Aku pulang kerumah dengan hati yang senang.
Perlahan aku membuka pintu, di depan pintu sudah menunggu bibi Lin yang menatap tajam ke arahku.
"Anda melupakannya lagi?? Anda membuat si kembar menangis Nyonya." kata bibi Lin.
"astaga.. bodonya aku!!" ucapku spoantan.
Aku bergegas kekamar si kembar, hendak mengetuk pintu. Namun aku dengar sesuatu dari dalam kamar. Aku memasang telingaku, mendengarkan. Mereka sedang berdoa.
*Ya Tuhan, Ampunilah kesalahan kami. kami mohon agar Tuhan kembalikan papi. Kami ingin melihat papi, merindukan papi.Kenapa papi pergi?
Siapa papi? Bagaimana wajahnya? Apakah dia seorang pria tampan? Apakah dia papi yang baik?
Kami mohon pertemukan kami dengan papi. Kami ingin memeluk papi. Kami ingin makan disuapi papi. Kami ingin tidur bersama papi.
Tuhan, kami berjanji jika Tuhan mendengar doa kami,kami akan menjadi anak yang baik dan patuh kepada mami. Kami tidak akan jadi anak anak nakal. Amen*
Seketika aku menangis, mendengar kedua anakku bedoa ke pada Tuhan. "maafkan mami sayang.
mami tidak bermaksud memisahkan kalian anak dan papi, keadaanlah yang memaksa." ucapku dalam hati.
Aku ketuk pintu dan membuka pintu kamar. Masuk kedalam dan ku tutup kembali. Anak-anakku duduk di atas ranjang dan membaca buku cerita. Aku menghampiri mereka, berjalan perlahan dan duduk di samping ranjang.
"hallo sayang, maaf mami lupa. mami hari ini sedang sibuk." ku tatap ke dua anakku, Darren dan Karren.
"tidak apa mami, kami mengerti." ucap Darren.
"mami menangis??" kata Karren lalu mendekat.
"tidak, hanya mami sedikit lelah. Oh ya, mami punya kabar baik. Kita akan ke prancis besok lusa.
kalian suka tidak??" tanyaku kepada dua anakku.
"Prancis? paris? Eropa?" tanya Karren.
"bertemu papi??" tanya Darren.
aku hanya bisa tersenyum canggung."ya ya ya.. kita akan temukan papi disana, okey??"
Darren dan Karren saling menatap, dan bermain mata. Aku hanya bisa mengehela nafas mengiya kan.
"baiklah, sekarang kalian tidur, besok mami harus ke sekolah kalian mengurus surat pindah." kataku dengan nada suara rendah.
"oke mami" jawab Darren dan Karren dengan tersenyum senang.
"selamat malam sayang, mimpi indah." ucapku.
Darren dan Karren berbaring, ku tarik selimut menutup tubuh mungil mereka. Aku kecup kening Anak anakku. Lalu aku bergegas keluar dari kamar.
Lagi lagi bibi Lin menunggu dan menatapku. "bi, berkemaslah lusa kita akan pindah ke prancis." uacapku lirih.
"apa?? benarkah?? baik-baik, aku akan segera berkemas." ucap bibi Lin yang langsung pergi ke kamarnya.
Aku menghela nafas. 7 Tahun bibi Lin setia menemaniku. Dari si kembar masih dalam kandungan. hingga sekarang sudah berusia 6 tahun.
Aku berjalan menuju kamarku, rasa lelah menghampiriku. Ingin rasanya menangis, karena anak-anakku. Ingin rasanya tersenyum karena akan bertemu papi dan mami, meski tak bisa bertemu oma. Oma telah berpulang, saat anak-anak berusia 1 tahun, aku merindukan oma.
Aku masuk kekemar mandi dan membasuh muka.
mengurangi rasa letih. Keluar dari kamar mandi dan langsung melompat ke ranjang. Memeluk erat bantal dan memejamkan mataku.
Ingin hari ini segera berakhir, dan hari esok datang. Banyak hal yang besok harus aku kerjakan, pastinya akan sangat sibuk. Belum lagi mengahadapi big boss di saat-saat terakhir.
Aku kini sudah bekerja disebuah perusahaan besar di China. Setelah melahirkan aku belajar diuniveesitas terkenal di China. Karena aku murid pandai, aku menyelasaikan 3 jurusan dalam waktu 5 tahun. Aku mengambil jurusan seni, management bisnis dan kebudayaan.
Aku mengahasilkan uangku sendiri,membayar kuliahku sendiri, membayar kebutuhan anak anak juga. Papi dan mami hanya sesekali berkunjung.
Tapi selalu mengirim uang ke rekeningku setiap bulannya. Jika aku menolak, mereka selalu bilang untuk si kembar.
Aku pisahkan antara rekening ku pribadi, dengan rekening pemberian papi dan mami. Aku simpan kiriman papi dan mami untuk jaga-jaga. Tapi aku juga tetap menabung dalam rekeningku sendiri.
Biaya hidup yang tinggi, menuntutku bekerja keras.
Aku kadang juga harus mengajar les untuk anak anak sekolah dasar hingga kelas menengah atas.
demi mendapat tambahan uang. Aku selalu memikirkan anak-anakku dalam setiap kelelahanku.
merekalah sumber kekuatan terbesar yang Tuhan berikan untukku.
Anak anakku sangat manis, anakku laki-laki bernama Darren, si anak jenius. Dia sangat teliti dan serius dalam semua hal, namun sifat Darren sangat buruk sangat mudah emosi dan marah. Jika tidak senang hati maka akan membuat teman dikelasnya menangis dengan kata-katanya yang pedas.
Anakku perempuan bernama Karren, dia periang dan lembut, suka menolong dan ceroboh. Pandai dan suka sekali berkata manis. Berbeda dengan kakak kembarnya Karren adalah anak yang selalu tenang dan tidak mudah terpancing. Sangat sulit meyakinkannya.
Aku bangga pada mereka. Mereka selalu patuh padaku, mereka menurut pada bibi Lin. Tidak penah membuatku kecewa, sedari kecil bibi Lin mengajarkan mereka untuk mandiri,bibi Lin memang yang terbaik.
♡♡♡♡
~Di Sekolah.
Aku menemui wali kelas dan kepala sekokah mengurus surat kepindahan si kembar. Selesai menerima dokumen aku diantar wali kelas menuju kelas dimana anak-anakku belajar.
Aku melihat beberapa teman anakku menangis.
hatiku sedih. Tapi aku memang harus membawa anak-anakku pergi bersamaku. Aku meminta anak anakku mengucapkan salam perpisahan.
Aku pun membawa anak anakku keluar kelas dan pulang. Aku gandeng kedua tangan kedua bocah kecil menggemaskan ini.
"mami aku lapar." ucap Karren.
"mami kita boleh tidak makan pangsit di ujung jalan." kata Darren.
"benar mami, jika kita pergi kita tidak bisa makan pangsit lagi." imbuh Karren.
aku tersenyum pada Karren dan Darren. "baiklah, ayo.. kita pergi makan pangsit yang kalian inginkan."
Kami berjalan menyusuri jalan menuju kedai mie diujung jalan. Anak-anakku bersorak gembira saat kami tiba di depan kedai. Segera aku membuka pintu dan membiarkan anak-anakku masuk terlebih dulu.
Darren dan Karren menyapa dan tersenyum pada pemilik restorant. "Hallo bibi Wang.."
"hallo sayang, kalian pulang sekolah?" jawab bibi Wang.
Darren dan Karren menjawab serentak. " iya.."
aku pun menyapa. "Hallo bibi, lama tidak bertemu."
"Hallo nyonya Zhao." jawabnya.
(semenjak tinggal di China aku berganti nama menjadi Zhao Yu Mei, dan orang orang memanggilku Nyonya Zhao)
"1 porsi pangsit isi udang." kata Darren memesan.
"1 porsi pangsit isi ayam." kata Karren memesan.
"1 porsi lo mie." kataku memesan.
" baik." jawab bibi Wang yang langsung pergi ke dapur menyiapkan pesanan kami.
Aku menatap dua anakku, mereka terlihat senang.
Menatap Karren dan Darren aku jadi teringat ayahnya Alberto. Wajah anak-anakku sangat mirip dengannya, terutama hidung dan mata Darren.
mata yang tajam, bisa menusuk orang kapan saja.
Karren memiliki warna bola mata yang sama denganku.
Kami menunggu pesanan, anak-anakku sibuk dengan buku mereka. Aku melihat layar ponselku, melihat beberapa pesan masuk, aku geser-geser dan melihat sebuah nama Jhony. Jhony adalah orang yang membantuku pergi meninggalkan Dominic.
Bicara soal Dominic aku sempat dengar dari siaran televisi internasial kalau dia sekarang jauh lebih sukses dari sebelumnya, dan Rossa tetap sama menempel seperti lem. Aku juga mendengar pertunangan Alberto dengan Grace,beberapa tahun lalu, namun belum mendengar pernikahan mereka. Aku sedih tapi aku harus rela melepasnya agar bahagia.
Bagaimanapun Alberto juga harus mendapatkan kebahagiaanya. Aku tidak boleh Egois. Dia sudah tersakiti saat aku memutuskan untuk menikah dengan Dominic, dan mengusirnya keluar. Jika mengingatnya hatiku sakit, dadaku sesak.
Aku dikejutkan oleh bibi Wang. "Nyonya,pesanan anda."
"terimakasih bi." ucapku lirih.
Aku melihat si kembar sudah mengunyah beberapa pangsit, mereka sangat menikmati pangsit itu. Aku senang saat meliahat si kembar tersenyum, sungguh pemandangan indah.
"pelan pelan sayang, kita masih punya banyak waktu." kataku pada dua anakku.
"ini enak sekali, mmmm... " kata Karren makan dengan lahap.
" lezaaat.." imbuh Darren yang sedang mengunyah.
Aku menggelengkan kepala dengan kelakuan anak-anakku yang lucu. Aku menikmati lo mie dihadapanku, secepat gerakan kereta, lo mie ku habis termakan. Perutku kenyang, pangsit si kembar juga sudah habis. Aku juga sudah memesan beberapa macam pangsit untuk bibi Lin di rumah.
Aku membayar dan menolak kembalian,aku berikan kepada bibi Wang untuk disimpan saja. Aku dan si kembar keluar dari kedai dan berjalan menunggu taxi. Taxi datang,kami pun naik ke dalam taxi dan pulang.
"kalian sudah kenyang?" Tanyaku pada si kembar.
"tentu saja, jika aku." jawab Darren.
"Aku belum." jawab Karren.
Aku tertawa memeluk dua anakku. Darren memang sedikit makan, jika dibandingkan Karren. Aku bersyukur anakku selalu sehat dan diberkati Tuhan.
Beberapa saat kemudian kami sampai, aku membayar biaya tagihan dan kamipun turun dari taxi, kami berjalan menuju rumah. Aku melihat seorang pria di depan halaman rumah. Aku dan kedua anakku mendekat, pria itu berbalik.
"Jhony??" sapa ku.
" Hallo nyonaya, bagaimana kabar anda??" sapa Jhony.
" baik, kau sendiri?? dari jepang atau eropa??" tanyaku.
" saya sudah lama tidak ke eropa, saya beberapa minggu ini berkunjung kesini dari jepang." jawabnya.
Aku mempersilahkan masuk. "Darren,Karren kalian masuk ke kamar dulu ya, mami ada tamu." kataku pada si kembar.
Darren manatap tajam Jhony, " iya.."
Karren tersenyum ramah dan menyapa, "Hallo paman.. oke mami."
Karren menggandeng tangan Darren masuk kamar. Aku dan Jhony duduk di ruang tamu. Bibi Lin menghampiri menyuguhkan teh.
"Hallo bi, apa kabar??" sapa Jhony pada bibi Lin.
"baik tuan. saya permisi, masih ada pekerjaan." jawab bibi Lin.
" Aku akan ke prancis besok Jhon. Aku akan bekerja disana,dan tinggal disana, setidaknya lebih dekat dengan papi dan mamiku dari pada tinggal di sini." kataku.
:benar nyonya, memang sebaiknya tidak terlalu jauh dari orang tua. Maksud saya Tuan Peter dan Nyonya Maudy." kata Jhony bicara kaku.
aku tertawa, " hahaha.. tidak masalah Jhony, aku mengerti maksudmu. Jika berjodoh anak-anak pasti akan bertemu kembali dengan Papinya. Jika tidak ya tidak masalah." kataku.
"saya juga ingin kembali ke jepang beberapa hari lagi. Jika ada waktu,nona bisa berkunjung bersama Tuan muda dan Nona." ucap Jhony.
"baik, Aku pasti akan mengunjungimu Jhon"
"baik nyonya,saya permisi pulang.
karena saudara saya sudah menunggu. Berhati hatilah dijalan Nyonya. semoga sukses" Jhony tersenyum.
" terimakasih Jhon, kau juga. Berhati hatilah dijalan." kataku
Jhony berdiri dan keluar dari rumah,aku mengantarnya sampai halaman depan.Aku melihat Jhony pergi. Aku masuk kembali ke dalam dan berjalan ke dapur, mengambil air minum. Aku mengambil gelas dan menuang air. Aku mengisi penuh gelasku dan meneguk habis dalam sekali minum.
"apa ada masalah??" Tanya Bibi Lin
" tidak! Ada pangsit di meja,bibi hangatkan saja, aku lelah bi. Aku kekamar dulu." kataku lalu pergi.
Aku berjalan cepat kekamarku, kepalaku mendadak pusing. Sampai di kamar aku langsung berbaring.
dan terlelap tidur.
♡♡♡♡
Aku mendengar suara, memanggil ku.Badanku terasa sakit, berat sekali.
"mami ayo bangun." suara Karren.
Daren duduk dipunggung ku, "mami ayo bangun.
ayo ayo.."
"Oh Tuhan, Darren ayolah sayang, turun dari punggung mami." aku merengek.
"oke.. (berdiri,dan duduk diranjang) mami sakit?" tanya Darren.
bangun dan duduk diranjang "tidak sayang. kepala mami hanya sedikit sakit tadi."
Karren naik ke ranjang dan memeluk ku " mami, mami sakit ya? mana yang sakit?"
" tidak sayang, mami sudah sehat sekarang.
(melihat jam di dinding pukul 06.30) ayo,mami mau mandi lalu kita bisa makan malam bersama."
Karren duduk diranjang di samping Darren.
Janice berdiri dan pergi ke kamar mandi untuk mandi. Darren dan Karren saling menatap.
"apa kau mencurigai sesuatu? tatapanmu aneh." jawab Karren
" Entah lah, mami terlihat sedih.
hmm.. mungkin merindukan papi, seperti kita." jawab Darren.
" nanti kita cari papi bersama ya" kata Karren.
"pasti, kita harus temukan papi, papi harus bertemu mami." kata Darren.
Karren melihat Jane keluar dari kamar mandi " sstt..
mama sudah selesai mandi." Karren berbisik
Jane mengahampiri si kembar. " hei, kalian sedang bicarakan apa??"
"tidak mami, kami hanya rindu pada oma dan opa." jawab Karren
"ya mi, bisakah kita bertemu meraka saat kita ke prancis??"
"tentu saja, kita akan lebih sering datang ke tempat oma dan opa, kalian juga bisa menginap di rumah oma opa jika libur sekolah.
Tok..
Tok..
Tok..
(pintu diketuk)
Bibi Lin masuk kedalam kamar "Darren,Karren ayo makan. Nenek Lin sudah siapkan makanan malam." Ajak bibi Lin
Darren dan karren merangkak turun dari ranjang menghampiri bibi Lin. "Nyonya,anda juga makanlah. Bukankah kita akan berangkat pagi-pagi besok?" kata bibi Lin pada padaku.
"baik bi, ayoo.." jawabku.
Mereka keluar dari kamar dan berjalan menuju meja makan. Aku dan si kembar duduk ditempat masing masing, bibi Lin membagi makanan untuk si kembar. Si kembar makan dengan lahap.Aku tak ada nafsu makan, mengambil sayur dimangkuk dan meamakannya perlahan.Kami makan bersama.
Usai makan, Darren dan Karren kembali ke kamar.
"malam sayang, tidur lebih awal. Ingat besok kita berangkat pagi, oke." kataku.
Darren dan Karren menjawab dan menyapa bibi Lin." malam mami, malam nenek Lin."
Bibi Lin menjawab, "malam sayang."
"Bi,tidurlah usai mencuci piring, kita harus tidur lebih awal agar besok bisa berangkat awal ke bandara." kataku lirih.
"Nyonya juga, selamat malam." jawabnya.
"malam bi." jawab ku, berjalan ke kamar.
♡♡♡♡
PRANCIS
~Rumah Janice
Semua sudah rapi dan bersih, semua perabotan juga sudah lengkap. Papi, mami pasti sudah menyiapkan semuanya, sebelum aku datang.
Aku menemui si kembar di kamar. "sayang, bagaimana? suka dengan kamarnya?"
Darren dan Karren tersenyum mengiyakan. Aku memeluk dua buahku erat. "jangan terlalu lelah, kalian besok akan masuk ke sekolah baru. oke??" ucapku pelan.
"Oke mami." jawab Darren.
"baik, mami." jawab Karren.
Aku mencium kening Darren dan Karren, lalu pergi meninggalkan mereka. Aku harus ke kantor ku menyarahkan beberapa berkas.
"bi aku pergi dulu ya. sore baru kembali." kataku pada bibi Lin.
"baik Nyonya, semoga sukses." jawab bibi Lin dengan tersenyum.
Aku berjalan keluar rumah, menyusuri jalan.
Karena hari ini masih belum bekerja dan masih ada banyak waktu, ku putuskan untuk berjalan ke kantor. Lumayan jauh sebenarnya, sekitar 30 menit perjalanan, namun aku puas dapat melihat lingkungan rumahku.
Aku sudah ada di depan gedung kantorku.
Aku ingin mandiri, maka dari itu aku ingin bekerja di luar perusahaan papi. Aku juga ingin menambah pengalaman kerjaku, perlahan namun pasti, aku masuk ke dalam lobby utama dan menemui bagian resepsionis.
"selamat siang, maaf saya ingin bertemu dengan manager Leo. (ramah dan sopan) saya sudah buat janji sekitar 1 jam yang lalu." ucapku.
" maaf, nama anda??" tanyanya padaku
"Zhao Yu Mei." jawabku singkat.
Resepsionis mengangguk, terlihat menghubungi seseorang, lalu menutup panggilannya.
"silahkan anda naik ke lantai 10, dan langsung saja mencari ruangan manager." kata resepsionis itu.
"terimakasih." jawabku.
Aku masuk ke dalam mencari lift, melihat kekiri dan ke kanan. Karena tak hati hati Aku pun menabrak seseorang.
"maaf, saya tidak sengaja. (merapikan berkas dan menatap orang yang ditabraknya) olivia??"kataku melihat wanita didepanku.
Olivia menatap ku, " Janice?? kamu Janice??" tanyanya senang.
"ssstt.. aku sudah mengganti namaku menjadi Zhao Yu Mei, panggil aku Yu Mei jika dikantor." kataku.
"oke oke (mengangguk) kamu mau naik ke atas?? kelantani berapa??" kata Olivia.
"10, bertemu manager Leo, kamu?? kerja disini juga??" tanyanku.
"ya aku juga naik ke lantai 10. aku kerja disini dibagian editor, ayo,, pintu lift nya terbuka." ajak Olivia.
Olivia dan Aku masuk dalam lift, kami asyik berbincang dan bertukar nomor ponsel. Pintu Lift terbuka, kami keluar dan berpisah.
"bye, aku kerja dulu ya." kata Olivia
"bye.. nanti aku hubungi."
Aku mencari ruangan manager, dan menemukannya. Aku mengetuk pintu. "permisi." aku masuk kedalam.
"ah,silahkan duduk. apakah anda Nona Zhao??" tanyanya
"iya benar, saya Zhao Yu Mei." menyerahkan berkas di atas meja Leo.
Leo mengambil dan membuka, "saya sudah masukan dan sudah di di ACC oleh direktur. Besok sudah bisa mulai bekerja,kamu bekerja sebagai kepala Editor."
"baik Manager, saya akan bekerja keras."tersenyum
"baik baik, saya tunggu hasil anda nona Zhao." tersenyum.
Aku dan Manager saling berjabat tangan.
Karena urusanku sudah selesai, aku pamit untuk pulang. Aku keluar ruangan,menuju lift untuk turun.
Aku mengirim pesan pada olivia, mengundang nya datang untuk makan malam bersama dirumah.
Pintu Lift terbuka,aku masuk dan menekan tombol.
lift bergerak turun. Ponselku bergetar, Olivia membalas pesanku. Dia akan datang 06.30,
pintu lift terbuka,aku pun keluar. Entah mengapa saat keluar aku merasa jantungku berdebar, semakin lama semakin kencang, perasan yang begitu kuat.
(selamat membaca 😉)
Semua orang berkumpul menyambut di lobby.
berjajar rapi.
Sebuah mobil mewah berhenti di depan lobby, penjaga pintu msmbuka pintu.
Dari dalam pintu keluar seorang pria tampan.
pria itu berjalan elegan menuju lobby utama.
Pintu lobby terbuka,semua staf menyambut menundukan kepala memberi salam.
"selamat datang Presdir"
Pria itu tersenyum tipis,berjalan diiringi asisten nya menuju lift khusus.
pria itu dan asistennya berjalan menuju lift khusus.
lift khusus hanya beberapa langkah dari lift staf dan karyawan.
Saat pria itu masuk dalam lift,Janice keluar dari Lift.
(Alberto berselisih jalan dengan Janice)
~~
Aneh rasanya, kenapa tiba tiba hatiku berdebar.
Apa aku salah makan? aku rasa tidak.
Aku berhenti dan mengambil nafas dalam.
Aku melihat kekiri ke kanan, suasana ramai sekali.
Lebih ramai dari sebelum aku naik ke atas.
Saat berjalan aku mendengar beberapa orang bergosip.
"hei presdir datang, hati hati kita semua bisa dalam masalah besar"
"benar, sudah setahun lebih tidak pernah datang jika tidak ada acara khusus. kali ini pasti ada masalah dalam perusahaan"
"sudah jangan bergosip lagi, pergi bekerja kalau tidak ingin dipecat"
"ayo ayo.."
Aku cepat cepat keluar dari kantor berjalan menuju supermarket untuk berbelanja.
♡♡♡♡
~Di Kantor,Ruang Presdir..
Aku kesal, kerja kerasku terbuang sia sia.
Bagaimana bisa semua pelanggan ku komplain atas hasil rancangan perusahaanku.
aku Alberto, tidak bisa membiarkan musuh menjatuhkanku!
Alberto: berikan semua berkasnya padaku.
Sekertarisku meletakan di meja, secepat kilat aku mengambil dan membuka berkas itu.
Aku lempar ke lantai berkas itu.
Amarahku meledak.
Alberto: adakan rapat daurat! dalam 10 menit kedepan, ini sungguh memalukan.
Sekertaris: baik Presdir. (gemetaran dan pergi dari ruangan Presdir)
Aku duduk dikursi,dan memijat pangkal hidungku.
Sungguh menjengkelkan. Kerja macam apa ini?
Bagaimna orang bodoh itu direkrut oleh perusahaan, membuatku dalam masalah besar.
"Bob, apa jadwalku hari ini?" tanya Alberto pada Boby.
"nanti malam kita menghadiri acara makan malam yang diadakan oleh perusahaan JJ Tuan.
tapi sebelum itu anda perlu pergi menemani Nyonya Grace untuk berbelanja." jawab Boby.
Alberto menatap Boby, "sejak kapan jadwalku ada hubungannya dengan Grace? hubungi asistennya bilang padanya aku sedang sibuk. Jika ada waktu aku akan kirim pesan." petintah Alberto.
Boby menunduk, "baik Tuan."
"dan ya, jangan lagi masukan jadwal yang tidak penting dalam agendaku Bob, kau mengerti?"
"baik Tuan, saya mengeti."
Aku menatap jam ditangan,aku berdiri dan berjalan menuju ruang rapat. Kali ini aku akan habisi Para Staf! Beraninya membuat kekacauan.
Aku berjalan cepat, langakahku seakan ingin menginjak orang.Boby membuka pintu ruang rapat, Aku masuk kedalam dan berjalan menuju tempat duduk ku.
Suasan hening, semua menunduk. Boby menarik kursiku, aku duduk dan langsung menggebrak meja di hadapanku. Semua kaget, mungkin sedikit keterlaluan tapi dengan begini aku merasa lega.
"Direktur Lee bagaiamna anda bisa membawa seorang pengacau dalam perusahan saya??"
"Maafkan saya direktur, dia memiliki beberapa pengalaman. Tapi saya tidak tahu, bahwa dia seorang yang tidak profesional."
"lalu??"
Leo menyela, "maaf menyela presdir, saya akan jamin hal itu tidak akan terulang kembali, saya sudah menemukan seorang yang bisa menggantikanya menjadi kepala editor.
meski tidak banyak pengalaman dalam bidang editor. Dia terlihat kompeten dan Profesional."
Albert terluhat tenang dan bersandar dikursi, "siapa?? dan dari mana??"
"Zhao Yu Mei dari China. Dia baru saja pindah hari ini ke kesini dan mulai bekerja besok, beberapa minggu lalu telah mengirim Email ke perusahaan untuk lamaran pekerjaan." jawab Leo.
"baik, saya akan pantau dalam satu minggu ini. Tolong berkejalah dengan baik, jika tidak kalian akan kehilangan perkerjaan, rapat selesai." Alberto mengakhiri rapatnya.
Aku pergi meninggalkan ruang rapat.Suasana hatiku kacau, ponsel ku berdering, aku lihat layar ponsel ku.
"Hallo ma, ada masalah apa??"
"kau dimana??"
"dikantor ma, ada apa mama mencariku??"
"dirumah sedang tidak ada orang, bisa kirim orang untuk belikan sayur?? mama ingin masak untukmu."
"ah baiklah.. nanti aku atur, mama tunggu saja." memutus panggilan
Aku menghela nafas, "Bob, dimana supermarket yang bagus?? dan memiliki bahan dapur segar??" tanya Alberto pada Boby.
"Anda perlu apa?? biar saya membantu anda bebelanja." jawab Boby.
"Tidak perlu, aku ingin mencuci otakku juga. Ayo bawa aku pergi." ajak Alberto.
"Baik Tuan."
♡♡♡♡
~Supermarket A
Bibi Lin menghubungiku, mengatakan anak anak mengajak bermain diluar. Aku menyuruh mereka datang ke supermarket karena aku melihat disamping supermarket ada tempat bermain anak anak.
" Mami.." si kembar berlalari menghampiri mamanya.
"Jangan berlari sayang, nanti jatuh.
berjalan lah perlahan. oke??" celoteh Janice.
"Nyonya, saya saja yang belanja.
Nyoanya bisa istirahat."
"oke bi, perlahan saja, kita masih punya banyak waktu. Aku akan ajak anak anak beristirahat disana." kata Janice, menunjuk mini cafe sebelah playland.
"Baik." jawab bibi Lin, aku memberi kartuku untuk membayar tagihan belanja.
Aku meninggalkan bibi Lin berbelanja, menggandeng tangan mungil si kembar berjalan ke mini cafe. Sampai di mini cafe kami duduk.
Darren dan Karren melihat anak anak bermain.
"kalian ingin??" bicara lembut.
Mareka mengangguk pelan, "boleh tidak??" Darren memasang wajah sedih.
"kami akan berhati hati mami" sahut Karren tersenyum.
"Baiklah, ayo. Mami akan antar."
Aku mengantar anakku, ternyata Free untunk pengunjung Supermarket. Aku menitipkan anakku pada penjaga.
"Mami tunggu di mini cafe ya, kalian berhati hatilah." melambaikan tangan dan tersenyum.
Aku kembali ke cafe dan memesan kopi, meski cuaca panas, tapi karena di eropa memasuki musim dingin suhu juga terasa dingin, dingin- dingin minum kopi memang sangat enak. Itulah yang ada dalam pikiranku.
~15 Menit Kemudian..
Si kembar menghampiriku di mini cafe, mereka ingin makan roti isi dan minum susu hangat.
Aku langsung pesankan apa yang menjadi keinginan anak anakku.
"kalian senang di sini??"
Darren menjawab, "mami-mami, kapan kita kunjungi oma dan opa??"
"hmm.. akhir pekan bagaimana??"
"baiklah.." kata Darren tersenyum.
Ponsel dalam tasku berdering, aku raih ponselku dan melihat nama Manager Leo. "mami angkat telepon dulu, kalian tetaplah disini oke??"
Aku berlari menuju penjaga Cafe dan menitipkan si kembar. Suasa di mini cafe sedikit ramai untuk mengakhat telepon, aku pergi kekamar mandi utntuk mengangkatnya.
"Hallo, ada apa Manager??"
"besok bekerja lah dengan baik Nona Zhao, Presdir akan mengawasi."
Aku membuka pintu Toilet wanita dan masuk ke dalam. "baiklah, aku menegrti.."
♡♡♡♡
☆Alberto☆
Aku bekeliling berbelanja, aku lelah dan ingin beristirahat, minum kopi mungkin enak.
Tapi aku akan pergi ke Toilet dulu.
"Bob, kau belilah daftar ini, aku akan kembali." memeberikan daftar belanja mamaku kepada Boby.
Aku berjalan cepat ke Toilet, membuka pintu Toilet pria dan masuk. Beberapa menit kemudian aku keluar. Saat aku melangkah keluar pintu aku melihat Seorang wanita terbu- buru masuk ke dalam Toilet Wanita deengan suara tawa yang tidak asing. Aku berjalan mendekati pintu Toilet wanita, mendengar suara wanita itu, jantungku berdetak kencang, suara ini benar benar membuatku merinding.
Aku melihat beberapa wanita datang,secepat kilat aku pergi. Aku masih penasaran sebenarnya.
Tapi aku ragu, bagaimna jika beberapa wanita tadi salah paham dan malah menimbulkan masalah.
Aku melihat mini cafe, aku berjalan masuk dan memesan kopi. Aku mencari kursi dan duduk bersandar. Aku menghubungi Boby.
"Hallo tuan?"
"Aku ada di mini cafe, kau belilah semua yang ada dalam daftar dan pakai kartuku pribadi untuk bayar tagihannya."
"Baik Tuan, beristirahatlah."
Aku menutup panggilanku ke Bobby.
Kopiku datang, suhu ruangan begitu dingin.
Aku menatap sekitar, pandanganku tertuju pada dua anak kecil di sampingku, mereka sangat lucu.
Cantik dan tampan. mereka makan roti isi dengan lahap, mereka menyadari aku menatap mereka, aku memalingkan wajahku.
~~
"kau lihat paman itu? kenapa menatap kita?
Aku takut." kata Karren.
Darren menatap Alberto, "ya mungkin paman itu teringat anaknya di rumah, jangan cemas! ada aku, aku akan menjagamu."
Roti isi Karren jatuh, Karren menangis. Sedang roti isi Darren sudah habis. Alberto melihat dan langsung menghampiri, menyapa.
"Hallo sayang, ada apa menangis??" suara lembut dan hangat.
Karren berhenti menangis dan menatap Alberto, "Roti isiku jatuh. aku tidak bisa makan."
Alberto memanggil pelayan dan memesan roti isi lagi, "tenang lah, paman akan belikan roti yang baru" menyeka air mata Karren
Karren terdiam,karren menatap dalam Alberto. Darren juga menatap Alberto. "terimakasih paman baik" tersenyum.
Roti isi datang, Aku dengan lembut memotong dan menyuapi Karren. Aneh, hatiku merasa senang dekat dengan mereka.
"siapa nama kalian??"
"Dao Dao"
"Kao Kao"
"oke, Dao Dao dan Kao Kao. Salam kenal, nama paman Albert." tersenyum.
(Dao Dao dan Kao Kao merupakan nama identitas Darren dan Karren, Jane mengingatkan jika ada orang asing bertanya nama tidak diijikan menggunakan nama asli mereka)
"kalian datang dengan siapa?? kenapa sendiri??"
"dengan mami dan nenek asuh kami, nenek pergi belanja, mami ada panggilan di ponselnya."
"paman paman.." Karren memanggil lembut.
Alberto menatap Karren, "ada apa Kao Kao??"
"boleh tidak Kao Kao peluk paman?? sebentar saja." Karren sangat berharap.
Alberto kaget, tapi tak bisa menolak. "tentu saja boleh,kemarilah sayangku.." Alberto memeluk erat Karren.
Entah mengapa, darahku mendidih saat memeluk tubuh mungil ini.Perasaan apa ini? Aku merasa begitu dekat dengan mereka, Aku juga langsung memeluk Dao Dao. Mereka mendekapku erat. Tanpa sadar aku mencium lembut kening dua anak dipelukanku, aku merasa senang..
~Di dalam supermarket,
bibi Lin kesulitan mengambil sesuatu, Boby datang menolong. " terimaksih Tuan." kata bibi Lin.
"sama sama nyonya."
"apakah anda pergi berbelanja sendiri??" melihat keranjang belanjaan milik Boby.
"ya Nyonya, Tuan saya disuruh oleh Nyonya besar pergi membeli beberapa bahan, tapi saya sedikit bingung, semua terlihat sama."
"baiklah, aku akan bantu. Ayoo, tunjukan padaku daftarmu." ajak bibi Lin.
Bibi Lin mengecek keranjang belanja Boby, semua yang diambil salah kecuali tomat. Bibi Lin mengajak Boby berbelanja, dan menemukan semua yang ada dalam daftar menu, mereka berkeliling. Lama berkeliling Akhirnya boby selesai dan berpamitan.
"Nyonya terimakasih, sungguh anda telah membatu saya kali ini." menunduk.
"tidak perlu sungkan tuan. saya juga berterimaksih."
Boby pergi meninggalkan bibi Lin, menuju kasir. usai membayar tagihan Boby mencari mini cafe dan menemukannya, dari jauh Boby melihat Alberto tertawa lepas bersama dua anak kecil yang lucu.
Sungguh pemandangan yang langka. Sudah berapa tahun dia tidak pernah melihat Tuannya tertawa seperti ini. Boby berjalan masuk dalam cafe,perlahan mendekati Alberto.
"Tuan, saya sudah beli semuanya yang ada dalam daftar."
Alberto menatap belanjaan, "baiklah,, yo kita pulang. Dao Dao, Kao Kao, paman pulang dulu ya, lain waktu kita bertemu dan bermain kembali. oke??"
Aku mengusap lembut kepala dua anak didepanku, Aku memeluk dan mencium mereka. Seakan berat meninggalkan mereka, tapi aku akan dikira seorang penculik jika membawa mereka.
Darren dan Karren menjawab bersamaan, "bye paman.. hati hati." melambai.
aku berdiri, dengan berat hati meninggalkan mereka. Aku kekasir dan membayar tagihan mereka, lalu pergi, aku memegang dadaku, sesak rasanya. Aku seperti kehilangan nafas.
"Tuan, adan baik?"
"Entahlah Bob, sepertinya ada sesuatu yang hilang dalam diriku. Aku seperti mayat hidup sekarang"
"aneh, kenapa tuan terlihat sedih? apa karena dua anak tadi??" dalam hati Boby.
Aku naik ke dalam mobil,mobil langsung membawa ku pulang ke rumah. Aku menatap layar ponselku, teringat jika aku mengambil beberapa foto dengan Dao Dao dan Kao Kao. Aku tersenyum melihat dua anak yang lucu ini.
"tuan, maaf jika saya lancang, tapi saya melihat dua anak di mini cafe tadi mirip dengan anda."
"ya, aku berharap begitu, terlebih jika Janice lah mamanya. Oasti aku akan lebih senang.
hahaha.. (tertawa kecil) tapi itu mustahil."
" kau sudah menikah dengan Dominic Jane, apa aku masih ada harapan?? sekian lama tidak bertemu, akan kah kau mengingatku?? kau merindukanku?? aku sungguh merindukanmu, hingga aku tadi mendengar suaramu." dalam hati Alberto.
♡♡♡♡
~Supermarket A
Aku kembali ke mini cafe, melihat anak anakku.
Aku peluk erat mereka. "maaf sayang, setelah terima telepon dari atasan mami, mami bicara dengan teman mami sampai lupa waktu. nanti teman mami akan datang. kalian harus besikap baik,oke??"
Darren menjawab, "oke."
Karren merengek, "mami mami, ayo kita cari papi."
" ya, tapi tidak sekarang. kenapa kalian jadi membahas soal papi sekararang??"
"tadi ada paman baik dan tampan yang menemani kami, paman itu baik sekali, mami jika tidak bertemu papi menikahlah dengan paman itu." kata Darren.
"benar, paman belum menikah. meskipun bukan papi kami, kami tidak keberatan." sahut Karren.
Jane tersenyum kaku, "anak-anak ku yang cantik dan tampan, papi kalian tidak akan pernah tergantikan, oke?? papi kalian lah yang terbaik."
" ya ya ya.. tapi mami tidak mencari, bagaimana bisa berkata papi baik??" jawab Darren.
" astaga anakku satu ini, dapat pelajaran mengkritik maminya dari mana? membuat kesal saja." dalam hati Janice.
"oke oke, kalian tenang lah, mami akan bayar tagihan kita akan pulang."
Aku berjalan menghampiri kasir membayar tagihan. "maaf Nyonya, Tuan sudah membayarnya."
" Tuan??" bingung.
"iya, suami anda, bukan kah tadi bersama anak- anak anda juga??"
Jane terdiam, "Ah iya, baiklah terimakasih"
Aku berjalan kembali, seprtinya terjadi kesalah pahaman disini. suami?? suami dari mana, aku bahkan pergi melarikan diri dari suamiku dan bercerai. Ah, sudahlah.. membuat kepalaku sakit saja. Aku mengajak anak anakku menemui bibi lin.
Aku menunggu di depan kasir.
Bibi lin selesai dan kami pun pulang, karena banyak belanjaan kami naik taxi untuk pulang.
♡♡♡♡
~Rumah Janice
Aku membantu memasak bibi Lin, aku ingin menjamu sahabatku dengan maskan spesial yang aku buat. Darren dan Karren bermain dikamar.
Aku mengaduk masakanmu dipanci di atas kompor.
Aku senang, sekian lama bisa betemu kembali dengan sahabatku.
~06.30(malam)
Bell rumah berbunyi, aku membuka pintu.
"Janice..." sapa Olivia memelukku.
" ayo masuklah." jawabku, melepas pelukan.
olivia masuk ke dalam, aku mengajaknya ke meja makan. Kami mengambil posisi masing masing.
bibi Lin datang, Olivia menyapa, "hallo bibi, aku merindukanmu." memeluk kilas.
"hallo nona. silahkan dilanjukan, saya akan panggil Tuan muda dan nona untuk makan."
Bibi lin masuk ke kamar si kembar,dan membawa si kembar keluar ke meja makan. Aku mengenalkan si kembar pada Olivia, Olivia begitu tersentuh melihat anak anakku.
"astaga, lucu sekali. cantik dan tampan.
tapi kenapa tidak mirip Mr.Dom??"
Aku langsung membungkap mulut Olivia dan menatapnya tajam. Olivia mengangguk.
"nanti kita bahas itu dikamarku saja." Aku berbisik.
Darren dan Karren kelihatannya tidak mendengar apa yang dikatakan Olivia, semoga saja tidak.
Aku akan bilang apa?? nama papinya saja mereka tidak aku beri tahu, apalagi soal Dominic. Olivia membuatku dalam masalah jika sampai anak anakku tahu.
"ayo kita makan, selamat makan.
Olivia: selamat makan.
Kami makan,tak ada suara. sepertinya Olivia mengerti maksudku, dan si kembar tak curiga.
si kembar selesai makan dan kembali kekamar,karena besok akan mulai bersekolah.
sebelum ke supermarket tadi aku sudah daftarkan anak anakku ke sekokah baru.
Aku dan Olivia juga sudah selesai makan,aku mengajaknya ke kamarku, "bi, jika lelah bisa istirahatlah dulu, besok saja cuci piringnya."
"baik Nyonya."
Aku melangkah dengan Olivia, masuk ke dalam kamar. Di dalam kamar aku duduk di ranjang dan memeluk bantal, Olivia menatapku.
☆Janice☆
Aku menyandarkan punggungku ke dinding, tak berani membalas tatapan Olivia.
Olivia menggeser duduknya disampingku, menyadarkan punggungnya juga.
"bicaralah Nice, apa yang terjadi kepadamu setelah kamu dan Dominic menikah."
"Ya, jika kamu memaksa, aku akan bicara.
Darren dan Karren bukan anak Dominic. Dia anak kekasihku, Alberto. Seminggu sebelum aku menikah dengan Dominic, aku sudah melakukannya dengan Alberto."
"lantas, kenapa masih menikah dengan Dominic?? jika kau memilih Alberto??"
"Dominic mengancamku saat itu, aku tak ada pilihan. Dia punya kuasa menjatuhkan keluargaku.
Hanya aku yang bisa menyelamatkan keluargaku saat itu, aku terpaksa (mulai berkaca kaca)
Aku sendiri juga tidak tahu kalau aku hamil saat itu, baru tahu saat aku sudah pindah ke Amerika."
"Lalu?? Dominic mengusirmu??" Olivia merangkul Janice.
"Tidak, hanya saja Dia berubah menjadi orang jahat. Dia membawa gadis pulang dan bercinta dengannya. Aku tidak tahan, dan gadis ****** itu mencoba membunuh bayiku. Aku memilih pergi ke China, dan tinggal disana selama 7 tahun.Lalu pindah kesini."
"Kenapa tidak pulang ke Inggris?? ada paman dan bibi disana kan??"
"tidak.. Inggris? aku hanya tidak ingin bertemu seseorang di Inggris. Aku takut.." menyandarkan kepala ke bahu Olivia.
"siapa? ayah dari anak anakmu kah? apa dia tinggal di Inggris?"
"ya.. aku masih belum siap jika harus bertemu, ditambah dia sudah punya tunangan sekarang.
Aku hanya barang bekas dan kenangan buruk baginya. (menangis) Aku sudah mengusirnya dan berkata jika aku membencinya, saat di rumah Dominic."
"hei sayang, kuatkan hatimu. Kamu lihatlah anak anakmu, semangatlah. Aku tahu, jodoh tidak akan tertukar. Jika memang kalian berjodoh, sesulit apapun kalian akan bisa bersatu kembali."
Olivia memelukku erat, aku hanya bisa menangis.
Bagaimana tidak, 7 Tahun memendam penderitaan hidup, kehilangan kekasih. Menikah pun tidak bahagia.
"Aku akan menginap disini, menemanimu. Aku pinjam bajumu ya, besok kita berangkat bersama ke kantor."
"wah.. aku senang, sering seringlah menginap."
" ya ya ya.. (tersenyum) Anak anakmu begitu lucu Nice. Satu cantik satu tampan.Seharusnya kamu bahagia, karena kamu beruntung dapat dua anak yang baik dan pengertian."
"tentu, aku sangat bersyukur. Hanya mereka kekuatanku bertahan selama ini.Mereka adalah hidup dan matiku."
"berbahagialah selalu sahabatku, aku mendukung setiap langkahmu."
"thanks vi, kamu lah yang terbaik.
Oh ya, apa kamu masih berhubungan dengan Yohana??"
"sayang sekali, tidak.(sedih)
terakhir bertemu hanya beberapa tahun lalu saat aku berlibur ke australia."
"hmm.. baik lah, lebih baik sekarang kita tidur.
Ganti bajumu, dengan piamaku dilemari. Ambil sendiri, kamu bukan anak anak lagi. Aku tidur dulu, besok hadus bangun awal menyiapkan anak abakku sekolah."
"Baiklah, Mami muda. selamat tidur, Aku akan cari gantiku sendiri."
Aku merebahkan badanku ke ranjang, lega rasanya bisa bercerita. Aku menghela nafas panjang, menutup mataku. Besok aku sudah mulai disibuk kan bekerja dan mengurus anak anak.
♡♡♡♡
~Hotel D
☆Alberto☆
Aku datang memenuhi undangan makan malam. Undangan mewah di Hotel mewah. Aku masuk ke dalam disambut beberapa pelayan. Boby memberi kartu undangan dan pelayan mengantar kami ke meja kami. Aku dan Boby berjalan mengikuti.
Melihat dari tamu undangan, beberapa pejabat kota dan orang orang terpenting di kota.
Aku duduk dikursi, menatap sekitar.
Tamu undangan sudah mulai berdatangan.
Aku menatap Boby, Boby mendekat.
"Ada apa Tuan? Anda baik baik saja??"
"Jam berapa acara dimulai??"
"pukul 07.00 Malam Tuan."
Aku lihat jam tanganku, masih ada waktu 5 menit sebelum acara dimulai. Aku mengeluarkan ponsel dari saku jasku. Aku melihat gambar Dao Dao dan Kao Kao di layar ponselku, aku simpan sebagai Wallpaper ponsel.Karena mereka sangat lucu dan menggemaskan. Rasa rindu dalam hatiku mulai melanda.
"Selamat malam, kami atas nama perusahaan JJ mengucapkan terimkasih atas kedatangan para undangan. Kami selenggarakan acara makan malam ini untuk memperkenalkan secara resmi calon presdir baru perusahaan JJ. Mari kita sambut Tuan Shine Juan untuk memberi sambutan."
"Hallo, selamat malam. Terimakasih kepada semua uandangan yang hadir pada malam hari ini.
Saya Shine Juan, Anak tertua dari Jefry Juan presdir perusahaan JJ. Saya baru datang dari anak perusahaan kami di Amerika. Sekarang saya kemabali ke sini untuk menggantikan posisi Ayah saya menjadi Presdir. Mohon dukungan dari semua koneksi perusahaan kami. Selamat menikamati jamuan sederhana dari kami"
Suara tepuk tangan meriah,begitupun aku.
Ya, perusahaan kami memiliki beberapa koneksi bisnis di beberapa bidang. Namun aku tidak pernah terkesan pada Shine, dia licik dan cerdik. Beberapa kali mempersulit stafku, mengatakan hasil kerja stafku yang tidak Profesional.
Aku menatap makanan, aku tidak seleran makan.
Aku berdiri dan kekuar dari ruangan diikuti Boby.
" Tuan ada masalah??"
"Kau bisa pergi Bob, jangan ikuti aku. Aku ingin berkeliling Hotel ini sebentar lalu kembali."
"baik Tuan,saya akan menunggu anda di dalam."
Boby kembali ke dalam ruangan.
Aku berjalan jalan melihat Hotel, Hotel yang mewah dan megah, aku memandang tiap sudut bangunan.
Gaya eropa modern yang diusung sungguh luar biasa. Aku tertarik dengan desain nya. Aku bertanya kepada staf hotel ingin bertemu manager hotel.
Aku dibawa salah satu staf masuk ruang managernya.
"hallo" menyapa..
"Hallo Tuan, ada perlu bantuan apa? Tuan terlihat bukan orang biasa." menatap dari atas kebawah.
"maaf jika saya lancang, saya hanya penasaran dengan desain Hotel ini. Sangat memusakan mata saya. Boleh saya tau siapa nama Desainernya??
"Oh,saya kurang mengerti. Namun jika anda ingin tahu, bisa bertemu langsung dengan Presdir kami.
Kebetulan hari ini beliau menghadiri uandangan makan malam di lantai bawah."
"oh baik begitu. Tidak perlu merepotkan sampai harus bertemu Presdir anda. Saya permisi."
Aku kembali berjalan setelah keluar pintu, di jalan aku berpapasan dengan seorang yang paling aku benci, tetapi sangat aku sayangi saat di masa sekolah. Dia sudah seperti saudaraku sendiri. Dialah sahabatku dimasa lalu "DOMINIC WILLY"
Kami berhenti dan saling menatap tajam. Aku memalingkan wajah dan berjalan perlahan seakan tak pernah bertemu.
"Lama tidak bertemu kawan, kau terlihat baik." sapanya.
Aku menghentikan langkahku tanpa memalingkan wajah. "Kau juga terlihat baik, sangat baik!" kataku dingin.
"sayang"
Aku mendengar suara seorang wanita, aku melihat didepanku wanita cantik berambut pendek berlari kearahku, aku tidak mengenalnya, mengapa memanggilku sayang. Aku pun bingung, wanita itu makin dekat dan melewatiku, memeluk erat punggung Dominic yang ada disampingku.
"sayang maafkan aku, aku berjanji tidak akan membuatmu marah lagi"
kata-kata wanita itu membuatku kaget. Apa-apaan ini, situasi macam apa ini?Dominic selingkuh kah??
Bagaimana dengan Janice??
Dominicmelepas tangan wanita
dari perutnya, " kita bicarakan didalam."
"baik." kata wanita itu menurut.
Aku geram, aku langsung menarik lengan Dominic.
Aku menatapnya tajam. "kau baji**an Dom, kau tega sekali kepada Janice."
Dominic mendorongku, "kau salah, Janice lah yang tega, dia hamil anak orang lain dan pergi meninggalkanku tapat 4 bulan pernikahan kami.
kau salah jika menuduhku! bagaimna bisa dia baru menikah denganku selama 3 minggu tetapi sudah hamil 4 minggu??"
"apa?? hamil anak orang lain??"
"ya, bahkan aku belum pernah melakukan tugasku.
Janice mengakuinya sendiri saat kami berbulan madu keinggris."
"lalu dimana Janice sekarang??"
"kau cari saja sendiri. Aku tidak tahu, sudah 7 tahun berlalu. Semua aksesnya sudah diblokir."
"aku menyesal memberikan Janice padamu Dom."
"terserah apa katamu kawan! bahkan orangtuanya sendiri saja dibuat kesulitan oleh anaknya. Jika kau sangat mencintainya, kejarlah cintamu itu. Aku tidak ada urusan dengan Janice lagi, kami juga sudah resmi bercerai."
Dominic menarik tangan wanita itu dan pergi bergitu saja. Hatiku terasa sakit, hamil?? hamil dengan siapa?? Dominic memang dingin tapi dia pasti berkata jujur soal kehamilan Janice. Aku kembali mengingat masa lalu. Hanya aku orang pertama yang melakukannya dengan Janice. Apakah ada orang lain? Saat itu aku melakukan dirumahku. Saat itu 1 minggu sebelum pernikahannya dengan Dominic. Tidak mungkin Janice hamil anakku kan?? Atau memang benar anakku?? Aku harus temukan Janice, dan bertanya langsung padanya.
Aku mengambil ponselku, menghubungi Boby. " ya Tuan,ada apa??"
"Bob,kau bisa mewakiliku disana.
aku ada urusan mendadak, aku pergi dulu.
selesai dari hotel kau ke rumahku."
"baik Tuan."
Aku memutus panggilan dan bergegas, menuju lobby. Aku bilang kepada penjaga pintu aku memerlukan taxi. Penjaga mengubungi seseorang, tidak lama taxi datang. Aku dengan cepat masuk kedalam mobil setelah pintu taxi dibuka oleh penjaga.
"Deluxi 245" kataku pada sopir.
" baik Tuan."
Aku meraih ponselku lagi dan menghubungi sepupu ku, Ethan. "Hallo, kau dirumah kan??"
" ya, ada apa??"
"bagus, sebentar lagi aku akan kerumahmu, jangan pergi kemana mana."
"oke oke, berhati hatilah."
Aku memutuskan panggilan, hari ini pikiranku benar benar kacau. Memikirkan Janice, jika memang hamil anakku, kenapa tidak mencariku? kenapa begitu nekat untuk pergi?? kepalaku seperti bom waktu yang bisa meledak kapan pun.
Taxi sudah membawaku ke alamat yang ku berikan,aku bayar tagihannya lalu aku keluar.
" Tuan, uanga anda terlalu besar."
" Ambilah kembalian nya."
"terimakasih Tuan."
Aku berlari menuju pintu dan menekan bel rumah Ethan berkali kali. Ethan membuka pintu, "hei, bersabarlah."
Aku langsung masuk tanpa permisi, aku merebahkan badaku di sofa. "bantu aku menemukan Janice"
Ethan kaget, "Janice?? yang kamu maksud istri Dominic kah??"
"mereka sudah bercerai 7 tahun lalu, Janice hamil dan pergi entah kemana. Kau harus temukan dia Et, berapapun akan aku bayar, uang bukan madalah untukku."
" hamil dan pergi, (duduk disofa) lalu apa hubungannya denganmu? kenapa kau mencarinya? dan sudah 7 tahun."
"kemungkinan dia mengandung anakku. Aku harus menemukannya untuk memastikannya."
Ethan terbelalak, "apa hamil anakmu?? kau membuat wanita hamil dan menelantarkannya begitu saja hingga dipungut oleh pria lain. Sungguh bukan pria baik baik." (kesal)
"hei, dengar dulu, aku dan Janice saling mencintai makanya kami melakukan itu, soal Dominic, kau sudah tau kan dia mengancam Janice untuk menikah dengannya. Kau juga yang membantuku mencari keberadaan Patrick."
"astaga rumitnya hidupmu saudaraku. Aku harus membuat jantungku tetap stabil, kau selalu membuatku jantungan. Belum satu masalah terselesaikan, sekarang sudah datang lagi masalah baru."
" Ayolah,bantu aku..koneksimu banyak diseluruh dunia ini, gunakan kekuasaanmu. Kau tau aku hanya bisa mengandalkanmu.Aku masih harus bersandiwara dengan nenek sihir Grace itu.
Patrick juga masih menyembunyikan diri."
"baik baik, aku lakukan.
kau bersabarlah, kau tunggu kabar dariku, siaokan saja data yang kuminta nanti. Kau mau menginap disini atau pulang??"
"pulang saja, aku tidak ingin menganggumu."
Ethan memberikan kunci mobil, "pakailah ini, besok suruh sopir mengantarnya ke rumah sakit. Kau cepatlah pergi, aku masih harus istirahat. Besok ada operasi besar."
"baiklah dokter, terimkasih atas bantuanmu." (bersikap manis)
"dasar siluman, ada manunya saja baik baik. Sudah sudah, bye.."
Aku masuk mobil dan pulang, aku hanya bisa berharap pada sepupuku Ethan, hanya dia satu satunya yang bisa aku andalkan. Aku tidak bisa menyelidiki sendiri, karena Grace. Aku masih harus menjadi bersandiwara menjadi tunangan yang baik.
Alberto memukul setir, "ahh.. sial, Patrick kenapa masih belum muncul juga, hanya berbicara lewat panggilan dan mengirim orang." (batin Alberto)
♡♡♡♡
~Keesokan harinya
☆Janice☆
Aku mengantar anak anakku ke sekolah. Aku dan Olivia bergegas ke kantor. kami naik taxi.
Tiba dikantor aku langsung menemui mabager Leo diruangannya. Dan Leo mengajakku ke ruangannku,
Leo mengumpulkan semua staf dan memperkenalkan ku.
"semuanya, ini kepala Editor kalian yang baru."
"Hallo, saya Zhao Yu Mei, mohon kerja sama kalian." (menundukan kepala)
"bekerja keraslah Nona Zhao, kami menunggu hasilmu."
"Mohon bimbingan dari Manager Leo dan semua staf." (menundukan kepala)
"baik, semua tenang. Ayo mulai berkerja.
semangat."
"Semangat"
kata semua sfat serentak.
Aku senang, semua msnwrimaku dengan baik.
Aku bekerja di perusahaan NICE ENTERTAIMENT
Dimana perusahaan kami bergerak dalam bidang periklanan dan hiburan. Aku merupakan kelapa Editor. Ya tentu tugasku merevisi semua berita sebelum diterbitkan disurat kabar atau majalah.
Ya kami di Prancis hanya cabang, pusat perusahaan ada di Inggris.
kepala Editor sebelumnya bekerja dengan baik, namun karena menerima suap dia menyebarkan beberapa berita yang merugikan sehingga banyak komplain, dan juga mencetak dengan sengaja yang seharusnya tidak tercetak, banyak perusahaan konsumen yang merasa dirugikann dan menuntut ganti rugi. Itulah mengapa presdir secara khusus datang untuk meninjau kerja kami.
"ayo jane,semangat.."bicara pelan, ?
memberi semangat pada diri sendiri.
Aku melihat kertas kertas diatas mejaku, melihat dengan cermat. Aku memang tidak secara khusus belajar tengang dunia hiburan dan entertaimen, namun aku pernah masuk sekolah seni dan kebudayaan. Ya biarpun hal kecil tapi akan bisa membantu dalam pekerjaanku, detidaknya begitu menurutku.
Aku mulai bekerja, merevisi beberapa bahan berita.
waktu terus berputar. tak terasa jam makan siang.
Pintu ruanganku di ketuk,olivia datang dan menghampiriku. " Nice, eh.. maksudku, Yu Mei, ayo kita makan dulu."
"jika kita dikantor janggan lupakan namaku via," (aku tersenyum)
"oke oke."
Aku mengiyakan ajakan Olivia,Olivia mengajakku makan di restoran steak yang ada di samping kantor. kami berjalan kekuar dari Lobby,
jaraknya tidak jauh, hanya butuh waktu 5 menit dari kantor. Aku dan Olivia masuk dalam restoran,kami mencari tempat duduk. Pelayan datang,Olivia langsung memesan makanan.
"bagaiman? jadi kepala editor?? pasti sulit karena harus memriksa dan merivisi semua pekerjaan kami."
"lumayan lah, aku pernah bebrapa kali ada pengalaman pekerjaan di bidang periklanan."
"tapi kami masih bisa bekerja santai, dibanding para wartawan dan reporter yang selalu mencari berita."
"ya bersyukurlah, pekerjaanmu mudah.
tapi kau juga tidak boleh lengah."
" baik kepala Zhao." (tersenyum)
♡♡♡♡
~Rumah Alberto
Aku mendapat informasi bahwa sekertarismu yang ada di NICE ENTERTAIMENT mengundurkan diri karena harus mengikuti suaminya ke China.
Aku melihat lihat berkas dan melihat daftar riwayat pekerjaan milik seorang bernama Zhao Yu Mei.
Aku tertarik dengan kemampuannya.Aku menghubungi direktur Lee.
"Hallo presdir."
"Lee, biarkan anak baru dibagian kepala editor menjadi sekertarisku. Dan carilah kepala bagian Editor yang baru."
" eh, presdir sudah wawancara langsung dengan Nona Zhao??"
" Tidak, belum, aku hanya melihat riwayat kerjanya saja. Bahkan aku belum melihat profilnya.
aku rasa dia cocok, dia lulusan management bisnis dengan nilai tinggi,setidaknya bisa aku andalkan jika aku datang ke cabang. dan jika aku tidak ada di tempat kau bisa bekerja sama denganya."
"baik presdir, akan saya langsung tangani."
Aku membuka halaman terakhir,hendak melihat profilnya. Aku dikagetkan dengan suara Grace yang tiba tiba masuk ke dalam ruang kerjaku. Aku meringkas semua berkas di mejaku dan memasukannya ke dalam laci.
" sayang, aku datang" (mendekati Alberto)
Alberto mulai bersandiwara, "hai sayang, kamu datang." (senyum palsu)
Tentu saja, aku sangat merindukanmu," (duduk di pangkuan Alberto dan memeluk)
sial, datang-datang langsung bertingkah. Dasar wanita ridak tau malu. Aku rasanya ingin menarik rambutnya.astaga, ini menjengkelkan." (batin Alberto)
"kamu baru datang, pasti lelah, istirahatlah dulu."
"baiklah" grace melepas pelukan lalu berdiri, " aku akan menyapa bibi dulu."
"ya pergilah." (berpura pura lembut)
Grace mencium kilas pipi ku, dan langsung berlari pergi. Astaga, aku meraba pipiku, beraninya wanita itu menciumku. Aku langsung berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi, aku mencuci wajahku, membasuhnya dengan dengan sabun wajah dan membilasnya. Aku merasa jijik.
(selamat membaca😉)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!