NovelToon NovelToon

Cinta Sugar Daddy

BAB 01

Haloo...

baru gaess semoga suka yah 😅🤗

happy reading kuy !!!

*****

"Apa kamu mau, nikah sama aku ??" Tanya seorang laki-laki yang bernama Anan Malik kepada kekasih pujaan nya itu. Meski usia nya masih cukup muda, tapi Anan adalah seorang laki-laki yang jenius. Mulai dari sekolah dasar hingga kuliah dia selalu berprestasi.

Hingga di usia nya sekarang yang masih 23 tahun, dia sudah membantu ayah nya memimpin perusahaan. Menjadi anak satu-satunya di keluarga Adam Malik, membuat Anan adalah pewaris satu-satunya perusahaan Malik group.

Tampan, bertubuh gagah. Serta Memiliki segala nya membuat para wanita berebut untuk mendapat kan cinta nya.

Tetapi berbeda dengan seorang gadis salah satu dari karyawan yang bekerja di perusahaan nya. Gadis itu tampak biasa saja saat bertemu dan bertatapan langsung dengan anak dari pemilik perusahaan di mana tempat dia bekerja. Tak sedikit pun berambisi untuk berkenalan dan dekat dengan anak dari bos nya itu.

Sadifa Wulandari.

Adalah gadis yang berhasil menarik perhatian Anan Malik. Bagi Anan, Sadifa adalah gadis yang sangat jauh berbeda dari gadis lain. Saat semua para wanita di luar sana berlomba-lomba menyatakan cinta pada nya, yang Anan ketahui mereka bukan mencinta nya, tetapi mencintai apa yang dia punya. Tetapi Sadifa tidak, bahkan gadis itu selalu menolak perhatian yang Anan berikan pada nya. Menolak barang-barang mahal yang dia belikan untuk nya. Dari situ lah, Anan menilai bahwa Sadifa tidak berambisi seperti gadis lain yang hanya mengingin kan harta nya.

"Ta-tapi... ini..."

"Sssttt. Aku tidak menerima penolakan." Bantah Anan. Ia mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah dari dalam saku jas nya. Kemudian ia meminta agar Sadifa mengulurkan tangan nya. Dengan penuh cinta, Anan memasukkan cincin berlian ke jari manis Sadifa.

"Mau tidak mau, kamu harus menikah sama aku !!" Tutur nya. "Dan mulai hari ini, kamu aku ikat. Aku akan membicarakan soal pernikahan kita sama orang tua ku nanti."

Menarik tangan nya dari genggaman Anan. Sadifa menatap cincin yang melingkar di jari manis nya.

Ini cincin pasti mahal sekali. Pikir nya. Tapi... apa pantas dia menerima semua ini. Melihat setatus nya dan juga Anan sangat lah jauh berbeda. Anan adalah anak dan pewaris perusahaan di mana tempat dia bekerja. Sedang diri nya hanya salah satu karyawan nya.

"Tapi Nan, bukan kah ini terlalu cepat !" ujar Sadifa. Pasal nya, mereka belum terlalu lama mengenal. Apa lagi dalam menjalan kan hubungan mereka sebagai kekasih. Sebenar nya Sadifa tidak benar-benar mencintai Anan. Ia terpaksa menerima laki-laki itu untuk menjadi kekasih nya hanya karena Sadifa merasa berhutang Budi pada nya.

Sebenar nya Sadifa adalah anak dari keluarga yang berada. Hanya saja saat ini perusahaan orang tua nya mengalami kebangkrutan. sehingga perusahaan di tutup dan harus membayar hutang serta memberi gajih pesangon pada semua karyawan nya.

Semua harta orang tua nya sudah habis-habisan. Hingga membuat kesehatan ayah nya menurun dan harus di rawat di rumah sakit. Karena tidak mempunyai apa apa lagi membuat Sadifa sedikit ke susahan untuk membayar biaya rumah sakit ayah nya. Sedang kan ibu nya, ibu nya pergi meninggalkan ayah dan juga diri nya karena kini ayah nya sudah tidak punya apa apa. Hidup susah, serta tempat tinggal yang Pas-pasan serta apa ada nya.

Mencari kerja ke sana kemari. Tertatih dan menahan terik nya matahari. Seorang gadis yang tadi nya memiliki segala nya. Tapi sekarang harus melangkah sepanjang jalan mencari pekerjaan.

Hingga sampai lah dia di perusahaan Malik group. Yang kebetulan sekali sedang membutuhkan karyawan baru. Setelah di terima bekerja dan baru saja masuk dua Minggu, Sadifa memberanikan diri mengambil gajih nya lebih dulu. Ia sangat membutuhkan uang untuk membayar biaya rumah sakit ayah nya.

Semua itu tak lepas dari perhatian Anan yang beberapa hari itu mulai tertarik pada Sadifa. Hingga dia secara diam-diam ke rumah sakit di mana ayah nya Sadifa di rawat. Anan melunasi semua biaya rumah sakit sekaligus obat-obatan yang harus di tebus.

Di situlah perkenalan antara anan dan Sadifa di mulai. Anan benar-benar merasa tertarik pada gadis itu. Tetapi Sadifa bersikap biasa saja. Hingga Anan menyatakan rasa suka nya pada sadifa, tetapi Sadifa selalu menolak. Beralaskan belum ingin berpacaran. Ia masih ingin fokus bekerja dan merawat ayah nya hingga sembuh.

Tetapi Anan, laki-laki itu tidak menyerah. Ia terus berusaha untuk mendapat kan apa yang dia ingin kan. Sampai ia mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk membantu Sadifa melunasi biaya rumah sakit ayah nya. Karena itu Sadifa merasa berhutang Budi pada Anan. Dulu Sadifa pernah berkata akan mengganti semua nya, dengan dia rela bekerja di perusahaan Anan Tanpa dia menerima gaji. Tapi Anan menolak, dia tidak butuh uang. Yang di butuh kan nya hanya sosok Sadifa mau menerima cinta nya dan mau hidup bersama nya.

Ya,

Rupa nya seorang Anan Malik sudah tertarik hingga tergila-gila pada seorang gadis yang menurut nya sangat berbeda itu. Sehingga dengan berbagai cara dia berusaha untuk mendapat kan hati seorang gadis yang sudah pernah menolak nya itu.

"Aku mencintai mu sayang, tidak ada di dunia ini yang aku ingin kan lagi selain menikah dan hidup bersama selama-lamanya dengan mu." Tutur nya.

Laki-laki itu memang terlihat begitu tulus mencintai dan menyayangi nya. Tapi... Bahkan sampai saat ini, selama mereka kurang lebih 6 bulan menjalin kasih. Sadifa belum juga bisa mencintai Anan sepenuh hati nya.

Lalu... Apa Sadifa akan terus melanjutkan ini ? Menerima laki-laki itu yang akan menikahi nya, atau harus menolak nya kembali. Tapi dia berpikir, Anan sudah sangat banyak membantu nya. Memberikan pertolongan pada nya secara geratis dan suka rela. Bahkan dia bekerja di perusahaan nya pun masih menerima gaji nya dengan utuh tanpa potongan sedikit pun.

Tetapi hati Sadifa tidak bisa membohongi perasaan nya. Bukan seorang Anan lah yang dia cintai. Tetapi ada laki-laki lain yang sudah lama mengisi hati nya sedari mereka masih sama sama duduk di bangku sekolah menengah atas. Hanya saja sekarang laki-laki itu masih berada di luar negri untuk kuliah. Laki-laki itu berjanji pada sadifa, jika dia sudah selesai kuliah dia akan mencari Sadifa untuk menikahi nya.

"Aku harap kau berpikir lagi tentang keputusan mu untuk menikahi ku." Tutur Sadifa, ia benar-benar berharap agar Anan bisa mempertimbangkan lagi ke inginan nya.

"Kenapa ? Apa kamu masih ragu sama aku ??" Tanya Anan. Ia sangat takut akan kehilangan gadis nya itu. Karena dia benar-benar sangat mencintai Sadifa.

"A-aku..."

*****

semoga suka gaes 🙏🤗

tinggalkan jejak kalian ya 😊

like, komen, vote juga boleh banget😂

♥️♥️♥️

BAB 02

Happy reading !

*****

Sadifa benar-benar bingung. Apa yang harus dia lakukan. Apa lagi dia tahu bahwa Anan adalah sosok laki-laki yang nekat. Dia pasti akan melakukan segala cara untuk tetap mempertahankan apa yang dia miliki saat ini.

"Sayang..." Lirih Anan.

"Tolong antar kan aku pulang." Pinta Sadifa pada Anan. Merasa tertekan yang kini gadis itu rasakan.

"Tapi sayang kita belum saja memakan apa pun."Jawab Anan yang mencoba kembali meraih tangan Sadifa, tapi perempuan itu sudah bangkit berdiri dari kursi nya.

"Aku lelah Nan, aku ingin pulang." Tutur nya lagi.

Mendengar kata lelah dari kekasih nya itu, Anan tidak mampu lagi untuk menahan nya. "Baiklah, kita pulang." Ujar Anan mengalah.

Di dalam mobil. Hening tanpa suara sedikit pun. Apa lagi Sadifa, gadis itu lebih terlihat murung saat dia mengetahui bahwa Anan akan segera menikahi nya.

Bukan tak ingin menikah. Tetapi lebih tepat nya Sadifa menginginkan pernikahan yang sama-sama di dasari oleh rasa cinta. Dia ingin menikah dengan orang yang dia cinta dan juga mencintai nya.

"Sayang..." panggil Anan sambil menyentuh pipi Sadifa dan mengusap nya lembut. "Kamu kenapa ? kok diem aja dari tadi ?" tanya nya, yang melihat gadis nya itu tak bersuara sedikit pun.

"Gak papa kok !!" jawab nya cepat.

"Kenapa ? aku tau ada yang kamu pikirin..!" Ucap Anan menerka-nerka.

"Gak ada kok !" sahut nya lagi.

Tak lama, akhir nya mereka sampai di depan rumah Sadifa yang terlihat sederhana. Sangat jauh berbeda jika di bandingkan dengan rumah nya dulu yang sudah seperti istana.

Sadifa membuka pintu mobil dan keluar tanpa berkata apa pun lagi kepada Anan.

"Sayang tunggu !!" Ujar Anan sambil berlari kecil untuk mengejar Sadifa yang sudah berjalan menuju rumah nya.

Gadis itu terhenti, membalikkan tubuh nya lagi ke belakang. Lalu ia menundukkan kepala nya seperti tak ingin melihat wajah kekasih nya itu.

"Apa aku punya salah ??" Tanya Anan, ia sedikit sedih yang melihat perubahan sikap Sadifa pada nya.

"Tidak ada !"

"Tapi kenapa kamu tiba-tiba diem aja sih ??" Ujar nya. Laki-laki itu tak bisa menerima sikap dingin Sadifa saat ini pada nya.

"Nan, aku capek ! mending sekarang kamu pulang aja deh !" Ketus Sadifa pada laki-laki itu.

"Sayang... aku.."

"Udah ya, aku mau istirahat !!" Kecam nya yang berlangsung pergi meninggalkan Anan sendiri.

Ia membuka pintu nya dengan terburu-buru dan menutup nya kembali, tak lupa ia mengunci nya. Sadifa terdiam dengan bersandar di pintu rumah nya. Tak terasa air mata nya seketika terjatuh membasahi ke dua pipi nya. Dia menangis di sana.

Sungguh ini berat bagi Sadifa. Dia tidak bisa membohongi perasaan nya sendiri.

Bahkan sampai saat ini, aku belum bisa mencintai nya. Batin Sadifa dalam hati.

"Difa, kau sudah pulang." sapa Herdian yang tak lain adalah ayah Sadifa.

Buru-buru Sadifa menghapus air mata nya. "Ayah, kenapa belum tidur ??" Tanya Sadifa menghampiri sang ayah yang duduk di kursi roda. Ia kemudian berlutut di samping ayah nya.

"Ada apa ? kenapa kamu nangis nak ??" Perasaan seorang ayah itu sangat peka terhadap putri nya.

"Tidak apa-apa yah." Ia mencoba menyembunyikan dari ayah nya.

"Kamu mau menutupi nya dari ayah, tapi ayah tau Difa." Ucap nya sambil menyentuh pipi putri semata wayang nya itu. "Ada apa ??" tanya nya lagi.

Gadis itu akhir nya kembali menjatuh kan air mata nya. Ia tidak tahan lagi. Harus kepada siapa ia membagi beban yang dia rasakan jika bukan kepada ayah nya.

Sadifa adalah gadis yang pendiam. Tidak banyak tingkah, lugu dan suka menyendiri. Pernah hidup mewah dan memiliki segala nya tidak membuat Sadifa hidup yang berfoya-foya. Menghambur-hamburkan uang milik orang tua nya. Ia adalah seorang gadis yang cerdas. Selama sekolah dia selalu mendapatkan juara. Tapi dia tidak memiliki banyak teman, ia lebih suka menyendiri dan menghabis kan waktu nya hanya untuk belajar.

Gadis itu kembali menunduk, dengan air mata yang membanjiri pipi nya.

Hiks..hiks.. Isak tangis Sadifa.

Seorang ayah itu, meski tak bisa lagi berbuat banyak. Bahkan bisa dikatakan hidup nya sekarang hanya bergantung kepada putri semata wayang nya. Sakit-sakitan membuat Herdian hanya berdiam diri di rumah dengan kursi roda sebagai penopang kemana dia akan berjalan.

Tetapi semua itu tidak membuat Herdian melepaskan putri nya begitu saja. "Ada apa Difa, apa ada yang menyakiti mu ??" Ucap Herdian menerka.

Gadis itu menggeleng. Tidak membenarkan ucapan ayah nya.

"Lalu ??"

Sadifa mengangkat wajah nya. Mencoba mengusap air mata dengan punggung tangan nya. "Anan yah !!" ucapan nya terhenti.

"Ada apa dengan Anan ??" tanya Herdian merasa penasaran. Tidak mungkin kan laki-laki itu menyakiti putri nya. Apa lagi Herdian tau bahwa laki-laki itu sangat mencintai Sadifa putri nya.

Menarik nafas, lalu membuang nya perlahan. "Anan melamar ku tadi yah, dan secepatnya dia akan menikahi ku." Titah nya dengan suara gemetar menahan tangis.

Herdian terkejut. Bukan masalah apa apa. Tapi keluarga Anan adalah keluarga yang terpandang. Sedangkan dirinya dan juga Sadifa sekarang bukan lah siapa-siapa. Jatuh bangkrut membuat Herdian tak lagi di pandang oleh siapa pun.

"Lalu kenapa kau menangis ??" tanya laki-laki paruh baya itu.

"Yah, menerima nya sebagai kekasih ku saja aku terpaksa." Sadifa menjeda ucapan nya sebentar sambil mengusap air mata yang lagi-lagi membasahi pipi nya. "Aku gak bisa membohongi perasaan ku yah, aku tidak bisa mencintai Anan sampai saat ini." jelas nya. Akhir nya gadis itu menumpahkan apa yang dia pendam selama berapa bulan ini.

Herdian mengerti. Bahwa putri nya itu penuh dengan keterpaksaan atas semua ini. Atas hubungan yang dia jalani dengan seorang Anan Malik yang terjalin beberapa bulan belakangan ini.

Dia merasa bersalah pada sadifa anak nya. Demi diri nya lah, gadis itu rela mengorban kan perasaan nya untuk berpura-pura mencintai orang lain.

Bukan karena uang. Melainkan laki-laki itu lah yang selalu memaksa kehendak nya sendiri. Dengan menolong nya membantu melunasi biaya rumah sakit ayah nya, dengan menukar perasaan Sadifa yang harus menerima Anan sebagai kekasih nya. Sedangkan Sadifa adalah orang yang paling tidak bisa berhutang Budi pada siapa pun.

"Difa, jika kau tidak mencintai Anan. Kenapa kau dari awal tidak menolak nya." tutur herdian yang merasa sangat bersalah.

Lagi-lagi Sadifa menggelengkan kepala menjawab ucapan ayah nya itu.

"Maaf kan ayah Difa." Suara Herdian bergetar. Ia tidak bisa menahan air mata nya melihat putri nya itu menderita karena nya.

*****

Like, komen, vote yah 🙏😍

semoga selalu suka 😍😍😍

❤️❤️❤️

BAB 03

Holaaa Happy reading kuy !!!

*****

Sadifa menggelengkan kepala nya. Tidak ! Kenapa juga ayah nya harus meminta maaf pada nya.

"Ayah, kenapa meminta maaf. Ayah tidak bersalah." Gadis itu semakin terisak.

"Karena ayah lah kamu menderita seperti ini Difa."

"Tidak yah !!" Kecam Difa. "Ayah satu-satunya yang aku punya, ayah segala nya untuk ku." Perempuan itu bangkit dan memeluk Herdian dari samping.

*****

Hari-hari berlalu terasa begitu cepat. Berganti Minggu, hingga terus berganti bulan.

Anan Malik tidak pernah main-main dengan ucapan nya. Ya, dia akan menikahi gadis pujaan nya itu dalam waktu satu Minggu lagi. Segala sesuatu sudah di persiap kan, hanya tinggal menunggu hari yang ia tentukan untuk pernikahan nya dengan Sadifa.

"Bro, lu udah bener bener Mateng buat nikah ??" Tanya Riski pada Anan. Riski adalah salah satu teman laki-laki itu yang menjadi sekretaris pribadi nya.

"Emang lu pernah liat gue main-main dalam sebuah keputusan !!" Anan menjawab pertanyaan Riski.

"Gak pernah ! Tapi gue kok kaya gak yakin ya lu bisa bikin-

"Lu ngeraguin gue !!" sahut Anan memotong ucapan Riski. Laki-laki itu menatap tajam Riski dengan kedua alis nya yang terangkat.

Riski terjengit dan seketika menegakkan kembali tubuh nya yang sedang duduk bersantai di sofa. "Tunggu !! ngeraguin apa sih ??" Tanya Riski yang menatap Anan dengan bingung.

"Lah maksud lu tadi apa an ??" Sinis Anan.

"Yang lu kira gue gak yakinin itu apa ??" Eh, kok ke dua laki-laki itu malah saling melempar pertanyaan sih.

"Lu ngeraguin gue soal bikin...." Ucapan Anan terhenti.

"Apa ??!!"

Kedua laki-laki itu memang tak pernah akur. Anan yang selalu menindas Riski karena dia adalah bawahan nya. Dan Riski yang tak pernah menghormati Anan selaku atasan nya.

Begitu lah cara pertemanan mereka. Namun di antara nya saling menyayangi satu sama lain.

"Bikin...anu !!" Anan melirih kan kata anu. Yang membuat Riski tergelak menertawai teman nya itu.

"Lu kalo soal anu aja cepet banget connect nya otak lu !!"

"Kaya lu kaga aja !!"

"Kaga lah, kaga salah !!" Ucap nya sambil tertawa terbahak bahak.

"Berisik lu !!" Anan menatap malas laki-laki itu.

"Eh tapi yang gue perhatiin nih, calon bini lu kaya gak Heppy gitu mau kawin sama lu !!"

Sontak pertanyaan teman nya itu berhasil membuat Anan kembali lagi menatap ke arah nya.

Anan terdiam. Menaruh pena yang ia pegang di atas tumpukan berkas-berkas yang harus dia periksa. Laki-laki itu menarik nafas nya panjang sambil menyandarkan tubuh di kursi kebesaran nya.

Ia memutar kursi itu diikuti dengan tubuh nya yang ikut serta berputar. Mata nya terpejam. Seketika Ucapan Riski bisa membuat hati dan pikiran nya menjadi gundah.

Jika dipikir-pikir lagi. Memang ada benar nya apa yang di katakan teman sekaligus sekretaris nya itu barusan. Jika wanita nya itu seperti tidak bahagia atas pernikahan mereka yang hanya menghitung hari lagi.

Riski bangkit dari duduk nya. Ia berjalan mendekat dan duduk di kursi yang ada di depan meja kerja bos nya itu.

"Bener gak sih omongan gue !!"

Lagi-lagi ucapan nya membuat Anan seketika merasakan kepala nya terasa begitu sakit.

"Sebenernya gue udah lama ngerasa kaya gitu !!" Anan menjeda ucapan nya. Menegakkan tubuh nya kembali. "Gue ngerasa Sadifa kaya gak mau gue nikahin !"

"Nah itu maksud gue !!" Risky berucap sambil memetik kan jari nya. "Lu yakin bro, tu cewek cinta sama lu."

Entah lah. Ini sulit di tebak. Dia sih sungguh-sungguh mencintai wanita itu dan ingin menikahi nya. Dia tidak perduli seperti apa setatus keluarga wanita nya saat ini. Anan hanya ingin menghabis kan waktu panjang nya bersama wanita itu. Menjalin rumah tangga dengan nya meski usia mereka masih di bilang muda.

Intinya Anan hanya mengingin kan wanit itu, membahagiakan nya bersama keluarga kecil nya nanti.

"Woi..!!"

Suara Riski membuyarkan lamunan laki-laki itu.

"Brengsek lu ngagetin gue aja !!" Anan terbuyar dari hayalan nya. Ah.. seperti nya apa yang dia hayal kan itu hanya sebuah hayalan saja.

Tapi tidak ! Jika gadis itu tidak mencintai nya untuk apa dia melangkah bersama nya menjalin kasih sampai sejauh ini kan ?

"Ya habis nya lu ngehayalin apa sih !!" Ketus Risky. "Lu belum sah juga udah ngehayal yang enak-enak aja !"

Anan menatap sinis pada laki-laki yang kalo ngomong memang tidak punya akhlak sama sekali.

"Lu keluar deh sana ! sebelum lu gue panggilin satpam buat usir lu !" Kesal Anan.

"Berani lu nyeret gue keluar, gue pecat lu !" Ujar Risky sambil menyilang kan tangan nya di depan dada.

Anan benar-benar di buat muak oleh teman yang menurut nya sangat tidak tau diri itu. "Di sini gue bos nya, lu bawahan gue. Punya hak apa lu mecat gue !!" Ketus Anan.

"Heleh, udah buruan mana berkas nya. Tanda tangan aja lama banget !"

Boleh tidak sih laki-laki menyebalkan itu di tenggelamkan saja ke rawa-rawa. Muak sekali rasanya setiap hari harus beradu mulut dengan nya.

*****

Sadifa sedang terlihat begitu sibuk dengan layar komputer di meja kerja nya. Ini sudah jam makan siang, tapi wanita itu masih enggan juga meninggalkan pekerjaan nya.

"Sayang.." sapa anan yang membuat Sadifa terjengit kaget. Sontak ia menoleh ke arah belakang dengan cepat.

"Pak Anan !!" Seru Sadifa mengelus dada nya. "Ngagetin aja !" Sejak kapan juga laki-laki itu berdiri di belakang nya.

"Udah makan ??" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Anan.

Wanita itu menggeleng. "Belum." Tangan nya masih sibuk dengan pekerjaan nya.

Anan menarik tangan wanita itu, membuat nya terpaksa berdiri. "Makan dulu !!" Anan berucap dengan wajah datar nya.

Kebiasaan sekali memang kekasih nya itu. Mengutamakan pekerjaan hingga melupakan ke harusan. "Aku udah berapa kali sih bilang jangan pernah-

"Iya-iya aku makan sekarang !!" Sadifa memotong ucapan Anan. Menempelkan jari telunjuk nya di depan bibir kekasih sekaligus atasan nya itu.

"Bandel !!"

Sadifa hanya tersenyum kaku membalas gerutuan Anan yang tidak bisa di bantah lagi.

"Iya iya maaf." Ucap Sadifa memasang wajah memohon yang membuat Anan merasa gemas pada nya.

*****

semoga suka yah 😅

Like, komen, vav ❤️ dong

❤️❤️❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!