillah..dapat skor berapa nih dari master chef?" ucap pras kepada ibu.

"Kamu tuh ya bisa aja, tapi beneran loh Pras. Enak banget.. nih ibu nambah lagi ni.." lanjut ibu sambil menambahkan satu centong nasi ke piring ibu.

"Zylva juga mau nambah nek," ucap Zylva.

"Wah..kalau setiap hari begini makan anak ayah, bisa - bisa nambah nih berat badannya. Ayah seneng kalau anak ayah sehat" kata Pras kepada anak semata wayangnya.

"Kalau ayah yang masakin Zylva setiap hari, pasti deh Zylva bakalan nambah - nambah terus," jawab Zylva.

"Terus nanti kamu jadi gendut, kayak gini nih," kata Pras sambil memperagakan postur tubuh orang yang memiliki berat badan berlebih.

Gelak tawa pun keluar dari mulut bidadari kecil itu. Dia merasa sangat bergembira hari ini. Biasanya kalau week end seperti ini mereka pergi kesatu tempat. Sekedar untuk menyenangkan hati Zylva.

Tapi kali ini mereka stay home. Hanya akan bersih - bersih pekarangan yang sudah beberapa hari tak terjamah oleh tangan - tangan dingin mereka.

"Sayang.. hari ini kita week end nya di rumah aja ya?" tanya ayah kepada Zylva. Zylva hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Karena mulutnya masih penuh dengan makanan.

"Ibu.. ibu istirahat aja ya, ibu kan masih capek jadi biar Pras dan Zylva saja yang membersihkan pekarangan," pinta Pras kepada ibu.

Ibu hanya mengangguk, menuruti permintaan anaknya.

"Setelah ayah selesai cuci piring, kita cuuss.. oke?" kata Pras kepada Zylva.

"Oke ayah.." jawab Zylva tersenyum sambil mengacungkan jempolnya.

Kebahagiaan dan keceriaan selalu terpancar di wajah putrinya. Hal itu membuat Pras merasa tenang, sehingga dia berpikir tidak memerlukan pendamping yang baru.

Toh putrinya tetap tersenyum dan terlihat bahagia. Tapi Pras tidak memikirkan kondisi selanjutnya, ketika anaknya mulai memasuki bangku sekolah.

...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak jempol 👍 nya ya para readers, tq 😘😍💪💪😊

Terusik

Weekend kali ini sangat menyenangkan bagi Zylva. Membersihkan pekarangan bersama ayah. Biasanya pekerjaan ini dia lakukan bersama nenek tercinta.

"Ayah..hari ini Zylva seneng banget, bisa seharian penuh bersama ayah," celetuk gadis kecil itu sambil mencabut rumput - rumput kecil disekitar bunga yang ada didalam pot.

"Oh ya..?? kan setiap hari juga udah bersama ayah," ucap Pras yang masih asik membersihkan rumput - rumput liar yang mulai meninggi.

"Iya..tapi belakangan ini ayah juga sibuk diruang kerja ayah. Zylva mainnya sama nenek terus deh," keluh Zylva dengan suara sedikit mengiba.

"Iya.. ayah minta maaf ya, ayah lagi banyak pekerjaan sayang. Tapi kenapa Zylva baru ngomong sekarang? biasanya juga gak pernah komplain ke ayah?" tanya Pras kembali.

Tumben - tumbennya Zylva bicara begitu, biasanya juga aman - aman aja. Ucap Pras dalam hati.

"Ayah..."Zylva tidak melanjutkan kalimatnya. Dia tertunduk, takut ayahnya akan marah.

"yaa.. kenapa sayang? Zylva capek? ya udah biar ayah aja yang melanjutkan. Zylva masuk dan jangan lupa cuci tangan yang bersih," kata Pras.

"loh..kenapa princess ayah tiba - tiba murung begitu? Zylva sakit??" tanya Pras sambil memeriksa kening putrinya. Namun Zylva hanya menggelengkan kepalanya.

Zylva mengurungkan niatnya. Dia tidak ingin membuat ayahnya marah ataupun sedih. Zylva adalah anak yang baik hati.

Meskipun usianya baru memasuki 5 tahun, tapi pemikiran dan daya nalarnya tidak seperti anak seusianya. Dia lebih dewasa, terkadang dapat dijadikan teman untuk berdiskusi.

"Oh iyaa.., ayah lupa nih.. ayah kan janji kalau nenek sudah pulang kita mau pergi ke mall beli perlengkapan untuk sekolah yah..!" ucap Zylva.

Dia berusaha mengalihkan topik pembicaraan. mencoba mengingatkan akan janji ayahnya sebelum kepulangan neneknya.

"Oh iya..ayah hampir lupa" ucap Pras sambil menepok jidatnya sendiri.

"ya sudah nanti setelah sholat ashar kita pergi, gimana tuan putri?" lanjut Pras menyenangkan hati putrinya.

"Hmm.. baiklah baginda raja, tuan putri akan melaksanakan perintah baginda raja yang agung," jawab Zylva memperagakan gaya ala ala kerajaan.

Gelak tawa keceriaan mereka pun terdengar sampai ke telinga ibu. Ibu yang hanya berdiri didepan pintu ikut tertawa, ikut merasakan kebahagiaan mereka pagi ini.

Setelah dirasa cukup, mereka berdua bergegas membereskan peralatan tempurnya. Mereka pun membersihkan diri masing - masing.

Pras yang lebih dulu selesai dari Zylva langsung menuju dapur. Pras menyiapkan masakan sederhana untuk makan siang mereka. Sementara Zylva bermalas - malasan sambil menonton kartun kesukaannya.

Tiba - tiba ibu muncul dari ruang tengah.

"Apa yang bisa ibu bantu, Pras?" tanya ibu yang merasa iba melihat anak laki - lakinya melakukan semua pekerjaan rumah sendirian.

"Sudah..ibu duduk manis aja ya, temenin Zylva. Pras bisa mengerjakan ini sendiri, lagian udah mau selesai," jawab Pras yang lagi menyiapkan menu untuk makan siang.

Semua sudah tertata rapi di meja. Ayam goreng tepung, oseng brokoli bertabur sosis dan kerupuk udang. Menu favorit putrinya.

Mereka bertiga menyantapnya dengan lahap. Selang beberapa waktu, merekapun sholat zuhur berjamaah di rumah.

Pras mulai menanamkan pembelajaran agama sedini mungkin kepada anaknya. Pembelajaran sebagai bekalnya ketika tumbuh dewasa.

Pembelajaran untuk berdisiplin diri. Pembelajaran - pembelajaran yang di dapatnya dari almarhum ayahnya. Pembelajaran yang menjadikannya pribadi yang lebih baik.

Pras ditinggal mati ayahnya sejak dia berusia 12 tahun, sehingga masih mengenal dan merasakan kasih sayang dari ayahnya.

Berbeda dengan Zylva yang ditinggal mati ibunya sejak dia berumur dua hari. Dia tidak pernah tau seperti apa wajah ibunya. Dia hanya bisa melihat lewat mimpi - mimpinya ketika dia terlelap dalam tidurnya.

Waktu tidur siang Zylva pun tiba.

"Ayah..Zylva tidur siang dulu ya, nanti jangan lupa bangunkan Zylva," pinta Zylva.

"Siiiiiippp, siap tuan putri," jawab Pras sambil mengangkat tangan kanannya memberi penghormatan ibarat seorang ajudan yang mendapat perintah komandannya.

Sang putri pun tertawa geli melihat tingkah ayahnya,"Jangan sampai lupa, kalau tidak kamu akan saya hukum" lanjut Zylva yang masih bermain putri - putrian dengan ayahnya. Ayahnya pun tertawa.

"Udahan main tuan putrinya, ayo kita ke kamar.. nenek juga pingin rebahan," kata nenek.

"Pras, ibu nemenin Zylva dulu ya," lanjut ibu. Pras pun mengangguk mengiyakan ucapan ibu.

Merekapun tidur dikamar Zylva, sementara Pras kembali keruang kerjanya memeriksa beberapa e-mail yang masuk.

*****

Nenek, ayah dan Zylva telah berpakaian rapi setelah mereka selesai sholat berjamaah. Mereka pun berlalu dan berhenti di sebuah mall yang cukup besar.

"Zylva mau main game dulu atau shopping nya dulu?" tanya ayah.

"Hmm..kayaknya asik main game dulu deh, baru shopping.." jawab Zylva.

"Oke.. let's go.."mereka pun menuju tempat permainan yang menjadi game langganan Zylva.

Tiba - tiba Zylva terdiam, tak seceria ketika mereka baru tiba di mall. Tidak seperti biasanya. Kali ini dia lebih pendiam dan kurang antusias dengan game yang sedang dia mainkan.

"Sayang..kenapa?" tanya nenek dengan suara lembut.

Zylva hanya menyunggingkan bibirnya yang imut dan menggelengkan kepalanya.

"Bener..?? kok kurang semangat mainnya?" tanya nenek lagi yang belum puas tidak mendapat jawaban dari cucunya.

"Ya udah.. kalau gitu kita shopping aja yuk..? pilih sepatu..tas.. dan alat tulisnya juga," kata ayah. Zylva pun mengangguk.

Dengan senang hati Zylva memilih barang - barang kebutuhannya. Pras dan ibu hanya mengikutinya dari belakang kerena Zylva berjalan lebih cepat dari mereka.

Tapi lagi - lagi ibu dan Pras melihat gadis kecil itu tiba - tiba bengong dan terdiam. Gadis kecil itu berjalan kesebuah arah seperti sedang mengikuti seseorang.

"Sayang..kamu lihat siapa?" tanya Pras kepada putrinya. Zylva hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Nenek..ayo kita pilih tasnya," ucap Zylva sambil menarik tangan neneknya untuk mengalihkan perhatian ayahnya.

Nenek hanya mengangguk mengikuti Zylva. Sambil berjalan nenek memperhatikan sekelilingnya, mencoba mencari sesuatu yang menggoda perhatian cucunya. Namun tak juga menemukannya.

Pras pun bertanya - tanya dalam hati, apa yang telah mencuri perhatian anaknya. Dan apa yang membuat anaknya secara tiba - tiba terdiam. Ternyata dia juga tak menemukannya jawabannya.

Belanja perlengkapan pun selesai. Zylva sudah mendapatkan semua yang dia suka. Mereka pun menuju food court yang ada di mall itu. Tentu saja sholat wajib tak pernah terlewatkan oleh Pras.

Mereka sudah duduk mengelilingi meja.

"Mbak.." Pras memanggil seorang waiters.

"Baik pak, bapak mau pesan menu apa?" tanya pelayan itu setelah menghampiri meja mereka.

"Ibu mau pesan apa bu?" tanya Pras ke ibu.

"Kamu sayang..?" tanya pras ke Zylva sambil membaca daftar menu.

"Kimchi satu dan lemon tea" kata ibu.

"Zylva ayam teriyaki, dan air mineral aja yah" pinta Zylva.

"Kimchi satu, ayam teriyaki satu, lemon tea dan air mineral lalu..bapak sendiri?" tanya pelayan itu kepada Pras.

"Sa..yaa.. sama aja dengan putri saya, ayam teriyaki, udang goreng mayo, air mineral dan nasinya jangan lupa ya mbak" kata Pras.

"Baik pak, ada lagi pak..bu?" tanya pelayan itu lagi.

"Tidak.. itu saja dulu nanti kalau memang ada saya akan panggil mbak lagi" jawab Pras sambil melemparkan senyuman.

"Baik kalau begitu ditunggu sebentar ya pak, bu" ucap pelayan itu.

Tak lama kemudian menu pesanan mereka pun tiba. Mereka sangat menikmati makanannya. Tapi lagi - lagi ada yang mengusik perhatian Zylva.

Suara gelak tawa dan canda ria dari meja sebelah mencuri perhatian Zylva. Dia menoleh sejenak dan terdiam lalu tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Entah apa yang dipikirkannya saat itu.

Kedua bola mata Pras dan ibu tertuju pada arah pandangan Zylva. Pras dan ibu pun saling bertatap mata, seakan sama - sama mengerti perasaan gadis kecil itu.

Setelah selesai makan mereka pun kembali ke rumah. Setibanya di rumah mereka masuk ke kamar masing - masing.

"Kamu harus pertimbangkan ucapan ibu waktu itu, demi Zylva," ucap ibu sebelum masuk ke kamar.

Pras hanya terdiam dan masuk kedalam kamarnya. Dia menjatuhkan tubuhnya di atas sofa, ada perasaan perih di dadanya.

Akan kah Pras mengabulkan permintaan ibunya?

Atau dia akan tetap dengan pendiriannya?

🌵🌵🌵🌵🌵🌵🌵🌵🌵🌵🌵🌵🌵🌵🌵

Ikutin terus ya kisahnya, pasti semakin seru 😄 jangan lupa tinggalkan like, komen dan saran yang membangun agar penulis semangat Up . Terimakasih.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!