NovelToon NovelToon

Pengagum Rahasia Jadi Pasangan Mafia

Episode 1 - Sekolah Baru

Aku Belinda Olivia Nugraha biasa dipanggil Olive. Anak kedua dari dua bersaudara, punya kakak bernama Anindito Belden Nugraha biasa dipanggil Kak Belden. Aku dan keluarga tinggal di sebuah komplek yang lumayan elite dikalangan atas yaitu Gardenia Residence baru beberapa hari ini. Aku akan masuk ke sekolah yang baru dengan lingkungan yang baru juga.

Pagi itu, sekolah ramai karena berita akan kedatangan murid baru untuk kelas 10 semester 2. Olive berjalan melewati lorong sekolah menuju ruang kepala sekolah yang berada tepat di setelah ruang aula. Namun tiba-tiba ada yang berlari dari belakang dan tidak sengaja menabrak pundak Olive hingga jatuh terduduk. Olive mengira bahwa mungkin yang menabraknya akan meninggalkannya begitu saja seperti sekolah sebelum nya.

Olive datang kesekolah sudah menggunakan seragam sekolah tersebut. Saat Olive berusaha untuk berdiri tak disangka ada uluran tangan di depannya. Olive mendengakkan wajahnya dan membaca kartu nama yang tertera di kantong baju.

'Alden Camilo Fausta - XI 2' Bathin Olive.

"Hei, lu nggak apa?" Tanya orang itu masih mengulurkan tangannya.

Dengan cepat Olive sadar dari lamunannya dan menggeleng lalu menerima uluran tangan lelaki itu kemudian dibantu berdiri.

"Lu, anak baru ya? Kayaknya gue belum pernah lihat lu deh." Ucap lelaki itu dan Olive mengangguk.

"Iya kak, aku murid pindahan." Sahut Olive sopan.

"Ouh, yaudah. Maaf ya dan duluan bentar lagi bel." Ujar lelaki itu sambil berlari meninggalkan Olive yang masih berdiri terpaku ditempat.

Tetttt!!!

Olive sadar dari lamunan dan langsung menuju ruang kepala sekolah sekaligus ruang guru.

"Permisi." Ucap Olive sopan.

"Ouh, kamu olive ya? Ini kartu nama kamu dan langsung ikut bu sarah ke kelas." Ujar pak firman selaku kepala sekolah yang kebetulan sedang ada di ruang guru.

"Baik pak." Sahut Olive sopan.

Olive bisa dibilang murid yang culun, tidak. Sebenarnya dia berpura-pura culun. Olive anak kutu buku dan selalu berada di perpustakaan jika di sekolahnya yang lama. Tetapi sekarang ia merubah itu semua. Ketika melewati koridor kelas para murid kelas 10 terpesona dengan kecantikan Olive. Mereka seperti berharap jika Olive akan berada di kelas mereka namun ternyata Olive masuk di kelas X-2.

Kelas X-2 pun ricuh namun bu sarah memukul meja dan semua murid menjadi tenang.

"Semua harap tenang, Hari ini kalian kedatangan teman baru. Ayo, masuk nak perkenalkan diri kamu." Ucap Bu Sarah.

Lalu Olive masuk ke dalam kelas itu dan memperkenalkan diri.

"Halo semua salam kenal namaku Belinda Olivia Larina kalian bisa panggil aku Olive. Semoga kita bisa berteman baik." Sapa Olive.

Semua murid pun bertepuk tangan dan menyambut kedatangan Olive dengan bersahabat.

"Nah, sekarang kamu bisa duduk di samping Shakila. Sebentar lagi guru mata pelajaran akan segera datang." Ucap Bu Sarah.

"Baik bu." Sahut murid X-2.

Bu Sarah meninggalkan kelas kemudian kelas mulai ramai menghampiri meja Olive dan Shakila.

"Salam kenal, aku Shakila." Sapa Shakila.

"Aku Niesha." Sapa Niesha.

Olive di sambut baik di kelas itu dan menjadi sangat akrab dengan murid kelas nya dalam waktu singkat berbeda jika ia datang dengan rambut dikepang dua dan memakai kacamata seperti murid culun. Mungkin murid-murid tidak akan sepeduli ini dengan dirinya.

Mata pelajaran pun dimulai hingga jam istirahat pertama pun tiba.

Tetttt!!!

Para murid berhamburan menuju kantin sekolah.

"Liv, kamu mau ke kantin nggak?" Tanya Shakila.

"Boleh deh, aku mau beli minum sama cemilan." Sahut  Olive.

"Hayo, kita bertiga ke kantin." Sambung Niesha.

Mereka pun menuju kantin dan duduk di salah satu kursi yang kosong.

"Kalian mau pesan apa? Biar aku yang pesanin." Tawar Niesha.

"Aku bakso sama es jeruk." Pesan Shakila.

"Aku es teh manis aja." Pesan Olive.

"Kamu nggak makan?" Tanya Niesha.

"Masih kenyang tadi sarapan." Sahut Olive dan Niesha mengangguk kemudian pergi ke warung yang di maksud.

Tiba-tiba Olive melihat kearah salah satu meja dekat pintu masuk tak jauh dari tempat mereka duduk. Shakila pun melihat ke arah yang sama dan seperti terkagum dengan lelaki itu.

"Oh God, keberuntungan hari ini bisa lihat pria tampan di sekolah." Gumam Shakila.

"Hem? Pria tampan?" Tanya Olive.

"Iya, itu kakak kelas kita namanya kak Alden dia anak basket sekolah kita. Dia terpilih 2x menjadi yang paling tampan di sekolah ini terus dia juga jadi ketua osis sama kapten basket juga." Jelas Shakila.

"Hei, kalian lagi ngomongin apa?" Tanya Niesha yang datang di susul dengan bibik warung.

"Itu, jarang-jarang kita bisa satu waktu sama kak Alden ke kantinnya." Gurau Shakila sambil meminum es jeruknya.

"Wah, iya bener banget biasanya dia selalu datang paling akhir. Tumben banget dia datang pertama terus...."

"Terus kenapa? Kok berhenti ngomongnya?" Tanya Shakila.

"Ada nenek lampir sekolah ini. Kalo kak Alden Raja sekolah dia adalah Ratu sekolah namanya kak Birgitta. Tapi, dia selalu nempel terus sama kak Alden. Bisa di bilang genit, padahal kak alden nya cuek nggak pernah gubris dia." Jelas Niesha dan Olive hanya mengangguk.

"Jelaslah, sekarang Olive paling cantik di sekolah ini." Ucap Shakila.

"Mana mungkin. Aku kan cuman murid baru disini. Baru juga tadi pagi masuk, kalian ada-ada aja." Tolak Olive.

"Walaupun dia yang punya sekolah bukan berarti dia yang selalu paling cantik. Sekarang mungkin di acara sekolah yang akan datang kamu yang paling cantik. Lihat aja semua mata para laki-laki dari tadi pada lihat ke meja kita."  Jelas Niesha.

"Ya, nggak salah sih. Tadi waktu masuk dari gerbang juga pada lihat dari koridor lantai. Tapi, nggak deh aku nggak mau cari masalah. Kita main aman aja." Ucap Olive.

"Setuju. Tapi, kamu nggak naksir kan sama kak Alden?" Tanya Shakila.

"Tentu saja, hanya kagum. Di usia dini sudah banyak prestasinya patut dijadikan panutan." Ujar Olive.

"Benar banget. Eh, udah hampir bel masuk. Balik yuk ke kelas." Ajak Niesha.

Akhirnya mereka pun kembali ke kelas X-2 dan kembali memulai pelajaran selanjutnya hingga bel tanda pulang pun berbunyi.

Tetttt!!!

Para murid seluruh sekolah pun berhamburan menuju gerbang sekolah untuk pulang ke rumah mereka. Saat jalan di lapangan menuju gerbang tiba-tiba Olive di senggol bahu oleh perempuan.

"Eh, kamu nggak apa liv?" Tanya Niesha.

"Nggak, nggak apa kok." Sahut Olive.

"Ahh, kita juga nggak bisa lawan mereka. Itu gengs nya si nenek lampir." Ujar Shakila.

"Mentang-mentang punya sekolah main nabrak sana sini bully sana sini aja." Ucap Niesha.

"Yaudah biar aja."  Sahut Olive.

Lalu dari arah depan gerbang sekolah ada seorang lelaki tampan melambaikan tangan ke arah Olive. Olive pun melambai balik dan tersenyum.

Bersambung...

Episode 2 - Perselisihan

Lelaki itu tersenyum ke arah Olive membuat para siswa perempuan sekolah itu iri.

"Siapa lelaki itu seperti melihat ke arah kita. Kamu mengenalnya Liv?" Tanya Shakila.

"Hem... aku mengenalnya." Jawab Olive.

"Siapa dia?" Tanya Niesha.

"Hem... aku yakin kalian tidak akan percaya jika aku menjawabnya." Ujar Olive.

"Pacarmu?" Tanya Shakila terkejut.

"Hahaha... tentu saja bukan. Dia kakak ku." Sahut Olive.

"Sungguh? Wah! Beruntung sekali. Eh, sebaiknya kamu pergilah lihat kakak mu pasti risih di perhatikan oleh yang lain." Ucap Niesha.

"Baiklah, sampai bertemu besok." Sahut Olive dan dibalas dengan lambaian tangan oleh Niesha juga Shakila.

Olive menghampiri Lelaki itu dengan senyum yang merekah.

"Gimana sekolah hari pertamanya?" Tanya Lelaki itu sambil melepaskan tas Olive dan menaruhnya di jok belakang.

"Sejauh ini baik-baik saja. Kita pulang?" Ujar Olive dan lelaki itu mengangguk.

Saat lelaki itu ingin membukakan pintu untuk Olive.

"Lelaki tampan tapi seleranya sungguh rendah sekali." Ucap ilona.

"Iya, kalo dia pacarnya pasti lelaki itu udah di beri sesuatu tuh." Ujar Birgitta.

Lelaki itu mendengar dan merasa geram namun di tahan oleh Olive.

"Jangan sekarang, Biarin aja burung berkicau. Mereka kan nggak tahu kita itu siapa dan gimana kehidupannya." Ujar Olive dan membuat Birgitta juga ilona geram mendengarnya.

"Ya Ampun, beruntung banget punya kamu yang mulutnya nggak asal ceplas ceplos kayak kebun binatang masih bisa di saring. Kalo aku jadi kamu udah aku tampar abis-abisan tahu." Sahut Lelaki itu membuat Birgitta dan ilona takut.

"Hahaha... capek-capek banget tinggal ngadu sama penguasa tertinggi sekolah juga udah kelar ngapain ngabisin tenaga ngurus mereka. Hayuk, aku mau pulang. Capek!" Ucap Olive membuka pintu dan masuk ke dalam mobil milik lelaki itu.

"Memang dia siapa, anak baru aja sok penguasa tertinggi." Cetus ilona.

"Heh! Kalian...."

"Kakak Belden cepat naik sekarang atau aku pulang sendiri." Sahut Olive agak teriak setelah membuka sedikit kaca jendela mobilnya yang gelap.

Belden yang tahu adiknya sudah mulai ngambek langsung naik mobil dan menghiraukan omongan ilona dan Birgitta.

"Kakak? Hahaha! Gue mah malu udah nuduh yang nggak-nggak eh nggak tahunya salah sangka." Ucap siswi sekolah.

"Iyaya... Kalo dilihat emang mereka mirip yang satu ganteng yang satu cantik. Bisa tuh jadi pasangan kak Alden yang baru." Ujar Siswi itu.

"Iya, setidaknya Olive lebih berfikir terbuka buat balas sindiran daripada membalas. Terus bijak banget lagi. Setuju banget sih." Ucap siswi lainnya.

"Setuju - setuju..." Gosip para siswi membuat ilona dan Birgita geram tak terima di rendahkan.

Alden dan teman-teman nya baru selesai rapat.

"Alden..." Sapa Birgitta sambil bergelayut manja di tangan Alden.

"Apaan sih, lepas. Kita kan nggak ada hubungan apa-apa lagi ngapain gandengan segala." Ujar Alden sambil melepas tangan Birgitta.

"Jadi bener ya mereka putus. Wah! pasti ada yang salah fatal tuh." Gosip siswa/i.

"Cabut!" Ucap Alden kepada kedua sahabatnya yaitu Ryan dan Rafa.

"Alden!" Panggil teriak Birgitta yang merasa sudah sangat dipermalukan.

"Raja dan Ratu sekolah kita putus hubungan. Kalo sekolah tahu mereka begini pasti bakal langsung di ganti kayak waktu itu tuh." Gosip Siswa.

"Iyaya, inget banget dulu juga pernah kejadian kayak gini. Mungkin emang udah saatnya ganti tahta ya nggak sih?" Gosip Siswi.

"Setuju tuh..." Seru siswa dan siswi sekolah itu.

Bersambung...

Episode 3 - Reuni orang tua

#Dalam Mobil

"Mereka siapa dek? Kok nggak kamu lawan sih? Jangan pasrah lagi dong kalo di bully sayang." Ucap Belden.

"Nggak akan ada ujung kak kalo ngeladenin mereka. Aku nggak masalah diledek gimana pun tapi kalo udah bawa orang tua aku nggak akan biarin itu. Sudah ya jangan bahas itu lagi, aku mau pulang capek. kakak juga baru datang kenapa langsung jemput aku sih bukan nya istirahat di rumah." Bawelku.

"Emangnya nggak boleh kakak kangen sama kamu. Selama di negara sana kakak bener-bener fokus belajar biar cepet-cepet bisa ketemu kamu tahu." Ujar Belden.

"Kangen ngejailin aku maksudnya?" Tebak ku.

Mereka pun asyik mengobrol kegiatan mereka selama tidak bertemu kurang lebih 4tahun lama nya. Hingga akhirnya sampai di rumah. Ternyata ada tamu, temen papa semasa kuliah.

#Rumah Keluarga Nugraha

"Sayang udah pulang, sini ada temen papa nak." Ujar papa.

Aku pun menghampiri mereka mengikuti kak Belden, memberi salam dengan sopan.

"Sore om, tante. Namaku Belden ini adik ku Olive." Sapa Belden sopan.

"Sore om, tante." Sapaku sopan.

"Ini anakmu yang kuliah di luar negeri ya jeng? Ini cantik sekali. Tampan dan cantik ya." Puji wanita paruh baya bernama Rania.

"Iya jeng, jarak mereka lumayan jauh hampir 5tahun." Sahut mamaku bernama Thalia.

"Tunggu, sepertinya dia satu sekolah mah dengan anak kita. Lihat seragamnya." Ujar pria paruh baya itu bernama Gibran.

"Ahh iya benar juga. Kamu kenal dengan anak tante nggak? Dia kelas XI-IPA namanya Alden." Ucap Rania.

"Ouh kak Alden tante. Iya, tadi sempet ketemu kok cuman sebentar aja nggak sengaja." Sahutku.

"Gimana Alden disekolah nakal nggak nak? Dia nggak gangguin kamu kan?" Tanya Gibran.

"Nggak kok om, malah menurut aku kak Alden baik. Lagi pula dia pemain basket juga di sekolah. Tapi aku belum tahu banyak sih kan baru hari pertama." Jelasku.

"Syukurlah kalo kamu nggak di gangguin, soalnya dia suka iseng sama murid baru. Kalo misalkan dia gangguin kamu jangan takut buat cerita sama kita ya nak." Ujar Rania.

"Iya tante." Sahutku.

"Yaudah kalian ke kamar gih, istirahat nanti menjelang makan malam di panggil." Ucap Papa ku bernama Adlan.

"Iya pah. Om, tante kami pamit ke kamar ya." Pamit Belden.

"Om tante aku pamit ke kamar juga." Ucapku sopan.

"Ya silahkan." Sahut Rania dan Gibran.

Aku dan kak belden naik ke lantai 2, ketika ingin menutup pintu tiba-tiba kak belden ikut masuk ke dalam kamarku.

"Kakak salah kamar tahu. Kamar kakak kelewatan." Ucapku.

"Suutt! Dek, kamu nggak curiga sama mama papa?" Tanya Belden.

"Curiga apa sih kak? Kan wajar mereka reunian juga." Jawabku.

"Iya nggak salah sih, Maksud kakak kamu nggak curiga kamu bakal di jodohin gitu sama anak nya yang satu sekolah sama kamu itu." Ujar Belden.

"Nggaklah kak. Lagian aku dapet kabar kalo kak Alden itu udah ada pacar. Nggak mungkin." Jawabku Kontra.

"Kalo ternyata benar gimana?" Tanya Belden.

Aku melempar bantal sofa ke arah kak belden.

"Keluar nggak? Jangan ngomongin yang nggak mungkin. Ayo, cepetan keluar aku mau istirahat." Usir ku pada kak belden sambil memukuli nya dengan bantal sofa.

Belden pun keluar dari kamar adiknya sambil tertawa jail. Segera aku mengkunci pintu agar tidak di ganggu kak belden lagi. Aku pun bebersih diri mengganti baju dengan kaos dan celana pendek kemudian rambut di ikat sanggul.

"Akh! Gegara kak belden jadi kepikiran kan. Iseng banget sih astaga. Huh!" Kesalku menjatuhkan diri di atas kasur.

Sementara mama papa masih asyik mengobrol dengan teman reunian nya. Disisi lain Alden sudah tiba di rumah dengan motor sport nya bersama kedua sahabat nya.

"Kok rumah lu sepi bro? Pada kemana, tumbenan." Ucap Rafa.

"Oh ya, tadi di depan juga gak ada mobil bokap lu. Kayak nya bonyok lu lagi pergi deh." Lanjut Ryan.

"Iya kayak nya. Eh, kalian anggap rumah sendiri aja ya. Gue mau ganti baju dulu bentar." Ujar Alden menaiki tangga menuju kamarnya.

"Siap bos!" Sahut Rafa dan Ryan.

Alden bebersih diri dan mengganti baju nya dengan kaos rumah juga celana pendek nya. Sedangkan kedua sahabatnya menuju ruangan kerja milik Alden, disana ada tempat gym dan arena bela diri lain nya.

"Tadi lu lihat kan anak baru itu? Cantik ya bro." Ucap Ryan.

"Giliran cwe cantik aja cepet lu. Tapi, kok tumben sih boss kita nggak ngusilin anak baru yang ini ya?" Ujar Rafa bingung.

"Jangan-jangan.... " Ucap Rafa dan Ryan berbarengan sambil saling tatap.

"Jangan-jangan apa, pikiran lu berdua negatif mulu ya." Ucap Alden datang tiba-tiba lalu menduduki salah satu alat gym.

"Lagian lu tumben banget biasanya lu bakal ngusilin anak baru. Ini lu diam aja, kenapa naksir lu ya?" Tebak Rafa.

"Gue udah dapet peringatan dari bokap kalo bikin masalah lagi bisa di tarik semua motor, mobil, terus ATM gue." Ujar Alden.

"Lah biasanya juga lu ngelawan bos. Tumbenan banget lu takut sih?" Tanya Ryan.

"Dia itu anak yayasan sekolah kita. Lu mau dikeluarin dari sekolah? Sebelum gue ngusilin orang, gue itu cari-cari dulu data pribadi lengkapnya bukan main asal ngusilin." Jelas Alden.

"ouh gitu." Sahut Ryan dan Rafa berbarengan.

"Lu nggak kenal kan?" Tanya Rafa.

"Kagak. Gue cuman tau dia anak dari yang punya yayasan sama kayak gue. Cuman dia lebih besar 5% lah dari gue. Kemungkinan orang tua gue harusnya sih kenal. Akh! Nggak taulah. Udah jangan dibahas lagi." Jawab Alden.

"Walaupun lu nggak berani ngusilin dia, jangan lupa bos pasangan lu yang bakal ngusilin tuh anak baru." Ucap Ryan.

"Pasangan? Siapa?" Tanya Alden masih dengan alat gym nya.

"Gitta bos. Siapa lagi coba pasangan Promnight lu." Sahut Ryan.

"Pasangan darimana sih, kan gue udah sering bilang. Dia itu cuman pasangan di promnight doang. Kan promnight nya udah selesai berarti dia bukan pasangan gue lagi. Sebatas profesional acara gitu aja. Nggak lebih, dia nya aja yang lebay umbar sana sini kalo gue sama dia tuh pacaran." Jelas Alden.

"Masalahnya, kalo itu anak baru di usilin kita bakal ikut campur tangan nggak bos? Bantu yang mana nih." Ucap Rafa.

"Nggak usah. Anggap aja nggak ada anak baru atau apapun itu sekarang pikirin gimana pertandingan minggu depan." Sahut Alden.

"Ya bos." Ucap keduanya.

Tiba-tiba pintu ruangan nya ada yang mengetuk.

"Masuk!" Ujar Alden.

Muncullah gadis perempuan yang berusia sekitar 12 tahun setara dengan Sekolah Menengah Pertama kelas 1 nya.

"Kakak!" Teriak gadis itu menghampiri Alden.

"Kenapa dek?" Tanya Alden.

"Aku baru bangun tidur. Cari bunda sama ayah belum pulang juga?" Ucap Gadis itu.

"Belum. Kakak aja nggak tau bunda sama ayah pergi kemana. Emang kamu tau?" Tanya Alden dan Gadis itu mengangguk.

"Kata bunda, bunda mau ke rumah teman kuliah ayah. Sekalian, emm.. tadi kata bunda sekalian mau kenal sama calon kakak ipar." Jawab Gadis polos itu.

"Wah!" Heboh Ryan dan Rafa berbarengan.

"Delia yakin bunda ngomong begitu?" Tanya Alden memastikan.

"Iya kak, cuman kata bunda minta aku jangan ngomong-ngomong ke kakak. Ups! Keceplosan dong aku." Ucap Ardelia yang dipanggil Delia. Dia adik dari Alden.

"Kakak jangan bilang-bilang bunda ya. Nanti aku dimarahin bunda." Lanjut Delia.

"Yaudah kamu balik ke kamar. Kerjain tugas nya buat besok nanti kakak periksa, iya kakak janji nggak bilang ke bunda." Ujar Alden.

"Bye kak. Dah kak Ryan! Dah kak Rafa!" Ucap Delia.

"Dah cantik." Jawab Ryan dan Rafa kompak.

Ketika Delia menutup pintu rapat, Ryan dan Rafa langsung menghampiri Alden meminta penjelasan.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!