Sebelum membaca cerita ini harap bijaklah dalam membaca!
Genre cerita ini adalah fantasi jadi di dalamnya pasti banyak cerita cacat logika, cerita ini cuma untuk hiburan semata.
Terimakasih
Happy Reading💋
...
Bianca Mahendra atau biasa dipanggil Bee. Kehidupannya berubah drastis saat perceraian orangtuanya. Papa Mahendra menikah lagi dengan Lili saat usianya berusia sepuluh tahun sekarang usai Bee sudah dua puluh tahun dan sedang kuliah di jurusan seni seperti yang dia suka. Selama sepuluh tahun menikah Mahendra dan Lili dikarunia seorang anak laki laki bernama Marcello Mahendra atau bisa dipanggil Cello yang kini berusia delapan tahun. Lili tidak pernah membeda bedakan antara Bee dan Cello, Lili sudah menganggap Bee sebagai putri kandungnya sendiri tapi tidak bagi Bee.
Bee tetap menganggap Lili wanita asing yang hadir dihidupnya. Selama sepuluh tahun sikap Bee tidak berubah selalu acuh pada Lili tak segan segan dia juga berbicara kasar pada Lili. Karena Bee menganggap Lili penyebab hancurnya pernikahan orangtuanya. Mahendra sudah sering memperingatkan dan juga kadang menghukum Bee saat berbuat kasar pada Lili tapi Lili selalu membela Bee agar tidak dihukum papanya. Yang mana itu membuat Bee semakin membenci ibu tirinya.
Hubungan Bee dan Cello bisa dibilang baik walaupun dia tidak suka dengan Lili tapi dia tetap menganggap Cello adiknya. Sebenarnya sebelum perceraian orangtuanya Bee adalah sosok yang ceria dan periang tapi saat mengetahui orangtuanya berpisah dia sangat terpukul apalagi dia yang ingin ikut mamanya harus dipaksa ikut dengan papanya itulah yang membuat hubungan Bee dan Mahendra tak bisa harmonis. Dia menjadi sosok gadis angkuh dan arrogant.
Seperti biasanya Bee hari ini akan masuk kuliah. Hal yang paling Bee benci adalah saat makan bersama keluarganya dia harus menyaksikan keharmonisan hubungan Mahendra dan Lili. Tapi dia tidak bisa menolak karena makan bersama adalah wajib bagi keluarga Mahendra karena saat itulah mereka bisa berkumpul dalam satu meja, Mahendra yang seorang pengusaha selalu disibukkan dengan pekerjaan kadang dia keluar kota atau pulang terlambat sehingga jarang berkumpul bersama keluarga maka dari itu saat ada momen momen bersama dia tidak ingin melewatkan kesempatan itu.
"Makanlah ini Bee.. Mama buatkan makanan kesukaanmu," Lili mengambilkan beberapa lauk kesukaan Bee di piringnya.
"Makasih Tante," ucap Bianca.
"Bee.. sampai kapan kamu memanggil Mamamu dengan sebutan Tante?" sahut Mahendra saat melihat kelakuan putrinya itu tidak pernah sekalipun dia memanggil Lili dengan sebutan Mama padahal dia sering memperingatkan berkali kali tapi sepertinya tidak pernah didengar oleh putrinya.
"Sampai aku mati mungkin," sahut Bianca dengan enteng.
"Jaga bicaramu seharusnya kamu memberi contoh yang baik buat adikmu!" Mahendra tampak marah mendengar dengan gampangnya Bee menjawab pertanyaannya dengan kata kata kematian.
"Sudahlah Pa.. Aku tidak apa apa.. kita lanjutkan makan," sela Lili berusaha menenangkan suaminya.
"Aku sudah selesai," Bee segera berdiri dari tempat duduknya dan mengusap kepala adik laki lakinya yang duduk disampingnya. Walaupun jengkel Mahendra tetaplah Papanya Bee tetap berpamitan dan mencium tangannya tapi dia tidak pernah mau berpamitan dengan Lili. Karena Lili sudah terbiasa dia tidak sakit hati melihat perlakuan Bee padanya mungkin memang dia belum bisa menerimanya menjadi Mama barunya.
"Hati hati dijalan Bee," Kata itu yang selalu Lili lontarkan pada Bee saat keluar dari rumah dan seperti biasa Bee tidak menanggapi ucapan Mama tirinya.
"Maafkan sikap Bee ya Ma pasti kamu sakit hati setiap kali dia mengacuhkanmu," Mahendra merasa tak enak hati terhadap Lili atas sikap putrinya dan selalu meminta maaf atas kesalahan putrinya.
"Tidak apa apa Pa.. Pasti suatu saat nanti Bee akan menerimaku jadi Mamanya."
"Semoga saja hari itu cepat datang" Ucap Mahendra dengan lirih.
...
...
Arsenio Putra Atmadja atau biasa dipanggil Arse. Putra tunggal keluarga Atmadja. Arse kini telah menjadi CEO di perusahaan keluarganya. Karena Daddy nya memilih pensiun dan ingin menghabiskan waktu berdua dengan Mommy nya dimasa tua kini semua urusan perusahaan dia serahkan pada anak semata wayangnya. Arse selama ini menempuh pendidikan diluar negeri tentu dia mempelajari dunia bisnis sehingga dia bisa dengan mudah mengambil alih perusahaan Atmadja.
Arse saat ini berusia dua puluh delapan tahun.Dengan wajah begitu tampan siapapun yang melihatnya pasti akan terpesona dengan ketampanan yang dimiliki Arse. Tubuhnya tinggi dan atletis menambah kesan maskulin dalam. dirinya. Diusianya saat ini dia memiliki kekasih atau lebih tepatnya tunangan bernama Bellena. Mereka sudah bertunangan beberapa bulan yang lalu dan akan segera melakukan pernikahan secepatnya.
Arse lebih memilih hidup mandiri maka dari itu dia lebih memilih tinggal sendiri dan meninggalkan mansion keluarganya. Dia juga punya mansion walaupun tak sebesar mansion keluarga besarnya rasanya itu cukup untuknya tinggal seorang apalagi saat menikah nanti dan tinggal bersama anak anaknya kelak.
Kehidupannya begitu sempurna mempunyai keluarga kaya berwajah rupawan dan kekasih yang sebentar lagi akan dinikahinya. Rasanya membuat siapapun akan iri apalagi sosok Bellena yang seorang model dengan tubuh dan kecantikannya siapapun beruntung memiliki sosok seperti Bellena. Saat ini Bellena sedang melakukan pemotretan di negeri gingseng Korea, hal itu sudah biasa buat Arse dia mengetahui pekerjaan Bellena dan tidak melarang setiap kegiatan yang dia lakukan.Bellena juga sudah berjanji akan berhenti di dunia model saat menikah dengan Arse maka dari itu dia ingin menyelesaikan semua kontrak yang sudah dia tanda tangani.
Saat ini Arse dalam perjalanan ke bar langganannya dia akan menemui para sahabatnya. Lelah bekerja dia sesekali berkumpul dengan sahabatnya untuk saling bertukar cerita. Samuel dan Christian adalah sabahat Arse sejak kecil, mereka semua berasal dari keluarga kaya.
Samuel atau biasa dipanggil Sam adalah pemilik perusahaan real estate terbesar se Indonesia.
Christian atau biasa dipanggil Chris seorang pemilik perusahaan properti yang kini merambah ke seluruh Asia.
Mereka bertiga biasa dipanggil "THREELIONKING"
Siapa yang tidak kenal ketiga singa jantan itu wanita manapun pasti akan bertekuk lutut dihadapan mereka. Sama sama tampan dan sama sama memiliki kekayaan yang berlimpah.
Mereka sering menghambur hamburkan uangnya untuk bersenang senang, kadang mereka melakukan hal hal konyol dan melakukan taruhan demi taruhan dan saham mereka yang akan menjadi taruhannya. Mereka juga dikenal sebagai seorang casanova yang akan berganti ganti pasangan, one night stand sudah biasa mereka lakukan. Tapi tidak untuk Arse saat sudah mengenal Bellena dia begitu serius dengan hubungannya karena tidak ingin bermain main lagi dia dengan cepat melamar dan melakukan pertunangan dengan Bellena. Maka dari itu dia sering dijuluki bucin oleh kedua sahabatnya.
"Hei, singa bucin akhirnya datang juga," sapa Chris
Mereka ada diruang VIP yang sering mereka pesan saat berkumpul.
"Diamlah b*ngs*t!"
"Tenanglah bung.. Kita akan bersenang senang malam ini," Sam menimpali.
"Oke kita taruhan siapa yang tahan main lebih dari dua jam itu yang akan menang, dan aku sudah menyiapkan wanitanya yang jelas mereka bukan wanita sembarangan seorang model," Chris begitu antusias mengajak sahabatnya berbuat hal gila.
"Aku tidak ikut.. Aku itu tipe cowok setia aku tidak akan menghianati Bellena."
"Ayolah Bung dia tidak akan tahu.. Sebelum menikah kita nikmati masa bujang kita."
"Ada yang lebih seru dari bermain wanita."
"Apa itu?"
"Melihat saham kalian jatuh!"
"Whats!? " Sam dan Chris berkata bersamaan
"Aku akan menarik saham ku jika kalian tetap memaksaku."
"Dasar SINGA BUCIN" sahut Sam dan Chris kompak.
...
...
Bianca mengendarai motor vespanya menuju kampus, sebenarnya Papa Mahendra sudah melarang dan membelikan mobil untuk Bee tapi seperti biasa Bee dengan angkuhnya menolak. Walaupun sudah usang motor vespanya memiliki kenangan tersendiri buat Bee dan Mama kandungnya. Dulu sebelum sesukses sekarang Mama kandung Bee sering mangantar sekolah Bee memakai motor vespa itu.
Sesampai di kampus Bee bergabung dengan Clara dan Sesil sahabatnya. Mereka tiga sekawan yang tidak pernah berpisah sejak bangku SMP selalu memilih sekolah yang sama dan selama berapa tahun sekolah selalu satu kelas sampai kuliah pun mereka memilih kampus yang sama hanya saja jurusan mereka yang berbeda.
"Habis kelas kalian ada acara tidak?" tanya Sesil pada kedua sahabatnya.
"Memangnya kenapa?" tanya Clara.
"Aku punya tiket konser kalian mau tidak ikut?" tawar Sesil.
"Beneran? Mau banget," Clara tampak antusias.
"Kamu gimana Bee? Ikut tidak?" tanya Sesil.
"Gak tau deh.. Hari ini hari ulang tahun Tante aku disuruh pulang cepat," ujar Bianca.
"Maksudnya Tante Lili?"
"Siapa lagi?"
"Kau itu tidak pernah berubah Tante Lili itu baiknya minta ampun begitu loh," seloroh Sesil.
"Tidak ada yang baik kalau yang namanya pelakor!"
"Kau kan tidak boleh menuduh begitu Bee.. Walaupun bagaimanapun dia tetap Mamamu kan"
"Kumat siraman rohaninya.. Aku mau ke kelas dulu," Bianca pun pergi menuju kelasnya meninggalkan dua sahabatnya. Sesil dan Clara hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya itu. Sudah berulang kali mereka menasehati agar Bee mau menerima Tante Lili sebagai Mama barunya mereka sering menginap dirumah Bee dan Tante Lili memang sangat baik terhadap mereka.
...
Kelas pun usai Bianca bimbang antara memilih ikut sahabatnya atau pulang kerumah merayakan ulang tahun Tante. Sepertinya dia akan memilih sahabatnya dia pun mematikan ponselnya agar keluarga tidak bisa menghubungi dirinya. Bee bergegas mencari sahabatnya Clara dan Sesil.
"Loh Bee kok kamu ikut sih" tanya Clara.
"Oh.. jadi aku tidak boleh ikut nih?"
"Bukan begitu tapi acara ulang tahun Tante Lili lebih penting kan."
"Bisa tidak kita tidak usah membicarakan Tante itu.. Aku yang traktir makan deh."
Sahabatnya hanya geleng geleng kepala mereka tahu jika Bee sudah berkata begitu berarti sudah tidak bisa diganggu gugat lagi. Mereka bertiga pun akhirnya menonton konser bersama, mereka begitu menikmati konser hingga lupa waktu. Jam sebelas Bee baru sampai rumahnya. Dengan langkah gontai dia menuju kamarnya tapi belum sampai kamarnya suara berat Papa Mahendra menghentikan langkahnya.
"Dari mana saja kamu Bee?"
"Dari nonton konser bersama Clara dan Sesil," jawabnya santai
"Oh.. Jadi menonton konser lebih penting daripada acara ulang tahun Mamamu?"
"Nah.. itu Papa tahu!"
"Kamu ya.. Seharian Papa mencoba hubungi ponselmu tapi tidak aktif kami semua cemas mengkhawatirkanmu!"
"Ternyata Papa masih perhatian juga ya"
PLAK!!!
Sebuah tamparan melayang di pipi Bianca, Bianca meringis menahan sakit di pipinya. Selama ini tidak pernah Papanya menampar dia begini. Papa Mahendra pun tak kalah kagetnya karena terlalu terbawa emosi dia reflek menampar pipi putrinya. Mama Lili yang mendengar suara ribut pun keluar dari kamarnya dilihatnya Bianca memegang pipinya dengan menahan sakit pasti telah terjadi sesuatu. Dia pun menghampiri Bianca mencoba menenangkan putrinya tapi sungguh diluar dugaan reaksi yang diberikan Bianca.
"Puas! Tante sekarang Puas kan! Pertama Tante merebut Papa dari Mama setelah itu Papa jadi kasar begini dengan ku.. Puas kan Tante" Bianca berbicara dengan nada tinggi pada Mama Lili.
"Kamu salah paham Bee.. bukan begitu ceritanya_" Mama Lili pun berkata dengan meneteskan airmata.
"Tidak usah akting Tante.. Aku tau airmatamu itu airmata palsu!"
"Cukup Bee!!! " Papa Mahendra pun menyela dia memeluk Bianca karena merasa bersalah telah menampar nya. "Kamu jangan menuduh Mama Lili seperti itu ada satu hal yang tidak bisa Papa ceritakan padamu" Papa Mehendra berbicara lembut pada putrinya sambil mengusap kepalanya. Tapi bukan Bianca namanya jika tidak keras kepala.
Bianca pun melepas pelukan Papanya. "Cukup Pa.. Jangan membela Tante lagi! Kenapa Pa kenapa Papa harus bercerai dengan Mama? Kenapa Bee tidak boleh bertemu dengan Mama? Kenapa Pa? Sekarang Papa pilih Aku atau Tante Lili?"
"Kalian itu sama pentingnya buat Papa.. Jangan begini Bee terimalah Mama Lili sebagai Mamamu"
"Tidak akan.. Tante Lili sampai kapanpun tidak akan pernah akan menjadi Mamaku!"
Bianca pun pergi meninggalkan rumah dengan motor vespanya dengan kelajuan diatas rata rata.
"Pa.. Bee pergi kemana Pa? Mama Lili tampak panik.
"Aku akan menyusulnya Ma.. Aku tahu pasti Bee pergi ke danau tempat dia sering kunjungi dulu bersama Mamanya"
Papa Mahendra tau pasti kemana putrinya itu pergi karena saat sedih Bianca akan pergi ke tempat itu dulu saat awal awal perceraian Bianca sering menumpahkan kesedihannya disitu.
...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!