NovelToon NovelToon

THE THIRD EYE (SEASON DUA)

Part 1 Pertahanan Pagoda Emas

The Third Eye

Season 2 (dua)

Part 1

Pertahanan Pagoda Emas

Hanes segera maju disusul dengan kemunculan Lysa yang berada di belakangnya, “Mereka hanya Manusia biasa. Kau jangan terlalu kasar.” Pesan Lysa kepada Hanes.

“Selama mereka tidak menghalangi jalanku. Aku tidak akan berbuat banyak.” Ucap Hanes yang berbicara melalui telepati.

“Aku hanya mengingatkan itu. Jangan sampai kau membunuh orang yang tidak bersalah.” Ungkap Lysa.

Hanes yang berdiri di hadapan kedua Penjaga itu kemudian maju perlahan. Para Penjaga itu terlihat menyilangkan kedua senjata jenis Tombak mereka yang terlihat memblokir langkah Hanes selanjutnya untuk memasuki Pagoda Emas tersebut.

“Hmm ... aku ingin bertemu dengan pemilik Pagoda Emas ini.” Ucap Hanes pelan.

“Maaf ... ada keperluan apa Tuan datang ke sini? Kami tidak mendapatkan perintah kalau Ketua akan menemui seseorang?” ucap salah satu Penjaga tersebut.

“Oh. Ternyata harus ada izin untuk bertemu dengan orang yang kalian sebut, Ketua?” jawab Hanes cepat.

“Tentunya Tuan, hanya orang-orang yang memiliki janji yang bisa menemui Ketua. Kalau boleh kami tahu, ada masalah apa memangnya ingin bertemu dengan Ketua?” tanya Penjaga itu sopan.

“Aku ingin menanyakan mengenai Temanku yang kalian culik. Aku ingin agar temanku bisa segera pulang.” Terang Hanes menjelaskan maksudnya.

“Kami tidak pernah menculik siapa pun, Tuan. Tuan mungkin salah sangka.” Balas Penjaga itu masih bersikeras.

“Apa tidak ada jalan lain agar aku bisa masuk?” tanya Hanes penasaran yang bermaksud menguji kesabaran para Penjaga.

“Kami mohon maaf tidak ada cara seperti itu, Tuan. Silahkan tinggalkan tempat ini.” Ucap Penjaga itu sembari mengarahkan Hanes untuk berputar arah.

Hanes segera memutar arah dan kemudian dengan secepat kilat. Ia menghantamkan siku tangan kanannya yang membuat Penjaga itu pingsan dengan seketika, sedangkan Penjaga yang satu lagi terlihat menekan sebuah peluit yang menandakan tanda bahaya, pintu gerbang dari Pagoda Emas itu terlihat perlahan-lahan menutup.

“Sial!” ungkap Hanes yang kesal. Ia kemudian segera melumpuhkan Penjaga tersebut dan menyelinap tepat sesaat pintu dari Pagoda Emas itu terkunci rapat.

“Akhirnya ... untung saja pintu itu belum tertutup.” Ucap Hanes pelan.

Hanes kemudian berjalan mendekat menapaki anak tangga menuju ke lantai atas.

***

Sementara itu terdengar suara peluit yang keras tadi berbarengan dengan berbunyinya seluruh alarm penjagaan di Pagoda Emas tersebut yang menandakan tanda bahaya. Yui Jing dan Yui Long yang mendengar mengenai peluit dan alarm tanda bahaya itu berbunyi segera pergi menuju ke arah Pagoda Emas. Mereka berdua sebelumnya terlihat tengah berlatih di tepi sungai yang tidak jauh dari tempat itu.

“Sial ... ada Penyusup! Kita harus kembali!” ungkap Yui Long.

“Aku mengerti, Kakak.” Balas Yui Jing yang dengan serta merta menaiki kudanya dan berlari ke arah Pagoda Emas.

Terlihat Guru dari Yui Jing dan Yui Long tengah bersantai di lantai paling atas dari Pagoda Emas tersebut. Guru Bai Jing Xia kemudian terperanjat dari tempat duduknya. Ia merasakan ada beberapa kekuatan yang kini tengah menyusup di Pagoda Emas miliknya, “Sial*n! Siapa yang mengundang Tikus-Tikus kecil ini? Apa yang ingin mereka cari di Pagoda Emasku!” ucap Guru Bai Jing Xia yang marah. Ia meremas gelas yang terbuat dari emas itu dengan satu tangannya hingga hancur menjadi butiran emas.

Ancchi terlihat mematung di sebelahnya tanpa bersuara sama sekali, “Kau masuklah ke dalam dan jangan keluar tanpa perintah dariku!” ucap Guru Bai Jing Xia dengan nada marah.

Ancchi tidak bisa menolak. Dia hanya bisa patuh dan tubuhnya bergerak sendiri mematuhi perintah dari Guru Bai Jing Xia. Guru Bai Jing Xia terlihat mulai mengumpulkan anak-anak buahnya yang tersisa. Para murid Elit itu kini masih berada di Pagoda Emas dan terlihat mereka semua mulai menghadap dengan hormat kepada sang Guru.

“Hormat kami, Guru!” ucap Xia Chia, Cu Jung dan juga Liu Feng yang ada di hadapan sang Guru.

“Kita kedatangan 2 (dua) ekor Tikus yang menyelinap kemari. Kalian cepat temukan mereka dan habisi mereka semua!” perintah Bai Jing Xia kepada para murid kesayangannya tersebut.

“Baik, Guru.” Jawab mereka serempak dan kemudian pergi meninggalkan tempat itu.

“Aku akan menghadapi pria itu!” ucap Xia Chia.

“Aku akan membantumu, Chia.” Timpal Liu Feng.

“Aku akan menghadapi yang ada di bawah sana.” Ungkap Chu Jung yang langsung melompat dari Pagoda Emas setinggi hampir 30 (tiga puluh) meter dari daratan tersebut.

Chu Jung melompat dengan santainya, hingga kemudian sampai di daratan. Pria tinggi besar itu kemudian melemparkan sebuah batu sebesaran kepala tangan yang dilapisi dengan tenaga dalam. Dia melemparkannya ke arah Nick yang terlihat sedang berkeliling di sekitaran Pagoda Emas, “Enyah kau dari sini!” teriak Chu Jung sembari melepaskan lemparan batu yang sangat cepat dan kuat itu, sesaat kemudian batu itu kemudian berhenti di udara karena dihentikan oleh Hydra. Hydra menangkap batu itu dan kemudian menelannya ke dalam perutnya.

“Kita diserang.” Ucap Hydra pelan.

Nick terlihat bersiap-siap untuk bertarung ketika melihat tampang Chu Jung yang terlihat marah, “Berani-beraninya kau menangkis lemparan batu itu!” ucap Chu Jung yang seketika tubuhnya dilapisi dengan api tebal berwarna merah.

“Hmm ... lagi-lagi orang yang memiliki sihir. Aku sebenarnya lelah bertarung dengan yang seperti ini.” Keluh Nick yang terlihat kesal dengan pemandangan yang ada di depannya.

Sementara itu, Hanes yang menapaki tangga demi tangga dari Pagoda Emas itu kemudian sampai di pertengahan lantai. Ia bisa melihat dengan jelas hanya tinggal sekitar 5 (lima) lantai lagi dari Pagoda Emas itu yang merupakan tempat tertinggi. Lysa sudah bisa merasakan keberadaan Ancchi, namun Lysa tidak bisa menembus lantai paling atas karena ada sebuah kekuatan aneh yang menghalangi tempat tersebut, “Mereka datang!” pesan Lysa kepada Hanes.

“Berhenti sampai di situ! Kau tidak diperbolehkan melangkah lebih jauh dari ini!” ucap Xia Chia yang langsung mengarakan pedangnya ke leher Hanes, sedangkan Liu Feng terlihat berjongkok sembari menatap tajam ke arah Hanes.

“Kau tampaknya juga kuat! Aku ingin bertarung denganmu.” Ucap Liu Feng sembari tersenyum ke arah Hanes.

“Hmm ... tidak baik mengarahkan pedangmu kepada orang yang belum kau kenal, Nona. Cepat hentikan tindakan ini.” Ucap Hanes sembari tersenyum.

“Bergerak sedikit saja, maka aku akan menebas lehermu ini!” ancam Xia Chia.

“Hoo ... mengerikan! Aku benar-benar takut.” Ungkap Hanes yang dengan cepat memegang bilah dari pedang itu dan kemudian melemparkan pedang berserta dengan tubuh Xia Chia hingga menabrak tubuh dari Liu Feng.

“Brak!” terdengar suara tulang yang membentur pinggiran kayu yang membuat tubuh dari Xia Chia dan Liu Feng terhempas ke arah luar.

“Mengganggu saja!” ucap Hanes yang berniat untuk melangkah ke lantai atas.

Namun tiba-tiba saja sebuah pedang melesat dengan cepat mengarah ke jantung dari Hanes. Hanes langsung menghindari serangan tersebut dengan mundur 1 (satu) langkah ke arah belakang, “Hmm ... masih belum menyerah tampaknya!” ungkap Hanes.

Xia Chia dan Liu Feng terlihat sudah kembali. Mereka berkelebat dan kemudian kini berdiri di dekat Hanes, “Kami tidak semudah itu dikalahkan!” ucap Xia Chia.

“Hooo ... menarik! Mari kita bertarung!” ungkap Hanes yang bersiap dengan kuda-kudanya.

Bersambung

Catatan Penulis :

Terima kasih untuk para pembaca The Third Eye sebelumnya, mulai dari sekarang seluruh update terkait The Third Eye Season Dua akan dilanjutkan di cerita ini. Hal ini terkait dengan habisnya kontrak The Third Eye dengan NovelToon. Tolong bantu Author untuk mendapatkan kembali kontrak barunya dengan The Third Eye (Season Dua), oleh karena itu silahkan untuk dibantu "Like", "Share" dan juga "Koment" di cerita ini.Terima kasih buat yang baca dan support kalau mau tanya-tanya terkait cerita bisa gabung di Grup Chat Author ya.

Terima kasih.

 

 

Part 2 Persilangan Belati dan Pedang

Part 2

Persilangan Belati dan Pedang

Hanes kini sibuk meladeni kepiawaian dari Xia Chia dalam memainkan senjatanya. Hanes dengan santainya bergerak menghindari serangan demi serangan yang diarahkan kepadanya, sedangkan Liu Feng hanya memperhatikan sembari duduk di salah satu anak tangga yang mengarah ke lantai atas.

“Apa kau yakin akan menghadapi orang itu sendirian, Chia? Dia tampaknya cukup kuat.” Ungkap Liu Feng sembari menenggak arak putih yang disimpan di dalam kendi dari labu yang tersangkut di pinggangnya.

“Aku akan membunuh orang ini dan membawa kepalanya ke hadapan, Guru Bai Jing Xia. Dia sudah berani-beraninya mengotori tempat keramat dan sakral Pagoda Emas ini.” Ucap Xia Chia dengan nada marah.

“Haha ... Nona cantik ini ternyata juga pintar membual. Aku mengotori Pagoda Emas ini? Lalu tindakan kalian yang menculik salah satu temanku yang memiliki Burung Phoenix itu apa namanya? Apa kalian sudah kehilangan akal?” ejek Hanes sembari mendorong pundak Xia Chia menggunakan tangannya.

Xia Chia terdorong beberapa langkah akibat tindakan Hanes barusan. Ia sedikit terkejut karena hanya dengan sebuah dorongan tangan dirinya harus mundur beberapa langkah, ‘Dia bukan manusia biasa.” Ucap Xia Chia.

“Sudah pergilah! Aku tidak ingin melukai wanita. Kau saja yang menjadi lawanku.” Ucap Hanes sembari menunjuk ke arah Liu Feng yang dengan santainya menenggak arak.

“Wah-wah! Jiwa mudaku benar-benar mendidih. Aku juga sudah tidak sabar bertukar satu atau dua pukulan kepadamu.” Ungkap Liu Feng.

“Jangan anggap remeh karena aku wanita! Sial*n!” ucap Xia Chia yang memusatkan kekuatannya ke dalam pedangnya, hingga cahaya biru menyelimuti pedang itu dan dengan cepat sebuah serangan keras mengarah ke arah Hanes.

Lysa segera keluar dan kemudian menahan kekuatan itu dan melemparkannya ke arah samping, sesaat kemudian terlihat sayatan yang cukup besar, hingga membuat dinding Pagoda Emas itu tersayat cukup besar.

“Terima kasih.” Ucap Hanes sembari tersenyum.

“Kau jangan lengah! Mereka ini juga bukan manusia biasa. Mereka memiliki beberapa kemampuan yang mungkin dapat membahayakan nyawamu.” Pesan Lysa yang terlihat melayang di udara.

“Cih ... dia juga punya makhluk panggilan seperti Guru rupanya. Wajar saja dia sangat kuat.” Ungkap Liu Feng terlihat kesal.

“Kau beruntung karena dilindungi oleh wanita itu!” ledek Xia Chia sembari kembali bersiap untuk menyerang.

“Haha ... dia hanyalah pelindungku. Dia melindungiku karena memang tugasnya. Namun, jika kau meremehkan aku karena hanya mengandalkan seorang pelindung. Maka aku akan mulai serius dari sekarang.” Ucap Hanes yang memunculkan Dagger atau Belati yang selalu menemani dirinya.

“Kau juga memiliki senjata seperti itu rupanya! Mari kita selesaikan ini.” Ucap Xia Chia yang terlihat bersemangat.

“Jangan sampai kau menyesal, Nona. Aku tidak akan menahan kekuatanku untuk saat ini.” Balas Hanes yang dengan cepat melesat dan terlihat percikan api yang muncul akibat benturan dari Belati dan Pedang yang kini bersilangan di udara.

“Semuanya jadi tampak kian menarik.” Ucap Liu Feng.

Namun Hanes yang sudah serius bukanlah tandingan dari Xia Chia. Xia Chia hanya bisa bertahan dengan beberapa bagian tubuh yang tersayat oleh Dagger yang dimiliki oleh Hanes. Hanes  hanya tersenyum dan membisikkan sesuatu kepada Xia Chia, “Menyerahlah! Aku tidak akan membunuhmu, Nona cantik.”

“Jangan mimpi! Aku lebih baik mati daripada harus menyerah!” ucap Xia Chia yang kemudian terlihat mengeluarkan sebuah botol kecil yang terselip di dadanya. Xia Chia membuka tutup botol berwarna putih itu dan kemudian meniupkannya ke mata Hanes.

“Sial! Apa ini? Kau curang!” ucap Hanes yang mundur beberapa langkah sembari memegangi matanya.

“Rasakan itu! Kau harus mati kali ini.” Ucap Xia Chia yang dengan cepat mencoba untuk menyerang Hanes dengan menghunuskan pedangnya ke arah Hanes.

Pedang bercahaya biru itu bersinar dengan terang yang kemudian mencoba menusuk tubuh Hanes, namun dengan secepat kilat Hanes menyilangkan Daggernya dan bertahan dari serangan tersebut, “Kau menganggap remeh aku! Kau pikir dengan curang seperti ini? Kau akan menang? Jangan mimpi!” ucap Hanes yang kemudian menendang perut dari Xia Chia dan dengan cepat melakukan serangan balik. Hanes menggunakan ujung dari gagang Daggernya dan kemudian memukul bagian kepala dan juga dada dari Xia Chia, hingga terlihat darah segar keluar dari mulutnya dan Xia Chia langsung pingsan akibat serangan dengan tenaga dalam yang dilancarkan oleh Hanes.

“Benar-benar hebat! Kau pasti akan menjadi Petarung kelas 1 (satu), jika saja bergabung bersama kami.” Ungkap Liu Feng.

“Aku tidak tertarik dengan hal seperti itu.” Ucap Hanes yang mengeluarkan air mata Phoenix dan membasuh matanya. Ia kemudian dapat melihat kembali dengan jelas.

“Kau harus membuang air mata Phoenix hanya untuk mengalahkan wanita itu.” Ejek Lysa.

“Mau bagaimana lagi? Orang itu juga cukup kuat.” Ucap Hanes sembari tersenyum.

“Biar aku saja.” Ucap Lysa yang kemudian menyerang Liu Feng.

Liu Feng bersiap dengan kuda-kudanya. Dia terlihat mencoba mengamati pergerakan Lysa yang kini menyerang dirinya.

“Wah ... malah pelindungnya yang langsung turun tangan. Aku akan sangat kerepotan kalau seperti ini.” Ucap Liu Feng.

“Aku tidak akan menahan diriku.” Balas Lysa.

“Aku merasa terhormat.” Balas Liu Feng.

Hanes terlihat beristirahat untuk sementara waktu. Lysa berjanji dengan cepat akan menyelesaikan semua hal ini. Sementara itu, di tempat lain Nick dan Hydra terlihat bertarung melawan Chu Jung.

“Menyerahlah! Aku tidak ingin membunuhmu.” Ucap Nick yang terlihat Chu Jung telah kehilangan salah satu lengannya yang kini digantikan oleh api besar yang membentuk sebuah tangan.

“Kau sangat pintar bicara! Setidaknya kau juga harus ikut aku ke Neraka!” balas Chu Jung yang terlihat memusatkan kekuatan api yang menyelimuti tubuhnya.

“Semua ini merepotkan!” balas Nick yang mencoba menghindari lemparan bola api yang mengarah kepadanya.

Hydra dengan cepat mengibaskan ekornya dan menghancurkan bola api tersebut. Hydra terlihat marah dengan tindakan Chu Jung barusan.

“Merepotkan! Aku pasti menghabisinya dengan cepat, jika saja makhluk mistis ini tidak ada di sini.” Ucap Chu Jung.

“Aku akan membunuhmu, manusia! Menyerahlah!” ucap Hydra dengan kepala-kepala Ular yang mengarah ke arah Chu Jung.

“Aku tidak akan menyerah! Kalian harus mati!” ucap Chu Jung yang kemudian terlihat sebuah bola api besar keluar dari atas kepalanya dan menyerang Hydra dan juga Nick.

“Kau sangat membosankan!” ucap Nick yang dengan cepat melesat dan kemudian memukul kepala dari Chu Jung, tubuh besar pria itu terpental ke arah belakang disertai dengan darah segar yang keluar dari kepala Chu Jung. Pria berbadan besar itu tumbang dan kemudian jatuh ke tanah.

“Kau sangat tidak sabar.” Ucap Hydra.

“Aku bosan dengan pria yang terlalu banyak bicara.” Ucap Nick yang membersihkan darah di tangannya dengan sapu tangan dan tiba-tiba Yui Jing dan Yui Long pun datang untuk menghentikan Nick.

“Berhenti sampai di sana! Kau tidak boleh melangkah lebih jauh lagi!” sergah Yui Jing.

“Hmm ... apa lagi ini. Makin banyak saja penganggu! Aku bosan mendengarkan suara lalat.”

“Kau sangat meremehkan kami rupanya.” Balas Yui Long.

“Kalian hanya orang desa tanpa kekuatan yang terlalu besar mulut.” Balas Nick dengan sarkastik.

“Aku tidak akan menahan diri kalau begitu.” Jawab mereka berdua.

Bersambung

 

 

Note Penulis:

Mohon maaf kalau cerita ini jadi lama dilanjutkan. Hal ini dikarenakan adanya kesibukan Penulis dengan beberapa Persidangan di luar kota dan juga adanya beberapa masalah yang harus diselesaikan. Alhamdulillah sekarang sudah punya waktu luang untuk melanjutkan cerita ini. Terima kasih untuk yang selalu minta kelanjutan cerita ini. Silahkan like, koment dan juga Share agar cerita ini cepat mendapatkan Kontrak Baru.

 

 

Part 3 Kemarahan dan Penyesalan Nick

Nick terlihat mulai meladeni Yui Long dan Yui Jing. Kedua murid dari Bai Jing Xia itu mengeluarkan kemampuan masing-masing. Mereka terlihat cukup serius ketika harus berhadapan dengan Nick yang memiliki Hydra di sisinya.

“Apa aku harus menghentikan manusia-manusia ini, Partner?” tanya Hydra yang sudah bersiap untuk bertarung.

“Simpan saja tenagamu, Partner. Aku bisa menghadapi mereka sendiri.” Jawab Nick dengan raut muka serius.

“Asal jangan memaksakan dirimu. Kita masih harus menyelamatkan Ancchi.” Pesan Hydra.

“Aku tau ... Aku tidak akan kalah!” ucap Nick yang segera menyerbu maju. Ia menyerang dengan cepat dan sebuah tinju berkecepatan tinggi langsung bersarang di wajah dari Yui Jing, hingga menyebabkan pria itu terpental cukup jauh dari tempatnya saat ini.

“Adik!! Sial#n kau!” ucap Yui Long yang mengeluarkan serangan tinju api ke arah Nick.

“Hmm ... salah satu pengguna elemen ternyata.” Ejek Nick yang langsung menyilangkan tangannya bersiap menahan serangan tersebut.

“Cih ... Dia hebat juga.” Ucap Yui Jing menyeka darah segar yang keluar dari mulutnya.

Yui Jing juga bersiap masuk ke dalam pertempuran, namun tiba-tiba saja Yui Jing ditendang oleh seseorang yang tiba-tiba ikut campur dalam pertarungan tersebut.

‘Brak ...,’ terdengar suara batang pohon yang patah akibat berbenturan dengan tubuh Yui Jing.

“Kau ...,” ucap Nick tampak terkejut dengan kedatangan pria berambut Bob dengan kacamata berwarna hitam dengan setelan jas berwarna merah tersebut.

“Maafkan saya terlambat, Tuan. Kami sudah datang membawa bala bantuan.” Ucap Pria itu sopan. Dia adalah Hasegawa yang merupakan salah satu tangan kanan dari Ayah Ancchi.

“Para pasukan pengawal ternyata sudah datang.” Ucap Nick yang terlihat semakin marah, karena dia sudah pernah berjanji dengan Ancchi agar tidak merepotkan Pasukan Keamanan yang dipercayakan oleh Ayahnya Ancchi dan hal ini membuat Nick merasa tidak berdaya.

“Biar kami yang ambil alih dari sini, Tuan. Ketua juga sudah ada disini.” Ucap Hasegawa.

Yui Long yang tampaknya mengenali kedatangan Hasegawa terlihat sinis dan kesal, “Apa urusan kalian datang ke tempat ini, bangs#t!”

“Hmm ... aku tidak menyangka orang-orang dari Pagoda Emas begitu lancang menculik Tuan Putri kami. Apa kalian tidak tau, dia anak siapa?” ungkap Hasegawa yang terlihat melepas Jas dan juga kancing lengan bajunya, tidak lupa ia juga melepaskan 2 (dua) kancing atas baju atasnya dan terlihatlah tubuh kekarnya yang memiliki banyak luka.

“Guru tidak pernah takut dengan siapapun! Kalian harus dihabisi!” ucap Yui Long yang mulai serius dan pertarungan sengit pun terjadi antara Yui Long dan Hasegawa.

“Kita harus mencari keberadaan Hanes. Dia tampaknya mulai mendekat ke arah para pimpinan musuh.” Ucap Hydra.

“Iya ... kita harus segera menyelamatkan, Anchi. Aku tidak ingin orang itu kembali mengurung Ancchi di dalam sangkar emas.” Ungkap Nick yang terlihat cemas dengan keberadaan Ancchi.

***

Sementara itu di tempat lain, Hanes terlihat sudah mengalahkan musuh-musuhnya. Mereka semua terkapar di anak tangga dengan tubuh penuh luka, sedangkan Hanes telah melepas bajunya dan terlihat beberapa luka robek di tangan, pipi dan juga lehernya. Hal ini terjadi akibat pertarungannya barusan dengan Xia Chia dan juga Liu Feng.

Hanes perlahan melangkahkan kakinya ke arah atas. Dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Bai Jing Xia pemilik Pagoda Emas ini. Namun tiba-tiba kakinya dihentikan oleh Liu Feng yang kini memegangi kaki dari Hanes, “Kau tidak boleh pergi dari sini! Aku belum kalah!” ucap Liu Feng yang bersimbah darah setelah dikalahkan oleh Hanes barusan.

“Berhentilah ... kau bisa mati. Aku tidak ingin mengotori tanganku untuk membunuh sesama Pemburu Iblis.” Ucap Hanes yang kemudian menendang wajah dari Liu Feng, hal ini menyebabkan Liu Feng terhempas dan jatuh menggelundung menuruni beberapa anak tangga.

“Hentikan itu!” teriak Xia Chia yang mencoba berdiri walau terasa sangat sulit.

Lysa dengan cepat mendekat dan kemudian membisikkan sesuatu, tubuh dari Xia Chia lemas dan kemudian pingsan, “Aku sudah mengurusnya.” Ucap Lysa sembari mengedipkan matanya ke arah Hanes.

“Kau tambah genit saja. Belajar darimana coba hal-hal seperti itu.” Ejek Hanes yang menapaki anak tangga ke arah atas.

Liu Feng menoleh ke arah Xia Chia yang pingsan, sedangkan dia sendiri sudah tidak bisa mengerakkan tubuhnya sama sekali. Dia merasa sangat mengantuk dan mulai terkenang pertarungannya dengan Hanes barusan.

“Pria itu sangat kuat. Dia pria yang bernama Hanes ya? Aku ingin melawannya lagi suatu saat nanti.” Ucap Liu Feng yang kemudian terkapar dan jatuh pingsan.

Liu Feng kalah dengan beberapa luka yang bersarang di tubuhnya. Hanes menggunakan kekuatan dari The Third Eye dan juga tenaga dalam yang ia kuasai. Hanes menghancurkan beberapa titik sendi yang membuat tubuh dari Liu Feng melemah. Dia juga berhasil mendaratkan beberapa pukulan telak yang membuat beberapa tulang rusuk dari Liu Feng patah. Hanes benar-benar sudah tidak perduli dengan sekitarnya. Dia hanya ingin menyelamatkan Ancchi untuk saat ini.

Hanes memasuki pintu terakhir yang mana itu adalah puncak tertinggi dari Pagoda Emas. Dia membuka pintu itu dan kemudian terlihat Guru Bai Jing Xia yang sedang menikmati arak dengan sebuah tirai dari kain sutra berwarna kuning terang yang ada di belakangnya, tempat itu dimana adanya Ancchi yang masih dalam pengaruh kekuatan gelap yang dimiliki Bai Jing Xia.

“Kau sangat hebat anak muda. Aku terkesan dengan pencapaian yang kau lakukan. Wajar saja para makhluk gelap itu rela melakukan apa saja untuk mencabut kepalamu dari tempatnya.” Puji Bai Jing Xia kepada Hanes dengan tatapan yang tajam.

“Aku tidak sehebat itu. Aku ingin bicara baik-baik denganmu.” Ungkap Hanes.

“Bicara baik-baik? Lalu apa kabar dengan anak-anak muridku yang kini jatuh bersimbah darah di bawah sana? Kau sudah bersikap lancang anak muda. Sayang sekali orang tua ini akan mencabut nyawamu kali ini.” Ujar Bai Jing Xia yang terlihat marah.

“Aku hanya ingin kau melepaskan temanku dan aku akan menganggap semua ini tidak pernah terjadi. Aku rasa akan terjadi ketimpangan skala Nasional, apabila salah seorang Pimpinan Pemburu Iblis di China harus tumbang dan tentunya tindakan kalian menculik seorang Wanita adalah perbuatan yang bisa mencoreng kredibilitas serta nama baik dari Organisasi Pemburu Iblis China.” Ucap Hanes mencoba bernegosiasi, hal ini dikarenakan pesan dari Nona Mina agar untuk tidak berbuat terlalu jauh dengan Pemburu Iblis di China.

“Keluarlah Dewa Perusak! Tunjukkan kepada anak manusia ini kekuatan dari para Dewa!” ucap Bai Jing Xia yang kemudian terlihat muncul air dari bawah lantai yang kemudian membentuk sosok manusia tinggi besar setinggi hampir 5 (meter) dengan ekor layaknya ular sepanjang 1 (satu) meter lebih. Wujud ini adalah Dewa Perusak Gong Gong atau Kahui yang menjalin kontrak hidup dan mati dengan Bai Jing Xia.

“Kau kembali membawa masalah.” Ucap Gong Gong yang menatap sinis ke arah Hanes dan juga Lysa.

“Hmm ... memiliki makhluk panggilan juga rupanya. Menarik-menarik.” Balas Hanes sembari tersenyum.

“Makhluk itu Dewa Perusak Gong Gong. Dia adalah penyebab banjir bandang selama beberapa era di daratan China. Dia cukup terkenal.” Ucap Lysa.

“Terima kasih atas perhatiannya. Aku tidak menyangka makhluk spiritual sepertimu akan mengenali aku.” Jawab Gong Gong sopan.

Bai Jing Xia terlihat marah dan kemudian berkata, “Sudahi obrolannya! Kau habisi mereka, Gong Gong!” teriak pria tua itu.

“Maafkan aku. Aku harus mencabut nyawamu anak muda.” Ucap Gong Gong.

Seketika itu juga luapan air yang sangat banyak membelenggu Hanes dan Lysa layaknya gumpalan bola air besar yang membelenggu tubuh masing-masing. Hanes tidak terkejut dengan serangan itu, sedangkan Lysa dengan cepat memasang pelindung di tubuh mereka berdua sesaat sebelum gelembung air itu menangkap mereka. Lysa melihat ke arah belakang Bai Jing Xia, terlihat cahaya berwarna merah bercampur kekuningan yang berpendar dengan cukup terang.

Bersambung

 

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!