NovelToon NovelToon

Cinta Di Dalam Perjodohan

Pengenalan tokoh

Natasya Alena

Gadis berusia 18 tahun yang baru lulus SMA dan sedang bekerja sebagai cleaning servis di salah satu perusahaan ternama. Natasya harus rela mengorbankan mimpi nya sebagai psikolog dan harus bekerja karena demi membiayai pengobatan ayah nya yang sedang sakit. Hidup Natasya berubah 180 derajat saat di jodohkan dengan Azka Chandrawinata bos dari tempat Tasya bekerja. Natasya juga mempunyai fhobia tempat gelap dan hujan petir karena itu mengingatkannya momen buruk bersama ibu nya. Natasya juga tidak bisa menolak nya karena itu permintaan ayah nya yang sedang sakit.

.

.

Azka Chandrawinata

Azka seorang CEO baru di perusahaan ayah nya, untuk mendapatkan kedudukan itu sepenuhnya Azka harus menerima perjodohan yang di atur ayahnya. Tentu saja Azka menolak perjodohan gila itu mentah-mentah karena ia trauma dengan seorang wanita. Dan sebenarnya Azka memiliki sebuah phobia yang bersama genophobia, Phobia teraneh yang pernah seorang pria miliki. Azka semakin stres karena ayah nya meminta kalau istrinya harus hamil dalam waktu kurang dari 3 bulan, bagaimana istri nya bisa hamil sedangkan ia takut untuk melakukan nya. Azka menerima nya karena memang tidak ada alasan untuk Azka menolak perjodohan itu, usia nya sudah menginjak umur 30 tahun yang tentu saja sudah seharusnya ia memiliki seorang istri.

.

.

Olivia Lenarta.

Wanita yang selalu mengejar Azka, dulu Olivia mantan tunangan Azka tetapi Azka memutuskan tunangan nya itu dan memilih melanjutkan S3 nya di New York. Dengan berat hati Winarta ayah dari Azka menyetujui nya. Olivia masih terus mengejar Azka karena ia sangat mencintai orang yang pernah menjadi tunangan nya itu.

.

.

Ghandi Fernando.

Pacar dari Natasya mereka berdua berpacaran sudah cukup lama dari semenjak Natasya masih SMA, Ghandi kakak kelas dari Natasya sifat nya yang sangat baik membuat hati Natasya luluh dan menerima cinta dari Ghandi.

.

.

Bayu Armada

Asisten pribadi Azka, Azka memilih Bayu sebagai Asisten bukan tanpa alasan mereka berdua pernah terjebak dalam masalah besar dan Bayu lah yang menyelamatkan nyawa nya, itu membuat Azka sangat percaya dengan Bayu dan menjadikannya asisten pribadi nya.

Hari pertama bekerja

. Happy Reading.

.

.

.

"Tidak, tidak aku bukan pembunuh, tidakkkkkkkk...." Teriak Azka yang terbangun dari mimpi buruk nya.

Winarta yang tidak sengaja lewat depan kamar Azka langsung masuk kedalam melihat Azka yang seperti masih terjebak dalam mimpi buruk nya.

"Azka, kenapa dengan mu, apa perlu kita ke psikolog." Tanya Winarta.

"Tidak yah, hanya mimpi buruk." Jawab Azka sambil memijat kepala nya.

"Azka, ayah ingin bertanya pada mu. Apa kau sudah memiliki pasangan atau seorang pacar. Ingat ka umur mu sudah 30 tahun dan kau masih belum memiliki pasangan. Ayah semakin tua ka, kau anak ayah satu-satunya ayah ingin segera menggendong cucu ka."

"Yah, ayolah aku tidak ingin dekat dengan wanita sebelum aku benar-benar siap, mengerti posisi ku yah."

Tanpa banyak bicara Winarta kembali keluar dari kamar Azka, Ia tidak mengerti jalan pikiran putra nya itu. Sudah lama ia meminta Azka segera menikah tetapi Azka selalu menolak dengan alasan yang tidak pasti.

Azka kembali merebahkan tubuh nya ke atas kasus, permintaan ayah nya tidak salah sama sekali, yang salah adalah diri nya yang trauma dengan wanita, apalagi ia milik Fhobia yang amat menyiksa nya.

"Lebih baik aku ke kantor." Ucap Azka.

Sementara itu, Natasya sedang bersiap-siap untuk berangkat bekerja, hari ini pertama kali nya ia masuk kerja di salah satu perusahaan ternama, walaupun pekerjaan nya hanya sebagian cleaning servis. Menjadi cleaning servis di perusahaan Winarta grup termasuk sudah menjadi pencapaian terbesarnya, karena memang tidak mudah bekerja di sana. Gaji di sana juga sangat besar itu sangat membantu Natasya untuk membantu pengobatan papah nya yang sedang sakit.

Sebelum berangkat Natasya berjalan menghampiri papah nya yang sedang duduk di atas kursi roda. "Pah Nana berangkat kerja dulu ya, doa kan Nana semoga hari pertama Nana bekerja berjalan dengan lancar." Nana adalah panggilan Natasya dari orang-orang terdekat nya.

"Na papan selalu mendoakan yang terbaik untuk Nana, semoga Nana selalu dan di beri kelancaran dalam pekerjaan nya, maaf kan papah na yang selalu merepotkan Nana." Ucap Hendra papah Natasya.

"Ssstttt.. Jangan pernah berfikir seperti itu pah, sampai kapan pun Nana tidak akan pernah merasa di repotin papah, Sudah kewajiban Nana merawat papah. Papah satu-satunya orang tua Nana sekarang dan Nana juga sudah berjanji pada mamah untuk menjaga dan merawat papah sampai kapan pun itu." Natasya mengecup dahi Hendra.

Setelah berpamitan dengan orang tua nya Natasya langsung berangkat menggunakan ojek online karena ia tidak ingin telat di hari pertama nya bekerja.

Di hari pertama nya bekerja, Semua berjalan dengan lancar, ia mudah bergaul itu membuat Natasya dengan mudah mendapatkan teman.

"Na di panggil atasan, di ruangan nya." Ucap teman Natasya.

"Ada apa? Ini hari pertama ku bekerja. Apa aku membuat kesalahan." Batin Natasya.

Natasya berjalan menuju atasannya, jantung nya berdetak cukup kuat, karena ia takut berbuat kesalahan. Sebelum masuk Natasya mengetuk pintu terlebih dahulu, setelah mendapat izin baru lah ia masuk kedalam.

"Permisi buk, apa anda memangil saya." Tanya Natasya dengan menundukkan kepala nya.

"Natasya, saya liat kinerja kamu di awal kamu bekerja sangat baik, kebetulan saya ada tugas khusus untuk kamu dan saya sangat mempercayai kamu."

"Tugas apa buk? "

"Nanti setelah makan siang, tolong kamu bersih dan rapih kan ruangan CEO, orang yang biasa membersihkan ruangan itu sedang cuti. Apa kamu bisa? "

"Ruangan CEO buk? "

"Iya ada apa. Apa kamu tidak bisa? "

"Bisa buk, terimakasih telah mempercayai saya. Kalau begitu saya permisi dulu buk." Ucap Natasya.

Setelah makan siang berakhir, Natasya langsung menjalankan tugasnya, ia naik lift menuju lantai paling atas gedung ini tempat ruangan CEO berada. Sebelum masuk ke dalam ruangan itu, Natasya izin terlebih dahulu pada sekertaris yang berada di dekat pintu masuk.

"Bersihkan lah, jangan sampai ada yang hilang atau jatuh."

Setelah mendapatkan izin masuk baru lah Natasya masuk kedalam. Natasya terpaku betapa mewah dan bagus nya ruangan ini. Menurut nya tidak ada yang perlu di rapih kan semuanya sudah tersusun dengan baik, tetapi walaupun begitu Natasya juga harus tetap menjalankan tugasnya.

"Sedang apa." Tanya Azka yang membuat Natasya terkejut sampai ia menjatuhkan vas bunga di depan nya.

"Tuan.. Ma.. Maaf tuan." Natasya langsung membersihkan vas bunga yang telah berserakan di lantai.

Azka menarik nafas nya dengan kasar, mood nya yang sedari tadi rusak tambah rusak akibat ulah gadis ceroboh ini. Azka hanya diam melihat Natasya membersihkan pecahan vas bunga itu. Karena terburu-buru tangan Natasya tergores pecahan vas bunga itu sampai berdarah.

"Awww." Ucap Natasya sambil memegang tangan nya karena terasa. perih.

Azka mengambil tisu dan melemparkan nya ke Natasya. "Bersihkan luka mu dan cepat keluar dari ruangan ku." Ucap Aska dengan suara yang acuh tak acuh.

Setelah membersihkan pecahan vas bunga yang berserakan Natasya langsung permisi keluar ruangan itu dengan sedikit terburu-buru.

Azka benar-benar menjaga jarak dengan wanita. Bahkan untuk menyentuh wanita saja membuat nya merasa tidak nyaman, oleh sebab itu ia langsung meminta Natasya keluar dari ruangannya. Azka berjalan masuk kedalam kamar pribadi nya bukan untuk tidur tetapi hanya untuk merebahkan diri nya di atas ranjang. Tidur siang adalah suatu yang mustahil untuk Azka, tekanan dari masa lalu nya membuat nya selalu bermimpi buruk.

"Menikah, bagaimana aku bisa menikah. Ayah meminta ku segera memiliki anak, bagaimana aku bisa memiliki anak. Aku saja tidak berani melakukan nya, kenapa phobia ini menyerang ku." Kata-kata itu selalu memenuhi otak Azka.

Di rumah Hendra hendak ke warung terdekat untuk membeli obat sakit kepala, ia berdiri dari kursi roda dan berjalan secara perlahan menggunakan tongkat. Di perjalanan menuju warung, kepala Hendra semakin pusing kanker otak yang menyerang nya membuat Kepala nya berputar dan tak lama Hendra jatuh pingsan di jalan.

Warga yang melihat kejadian itu langsung berkumpul membantu Hendra yang tergeletak di jalan. Winarta yang tidak sengaja lewat di jalan itu langsung menghentikan mobil nya saat salah satu warga meminta bantuan pada nya.

"Ada apa mas? " Tanya Hendra.

"Pak bisa bantu bapak ini ke rumah sakit, dia tiba-tiba jatuh pingsan." Ujar salah satu warga

"Hendra." Ucap Winarta yang terkejut melihat sahabat lama nya.

"Bapak mengenalnya."

"Bawa dia ke mobil saya, saya akan membawa nya ke rumah sakit." Kata Winarta.

Bertemu sahabat lama

Natasya masuk kedalam kamar mandi untuk mencuci tangan nya yang terkena pecahan vas bunga. Hati nya terasa sangat tidak tenang, seperti ada sesuatu yang akan terjadi. Ia mencoba menghubungi papah nya tetapi tidak di angkat sama sekali yang membuat Natasya semakin tidak tenang.

Sementara itu di rumah sakit Winarta sedang menunggu sahabat lama nya menjalani pemeriksaan. Ia tidak menyangka dapat bertemu dengan seseorang yang selama ini ia cari keberadaan nya. Setelah beberapa saat menunggu akhirnya Hendra di pindah kan ke ruang inap, dan Winarta dengan sabar menunggu sahabat nya itu sadar.

Winarta terkejut setelah mendengar penjelasan dari dokter bahwa sahabat nya menderita kanker otak stadium akhir. Ia langsung meminta dokter agar Hendra mendapatkan perawatan yang terbaik, semua biaya perawatan itu akan di tanggung oleh nya. Winarta kembali masuk ke ruangan Hendra, yang ternyata Hendra sudah sadar dari tidur nya.

"Winarta." Ucap Hendra yang benar-benar terkejut.

Winarta memeluk sahabat lama nya itu, dan sebaliknya Hendra juga membalas pelukan itu. "Apa kabar hen, aku tidak menyangka bisa bertemu dengan mu lagi." Ucap Winarta dengan melepaskan pelukan nya.

"Begini lah, pasti kau sudah mendengar semua nya dari dokter." Kata Hendra.

"Kau tenang saja hen, aku sudah mengurus semua nya untuk mu. Semoga kau bisa lekas pulih."

Hendra menarik nafas nya dengan panjang. "Buat apa wir, aku hanya tinggal menunggu ajal ku." Kata Hendra.

"Kita tidak boleh menyerah hen, selagi kita berusaha tidak ada yang tidak mungkin."

"Iya wir terimakasih atas semua kebaikan mu."

"Oh iya hen, apa istri dan anak mu tidak kau kabari kalau kau berada di rumah sakit." Tanya Winarta.

"Aku sudah tidak memiliki istri wir, dia sudah meninggal bersama anak pertama ku." Jawab Hendra.

"Jadi kau hidup sebatang kara? "

"Tidak wir, aku hidup bersama putri bungsu ku, apa kau tidak ingat Natasya dulu dia masih sangat kecil saat kita sering bertemu." Jawab Hendra,

"Iya aku mengingat nya pasti dia sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik."

"Iya wir dia sangat cantik, aku sudah terlalu lama menjadi beban hidup nya. Sekarang dia sedang bekerja, jika aku memberitahu nya kalau aku di rumah sakit, pasti akan membuat nya cemas dan meninggalkan pekerjaan nya." Kata Hendra.

"Jadi bagaimana dengan perjodohan yang kita atur dulu jika putri pertama mu sudah meninggal." Ucap Winarta.

"Perjodohan, kau masih mengingat nya? Apa Azka belum menikah? "

"Aku pasti masih mengingat nya hen, iya putra ku belum menikah." Ujar Winarta.

"Aku masih memiliki Natasya, tapi umur nya masih 18 tahun. Apa kah bisa perjodohan itu untuk Natasya saja menggantikan kakak nya Bella. Aku ingin jika aku pergi nanti Natasya ada yang merawat nya dan aku sangat mempercayai pada mu wir." Kata Hendra.

"Bisa hen, kita lanjutkan perjodohan ini. Aku yang akan mengurus semua nya dan kau hanya perlu memberitahu putri mu." Ucap Winarta.

Setelah mengatur semuanya Winarta pamit pergi dan akan datang kembali bersama putra nya Azka. Hendra bisa sedikit tenang karena jika ia pergi Natasya ada yang merawat nya, ia sangat yakin kalau sahabat nya itu bisa menjaga anak kesayangan nya.

Sore hari telah tiba waktu nya Natasya pulang ke rumah, ia langsung buru-buru pulang karena sangat cemas dengan keadaan papah nya. Dan benar saja sesampainya di rumah Natasya sudah tidak melihat papah nya, ia langsung keluar dari rumah untuk mencari papah nya. Natasya mendapatkan kabar dari tetangga nya kalau papah nya di bawa ke rumah sakit. Dengan perasaan yang tidak menentu Natasya berlari mencari angkot atau taksi untuk menuju ke rumah sakit terdekat.

Karena tidak hati-hati dan terlalu terburu-buru Natasya hampir tertabrak mobil, kaki nya langsung lemas dan tubuh nya gemetaran.

"Bay.. Apa kau mau membunuh ku." Ucap Azka kesal.

"Maaf tuan, wanita itu yang tiba-tiba muncul." Kata Bayu.

"Periksa dia, aku tidak mau kejadian ini bumerang untuk ku." Perintah Azka.

Bayu langsung keluar dari mobil untuk memeriksa orang yang hampir ia tabrak. "Maaf nona apa anda tidak papa." Tanya bayu.

"Bi.. Bisa tolong saya." Kata Natasya.

"Apa nona, apa anda perlu berobat ke rumah sakit." Tanya Bayu.

"Iya saya perlu ke rumah sakit, tapi bukan untuk berobat. Orang tua saya berada di sana dan saya harus segera melihat nya." Jawab Natasya.

Bayu tidak bisa mengiyakan apa yang di minta Natasya, ia kembali menghampiri Azka untuk bertanya. "Tuan nona itu meminta untuk di antar ke rumah sakit, bukan untuk berobat tetapi orang tua nya berada di sana." Kata Bayu.

"Suruh dia masuk." Ucap Azka.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!