Dengan langkah gontai, Nathan menaiki bus AKAP yang akan mengantarkannya ke kampung halamannya di Jogja. Pikirannya tak tentu dan hatinya terasa sangat hampa. Ia ingin menggerutu tapi ditahannya sejak kemarin sehabis menerima telepon dari Aki nya di Jogja.
Di saat usahanya mulai stabil, tiba - tiba sang Aki memintanya pulang. Bagaimana tidak, Nathan memang sudah hampir 2 tahun ini tidak menjenguk Aki dan Nini di kampung halaman ayahnya. Sedang ayah Nathan, bahkan sudah hampir 10 tahun belum kembali dari luar negeri karena saking sibuk mengurus bisnisnya. Hal itulah yang membuat Aki dan Nini geram. Ujung - ujungnya Nathan yang jadi sasaran aki dan nininya.
Dengan tas ransel yang setia di gendongannya, Nathan menapak kali ke dalam bus, sekilas ia memperhatikan sekeliling dalaman bis, beberapa orang sibuk menata bawaan mereka masing - masing. Nathan mencari - cari no kursi yang sesuai dengan no yang tertera di tiketnya.
" Permisi mbak...!! " kata Nathan tak lupa senyum manisnya.
Merasa ada yang mengajak bicara, Nayla menengadah, menatap wajah tampan Nathan. Sesaat terdiam karena merasa terhipnotis ketampanan Nathan. Kayak Hoo Joon, di So I Married my anti - fan, batin Nayla.
Tampan sekali...!! pekik hati Nayla.
" Mbaak....!! "
" Eh, iya mas...! Kursinya ya? "
Nathan terkesiap melihat gadis itu menatap kearahnya. Nathan mendadak mengingat seorang gadis yang dirindukannya hingga sekarang.
" Maaas... kok malah bengong...?? " Nayla membuyarkan lamunan Nathan.
" Eeh... iya...! Mbaknya di sini...??" Nathan balik tanya.
Nayla hanya menggangguk seraya berdiri hendak memberi jalan Nathan.
"Mbaknya yang di samping jendela saja, kita tukar tempat...!! " kata Nathan mencegah Nayla.
Perhatian sekali, batin Nayla.
Ia pun bergeser ke samping jendela. Nathan meletakkan ransel di rak atas sebelum akhirnya dia duduk. Nayla dan Nathan masing - masing terduduk diam ditempatnya. Tak lama kursi bis terisi dan mereka pun berangkat menuju Jogja. Perjalanan dari Jakarta ke Jogja akan menempuh waktu satu malam.
Siapa yang disampingku ini, kenapa dia mirip Ayla, batin Nathan frustasi.
Tiba - tiba Hp Nayla berbunyi.
"Assalamualaikum... ya bu...??
"Ya ampun... maaf bu...! Kelupaan, tadi buru - buru sih bapak. Katanya udah ditunggu orang...!! "
" Ya udah.... itu di makan aja makanannya bu...! Nanti beli aja di jalan. Ini bisnya udah jalan kok...!! "
" Bawa...!!! Ya kali... nge bon ma sopirnya....!! "
.....
" Iya bu...! Assalamualaikum....!!
Nathan kepo, dengan sengaja mencerna pembicaraan gadis di sampingnya. Rasa penasaran menyelimuti dirinya. Namun masih ditahan untuk tak bertanya.
Hp Nayla kembali berdering.
" Ya Steel....??? "
" Gue udah di bis, ini udah jalan....!! "
"Ya ampun, gue ga mau....! Kenapa pacar loe itu maksa banget sih...! "
" Terus kenapa sih....??? "
" Udah tua dong....??? "
" Entar gue pikir nanti deh...!! "
Nayla mematikan hpnya. Ia tak habis pikir dengan sahabat dan pacarnya satu ini. Demen banget ngejodohin Nayla dengan segala jenis cowok😂. Nyeseknya Nayla mau dikenalin sama bos pacar Stella. Masalahnya kalau mereka lagi kumpul cuma Nayla yang ngak punya cowok.
Bus terus berjalan. Sore mulai berganti malam. Nayla mulai merasa haus. Ia celingak celinguk mencari tukang asongan naik ke bus. Tapi nihil. Bus tetap berjalan. Nayla pasrah memilih memejamkan mata menahan haus dan lapar. Bagaimana tidak, makanan dan minumannya tertinggal di rumah, dia bahkan belum sempat makan kecuali sarapan tadi pagi. Selesai menggantar pesanan dia langsung diantar bapaknya ke terminal. Boro - boro ada pacar yang perhatian. Nayla jomblo sejati bahkan di usianya yang hampir 21 tahun.Nayla menghela nafas berat.
Tiba - tiba sesuatu menyentuh lengan Nayla. Nayla membuka mata dan menoleh. Cowok disampingnya menyodorkan botol minum lengkap dengan senyum mautnya. Ya ampun, Hoo Joon....! Nayla berteriak dalam hati.
" Minumlah....! Rest areanya masih lumayan jauh...!! " kata Nathan.
Nayla ragu.
" Aku tidak memberi obat tidur di minuman ini. Jadi tenang saja, kamu tidak akan aku culik lalu ku perkosa, lalu kubunuh dan mayatmu ku buang dijalanan... " kata Nathan santai.
Ya ampun... ini cowok ternyata.....!!!
Nayla speechless.
" Kamu ga mau minum ? " Nathan menunjuk botol yang masih menempel pada lengan Nayla karena gadis itu masih terdiam.
Nayla meraihnya, membuka tutup botol dan mulutnya komat kamit sebelum menenggaknya. Nathan tersenyum geli melihatnya.
Bodo amat kalau ucapannya tadi benar, batin Nayla.
"Tenang aja, aku cowok yang baik kok...! " Nathan seolah bisa mendengar suara batin Nayla.
Nayla menoleh dan mengembalikan botol ke Nathan.
"Terima kasih...! "
Nathan mengangguk menerima botol minumnya.
" Kamu mau kemana ? " Nathan memberanikan diri bertanya karena rasa penasarannya yang mengelitik.
Dia sungguh mirip Ayla.
"Ke Bandung....! "
" Neeeng....!!! " delik Nathan.
"Hehehe....! Ke Jogja lah bang....! "
"Ke tempat siapa ? "
Ini kayak polisi mau introgasi aja.
"Ehmm... ke tempat paman...!! "
"Sendiri aja...? " mulut Nathan gatel.
Nayla mengangguk.
" Ke tempar pacarnya ???? " Nathan bener - bener.
Nayla menghela nafas berat. Menyadari kebodohannya dikibuli janji manis teman kecilnya dulu hingga sampai sekarang enggan pacaran.
Untung ganteng, sungut Nayla.
" Bukan. Gue nggak punya pacar !! " sungut Nayla karena cowok ganteng disebelahnya mulai membuatnya jengah.
Apa ituu ??? promosi ! Mendadak Nayla menyesal mengakui tak punya pacar.
Nathan tersenyum tipis. Tak pernah ada cewek yang bisa menarik hatinya. Namun mendadak, cewek tak di kenal di sampingnya membuatnya menggelitik dan penuh penasaran.
Nayla kembali memejamkan mata, menahan perih perutnya.
Nathan tersenyum tertahan seraya melirik gadis disampingnya. Ia mendadak beenar - benar berharap gadis disampingnya adalah Ayla, si judes menyebalkan miliknya waktu kecil. Namun rasa penasaran untuk bertanya ditahan olehnya.
"Kalau kau berbohong, kamu akan ku kutuk jadi ember An ! "
kata Ayla kecil. Gadis itu baru berumur 7 tahun.
" Kenapa ember...?? " tanya anak lelaki berusia 9 tahun disampingnya seraya mengaduk - aduk tanah.
"Biar ngerasain bawa kotor - kotor...! " sahut Ayla judes.
Ayla hanya bisa menjawab itu karena iya ingat bak sampah dari ember dirumahnya.
" Ga jelas sih Ay...! Kamu ngambek ngini pasti mau minta sesuatu...! appaaa itu??? "
"Minta kamu nggak pergi sama papa mama mu...!! Ayla makin judes.
Anak cowok disampingnya menghentikan kegiatan mengaduk tanah yang tadi disuruh Ayla. Gadis kecil ini memang sangat judes akhir - akhir ini.
" Ay.....kalau besar nanti, aku akan kembali lagi. Aku akan jadi kaya, aku akan jadi pacar kamu, dan kamu akan aku nikahi...! " bujuk anak cowok itu sok dewasa.
"Apa itu maksudnya ??? "
" Maksudnya... kamu hanya boleh pacaran dan nikah sama aku...! "
"Ga mau....!!! Ayla ngeloyor pergi masuk ke dalam rumah.
Ngambek parah ke temen mainnya itu.
Nathan tersenyum mengingat sahabat kecilnya yang telah mampu membuatnya jomblo hingga sekarang. Ia penasaran, melirik gadis disebelahnya yang tampak memejamkan mata seraya memegangi perut. Wajahnya benar - benar mirip Ayla. Nathan kemudian beranjak, menggambil tentengan plastik yang diberikan Satiyo, sang assisten sekaligus sahabat Nathan. Kali ini ia menyentuh lengan Nayla dengan tangannya. Nayla membuka mata.
" Aku punya kue,makanlah....! Kamu akan kena maag kalau tidak makan...! "
Aku memang merasa maag ku mulai kambuh, sungut Nayla.
Ia berusaha tak mau peduli dengan cowok yang sok akrab dan sok kenal di sampingnya.
Karena Nayla masih terdiam, Nathan membuka kotak kuenya dan memakannya. Nayla menelan ludah, pasalnya itu kue bole pisang Bandung .
" Aku menawarimu sebagai teman duduk "
Nayla masih tak menyahut.
" Tidak perlu sungkan...! " Nathan kembali menyodorkan kotak kue itu. " Buktinya aku tidak mati kan ? "
Nayla menatap cowok di sampingnya sesaat.
Namun ia kemudian mengambil kue dan memakannya perlahan. Tak lama, Nathan menyodorkan botol minum. Nayla menerimanya. Ia masih diam tak mau bicara sepatah pun. Cowok tampan disampingnya ini benar - benar tahu kalau dia sedang kelaparan.
"Terima kasih...! " akhirnya Nayla buka suara.
"Sama - sama ! Kemana daerah tujuanmu...? " mulut Nathan benar - benar bawel.
"Ke kabupaten W....! " sahut Nayla.
Nayla berfikir mungkin cowok disisinya butuh teman bicara.
"Kok sama...! Desanya mana?? "
Nayla menyebutkan nama desanya. Nathan melongo. Pasalnya yng disebut Nayla adalah desa aki nya.
" Kau serius...??? "
Nayla mengangguk mengiyakan.
"Kamu sering datang ke kampung ? "
" Baru sekali ini...! "
Nathan menaikan alisnya, berpikir sejenak.
" Siapa nama pamanmu...???"
Nayla menatap Nathan sejenak.
Cowok tampan disebelahnya ini bener - bener bawel sekali. Aku aja yang engga kenal dibaweli... apalagi ceweknya, batin Nayla.
" Tujuanku dan tujuanmu sama ! " Nathan mengeluarkan tiket dan menunjukkan pada Nayla.
Nayla membacanya sekilas.
" Aku tinggal di kampung itu saat SMA " Nathan seolah berusaha menyakinkan Nayla.
" Waslan sama bi Darti ! "
Nathan mengangguk.
"Ok... jangan jauh - jauh dari ku...!! "
Nayla menoleh ke arah Nathan sejenak.
" Aku mengenal mereka " Nathan seolah tahu apa yang di pikirkan Nayla.
Nayla hanya terdiam tanpa menjawab. Sebenarnya ada perasaan hangat di hatinya. Apalagi cowok di sampingnya ini benar - benar ganteng.
***
Bis berhenti untuk istirahat. Nathan keluar disusul Nayla di belakangnya.
" Inget - inget bis nya, jangan salah masuk ...!! " peringat Nathan sebelum mereka beranjak.
Mang aku siapa dia diatur - atut mulu, issh Nayla mendadak kesal namun seolah merasa dekat dengan cowok itu.
Penumpang yang lain juga ikut turun, masing - masing dengan tujuannya sendiri. Ada yang cari makan, ada yang merokok ,ada yang ke kamar mandi. Dan ada juga yang sekedar mencari angin segar. Nayla langsung menuju rumah makan. Tanpa di sadari, Nathan mengikuti dibelakangnya.
" Bungkus aja mbak, 2 ya...! "kata Nathan mengagetkan Nayla.
"Iya mas...! Romantis amat sih mas sama mbak nya....!! " kata si mbak penjual makanannya.
Pasalnya Nathan berada persis dibelakang Nayla seolah mereka menempel.
" Saya nggak kenal sama orang ini kok mbak...!!" Nayla mendelik sebal seraya menjauhi Nathan.
Nathan tertawa tertahan,
" Maka nya kenalan dong...!! " goda Nathan.
"Issh...!! Nayla kabur ke dalam bis meninggalkan Nathan yang tertawa melihat tingkahnya. Lupa dengan pesanan nasinya.
***
Entahlah, Nathan sangat senang sekali mengoda teman duduknya kali ini. Padahal selama ini Nathan bisa di bilang cuek dengan cewek. Berkali - kali Satiyo, Pandu, Dito berusaha mencarikan pacar untuk Nathan. Tapi selalu gagal karena cueknya Nathan. Usia Nathan memang masih muda, 23 tahun. Tapi dia sudah cukup sukses dalam meniti kariernya. Usaha Design interiornya mengalami perkembangan cukup pesat. Hal itu juga tidak lepas dari bantuan sahabat - sahabatnya. Satiyo, sang assisten, Pandu si jago gambar, Dito sang ahli diplomasi. Mereka berempat benar - benar mumpuni dalam pekerjaan mereka.
Satiyo, Pandu dan Dito masing - masing memiliki pacar. Berbeda dengan Nathan, ia masih menutup diri untuk yang namanya cewek. Ia hanya berharap bisa segera bertemu dengan Ayla, gadis kecil yang menyita hatinya hingga saat ini.
***
Nayla benar - benar tidak tahan dengan rasa laparnya. Ia beranjak dari kursinya. Namun belum sempat melangkah, Nathan muncul di pintu bis, menenteng beberapa kantong.
" Kamu mau kemana?? " Nathan menatap Nayla yang telah berdiri.
"Aku lapar...!! "
Nathan hanya tersenyum.
"Ini nasimu...! Kamu beli kenapa ga dibawa, ga dibayar juga...!! " gerutu Nathan.
Nayla hanya meringis, kembali ke tempatnya. Nathan memberikan bungkusan nasi dan menyuruh Nayla makan.
"Minum ini dulu...! " Nathan menyerahkan obat maag ke Nayla.
Nayla terlihat bingung.
" Ga usah ngelihatin aku begitu...! Gelagatmu itu nunjukin kamu jomblo yang males ngurus diri sendiri...!! "
Nayla mendelik.
" Untung loe ganteng dan baik, cuma sayang...!!super baweel dan nylekit...!! celetuk Nayla.
Nathan mendengarnya jelas hanya tersenyum. Entahlah, dia merasa ingin bersikap peduli dengan gadis disampingnya.
" Asal tahu aja. Loe gadis pertama yang gue perhatiin. Meski itu nggak gue kenal " sahut Nathan.
Nayla meminum obat maag yang diberikan Nathan. Kemudian makan dengan lahap. Nathan sesekali melirik dengan senyumnya seraya menghabiskan makanannya sendiri. Ternyata Nathan tak hanya beli nasi, tapi juga beberapa cemilan. Entah kenapa pula, cemilan yang dibeli Nathan merupakan kesukaan Nayla. Mereka menikmati makanan dalam dia karena bis perlahan melaju kembali.
" Makan saja, tak usah mikir ganti uang. Aku sanksi kalau kamu bawa uang...!! " celetuk Nathan tiba - tiba.
" Loe pikir gw se kere itu ya...! Tabungan gw banyak...!! sombong Nayla.
"Siapa namamu ?? " Nathan balik tanya.
" Loe ngajak kenalan ??? ? Modus banget ! Booong kalau loe baru pertama merhatiin cewek "
" Nggak... aku mau nelpon orang tuamu kalau kamu aku culik, terus minta tebusan uang tabunganmu yang banyak itu...! sahut Nathan santai seraya menggeser tanda hijau di ponselnya yang tiba - tiba bergetar.
" Kenapa Dit...?? "
"Dimana loe...?? "
"Gue di jalan, lagi di rest area nih?? "
"Oke... nikmatin aja cuti loe...! Jangan lupa, cari cewek di sana ! Ntar loe jadi jomblo tua...!! "
"Mana ada yang mau sama kuli kayak gue..!!"
" Iyee... boss kuli...!! Seragam baru mau gue pesen,, tinggal loe teken aja..!"
"Siaap...!! "
"Satu lagi...!!! "
"Apaa...??? "
"Bonuus dong boss...!! "
"Ga adaaa.....!!! "
"Cailaah....!!! "
"Ga usaah ngrayu... gue ga mau pacaran sama loe...!!!
" Heeeeh...!! "
"Bey Dito..!! " Nathan langsung menutup teleponnya.
" Asal loe tahuu, gue nggak moduss ! " ucap Nathan menimpali ucapan Nayla yang terpotong karena telepon. " Cuma loe cewek dalem bis ini, loe nggak liat yang lain nggak ada yang bening "
Nayla hanya mencibir tanpa sahutan.
***
Malam semakin larut. Bus tetap melaju, sementara para penumpangnya telah lelap tertidur. Begitu pula dengan Nathan dan Nayla. Tanpa sengaja, Nayla tidur bersender pada bahu Nathan. Nathan yang merasakannya hanya terdiam membiarkan Nayla.
Hampir jam 06: 00, Nathan dan Nayla baru sampai di terminal kota W. Nathan turun dengan santai diikuti Nayla.
"Bang... tunggu, koper pacarnya masih di bagasi...!! " cegah kernet bis pada Nathan seraya membuka bagasi.
"Pacaaar ?? " Nathan mengenyitkan dahi.
"Iya, ini...!! " kernet bis menunjuk Nayla.
"Dia bukan pacar saya bang...!! "Nayla berkilah.
" Tapi kalian mesra banget...!! " si kernet ngeyel seraya menyerahkan koper pada Nayla.
"Terserah abang aja deh...! " Nayla kesel.
Ia menyeret kopernya. Sementara tas selempangnya setia di pundak. Tiba - tiba Nathan mengambil alih koper Nayla hingga membuatnya kaget.
"Ehh... mau di bawa kemana ?? " Nayla mengekor Nathan.
"Ikut aja...! Dijamin kamu sampai tujuan...!! "
Nathan mempercepat langkah karena melihat mobil tuyul alias angkot warna hijau sudah mau jalan. Nayla terpaksa berlari kecil mengikuti Nathan.
Mereka awalnya duduk berjauhan, tapi dengan isyarat mata Nathan berhasil memindahkan Nayla untuk duduk di sampingnya. Nathan tersenyum puas, sementara wajah Nayla ditekuk tak jelas.
"Jangan pasang muka seperti itu.Orang - orang akan curiga...!!"
"Curiga kenapa ?? "
"Curiga kalau semalem ga dapet servis oli...!!"goda Nathan.
"Apaa sih...??? Ga jelas....!!"
Nathan terkekeh.
Mobil tuyul itu pun melaju seraya sesekali menaikan penumpang di jalan. Nayla diam dalam lamunannya. Bisa - bisanya dia ketemu cowok yang ga jelas terus sok akrab kayak gitu. Herannya Nayla merasa nyaman ada di dekat cowok ini. Beneran halu jadi pingin punya cowok.
" Ayo turun... udah sampai....!! Nathan menyenggol Nayla yang masih asyik memandangi kiri kanan jalan. Norak abis pokoknya.
Nayla tersadar, namun mengikuti Nathan turun. Selesai membayar angkutan, Nathan langsung menyeret koper Nayla dan berjalan kaki. Nayla memperhatikan sekeliling. Khas suasana desa, sejuk, batin Nayla.
" Kata loe udah sampai...?? " Nayla berjalan disamping Nathan.
"Sebentar lagi neng...!! sahut Nathan terus berjalan.
Cowok ini ganteng, wangi. Penampilannya juga trendi, kayaknya ga mungkin kalau dia kuli. Dia baik dan perhatian, beruntung sekali pacarnya. Nayla membatin seraya sesekali melirik Nathan yang terus menyeret kopernya.
" Ini rumah paman Waslan...!! " Nathan membuyarkan lamunan Nayla.
Tak sadar, mereka sudah berada di depan pintu seseorang.
" Biasanya bibi masih ada dirumah. Kalau paman pasti ke pasar mengantar Aki ! " kata Nathan seraya mengetuk pintu.
Tak lama muncul wanita paruh baya yang langsung mengenali Nathan.
" Den Nathan...??? "
Oh, namanya Nathan, Nayla mengangguk - angguk.
"Iya bi...!! " sahut Nathan tersenyum seraya mencium tangan wanita itu.
Meskipun bi Darti adalah karyawan Aki nya, tapi Nathan tetap menaruh hormat pada yang lebih tua. Bi Darti menoleh pada gadis disamping Nathan.
"Siapa Den ?? Pacarnya, atau calon istrinya?? "
Nayla membulatkan mata. Nathan terkekeh geli.
"Ini Nayla bi...!! Anaknya Heru sama Dinah...!! "
Oh, namanya Nayla, batin Nathan.
" Heey... Nayla...!! Anak mbak Dinah ?? Ya ampunn... kamu sudah besar...!! Cantik pula...!! Cocok jadi istri Den Nathan...!! " Bi Darti heboh, tapi ujungnya ngeselin.
Nayla mengangguk meski sedikit tak nyaman dengan perkataan Bibinya. Bi Darti langsung memeluknya erat dan mengajak Nayla masuk sampai lupa sama cucu jurangannya.
Meninggalkan Nathan yang mematung bak diguyur es karena hebohnya bi Darti yang menyebut Nayla calon istrinya. Bi Darti memang tak punya saringan kalau bicara, dan Nathan sudah terbiasa. Tapi kali ini, ucapan istri orang kepercayaan aki nya ini mengena di hatinya. Mengingat Ayla masih menjadi nomor satu dihatinya.Merasa dicuekin Nathan pergi begitu saja tanpa pamit. Cukup 5 menit dia sampai rumah Nini nya. Benar saja, nini nya juga heboh menyambut cucu kesayangannya itu.
***
Nathan tidur hingga menjelang makan siang. Aki Rustam sudah pulang sejak tadi jam sembilanan tadi dari pasar bersama paman Waslan.Ia sempat ngobrol dengan Nathan sebentar sebelum pergi ke kebun. Aki Rustam memang jurangan sayur yang sukses di kampung itu. Selain kebunnya yang luas, aki Rustam juga mau membeli hasil panen warga. Tak heran, ia disegani dan jadi panutan. Orangnya sangat baik dan dermawan. Tak segan membantu yang susah.
Nathan sedari tadi sibuk dengan hp nya. Beberapa pesan Satiyo muncul berkonsultasi dengannya berkaitan dengan pekerjaan mereka. Memang, selama Nathan pergi ke Jogja, Satiyo yang banyak menghandle pekerjaan Nathan. Tentu di bantu oleh Pandu dan Dito. Nathan merasa bosan. Nini Wasni tadi juga pamit menyusul aki Rustam ke kebun melihat hasil panen.
Nathan keluar rumah, terlihat beberapa emak - emak bekerja mensortir hasil kebun di teras rumah aki Rustam yang sangat luas. Sengaja dibikin sangat luas. Mereka bekerja paruh waktu membantu suami mereka mencari nafkah. Nathan berjalan keluar sebari basa basi dengan para emak - emak itu. Sudah bisa diduga, para emak heboh melihat Nathan yang makin tampan.
"Aduuuh... mas Nathan. Tambah ganteng aja...!! "
" Iya nih mas....! Mau dong jadi camernya...!! "
"Saya juga mau mas...! Anak saya, Cyntia udah lulus SMA lho...!! "
"Anak saya kuliah perawat lho mas...!!"
"Anak saya di pondok lho mas...!! "
Nathan hanya tersenyum rikuh.
" Maaf ibu - ibu cantik...!! Saya sudah punya calon..!! "elak Nathan sopan.
" Waduuh... sayang banget mas. Siapa gadis yang beruntung itu...??? Anaknya pak lurah ya?? Si Putri Ratu itu..??? "celetuk salah satu emak - emak itu.
Kecewa berat.
Nathan hanya tersenyum meninggalkan emak - emak yang mulai ribut bergibah ria. Sebari meraih sepeda, Nathan masih mendengar mereka membicarakan si Putri Ratu anaknya pak lurah itu.
" Emang dasar CCTV paling canggih sedunia...! "gerutu Nathan sebari melirik para emak - emak itu sebelum akhirnya menaiki sepeda dan berkeliling santai.
***
Nayla duduk di batu yang cukup besar sambil mengoyang - goyangkan kakinya di air sungai yang mengalir. Gemericik air membuatnya nyaman. Sudah setengah jam Nayla menikmati suasana itu. Sesekali ia mengabadikan sekeliling dengan kamera ponselnya.Ia mulai bosan. Perlahan Nayla beranjak dan ingin pulang ke rumah bibinya. Namun tiba - tiba kakinya terpeleset batu licin yang diinjaknya. Nayla tak mampu menjaga keseimbangannya. Ia pun tercebur ke dalam air sungai.
"Aduuuuh....!! Toloooong....!! " teriak Nayla.
Kriciiik... kricikkk..., hanya air sungai yang terdengar.
Nayla frustasi menyadari memang hanya dia sendiri disana.
"Ya ampuuun.... seseorang toloong....!! " Nayla masih belum bisa beranjak dari posisi ia jatuh.
"Kamu minta tolong siapa?? Kepiting?? " tiba - tiba seseorang mengulurkan tangan pada Nayla.
Nathan....
"Ayo... jangan bengong...!! Nanti bengkelmu diobrak abrik kepiting...!! "
"Haaah...!! " Nayla kesal sekali dengan cowok ini.
Tapi mau tidak mau Nayla meraih tangan Nathan yang menjulur sejak tadi. Nathan membantu Nayla dengan hati - hati. Baju Nayla basah semua.
"Hp ku masih di sana...!! " tunjuk Nayla dengan suara manja.
"Kau ini...!! Kenapa pergi pakai baju seperti itu... !! Aku seperti melihatmu tidak pakai apa - apa...!! Tembus pandang...!" sewot Nathan seraya turun ke air setelah menggulung celananya.
Nayla kaget. Kedua tangannya langsung menutupi dadanya. Wajahnya memanas. Apalagi ia hanya berdua dengan cowok itu. Ia memang hanya memakai baju terusan dibawah lutut yang cukup tipis.
"Hp mu ini bersih, kenapa kamu cuci juga...!! " Nathan telah berhasil menemukan hp Nayla. Nayla masih menutupi dadanya sampai Nathan mendekat.
" Jangan dekat - dekat. Gue malu...!! Lagian itu kan kecebur, bukan gw cuci. Mana ada hp dicuci..!! " elak Nayla seraya menunduk.
"Hahaha... aku udah liat. Nggak usah ditutupin...!! "
" Otak cabuul...!! "
Nayla makin sebal, tapi juga malu setengah mati. Ia terus menunduk tanpa memindahkan tangan dari dadanya.
Nathan hanya tertawa.
" Ayo ikutt...! "Nathan melewati Nayla begitu saja. Sekali melirik, otaknya tentu saja traveling. Susah payah Nathan menelan air ludah.
" Kemana ?? " Nayla memberanikan diri bertanya.
"Kamu ga bisa pulang seperti itu...! Tembus pandang begitu...!! " ulang Nathan.
Nayla dongkol campur malu tak berunjung. Tapi harapannya hanya pada Nathan. Ia memang tak mungkin pulang dengan keadaan seperti itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!