NovelToon NovelToon

Tuhan.. Apa Salahku??

wanita malang

"Heh.. kaki kayu!! sini lo.. Dasar anak haram hahaha" Ejek seorang wanita bernama Savitri

Elvira, seorang gadis cantik yang dilahirkan tidak sempurna, ia di lahirkan tanpa satu kakinya.. Ibunya pun bekerja sebagai wanita malam..

Kehidupannya pun jauh dari kata layak, tinggal di pinggiran kota yang kumuh , membuat Elvira terbiasa dengan hinaan..

Elvira masih duduk di kelas 2 SMA , tidak mudah baginya untuk sekolah, hinaan bullyan terus ia dapatkan..

"Aku punya nama, bukan kaki kayu" Ucap Elvira dengan nada marah

"Hah.. nama?? iya Elvira si kaki kayu upss bukan cuma kaki kayu tapi juga si anak haram hahaha" Ejek Savitri..

"Hahaha kaki kayu, anak haram, nyokap lu aja kerja di tempat pelacur*n hahahaha" Ejek Vera

Dua bersahabat itu memang paling sering membully Elvira dan Elvira pun sudah terbiasa dengan hinaan mereka..

"Sudahlah El.. Jangan di dengarkan, nanti mereka malah makin menjadi" Ucap Tantry..

Ya Tantry dia satu satunya sahabat Elvira

anak dari keluarga terpandang , ayahnya seorang ustad , kakaknya pun bekerja di salah satu perusahaan besar dan orang paling berpengaruh di perusahaan tersebut..

"Tapi Tan, gue capek di hina terus" Ucap Elvira lemas..

"Sabaaar" Jawab Tantry..

"Mau kemana lo kaki kayu!! Woy hahaha" Teriak Vera..

Dan mereka pun berlalu meninggalkan Savitri dan Vera..

****

Dikelas..

"Sudahlah El.." Tantry berusaha menenangkan Elvira..

"Sampai kapan mereka menghina ku Tan, aku sudah lelah di hina terus menerus Tan" Ucap Elvira lemas..

"Sabar sayang.. Setiap manusia pasti punya masalah dan cobaannya masing masing"

"Aku capek Tan, aku sudah tidak kuat, bagaimana mungkin Tuhan begitu tidak adil padaku.."

"Hushh.. Kamu gak boleh ngomong gitu, El kamu cantik, pintar, kamu selalu dapet rangking 1, kamu berprestasi, jujur aku saja iri padamu"

"Apa?? Iri?? Apa yang kamu irikan padaku Tan? Aku perempuan yang tidak sempurna, ibu ku seorang wanita malam, aku pun tak jelas anak siapa" Elvira terus menangis..

"Sudah lah El.. Kamu harus bersyukur pada hidupmu, bukankah ibu mu sangat menyayangimu, orang orang di sekitar mu pun menyayangimu, belajar untuk bisa ikhlas menjalani Hidup El, semakin kamu mengeluh bukankah semakin sulit kehidupan mu?"

"Aku sudah mencoba ikhlas Tan, sudah mencoba sabar menjalani hidup, tapi aku lelah dengan hinaan orang " Ucap Elvira sambil menutup wajahnya

"Sabarlah El, maafkan lah orang yang menghina mu, ingat kata Ali bin Abi thalib RA memaafkan adalah kemenangan terbaik"

Elvira terdiam.. Sudah sejak lama ia selalu sabar, ikhlas dan memaafkan orang orang yang selalu menghina nya

"Sampai kapan aku akan sabar, ikhlas dan memaafkan orang yang menghinaku?"

Ucap Elvira dengan wajah sembab

"Yakinlah, akan ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran yang kau jalani, yang akan membuat mu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit - Ali bin Abi Thalib" ucap Tantry Dengan senyum khasnya

Elvira lalu menghapus air matanya..

Tantry selain sahabat ia pun sudah seperti saudara, wanita yang mampu membuat Elvira bangkit dari keterpurukan..

Mengajarkan Elvira bagaimana sabar, ikhlas dan selalu memaafkan kesalahan orang lain..

"Kriiingg.. Kriiing"

Bel sekolah berdering, menandakan jam istirahat telah selesai..

****

"El.. Pulang bareng yuk" Ucap Tantry sambil membereskan buku buku..

"Nanti kamu malah muter muter Tan, rumah kita kan gak searah"

"Ah gak apa apa, hayo.."

kehidupan yang sulit

Sesampainya di rumah Elvira..

"Kamu mau masuk dulu Tan?" Ucap Elvira

"Ah nggak usah El.. Aku mau langsung pulang, takut Abah mencari ku nanti hehe aku pulang dulu ya El.. Assalamu'alaikum" Ucap Tantry

"Waalaikumsalam, hati hati Tan"

"Sudah pulang El .. Ganti baju abis itu makan ya, ibu sudah masak nih" Ucap ibu nya Elvira..

"Ya bu"..

Elvira pun mengganti pakaian dan hendak beranjak keluar kamar..

Terdengar suara gaduh dari luar, Elvira hanya mengintip dari kamarnya..

"Bang tenang aja, nanti gue ganti semua utang gue" Ucap ibunya Elvira..

"Sarah.. Lo udah telat 1 minggu buat bayar utang, belom lagi sama bunganya.. Gue juga mau ngambil barang disini, apaan yang gue mau ambil, semuanya butut" Ucap si Penagih Hutang

"Sabar deh bang, nanti malem kan gue kerja, abis itu gue kasih semua duit nya buat lo bang, gue beneran gak punya duit bang sekarang"

"Gue kasih tempo lo sampai besok, kalo lu gak bayar juga, nih rumah gue sita!!"

Dan mereka pun pergi meninggalkan ibu nya Elvira..

"Buu.." Ucap Elvira pelan

"Ayo nak makan dulu"

"Hutang lagi? Untuk apa sih bu?"

"Sudah El.. Hutang itu urusan ibu, kamu makan dulu aja yaa"

Elvira pov

Untuk apa ibu berhutang pada bank keliling? keperluan sehari hari kami aku rasa sudah lebih dari cukup dari hasil ibu bekerja..

Ku pandangi wajah ibu yang begitu muram, apa yang bisa dilakukan oleh anak seperti ku, aku masih SMA, belum bisa untuk bekerja

Apa.. Aku harus mengikuti jejak ibuku, sebagai wanita malam??

"Buu.." Ucapku lirih

"Ya sayang, ibu hanya bisa memasak ini saja, uangnya tidak cukup kalo buat makanan enak hehe" Ucap ibu

"Ini saja sudah lebih dari cukup kok bu, hemm buu.. Aku ingin bertanya sesuatu"

"Apa?? Katakan lah sayang"

"Aku ingin berhenti sekolah dan ingin menjadi seperti ibu" Suaraku pelan

"Uhukkk"

"Pelan pelan bu, ibu jadi tersendak kan"

Aku memberi segelas air putih untuk ibu..

"Apa apaan kamu ini ibu sudah mati matian bekerja, siang malam ibu bekerja untuk mu tapi kamu malah mau berhenti sekolah dan apa katamu? Ingin seperti ibu? Seperti ibu bagaimana maksudmu ? Menjadi seorang pelac*r? Menjadi wanita malam maksud mu? Ibu tidak sudi kalau kamu sampai masuk ke dunia malam, ibu ingin kamu menjadi anak yang bisa ibu banggakan kelak, bukan malah menjadi wanita malam macam ibumu ini, ibu sudah kotor, ibu seorang pendosa dan ibu tidak mau kalo mau harus seperti ibu nak.. Cukup ibumu saja yang seperti ini, kamu harus bisa dibanggakan" Bentak ibu ku dengan suara lirih dan air mata yang mengalir di pipinya..

"Tapi bu, aku tidak bisa melihat ibu terus menerus di teror oleh bank keliling itu bu" Ucapku sambil menangis

"Itu resiko ibu nak, resiko karena sudah meminjam uang pada bank keliling itu, sudahlah nak tugas mu saat ini hanya sekolah dan tingkatkan lagi prestasi mu, tidak usah memikirkan hutang ibu mu, ibu siap bekerja siang malam, kepala jadi kaki atau kaki jadi kepala.. Yang penting kamu terus sekolah, berprestasi, jadilah anak yang bisa ibu banggakan.. Ibu tidak mau kamu sampai seperti ibu mu ini " Ucap ibu sambil menangis..

Aku hanya menunduk mendengar perkataan ibu, aku sebenarnya tidak tega dengan ibu, bagaimana mungkin aku membiarkan ibu menanggung beban seorang diri..

"Sudah sana.. Masuk kamar, belajar lagi.. Ibu mau ke rumah bu Deva, banyak kerjaan ibu di sana"

Ibu selain jadi wanita malam ia pun bekerja sebagai buruh cuci pakaian di loundry tempat bu Deva ..

"Pintu jangan lupa di kunci, jangan membuka pintu pada siapapun.." Ucap ibu sambil merapikan pakaiannya

"Iya buu" Ucapku pelan

Dengan lesu aku masuk ke dalam kamar ku, kamar yang tak begitu luas tapi cukup nyaman untuk ku tiduri..

"Triing Triiing"

Pesan dari Tantry..

"Assalamu'alaikum El, sedang apa kamu?"

Tantry, hmmm dia sahabat terbaikku, aku berteman dengannya dari kami duduk di bangku SD..

Orangtuanya pun sangat baik padaku, mereka tau aku anak dari seorang wanita malam, namun mereka tetap memberi ruang untukku.. Untuk berteman dengan Tantry..

Anak dari seorang ustad yang cukup punya nama.. Tantry anak ke 2 dari 2 bersaudara..

Kakaknya laki laki namanya Omar..

Kak Omar bekerja di sebuah perusahaan besar dan orang yang sangat berpengaruh..

"Kak Omar, kenapa aku tidak meminta pekerjaan padanya saja" Gumam Ku

"Waalaikumsalam salam Tan, aku lagi tiduran aja nih.. Oh ya aku boleh bertanya sesuatu"

"Tanyalah, apa??"

"Bisakah aku masuk di perusahaan kak Omar?"

"Maksud mu? Kamu ingin bekerja?"

"Ya Tan.."

"Maaf El .. Kita kan belum punya ijazah dan kita juga belum cukup umur untuk bekerja, jadi mana mungkin bisa bekerja di perusahaan kak Omar, maaf sekali lagi El itu perusahaan bukan milik kak Omar, kak Omar pun bekerja di sana untuk orang lain, jadi mana mungkin bisa memasukan orang sesuka hati"

"Hemm benar ucapan Tantry.. "

"Oh.. Yasudah Tan kalau begitu"

"Apa kau marah padaku El?? Maaf bukan aku tak mau bertanya pada kak Omar.. Pasti kak Omar pun menjawab sama dengan apa yang ku katakan barusan, kenapa tiba tiba kau meminta pekerjaan? Maaf, apa kau butuh uang El?"

"Tantry sudah sering membantuku.. Tidak mungkin kalau aku katakan aku butuh uang" Gumamku..

"Tidak Tan, hanya tanya saja hehe"

Kebimbangan Elvira

"Tidak Tan, hanya tanya saja hehe"

"Jika kau butuh sesuatu kau bisa hubungi ku El.. Aku akan selalu membantumu"

"Terimakasih Tan, kau sudah sangat baik padaku dan ibuku, aku tidak mau merepotkan mu terus menerus.."

"Aku tidak pernah merasa di repot kan kok El.. Aku senang bisa membantu sahabat ku"

Meminta bantuan pada Tantry? aku sudah sangat sering merepotkan nya, aku tidak mau terus menerus menjadi beban dalam persahabatan ini..

****

Jam sudah menunjukan pukul 21.30 malam..

"Bu.. Apa ibu mau ke rumah Bordir itu lagi"

Tanyaku sambil melihat ibu sedang berhias..

"Ibu mau kemana lagi kalau bukan ke sana nak" Jawab ibu sambil memakai bedaknya..

"Tak bisakah jika ibu tidak bekerja di sana, cukup di tempat loundry bu Deva saja" Ucapku merayu..

Ibu menghela nafas dalam dan berhenti sejenak berhias..

"Kamu tau bukan kerjaan di bu Deva, ibu tidak setiap hari, hanya kalau lagi banyak kerjaan saja ibu dipanggil untuk bantu bantu, seberapa besar si gaji di loundry, hanya 50 ribu 1 hari itu pun tidak menentu ibu kerjanya, kadang seminggu sekali, kadang cuma sebulan sekali.. Kalau bukan kerja di rumah Bordir itu ibu kerja dimana lagi? Ijazah pun ibu gak punya, ibu mu ini SD pun tidak lulus.. Bahkan kalau kamu mau tau di sana pun ibu susah dapat pelanggan, ibu sudah tua, banyak gadis gadis yang lebih cantik yang lebih fresh dari ibu, lelaki hidung belang itu sudah tidak mau dengan ibu, sudahlah El.. biarkan urusan cari uang itu biar jadi masalah ibu, ibu akan berusaha semampu ibu untuk terus bisa membiayai kamu sekolah" Ucap ibu dengan suara terisak..

Aku hanya menunduk dan kembali ke kamarku..

"Apa yang bisa aku lakukan?" Gumam Ku..

Dan aku pun terus memikirkan sampai aku tertidur..

****

Ku lihat jam sudah menunjukan pukul 06.30 pagi

"Astaghfirullah.. Lupa gak solat subuh, haduhhh " Gumam Ku

Aku pun langsung ke kamar mandi untuk mandi dan bersiap untuk sekolah..

"Sudah bangun kamu El" Ucap ibu sambil menaruh semangkuk sayur bayam di meja..

"Sarapan dulu yuk, ibu hanya memasak sayur bayam dan tempe hehe"

"Iya bu.. Ibu kenapa tidak membangun kan El si?" Ucapku dengan suara agak kesal

"Tadi ibu lihat kamu sangat lelap tidurnya, ibu jadi gak tega bangunin kamu.."

"El.. Jadi gak solat subuh kan bu" Ucapku sambil memanyunkan bibir

"Solat?? Kamu solat El??" Ucap ibu dengan wajah heran.

"Loh kenapa emang? Bukannya solat kewajiban seorang muslim? Aku kan muslim bu, sudah pasti solat menjadi kewajiban untukku.. Ibu pun harusnya solat, itu sudah kewajiban ibu" Ucapku sambil mengunyah makanan

Ibu hanya terdiam mendengar perkataan ku..

"Sudah ya bu, sudah siang ini aku mau berangkat sekolah dulu.. Assalamu'alaikum"

"Waalaikum salam"

Aku pun bergegas menuju sekolah..

Disekolah..

"Dubraaakkkk"

"Uppsss sorry ya.. Gak sengaja ke sengkal hhahahaha" Ucap Savitri

"Tuh liat deh Vit, kaki nya copot hahahha" Ucap Vera dengan nada mengejek

Savitri dengan sengaja menyengkal kaki Elvira sampai kakinya lepas..

"Sakit gak El? hahaha" Ucap Savitri

"Ya nggak lah Vit, kan kaki kayu hahahahaha" Ucap Vera

"Hey.. Kalian apa apaan si, keterlaluan banget" Dari kejauhan suara Tantry terdengar

"Yah malaikat datang, gak asik.. Yuk Ver balik ke kelas aja, bye kaki kayu hahahah" Ucap Savitri sambil melambaikan tangan

"Kamu tidak apa apa El.." Ucap Tantry sembari membantu Elvira memakai kakinya

"Gak apa apa Tan hehe" Ucap Elvira

"Sabar ya El.. Mereka emang keterlaluan banget" Ucap Tantry dengan nada kesal

"Sabar Tan.. Hehehe aku kan udah biasa di giniin sama mereka" Ucap Elvira

"Ya sudah.. Ayo ke kelas" Ucap Tantry

Dikelas..

"Kamu kenapa El? Lagi banyak pikiran kah?" Ucap Tantry dengan wajah khawatir

"Gak kok Tan.. Hanya sedikit lagi gak enak badan aja hehe" Ucap Elvira

"Kalo ada apa apa cerita sama aku.. Aku siap dengar kok"

"Iya.. Makasih ya Tan.."

Sepanjang pelajaran Elvira hanya bengong, tidak seperti biasanya yang aktif menjawab setiap pertanyaan dari guru..

Bel istirahat..

"El.. Kita kantin yuk" Ucap Tantry sambil membereskan buku di meja..

Elvira hanya diam sambil mencoret coret bukunya..

"El.. Kamu dengar aku gak si" Ucap Tantry

"Ah, iya Tan.. Maaf kenapa?" Elvira terkejut

"Kamu kenapa si? Bengong aja, kalau ada masalah cerita sini sama aku, aku siap dengar kok.. Jangan kayak gini"

"Hemm aku.." Ucap Elvira bimbang

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!