...Menceritakan tentang kisah cinta seorang kakak kepada adiknya....
Ma Jiaqi adalah laki-laki yang terlahir dari keluarga bermarga 'Ma' yang memiliki anggota keluarga yang bisa di bilang cukup harmonis. Ma Jiaqi juga memiliki sifat pendiam yang telah di milikinya sejak lahir. Namun sifat pendiam ini tidak berlaku kepada anggota keluarga seperti Papa, Mama, dan juga adiknya.
Papanya bernama Ma Alexander. Dia adalah seorang papa yang tangguh dan juga memiliki sifat humoris terhadap keluarganya. Dia juga selalu menyempatkan waktunya untuk keluarga dan tentunya sama mama istri nya. Mamanya sendiri bernama Lina Safitri yang merupakan sosok mama penyayang, lemah lembut dan juga selalu mengutamakan suami dan anak-anak nya.
Namun ... karena pekerjaan yang mereka geluti membuat kedua orang tua Jiaqi harus meninggalkan kedua anak-anaknya. Sehingga di rumah hanya ada Jiaqi dan adiknya.
Ma Jiaqi memiliki seorang adik perempuan yang bernama Ma Wati. Dia adalah sosok adik yang baik hati, tegar, Sabar, dan selalu mementingkan perasaan orang lain daripada dirinya sendiri. Dan karena sifat yang di miliki adik perempuannya inilah, yang membuatnya menaruh hati kepada sang adik.
...
Awalnya... Jiaqi mengira bahwa laki-laki itu hanya menyayanginya karena dia adik kandungnya. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, hingga pada akhirnya Jiaqi menyadari bahwa dirinya menyayangi Wati bukan seperti menyayangi layaknya seorang kakak terhadap adiknya. Melainkan karena laki-laki itu mencintainya sebagai sosok orang lain.
Tidak lupa juga, Jiaqi memiliki sahabat sejak kecil yang selalu ada di kala butuh. Dia adalah Tony Anggara, dia juga yang selalu memberikan nasehat baik tentang masalah perasaannya pada Wati.
"Apa kau akan terus menyimpan perasaan mu?"
"Aku tidak tau, a-aku takut dia akan menjauhiku," ucapnya lirih. Jiaqi hanya menundukkan kepalanya saat Ia tidak tau apa yang akan dibuat nya.
"Jiaqi. Aku tau perasaan mu, mungkin di sini kau memang salah karena sudah mencintai adikmu sendiri. Tapi kau juga harus ingat! jika kau tidak memberitahukannya tentang perasaan mu yang sebenarnya, itu sama saja kau melukai hatimu sendiri," ucap Tony. Dia mengerti tentang bagaimana sakitnya Jiaqi saat menghadapi masalah cinta, yang seharusnya tidak boleh terjadi.
***
"Kak, kakak sudah pulang?" ucapnya.
"Emm, kau sedang apa? kenapa tidak di kamar?"
"Aku sengaja menunggu kak Jiaqi."
"Hmm, menungguku? ada apa Wat?" tanya Jiaqi. Pada sang adik yang bernama Wati itu.
"Aku cuma ingin mengajak kakak makan malam di luar nanti, apa kak Jiaqi bisa?" tanyanya.
Jiaqi menampilkan senyuman khasnya, lalu mengangguk, "Iya. Kakak mau."
"Oke! kalau begitu aku ke kamar dulu ya, kakak segera lah pergi mandi agar rasa lelahnya cepat hilang." Ujarnya. Wati pun berlari kecil menuju kamarnya yang di ikuti oleh arah pandang Jiaqi dari bawah. "Kakak memang lelah dek... Lelah karena menyimpan rasa ini."
Bersambung..
*****
...Ma Jiaqi....
...Anak pertama dari dua bersaudara....
...Memiliki adik bernama Wati....
...Mencintai adiknya sejak 10 tahun lalu....
...Merupakan sahabat Tony....
...Ma Wati....
...Adik terakhir dari dua bersaudara....
...Memiliki kakak bernama Jiaqi....
...Menyukai Roy kakak kelasnya, yang merupakan 1 kelas dengan Jiaqi....
...Memiliki sahabat bernama Dimas....
...Tony Anggara....
...Anak sulung....
...Memiliki sifat cuek dan dingin....
...Orang pertama yang mendengarkan masalah cinta Jiaqi....
...Merupakan sahabat karib Jiaqi....
_____________________________________________
Cerita ini merupakan cerita tentang anak muda, Persahabat yang mengalami permasalahan dalam dunia cinta yang membuat mereka tau arti sebuah pengorbanan dan juga sebuah kesakitan hati yang mendalam.
****
Jangan lupa untuk tinggalkan like, komen dan vote kalian jika kalian menyukai cerita ini. 💗💗💗
Hari pun kini mulai malam dimana seorang Ma Jiaqi tengah memilih milih baju untuk Ia kenakan saat keluar bersama sang adik nanti. Laki-laki berparas tampan nan tinggi itu sedang kebingungan memilih baju apa yang akan Ia pakai. "Emm... Aku harus pakai baju apa?" ucap Jiaqi disela-sela kesibukannya mencari baju.
Hingga beberapa saat suara ketukan pintu pun terdengar dari arah pintu kamarnya.
Tok... tok... tok...
Laki-laki itu mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Dia tau siapa yang mengetuk pintu kamarnya. Siapa lagi kalau bukan Wati sang adik karena di rumah itu hanya ada mereka berdua. Tanpa menunggu lama Jiaqi pun segera berjalan menuju ke arah pintu untuk membukanya.
Ceklek... nampak Wati tengah berdiri tepat di depan pintu kamarnya dengan menampilkan senyumannya, "Kak Jiaqi, sudah selesai belum?" ucap gadis itu.
"Ah, be-belum. Kamu membuat kakak kaget saja." Ucapnya dengan sedikit gugup. Bagaimana tidak? sosok di hadapannya ini terlihat sangat cantik dengan balutan baju berwarna hitam dan jeans biru yang sesuai dengan gadis itu. Sangat cantik.
Tanda sadar sedari tadi sang adik tengah mengibas-ngibaskan tangannya ke arah Jiaqi yang tengah menatapnya tanpa berkedip. "Halo... kak Jiaqi?"
Akhirnya, laki-laki itu pun terkesiap dan tersadar dari lamunannya. "Ah, it-itu kamu tunggulah diluar!! ka-kakak sebentar lagi si-siap kok." ucapnya terbata-bata.
Gadis itu hanya mengernyitkan dahi. "Tapi kakak... kenapa kok mukanya memerah gitu? Kakak sakit?" ucap Wati.
Mendengar ucapan sang adik Jiaqi menyentuh pipinya, "Ah... Enggak kok! Kakak baik-baik saja. Ini... ini karena AC kakak rusak. Yah! AC ka-kakak lagi rusak." Ucapnya gelagapan Jiaqi benar-benar di buat salah tingkah oleh adiknya sendiri entah kenapa saat berhadapan langsung dengan Wati. Jiaqi akan terlihat gugup apa lagi malam ini Wati terlihat sangat cantik di matanya.
"Emm begitu, tapi jika kakak lagi sakit kakak di rumah saja!! Aku gak apa-apa kok pergi sendiri," ujar Wati dia sangat mengkhawatirkan sang kakak Ia tidak ingin Jiaqi jadi sakit karena ajakannya. "Enggak kok, Kakak tidak apa-apa sungguh! Yaudah adek tunggu di ruang tamu dulu ya! Kakak mau ganti baju dulu." Jiaqi pun langsung menutup pintu kamarnya.
"Haaaiiiis!!! Aku mohon jangan sekarang." keluh Jiaqi saat memegangi jantungnya yang tidak bisa berhenti berdegup kencang sejak awal membuka pintu tadi. Jiaqi pun segera mencari baju yang akan Ia pakai, agar adiknya tidak terlalu lama menunggunya.
***
"Dek...!"
Wati yang sedari tadi memainkan ponselnya mengalihkan pandangannya ke arah Jiaqi, gadis itu langsung lalu berdiri. "Yuk!!"
Jiaqi mengangguk. "Emm..."
Beberapa saat kemudian, mereka pun tiba di sebuah rumah makan sederhana. Wati sengaja memilih tempat itu, karena menurutnya makanannya enak-enak. "Kakak mau pesan apa?" tanya Wati saat memilih-milih di daftar menu.
"Terserah! Kakak ngikut aja apa yang kamu ingin pesan," balas Jiaqi. Sang adik hanya manggut-manggut tanda mengerti. Wati pun memesan beberapa makanan yang menurutnya sangat menggugah selera.
Beberapa menit kemudian makanan yang di pesan pun datang.
Wati sudah kegirangan saat melihat aneka makanan yang di pesannya sangat terlihat enak. Ia pun segera menyantapnya, sehingga tidak menyadari bahwa Jiaqi diam-diam tengah menatapnya dengan pandangan sulit diartikan.
'apakah suatu saat nanti, kakak bisa memiliki mu dek?' batin Jiaqi. Laki-laki itu menundukkan kepalanya dengan senyum kegetiran.
Sang adik yang menyadari bahwa kakaknya belum menyentuh makanannya pun bertanya, "Kakak gak makan?" ucapnya. Yang di balas dengan senyuman tipis oleh sang kakak. "Iya, ini kakak mau makan kok."
Wati menatap ke arah Jiaqi. Ia merasa sang kakak aneh, sejak memasuki rumah makan tersebut.
"Kak...?"
"Emm."
"Kak Jiaqi lagi ada masalah ya?" tanyanya hati-hati.
Jiaqi menggeleng, "Tidak!"
Wati pun mengangguk, gadis itu nampak lega saat mendengar jawaban dari Jiaqi, "Kenapa?" tanya Jiaqi.
"Tidak apa-apa." balas Wati tersenyum.
***
Mereka pun akhirnya selesai dan menuju ke kasir untuk membayar makanan yang mereka telah pesan tadi. "Dek... kamu ke mobil duluan ya!! Kakak mau ke toilet sebentar," ucap Jiaqi yang disetujui oleh Wati. Wati pun meninggalkan Jiaqi di kasir saat laki-laki itu sedang membayar makanannya. Setelah selesai membayar Jiaqi segera menuju ke toilet.
Saat hampir sampai di toilet Ia tak sengaja menabrak seseorang, "Ah maafkan aku ... aku tidak sengaja," ucap Jiaqi. saat melihat seorang gadis sudah terjatuh di lantai. Gadis itu pun mengangkat kepalanya, dan segera menggelengkan kepalanya cepat, "Ah, tidak apa-apa."
"Mari aku bantu," ucap Jiaqi ia mengulurkan tangannya ke arah gadis yang tak sengaja di tabrak-nya.
Gadis berkulit pucat itu pun meraih uluran tangan Jiaqi dan segera bangkit dengan bantuan laki-laki di hadapannya. "Apa kamu terluka?" tanya Jiaqi saat gadis itu menatapnya.
"Ah ti-tidak... ak-aku tidak apa-apa." balasnya gugup.
"Syukurlah. maaf atas kejadian barusan... Aku sungguh tidak sengaja," kata Jiaqi kembali sambil membungkukkan badannya tanda meminta maaf. Dan berniat untuk pergi dari tempat itu karena Laki-laki itu tidak ingin Wati menunggunya terlalu lama.
"Tu-tunggu!!" suara gadis itu kembali menghentikan langkah kaki Jiaqi. Jiaqi membalikkan badannya dan menatap gadis itu dengan tatapan tanya?
"Ak-aku Menik... Menik Kumalasari." ucapnya. sambil mengulurkan tangannya ke arah Jiaqi.
Jiaqi melirik ke arah tangan tersebut entah ada angin apa yang merasuki gadis di depannya ini, gadis yang tak sengaja di tabrak-nya beberapa menit yang lalu, menyebutkan namanya.
'Apakah maksudnya dia ingin berkenalan?' batin Jiaqi. Jiaqi pun meraih jabat tangan gadis tersebut, "Ma Jiaqi." ucapnya singkat. Jiaqi pun berlalu meninggalkan gadis itu yang masih berdiam diri tanpa mengalihkan pandangannya ke arah pemuda bertubuh jangkung itu.
Degh~
Apa ini? kenapa tiba-tiba jantungku berdegup sangat kencang?" batinnya.
****
"Kakak dari mana saja kok lama?" tanya Wati saat Jiaqi sudah memasuki mobilnya.
"Maafkan kakak, tadi kakak tidak sengaja menabrak seseorang." Ucap Jiaqi jujur.
"Benarkah? Apa kakak terluka? Terus bagaimana dengan orang yang kakak tabrak apakah dia baik-baik saja?" tanya Wati dengan berbagai pertanyaan. Jiaqi yang mendengar celotehan adiknya tersenyum tipis, "Kakak tidak apa-apa, tidak ada yang terluka juga." ucap Jiaqi, membalas pertanyaan gadis mungil kesayangannya.
"Syukurlah aku lega dengarnya kak."
****
Mobil yang di kendarai Jiaqi akhirnya sampai di pekarangan rumah mereka. Jiaqi mematikan mesin mobilnya dan melihat ke arah sang adik yang ternyata sudah tertidur pulas. Jiaqi tersenyum dan segera keluar membuka pintu di sebelahnya lalu mengangkat Wati yang tertidur secara pelan-pelan agar tak membangunkan sang adik.
Sesampainya di kamar Jiaqi membaringkan tubuh gadis itu dan menyelimutinya hingga leher. Jiaqi menduduki tubuhnya di dekat sang adik, membelai lembut rambut sang adik dan menatap wajah teduh Wati lamat-lamat. Dirinya teramat sangat menyukai wajah gadis di hadapannya ini."Kakak sangat mencintai mu dek." Ucap Jiaqi lirih dengan suara bergetar matanya mulai berkaca-kaca Namun Ia tahan agar tidak terjatuh.
Sakit ... rasanya sungguh sakit.
Namun, Ia tau hal itu tidak akan bisa terjadi. Meski bagaimana pun Wati adalah adiknya ia tidak mungkin terus menerus seperti ini terhadap sang adik. Tapi Ia juga tidak bisa membohongi perasaannya.
Jiaqi mendekatkan wajahnya ke arah wajah sang adik yang tengah tertidur pulas. mengikis jarak diantara keduanya Jiaqi pun mulai menutup matanya yang dialiri air mata yang Ia tahan sejak tadi.
Bersambung...
Apa yang akan terjadi setelahnya? Apakah Jiaqi benar-benar akan melakukannya? Nantikan kelanjutannya di episode Berikutnya.
***
Jangan lupa tinggalkan like, komen dan rate-nya ya, Terimakasih. 💗💗
Matahari pun mulai menampakkan sinarnya, yang pada awalnya bersembunyi di balik kegelapan malam. Seorang gadis yang tengah tertidur pulas di atas kasur kesayangannya, menggeliat karena cahaya matahari pagi yang menembus jendela kamarnya. Ia pun terbangun dan melihat ke arah jam yang terdapat di sebelah meja tempat tidurnya. Jam sudah menunjukkan pukul 06:12, gadis itupun langsung berdiri untuk menuju kamar mandi.
15 menit kemudian...
Gadis itu pun selesai, dan melanjutkan memakai seragam sekolah nya. Hari ini gadis remaja bermarga 'Ma' tersebut hanya memakai riasan ringan seperti biasanya. Lalu segera memasukkan buku-buku beserta peralatan yang digunakan untuk hari ini. Adik dari Jiaqi itupun langsung keluar menuju ruang meja makan.
"Selamat pagi kak...." sapa Wati pada Jiaqi kakaknya yang masih bergelut dengan peralatan di dapur. Wati duduk di meja makan dan memerhatikan sang kakak yang begitu sangat cocok menggunakan celemek berwarna pink itu.
"Pagi juga dek... ini makanlah...." ucap Jiaqi.
"Emm... Kakak juga." balasnya. yang diangguki oleh sang kakak.
"Huaaaaaa... Enak sekali." ucap Wati, saat gadis itu memakan masakan Jiaqi.
"Makanlah yang banyak, itu kakak masakan spesial untukmu." ucap Jiaqi.
Wati mengangguk, "Terimakasih kak karena sudah memasakkan nasi goreng ini, ini enak sekali." ucap Wati lagi. sambil mengunyah nasi goreng buatan kakaknya, "Alangkah beruntungnya, gadis yang bisa mendapatkan kakak." Imbuhnya lagi.
Jiaqi menghentikan acara makannya saat mendengar ucapan Wati. Mungkin ini terdengar bagus di mata sang adik, tapi tidak dengannya. Ia justru merasa sedikit kecewa.
"Apa kakak memiliki orang yang di sukai?" tanya Wati, saat gadis itu sedang melirik laki-laki yang sedang menunduk di depannya.
Jiaqi mengangkat kembali kepalanya, dan melihat Wati yang juga sedang melihatnya, "Mungkin...."
"Hah? jadi kakak beneran punya orang yang di sukai?" ucap Wati, tak percaya.
"Tapi kakak tidak tau, apakah orang itu juga menyukai kakak." balas Jiaqi.
"Apa kakak sudah menyatakan perasaan kakak kepada gadis beruntung itu?" tanya Wati lagi.
"Bagaimana bisa kakak menyatakan perasaan ini dek, kakak takut dia akan menjauhi kakak setelah dia mengetahuinya."
"Aisshhh... Jangan langsung beranggapan begitu, kakak kan belum mencobanya. Aku sangat yakin gadis itu juga menyukai kakak," ucap Wati. mencoba meyakinkan kakaknya.
"Benarkah?" ucap Jiaqi, menampilkan senyuman getir.
"Tentu saja benar... Kakak ku kan sangat tampan, banyak penggemarnya juga. Hehehe tapi kalau boleh tau siapa gadis beruntung itu? apakah dia ada di sekolah kita?" Wati seakan-akan sedang menebak.
Braakk...
Suara gebrakan yang baru saja Jiaqi lakukan membuat Wati terkejut, "Kak...!"
"A-ah, maaf dek... Kakak tidak bermaksud mengagetkan mu, tapi sebaiknya kita segera berangkat nanti telat!" ucap Jiaqi. Laki-laki itu langsung meninggalkan ruang meja makan.
Wati yang masih terdiam di ruang makan hanya berucap, "Oh, o-oke."
***
Wati segera menghampiri kakaknya yang sudah menunggunya di luar, "Kak...?"
"Ayo!! Nanti keburu telat!"
"Kak, bisakah kita naik bus saja? Aku hanya tidak ingin naik mobil!" ucap Wati.
Jiaqi terdiam sejenak, "Baiklah... Ayo kita naik bus,"
...
Jiaqi dan adiknya sudah berada di dalam bus, dengan Wati yang terlihat sangat senang saat memandangi pemandangan luar dari arah jendela, "Dek...?"
Gadis itu menoleh, "Iya kak?"
"Maaf soal tadi," Ucap Jiaqi, Ia merasa sangat menyesal atas perlakuannya tadi.
Gadis itu hanya tersenyum, "Tidak apa-apa. Seharusnya aku yang meminta maaf kepada kakak, karena sudah membuat kakak tidak nyaman atas pertanyaan ku," ujar Wati.
Jiaqi tersenyum, Ia pun mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan memasang earphone di telinganya. Namun beberapa saat kemudian, tiba-tiba Wati menyenderkan kepalanya di pundak Jiaqi karena gadis itu tertidur. Jiaqi yang melihat itu, langsung melepaskan earphone yang terpasang di telinganya dan membenarkan posisi tidur sang adik, agar tidak membuatnya sakit. Jiaqi memandangi wajah Wati, Ia pun mengingat hal semalam.
Malam Sebelumnya..
Jiaqi mendekatkan wajahnya ke arah wajah sang adik yang tengah tertidur pulas. mengikis jarak diantara keduanya, Jiaqi pun mulai menutup matanya yang dialiri oleh air matanya yang Ia tahan sejak tadi.
Dekat... dan semakin dekat....
"Aissshhh... Apa yang kamu lakukan Jiaqi, dia adikmu!! Sadarlah!!" gumam Jiaqi dalam hati.
Jiaqi pun yang sudah merasa hawa panas menyerangnya, ia pun hanya mendaratkan ciuman pada kening sang adik, lalu beranjak pergi menuju kamar miliknya, seraya mengusap air mata yang mengalir di pipinya.
Deg!! Deg!! Deg!!
Setelah sampai pada kamarnya, ia pun mengelus dadanya yang sedari tadi berdebar....
Kembali ke cerita tadi.
Jiaqi tidak tau apa yang akan terjadi pada malam itu jika, dirinya hampir tidak bisa mengontrol perasaannya. Jiaqi mencoba mengalihkan pandangannya ke arah lain, untuk menghindari pandangannya terhadap Wati.
***
"Kakak, aku masuk ke kelas dulu ya," ucap Wati, pada saat dirinya telah sampai di depan pintu kelasnya bersama Jiaqi yang mengantarkannya.
Jiaqi pun mendekat dan mengusap rambut adiknya lembut, "Belajarlah dengan giat!!" ucapnya.
Wati menganggukkan kepalanya, "Emm...,"
Wati pun masuk ke dalam kelas, sedangkan Jiaqi masih tetap berada pada posisi nya untuk memastikan bahwa Wati akan nyaman di kelasnya. karena gadis itu baru 1 bulan berada di sekolah tersebut.
"Jiaqi...?"
Jiaqi menoleh ke arah suara yang memanggil namanya, "Tony... Baru sampai?"
"Em... Baru saja, kamu ngapain disini?" tanya Tony, pada sahabatnya. Ia pun melirik ke dalam kelas, "Ah, mengantarkan adikmu ternyata," ucapnya lagi.
Jiaqi mengangguk, "Em...,"
"Ke kelas yuk!!" ajak Tony.
Tony dan Jiaqi pun, menuju ke kelasnya yang berada agak jauh dari tempat kelas Wati, karena Jiaqi dan Tony merupakan anak tahun ke 3 di sekolahnya, yang juga merupakan (Senior) Wati adiknya.
***
"Kau, kenapa?"
"Ton... Semalam aku...,"
Tony, menghentikan langkahnya menatap Jiaqi dengan penuh tanya, "Kenapa? Apa ini tentang adikmu?"
"........"
"Ada apa, Jiaqi?"
"Semalam aku hampir menciumnya."
"Aiisshhh, sudah kuduga... Kau tidak bisa mengendalikan perasaanmu ya?" ucap Tony, Ia menggeleng-gelengkan kepala. Ia hanya tidak habis pikir tentang jalan pikiran sahabatnya ini. Sebesar itukah perasaannya pada sang adik? Hah... Ia pun menepuk pundak sahabatnya, "Jiaqi, aku tau perasaan mu terhadapnya. Tapi kau juga harus ingat!! dia adikmu!" ujar Tony, mengingatkan.
"Aku, tau."
"Haaaaah," suara nafas kasar, keluar dari arah Tony.
***
Kring... kring...
bunyi bell telah terdengar, menandakan bahwa waktu istirahat telah tiba.
"Kamu, mau kemana?"
"Ke kelas adekku... Aku mau mengajaknya makan di kantin," ucap Jiaqi, saat Tony bertanya.
"Jiaqi...!"
"Aku, tau ton... Kau jangan khawatir," ucap Jiaqi. dan segera meninggalkan sahabatnya yang masih memandanginya.
"Ck, anak itu." ucap Tony kesal.
....
Bruuk...
"Auw...," di saat bersamaan, Jiaqi yang berniat ke kelas adiknya harus ia urungkan sebentar karena dirinya tidak sengaja menabrak seseorang, "Ah, maafkan aku. Aku tidak sengaja."
'Suara ini, aku mengenalnya.' batin orang itu. Ia pun mendongakkan kepalanya, untuk memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar, "Ma Jiaqi?" tanya gadis itu.
Jiaqi mengernyitkan dahinya, karena orang di hadapannya tau namanya, "Kau, mengenalku?" balas Jiaqi bertanya.
Orang yang tak sengaja di tabrak-nya itu segera berdiri dan langsung memeluk laki-laki itu, "Aku merindukan mu." ucap orang itu yang merupakan seorang gadis. Jiaqi yang terkejut atas perlakuan gadis di hadapannya yang secara tiba-tiba memeluknya... Ia pun langsung melepaskan pelukan itu secara sepihak.
"Kau siapa?" tanya Jiaqi dengan suara agak keras.
"Ini aku, Menik. Orang yang kemarin tidak sengaja kau tabrak di rumah makan (Sudarti)," ucap Menik menjelaskan.
Jiaqi mengingat-ngingat, "Lalu, kenapa kau memelukku dan mengatakan bahwa kau merindukanku?" tanya Jiaqi, dengan muka datarnya.
Gadis di hadapannya menunduk, "Ka-karena aku me-menyukaimu," ucap gadis itu dengan gugup.
Jiaqi, yang mendengar ucapan gadis itu tak sedikitpun merasa kaget, yang ada ia tak memperlihatkan reaksi apa-apa.
"Menik, kau kemana saja? aku mencari mu kemana-ma-" ucapan terpotong itu terdengar dari arah belakang gadis yang bernama Menik itu. Jiaqi yang mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara, dan kembali melirik gadis di depannya dan mengatakan, "Maaf, aku harus pergi!!" Jiaqi pun segera pergi meninggalkan Menik yang memanggil-manggil namanya, "Kak, tu-tunggu!!"
"Iyaaaaaak!! Menik. Ada hubungan apa antara kau dan senior kita?" tanya salah satu sahabat Menik.
"Tidak, ada,"
"Benarkah? Tapi rasanya ada bau-bau orang jatuh cinta disini,"
"Hehehe, apa sih kalian. Aku gak ada apa apa sama kakak itu beneran kok Dewi, Whid," ucap Menik, dengan malu-malu.
"Emm...,"
"Tapi aku setuju saja sih, kalau kau memang menyukainya, kak Jiaqi juga keliatannya orangnya baik... Yah! meskipun dia terlihat dingin dan pendiam," ucap Dewi.
"Eoh, kita juga tidak pernah melihat dia bergaul sama anak-anak lain. Dia hanya dekat dengan sahabatnya kak Tony yang juga merupakan seseorang yang sangat dingin," tambah Whidie.
"Katakan saja kepadanya jika kau memang sungguh menyukainya nik!" kata Dewi.
"Apa, kak Jiaqi belum memiliki kekasih?" tanya Menik melihat ke arah teman-temannya. Ia benar-benar ingin mengenal orang yang ditemuinya kemarin malam, sekaligus yang membuatnya merindukan sosok laki-laki itu.
"Aku dengar dari teman sekelasnya, dia belum memiliki kekasih kok." balas Dewi.
"Ya gimana kak Jiaqi mau punya kekasih coba dew, dia saja hanya menghabiskan waktunya bersama dengan adik perempuannya." ucap Whidie.
"Kak Jiaqi, memiliki adik perempuan? apakah adiknya juga bersekolah di SMA ini?" tanya Menik penasaran.
"Iya...," jawab sahabat Menik serempak.
Menik menyunggingkan senyuman yang sulit diartikan.
'Apakah ini pertanda bahwa aku akan memiliki kesempatan untuk mendekati kak Jiaqi?' batinnya.
Bersambung..
Jangan lupa tinggalkan like, komen dan rate kalian ya, biar aku lebih semangat lagi dalam membuat cerita ini, Terimakasih. 😍💗💗
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!