NovelToon NovelToon

CINTA DAN PERSAHABATAN

Awal kisah

"Selamat pagi pah, mah..!" sapa Gavril kepada kedua orang tuanya yang sudah lebih dulu berada dimeja makan. "Pagi jagoan.!" sahut papa dan mamanya. Gavril pun segera menduduki kursi, lalu melahap santapan pagi ini yang sudah dipersiapkan oleh para pelayan.

Gavril Mahesa putra pertama keluarga Mahesa, salah satu konglomerat dinegara ini. Pemilik perusahan Mahesa crop yang merambah disegala sektor bisnis perdagangan maupun kontruksi dan juga furniture.

Gavril Mahesa yang kini baru berusia dua puluh empat tahun, akan segera menggantikan posisi ayahnya selepas ia menyelesaikan pendidikan yang jika tidak ada aral melintang akan ia rampungkan enam bulan lagi.

"Saritem mana mah.?" tanya Gavril kepada sang mama.

"Udah berangakat kekampus, ada kuliah pagi dia." jawab nyonya Mahesa.

Saritem yang memiliki nama asli Zania Mahesa, adik satu satunya yang dimiliki Gavril. Zania Mahesa hanya tepaut tiga tahun dengan Gavril, dan sudah barang tentu mereka sangatlah dekat dan juga memiliki sifat serupa, baik hati, humoris, penyabar dan juga sangat ringan tangan.

Setelah usai dengan sarapannya, Gavril pun segera berpamitan kepada orang tuanya, dan langsung menuju ketempat dimana ia menimba ilmu pendidikan, sebuah universitas ternama dan terbaik dikota ini. Dengan mobil sport mewah berwarna putih, Gavril dengan tampannya memasuki pekarangan universitas.

"Tong bajil...!!" seru kedua sahabatnya Gigas dan Gaufar, yang juga baru saja tiba disana. "Enggak usah teriak, cuma dua jengkal aja rame banget." protes Gavril.

"Enggak usah nyolot juga, baru setengah volume aja udah heboh bener." balas Gaufar

"Mau langsung kekelas atau taman...? nyamperin itu tiga jelmaan." tanya Gigas. "Kelas aja, males gue ketemu nyai Dasimah." sahut Gavril. Gigas dan Gaufar pun seketika saja saling bertukar pandangan, mereka nampak bingung dengan tingkah Gavril hari ini. Biasanya ia akan sangat bersemangat jika bertemu dengan gadis yang tengah menjadi perbincangan mereka.

"Elo kenapa tong tumben amat...??" tanya Gigas.

"Enggak apa apa...!!" Jawab singkat Gavril "udah ayok kekelas, kalau kalian mau nengok itu Suketi sama Katemi terserah." kata Gavril seraya melangkahkan kaki menuju kekelas. Kedua sahabatnya pun memilih untuk mengikuti langkah kaki Gavril.

Sementara itu disudut taman kampus, tiga sosok gadis cantik tengah menikmati kebersamaan mereka. Tawa dan canda nampak hadir ditengah tengah ketiga insan itu. "Sarkali sama grandong tumben enggak nyamperin kalian.?" tanya Adena kepada kedua sahabatnya.

Adena Wijaya putri semata wayang keluarga Wijaya. Keluarga yang tidak kalah kaya dengan keluarga Gavril. Orang tua Adena adalah sahabat baik orang tua Gavril, hingga persahabat kedua orang tuanya pun kini diwariskan kepada Adena dan Gavril.

Adena Wijaya gadis berparas cantik, berusia dua puluh empat tahun, memiliki kepribadian yang sangat lembut serta periang. Kesabaran dan kebaikkannya juga sudah tidak perlu diragukan lagi.

"Mana kita tau, paling juga sama tong bajil dikelas." sahut Agalia Hendrayana atau yang lebih sering disapa Suketi.

"Enggak ada niat apa kalian untuk menerima itu cinta mereka.?" tanya Adena kembali.

"Tahan harga dulu lah...!! gue pengen lihat itu perjuangan grandong gimana." jawab Amanda, yang biasa disapa Katemi.

"Jangan tahan harga terus, entar dia kabur aja baru tau rasa." sahut Adena.

"Tinggal turunin harganya, bila perlu discon 99,9% biar ono Sarkali nyangkut lagi." jawab Agalia, dan Adena hanya menimpali dengan gelengan kepala seraya bangkit dari duduknya. "Mau kemana.?" tanya kedua gadis disana.

"Kelas lah...!! lihat itu jam berapa.?" sahut Adena, dan akhirnya mereka bertiga pun beriringan melangkah menuju kekelas yang sama dengan Ketiga pemuda tampan yang tadi menjadi bahan percakapan mereka.

Kekuatan doa

Seusai dengan mata kuliah, Gavril berniat akan langsung kembali kerumah. Dengan tergesa gesa ia membereskan semua buku bukunya dan melangkah menjauh dari para sahabat. "Gue duluan.!" pamitnya singkat.

"Eh entar dulu...!!" cegah Gaufar sembari menarik kedua pundak Gafril, yang mana itu langsung membuat tubuhnya condong kebelakang. "Apaan sih.?" kata Gavril bersamaan dengan menggerakan pundaknya, agar terlepas dari cengkraman Gaufar.

"Elo kenapa sih.? mistis amat dari tadi diperhatiin." selidik Gaufar

"Enggak apa apa.? pengen cepetan pulang aja gue, terus siapin bahan untuk skripsi." alasan Gavril

"Halah pakai bersilat lidah segala, ayok...!!" timpal Gigas seraya menarik tas punggung Gavril, dan melangkah pergi dari kelas mereka. Dengan terseok seok Gavril pun mengikuti langkah kaki Gigas yang membawanya kesudut taman kampus, yang kini terlihat agak lengang itu.

"Kenapa sih.? lagi perang batin loe.? atau ada konflik mahabarata.?" selidik Gigas setelah mereka menduduki salah satu bangku disana.

"Pengen menghindar aja gue dari nyai Dasimah." jawab Gavril dengan tatapan mata yang menampakkan kesedihan dan kekecewaan. Para sahabat pun kini mengerti yang dimaksud oleh Gavril.

"Sabar tong, entar juga bakal tau dia kalau elo sayang dia, jodoh enggak akan kamana. Perjuangkan lah..!" kata Gigas menyemangati.

"Gue nyerah Sarkali, noh nyai Dasimah mau tunangan sama itu tongkat mak lampir." jelas Gavril

"YANG BENER LOE...?" seru Gigas dan Gaufar bersamaan.

"Ngapain gue bohong.? ini gue udah sakit" sembari menunjuk dadanya "ngapain gue nyari penyakit lagi.?"

"Elo tau dari mana ini berita.?" tanya Gaufar

"Semalem gue enggak sengaja denger obrolan bokap gue sama bokap nyai Dasimah. Ya biasa bokap itu nyai minta bonyok gue terlibat membantu mereka nanti." jelas Gavril

"Kapan tong acara tunangannya...?" tanya Gigas

"Beres pemberian gelar ini kampus." jawab Gavril dengan kedua telapak tangan yang ia letakan untuk menutupi wajahnya.

"Halah masih lama tong hari itu, masih banyak hal yang mustahil terjadi. Bisa aja pas hari itu tiba ono tongkat mak lampir patah, batalkan langsung itu pagelaran." Gaufar memberi semangat.

"Jahat loe grandong..!! benci boleh kita, tapi jangan nyumpahin orang juga." protes Gavril

"Gue bukan nyumpahin, cuma ngomongin sesuatu hal yang bisa aja terjadi. Jodoh, maut dan rezeki, kita mana tau coba.? masih ada waktu enam bulan, kita banyakin ibadah dan berdoa mulai sekarang. Bila perlu puasa senin kamis, agar niat dan harapan kita terkabul." oceh Gaufar

"Emang apa harapan dan niat kita.?" tanya Gavril dan Gigas kompak.

"Elo dapetin nyai Dasimah" tunjuk Gaufar kepada Gavril "gue sama Sarkali dapetin itu Suketi sama Katemi dan kita hidup bahagia selamanya. Setan dan jin bersatu melahirkan titisan yang tampan dan cantik." jelas Gaufar

"Bener juga ya.? kekuatan doa itu ajaib loh. Kalau kita mintanya dengan tulus, pasti Tuhan kasih." Gigas menimpali

"Mulai kapan kita puasa.?" tanya Gavril bersemangat

"Mulai lusa aja, terus entar tiap tengah malem kita saling membangunkan ya.? kita ibadah malam, sekalian kita merapalkan itu doa dan harapan kita dengan memegang tasbih ditangan." kata Gaufar

"Oke..! kalau ibadah malam, mulai entar malem kali ya.?" tanya Gigas, lalu diiyakan oleh Gavril dan Gaufar.

"Enggak sia sia kita berteman sama anak ustad kondang, nasehatnya adem dan selalu dijalan yang benar. Coba temenannya sama itu tongkat mak lampir, udah pasti ajeb ajeb sarannya." kata Gavril

"Makanya nasib kalian itu baik dan beruntung karena bisa kenal dan bersahabat sama gue. Memiliki gue sama dengan memiliki kunci surga room vvip." sahut Gaufar menyombongkan diri.

"Suka suka mulut loe grandong...!!!"

⚘"Karya kedua semoga pada suka.Dan tetep beri dukungan ya.!"⚘

Langsung menikah

Sementara itu yang menjadi bahan perbincangan Gavril dan kedua sahabatnya, baru saja keluar dari ruang kelas bersama dengan Amanda dan Agalia. Tujuannya sudah pasti kembali kerumah, karena sang kekasih sudah berada diparkiran kampus guna menjemputnya.

"Hai yang.!" sapa Adena kepada Temmy.

"Hai yang.! hai Suketi,Katemi.!" sapanya kembali

"Hai juga Tem.!" sahut kedua sahabat Adena. "Kita duluan yak.!" pamit Amanda, dan berlalu pergi meninggalkan sepasang kekasih ini. "Makan dulu ya.!" ajak Temmy dan diiyakan oleh Adena. Temmy segera melajukan mobilnya meninggalkan area universitas tersebut, dan menuju kerestoran yang menjadi favorite Adena.

"Kita nikah langsung aja sih yang.! ngapain mesti tunangan dulu.? aku pengen kita enggak terpisahkan lagi, dan kamu jadi milik aku selamanya. Ribet yang pake acara tunangan dulu segala.!" protes Temmy

Adena tersenyum "kamu ngomong dong sama papa mama, aku sih nurut aja.!" katanya

"Bener ya yang.?" tanya Temmy antusias, dan diangguki oleh Adena. "Oke..! nanti aku omongin lagi sama papa mama. " kata Temmy dengan bersemangat.

Temmy Surya putra dari keluarga Hendri Surya, pemilik perusahaan yang bergerak dibidang properti. Walau kekayaan keluarganya jauh dibawah keluarga Adena, namun itu tidak membuat Adena menjauh darinya. Adena justru jatuh kedalam pesona pria berusia dua puluh lima tahun itu.

Hubungan Adena dan Temmy sudah terjalin selama dua tahun. Walau Temmy memiliki postur tubuh yang cukup tinggi, namun sangatlah tidak ideal dengan berat badannya. Maka dari itu ia selalu dijuluki tongkat mak lampir oleh Gavril dan kedua sahabatnya.

Namun paras Temmy cukuplah tampan, hidungnya yang mancung serta bibir yang tipis dan beralis tebal, menjadi daya tarik tersendiri baginya. Begitu juga dengan sifatnya yang romantis dan juga lembut. Maka dari itu hanya butuh waktu tiga bulan baginya,untuk mendapatkan hati Adena dulu.

"Mau jalan jalan dulu.? apa langsung pulang.?" tawar Temmy

"Pulang ya yang.? aku mau ngerjain skripsi." kata Adena

"Oke.! aku juga sekalian ngomong sama papa mama sekarang aja kalau gitu, enggak apa apa kan.?"

"Iya enggak apa apa yang.! lebih cepat lebih baik, mumpung undangan dan baju belum dipesan." sahut Adena

Temmy dan Adena pun kembali kerumah. Sesampainya disana, Temmy langsung mengutarakan keinginannya untuk langsung menikahi Adena, orang tua Adena tentu saja menyabutnya dengan tangan terbuka dan hati bahagia. Itu adalah pilihan yang baik dan juga seperti yang mereka inginkan.

"Tapi setelah menikah, biar Adena kerja dulu diperusahaan ya.? nanti kalau dia sudah hamil, dan kamu sudah bisa memimpin dua perusahaan sekaligus, baru Adena berhenti dari kursi kepemimpinan,dan kamu yang menggantikan." kata Ayah Adena

"Iya pah.! aku akan selalu mendukung keputusan Adena, selama itu baik dan tidak membahayakan keselamatannya." jawab Temmy dangan mata yang menatap kearah Adena, dan bibir melengkung keatas dengan sempurna. Kedua orang tua Adena tentu saja semakin jatuh cinta oleh sosok Temmy. Selain baik hati, dia juga sangat mencintai Adena, putri semata wayang mereka.

Setelah puas berbincang Temmy pun pamit undur diri dari kediaman mewah keluarga Wijaya, sedangkan Adena langsung berkutat dengan bahan skripsinya. Hingga pukul tujuh malam Adena baru usai dengan semua tugasnya.Ia kemudian menikmati santap malam bersama kedua orang tua, untuk kemudian mengistirahatkan tubuhnya tepat dipukul sepuluh malam.

Karya pertama yang direvisi dan akhirnya menjadi karya kedua, semoga suka para sabahat 🫶

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!