NovelToon NovelToon

MENCINTAI WANITA Dari ZONA_X

PERKENALAN

NAINA ANANDITA.

Naina Anandita, gadis 25 Tahun yang tumbuh besar di lingkungan Zona X. Sebuah lingkungan yang sangat terkenal di kota itu dengan para wanita malam yang menjajakan lekuk indah mereka kepada lelaki hidung belang yang haus akan belaian.

Dengan dirinya yang seorang yatim piatu sejak usianya 10 tahun, pada akhirnya harus diambil oleh pamannya dan tinggal di daerah seperti itu bersama pamannya yang saat ini sedang sakit-sakitan, sedang tantenya yang merupakan orang yang sangat dipercayakan di lingkungan Zona X dengan semua wanita-wanita malamnya hanya sibuk dengan bisnis haram dan terkutuknya itu.

Walau dirinya hidup dan tumbuh besar di lingkungan seperti itu, bukan berarti dia juga merupakan wanita murahan seperti para wanita yang hidup di sana. Dia wanita yang sangat menjaga harga dirinya, wanita pekerja keras,mencari uang yang halal untuk biaya hidupnya bersama adik laki-laki satu-satunya yang sekarang berusia 16 Tahun dan sedang mondok disebuah pesantren. Arka, usianya yang baru 1 Tahun harus kehilangan kedua orang tuanya karena sebuah kecelakaan mobil dan akhirnya ikut bersama kakaknya dan tinggal di wilayah Zona X bersama pamannya, satu-satunya saudara dari ayahnya yang mereka miliki.Seiring berjalannya waktu,Naina dan Arka tumbuh dewasa di daerah kelam itu hingga mereka selalu jadi bahan cemooh orang-orang atau teman-teman mereka di sekolah.

Naina memutuskan memasukkan adiknya ke pondok pesantren agar adiknya menjalani hidup yang lebih baik,tinggallah dirinya berjuang melawan kerasnya kehidupan dan harus merawat pamannya yang sakit-sakitan sebagai balas budi dirinya yang sudah dibesarkan oleh pamannya walau dilingkungan penuh dosa ini.

Naina yang berprofesi sebagai seorang karyawati disalah satu toko bunga terkenal di kota ini,selalu menyembunyikan status dirinya yang tinggal dilingkungan Zona X karena ia tidak ingin jika orang-orang menjauhinya atau memandang rendah dirinya.Dan yang paling penting,ia sangat takut kehilangan pekerjaannya.Mana ada tempat yang ingin mempekerjakan wanita yang berasal dari Zona X.

Ia menikmati hidupnya karena dikelilingi orang-orang baik ditempat ia bekerja.

***

DENNIS ATMAJAYA.

Dennis Atmajaya,lelaki tampan berusia 30 tahun yang berasal dari keluarga konglomerat terhormat.Selain kekayaan berlimpah yang di miliki keluarganya,keluarga ini juga terkenal dengan kebaikannya yang senang berbagi dan peduli dengan sesama.

Sebagai anak sulung dari dua bersaudara,ia memimpin perusahaan terbesar Atmajaya Group yang bergerak di bidang tambang dengan berlian dan emas berkualitas,sedangkan perusahaan Atmajaya Group yang lain dipimpin oleh adik iparnya yang merupakan Ajun Komisaris Polisi.Adiknya yang seorang wanita dan merupakan artis terkenal tidak mungkin bisa memimpin perusahaan milik Papanya hingga akhirnya adiknya itu dijodohkan dengan seorang Komandan Polisi oleh Atmajaya dan sekarang hidup bahagia dan suaminya yang memimpin perusahaan Atmajaya yang lain.

Lalu bagaimana dengan Dennis?di usianya yang sudah 30 Tahun tetapi belum juga menikah?dia lelaki yang pernah patah hati,kekasih yang sudah lama ia tunggu untuk ia pinang ternyata mengkhianatinya hingga akhirnya dia lupa bagaimana rasanya jatuh cinta lagi.

Lalu apa hubungan Dennis dengan Naina?bagaimana lelaki terhormat dari keluarga baik-baik seperti dia bisa mengenal wanita dari Zona X?

Yuukk ikuti kisahnya.

Happy Reading.

jangan lupa tekan love-nya yah,masukkan ke rak buku kalian❤️🥰

Beauty Flowers

Pagi yang begitu macet di jalanan Ibu kota, kendaraan silih berganti membunyikan klaksonnya.

Seorang gadis berambut panjang dengan kemeja putih yang ditutupi jaket dan rok selutut berwarna hitam, tampak mulai kesal di atas motor maticnya.

"Secepat apapun aku berangkat, pasti akan telat juga," gerutunya di atas motor matic tua yang setiap hari menemani dirinya.

Tidak lama kemudian. Dengan kelincahan dan kemampuannya menyalip setiap kendaraan, akhirnya ia berhasil sampai ke tujuannya.

Beauty Flowers, toko bunga terbesar dan terkenal di kotanya dengan cabang yang sudah tersebar dibeberapa kota-kota besar di negeri ini. Di sinilah dia bekerja dari pagi hingga jam 5 sore.

Memarkir motornya dan meletakkan helmnya ke spion motornya kemudian berjalan masuk melewati pintu kaca dengan tas ransel yang ia gantung di lengan kanannya.

"Kamu telat lagi, Maemunah," tegur salah satu karyawati yang merupakan sahabat baiknya sejak ia SMA hingga bekerja bersama di toko bunga ini.

Naina menatap jam tangannya.

"Hanya 7 menit saja," balasnya kepada Kiran dan berlalu ke ruangan khusus karyawati untuk meletakkan jaket dan ranselnya.

Tidak lama kemudian ia keluar dan sudah terlihat rapi dengan rambut yang ia kuncir.

Semua orang sudah bersiap untuk briefing, rutinitas pagi yang mereka lakukan sebelum mulai membuka toko. Briefing dipimpin oleh Selfy, wanita yang berusia 35 tahun. Ia penanggung jawab toko tersebut.

"Hampir setiap hari kamu telat, Naina. Untung saja kamu putri kesayangan pak Anton dan bu Annisa.Tapi, walau begitu berusahalah untuk merubah sikap terlambatmu itu," tegur Selfy berbisik kepada Naina sebelum memulai briefing, semua orang tahu kalau Naina terlambat karena setiap pagi harus mengurus pamannya dulu yang sedang sakit dan beruntungnya dia karena bos pemilik Beauty Flowers tempatnya bekerja sangat menyayangi Naina dan juga sudah memaklumi jika Naina terlambat.

"Maaf,Bu Selfy. Saya akan terus berusaha agar saya tidak terlambat," jawab Naina dengan menundukkan kepala.

"Sudah ratusan kali kamu mengatakan itu tapi tetap saja kamu terlambat," balas Selfy.

Naina hanya tersenyum manja menatap Selfy, walau Selfy kadang berucap keras tetapi dia adalah wanita yang baik dan juga menyayangi Naina.

"Itulah kelemahan saya, Bu Selfy. Ketika saya berjanji maka sulit untuk saya tepati." Menggaruk-garuk belakang lehernya yang tidak gatal. Senang sekali menggoda Selfy.

Semua orang sangat menyayangi Naina. Selain Kiran sahabatnya, tak ada yang tahu kalau Naina tinggal dilingkungan Zona X. Naina sengaja menyembunyikan status tempat tinggalnya karena ia trauma jika semua orang menghindarinya, mana ada orang yang mau berteman dengan orang yang berasal dari Zona X. Itulah pengalaman pahit Naina sejak ia sekolah tapi Kiran satu-satunya orang yang mengetahui itu. Kiran tidak pernah memandang rendah Naina karena dia tahu sahabatnya itu adalah wanita hebat yang punya harga diri walau hidup di lingkungan penuh nista di mata sebagian orang.

"Dasar Maemunah." Rudi memukul lengan Naina. Ia mendengar sayup-sayup pembicaraan Naina dan Selfy. Rudi juga merupakan salah satu karyawan Beauty Flowers dengan tugas sebagai pengantar bunga.

"Sudah ... sudah ... ayo kita mulai briefing-nya. Ingat, Maemunah ... tetap berusaha merubah sikap terlambatmu itu!" lanjut Selfy.

Semua orang memang terkadang memanggil Naina dengan sebutan Maemunah, entah awalnya dari mana tapi nama itu sudah melekat dalam dirinya. Mungkin karena dirinya yang begitu jenaka dan tidak mudah untuk marah hingga semua orang seenaknya memanggil dia dengan sebutan apa saja.

"Siap, Bu." Naina mengangkat tangannya memberi hormat kepada Selfy.

***

Selang beberapa waktu, briefing selesai. Semua karyawan dan karyawati kembali ke pekerjaannya masing-masing dan toko sudah di buka.

Toko bunga yang selalu ramai pengunjung terutama dari kalangan atas.

Tepat pukul 09.00 pagi, seorang wanita cantik memasuki toko bunga tersebut. Dilihat dari tampilannya, seperti wanita dari kelas atas.

"Selamat pagi, Nona muda," sapa Kiran. Segera memberi sambutan kepada wanita yang terlihat sangat cantik nan elegan yang memasuki Toko bunga tempat ia bekerja.

Wanita ini tidak menjawab, hanya berlalu seraya melihat-lihat bunga yang ingin ia beli.

"Maaf, Nona muda. Nona Muda cari bunga yang seperti apa?mungkin saya bisa membantu." Sebagai karyawati toko, Kiran kembali menyapa Costumer-nya dengan sangat ramah.

Tetap saja wanita ini masih terlihat angkuh dan tidak peduli dengan Kiran.

Dasar anak orang kaya, sombong,

batin Kiran dengan tetap tersenyum kepada si wanita yang masih sibuk memilih bunga.

Sudah beberapa menit lamanya Kiran mengikuti langkah wanita dihadapannya tapi tidak juga menemukan bunga yang cocok dihatinya.

"Maaf Nona muda kalau saya lancang. Nona muda katakan saja bunga yang seperti apa yang Nona muda inginkan, saya bisa membantu Nona muda mencarikannya. Di toko kami ini, semua bunga tersedia atau katakan saja bunganya untuk siapa? maaf sekali lagi jika saya lancang Nona muda, saya hanya ingin membantu Nona muda." Kiran kembali membujuk wanita tersebut, dia tidak ingin waktunya habis hanya untuk menunggu wanita angkuh seperti ini sementara pengunjung Toko sudah semakin ramai.

"Aku mencari bunga untuk kekasihku,jika perlu bunga terbaik di toko ini," jawab wanita tersebut.

Akhirnya kamu berbicara juga,kenapa tidak sejak tadi kamu mengatakannya,

batin Kiran menggerutu.

"Baik, Nona muda. Tunggulah di sofa itu, saya akan membawakan bunga yang cocok untuk seorang kekasih." Kiran melangkah ke dalam meninggalkan wanita yang sudah membuatnya kesal di pagi-pagi seperti ini.

"Hei, kenapa wajahmu terlihat seperti kanebo keras?" tanya Naina melihat wajah Kiran yang sangat kusut.

"Jangan meledekku, aku sedang melayani costumer angkuh yang sangat menyebalkan," ketus Kiran yang membuat Naina terkekeh.

"Apa wanita yang duduk di sofa itu? tanya Naina.

"Hhhmmm"

"Tadinya aku yang ingin melayaninya tapi kamu lebih dulu, syukurlah." Naina kembali meledek Kiran.

"Aku turut prihatin. Sabarlah, Nona Kiran. Pembeli adalah raja," lanjut Naina yang masih terkekeh dan segera keluar dengan beberapa bunga ditangannya untuk costumer-nya yang lain yang sedang ia layani.

Kiran juga sudah membawa dua bunga di tangannya, satu berwarna merah dan satu berwarna pink soft.

"Permisi, Nona muda," Kiran sudah sampai di hadapan wanita itu dengan dua buket bunga cantik di tangannya.

"Silahkan Nona muda memilih bunganya! ini bunga yang paling cocok untuk seorang kekasih." Memperlihatkan dua buah buket bunga di tangannya.

Wanita tersebut memperhatikan bunga yang dipegang Kiran. Menampakkan raut wajah yang sulit ditebak.

"Apa Nona muda masih tidak menyukainya?" tanya Kiran khawatir. Naina yang berada tepat di belakang Kiran, memperhatikan Kiran dan costumer wanita yang memang terlihat sangat angkuh.

"Aku menyukai keduanya."

Kiran tampak tersenyum mendengarnya.

"Kalau begitu, Nona muda bisa membeli keduanya." Kiran kembali memberikan sarannya.

Tiba-tiba wanita ini tersenyum picik.

"Aku tidak menyangka, toko bunga terkenal seperti ini mempekerjakan karyawati berotak dangkal seperti Anda."

Kiran tersentak mendengar ucapan wanita di hadapannya.

"Mana mungkin aku mengirimkan dua bunga sekaligus," sambung wanita tersebut kesal.

Naina yang sejak tadi mendengarnya, melangkah mendekati Kiran dengan costumer wanita tersebut.

"Maaf, Nona muda. Saya Naina." Memperlihatkan tanda pengenal di sebelah kanan atas bajunya.

"Jika Nona muda menyukai keduanya maka kami bisa menyatukan kedua bunga ini. Warna merah di bagian dalam dan pink soft ini sebagai pemanis disetiap pinggirannya." Mendengar penjelasan Naina, wanita tersebut tampak tersenyum manis.

"Ternyata kamu sedikit cerdas," ujar wanita tersebut kepada Naina

"Kepuasan pelanggan adalah prioritas utama kami," balas Naina.

"Ok, lakukan yang terbaik!"

"Baik, Nona muda," jawab Naina.

"Oiya satu lagi, aku ingin bunga ini diantar saja dan pastikan bunganya sampai ke tangan kekasihku." Wanita tersebut kembali memberi perintah.

"Nona muda tidak usah khawatir, kami sudah punya team khusus untuk bagian pengantaran"

"Tidak, aku tidak mau orang lain mengantarnya. Kalian tidak tahu siapa kekasihku, sangat sulit menemui dirinya." Naina dan Kiran saling menatap, mereka tidak mengerti dengan ucapan wanita tersebut.

"Aku ingin kamu yang mengantarkan bunga ini!" Wanita tersebut menunjuk Naina.

"Aku percayakan kepadamu,"sambungnya lagi dengan sedikit tegas. Wanita ini merasa kalau Naina adalah wanita yang pemberani dan bisa mengantarkan bunga ini.

"Maaf, Nona muda. Akan tetapi, itu bukan pekerjaan saya." Naina mencoba menolak permintaan wanita menyebalkan ini.

"Oh, jadi kamu berani menolak permintaan saya." Nada wanita tersebut semakin meninggi membuat semua orang menoleh kepadanya.

Selfy yang juga mendengar itu segera berlari menghampiri Naina dan Kiran.

"Maaf, saya Selfy. Saya penanggung jawab Toko bunga ini. Katakan apa yang bisa kami bantu?atau pegawai kami membuat kesalahan?" Selfy mencoba berbicara dengan baik kepada wanita dihadapannya.

"Aku ingin bunga pesananku diantarkan langsung oleh gadis ini, aku hanya mempercayakan bungaku kepada dia tetapi dia menolakku."

"Maaf, Nona muda. Saya tidak berhak menolak keinginan costumer, saya hanya mengatakan kalau itu bukan tugas saya." Naina kembali menjelaskan.

Selfy segera memperbaiki keadaan.

"Maaf, Nona muda. Ini bisa kita atur, Anda tidak usah khawatir. Katakan saja, kemana bunga ini akan diantar oleh Naina?" Selfy kembali mencoba menenangkan wanita tersebut. Naina menatap Selfy, sejurus Selfy mengerdipkan mata pertanda setujui saja.

"Bagus, antar bunga ini ke kantor Atmajaya Group. Pastikan bunga ini sampai ke tangan Dennis Atmajaya, kekasihku," tegas wanita tersebut kepada Selfy.

"Beri tahu pegawaimu itu, dia tidak usah khawatir. Jika bunga ini berhasil sampai ke tangan Dennis Atmajaya maka aku akan memberikan dia tip sebesar satu bulan gajinya," sambung wanita itu.

Naina sangat terkejut mendengarnya, jika sesuatu yang berhubungan dengan uang maka ia tidak akan menolaknya.

"Kamu sangat beruntung karena aku memilihmu langsung," ujar wanita itu kepada Naina.

Naina menampakkan senyum indahnya, dia hanya membayangkan uang.

"Tenang saja, Nona muda. Saya jamin bunga Anda akan sampai kepada kekasih Anda itu," balas Naina tersenyum.

"Giliran uang kamu cepat."

jangan lupa tekan like kemudian berikan komentar dan votenya yah❤️

Menjadi Pengantar Bunga

Kiran menepuk lengan Naina.

"Hei, apa kamu tahu siapa yang akan kamu temui? Dennis Atmajaya." Kiran benar-benar tidak yakin kalau Naina akan berhasil menemui langsung direktur tampan itu.

"Aku tidak tahu siapa dia dan aku tidak peduli siapa dia, yang pastinya aku akan mendapatkan tip sebesar satu bulan gajiku. Kamu bayangkan bulan ini aku akan double gaji." suara Naina kegirangan. Dia hanya membayangkan uang untuk membeli obat buat pamannya, biaya sekolah adiknya dan juga biaya kuliahnya.

"Dasar tidak waras, jadi kamu benar-benar tidak tahu siapa Dennis Atmajaya? aku tidak menyangka masih ada orang yang tidak mengenal Dennis Atmajaya." Kiran kembali mengulang pertanyaannya.

Naina hanya mengangguk.

Kiran menepuk keningnya.

"Memangnya dia siapa? kenapa dia terdengar sangat penting?" ujar Naina santai.

"Dia itu kakak dari Azea Ruanna Atmajaya, artis terkenal itu. Dia putra sulung Tuan Atmajaya sekaligus pemimpin salah satu perusahaan Atmajaya Group. Aku berani taruhan kalau kamu tidak akan bisa menemui dia." Kiran menjelaskan sedetail mungkin kepada Naina.

"Wah ... berarti aku akan bertemu dengan orang hebat dong ... tahu begitu tanpa tip-pun aku mau. Tapi eh, uang lebih penting dari apapun." Naina memukul balik lengan Kiran kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.

Waktu terus berjalan, sudah menunjukkan pukul 10.30.

"Hai Maemunah, apa kamu sudah siap mengantarkan bunganya?" tanya selfy dengan buket bunga yang begitu indah di tangannya. Tidak usah tanya harganya, sudah pasti sangat mahal.

"Siap, Bu Selfy. Aku pastikan bunga ini akan sampai ke tangan tuan muda konglomerat itu," balas Naina dengan penuh percaya diri.

"Bagus, sepertinya nona Arumi tidak salah memilihmu." Selfy memberikan buket bunga indah itu ke tangan Naina.

"Oh, jadi nama wanita tadi Nona Arumi."

"Ingat, pastikan kamu yang mengantarnya langsung dan ambil foto tuan Dennis setelah ia menerima bunganya, itu permintaan Nona Arumi tadi," jelas Selfy dengan penuh penekanan.

"Tenang saja, Bu Selfy. Jika saya gagal maka jangan panggil saya Maemunah." Menepuk dadanya dengan penuh percaya diri.

"Ya sudah, berangkatlah! Rudi sudah menunggumu di luar. Jaga bunganya dengan baik!"

"Siap, Ibu Komandan." Memberi hormat kepada Selfy.

"Dasar keterlaluan, aku bukan polisi." Hendak memukul Naina tapi sejurus Naina sudah jauh dari hadapannya.

Selfy hanya tertawa melihat tingkah lucu Naina.

"Semoga kamu berhasil, Maemunah. Aku tahu kalau kamu sangat membutuhkan uang," lirih Selfy seraya tersenyum menatap Naina yang sudah keluar dari pintu kaca.

***

"Apa kamu yakin akan berhasil menemui Dennis Atmajaya?" tanya Rudy dari balik kemudi mobil box pengantar bunga yang sudah didesain dengan suhu yang sesuai untuk bunga-bunga yang akan diantarkan agar tetap fresh.

"Sejak tadi pertanyaan semua orang seperti itu, kenapa kalian tidak yakin dengan diriku." Naina masih tetap percaya diri dengan bunga dipangkuannya. Bunga ini tidak ia gabung dengan bunga lain di box belakang karena bunga ini sejak awal memang sudah menjadi amanah besar baginya.

"Yah ... aku percaya dengan kemampuan dan acting yang kamu miliki, tapi menemui tuan Dennis itu tidak semudah yang kamu bayangkan."

"Selama dia masih bernafas dengan udara yang sama denganku maka tidak ada yang tidak sulit bagiku untuk menemui orang tersebut." Apapun yang orang katakan, Naina tetap dengan percaya dirinya.

"Aku suka dengan percaya dirimu. Ok Maemunah, kita sudah sampai." Mobil box bertuliskan Beauty Flowers tersebut sudah masuk ke halaman parkir gedung pencakar langit milik Atmajaya Group.

"Hei, apa aku sudah terlihat cantik?" Naina merapikan sedikit rambutnya di hadapan Rudi.

"Apa maksud pertanyaanmu? apa kamu ingin menggoda direktur tampan itu?"

"Ah, mungkin saja dia bisa jatuh cinta padaku." Naina masih sempat membuat lelucuan kecil.

"Awas saja kalau dia berani jatuh cinta kepadamu, aku akan menghajarnya," balas Rudi tertawa.

Naina memukul lengan Rudi.

"Dasar tidak waras, mana mungkin dia mencintai wanita seperti diriku." Naina segera turun dari mobil Box tersebut.

Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, Naina. Kamu wanita yang cantik dan sangat baik, bisa saja dia akan mencintaimu,

batin Rudi dan segera ikut turun dari mobil.

Mereka berdua sudah masuk ke pintu kaca.

"Aku menunggumu di lobby saja, jangan lama-lama. Semoga berhasil!" Rudy segera duduk di sofa yang berada di lobby.

Naina melanjutkan langkahnya, tiba-tiba ia ditahan oleh dua orang security yang berdiri tidak jauh dari pintu kaca tempat ia masuk.

"Maaf, Nona. Ada yang bisa kami bantu?" tanya salah satu security.

"Kenalkan, saya Naina dari toko bunga Beauty Flowers." Memperlihatkan ID Cardnya dari tas kecil yang ia kalungkan di dadanya seperti abang parkir.

"Saya ke sini untuk mengantarkan bunga kepada tuan Dennis Atmajaya."

Kedua security melihat buket bunga yang berada ditangan Naina.

Kedua security ini saling menatap setelah melihat nama sang pengirim bunga.

'Arumi'

"Mari kami antar Nona ke ruangan sekretaris Tuan Muda."

"Tapi aku diperintahkan langsung untuk memberikan bunga ini kepada tuan Dennis Atmajaya."

"Sebelum memasuki ruangan tuan muda, Nona harus melapor dulu kepada ibu Via."

"Baik," jawab Naina dan langsung mengikuti kedua security tersebut memasuki lift.

Suara lift terbuka, mereka sampai ke sebuah ruangan dimana seorang wanita yang kira-kira berusia 35 tahun sama seperti Selfy.

"Permisi." Kedua security mengetuk pintu ruangan sekretaris Via.

"Masuk!" seru seorang wanita dari dalam ruangan.

Naina dan kedua security tersebut masuk ke ruangan sekretaris Via.

"Maaf, Bu. Gadis ini dari toko bunga Beauty Flowers, dia ingin menemui tuan muda untuk mengantarkan buket bunga" kedua Security menjelaskan kepada sekretaris Via.

"Dari siapa bunganya?" tanya sekretaris Via.

"Nona Arumi, Bu," jawab Naina.

"Arumi." Sekretaris Via tertegun mendengarnya.

"Maaf, tidak ada celah buat gadis itu di kantor ini apalagi untuk berhubungan langsung dengan tuan muda. Itu pesan dari sekretaris pribadinya dan tidak ada yang bisa menentang itu," jelas Via kepada Naina.

"Nona sudah mendengarnya. Mari, Nona. Silahkan keluar!" kedua security mempersilahkan Naina keluar.

"Tidak." Naina maju mendekati sekretaris Via.

"Saya mohon kepada Anda, izinkan saya menemui tuan muda. Saya tidak tahu hubungan tuan muda dengan wanita itu tapi saya harus menemuinya karena ini adalah amanah besar yang di berikan kepada saya dan ini menyangkut pekerjaan saya. Saya mohon kepada Anda, Ibu Sekretaris," rengek Naina kepada Via.

"Maaf, ini juga menyangkut pekerjaan kami dan bunga Anda tetap tidak bisa sampai ke tangan tuan muda," sambung Via yang sudah mendapat pesan dari sekretaris Ben, sekretaris pribadi Dennis yang sudah memberi pesan tegas bahwa apapun yang menyangkut dengan Arumi tidak akan bisa memasuki kantor ini.

"Ternyata memang sulit menemui dirimu, Tuan muda," batin Naina seraya berfikir.

Tiba-tiba dia duduk di kursi di depan meja sekretaris Via dan langsung saja ia memasang wajah sedihnya.

"Kenapa kalian begitu tega kepadaku, saya ini hanya seorang yatim piatu, pekerjaanku sedang dipertaruhkan pada bunga ini. Jika saya kehilangan pekerjaan, maka saya akan hidup di jalanan dengan adik dan keluarga saya yang lain." Naina mengeluarkan acting sedih terbaiknya dihadapan Via dan kedua security itu.

"Saya adalah tulang punggung di keluargaku," sambungnya dan langsung mengeluarkan air matanya dengan paksa.

Aku mohon percayalah dengan kebohonganku kalau aku akan dipecat,

batinnya sembari sesekali melirik Via.

"Ahhh ... kenapa malah jadi dramatis begini. Tunggulah, aku akan menghubungi ruangan Tuan muda," gerutu Via yang juga merasa iba dan mengambil telefon di atas mejanya kemudian menyambungkan ke ruangan Dennis.

"Halo,Tuan muda. Maaf Tuan muda, di sini ada wanita pengantar bunga yang ingin masuk ke ruangan anda." suara Via yang sepertinya sudah tersambung.

"Dari Nona Arumi, Tuan muda. Kami sudah melarangnya tetapi wanita ini terus memohon kepada kami." Itu yang Naina dengar, dia tidak bisa mendengar suara Dennis dari sana.

Naina berdiri dari duduknya dan langsung saja ia berteriak.

"Tuan muda yang baik hati, saya mohon kepadamu izinkan saya menemuimu. Pekerjaanku sedang di pertaruhkan oleh bungamu ini, Tuan muda," teriak Naina yang membuat Via dan kedua security terkejut.

"Hei, Anda sudah tidak sopan berbicara seperti itu kepada tuan muda," bentak security kepada Naina.

"Saya tidak peduli. Memangnya kalau saya kehilangan pekerjaan,apa kalian akan mau menanggung hidupku dengan keluargaku?" teriak Naina lagi agar Dennis mendengarnya.

"Baik, Tuan muda," terdengar suara dari sekretaris Via dan langsung menutup telefonnya.

"Sepertinya dewi fortuna sedang berpihak kepada Anda, ayo ikut denganku ke lantai atas," ucap Via dan melangkah menuju lift.

Naina sangat kegirangan, sepertinya ia berhasil untuk menemui tuan muda Dennis Atmajaya. Segera ia mempercepat langkahnya mengikuti Sekretaris Via.

"Aku akan mendapat tip, yesss." Suara kecilnya seraya berjalan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!