Siang hari di bulan Agustus, cuaca sedang tidak bersahabat matahari musim panas terlalu terik namun tentu saja ini musim panen bagi para penjual Ice cream dan patbingsu (es kacang merah) setidaknya penjualan mereka meningkat.
Semua orang pasti sama dengan Jae Hyuk dan kedua temannya ketika melihat antrian di kedai patbingsu dekat sekolah mereka untungnya mereka sudah menghabiskan bagian mereka masing - masing.
"Wah tidak sia - sia kita berbohong pada guru dan bolos, bingsu disini memang yang terbaik!" ucap Han Seol yang berbadan sedikit gemuk
"Aigoo ... Kau bahkan mencuri beberapa sendok milikku!" Chan Young tampak kesal dan seperti hendak memukul kepala Han Seol dengan sendok.
"Aishh sudahlah yang terpenting kita juga dapat kupon untuk membelinya lagi besok."
Mereka tertawa senang karna hal kecil tersebut tanpa disadari dua orang gadis dengan seragam yang sama memperhatikan mereka dari antrian
"Ya! lihat mereka bolos lagi."
Gadis berambut cokelat panjang itu menyikut temannya sambil berbisik.
"Wae (kenapa), kita juga bolos!"
"Kau jangan sama kan aku dan berandalan itu, kita bahkan ketakutan setengah mati saat berbohong tadi."
"Oh ... Aku lihat wajah pucatmu seperti orang bodoh tapi Pak tua itu malah mengira kau sakit." Mereka tertawa mengingat tingkah Hye Ju tadi sampai kedua gadis itu kemudian tersadar Jae Hyuk memandang mereka dari kejauhan. Hye Ju dan temannya Min Ji langsung diam dan mengusap tengkuk sambil mengalihkan pandangan dengan gugup.
"Wah ... Wah ... Siapa ini?" Jae Hyuk mendekati kedua gadis itu.
"Aah ... Aku baru tahu kau sangat menyukai bingsu disini sampai rela bolos." Jae Hyuk tersenyum menggoda.
"Nega? malldo andwe (aku tidak mungkin)."
"Aku di ijinkan pulang karna sakit tapi cuaca sangat panas, kau tahu kan. Jadi kami mampir." Hye Ju beralasan tapi matanya terus memandang ke arah lain menolak melakukan eye contact dengan pria di depannya.
"Aahh ~ Kau tidak sengaja mampir dalam keadaan sakit dan rela antri hampir setengah jam?" Jae Hyuk tersenyum jahil ia suka menggoda gadis itu.
"Argghh ... terserah kau!" Hye Ju lalu pergi setelah menghentakan kakinya dengan kesal kemudian berlari kecil tanpa arah dengan wajah cemberut karena tidak bisa makan bingsu dan lebih kesal karna Jae Hyuk.
Jae Hyuk memang sering menggoda Hye Ju semua orang menganggap itu hal biasa mengingat Jae Hyuk memang tukang onar dan berandalan seperti kata Hye Ju tetapi orang lain tidak sadar bahwa pria itu tidak mengganggu siswa perempuan selain Hye Ju. Itu fakta yang penting.
Hye Ju akhirnya pulang dengan wajah kesal membuat ibunya yang tengah sibuk di kedai bertanya-tanya.
"Wae (kenapa)?"
"Ani (tidak) aku hanya sedang kesal!" jelas Hye Ju sambil berlalu.
"Tall (nak), Ganti bajumu bantu ibu mengantar pesanan!" Wanita paruh baya itu tidak menanggapi anaknya yang menggerutu.
Ibu Hye Ju memang membuka kedai ayam goreng di samping rumahnya, Hye Ju sering membantu dengan mengantar pesanan menggunakan sepeda miliknya.
"Ya! tunggu kenapa kau sudah pulang jam segini?" Ibu Hye Ju sedikit berteriak ketika menyadari anaknya sudah masuk ke dalam rumah.
"Ahh dasar anak itu!"
Hari terik selanjutnya di bulan Agustus tetapi Hye Ju belum memakan satu mangkuk pun bingsu sejak hari ia bertemu Jae Hyuk.
"Wae (kenapa)?" tanya Min Ji ketika mereka tengah duduk di kantin.
"Aku tidak sudi makan bingsu lagi, itu mengingatkanku pada wajah menyebalkan si berandalan." Hye Ju terlihat masih kesal padahal kejadian itu sudah lewat berhari - hari yang lalu.
"Kau yakin?" tanya Min Ji dengan seringai yang aneh,
"Bahkan jika aku memberimu kupon bingsu ajaib ini?" Min Ji mengeluarkan dua buah kupon dan menyodorkannya di meja. Ia menunggu reaksi Hye Ju yang sebenarnya sudah bisa ia tebak.
Min Ji tersenyum memamerkan deretan giginya, ia tahu Hye Ju tidak mungkin menolak tawaran itu.
"Ya! bagaimana kau bisa memilikinya?"
Hye Ju tidak dapat menutupi rasa penasarannya dari benda tipis di hadapannya itu.
"Benarkah dengan kupon ini kita tidak perlu antri dan bisa memesan dua mangkuk?" air liurnya bahkan sudah menetes hanya dengan membayangkannya saja.
"Tentu saja!" jawab Min Ji percaya diri menyilangkan tangannya di dada.
"Keunde (tapi), kau bilang tidak akan makan bingsu lagi. Jadi sudah ku putuskan untuk memberikannya pada orang lain."
Min Ji hendak mengambil kembali kedua kupon tersebut tapi tangan Hye Ju mengambilnya lebih cepat.
"Yaa~ kapan aku pernah bicara seperti itu?"
Hye Ju tersenyum senang ia tahu Min Ji hanya menggodanya.
"Igo mwo-ya (ini apa)?"
Tiba-tiba seseorang mengambil salah satu kupon di meja milik Min Ji tanpa permisi membuat kepala Hye Ju berputar melihat siapa pelakunya.
"Ya! Kim Jae Hyuk kembalikan!"
Hye Ju mencoba meraih kupon itu dari tangan Jae Hyuk tapi sulit karna lelaki itu lebih tinggi darinya sementara Jae Hyuk dengan santai mengamati kupon tersebut yang kini ada di tangannya.
"Yaaa! berandalan berikan kupon itu!"
Hye Ju kesal sampai menghentak lantai dengan kakinya namun Jae Hyuk malah semakin senang melihat tingkah gadis itu.
"Wae (kenapa) aku juga menginginkannya!"
"Kau! dasar kau tidak tahu diri itu bukan milikmu!"
"Apa kau punya bukti ini bukan milikku?"
"Diam kau! kembalikan itu milik Min Ji!"
Hye Ju masih terus berusaha meraihnya dengan menarik seragam Jae Hyuk.
"Ya Kim Min Ji bantu aku!"
"Keumanhae (sudah cukup) Hye Ju-ya aku pusing melihat kalian berdebat!"
"Kupon itu milikmu jangan ganggu Hye Ju lagi!"
lanjut Min Ji
Lalu Min Ji menarik Hye Ju pergi, gadis itu memang lebih tenang daripada Hye Ju ia juga tidak mau sahabatnya terlibat masalah mengingat mereka sudah menjadi tontonan murid lain tinggal menunggu waktu sampai guru datang dan membawa mereka ke ruangannya. Itu akan memperburuk keadaan.
"Aaahh~~ wae (kenapa)!!"
"Sudahlah, biarkan saja dia mengambilnya aku tidak mau kau di ganggu terus olehnya." ucap Min Ji ketika mereka sudah duduk di kelas.
"Kau akan dapat masalah seandainya tadi ada yang memanggil guru, bisa-bisa guru mengambil kuponmu juga." Hye Ju bisa mengerti kali ini meski masih kesal ia tidak punya pilihan lain memang.
"Hye Ju-ya kau hanya bisa menggunakan kupon itu sampai besok. Ingat!"
"Aku ingin pergi denganmu!" Hye Ju merajuk dengan memeluk lengan Min Ji, sahabatnya itu memang kadang terasa lebih seperti kakak baginya.
"Apa itu artinya jika aku tidak ikut kau tidak akan pergi?"
"Ani (tidak) maksudku bukan begitu." Hye Ju melepaskan pelukannya di lengan Min Ji sambil tersenyum bodoh.
"Kapan lagi aku bisa makan bingsu disana tanpa antri lagi pula kau tahu aku gagal memakannya kemarin setelah kita antri lama sekali."
"Aishhh dasar kau wanita jahat!"
Hye Ju kembali bolos hari ini ia tidak boleh menyia - nyiakan kupon yang Min Ji berikan.
"Heol ... apa ini, kau dan aku sepertinya tidak bisa terpisahkan!"
Hye Ju mematung tepat di depan kedai ia bisa mengenali senyum jahil dari Jae Hyuk meski di tengah kerumunan antrian disana.
"Sial!"
안녕 친구들 ❤️❤️ SUKA EPISODE INI? TINGGALIN LIKE SAMA VOTENYA YAA BIAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT ❤️❤️
Hye Ju dan Jae Hyuk masih saling memandang satu sama lain namun tentu saja dengan dua perasaan yang berbeda, gadis itu jelas menunjukan wajah kesal sementara Jae Hyuk tampak senang bertemu Hye Ju, lebih parahnya lagi pelayan di bagian depan menjelaskan bahwa hanya tersisa satu meja dan mereka harus berbagi atau menunggu salah satunya selesai. Hye Ju tentu tidak mau menunggu karena ia tahu lelaki berandalan itu akan berlama-lama sehingga membuatnya makin kesal. Mereka terus saja berdebat bahkan pelayan yang melerai pun sudah kehabisan cara dan hanya mengurut keningnya tanda putus asa.
"Begini saja, kalian bisa menggunakan kupon itu jika duduk satu meja. Bagaimana?" Pelayan itu memberikan saran.
"Andwe (tidak)!"
"Ahjussi~ aku tidak mau satu meja dengan orang ini!" Hye Ju tampak semakin kesal dan merajuk.
"Kalau begitu kalian bisa pulang dan merelakan kupon itu, sebab aku tidak akan mengijinkan kalian masuk kecuali kalian menyetujui syaratnya!!" Pelayan itu menggeleng dengan tangan bertolak di pinggang.
"Mana ada syarat semacam itu, aku ingin makan bingsu hari ini."
"Kau tidak membacanya?" Pelayan itu menarik nafas kesal, "Nomor kupon kalian berurutan dan sesuai peraturan kalian harus satu meja." ia melanjutkan penjelasannya tanpa memperdulikan rengekan Hye Ju.
Hye Ju lalu membaca tulisan kecil di bagian bawah kupon dan ternyata sesuai dengan apa yang di jelaskan pelayan itu, kupon ini sepasang dan kebetulan paling menyebalkan nya ia dan Jae Hyuk hadir di waktu yang sama. Hye Ju berfikir keras ia tidak punya pilihan selain mengikuti mau pelayan itu, sementara Jae Hyuk tentu saja ia hanya diam dan tersenyum memperhatikan setiap ekspresi kesal Hye Ju takdir seperti berpihak padanya ia tidak mungkin menolak untuk berlama-lama mengganggu gadis itu atau bersama gadis itu. Entahlah.
Dan akhirnya disanalah Hye Ju tengah duduk dengan ekspresi yang sama saat 10 menit lalu ia protes pada pelayan karna membuatnya harus duduk berhadapan dengan si berandalan.
"Ya, kau kesal padaku?" tanya Jae Hyuk sambil melipat tangan di dada menaikan alisnya dan menatap Hye Ju ia terlihat sangat menyukai pemandangan di depannya namun tentu saja tidak di pedulikan Hye Ju, gadis itu sibuk dengan ponselnya menarik layarnya naik dan turun tanpa sesuatu yang berarti ia hanya tidak mau mengakrabkan diri dengan berandalan ini meski hanya obrolan singkat. Ia benar-benar tidak sudi.
"Yaa!" Jae Hyuk mulai kesal dan mengambil ponsel Hye Ju dari tangannya, Hye Ju jelas marah ia memaki Jae Hyuk dengan banyak umpatan yang anehnya malah membuat lelaki itu tersenyum yang membuat gadis itu semakin marah, Hye Ju mencoba meraihnya dari seberang meja namun tak dapat ia jangkau sedang mereka mulai menarik perhatian orang lain juga si pelayan tadi yang kembali mengurut keningnya.
"Bicaralah denganku!" ucap Jae Hyuk sambil mengembalikan ponsel Hye Ju tapi gadis itu hanya memalingkan pandangannya ke arah lain lalu menarik kursinya menghadap ke samping ia tidak mau melihat Jae Hyuk lagi. Menyebalkan.
Lalu bingsu mereka datang, satu mangkuk penuh milik Hye Ju dengan es yang menggunung membuat gadis itu kembali menghadapkan kursinya ke meja, Jae Hyuk tersenyum melihat tingkah Hye Ju. Bingsu milik Jae Hyuk lebih banyak dan menarik ada potongan buah strawberry disana membuat Hye Ju memandang milik Jae Hyuk dan menyodorkan tangan untuk menukarnya. Jae Hyuk hanya bisa protes tanpa mengambilnya kembali ketika Hye Ju mengambil suapan besar dan wajahnya tersenyum senang lelaki itu hanya bisa mematung melihat ekspresi Hye Ju. Jantungnya berdetak cepat. Perasaan apa ini pikirnya.
"Kau tidak akan makan milikmu, biar aku saja," ucap Hye Ju hampir mengambil mangkuk milik Jae Hyuk yang ia tukar tadi ketika melihat pria itu hanya diam saja.
"Dasar gadis serakah, milikmu saja belum kau habiskan!"
"Ya, itu juga milikku. Milikmu adalah barang sitaan sebab kau sudah merusak mood ku hari ini."
"Hah, tidak bisa ku percaya!"
Lalu Jae Hyuk mengambil suapan besar memasukannya ke mulut dengan perlahan membuat Hye Ju memandangnya kesal untuk kesekian kalinya dan pria itu tertawa dengan senangnya. Hye Ju tidak mau kalah ia mengambil satu sendok penuh dan memasukannya ke dalam mulut dengan mudah. Jae Hyuk tidak bisa berkata-kata lagi gadis itu bahkan tidak mempunyai niat untuk bersikap manis di depannya namun anehnya Jae Hyuk menyukai apa-apa yang gadis itu lakukan.
Mereka selesai dalam satu jam, 10 menit untuk menghabiskan bingsu dan sisanya pertengkaran keduanya yang tidak usai, meski begitu jam sekolah belum berakhir, Hye Ju tidak mungkin pulang ke rumahnya sebab ibunya akan bertanya lagi seperti hari itu dan hal tersebut berpotensi membuatnya kehilangan uang jajan.
"Kau mau kemana?" tanya Jae Hyuk sambil menaiki motornya.
"Bukan urusan mu!" Hye Ju menjulurkan lidahnya pada pria yang kini ada di belakangnya.
"Kau tidak mungkin pulang sekarang kan? Keluargamu akan bertanya kenapa kau sudah pulang."
Apa yang Jae Hyuk ucapkan tidak sepenuhnya salah, ia memang tidak mungkin pulang ke rumah sekarang.
"Naiklah!"
"Aku lebih baik berjalan puluhan kilometer membuang waktuku daripada harus naik motor denganmu!"
Hye Ju lalu pergi meninggalkan Jae Hyuk yang sedikit kecewa, meski akhirnya Jae Hyuk pun pergi mendahului Hye Ju dengan motornya.
Esoknya Hye Ju mengomel pada Min Ji yang tidak memberitahu nya tentang tulisan kecil pada kupon kemarin.
"Yaa, kenapa kau menyalahkan ku? Itu salahmu karna tidak membacanya dengan benar." Jawab Min Ji setelah kupingnya pengang dengan protes yang di lancarkan Hye Ju tanpa henti
"Hah ... kau benar-benar ya!"
"Sudahlah, jadi bagaimana? Kau satu meja dengan Jae Hyuk?" tanya gadis itu penasaran.
"Kau fikir aku punya pilihan lain, hah? Terpaksa aku harus berhadapan dengan berandalan itu."
"Itu bagus, dengan begitu kau bisa sedikit mengobrol dengannya dan akrab." ucap Min Ji sambil tersenyum memamerkan giginya.
"Omong Kosong!"
Saat istirahat makan siang Min Ji meninggalkan Hye Ju ke kantin lebih dulu sebab Hye Ju harus menyelesaikan tugas presentasi yang sedikit lagi belum selesai, ia berjanji untuk menyusul Min Ji 10 menit lagi. Namun, tidak ada meja kosong sepanjang mata melihat, tidak ada Min Ji juga disana mungkin temannya itu sudah selesai, Hye Ju terus memandang sekeliling dengan bingung sampai 3 orang siswa baru saja pergi dan meninggalkan satu meja kecil yang cukup untuknya, Hye Ju langsung pergi ke meja tersebut dan menikmati makan siangnya, baru suapan ketiga miliknya ketika seseorang menyimpan nampan tepat di depannya, di meja yang sama dengan Hye Ju tapi karena lapar gadis itu tidak peduli ia terus saja fokus pada makanannya.
"Yaa, kau benar-benar memiliki nafsu makan yang baik." ucap seseorang yang duduk di depan Hye Ju suara yang ia kenal dan karena itu ia menolak melihat wajah si pemilik suara, Hye Ju hanya membuang nafas panjang tanda kesal.
"Kali ini kau harus mengakuinya, kita benar-benar tidak boleh berjauhan."
Hye Ju seperti dapat melihat senyuman dari nada bicara orang tersebut.
"Sial!"
안녕 친구들 ❤️❤️ SUKA EPISODE INI? TINGGALIN LIKE SAMA VOTENYA YAA BIAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT ❤️❤️
Hye Ju terus menerus di buat kesal sebab bertemu bahkan satu meja lagi dengan Jae Hyuk namun lelaki itu malah menunjukan ekspresi sebaliknya, hari-harinya yang harusnya menyenangkan menjadi terasa sangat menyebalkan hanya karna satu manusia saja.
Buuuukkkkk
Kali ini meja Hye Ju di pukul keras oleh kepalan tangan seseorang ketika Hye Ju tengah menikmati makan siangnya di kantin, padahal itu adalah suapan pertama Hye Ju dan ia sangat lapar akibat pelajaran bahasa Inggris yang menguras energinya dan ketika harusnya ia makan seseorang mengganggunya dan membuat Hye Ju kesal. Kemarin ia tidak bisa menikmati makan siangnya dan hari ini pun harus begitu.
"Yaa, kau pacar si tengik Jae Hyuk?"
Begitu kurang lebih pertanyaan yang Hye Ju dengar atau ia salah dengar?
Hye Ju masih mencerna apa maksud dari ucapan tersebut, sekarang ia menatap wajah si pemilik suara berat yang berdiri di hadapannya. 'Oh Hyun Joong' gumam Hye Ju, ia tahu lelaki itu sebab ia punya rekor pembuat kekacauan nomor dua setelah Jae Hyuk dan juga orang yang tidak ada habisnya saling melayangkan tinju dengan pria yang baru di sebut namanya tadi. Hye Ju sebenarnya tidak peduli siapa manusia satu ini dan ada urusan apa dengan Jae Hyuk tapi pertanyaannya mengganggunya.
"Mwo?" Hye Ju menatap tajam lelaki itu.
"Kau tidak tuli, aku tidak akan mengulang. Jadi wanita ini?" Lelaki itu bertanya pada teman di sampingnya sementara matanya tetap memandang Hye Ju.
Kedua temannya mengangguk seperti orang bodoh.
"Aku sebenarnya ingin membuat Jae Hyuk sialan itu marah dengan mengganggumu tapi kau ternyata lebih cantik dari yang ku kira," ia kemudian tertawa bersama dua temannya mengikuti.
"Bagaimana kalau kau menjadi pacarku saja dengan begitu aku bisa membalas si tengik itu dan juga memiliki pacar sepertimu."
Sekali lagi mereka tertawa padahal bagi Hye Ju itu tidak terdengar lucu, semua orang kini memandang mereka dan mulai berbisik-bisik meski masih dapat ia dengar dengan jelas sambil otaknya terus mencerna perkataan Oh Hyun Joong.
"Aku tidak mengerti maksudmu jadi jangan menggangguku sebab kau dan Jae Hyuk tidak ada bedanya dan jika aku membenci berandalan itu artinya aku juga membencimu bahkan lebih!"
"Yaa~ wanita ini sangat berani!!" ledek Hyun Joong dengan seringainya.
"Keumanhae (berhenti)!" seseorang berteriak dan dapat di pastikan itu adalah suara Jae Hyuk meski dari jarak 10 meter ia dapat mendengarnya dengan jelas bahkan tanpa perlu menoleh, begitu pun yang lain.
"Astaga, bagaimana bisa aku terjebak dalam situasi melelahkan ini?"
Hye Ju mengurut dahinya tanpa sadar ia bahkan belum sempat mencerna apa yang terjadi sebenarnya.
"Wahh lihat siapa yang datang membela pacarnya."
Hyun Joong mengejek namun Jae Hyuk seperti tidak merasa keberatan dengan apa yang Hyun Joong katakan tapi sekali lagi Hye Ju berbeda, ia jelas keberatan matanya mendelik menatap lelaki berbadan kekar yang menggunakan seragam sama dengannya, sejujurnya Hyun Joong terlihat lebih tua dari mereka seandainya tidak menggunakan seragam orang-orang sudah pasti mengiranya mahasiswa.
"Apa sekarang kau semakin pengecut dengan menggangu wanita? Waahhh nyali mu sudah hilang."
"Apa karna kepalamu terlalu sering terbentur tanganku." ucap Jae Hyuk sambil meremas kepalan tangannya di depan wajah Hyun Joong dan lelaki itu mulai tampak terprovokasi sementara Hye Ju hanya melihat apa yang mereka lakukan dengan santai. Sudah biasa.
Hyun Joong dan Jae Hyuk saling memandang tajam meski di wajah Jae Hyuk terlihat senyum sinis, dan tatapan Hyung Joong yang kesal.
"Yaaa, bad boy memang memiliki aura berbeda, si berandalan itu terlihat sangat keren kan Hye Ju-ya?" Min Ji berbisik di telinga Hye Ju membuatnya seketika memukul lengan Min Ji kesal.
"Ohh waeeeee!"
"Diamlah, aku bahkan tidak mengerti sebelah mana yang kau maksud aura." tanpa sadar Hye Ju juga berbicara dengan cara berbisik padahal melihat keributan yang terjadi jelas saja suara mereka tidak akan terdengar.
Hye Ju lalu pergi meninggalkan kantin sebab tempat itu makin ramai dikerumuni orang dan dapat ia pastikan sebentar lagi guru akan datang, Hye Ju tidak mau terlibat dengan hal semacam itu. Terlebih ia juga tidak paham kenapa Hyun Joong menemuinya dan mengatakan hal aneh seperti tadi.
Pelajaran terakhir ketika Hye Ju dapat melihat dengan jelas keluar jendela saat Jae Hyuk dan Hyun Joong di hukum berlari keliling lapangan, tanpa sadar Hye Ju menghitung sudah berapa putaran mereka lewati ia tidak tertarik dengan guru di depan dan malah tersenyum senang melihat kedua lelaki itu kelelahan. Cuaca sedang sangat terik dan mereka masih berlari meski sesekali saling berdebat dan menghentikan langkah kakinya lalu salah seorang guru akan menegur, kejadian seperti itu sudah berulang lebih dari 3 kali Hye Ju bahkan hafal jumlahnya.
Hye Ju pulang sendiri dengan berjalan menuju halte bus waktu sudah menunjukan pukul 7 sore dan gadis itu lapar tentu saja sebab makan siangnya tadi terganggu oleh para berandalan itu lalu ia melihat penjual odeng langganannya dan tergiur untuk mampir, mengambil beberapa tusuk dan memakan tteokbokki pedas.
"Kau tetap konsisten ya, nafsu makan mu luar biasa."
Hye Ju di kaget kan dengan Jae Hyuk yang sudah berdiri di sampingnya hanya menggunakan kaos dalam berwarna putih.
"Ya ya ya! Kau tidak punya malu!"
"Nega, wae? (Aku, kenapa)."
"Pakai seragam milikmu!"
Lalu Jae Hyuk memakai seragam yang sejak tadi hanya di pegang nya, Hye Ju di buat terkejut sebab lelaki itu menuruti perintahnya tanpa mengomel padahal ia dan Jae Hyuk tidak pernah berhenti berdebat hal tidak penting.
Hye Ju tidak mempedulikan kehadiran Jae Hyuk ia kembali mengambil odeng dan memakannya dengan lahap tangan kirinya sudah penuh dengan bambu tusukan odeng sementara tangan kanannya tidak berhenti meraih makanan lain, lelaki itu hanya menatapnya takjub.
"Jangan tunjukan cara makan mu pada pria lain, aku yakin mereka akan lari melihat nafsu makan mu!"
"Aku tidak peduli itu hak ku, lagi pula apa urusanmu?" ucap Hye Ju ketus.
"Kau ... Kau tidak punya mimpi?" tanya Hye Ju setelah lama mereka saling diam dengan suara pelan seperti berbicara pada dirinya sendiri.
"Emm?"
Jae Hyuk bertanya heran sambil mengunyah makanan.
"Kau, berhentilah menjadi jagoan, berbuat onar dan merusak wajahmu sendiri juga merusak nilai-nilai sekolahmu!"
"Ooo~ Kau mulai memperhatikanku?" Jae Hyuk menggoda.
"Semua orang tahu bagaimana kau, sudah saatnya kau berhenti bukan, aku bukan benar-benar peduli padamu tapi kau bisa pikirkan."
"Tentu saja saling pukul dengan orang lain juga bukan sepenuhnya mau ku."
"Tapi maukah kau jadi pacarku? Maka aku akan berhenti!"
"Mwoooo?" Hye Ju ternganga mendengar ucapan Jae Hyuk ia hampir tidak percaya dengan apa yang di dengarnya sementara lelaki itu malah tersenyum seperti anak kecil.
.
.
.
.
.
안녕 친구들 ❤️❤️ SUKA EPISODE INI? TINGGALIN LIKE SAMA VOTENYA YAA BIAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT ❤️❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!